Anda di halaman 1dari 24

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

Keynotes Speech
Menteri Kesehatan

“Pertemuan Review Roadmap Pelaksanaan


Jaminan Kesehatan Nasional “
Hotel JS Luwansa, 20 Februari 2018
Potret Pembiayaan Kesehatan Secara Makro
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Gross National Income Per Capita Indonesia termasuk dalam kelompok


negara LOWER MIDDLE INCOME
Dengan GNI PER CAPITA:
US$3,400 (2016)
Indonesia menunjukkan Positive
makroekonomi Outlook dan diprediksi
segera masuk dalam kelompok negara
UPPER MIDDLE INCOME STATUS
Sumber : World Bank

Anggaran Kesehatan dalam APBN


Alokasi Anggaran Sektor Kesehatan Tahun
2018 meningkat jika dibandingkan Tahun
2017
Kebijakan alokasi pada:
1. Meningkatkan & memperbaiki distribusi
faskes & tenaga kesehatan
2. Penguatan Promotif & preventif
3. Meningkatkan efektifitas&
keberlanjutan JKN
4. Meningkatkan peran Pemda untuk
supply side & peningkatan mutu layanan
Sumber: Informasi APBN 2018 , Kemenkeu
JAMINAN KESEHATAN BAGI SEMUA ORANG
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA MERUPAKAN HAK AZASI MANUSIA
Indonesia mengembangkan UHC melalui
mekanisme asuransi kesehatan sosial untuk
menjamin pembiayaan kesehatan yang yang
berkelanjutan.

UU No 36 Tahun 2009
• Semua orang
mempunyai HAK
UUD 1945 UU 40 tentang SJSN
YANG SAMA dalam
Pasal 28 H Jaminan Kesehatan
memperoleh akses UU No 24 Tahun
Setiap orang berhak diselenggarakan dengan
atas sumber daya di 2011
atas JAMİNAN SOSİAL tujuan agar peserta
bidang kesehatan
yang memungkinkan memperoleh manfaat
• Setiap orang BPJS
pengembangan pemeliharaan kesehatan
mempunyai hak menyelenggarakan
dirinya secara utuh dan perlindungan dalam
dalam memperoleh SJSN
sebagai manusia yang memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan
bermartabat. dasar kesehatan
yang aman,
bermutu, dan
terjangkau
Pelaksanaan SJSN dalam RPJMN 2015-2019
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA Pengembangan Jaminan Kesehatan Nasional untuk
Mencapai UHC pada Tahun 2019
Agenda utamanya adalah menjamin akses pelayanan
kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat
terutama masyarakat miskin.

Arah Kebijakan dan Strategi :


Memantapkan Pelaksanaan SJSN melalui
a. Peningkatan cakupan kepesertaan melalui KIS
b. Peningkatan jumlah Faskes yang menjadi penyedia layanan sesuai
standar antara lain melalui kerjasama antara Pemerintah dgn
swasta
c. Peningkatan pengelolaan jaminan kesehatan dalam bentuk
penyempurnaan dan koordinasi paket manfaat, insentif penyedia
layanan, kendali mutu & biaya, pengembangan HTA & Monev
d. Penyempurnaan sistem pembayaran untuk penguatan pelayanan
kesehatan dasar, kesehatn ibu dan anak, insentif tenaga kesehatan
di DTPK dan peningkatan upaya promotif dan preventif
perorangan
e. Pengembangan berbagai regulasi termasuk standar guideline
pelayanan kesehatan;
f. Peningkatan kapasitas kelembagaan untuk mendukung mutu
pelayanan; dan
g. Pengembangan pembiayaan pelayanan kesehatan kerjasama
pemerintah swasta
Strategi Pembangunan Kesehatan 2015-2019
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu,


Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
4. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang
Berkualitas
5. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang
Berkualitas
6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan,
dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan
7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan
8. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber
Daya Manusia Kesehatan
9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan
Sistem Informasi
11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) Bidang Kesehatan
12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan
Kesehatan
MENTERI KESEHATAN
Capaian Program Jaminan Kesehatan Nasional
REPUBLIK INDONESIA

2014 2015 2016 2017


Smp 1 Feb
2018

133.4 156.7 171.9 187.9 192


juta jiwa juta jiwa juta jiwa juta jiwa juta jiwa

Komposisi 65% PBI 56% PBI 53% PBI 49% PBI 48% PBI
kepesertaan 35% Non PBI 44% Non PBI 47% Non PBI 51% Non PBI 52% Non PBI

FKTP FKTP yang 18.437 19.969 20.708 21.763 21.785


bekerjasama

FKRTL FKRTL yang 1.681 1.847 2.068 2.292 2.324


bekerjasama

Pemanfaatan
(total 92.3 juta 146.7 juta 192.9 juta 219.6juta
kunjungan)
Target Sasaran Kepesertaan Menurut
RPJMN Dan Realisasi Kepesertaan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

70,1
%
66,
7%
Perkembangan Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Tahun 2014-2018
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
93,0
92,4 juta 92,4 juta 92,4 juta
Millions

Jiwa
92.315.746 92,319,597
92,0
*
91,0
91.137.197

90,0

89,0
88,2 juta
88,0
87.882.867
87,0
86,4 juta

86,0 86.400.000

85,0

84,0

83,0
2014 2015 2016 2017 2018
Target Peserta Capaian Peserta
Potensi Kepesertaan JKN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Jumlah Cakupan februari : 192 juta jiwa


UHC 2019: 257,5 juta jiwa

• Potensi kepesertaan
terbesar berasal dari
segmen informal
(PBPU dan BP) serta
PPU non
Penyelenggara negara

•Diperlukan sosialisasi
dan kerjasama lintas
sektor dalam upaya
peningkatan cakupan
tersebut

Sumber : Website BPJS Kesehatan


RKAT BPJS Kesehatan
Perkembangan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
dalam JKN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Dimulainya JKN Jumlah FKTP meningkat 18% Potret Jenis FKTP Provider JKN
sejak Tahun 2014
CAPAIAN AKREDITASI PUSKESMAS 15 DES 2017
4.223 Puskesmas di 3.447 Kecamatan, di 458 Kab/kota

% PKM TERAKREDITASI
700
642 635 100,00
90,00

600 80,00
70,00
60,00

500 50,00
40,00
30,00
400 361 20,00
10,00
0,00
300 267

200 164 162


140 130
119 113 101 100
99 99 92 92 89 86 84
100 79 69 65
57 54 47 45 44
36 32 30 28 25 24
0

KAB/KOTA KECAMATAN PUSKESMAS


Perkembangan Fasilitas Kesehatan Rujukan
MENTERI KESEHATAN
Tingkat Lanjutan dalam JKN
REPUBLIK INDONESIA

Dimulainya JKN Jumlah FKRTL meningkat Potret Jenis FKRTL Provider JKN
36 %
sejak Tahun 2014
Klinik
Utama

RS Kls C
RS Kls C
RS Swasta

RS
Khusus
MENTERI KESEHATAN
Gambaran Akreditasi
STATUS RS
AKREDITASI RUMAH
SAKIT
REPUBLIK INDONESIA

JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA


TAHUN 2017 STATUS AKREDITASI RUMAH SAKIT

1.543

TOTAL : 2.782 RUMAH SAKIT 55,46% RS telah


Sumber: RS Online 14 Januari 2018 terakreditasi
Sumber: Website KARS 14 Januari 2018
13
MENTERI KESEHATAN DAMPAK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

NASIONAL TERHADAP AKSES DAN EKUITAS


LAYANAN KESEHATAN (1)
Kurva Konsentrasi Akses Rawat Jalan Ke Puskesmas:
Data Observasi Susenas • Tampak nilai indeks konsentrasi
era JKN (Tahun 2015) Pelayanan menunjukkan konsentrasi
Kesehatan rawat jalan di Puskesmas
mengarah ke individu miskin/ berpihak variabel kesehatan perubahan
pada kaum miskin (pro poor). positif jikadibandingkan dengan
tahun 2013 sebelum era JKN .

• Disimpulkan terjadi peningkatan


ekuitas dari tahun 2013 ke tahun
2015

Kajian Dampak Program JKN terhadap akses dan Ekuitas Layanan Kesehatan, Kemenkes, 2016
POTRET EKUITAS Akses Rawat Jalan Ke RS Pemerintah
VS RS SWASTA : Data Observasi Susenas

RS Pemerintah pada Tahun 2015 RS Swasta


( setelah era JKN)
pelayanan kesehatan
rawat Jalan RS
Pemerintah dan RS
Swasta semakin
mendekati garis
equity (pro poor) Bila
dibandingkan dengan
tahun 2013 sebelum
era JKN

• Nilai estimasi ekuitas akses rawat jalan ke RS Pemerintah dan RS juga ditemui cenderung
“membaik” pada 2015 jika dibandingkan tahun 2013.
• Namun tidak seperti RS Pemerintah nilai estimasi ekuitas akses rawat jalan ke RS Swasta
hanya sedikit “membaik” pada 2015 jika dibandingkan tahun 2013.

Kajian Dampak JKN, Kemenkes , 2016


POTRET EKUITAS Akses Rawat Inap Ke RS Pemerintah VS RS
Swasta:
Data Observasi Susenas

pada Tahun 2015(


RS Pemerintah RS Swasta
setelah era JKN)
pelayanan kesehatan
rawat inap RS
Pemerintah dan RS
Swasta semakin
mendekati garis
equity (pro poor) Bila
dibandingkan dengan
tahun 2013 sebelum
era JKN

• Nilai estimasi ekuitas akses rawat inap ke RS Pemerintah dan RS Swasta juga cenderung “membaik”
pada 2015 jika dibandingkan 2013.
• Jika dibandingkan estimasi ekuitas RS Pemerintah sedikit lebih Baik dari Pada Swasta
• Pada kasus utilisasi rawat inap RS Pemerintah, cenderung memberikan benefit ke kelompok
pendapatan bawah atau miskin dalam hal utilisasi rawat inap.

Kajian Dampak JKN, Kemenkes , 2016


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Tantangan Implementasi JKN
• Sampai bulan Februari 192 juta penduduk telah
menjadi peserta JKN, 74% dari total penduduk
Kepesertaan • Perlu optimalisasi peningkatan cakupan kepesertaan
khususnya dari sektor informal (Peserta Bukan
Penerima Upah/ PBPU)

• Ketidakseimbangan Penerimaan Iuran dan Beban


Kesinambungan Pembayaran Manfaat pada Program JKN yang
Pembiayaan menyebabkan kondisi defisit di BPJS Kesehatan
• Beban pembiayaan terbesar salah satunya berasal dari
penyakit katastrofik

• Jumlah, distribusi sarana prasarana dan alat


Kesiapan Sisi
kesehatan, Fasilitas Kesehatan serta SDM Kesehatan
Suplay
• Standarisasi pelayanan kesehatan dan akreditasi
fasilitas kesehatan

• Pencegahan dan Pengendalian kecurangan/fraud


Pengendalian belum berjalan optimal
Kecurangan/ • Telah dibentuk Tim bersama KPK- Kemenkes- BPJS
Fraud Kesehatan untuk Pencegahan dan Penyelesaian Fraud
Upaya Pencapaian
Universal Health Coverage
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Penguatan Peningkatan
Penguatan Sisi Penguatan Sisi Sistem Upaya Promotif
Supply Regulasi Manajemen Preventif
Informasi dan
1. Peningkatan Fasiltas 1. Terbitnya Inpres Data 1. Program
Kesehatan yang No. 8 Tahun Indonesia
bekerjasama 2017 tentang
Optimalisasi 1. Penguatan Sehat Melalui
2. Pemenuhan Tenaga
Kesehatan terutama Program JKN Sistem Pendekatan
DTPK melalui 2. Proses Revisi Informasi dalam Keluarga
Nusantara Sehat & Peraturan JKN 2. Program
WKDS Pemerintah dan 2. Pemanfaatan GERAKAN
3. Peningkatan Kualitas Perpres dalam MASYARAKAT
data dalam
pelayanan melalui peningkatan HIDUP SEHAT
PPK & CP program JKN evaluasi JKN

JKN sebagai Program Strategis Nasional dalam upaya mencapai Universal Health Coverage
membutuhkan dukungan dari seluruh Stake holder Terkait untuk menjaga kesinambungan
Implementasinya
MENJAGA KEBERLANJUTAN PROGRAM JKN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

REGULATOR :
- STANDAR
MENINGKATKAN
- HTA
INCOME
- MONEV
MENJAGA
KEBERLANJUTAN JKN
MEMNGENDALIKAN
PENGELUARAN

BPJS: FASKES:
- KREDENSIALING MENJAGA
- SURVEY KEPUASAN KEBERLANJUTAN - POLA PEMBAYARAN
PESERTA
PROGRAM JKN - COST CONTAINMENT
- UTILIZATION - PENERPAN STANDAR
REVIEW

PESERTA:
- COST SHARING
- SISTEM RUJUKAN
MENTERI KESEHATAN
Bauran Kebijakan dalam Pengendalian defisit JKN
REPUBLIK INDONESIA

4. Perubahan batas atas upah pd


1. Perbaikan Manajemen Klaim PPU
a. Administrasi Klaim
b. Mitigasi Fraud.
1 4

5. Sistem Rujukan & Rujuk


Balik
2. Strategic Purchasing
a. Sistem rujukan berjenjang sesuai
a. Review Kelas RS kasus &kompetensi
b. Pengembangan Metode 2 5 b. Pengaturan Sistem Rujuk Balik
pembayaran c. Pengaturan Kekosongan obat

6. Peran Pemda
a. Integrasi Jamkesda ke JKN
3. Cost Sharing Pada
Pelayanan yang dapat 3 6 b. Penggunaan pajak rokok untuk
pendanaan JKN
menimbulkan c. Pemotongan Dana Transfer
penyalahgunaan pelayanan daerah bagi Daerah yg memiliki
Piutang Iuran JKN

Bauran kebijakan yang lain:


Iuran PBI, Perubahan Permenkeu untuk tunggakan Pemda atas iuran, Optimalisasi dana operasional BPJS Kesehatan,
Sinergitas BPJS Kesehatan dengan BPJS Ketenagakerjaan, TASPEN,Jasa Raharja & ASABRI
INTEGRASI PELAKSANAAN PROGRAM
MELALUI PENDEKATAN KELUARGA
PELAYANAN SPM
INDIKATOR KELUARGA SEHAT 1.
2.
Pelayanan Antenatal
Pelayanan Persalinan
3. Pelayanan Kesehatan BBL
4. Pelayanan Kesehatan Balita
A.Program GIZI KIA 5. Skrining Kesehatan pada Usia
1. Keluarga mengikuti KB Pendidikan Dasar
2. Ibu bersalin di Faskes 6. Skrining Kesehatan Usia 15-59 th
3. Bayi mendapat Imunusassi dasar 7. Skrining Kesehatan Usia > 60 th
Lengkap 8. Pelayanan Kesehatan Penderita
4. Bayi diberi ASI ekslusif selama 6 bulan Hipertensi
5. Pertumbuhan balita 9. Pelayanan Kesehatan Penderita DM
B. Pengendalian Penya.Menular & Tidak 10. Pelayanan Kesehatan ODGJ
Menular 11. Pelayanan TB sesuai Standar
6. Penderita TB Paru berbuat sesuai standar 12. Pemeriksaan HIV untuk Orang berisiko
7. Penderita hipertensi berobat teratur
8. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C. Perilaku dan Kesehatan Lingkungan SPM
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok •Manajemen
10. Keluarga mempunyai akses terhadap air
bersih • Pembiayaan
11. Keluarga mempunyai akses atau UPAYA •SDM
menggunakan jamban sehat
12. Sekeluarga menjadi anggota JKN/akses KESEHATAN •Sarpras dan
Farmasi
NSPK •LITBANG
MAPPING
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Kompetensi Faskes : Sarana, Prasarana, SDMK, Alkes, mutu


dan Sistem Rujukan sesuai dengan standar
MENTERI KESEHATAN
Penutup
REPUBLIK INDONESIA

• Pencapaian Universal Health Coverage bagi seluruh negara di dunia telah


menjadi komitmen global WHO dan salah satu tujuan SDG
• Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN telah terpilih untuk mewujudkan
tercapainya jaminan kesehatan semesta atau universal health coverage. Oleh
karena itu, cakupan JKN ditingkatkan secara bertahap dan ditargetkan paling
lambat tahun 2019 seluruh penduduk Indonesia telah mempunyai jaminan
kesehatan.
• Penyiapan dan penyediaan sisi supply merupakan hal yang penting dan simultan
dilakukan dengan meningkatnya cakupan kepesertaan JKN
• Pencapaian UHC Tahun 2019 membutuhkan dukungan dan kerjasama semua
stake holder baik Pemerintah maupun pihak Swasta
• Pemerintah sebagai regulator senantiasa melakukan evaluasi dan perbaikan
terhadap kebijakan terkait JKN termasuk perbaikan regulasi dalam upaya
pengendalian defisit dalam Jaminan Kesehatan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai