Mewaspadai Dampak Bahan Pencemar Timbal (PB)
Mewaspadai Dampak Bahan Pencemar Timbal (PB)
b. Efek Sistemik
Kandungan Pb dalam darah yang terlalu tinggi (toksitas Timbal yakni di atas
30 ug/dl) dapat menyebabkan efek sistemik lainnya adalah gejala gastro-
intestinal. Keracunan timbal dapat berakibat sakit perut, konstipasi, kram,
d. Pada Tulang
Pada tulang, ion Pb2+ logam ini mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+
(kalsium) yang terdapat pada jaringan tulang. Konsumsi makanan tinggi
kalsium akan mengisolasi tubuh dari paparan Pb yang baru.
Dampak PB pada Lingkungan
Di Tanah. Keberadaan timbal di dalam tanah dapat berasal dari emisi
kendaraan bermotor, di mana partikel timbal yang terlepas ke udara, secara
alami dengan adanya gaya gravitasi, maka timbal tersebut akan turun ke
tanah. Kandungan timbal dalam tanah bervariasi misalnya karena kepadatan
lalu lintas, jarak dari jalan raya dan kondisi transportasi. Kandungan timbal
lebih banyak ditemukan pada permukaan tanah sampai beberapa cm di
bawahnya.
Di Air. Sumber utama adanya timbal di air berasal dari pembuangan limbah
yang mengandung timbal. Salah satu industri yang dalam air limbahnya
mengandung timbal adalah industri aki penyimpanan di mobil, di mana
elektrodanya mengandung 93% timbal dalam bentuk timbal oksida.
Air yang mengandung timbal, jika digunakan untuk menyiram tanaman akan
menimbulkan risiko masuknya timbal ke dalam tanaman.
Timbal yang ada di dalam air dapat masuk ke dalam organisme di perairan,
dan jika air tersebut merupakan sumber air konsumsi masyarakat maka
timbal tersebut tentunya akan masuk ke dalam tubuh manusia
Karakteristik
Timah hitam atau timbal (Pb) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-
abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer.
Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting
karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan
angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih
masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin
akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan
terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain
diudara seperti senyawa holegen asam atau oksidat