Anda di halaman 1dari 37

Program Pengembangan Kota Hijau

(P2KH)

2.1 Identifikasi Ruang Terbuka Hijau


Masterplan RTH kota harus mencantumkan identifikasi dan evaluasi kemanfaatan RTH kota
terbangun (eksisting). Dalam penyusunan rencana pembangunan RTH kota, terlebih dahulu harus
diperhatikan peta penggunaan lahan eksisting. Dari peta tersebut dapat diketahui keberadaan
kebutuhan RTH pada tiap-tiap zonasi kawasan sehingga rencana pembangunan RTH nantinya
diharapkan sesuai kebutuhan yang akan datang.
RTH di perkotaan terdiri atas RTH privat dan RTH publik. RTH publik dadalah RTH yang
dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan
masyarakat secara umum. Identifikasi jenis-jenis RTH yang telah tersedia dalam sebuah kawasan
menjadi pertimbangan dalam menentukan jenis RTH yang akan dibangun. Hal ini dimaksudkan
agar penyebaran RTH kota/kawasan perkotaan dapat lebih variatifdan komplementer. Sebagai
contoh, jika dalam sebuah kawasan telah banyak dibangun RTH yang cenderung kepada fungsi
sosial seperti taman komunitas, dapat dipertimbangkan untuk membangun RTH yang cenderung
kepada fungsi ekologis seperti hutan kota.(Permen PU No.5/PRT/M/2008).
Baik RTH publik maupun privat memiliki beberapa fungsi utama seperti fungsi ekologis serta
fungsi tambahan, yaitu sosial budaya, ekonomi, estetika/arsitektural. Khusus untuk RTH dengan
fungsi sosial seperti tempat istirahat, sarana olahraga dan atau area bermain, maka RTH ini harus
memiliki akse sibilitas yang baik untuk semua orang, termasuk aksesibilitas bagi penyandang
cacat.
RTH yang ada di kota malang berupa Hutan Kota, Taman, Makam, Lapangan Jalur Hijau
Jalan, Sempadan Sungai, Sempadan REL KA dan Sempadan SUTT serta beberapa jalur hijau jalan
Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)
Kota Malang II-1
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

seperti median dan boulevard jalan. Berikut adalah hasil rekapitulasi perhitungan RTH eksisting
Kota Malang.
Tabel 2.1 Jumlah RTH di Kota Malang

Jenis RTH Luas (Ha) Prosentase


Hutan Kota 33,56 0,35%
Taman 175,49 1,82%
Lapangan 59,19 0,61%
Makam 94,73 0,98%
Jalur Hijau Jalan (Median dan Boulevard) 218,64 2,26%
Sempadan SUTT 25 0,26%
Sempadan Sungai 1102,43 11,41%
Sempadan Rel KA 43,11 0,45%
Jumlah 1752,15 18,14 %
Sumber : Hasil Kuisioner Desa (2012), Interpretasi Citra Quick Bird (2012)
Dan RDTRK Masing-Masing BWK (2011)

Jumlah RTH Kota Malang banyak di dominasi oleh RTH berupa Sempadan Sungai yang
sekarang kondisi Eksisitingnya adalah berupa hamparan lahan terbuka atau lahan kosong berisi
semak belukar, selain itu juga jalur hijau jalan dan taman yang tersebar di seluruh wilayah Kota
Malang. Pembahasan Gambaran RTH pada bab ini terbagi menjadi dua , yakni RTH Berbentuk
Hub (Area) dan Link (Jalur) yang terbagi kedalam masing-masing Bagian Wilayah Kota.
2.1.1 BWK Malang Barat
Keberadaan ruang terbuka di BWK Malang Barat sangat penting karena memberikan
manfaat seperti memperlancar sirkulasi udara, mencegah melimpahnya air buangan sehingga
dapat mencegah terjadinya banjir, mengurangi polusi akibat kendaraan bermotor dan menambah
nilai estetika kawasan. RTH pada dasarnya memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi kelestarian dan
keseimbangan lingkungan hidup manusia serta fungsi estetika/keindahan lingkungan.
Tabel 2.2 RTH di BWK Malang Barat

Jenis RTH Luas (Ha)


Hub :
Lapangan 5,8
Makam 7,92
Taman 12,11
Link :
Sempadan Sungai 137,95
Jalur Hijau Jalan 3,83
Jumlah 167,61
Sumber : Hasil Kuisioner Desa (2012), Interpretasi Citra Quick Bird (2012)
Dan RDTRK BWK Malang Barat (2011-2031)
Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)
Kota Malang II-2
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

2.1.1.1 RTH Berbentuk Area (Hub)

A. RTH Taman

Selain untuk mengatasi masalah polusi udara dan suara, taman juga dapat
berfungsi sebagai arena bermain anak-anak, duduk santai. Sebagai peneduh dapat

ditanami tanaman hias dan tanaman peneduh. Taman-taman di BWKMalang Barat berupa
taman-taman perumahan.

Boulevard Perumahan Istana Taman Sub Terminal Mulyorejo


Dieng di Kelurahan Pisang di Kelurahan Mulyorejo
Candi
Gambar 2.1 RTH Taman di BWKMalang Barat
B. Lapangan Olahraga
Lapangan adalah salah satu bentuk fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berfungsi
sebagai prasarana olahraga di wilayah perencanaan. Jenis lapangan olah raga yang ada yaitu
lapangan sepakbola, bola volley, dan lapangan basket. Lapangan-lapangan tersebut tersebar
merata di kawasan permukiman.

Gambar 2.2 Lapangan Sepakbola di Kelurahan Mulyorejo


C. Makam
Makam atau kuburan juga merupakan salah satu fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
berfungsi sebagai tempat pemakaman penduduk setempat. Makam yang terdapat di BWK Malang
Barat bervariasi dan tersebar di BWK Malang Barat, salah satunya yang berada di Kelurahan

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-3
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Bandungrejosari, Kelurahan Mulyorejo dan Kelurahan Karang Besuki dll. Luas keseluruhan makam
di BWK Malang Barat 6,58 Ha.

Makam di Kel. Karang Besuki Makam di Kel. Bandungrejosari Makam Islam di Kel. Mulyorejo
Gambar 2.3 Makam di BWK Malang Barat

D. Taman Bibit
Taman Bibit adalah sebidang tanah yang merupakan bagioan dari Ruang Terbuka Hijau
Kota yang digunakan sebagai tempat penangkaran bibit pohon pelindUng dan bibit tanaman hias.

Gambar 2.4 Taman Bibit di TPA Supit Urang

2.1.1.1 RTH Berbentuk Jalur (Link)

A. RTH Jalur Hijau


RTH jalur hijau adalah lahan yang ditanami tumbuhan pohon atau tanaman hias di

dalam wilayah perkotaan yang dapat berfungsi sebagai peneduh, mempunyai nilai
estetika. Penempatan RTH pada jalur jalan juga berfungsi sebagai pembatas jalan, batas

tepi (berm) jalan, batas tengah (median) jalan, pulau jalan.

Jalur hijau Jalur hijau nilai estetika Jalur hijau


di Kelurahan Pisang Candi di Kelurahan Karang Besuki di Kel. Pisang Candi
Gambar 2.5 Jalur Hijau di BWKMalang Barat

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-4
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

B. RTH Kawasan Konservasi (Kawasan Sepanjang Sungai)


RTH bantaran sungai adalah lahan yang ada di tepi kanan kiri sungai. Lahan tersebut
merupakan ruang terbuka hijau yang lebarnya diatur sesuai dengan garis sempadan sungai.
Bentuk bantaran sungai adalah memanjang lurus atau berbelok mengikuti bentuk sungai yang
mengalir dari hulu sampai ke hilir. Kawasan RTH di sepanjang sungai sudah banyak berubah fungsi
menjadi lahan terbangun.

Gambar 2.6 Sempadan Sungai Metro di BWKMalang Barat

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi RTH Di Bagian Wilayah Kota Malang Barat dapat
dilihat pad Peta 2.1.

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-5
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Peta 2.1 Peta RTH Eksisting BWK Malang Barat

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-6
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Sekat Halaman

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-7
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

2.1.2 BWK Malang Tengah


Tata hijau juga berfungsi menetralisir kadar O2 (oksigen) sehingga kesegaran udara tetap
terjaga, berdasarkan kriteria tersebut RTH di BWK Malang Tengah dibagi menjadi beberapa
karakter yaitu :
Tabel 2.3 RTH di BWK Malang Tengah

Jenis RTH Luas (Ha)


Area :
Hutan Kota 33,56
Taman 34,89
Makam 14,22
Link :
Jalur Hijau Jalan 5,67
Sempadan Sungai 59,64
Sepadan Rel KA 10,37
Jumlah 158,36
Sumber : Hasil Kuisioner Desa (2012), Interpretasi Citra Quick Bird (2012)
Dan RDTRK BWK Malang Tengah (2011-2031)

2.1.2.1 RTH Berbentuk Area (Hub)


A. Hutan Kota
Hutan Kota adalah bagian dari wilayah perkotaan yang banyak ditumbuhi pohon/pohon
atau tanaman secara kompak dan rapat yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal
pengaturan tata air, udara habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika terletak pada luasan
tertentu dan kompak (hamparan yang menyatu). Hutan kota; minimal memiliki 0,4 Ha berisi
tegakan vegetasi kayu beserta tumbuhan bawah, hingga membentuk satuan ekologis kecil,
ditandai dengan terbentuknya strata pohon yang mencerminkan dinamika pertumbuhan hutan
secara alami.
Hutan kota di BWK Malang Tengah merupakan kawasan yang digunakan sebagai sarana
peresapan air. Pada kawasan ini terdapat pohon-pohon besar yang diharapkan dapat
menampung air hujan dan menyimpannya selama musim hujan. Secara lebih jelas persebaran
hutan kota di BWK Malang Tengah dapat dilihat pada tabel berikut:

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-8
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Gambar 2.7 Visualisasi Hutan Kota yang terdapat di BWK Malang Tengah

B. RTH Taman Kota


Taman Kota adalah lahan ruang terbuka hijau yang ditanami berbagai jenis tanaman dan
bunga dengan ketinggian rendah yang dibuat serasi dengan lingkungan sekitarnya. RTH Taman
Kota pada dasarnya memiliki tiga komponen utama, yaitu pepohonan dengan criteria bentuk tajuk
(kanopi) dan keseimbangan antara besaran batang dan tajuk, hamparan rerumputan yang
senantiasa memerlukan perawatan, serta perdu berbunga berupa pepohonan pendek, dengan
aspek menonjol pad taman kota adalah keindahan. Salah satu khas penataan ruang Kota Malang
adalah keberadaan ruang terbuka (taman kota). Taman kota ini lebih berfungsi sebagai tempat
rekreasi, peneduh, dan keindahan kota. Secara lebih jelas taman-taman kota di BWK Malang

Tengah, di Kota Malang dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 2.8 Visualisasi Taman Kota yang terdapat di BWK Malang Tengah

C. Pemakaman
Untuk pemakaman di BWK Malang Tengah meliputi pemakaman yang dikelola oleh Dinas
Pertamanan, swadaya masyarakat, milik keluarga/yayasan maupun tanah waqaf, tanah adat, dan
tanah kelurahan. Persebaran dan ketersediaan RTH berupa makam di BWK Malang Tengah cukup
terbatas dan hanya tersedia di beberapa kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel

berikut ini.

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-9
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

2.1.2.2 RTH Berbentuk Jalur (Link)


A. Jalur Hijau
RTH Jalur Hijau adalah lahan yang ditanami tumbuhan pohon atau tanaman hias di dalam
wilayah perkotaan yang dapat berfungsi sebagai peneduh, mempunyai nilai estetika. Penempatan
RTH pada Jalur Jalan sesuai manfaatnya disamping sebagai unsure estetika, juga berfungsi sebagai
pembatas jalan, batas tepi (berm) jalan, batas tengah (median) jalan, serta pada posisi tertentu
seperti pintu masuk/batas kota. Kawasan jalur tengah atau yang bisa disebut jalur hijau di BWK
Malang Tengah, Kota Malang adalah berupa taman pada batas jalan, taman monumen, dan
pohon-pohon peneduh baik sebagai pembatas jalan maupun di tepi jalan.

Gambar 2.9 Visualisasi Jalur Hijau yang terdapat di BWK Malang Tengah

Berikut ini adalah persebaran lokasi beberapa Jalur Hijau yang terdapat di wilayadh BWK
Malang Tengah. Baik yang berupa taman, Taman bibit, pulau jalan. Untuk lebih jelasnya dapat di
lihat pada tabel berikut ini.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi sebaran eksisting ruang terbuka Hijau di BWK

Malang Tengah dapat di lihat pada peta 2.2.

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-10
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Peta 2.2 Peta RTH Eksisting BWK Malang Tengah

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-11
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Sekat Halaman

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-12
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

2.1.3 BWK Malang Tenggara


RTH di Sub Wilayah Kota Malang Tenggara, tersebar di hampir seluruh kelurahannya,
terkecuali di Kelurahan Kota Lama, Kelurahan Wonokoyo dan Kelurahan Tlogowaru.
Tabel 2.4 RTH di BWK Malang Tenggara

Jenis RTH Luas (Ha)


Area :
Taman 57
Makam 26,4
Link :
Jalur Hijau Jalan 26,2
Sempadan Sungai 234,71
Sempadan SUTT 25
Sempadan REL KA 15,93
Jumlah 385,25
Sumber : Hasil Kuisioner Desa (2012), Interpretasi Citra Quick Bird (2012)
Dan RDTRK BWK Malang Tenggara (2011-2031)

2.1.3.1 RTH Berbentuk Area (Hub)


A. RTH taman
Beberapa Taman yang terdapat di BWK Malang Tenggara antara lain di
1. Kelurahan Arjowinangun
2. Kelurahan Kebonsari
3. Kelurahan Gadang
4. Kelurahan Buring
B. RTH pemakaman
RTH pemakaman terdapat di masing-masing kelurahan dengan luasan sebagai berikut :
1. Kelurahan Bandungrejosari
2. Kelurahan Bumiayu
3. Kelurahan kota lama
4. Kelurahan Mergosono
5. Kelurahan Tlogowaru
6. Kelurahan Sukun seluas
7. Kelurahan Wonokoyo seluas
8. Kelurahan Tlogowaru seluas
9. Kelurahan Gadang seluas
Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)
Kota Malang II-13
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

10. Kelurahan Arjowinangun


11. Kelurahan Buring seluas
12. Kelurahan Kebonsari seluas

2.1.3.2 RTH Berbentuk Jalur (Link)


A. RTH berbentuk jalur hijau koridor jalan
di Jalan S. Supriadi, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Satsui Tubun,
Jalan Rajasa, Jalan Raya Tlogowaru, dan Jalan lingkungan dengan lebar hijau 1 – 2 meter
pada kanan-kiri jalan
B. RTH median jalan
di Jalan Kolonel Sugiono
C. RTH pulau jalan
di Jalan Rajasa, persimpangan Jalan Satsui Tubun – Jalan S. Supriyadi, Jalan Gadang
Bumiayu, dan pertigaan Jalan Tlogowaru – Jalan Mayjen Sungkono
D. RTH sempadan sungai
di Sungai Amprong, Sungai Brantas, Sungai Kasin, Sungai Metro, dan Sungai Wonokoyo
dengan lebar sempadan masing-masing 15 (lima belas) meter
E. RTH sempadan SUTT
di Kelurahan Kebonsari, Kelurahan Gadang, Kelurahan Bumiayu, Kelurahan Tlogowaru,
Kelurahan Arjowinangun, Kelurahan Wonokoyo, dan Kelurahan Buringseluas
F. RTH sempadan rel Kereta Api
di Kelurahan Kota Lama, Kelurahan Kebonsari, Kelurahan Ciptomulyo, dan Kelurahan
Gadang
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi sebaran eksisting ruang terbuka Hijau di BWK

Malang Tenggara dapat di lihat pada peta 2.3.

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-14
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Peta 2.3 Peta RTH Eksisting BWK Malang Tenggara

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-15
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Sekat Halaman

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-16
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

2.1.4 BWK Malang Timur


Ruang Terbuka Hijau di wilayah perencanaan, secara eksisting sudah dapat teridentifikasi
sebagai berikut:
Tabel 2.5 RTH di BWK Malang Timur

Jenis RTH Luas (Ha)


Area :
Lapangan 13,83
Makam 6
Link :
Sempadan Sungai 134,79
Taman 53,6
Jalur Hijau Jalan 76,63
Jumlah 284,85
Sumber : Hasil Kuisioner Desa (2012), Interpretasi Citra Quick Bird (2012)
Dan RDTRK BWK Malang Timur (2011-2031)

2.1.4.1 RTH Berbentuk Area (Hub)


A. Taman Skala Kota

Gambar 2.10 RTH Taman Kota (Taman Gor Velodrom) BWK Malang Timur

B. Taman Skala Kecamatan

Gambar 2.11 RTH Taman Kota (Taman Gor Velodrom) BWK Malang Timur

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-17
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

C. Taman Skala Kelurahan (taman lapangan olah raga di Perumahan Dirgantara)

Gambar 2.12 RTH Taman disekitar Velodrom BWK Malang Timur

D. Taman Skala RT/RW (Taman Bermain di Perumahan Puncak Buring)

Gambar 2.13 RTH Taman Bermain BWK Malang Timur

E. Pemakaman
Secara eksisting, dapat dilihat pada gambar dibawah bahwa jenis vegetasi yang ada saat
ini belum tertata dengan baik. Pepohonan yang ada, terkesan tumbuh secara liar dan tidak ada
perawatan serta penataan dengan baik. Sehingga kesan ‘seram’ yang biasa terlihat dipemakaman
masih dapat terlihat.

Gambar 2.14 RTH Makam BWK Malang Timur

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-18
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

2.1.4.2 RTH Berbentuk Jalur (Link)


A. Koridor jalan
Kondisi RTH koridor jalan di wilayah perencanaan, dapat terbagi atas koridor jalan yang
sudah tertata hijaunya dan koridor jalan yang belum tertata hijaunya. Berikut gambaran RTH di
koridor jalan di wilayah perencanaan:

Jl. Raya Sawojajar Jl. Ki Ageng Gribig


Gambar 2.15 RTH Koridor Jalan

B. Median jalan

Jl. Danau Jonge Jl. Danau Toba


Gambar 2.16 RTH Median Jalan

C. RTH Sempadan Sungai


Sempadan sungai di wilayah perencanaan, tata hijau mayoritas belum tertata dengan baik.

Pepohon yang ada disamping kiri kanan sungai dibiarkan tumbuh secara liar, tanpa penataan.

Sungai Bango Sungai Amprong


Gambar 2.17 RTH Median Jalan

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-19
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

D. RTH Sempadan SUTT

Gambar 2.18 RTH Sempadan SUTT BWK Malang Timur

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi sebaran eksisting ruang terbuka Hijau di BWK

Malang Timur dapat di lihat pada peta 2.4.

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-20
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Peta 2.4 Peta RTH Eksisting BWK Malang Timur

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-21
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Sekat Halaman

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-22
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

2.1.5 BWK Malang Timur Laut


Tata hijau juga berfungsi menetralisir kadar O2 (oksigen) sehingga kesegaran udara tetap
terjaga, berdasarkan kriteria tersebut RTH di BWK Malang Timur Laut dibagi menjadi beberapa
karakter yaitu :
Tabel 2.6 RTH di BWK Malang Timur Laut

Jenis RTH Luas (Ha)


Area :
Lapangan 22,87
Makam 17,38
Taman 13,47
Link :
Sempadan Sungai 230,51
Jalur Hijau Jalan 26,52
Sempadan Rel KA 16,80
Jumlah 327,56
Sumber : Hasil Kuisioner Desa (2012), Interpretasi Citra Quick Bird (2012)
Dan RDTRK BWK Malang Timur Laut (2011-2031)

2.1.5.1 RTH Berbentuk Area (Hub)


A. Taman Kota
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Blimbing salah satunya berupa taman yang
dikelola oleh pihak Dinas Pertamanan Kota Malang dan juga yang dikelola oleh masyarakat
Kecamatan Blimbing sendiri. Adapun nama taman dan luasannya dapat dilihat pada tabel 2.9.

Gambar 2.19 RTH Taman kota di Kali Mewek kelurahan Arjosari

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-23
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Gambar 2.20 RTH Taman kota di Jl. Cisadane

B. Taman Perumahan
Di setiap perumahan haruslah memiliki taman sebesar 2% dari luas area perumahanan.
Taman perumahan berfungsi sebagai daerah resapan air dan untuk memenuhi RTH yang
diperlukan.
C. Pemakaman Umum
Fasilitas pemakaman berfungsi sebagai areal yang disediakan untuk keperluan
pemakaman mayat/jenazah yang dimiliki/dikelola oleh pemerintah. Untuk fasilitas umum yang
berupa pemakaman yang terdapat di Kecamatan Blimbing seluas 24,96 ha yang tersebar pada
tiap kelurahan di Kecamatan Blimbing. Pada tabel 5. dapat dilihat luasan dari fasilitas pemakaman
di Kecamatan Blimbing.

Salah satu gambaran pemakaman yang ada di BWK Malang Timur Laut, dapat dilihat

pada gambar berikut ini. tepatnya di Kelurahan Arjosari.

Makam Kel. Blimbing TPU Polehan 06 TPU Pandanwangi


Gambar 2.21 RTH Makam di BWK Timur Laut

D. Lapangan Hijau

Sub Malang Timur Laut terdapat lapangan hijau yaitu lapangan rampal yang
fungsinya selain menjadi tempat daerah resapan air saat ini sering digunakan oleh
Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)
Kota Malang II-24
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

penduduk di Kecamatan Blimbing sebagai sarana tempat berolahraga. Selain lapangan

rampal terdapat lapangan desa pandanwangi dan terdapat lapangan olahraga Blimbing.

Lapangan Rampal Lapangan Blimbing

Lapangan Pandanwangi Lapangan Pandanwangi


Gambar 2.22 RTH Lapangan di BWK Malang Timur Laut

2.1.5.2 RTH Berbentuk Jalur (Link)


A. RTH di Sempadan Sungai
Kawasan sempadan sungai adalah kawasan yang tidak diperbolehkan untuk kegiatan,
misal pemukiman atau lainnya, tapi harus dilindungi atau sebagai kawasan lindung setempat.
Fungsi dari kawasan lindung sempadan sungai adalah : sebagai daerah resapan air hujan, sebagai
kawasan lindung apabila terjadi banjir.
Namun berdasarkan hasil survey di Kecamatan Blimbing, sebagian besar sepanjang sungai
Bango dan Brantas, sudah dimanfaatkan oleh penduduk sebagai tempat tinggal (pemukiman).
Penduduk tidak memperhatikan bahayanya tinggal di kawasan sempadan sungai. Beberapa
bahaya apabila tinggal di kawasan sempadan sungai ialah :
Aliran sungai yang deras mampu menyebabkan terjadinya erosi di bibir sungai , yang
lama-lama menyebabkan longsor.
Bahaya banjir bandang, yang tidak dapat diperkirakan kapan akan terjadi banjir bandang,
dan sebagainya.

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-25
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Kondisi kawasan sempadan sungai di wilayah BWK Malang Timur Laut berdasarkan survey
dapat dilihat pada tabel berikut dan gambar
Tabel 2.7 Kondisi Kawasan Garis Sempadan di Kecamatan Blimbing
Kelurahan Kondisi Eksisting
JODIPAN  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Jodipan didominasi oleh lahan
perumahan dengan rata-rata garis sempadan bangunan adalah 2,6 meter dan
garis sempadan pagar adalah 4,4 meter. Selain itu terdapat juga perdagangan
 Terdapat jalur kereta api dengan sempadan 6 meter
 Terdapat aliran DAS Brantas dengan sempadan sungai rata-rata adalah 5 meter
POLEHAN  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Polehan didominasi oleh lahan
permukiman berupa rumah tinggal/ kavling. Rata- rata garis sempadan bangunan
di kelurahan Polehan adalah 3,2 meter dengan garis sempadan pagar adalah 4
meter
 Tidak ada jalur kereta api.
 Terdapat sungai dengan kedalaman lebih dari 2 meter.
PURWANTORO  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Purwantoro didominasi oleh
permukiman. Rata- rata garis sempadan bangunan di kelurahan Purwantoro
adalah 4,16 meter dengan garis sempadan pagar adalah 4,7 meter
 Tidak ada jalur kereta api.
 Terdapat sungai dengan kedalaman lebih dari 2 meter.
BLIMBING  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Blimbing didominasi oleh lahan
permukiman berupa rumah tinggal/ kavling. Rata- rata garis sempadan bangunan
di kelurahan Blimbing adalah 4,19 meter dengan garis sempadan pagar adalah
4,7 meter.
 Terdapat Jalur Kereta Api dengan jarak 5 meter.
 Tidak ada sungai.
Pandanwangi  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Pandanwangi didominasi oleh lahan
permukiman berupa kompleks perumahan dan rumah tinggal/ kavling. Rata- rata
garis sempadan bangunan di kelurahan Pandanwangi adalah 4 meter dengan
garis sempadan pagar adalah 4,7 meter
 Tidak terdapat jalur kereta api.
 Terdapat sungai dengan kedalaman lebih dari 2 meter
Purwodadi  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Purwodadi didominasi oleh lahan
permukiman berupa kompleks perumahan dan rumah tinggal/ kavling. Rata- rata
garis sempadan bangunan di kelurahan Blimbing adalah 6 meter dengan garis
sempadan pagar : 6 meter
 Terdapat jalur kereta api dengan garis sempadan 6 meter
 Tidak terdapat sungai
Polowijen  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Bandungrejosari didominasi oleh
lahan permukiman berupa kompleks perumahan dan rumah tinggal/ kavling.
Rata- rata garis sempadan bangunan di kelurahan Ciptomulyo adalah 6,02 meter
dengan garis sempadan pagar adalah 5,1 meter
 Terdapat jalur kereta api dengan lebar sempadan rel 3-6 meter
 Tidak terdapat sungai
Arjosari  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Arjosari didominasi oleh lahan
permukiman berupa kompleks perumahan dan rumah tinggal/ kavling. Rata- rata
garis sempadan bangunan di kelurahan Bandulan adalah 4,77 meter dengan garis
4,87 meter
 Tidak Terdapat jalur kereta api

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-26
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

 Terdapat sungai dengan kedalaman kurang dari 2 meter


BALEARJOSARI  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Balearjosari didominasi oleh lahan
permukiman berupa kompleks perumahan dan rumah tinggal/ kavling. Rata- rata
garis sempadan bangunan di kelurahan Balearjosari adalah 3,32 meter dengan
garis 4,6 meter
 Tidak Terdapat jalur kereta api
 Terdapat sungai dengan kedalaman kurang dari 2 meter
BUNULREJO  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Bunulrejo didominasi oleh lahan
permukiman berupa kompleks perumahan dan rumah tinggal/ kavling. Rata- rata
garis sempadan bangunan di kelurahan Bunulrejo adalah 3,21 meter dengan
garis 4,5 meter
 Tidak terdapat jalur kereta api
 Terdapat sungai dengan kedalaman kurang dari 2 meter
KESATRIAN  Berdasarkan kondisi eksisting pada kelurahan Kesatrian didominasi oleh kawasan
militer dan permukiman berupa rumah tinggal/ kavling. Rata- rata garis
sempadan bangunan di kelurahan Gadang adalah 4,85 meter dengan garis 5,1
meter
 Tidak terdapat jalur kereta api
 Tidak terdapat sungai
Sumber : RDTRK Malang Timur Laut 2012-2032

RTH di Sungai Brantas di Jodipan Selatan RTH di sempadan Sungai di Jl. Lahor
Gambar 2.23 RTH Sempadan Sungai di BWK Timur Laut

B. RTH di Jalur Taman Tepi Jalan

RTH Di jalan Cisadane RTH Di jalan Ciujung


Gambar 2.24 RTH Di Jalur Taman Tepi Jalan di BWK Malang Timur Laut

C. Kawasan Sempadan Kereta Api


Kawasan sempadan kerata api di Kecamatan Blimbing keberadaannya sejajar dengan jalan
utama Jalan a. Yani ke arah selatan. Sempadan kereta api di Kecamatan Blimbing pada kawasan
padat penduduk, hanya berjarak 3-5 meter dari rel. Kondisi tersebut menyebabkan rawan
Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)
Kota Malang II-27
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

kecelakaan, sehingga perlu pengaturan sempadan kereta api, sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Gambar 2.25 Kondisi sempadan kereta api di daerah Kebalen

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi sebaran eksisting ruang terbuka Hijau di BWK

Malang Timur Laut dapat di lihat pada peta 2.5.

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-28
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Peta 2.5 Peta RTH Eksisting BWK Malang Timur Laut

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-29
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Sekat Halaman

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-30
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

2.1.6 BWK Malang Utara


Kriteria RTH di BWK Malang Utara dibagi menjadi beberapa karakter yaitu :

Tabel 2.8 RTH di BWK Malang Utara

Jenis RTH Luas (Ha)


Area :
Lapangan 16,69
Makam 22,81
Taman 4,42
Link :
Sempadan Sungai 304,82
Jalur Hijau Jalan 79,79
Jumlah 428,53
Sumber : Hasil Kuisioner Desa (2012), Interpretasi Citra Quick Bird (2012)
Dan RDTRK BWK Malang Utara (2011-2031)

2.1.6.1 RTH Berbentuk Area (Hub)


A. RTH Taman
Taman Kota adalah lahan ruang terbuka hijau yang ditanami berbagai jenis tanaman dan
bunga dengan ketinggian rendah yang dibuat serasi dengan lingkungan sekitarnya. RTH Taman
Kota pada dasarnya memiliki tiga komponen utama, yaitu pepohonan dengan criteria bentuk tajuk
(kanopi) dan keseimbangan antara besaran batang dan tajuk, hamparan rerumputan yang
senantiasa memerlukan perawatan, serta perdu berbunga berupa pepohonan pendek, dengan
aspek menonjol pad taman kota adalah keindahan.
Secara lebih jelas taman-taman kota di BWK Malang Utara, di Kota Malang dapat dilihat
pada tabel berikut:

Gambar 2.26 Visualisasi Taman di Wilayah BWK Malang Utara


B. Pemakaman
Untuk pemakaman di BWK Malang Utara meliputi pemakaman yang dikelola oleh Dinas
Pertamanan, swadaya masyarakat, milik keluarga/yayasan maupun tanah waqaf, tanah adat, dan

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-31
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

tanah kelurahan. Persebaran dan ketersediaan RTH berupa makam di BWK Malang Utara cukup
terbatas dan hanya tersedia di beberapa kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel
berikut ini.

Gambar 2.27 RTH Makam di BWK Malang Utara

Ruang terbuka hijau merupakan bagian dari kawasan perkotaan yang sebenarnya sangat
mempengaruhi kualitas lingkungan perkotaan. Fungsi ruang terbuka hijau ini bermacam-macam,
yaitu dapat sebagai fungsi ekologis, fungsi estetis, fungsi social. Ruang terbuka hijau ini dapat
berupa taman lingkungan, taman kota, lapangan olahraga, jalur hijau pada jalan (di median jalan,
di tepi jalan, boulevard), makam, sepanjang bantaran sungai, sekitar sempadan sumber air.
Untuk RTH yang berupa taman lingkungan umumnya terdapat pada kawasan perumahan
developer,seperti: di Perumahan Permata Jingga, Perumahan Bukit dan Permata Hijau, Perumahan
Batu Permata, dan sebagainya. Untuk taman kota yaitu terdapat di Jalan Jakarta dan di Jalan
Salatiga. Untuk RTH berupa lapangan olahraga umumnya tersebar pada sekitar kawasan
perumahan dan sekitar kawasan pendidikan.

C. RTH Taman

RTH taman lebih banyak memiliki fungsi sosial dan estetika, dan ekologi. RTH
taman ini dapat bersifat aktip, maupun pasip, RTH taman yang bersifat aktif ini dapat

bersekala kota maupun dapat berskala lingkungan.

Gambar 2.28 RTH Taman di BWK Malang Utara

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-32
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

D. Lapangan Olahraga

RTH lapangan olah raga dan makam lebih banyak memiliki fungsi sosial dan
ekologi dari pada fungsi yang lain.

RTH yang berupa lapangan olah raga maupun makam dapat diklasifikasikan
sebagai RTH dengan skope layanan kota maupun dapat dikelompokan sebagai RTH

dengan skope layanan kawasan atau lingkungan.

Gambar 2.29 RTH Lapangan Olahraga di BWK Malang Utara

E. Hutan Kota dan Taman Bibit

Kelompok yang ke lima ini memiliki fungsi sebagai penyangga kawasan dan

resapan air, dan memiliki skope layanan kota, kelompok ini adalah Hutan kota dan Taman
bibit.

Taman Bibit Joyo Agung Taman Bibit Kendalsari


Gambar 2.30 RTH Taman bibit di BWK Malang Utara

2.1.6.2 RTH Berbentuk Jalur (Link)

A. Jalur Hijau
Kawasan jalur tengah atau yang bisa disebut jalur hijau di BWK Malang Utara adalah
berupa taman pada batas jalan, taman monumen, dan pohon-pohon peneduh baik sebagai
pembatas jalan maupun di tepi jalan. Berikut ini adalah persebaran lokasi beberapa Jalur Hijau

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-33
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

yang terdapat di wilayadh BWK Malang Utara. Baik yang berupa taman, Taman bibit, pulau jalan.
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Gambar 2.31 Visualisasi Jalur Hijau yang terdapat di BWK Malang Utara

B. RTH Pada Jalur Jalan Kota.


Kelompok RTH jalur jalan ini memiliki fungsi sebagai pengaman, pelindung, fungsi ekologi
dan memiliki fungsi estetika kota.
RTH jalur jalan ini terdiri dari antara lain : Jalur Utama (arteri) Kota, jalur jalan lingkar, jalur
jalan penghubung utara - selatan, jalur jalan penghubung timur - barat, jalur jalan khusus yang
memiliki nilai-nilai historis

RTH Jl. Sukarno Hatta RTH Di jalan Bungur


Gambar 2.32 RTH Di Jalur Taman Tepi Jalan di BWK Malang Utara

C. RTH Taman Persimpangan Jalan, Monumen dan Gerbang Kota


Kelompok yang kedua adalah kelompok RTH Taman pada persimpangan Jalur jalan,
kelompok RTH ini memiliki fungsi estetika, maupun sebagai penanda baik tingkat kota maupun
tingkat kawasan.
Kelompok RTH ini Memiliki beberapa Tingkat layanan yaitu dengan tingkat layanan kota,
contoh taman persimpangan jalan borobudur dan sukarno-Hatta,

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-34
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Monumen Di jalan Sukarno-Hatta Monumen Di jalan Sarangan


Gambar 2.33 RTH Monumen di BWK Malang Utara

D. RTH Pengaman Jalur SUTT, Sungai, dan Buffer Zone


Kelompok RTH ini memiliki fungsi sebagai pengaman kawasan, penyaring polusi

dan lain-lain. RTH ini akan di tempatkan pada seluruh SUTT dan sungai-sungai yang ada
di kawasan kota malang. Sedangkan buffer zone akan ditempatkan pada kawasan industri,

dan batas kota.

RTH Jalur SUTT RTH Sempadan Sungai


Gambar 2.34 RTH Sempadan SUTT dan Sungai di BWK Malang Utara

Untuk RTH sempadan sungai yaitu di sepanjang aliran sungai Brantas dan Kali Metro.
Sedangkan jalur hijau dan median jalan persebarannya berada di jalan-jalan arteri Sekunder dan
Kolektor antara lain berada di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, jalan Mawar, Jalan Borobudur,
Jalan Veteran dan jalan-jalan yang berada di dalam perumahan seperti perumahan Joyo Grand,
Perumahan Griya Shanta. Selain berfungsi sebagai RTH, fasilitas tersebut juga berfungsi sebagi
pemisah jalur dan juga meningkatkan estetika lingkungan.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi sebaran eksisting ruang terbuka Hijau di BWK

Malang Utara dapat di lihat pada peta 2.6.

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-35
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Peta 2.6 Peta RTH Eksisting BWK Malang Utara

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-36
Tahun 2012-2032
Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH)

Sekat Halaman

Masterplan Ruang Terbuka Hjau (RTH)


Kota Malang II-37
Tahun 2012-2032

Anda mungkin juga menyukai