Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

UPT DINAS KESEHATAN


PUSKESMAS OMBEN
Jl. Trunojoyo No.32
KECAMATAN OMBEN-SAMPANG

KERANGKA ACUAN PELATIHAN/REFRESING KADER POSYANDU

I. PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Posyandu tetap merupakan sarana penting di lingkungan masyarakat untuk mencapai
keluarga sadar gizi. Hal ini terlihat dari hasil Riskesdas tahun 2010 sebanyak 80,6%
masyarakat menggunakan posyandu sebagai sarana pelayanan pemantauan pertumbuhan.
Selain kegiatan pemantauan pertumbuhan, kegiatan posyandu terintegrasi dengan pelayanan
lainnya seperti gizi, imunisasi, pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
penanggulangan diare serta penyuluhan dan konseling.
Dalam pelaksanaannya posyandu dimotori oleh kader terpilih yang terlatih dan terampil
untuk melaksanakan kegiatan rutin di posyandu maupun diluar hari buka posyandu. Namun
demikian dilapangan menunjukkan adanya kendala dalam pelaksanaan posyandu seperti
terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan kader, jumlah kader, dan adanya pergantian
kader/dropout kader serta dukungan aparat terkait yang berakibat belum optimalnya cakupan
program gizi.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2010 cakupan peran serta masyarakat (D/S) 60,5%, angka
ini masih dibawah target sasaran Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat tahun 2010-2014
yaitu 85% demikian pula cakupan Vitamin A 69,8% masih dibawah target yaitu 80%. Untuk
mencapai target perlu dilakukan upaya terobosan yang memiliki daya ungkit dalam
meningkatkan cakupan program gizi.
Berdasarkan Intruksi Presiden No.3 tahun 2010 tentang program Pembangunan yang
berkeadilan diantaranya mengamanatkan dalam perbaikan gizi masyarakat perlu diukur
presentasi balita ditimbang berat badannya (D/S) dan rencana strategis Kementrian Kesehatan
2010-2014 telah menetapkan 2. indikator keluaran pembinaan gizi yang harus dicapai yaitu : 1.
85% balita ditimbang (D/S), 2. 100% balita gizi buruk mendapat perawatan. Peraturan tersebut
diatas menjadi dasar dalam upaya meningkatkan daya guna posyandu melalui pembinaan
kepada kader secara berkesinambungan.
Untuk itu perlu dilakukan pembinaan terhadap kader posyandu secara
berkesinambungan sehingga dihasilkan kualitas kader posyandu yang terlatih dan terampil dan
mampu melaksanakan kegiatan posyandu secara menyeluruh,serta kader mampu memberikan
pelanyanan pada mayarakat sesuai dengan topoksinya diposyandu. Dan kader mampu
memberikan informasi tentang ilmu kesehtan yang semakin maju kepada masyarakat dengan
diadakannya pelatihan kader setiap tahun.
Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan,
penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk
partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita.
Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-
balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita melalui berat
badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006).
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar
80-100 balita. Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu
berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk posyandu baru (Depkes RI,
2006).
Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan, karena di setiap
desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan pada Tahun 1986 jumlah
posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, pada Tahun 2005 meningkat menjadi 238.699 posyandu
(Depkes RI, 2006), dan pada Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu (Depkes RI, 2009). Ditinjau dari
aspek

II. TUJUAN
- Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan kader posyandu dan program
kesehatan lainnya.
- Tujuan Khusus :
1. Kader mampu dalam melaksanakan kegiatan posyandu secara menyeluruh
2. Kader mampu melakukan deteksi dini masalah gizi
3. Kader mampu mengerjakan administrasi posyandu secara tertib dan benar.
4. Kader mampu mengevaluasi hasil kegiatan posyandu
5. Kader mampu mengisi dan mensurvey rumah sehat,kartu PHBS dan SMD

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok pelatihan kader yaitu ingin merefiyu kembali tugas – tugas pokok
kegiatan diposyandu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader sera optimal dan
mampu mengatasi masalah gizi di wilayah posyandunya

IV. CARA MELAKUKAN KEGIATAN


Kegiatan pelatihan/refresing kader dikumpulkan jadi satu kelompok dari semua desa
yang ada di wilayah kerja puskesmas Omben,di dalam kegiatan ini ada beberapa materi yang di
sampaikan yang berhubungan kegiatan Posyandu,program KIA,PROMKES,KESLING.
1. Narasumber yang akan memberikan materi ditentukan 1 minggu sebelum pelaksanaan
kegiatan , disesuaikan dengan jadwal yang ada di Puskesmas :
2. Metode penyampaian materi :
3. Ceramah, tanya jawab, curah pendapat, demonstrasi dan praktik

V. SASARAN
Perwakilan kader yang ada di wilayah posyandu di wilayah kerja puskesmas Omben sebanyak
52 orang

VI. ANGGARAN
Kegiatan ini dari anggaran BOK Tahun 2018 sebesar Rp.6.760.000,-

VII. JADWAL PELAKSANAAN

NO TANGGAL LOKASI KET


1 22,23 Februari 2018 AULA PUSKESMAS OMBEN

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan pada saat pelaksanaan dengan menggunakan
ceklist pre dan post tests dan juga setelah kegiatan dilaksanakan pada saat monev posyandu
Tim monev Puskesmas, selanjutnya dilaporkan ke Kepala Puskesmas.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.


Pencatatan atau pendokumentasian kegiatan dilakukan pada pelaksanaan kegiatan refresing
kader dan pelaporan

Sampang, Januari 2018


Mengetahui
Kepala Puskesmas Omben Pelaksana Program Promkes

Dr.LILIK SURYANI ANAS FEBRIANDI,S.KM


NIP. 19820319 201001 2 005 NIP. 1986104 201001 1 004

Anda mungkin juga menyukai