Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE GUIDANCE AND

COUNSELING TERHADAP KUALITAS HIDUP


PENDERITA TUBERCOLUSIS

( Study di Wilayah Kerja Puskesmas Omben Kabupaten Sampang )

OLEH :
SUBAIDI
NIM. 16142010186

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

introduction Justifikasi Kronologis Solusi


introduction
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang berbahaya. Setiap penderita
tuberkulosis dapat menularkan penyakitnya pada orang lain yang berada disekelilingnya dan
atau yang berhubungan erat dengan penderita (Amiruddin, 2009).

Menurut WHO (1994) dalam Bangun (2008) kualitas hidup didefinisikan sebagai
persepsi individu sebagai laki - laki atau wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan
system nilai dimana mereka tinggal, dan berhubungan dengan standat hidup, harapan,
kesenangan, dan perhatian mereka.

Induvidu yang menderita TBC paru membawa dampak buruk dalam kehidupannya
baik secara fisik, mental, maupun kehidupan sosial sehingga menurunkan kualitas hidup
penderita tuberkulosis.
Justifikasi
Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di Puskesmas Omben, ditemukan data
selama 6 bulan terakhir dari bulan Januari sampai bulan Juni 2017 Penderita TBC sebanyak 33
orang. Yang terdiri dari Bulan Januari kasus TB paru BTA (+) sebanyak 3 orang, TB paru BTA
(-) sebanyak 1 orang, Bulan Februari TB paru BTA (+) sebanyak 4 orang, TB ekstra paru
sebanyak 1 orang, Bulan Maret TB paru BTA (+) sebanyak 4 orang, TB paru BTA (-) sebanyak
2 orang, Bulan April TB paru BTA (+) sebanyak 3 orang, TB paru BTA (-) sebanyak 2 orang,
TB ekstra paru sebanyak 1 orang, Bulan Mei TB paru BTA (+) sebanyak 3 orang, TB paru BTA
(-) sebanyak 5 orang, TB ekstra paru sebanyak 1 orang, dan Bulan Juni TB paru BTA (+)
sebanyak 2 orang, TB paru BTA (-) sebanyak 1 orang.
Kronologis
Penyebab Tuberkulosis adalah Micobacterium tuberculosae, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um. Kuman TBC terdiri
atas asam lemak (lipid), kemudian peptidoglikan dan arabinomanan. Lipid inilah yang
membuat kuman lebih tahan terhadap asam sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan
juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Tuberkulosis ditularkan dari orang ke
orang oleh transmisi melalui udara.
Penyakit TBC paru yang diderita oleh individu dalam kehidupannya akan
membawa akibat buruk secara fisik, mental, maupun kehidupan sosialnya. Dampak buruk pada
aspek kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan akan menurunkan kualitas
hidup penderita tuberkulosis.
Solusi
Kualitas hidup penderita TBC dapat ditingkatkan dengan promosi kesehatan
menggunakan metode Guidance dan conseling. Guidande berisi penyampaian informasi yang
berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang disajikan
dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan dimaksudkan memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman diri dan orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan
tujuan tidak langsung. Counseling adalah proses belajar yang bertujuan memungkinkan klien
mengenal dan menerima diri sendiri dalam proses penyelesaian dengan lingkungannya
(Nurihsan, 2009).
Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran kualitas hidup penderita TBC sebelum dilakukan pendidikan


kesehatan metode guidance dan conseling terhadap kualitas hidup penderita TBC di
Wilayah Kerja Puskesmas Omben.
2. Bagaimana gambaran kualitas hidup penderita TBC sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan metode guidance dan conseling terhadap kualitas hidup penderita TBC di
Wilayah Kerja Puskesmas Omben.
3. Menganalisis perbedaan kualitas hidup penderita TBC sebelum dan sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan metode guidance dan conseling terhadap kualitas hidup
penderita TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Omben.
Tujuan

Tujuan Umum
Menganalisis apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan metode guidance dan conseling terhadap
kualitas hidup penderita TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Omben.
Tujuan Khusus
 Mengidentifikasi kualitas hidup penderita TBC sebelum dilakukan pendidikan kesehatan metode

guidance dan conseling terhadap kualitas hidup penderita TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Omben.
 Mengidentifikasi kualitas hidup penderita TBC sesudah dilakukan pendidikan kesehatan metode

guidance dan conseling terhadap kualitas hidup penderita TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Omben.
 Menganalisis perbedaan kualitas hidup penderita TBC sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan metode guidance dan conseling terhadap kualitas hidup penderita TBC di Wilayah Kerja
Puskesmas Omben.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. KONSEP TUBERKOLUSIS
2. KONSEP KUALITAS HIDUP
3. KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN
Kerangka Konsep

Dampak buruk pada pasien TBC

1. Kesehatan fisik
Kualitas hidup yang rendah
2. Psikologis

3. Hubungan sosial

4. Lingkungan a. Faktor Internal


Pendidikan kesehatan metode guidance and
counseling terhadap kualitas hidup penderita 1. Jenis kelamin
tuberkolusis
2. Usia

b. Faktor Eksternal
Mempengaruhi pengetahuan
penderita TBC 1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Status pernikahan
Kualitas hidup
4. Penghasilan

5. Hubungan dengan orang lain

6. Standart referensi

Sangat baik Baik Sedang Sedang Sangat buruk


(81-100) (61-80) (41-60) (41-60) (0-20)

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Pengaruh
Hipotesis Penelitian

H0
tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan metode guidance dan conseling terhadap kualitas
hidup penderita TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Omben.

H1
ada pengaruh pendidikan kesehatan metode guidance dan conseling terhadap kualitas hidup
penderita TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Omben.
BAB 3
METODE PENELITIAN

 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang
memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi atau
hasil (Nursalam, 2013). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre
eksperimental one grup (pre test - post test design) untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan
Kesehatan metode guidance and counseling terhadap kualitas hidup penderita tuberkolusis.

Subjek pre Perlakuan Pasca-test


K O I OI
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Identifikasi Variabel

 Variabel bebas (independent variable)

Variabel yang menjadi sebab atau berubahnya dependent variable. Dalam penelitian
ini variabel independennya adalah pendidikan kesehatan metode guidance and counseling

 Variabel terikat (dependent variable)

Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas,
dan variabel ini sering disebut variabel respon. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kualitas hidup penderita tuberkolusis
Definisi Operasional....!!!
Variabel Definisi Alat ukur skala Hasil Ukur
Operasional
Variabel independent pendidikan kesehatan proses perubahan perilaku yang S.O.P - -
metode guidance and counseling dinamis, dimana perubahan tersebut Guidance and
bukan sekedar proses transfer materi counseling
atau teori dari seseorang ke orang
lain, akan tetapi perubahan tersebut
terjadi karena adanya kesadaran dari
dalam diri individu, atau kelompok
masyarakat sendiri (Mubarak, 2009).
Tahapan guidance and
counseling
a. Tahap awal
b. Tahap kerja
c. Tahap akhir

Variabel dependen Menurut WHO (1994) dalam Bangun Jawaban :


Kualitas hidup penderita tuberkolusis (2008), kualitas hidup didefenisikan Kuesioner Ordinal Skor :
sebagai persepsi individu sebagai (81-100)= Sangat baik
laki-laki atau wanita dalam hidup, (61-80)= Baik
ditinjau dari konteks budaya dan (41-60)= Sedang
system nilai dimana mereka tinggal, (21-40)= Buruk
dan berhubungan dengan standar (0-20)= Sangat buruk
hidup, harapan, kesenangan, dan
perhatian mereka. Empat aspek
kualitas hidup yaitu:
a. Aspek fisik
b. Aspek psikologis
c. Aspek hubungan sosial
d. Aspek lingkungan
Populasi dan sampel
 Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek penelitian yang diteliti
(Notoadmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita TBC selama 6 bulan
terakhir dari bulan Januari sampai bulan Juni sebanyak 33 orang.
 Besar Sampel
Besarnya sampel menggunakan rumus (Nursalam, 2013).
n= N
1+N(d)2

Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat kepercayaan menggunakan angka 0,05
= 33
1+33(0,05)2
= 33
1+ 0,0825
= 30,48 orang atau 30 orang
Jadi dalam penelitian ini besar sampelnya adalah 30 orang.
Next....!!!
 Tekhnik sampling
Tehnik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian (Kuntjojo, 2009). Dalam penelitian ini menggunakan
cara pengambilan sampel menggunakan Problability Sampling dengan tekhnik Simple Random
Sampling. Pada suatu tipe dimana pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. (Kuntjojo, 2009)
 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Omben Kecamatan


Omben Kabupaten Sampang. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Januari sampai bulan
Juni 2017.
 Alat Pengumpulan data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data yang dilakukan


penelitian ini adalah kuesioner yang disebarkan pada responden. Adapun penelitian ini peneliti
menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF.
Kerangka Kerja ( Frame work)

Kerangka kerja (Frame work) adalah langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari desain hingga alur
penelitian (Hidayat, 2007).
Desain Penelitian
Pre eksperimental one grup pre test-post test design

Populasi
seluruh penderita TBC selama 6 bulan terakhir dari bulan Januari sampai bulan
Juni sebanyak 33 orang.

Sampling
Simple Random Sampling

Sampel
Sebagian penderita TBC selama 6 bulan terakhir dari bulan Januari sampai bulan
Juni sebanyak 30 orang.

Pre test
Pengumpulan data kualitas hidup pendeita tuberkolusis
kuesioner

Pendidikan kesehatan
metode guidance and counseling

Post test
Pengumpulan data kualitas hidup pendeita tuberkolusis
kuesioner

Analisa data

Pengolahan data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Uji Statistic
Uji Statistik Wilcoxon

Penarikan kesimpulan dan


Penyajian hasil
Sekian
Dan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai