Anda di halaman 1dari 3

Dampak PB dalam kesehatan manusia

Menurut Winarno (1993), Pb merupakan racun syaraf (neuro toxin) yang


bersifat kumulatif, destruktif dan kontinu pada sistem haemofilik, kardio-
vaskuler dan ginja
Berikut dampak logam Pb pada kesehatan:

a. Sistem Syaraf dan Kecerdasan

Efek Pb terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam studi


kesehatan kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal yang tinggi
dilaporkan menderita gejala kehilangan nafsu makan, depresi, kelelahan,
sakit kepala, mudah lupa, dan pusing. Efek timbal terhadap kecerdasan anak
memiliki efek menurunkan IQ bahkan pada tingkat pajanan rendah

b. Efek Sistemik

Kandungan Pb dalam darah yang terlalu tinggi (toksitas Timbal yakni di atas
30 ug/dl) dapat menyebabkan efek sistemik lainnya adalah gejala gastro-
intestinal. Keracunan timbal dapat berakibat sakit perut, konstipasi, kram,

mual, muntah, anoreksia, dan kehilangan berat badan. Pb juga dapat


meningkatkan tekanan darah. Intinya timbal ini dapat merusak fungsi organ.
C . Efek Terhadap Reproduksi

Pajanan Pb pada wanita di masa kehamilan telah dilaporkan dapat

memperbesar resiko keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan


kelahiran prematur. Pada laki-laki, efek Pb antara lain menurunkan jumlah
sperma dan meningkatnya jumlah sperma abnormal.

d. Pada Tulang

Pada tulang, ion Pb2+ logam ini mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+
(kalsium) yang terdapat pada jaringan tulang. Konsumsi makanan tinggi
kalsium akan mengisolasi tubuh dari paparan Pb yang baru.
Dampak PB pada Lingkungan
Di Tanah. Keberadaan timbal di dalam tanah dapat berasal dari emisi
kendaraan bermotor, di mana partikel timbal yang terlepas ke udara, secara
alami dengan adanya gaya gravitasi, maka timbal tersebut akan turun ke
tanah. Kandungan timbal dalam tanah bervariasi misalnya karena kepadatan
lalu lintas, jarak dari jalan raya dan kondisi transportasi. Kandungan timbal
lebih banyak ditemukan pada permukaan tanah sampai beberapa cm di
bawahnya.

Di Air. Sumber utama adanya timbal di air berasal dari pembuangan limbah
yang mengandung timbal. Salah satu industri yang dalam air limbahnya
mengandung timbal adalah industri aki penyimpanan di mobil, di mana
elektrodanya mengandung 93% timbal dalam bentuk timbal oksida.
Air yang mengandung timbal, jika digunakan untuk menyiram tanaman akan
menimbulkan risiko masuknya timbal ke dalam tanaman.
Timbal yang ada di dalam air dapat masuk ke dalam organisme di perairan,
dan jika air tersebut merupakan sumber air konsumsi masyarakat maka
timbal tersebut tentunya akan masuk ke dalam tubuh manusia

Di Udara. Komponen lingkungan mempunyai konsentrasi kadar timbal


yang tinggi dan harus diwaspadai adalah udara. Hasil pengukuran yang
dilakukan oleh Badan Pengendalian
Kendaraan bermotor memberikan kontribusi terbesar
Partikel timbal yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor berukuran
0,02–1,00 µm, dengan masa tinggal di udara mencapai 4–40 hari. Partikel
yang sangat kecil ini memungkinkan timbal terhirup dan masuk sampai ke
paru paru. Timbal dalam bentuk
gas akan masuk ke dalam tubuh dan dapat terikat di dalam darah.
Kualitas udaranya jadi tidak baik
Lingkungan
Timbal dapat menimbulkan pencemaran baik di udara, air, maupun tanah. Timbal yang
terkandung dalam udara, air, dan tanah akan berdampak bagi kesehatan manusia, hewan,
dan tumbuhan. Apabila terdapat di air, akan ikut terkonsumsi oleh makhluk hidup dan
akhirnya akan menimbulkan penyakit dan dampak negatif lainnya. Dampak pada
lingkungan dan ekosistem akan selalu berhubungan satu sama lain karena adanya
keterkaitan yang tidak bisa diputuskan, seperti manusia dan hewan mengonsumsi
tumbuhan. Tumbuhan menyerap zat hara dari tanah yang mengandung timbal, maka
manusia dan hewan pun akan terkena dampaknya

Karakteristik
Timah hitam atau timbal (Pb) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-
abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer.
Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting
karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan
angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih
masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin
akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan
terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain
diudara seperti senyawa holegen asam atau oksidat

Anda mungkin juga menyukai