Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Terapi Rebusan Daun Pandan Wangi (Pandanus

Amaryllifolius) Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes


Melitus di Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri

Yuyun Nurfitri1, Kun Ika Nur Rahayu2, Idola Perdana3


Program Studi Ilmu Keperawatan (S1), Jl. Selomangleng No. 01 Kota Kediri, 64115
Email: idolaperdana@unik-kediri.ac.id

RINGKASAN

Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia. Angka kejadian diabetes
dikabupaten kediri 16.760 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi rebusan
daun pandan wangi (pandanus amaryllifolius) terhadap kadar gula darah penderita diabetes mellitus
didesa Ngasem, kecamatan Ngasem, kabupaten Kediri tahun 2018. Desain penelitian menggunakan
quasy eksperimen pre-post control group design. Sampel penelitian kelompok kontrol 16 responden
dan kelompok intervensi 16 responden diambil menggunakan teknik purposive sampling. Kelompok
kontrol hanya diberikan air rebusan, sedangkan kelompok intervensi diberikan rebusan daun pandan
wangi. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Berdasarkan uji Wilcoxon sebelum dan setelah diberikan terapi pada kelompok kontrol didapatkan p-
value 0,173 dari α (0,05) dan pada kelompok intervensi didapatkan p-value 0,001 dari α (0,05) yang
artinya H1 diterima ada pengaruh terapi rebusan daun pandan wangi terhadap kadar gula darah.
Berdasarkan uji Mann-whitney pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah diberikan
terapi didapatkan p-value 0,000 dari α (0,05) yang artinya ada perbedaan kadar gula darah pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian rebusan
daun pandan wangi dapat menurunkan kadar gula darah. Diharapkan dengan penelitian ini penderita
diabetes mellitus dapat mengetahui manfaat rebusan daun pandan wangi, sehingga dapat
mengkonsumsi daun pandan wangi secara rutin selama satu bulan.

Kata kunci : Rebusan Daun Pandan Wangi, Kadar Gula Darah, Diabetes Mellitus.
The effect giving boil fragrant pandan leaves (pandanus
amaryllifolius) to degree sugar in blood for patient diabetic mellitus in
Ngasem village, Ngasem districts, Kediri regency on 2018
Yuyun Nurfitri1, Kun Ika Nur Rahayu2, Idola Perdana3
Program Studi Ilmu Keperawatan (S1), Jl. Selomangleng No. 01 Kota Kediri, 64115
Email:Yuyunfitri01@gmail.com Hp.085828528339
Diabetes mellitus is a disease characterized by hyperglicemia. High digit incident patient
diabetes mellitus in Kediri district 16.760 cases. The research purpose was to know the effect giving
boil fragrant pandan leaves (pandanus amaryllifolius) about degree of blood incident patient diabetes
mellitus. Design research quasy experiment pre-post control group design. Sample in this research
control group is 16 respondents and intervention group is 16 respondents which tacked use technique
purposive sampling. Control group just given boil water, the intervention group given boil fragrant
pandan leaves. The data was analyzed by Wilcoxon test and then continued to Mann-Whitney test.
Based test wilcoxon getting p-value of control group before and after therapy is 0,173 from α (0,05),
and p-value intervention group is 0,001 from α (0,05) with mean’s H1 accepted there is effect giving
boil fragrant pandan leaves to decrease degree in the blood. Based test Mann-whitney getting p value
of control group and intervention group after therapy is 0,000 from α (0,05) with mean’s there is a
difference in blood sugar levels after giving boil fragrant pandan leaves control group and
intervention group. The conclusion of this research was giving boil fragrant pandan leaves can
decrease degree sugar in blood. Hopefully with the research patient diabetic mellitus get know benefit
boil of fragrant pandan leaves, so get consume boil fragrant pandan leaves in a routine during 1
month.

Key Words: Water boil of fragrant pandan leaves, Degree sugar in the blood, Diabetic mellitus.
2

Pendahuluan diabetes mellitus di puskesmasNgasem,


Diabetes mellitus (DM) adalah kecamatanNgasem, kabupaten Kediri
penyakit (DinkesKabupaten Kediri, 2017).
yangditandaidenganmeningkatnyakadargl Berdasarkan data
ukosadarah(hiperglikemia) yang diatasdapatdisimpulkanbahwamasihbany
terjadiakibattubuhkekuranganhormon akpenderita Diabetes Mellitus di
insulin baikabsolutmaupunrelatif kecamatanNgasem, kabupaten Kediri
(Fatimah, 2015). padatahun 2018.
Prevalensipenderita diabetes Peningkatanprevalensi Diabetes
melitus di mellitus dipengaruhiolehfaktorrisiko
JawaTimurmenurutRiskesdespadatahun yang dapatdimodifikasi /
2013 tercatat 2,1% orang terdiagnosis diubahkhususnyaakibatkurangnyaaktivita
diabetes. sfisik, beratbadanberlebihdanobesitas
JawaTimurmerupakanperingkatke 6 (WHO, 2014).
setelah Yogyakarta, DKI Jakarta, Penyakitdiabetes
Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, dan mellitusapabilatidaksegara di
Bangka Belitung. Sedangkan, tanganiakanmenimbulkandampak yang
prevalensipenderita diabetes mellitus sangatberatbagiindividu,
berdasarkanlaporanDinasKesehatanKabu keluargamaupunpemerintah.
paten Kediri sebanyak 16.760 kasus, Dampakkomplikasi diabetes mellitus
prevalensipenderita diabetes mellitus iniakanmenyebabkanbebankeuangan
laki-lakisebanyak 6075 yang ditanggungindividu,
kasusdanpravelensipenderita diabetes keluargamaupunpemerintahakansemakin
mellitus perempuansebanyak 10.685 meningkat. Sedangkan, dampak lain jika
kasuspadatahun 2016 (DinkesKabupaten diabetes tidaksegeraditanganiyaitu:
Kediri, 2017). gangguansistemkardiovaskuler,
BerdasarkanlaporanpuskesmasNgasem di gangguanpenglihatan, kerusakanginjal,
dinaskesehatankabupatenkediripadabulan neuropati diabetic, kerusakansarafperifer.
JanuarisampaidenganOktobertahun 2017 Komplikasi diabetes mellitus yang
adasebanyak 223 kasusbarupenderita tidaksegera di
3

tanganiakanmenyebabkankematian
JenisKelamin Frekuensi Persentase
(Corwin, 2007). Hal
inimenjaditantanganbagitenagakesehatan Laki-laki 2 12,5%

bagaimanamenurunkanangkapenderita, Perempuan 14 87,5%

dengantatalaksana yang Total 16 100%


efektifdanpencegahankasusbaru.
(Sumber data primer penelitian 2018)
Sebagianmasyarakattelahmenggu
Berdasarkan tabel dapat
nakantanamantradisionalsebagaiterapi
diinterprestasikan bahwa hampir seluruh
non-farmakologi. Salah satutumbuhan
responden kelompok intervensi 14 orang
yang banyakdigunakansebagaiobat non-
(87,5%) berjenis kelamin perempuan.
farmakologiadalahpandanwangi,
5.1.2. Karakteristikrespondenberdasarka
dengannamailmiahPandanusamaryllifoli
njenis kelamin kelompok kontrol
usRoxb (Nastiandari, 2016).
Jenis Frekuensi Persentase
Pandanusamarillifoliusmengandu
Kelamin
ngsenyawa alkaloid, saponin, flavonoid,
tannin, polifenol yang Laki-laki 6 37,5%
Perempuan 10 62,5%
mampuberperanaktifdalampenurunankad
arguladarah (Prameswari, 2014). Total 16 100%

MetodePenelitian
(Sumber data primer penelitian 2018)
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
Berdasarkan tabel dapat
quasy eksperiment dengan rancangan
diinterprestasikan bahwa sebagian besar
pre-post control group design yang
responden kelompok kontrol 10 orang
melibatkan dua kelompok yaitu
(62,5%) berjenis kelamin perempuan.
kelompok intervensi dan kelompok
5.1.3. Karakteristik responden
kontrol. berdasarkan umur kelompok
Hasil Penelitian intervensi
Data Umum Usia Frekuensi Persentase

5.1.1. Karakteristikrespondenberdasarka Dewasaawal (25- 0 0%


njeniskelamin kelompok
35)
intervensi
4

Dewasaakhir (36- 1 6,3% Berdasarkan tabel dapat di


45) interprestasikan bahwa hampir setengah
Lansiaawal (46- 7 43,8%
responden kelompok kontrol 7 orang
55)
Lansiaakhir (56- 3 18,8%
(43,8%) berusia lansia awal (46-55)
65) tahun.
Manula (66- 5 31,3% 5.1.5. Karakteristikrespondenberdasarka
keatas) npendidikan kelompok intervensi
Total 16 100%
Pendidikan Frekuensi Persentase

(Sumber data primer penelitian 2018)


Tidaksekolah 0 0%
Berdasarkan tabel dapat di Dasar (SD, SMP) 16 100%

interprestasikan bahwa hampir setengah Menengah 0 0%


(SMA/MA/SMK)
responden kelompok intervensi 7 orang
Tinggi (Diploma, S1, 0 0%
(43,8%) berusia lansia awal (46-55) S2,S3)
tahun. Total 16 100%
5.1.4. Karakteristik responden
berdasarkan umur kelompok (Sumber data primer penelitian 2018)
kontrol
Berdasarkan tabel dapat di
Usia Frekuensi Persentase interprestasikan bahwa seluruh responden

Dewasaawal 0 0%
kelompok intervensi 16 orang (100%)
(25-35) berpendidikan dasar (SD, SMP).
Dewasaakhir 2 12,5% 5.1.6. Karakteristikrespondenberdasarka
(36-45) npendidikan kelompok kontrol
Pendidikan Frekuensi Persentase
Lansiaawal 7 43,8%
(46-55) Tidaksekolah 2 12,5%
Lansiaakhir 7 43,8% Dasar (SD,
(56-65) SMP) 12 75,0%
Manula (66 0 0% Menengah
keatas) (SMA/ MA/ 2 12,5%
Total 16 100% SMK)
Tinggi
(Sumber data primer penelitian 2018)
(Diploma, S1, 0 0%
5

S2, S3) Buruh 0 0%


Total 16 100% Iburumahtangga 8 50%
Lain-lain 0 0%
(Sumber data primer penelitian 2018)
Total 16 100%
Berdasarkan tabel dapat di
interprestasikan bahwa sebagian besar (Sumber data primer penelitian 2018)

responden kelompok kontrol 12 orang Berdasarkan tabel dapat di


(75,0%) berpendidikan dasar (SD, SMP). interprestasikan bahwa setengah
5.1.7. Karakteristikrespondenberdasarka responden kelompok kontrol 8 orang
npekerjaan kelompok intervensi
(50,00%) bekerja sebagai swasta dan
Pekerjaan Frekuensi Persentase setengah responden 8 orang (50,00%)
PNS 0 0% bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Petani 0 0%% 5.1.9. Karakteristikrespondenberdasarka
Swasta 5 31,3% nberatbadan kelompok intervensi
Buruh 10 62,5%
Beratbadan Frekuensi Persentase
Iburumahtangga 1 6,3%
Lain-lain 0 0% Kurus (IMT < 18,5) 2 12,5%
Normal (IMT 18,5 – 7 43,8%
Total 16 100%
24,9)

(Sumber data primer penelitian 2018) Beratbadanlebih (IMT 3 18,8%


≥ 25,0- 27,0)
Berdasarkan tabel dapat di 4 25,0%
Obesitas (IMT ≥ 27,0)
interprestasikan bahwa sebagian besar
Total 16 100%
responden kelompok intervensi 10 orang
(62,5%) bekerja sebagai ibu rumah (Sumber data primer penelitian 2018)

tangga. Berdasarkan tabel dapat di


5.1.8. Karakteristikrespondenberdasarka interprestasikan bahwa hampir setengah
npekerjaan kelompok kontrol
responden kelompok intervensi 7 orang
Pekerjaan Frekuensi Persentase (43,8%) memiliki berat badan normal.
PNS 0 0%
Petani 0 0%
Swasta 8 50%
6

5.1.10. Karakteristikrespondenber (56,3%) lama menderita diabetes 1-5


dasarkanberatbadan kelompok
tahun.
kontrol
5.1.12. Karakteristikrespondenber
Beratbadan Frekuensi Persentase dasarkan lama menderita
kelompok kontrol
Kurus (IMT < 18,5) 1 6,3%
Normal (IMT 18,5 11 68,8% Lama menderita Frekuensi Persentase

– 24,9)
<1 tahun 4 25,0%
Beratbadanlebih 2 12,5%
1 – 5 tahun 7 43,8%
(IMT ≥ 25,0- 27,0)
5 – 10 tahun 3 18,8%
Obesitas (IMT ≥ 2 12,5%
≥ 10 tahun 2 12,5%
27,0)
Total 16 100% Total 16 100%

(Sumber data primer penelitian 2018) (Sumber data primer penelitian 2018)

Berdasarkan tabel dapat di Berdasarkan tabel dapat di


interprestasikan bahwa sebagian besar interprestasikan bahwa hampir setngah
responden kelompok kontrol 11 orang responden kelompok kontrol 7 orang
(68,8%) memiliki berat badan normal. (43,8%) lama menderita diabetes 1-5
5.1.11. Karakteristikrespondenber tahun.
dasarkan lama menderita 5.1.13. Karakteristikrespondenber
kelompok intervensi dasarkanfaktorketurunan
kelompok intervensi
Lama Frekuensi Persentase
menderita Faktorketurunan Frekuensi Persentase
<1 tahun 3 18,8%
Ada 4 25,0%
1 – 5 tahun 9 56,3%
Tidakada 12 75,0%
5 – 10 tahun 2 12,5%
≥ 10 tahun 2 12,5% Total 16 100%

Total 16 100% (Sumber data primer penelitian 2018)

(Sumber data primer penelitian 2018) Berdasarkan tabel dapat di


Berdasarkan tabel dapat di interprestasikan bahwa sebagian besar
interprestasikan bahwa sebagian besar responden kelompok intervensi 12 orang
responden kelompok intervensi 9 orang
7

(75,0%) tidak ada faktor keturunan diberikan terapi air rebusan rata-rata
diabetes. kadar gula darah pada kelompok kontrol
5.1.14. Karakteristikrespondenber adalah 178,25 mg/dl.
dasarkanfaktorketurunan
5.2.2. Distribusikadarguladarahkelompo
kelompok kontrol
kintervensisebelumdiberikanterapi
Faktorketurunan Frekuensi Persentase
rebusandaunpandanwangi(pandan
usamaryllifolius)padapenderita
Ada 6 37,5%
diabetes mellitus di DesaNgasem,
KecamatanNgasem, Kabupaten
Tidakada 10 62,5% Kediri tahun 2018
Varia N Me Me Mo SD Min-
Total 16 100%
bel an dian de max

(Sumber data primer penelitian 2018)


Gulad 16 315, 281, 197 113 197-
a
Berdasarkan tabel dapat di arahs 25 50 ,81 600

interprestasikan bahwa sebagian besar ebelu 9


m
responden kelompok kontrol 10 orang
(Sumber data primer penelitian 2018)
(62,5%) tidak ada faktor keturunan Berdasarkan tabel dapat
diabetes. diinterpretasikan bahwa sebelum
Data Khusus diberikan terapi rebusan daun pandan
5.2.1. Distribusikadarguladarahkelompo wangi (pandanus amaryllifolius) rata-rata
kkontrolsebelumdiberikan air
rebusanpadapenderita diabetes kadar gula darah pada kelompok
mellitus di DesaNgasem, intervensi adalah 315,25 mg/dl.
KecamatanNgasem, Kabupaten
Kediri tahun 2018
Var N Mean Me Mo SD Min-
iabe dian de max
l
gula 16 178,2 142, 129 77,0 105-
dara 5 50 02 346
hse
belu
m
5.2.3. Distribusikadarguladarahkelompo
(Sumber data primer penelitian 2018) kkontrolsetelahdiberikan air
Berdasarkan tabel dapat rebusanpadapenderita diabetes
diinterpretasikan bahwa sebelum mellitus di DesaNgasem,
8

KecamatanNgasem, Kabupaten adapkadarguladarahpenderita


Kediri tahun 2018 diabetes mellitus di DesaNgasem,
Variab N Mea Medi Mo SD Min KecamatanNgasem, Kabupaten
el n an de - Kediri tahun 2018
Variable Mean SD SE
max
Kadar gula 178,25 77,002 19,250
Gulada 1 167, 129,0 128 75, 97- darah
sebelum 167,25 75,388 18,847
rahsetel 6 25 0 388 383 Kadar gula
ah darah 11
sesudah
(Sumber data primer penelitian 2018) Sesilih kadar
Berdasarkan tabel dapat gula darah
sebelum dan
diinterpretasikan bahwa setelah diberikan sesudah
terapi air rebusan rata-rata kadar gula P value = α = 0,05
0,173
darah pada kelompok kontrol adalah (Sumber data primer penelitian 2018)

167,25 mg/dl. Berdasarkan tabel dapat


5.2.4. Distribusikadarguladarahkelompo diinterpretasikan bahwa selisih rata-rata
kintervensisetelahdiberikanterapir
ebusandaunpandanwangi(pandan kadar gula darah sebelum dan setelah
usamaryllifolius)padapenderita pada kelompok kontrol adalah 11 mg/dl.
diabetes mellitus di DesaNgasem,
KecamatanNgasem, Kabupaten 5.2.6. Analisispengaruhpemberianterapir
Kediri tahun 2018 ebusandaunpandanwangi(pandan
Varia N Mea Medi Mo SD Min- usamaryllifolius)
padakelompokintervensiterhadapk
bel n an de max
adarguladarahpenderita diabetes
mellitus di DesaNgasem,
Gulad 1 185, 165,5 85a 128, 85-
KecamatanNgasem, Kabupaten
arahs 6 94 0 546 600 Kediri tahun 2018
etelah Variable Mean SD SE
(Sumber data primer penelitian 2018) Kadar gula 315,25 113,819 28,455
Berdasarkan tabel dapat darah
sebelum
diinterpretasikan bahwa setelah diberikan Kadar gula 185,94 128,546 32,136
darah
terapi rebusan daun pandan wangi
sesudah
(pandanus amaryllifolius) rata-rata kadar Sesilih 129,31
kadar gula
gula darah pada kelompok intervensi darah
sebelum
adalah 185,94 mg/dl. dan
sesudah
5.2.5. Analisispengaruhpemberian air P value = α = 0,05
rebusanpadakelompokkontrolterh 0,001
9

(Sumber data primer penelitian 2018) rebusan daun pandan wangi (pandanus
Berdasarkan tabel dapat amaryllifolius) terhadap kadar gula darah
diinterpretasikan bahwa selisih rata-rata pada kelompok intervensi penderita
kadar gula darah sebelum dan setelah diabetes mellitus di Desa Ngasem
perlakuan adalah 129,31 mg/dl. Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri
5.2.7. Analisisperbedaankadarguladarah tahun 2018.
kelompokintervensidankelompok Pembahasan
kontrolsetelahpemberianterapireb
usandaunpandanwangi(pandanusa 1. Analisapengaruhsebelumdansesudah
maryllifolius) diberikan air
terhadapkadarguladarahpenderita rebusanpadakelompokkontrolterhada
diabetes mellitus di DesaNgasem, pkadarguladarahpenderita diabetes
KecamatanNgasem, Kabupaten mellitus di desaNgasem,
Kediri tahun 2018 kecamatanNgasem, kabupaten Kediri
Perlakuan N Mea Sum
tahun 2018
responden n of
Hasil uji statistic
Rank Rank
menggunakan uji wilcoxon pada
s
kelompok kontrol didapatkan p-
Score Kelompok 16 23,0 368, value sebesar 0,173 maka nilai p-
GDS intervensi 0 00 value lebih dari α (0,05). Hal ini
Kelompok 16 10,0 160, menunjukan tidak ada pengaruh air
kontrol 0 00 rebusan terhadap kadar gula darah

Total 32
sebelum dan sesudah dikontrol.
Berdasarkan hasil uji statistik
P value = α = 0,05
menggunakan wilcoxon dari 16
0,000
responden kelompok kontrol
(Sumber data primer penelitian 2018)
diketahui yang mengalami
Berdasarkan tabel dapat diinterpretasikan penurunan kadar gula darah
bahwa hasil dari uji mann-whitney yaitu sebanyak 9 responden, yang
p value< α ( p value = 0,00) sehingga mengalami kenaikan kadar gula
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak H1 darah sebanyak 4 responden, dan
diterima ada pengaruh pemberian terapi yang memiliki kadar gula darah tetap
10

sebanyak 3 responden. Faktor yang valuesebesar0,001makanilaip-


mempengaruhi kadar gula darah valuekurang dariα(0,05).Hal
yaitu aktivitas fisik, pola makan, inimenunjukkanbahwaH0
stres dan faktor emosi, berat badan, ditolakdanH1
usia, dan konsumsi obat, (Fox & diterima.Jadikesimpulannya ada
Klivert, 2010). Peningkatan kadar pengaruh terapi rebusan daun pandan
gula darah pada kelompok kontrol wangi(pandanus amaryllifolius)
ini karena pada kelompok kontrol terhadap kadar gula darah pada
tidak diberikan intervensi rebusan kelompok intervensi penderita
daun pandan wangi, melainkan diabetes mellitus di desa Ngasem,
hanya diberikan air rebusan yang kecamatan Ngasem, kabupaten
tidak memiliki anti-hiperglikemia. Kediri tahun 2018.
Sedangkan, penurunan kadar gula Berdasarkan hasil uji statistik
darah dan kadar gula darah yang menggunakan wilcoxon dari 16
tetap dipengaruhi oleh beberapa responden kelompok intervensi
faktor seperti aktivitas fisik, pola diketahui yang mengalami
makan, serta konsumsi obat anti- penurunan kadar gula darah
hiperglikemia. sebanyak 15 responden, dan 1
2. Analisapengaruhsebelumdansesudaht responden mengalami kadar gula
erapirebusandaunpandanwangi(pand darah tetap. Kadar gula darah yang
anusamaryllifolius) tetap ini terjadi karena responden
padakelompokintervensiterhadapkad GDS 600 mg/dl, selain itu usia
arguladarahpenderita diabetes responden 67 tahun dan bekerja
mellitus di desaNgasem, sebagai ibu rumah tangga. Dengan
kecamatanNgasem, kabupaten Kediri bertambahnya usia, tubuh
tahun 2018 mempunyai daya toleransi yang
Hasilujistatistic rendah terhadap glukosa. Kondisi ini
menggunakanujiwilcoxonkadar gula dapat disebabkan oleh perubahan
darah kelompok intervensidi reseptor glikoprotein yang
dapatkanp- berinteraksi dengan insulin. Sekresi
11

insulin tidak menurun dengan penurunan jumlah reseptor insulin


bertambahnya usia, tetapi yang yang siap berikatan dengan insulin,
menurun adalah kepekaan reseptor perubahan pola makan lebih banyak
yang beriteraksi dengan insulin makan karbohidrat akibat
(Wijayakusuma, 2004). Proses berkurangnya jumlah gigi sehingga,
menua yang berlangsung setelah usia perubahan neurohormonal (terutama
30 tahun mengakibatkan perubahan insulin-like growth factor-1 (IGF-1)
anatomis, fisiologis dan biokimia. dan dehidroepiandosteron (DHEAS)
Perubahan dimulai dari tingkat sel, plasma) sehingga terjadi penurunan
berlanjut pada tingkat jaringan dan ambilan glukosa akibat menurunnya
akhirnya pada tingkat organ, yang sensitivitas reseptor insulin dan aksi
dapat mempengaruhi fungsi insulin (Kurniawan, 2010). Aktivitas
homeostasis (Sudoyo, 2006). fisik adalah setiap gerakan tubuh
Gangguan metabolisme karbohidrat yang dihasilkan oleh otot rangka
pada lansia meliputi tiga hal yaitu yang memerlukan pengeluaran
resistensi insulin, hilangnya energi. Menurut hasil survey sosial
pelepasan insulin fase pertama ekonomi nasional (2004),
sehingga lonjakan awal insulin kecenderungan diabetes mellitus
postprandial tidak terjadi pada lansia disebabkan oleh aktivitas fisik yang
dengan DM, peningkatan kadar kurang sebanyak 82,9% (Adiningsih,
glukosa postprandial dengan kadar 2011). Rahmawati (2011)
gula glukosa puasa normal. Di antara menyatakan responden yang
ketiga gangguan tersebut, yang memiliki aktivitas ringan cenderung
paling berperanan adalah resistensi memiliki kadar gula darah tidak
insulin. Timbulnya resistensi insulin terkontrol sedangkan yang memiliki
pada lansia dapat disebabkan oleh 4 aktivitas sedang memiliki kadar gula
faktor: perubahan komposisi tubuh: darah terkontrol.
massa otot lebih sedikit dan jaringan 3. Analisaperbedaankadarguladarahsete
lemak lebih banyak, menurunnya lahpemberianterapirebusandaunpand
aktivitas fisik sehingga terjadi anwangi(pandanusamaryllifolius)
12

padakelompokkontroldankelompokin kontrolyaituterdapatselisihsebesar 11
tervensipenderita diabetes mellitus di mg/dl. Sedangkan, penurunankadar
DesaNgasem, KecamatanNgasem, gula darahsebelum
Kabupaten Kediri tahun 2018 dansesudahdiberikanairrebusan daun
Hasil uji Mann Whitney pandan wangi pada kelompok
setelah diberikan air rebusan daun intervensiyaituterdapatselisihsebesar
pandan wangi dan setelah diberikan 129,31 mg/dl. Perbedaan Kadar gula
air rebusan di dapatkan p value 0,000 darah tersebut karena pada kelompok
dapat disimpulkan bahwa ada intervensi diberikan rebusan daun
perbedaan kadar gula darah antara pandan wangi yang dapat
kelompok intervensi dan kelompok memberikan efek hipoglikemia,
kontrol setelah diberikan rebusan sedangkan kelompok kontrol hanya
daun pandan wangi (pandanus di berikan air rebusan yang tidak
amaryllifolius) pada penderita memiliki efek apapun. Kadar gula
diabetes mellitus di desa Ngasem, darah pada kelompok intervensi dan
kecamatan Ngasem, kabupaten kelompok kontrol mengalami
Kediri tahun 2018. peningkatan, penurunan ataupun
Berdasarkan rata-rata kadar tetap, hal tersebut dipengaruhi oleh
gula darah pada kelompok kontrol beberapa faktor lainnya seperti
setelah pemberian air rebusan aktivitas fisik, pola makan, stres dan
mengalami penurunan kadar gula konsumsi obat anti-hiperglikemia.
darah. Sedangkan pada kelompok Kesimpulan
intervensi setelah pemberian air Ada pengaruh air rebusan daun pandan
rebusan daun pandan wangi wangi (pandanus amaryllifolius)terhadap
mengalami penurunan kadar gula kadar gula darah penderita diabetes
darah lebih besar dari pada mellitus di desa Ngasem, kecamatan
kelompok kontrol. Ngasem, kabupaten Kediri pada tahun
Penurunankadargula darahsebelum 2018.
dansesudahdiberikanairrebusanpada Saran
kelompok
13

Disarankan penderita DM dapat histopatologis tikus diabetes


mellitus. Jurnal pangan dan
menjadikan alternatif terapi non
agroindustri, P.16-27.
farmakologi dengan menggunakan daun Rahmawati. (2011). Hubungan Pola
Makan dan Aktivitas dengan
pandan wangi untuk menurunkan kadar
Kadar Gula Darah Penderita
gula darah penelitian lain Diabetes Mellitus Tipe-2 Rawat
Jalan di RSUP Dr. Wahidin
menggunakanpenelitiansejenisdengandes
Sudirohusodo Makasar. Makasar:
ain yang berbeda dan populasi yang Fakultas Ilmu Kesehatan Sam
Ratulangi.
berbeda.
RISKESDES. (2007). Jakarta: Badan
Daftar Pustaka Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Republik Indonesia.
Adiningsih, R. U. (2011). Faktor-Faktor
Santoso, M. L., & S, Y. (2006).
Yang Berhubungan dengan
Gambaran Pola Penyakit
Kejadian DM Tipe II pada Orang
Diabetes Mellitus Di Bagian
Dewasa di Kota Padang Panjang.
Rawat Inap Rsud Koja 2000-
Padang: Kesehatan Masyarakat
2004. Jakarta: Bagian Penyakit
Universitas Andalas Padang.
Dalam Fakultas Kedokteran
Aru, W. S. (2009). Buku Ajar Ilmu
Universitas Kristen Krida
Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.
Wacana.
Jakarta: Interna Publishing.
Soegondo, S. (2007). Penatalaksanaan
Dinkes Kab.Kediri. (2017). Data
Diabetes Melitus Terpadu.
Penderita Diabetes Mellitus
Jakarta: FKUI.
Kabupaten Kediri. Kediri.
Tjokroprawiro, A. (2006). Hidup Sehat
Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Mellitus
dan Bahagia Bersama Diabetes
Tipe 2. Jurnal Majority Vol.4 No.
Mellitus. Jakarta: Gramedia
5 , p;93-101.
Pustaka Utama.
Fitriani, S. R., & Rachmawati, S. (2016).
Waspadji, S. (2006). Buku Ajar Ilmu
Cara Ampuh Tumpas Diabetes.
Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
Yogyakarta: Medika.
WHO. (2003). Traditional Medicine.
Fox, C., & Klivert, A. (2010).
Bersahabat dengan Diabetes Tipe
1. Jakarta: Penebar Plus.
Nastiandari, J. D. (2016). Pengaruh Air
Rebusan Daun Pandan Wangi
(Pandanus Amaryllifolius Roxb)
terhadap Kadar Gula Darah
Tikus Jantan Galur Wistar yang
Terbebani Glukosa. Yogyakarta.
Prameswari , O. M., & Widjarnoko, S. B.
(2014). Uji efek ekstrak air daun
pandan wangi terhadap penurunan
kadar glukosa darah dan

Anda mungkin juga menyukai