METODE PENELITIAN
B. Definisi Operasional
objektif melalui performa atau kondisi fisik yang terlihat dari individu.
Kualitas hidup pada pasien diabetes melitus dapat diukur dengan skala
kualitas hidup yang disusun oleh Burroughs dkk (2004) dan terdiri dari empat
aspek atau domain seperti kepuasan terapi, dampak terapi, kekhawatiran pada
sosial. Semakin tinggi skor skala kualitas hidup menujukkan kualitas hidup
2. Pelatihan Kebersyukuran
58
59
agar mengetahui, menyadari dan melatih untuk selalu bersyukur pada setiap
situasi yang dialami. Hal ini bertujuan agar subjek memahami makna syukur
sehingga peserta mampu merubah pola pikir dan perilaku. Adanya bentuk
perilaku yang negatif atau emosi negatif seperti berkeluh kesah sehingga
syukur selama satu minggu, berdzikir dan shalat sebagai wujud syukur
yang dialami dalam bentuk yang positif, memiliki ketenangan batin dan
berperilaku yang positif. Selain itu, peserta mampu menerima takdir atau
90 – 150 menit.
60
Pelatihan akan memuat enam teknik yang terdiri dari tafakur untuk
dapat mengerti nikmat yang sudah didapat selama ini, kemudian memaknai
rasa syukur diatas cobaan yaitu penyakit diabetes mellitus tipe II, memaknai
rasa syukur selama menjalani pengobatan, syukur dengan hari dan lisan,
sykur dengan anggota tubuh dan shala sebagai wujud syukur yang sempurna.
dengan tiga cara menurut Al-Ghazali (1982) yaitu syukur dengan hati, syukur
dengan lisan dan syukur dengan anggota badan. Semakin tinggi skor skala
C. Subjek Penelitian
darah lebih tinggi dari normal (normal: 60 mg/dL sampai dengan 145
mg/dL.
2 timbul pada usia setelah 40 tahun tapi tidak selalu. Menurut Santrock
(2003), masa dewasa tengah atau dewasa madya dimulai antara usia 35
dan 45 tahun dan berakhir pada usia antara 55 dan 65 tahun. Masa dewasa
E. Beragama Islam
F. Pendidikan minimal SD
D. Rancangan Penelitian
rancangan prates dan pascates. Eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui efek
yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
62
Keterangan:
O1 : pengukuran sebelum (pre test)
O2 : pengukuran setelah (post test)
X : perlakuan yaitu pelatihan kebersyukuran
O3 : Pengukuran tindak lanjut (follow up)
Tahap pertama adalah pemberian dan pengisian skala kualitas hidup oleh
para pasien diabetes melitus. Subjek dengan skor kualitas hidup yang rendah dan
sedang, akan dipilih menjadi subjek penelitian dan kemudian akan dibagi dalam
akan mendapatkan perlakuan yang sama setelah proses pelatihan pada kelompok
eksperimen selesai.
Kedua kelompok akan diberikan pretest, post test dan follow up. Tahapan
adalah untuk mengetahui kondisi awal subjek penelitian yang diukur menggunakan
kuesioner kualitas hidup dari Burroughs dkk (2004). Post test akan diberikan
setelah dilakukan intervensi dengan tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada
63
perubahan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus antara sebelum dan sesudah
teknik, seperti pemantauan diri, observasi, dan skala. Alat-alat yang digunakan
sebagai berikut:
kewajiban yang harus dilakukan subjek. Lembar persetujuan ini juga sebagai
2. Alat ukur
Uji coba skala akan dilakukan pada hari dan tanggal yang telah
disepakati dengan pihak-pihak terkait, dalam hal ini adalah puskesmas dimana
mendistribusikan skala yang berisi sejumlah pernyataan yang harus diisi oleh
pasien diabetes melitus. Peneliti memberikan waktu kurang lebih satu jam bagi
pasien untuk mengisi skala tersebut. Setelah semua skala terisi dan
kualitas hidup yang rendah dan sedang kemudian dikumpulkan dan dibagi
menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pasien yang
memiliki skor kualitas hidup yang tinggi tidak akan diikutsertakan dalam
Quality of Life (DQOL). Skala ini merupakan skala yang dikembangkan untuk
pasien Diabetes melitus tipe 1 dan 2. DQOL dalam bentuk lengkapnya terdiri
yang ada terbagi menjadi 4 bagian atau domain kualitas hidup yang terkait
15 pertanyaan.
dengan 15 item pertanyaan ini telah diujikan terhadap 498 responden pasien
diabetes melitus tipe 1 dan 2. Oleh karena itu DQOL terbukti valid dan reliabel
dengan internal konsistensi yang baik, yaitu nilai ɑ Cronbach 0.85 dan jarak
hubungan interklas adalah 0.81 sampai 0.91. Pertanyaan dalam kuesioner ini
menggunakan skala likert dengan format yaitu: frekuensi pengaruh negatif dari
diabetes dan terapi diabetes dengan pilihan jawaban dari 1 (tidak pernah)
hingga 5 (setiap waktu) serta kepuasan terhadap terapi dan kualitas hidup
pasien dengan pilihan jawaban dari 1 (sangat puas) hingga 5 (sangat tidak
puas). Makin tinggi skor pada item dan kuesioner DQOl menunjukkan bahwa
Serang. DQOL memiliki nilai r: 0.553 dan uji reliabilitas didasarkan pada
nilai alpha cronbach ɑ: 0.954 sehingga alat ukur tersebut dapat dikatakan
66
valid dan reliabel dan pernah di uji cobakan di salah satu puskesmas di
Hal ini terlihat dari uji hipotesis yang menunjukkan hasil 0.000 (p< 0.05).
Selain itu pengujian skor kualitas hidup mendapatkan nilai p = 0.200 (p >
0.05). Hal tersebut berarti bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara
sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa ada
suatu alat tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas tinggi
suatu alat tes dapat dikatakan valid apabila alat tes tersebut mengukur apa
Suatu alat ukur yang baik seharusnya juga dapat menunjukkan hasil
yang konsisten atau keajegan jika dilakukan dua kali atau lebih pengukuran
terhadap gejala yang sama dengan alat pengukuran yang sama. Oleh karena
kepercayaan, keandalan atau keajegan suatu alat ukur, yang ditunjukkan oleh
peserta, fisik, perilaku dan perhatian peserta yang terjadi selama pelatihan
objektivitas.
selesai membahas seluruh topik dalam proses terapi. Lembar evaluasi ini
sesi.
proses pelatihan.
69
memberikan
ketentram di dalam
hati.
4. Bersyukur melalui
dzikir mampu
menyadari bahwa
kepada Allahlah
tempat berlindung dan
dengan berdzikir
mampu mengelola
emosi negatif dalam
diri.
2 20 Syukur Dengan 1. Memberikan
menit Anggota Tubuh penjelasan bahwa
pentingnya bersyukur
dengan anggota tubuh.
2. Memberikan
kesadaran betapa
besarnya nikmat yang
Allah SWT berikan
sehingga dapat
menghindarkan diri
dari perbuatan
maksiat.
3. Mengajak peserta
untuk selalu berbuat
kebaikan dengan
bersyukur melalui
anggota tubuh
3 60 Shalat Sebagai 1. Memberikan
menit Wujud Syukur penjelasan shalat
Yang Sempurna sebagai wujud syukur
yang sempurna
2. Memberikan
penjelasan manfaat
shalat baik bagi
kesehatan dan sebagai
olah raga bagi pasien
Diabetes Mellitus
3. Memberikan
penjelasan tentang
keutaman wudhu dan
manfaat berwudhu
72
G. Prosedur Penelitian
b. Pengurusan perizinan
surat izin riset yang ditujukan kepada kepala kantor BAPPEDA (Badan
I.
c. Penyusunan modul
kebersyukuran dan Psikologi islam, yaitu Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si.,
Psikolog (dosen Fakultas Psikologi UII). Hal ini bertujuan agar modul
dalam kategori sedang sampai tinggi berdasarkan skala stres oleh Tajuddin
(2011).
f. Seleksi fasilitator
psikologi
g. Seleksi ko-fasilitator
3. Pelaksanaan penelitian
yang sesuai dengan kriteria yaitu subjek yang mendapatkan skor sedang sampai
tinggi pada skala kualitas hidup akan dijadikan sebagai subjek penelitian dan
dengan tujuan untuk melihat efek dari pelatihan yang telah diberikan, apakah
sifatnya menetap (permanen) atau tidak (temporer). Hal ini didasarkan pada
akan digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan skor pada skala kualitas
hidup dan skor skala kebersyukuran antara pretest, dan posttest setelah
mendapatkan perlakuan.
setelah intervensi. Hal ini didasarkan pada pendapat Sundel dan Sundel (2005)
H. Etika Penelitian
Sleman, Yogyakarta.
2. Partisipan penelitian
tinggi berdasarkan hasil skala kualitas hidup dari Astuti (2011). Subjek
78
Adapun sesi di dalam pelatihan terbagi dalam sesi perkenalan dan kontrak,
hati dan lisan, syukur dengan anggota badan serta shalat berjamaah.
peneliti.
serta hal-hal yang mungkin terjadi selama proses intervensi atau pelatihan.
b. Karya orang lain yang digunakan perlu mendapatkan izin terlebih dahulu
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua jenis
metode statistik non parametik yaitu wilcoxon signed ranks test digunakan untuk
yang sama namun mengalami perlakuan berbeda, yaitu untuk menguji ada tidaknya
perbedaan nilai kualitas hidup antara sebelum dan setelah pemberian intervensi
nilai kualitas hidup antara pasca dengan prates dan selisih nilai kualitas hidup antara
tindak lanjut dengan prates untuk kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan
metode stastistik non parametrik mann-whitney test. Perhitungan analisi data ini