PUSKESMAS JONGGOL
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya
penyusunan Pedoman MTBS ini dapat terselesaikan dengan baik. Pedoman MTBS ini merupakan
pedoman bagi petugas MTBS dalam melaksanakan pelayanan MTBS kepada bayi dan balita yang
berkunjung ke Puskesmas jonggol. Diharapkan penyelenggaraan MTBS di puskesmas ini dapat
menurunkan kematian serta meningkatkan kualitas bayi dan balita.
Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan keterpaduan tatalaksana balita sakit yang
meliputi upaya pengobatan, pelayanan preventif seperti pemberian imunisasi, pemberian
vitamin A, serta pelayanan promotif antara lain menilai dan memperbaiki cara pemberian ASI,
konseling kepada ibu/pengasuh anak cara merawat dan mengobati anak sakit dirumah, masalah
pemberian makan dan sebagainya.
Manajemen Terpadu Balita Sakit termasuk pelayanan standard yang masuk dalam
Permenkes no 25 tahun 2014 dan masuk standard pelayanan minimal kabupaten/kota. Dengan
menerapkan MTBS diharapkan terjadi peningkatan penemuan kasus, semakin banyak balita
yang dapat dicegah dari kematian, penurunan mordibiditas serta intervensi terpilih sesuai
dengan fokus permasalahan.
Ucapan terimakasih disertai penghargaan yang tinggi kami sampiakan kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan, saran dan kritik dalam penyususnan pedoman MTBS ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
dr.H.Suparno
NIP.19760216200811006
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Misi Organisasi :
1. Mendorong Pembangunan kecamatan jonggol yang berwawasan kesehatan
2. Mendorong Kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,merata
dan terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatanindividu ,keluarga,masyarakat
beserta lingkungannya.
Motto :
“Melayani Dengan Sepenuh Hati”
TataNilai :
Nilai SABAR (Sinergitas, Akuntabel, Bersih, Aktif, Ramah) yang di mana makna dari
nilai adalah:
Singkatan Kepanjangan Makna
S Sinergitas Membangun Komitmen untuk menjalin kemitraan
yang harmonis
A Akuntable Meberikan layanan kesehatan sesuai pedoman
dan standar pelayanan yang ditetapkan
B Bersih Penyelenggara layanan kesehatan
berkesinambungan dengan memanagement
yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan
A Aktif Memberikan pelayanan kesehatan secara aktif
baik didalam gedung maupun diluar gedung
R Ramah Pemberi layanan menunjukan sikap 5S kepada
semua pelanggan
B. Tujuan Pedoman
1. Sebagai pedoman petugas dalam menilai dan membuat klasifikasi anak sakit
umur 2 bulan – 5 tahun
2. Sebagai pedoman petugas dalam menentukan tindakan dan memberi
pengobatan
3. Sebagai pedoman petugas dalam pelayanan tindak lanjut
4. Sebagai pedoman bagi petugas dalam memberi konseling bagi ibu
C. Sasaran Pedoman
Sasaran utama penerapan MTBS adalah para perawat,bidan, atau bidan desa yang
menangani balita sakit. Tentunya dokter puskesmas juga perlu terlatih MTBS agar dapat
melakukan supervise penerapan MTBS di wilayah kerja puskesmas.
E. Batasan Operasional
1. Seluruh balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun dan bayi muda umur < 2 bulan.
a. Konsep dasar : MTBS merupakan pendekatan terbaik dalam menurunkan
angka kematian balita, yang meliputi upaya pengobatan, pelayanan preventif,
dan promotif.
b. Tujuan : tersedianya acuan untuk mengoptimalkan penyelenggarakan MTBS
di Puskesmas dalam rangka menurunkan kematian serta meningkatkan
kualitas hidup bayi dan balita
c. Media : …………………………………………………………………………………………………….
F. Batasan Hukum
1) Undang – Undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2) Permenkes no.25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak serta standar
pelayanan minimal kabupaten/kota
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Pada penerapan MTBS Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab, dokter sebagai
supervision dan motivator, dan tenaga kesehatan yang memberi pelayanan langsung
balita sakit dan bayi muda.
C. Jadwal Kegiatan
A. DENAH RUANGAN
B. Fasilitas MTBS
NO ALAT JUMLAH
1. Timbangan bayi 1
2. Timbangan anak 1
3. Pengukur panjang badan 1
4. Pengukur tinggi badan 1
5. Pengukur suhu tubuh 1
6. ARI sound timer atau arloji dengan jarum detik 1
7. senter 1
8. Spatula lidah 1
9. Tensi meter , manset anak dan stetoskop 1
10. Alat penumbuk obat 1
11. Gelas, sendok dan teko ( tempat air matang 1
dan bersih ) digunakan dilayanan rehidrasi oral
aktif/ pojok oralit
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
1) ANAMNESA
2) PEMERIKSAAN
Memeriksa tanda bahaya umum
Tanda bahaya umum adalah :
Anak tidak bias minum atau menetek
Anak memuntahkan semuanya
Anak kejang
Anak letargis atau tidak sadar
NO GEJALA KLASIFIKASI
1. Adanya tanda bahaya Pneumonia berat
umum atau penyakit
Tarikan dinding dada sangat berat
Stridor
2. Napas cepat Pneumonia
3. Tidak ada tanda tanda Batuk bukan
Pneumonia atau penyakit pneumonia
sangat berat
NO GEJALA KLASIFIKASI
1. Terdapat dua atau lebih tanda Dehidrasi berat
tanda dibawah ini :
Letargis atau tidak sadar
Mata cekung
Tidak bias minum atau
malas minum
Cubitan kulit perut
kembalinya sangat lambat
2. Terdapat dua atau lebih tanda Dehidrasi
tanda dibawah ini : ringan/sedang
Gelisah, rewel/ mudah
marah
Mata cekung
Haus, minum dengan lahap
Cubitan kulit perut
kembalinya lamabat
3. Tidak cukup tanda tanda untuk Tanpa dehidrasi
diklasifikasikan sebagai dehidrasi
erat atau ringan/sedang.
NO GEJALA KLASIFIKASI
1. Ada tanda tanda syok Demam berdarah
Muntah bercampur darah dengue
seperti kopi
Berak berwarna hitam
Perdarahan dari hidung
atau gusi yang berat
Bitnik perdarahan dikulit
Sering muntah tanpa diare
NO GEJALA KLASIFIKASI
1. Ada tanda bahaya umum Penyakit berat
Kaku kuduk dengan demam
2. Demam ( 37.5 derajat Malaria
celcius )
3. Klasifikasi demam untuk campak
NO GEJALA KLASIFIKASI
1. Ada tanda bahaya umum Campak dengan
Kekeruhan pada kornea komplikasi berat
mata
Luka dimulut yang dalam
atau luas
2. Mata bernanah Campak dengan
Luka dimulut komplikasi pada
mata atau mulut
3. Terdapat campak saat ini Campak
atau dalam 3 bulan terakhir
NO GEJALA KLASIFIKASI
1. Peembengkakan yang nyeri Mastoiditis
dibelakang telinga
2. Tampak cairan / nanah infeksi telinga akut
keluar dari telinga dan telah
terjadi kurang dari 14 hari
Nyeri telinga
3. Tampak cairan / nanah Infeksi telinga
keluar dari telinga dan telah kronis
terjadi lebih dari 14 hari
NO GEJALA KLASIFIKASI
1. Badan tampak sangat kurus Gizi buruk/Anemia
Bengkak pada kedua kaki berat
Telapak tangansangan
pucat
2. Telapak tangan agak pucat BGM/Anemia
Berat badan menurut umur
sangat rendah ( bawah
garis merah = BGM )
3. Berat badan menurut umur Tidak BGM dan
tidak BGM dan tidak tidak Anemia
ditemukan tanda tanda lan
dari malnutrisi dan anemia
BAB V
LOGISTIK
Logistik menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan untuk pelayanan MTBS.
Harus direncanakan secara benar, dijaga kesinambungan keberadaannya dan dipastikan
siap pakai. Beberapa jenis logistic yang harus disiapkan, antara lain :
1. Ruangan MTBS
2. Persiapan Obat
Secara umum, obat yang digunakan pada MTBS telah termsuk dala Formularium
Nasional ( Fornas ) yang digunakan di puskesmas. Apabila penanganan balita
sakit dengan MTBS ini pasien membutuhkan obat yang belum tercantum di
fornas, maka puskesmas dapat memberikan obat tersebut dengan ketentuan
bahwa obat yang dibutuhkan sesuai dengan indikasi medis dan sesuai dengan
standar pelayanan kedokteran.
3. Persiapan alat
Peralatan yang digunakan dalam penerapan MTBS dipuskesmas adalah :
NO ALAT
1. Timbangan bayi
2. Timbangan anak
3. Pengukur panjang badan
4. Pengukur tinggi badan
5. Pengukur suhu tubuh
6. ARI sound timer atau arloji dengan jarum detik
7. senter
8. Spatula lidah
9. Tensi meter , manset anak dan stetoskop
10. Alat penumbuk obat
11. Gelas, sendok dan teko ( tempat air matang
dan bersih ) digunakan dilayanan rehidrasi oral
aktif/ pojok oralit
5. Media KIE
Buku KIA pada penerapan MTBS dan juga pelayanan lainnya selain sebagai tools
pencatatan pelayanan kesehatan yang telah di terima juga sebagai media KIE.
Selain buku KIA media KIE lainnya yang mengandung pesan terkait MTBS ( leaflet,
lembar balik,poster, alat peraga,video )
6. Biaya Operasional
Biaya operasional sangat dibutuhkan pada penerapan MTBS, baik untuk kegiatan
dalam gedung maupun kegiatan diluar gedung.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko
Pada saat melakukan pelayanan MTBS kepada pasien ada beberapa kesalahan yang
mungkin bisa terjadi seperti :
Kesalahan mengidentifikasi pasien, mulai nama, umur, nama orang tua, alamat
Kesalahan anamnesa / anamnesa yang tidak komplit
Kesalahan klasifikasi dan tindakan
Kesalahan diagnosa dan terapi
Alat pengukur suhu, pengukur berat badan dan tinggi badan tidak akurat
Petugas tidak mencuci tangan dan memakai APD
Menggunakan alat yang tidak steril
2. Analisis Resiko
Analisis dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk
menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung
jawabuntuk mengelola / mengendalikan risiko / insiden tersebut termasuk dalam
kategori biru / hijau / kuning / merah
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk resiko dengan
kategori biru hijau maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana, sedangkang untuk
kategori kuning merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan
upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana
dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Keterampilan petugas MTBS
2. Dukungan manajemen
3. Indikator tingkat kepuasan pengantar terhadap pelayanan yang
diberikan
2. Indikator Proses
Pemeriksaan MTBS tepat waktu sesuai jadwal pelayanan MTBS
Pelaksanaan pelayanan MTBS dilakukan setiap hari sesuai jadwal
pelayanan
Petugas melaksanakan pemeriksaan MTBS sesuai SOP
Adanya dukungan dari pihak manajemen puskesmas
Ada laporan tertulis tentang kegiatan MTBS
3. Indikator Luaran ( Output )
Semua bayi 0 – 2 bulan dan bayi 2 bulan – 5 tahun dilakukan MTBS
Tidak ada lagi bayi dan balita yang meninggal karena telat mendapatkan
penangan pelayanan kesehatan
4. Indikator Dampak
Semua bayi dan balita sakit mendapatkan penanganan yang cepat
untuk mencegah kematian pada bayi dan balita
2. Pelaporan
Laporan bulanan LB 1 penyakit, LB 3 KIA
Laporan bulanan
BAB IX
PENUTUP
Buku pedoman MTBS ini merupakan sarana penunjang yang sangat dibutuhkan sebagai
acuan untuk mengoptimalkan penyelenggarakan MTBS di Puskesmas Jonggol ,dalam rangka
menurunkan kematian serta meningkatkan kualitashidup bayi dan balita.
Penerapan MTBS diawali dari komitmen kepala puskesmas dalam mendukung
kesinambungan ketersediaan SDM, sarana, prasarana, alat kesehatan, obat dan vaksin, serta
mengevaluasi kualitas pelayanan MTBS secara berkala.
Pedoman ini jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik dan sarannya untuk
perbaikan pedoman MTBS ini.
Semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi semua pihak .