Anda di halaman 1dari 17

REAL TEACHING I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


MATA KULIAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

OLEH

HAMDIAH AHMAR
13140260

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2013/2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : Program Diploma III Kebidanan


Nama Institusi : Universitas Respati Yogyakarta
Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Bobot : 2 SKS (T1;P1)
Kelas/Semester : B 9.3 / IV (Empat)
Alokasi Waktu : 50 menit
Pertemuan ke : 10 (Sepuluh)
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja
A. Indikator :
1. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja
2. Mampu menjelaskan kecelakaan kerja
3. Mampu menjelaskan kesehatan wanita dilingkungan
kerja
B. Tujuan : Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan defenisi penyakit
akibat kerja
2. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit akibat kerja
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan penyakit
akibat kerja
4. Mahasiswa mampu menjelaskan defenisi kecelakaan
kerja
5. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi
kecelakaan kerja
6. Mahasiswa mampu menjelaskan sebab-sebab
kecelakaan kerja
7. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi untuk
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
kecelakaan kerja
8. Mahasiswa mampu menjelaskan alasan wanita bekerja
9. Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa gangguan
reproduksi wanita yang berhubungan dengan
pekerjaan wanita
10. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan
utama pada wanita yang bekerja
11. Mahasiswa mampu menjelaskan kebijakan pemerintah
untuk wanita bekerja
C. Materi Pembelajaran : Kesehatan Kerja
1. Penyakit akibat kerja
2. Kecelakaan kerja
3. Kesehatan wanita di lingkungan kerja
D. Pendekatan : CTL
E. Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab
F. Media pembelajaran :
1. Power point tentang keselamatan kerja
2. LCD
3. Laptop
4. Laser pointer
5. Vidio tentang keselamatan kerja

G. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan pembelajaran
Alokasi waktu Dosen mahasiswa
Kegiatan
Kegiatan 5 menit 1. Membuka pembelajaran 1. Menjawab salam
Pendahu- dengan salam
2. memperhatikan
2. Memperkenalkan diri
luan 3. Menanggapi
3. Melakukan apersepsi
4. Memperhatikan
4. Menyampaikan tujuan
yang akan dicapai 5. Memperhatikan
5. Memberi motivasi awal.

1. Memperhatikan
1. Menjelaskan tentang
penyakit akibat kerja
Kegiatan 35 menit
a. Defenisi penyakit
Inti
akibat kerja
b. Penyakit akibat kerja
c. Pencegahan penyakit
2. Memperhatikan
akibat kerja
2. Menjelaskan tentang
kecelakaan akibat kerja
a. Defenisi kecelakaan
kerja
b. Klasifikasi
kecelakaan kerja
c. Sebab-sebab
kecelakaan kerja
d. Strategi untuk
meningkatkan
keselamatan dan
kesehatan kerja

3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tentang
kesehatan wanita
dilingkungan kerja
a. Alasan wanita
bekerja
b. Gangguan
reproduksi wanita
yang berhubungan
dengan pekerjaan
wanita
c. Masalah kesehatan
utama pada wanita
yang bekerja
1. Memperhatikan
d. Kebijakan
pemerintah untuk 2. Menjawab pertanyaan
wanita bekerja
3. Mencatat
4. memperhatikan
5. Berdoa dan menjawab
1. Menyimpulkan materi
salam
pembelajaran
2. Melakukan evaluasi
secara lisan
3. Memberi tugas lanjutan
4. Menunjukkan referensi
Kegiatan 10 menit
5. Menutup pertemuan
Penutup
dengan doa dan
mengucapkan salam
H. Evaluasi
Teknik : lisan
Bentuk Instrumen : Pertanyaan Tulisan

I. Soal
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja ?
2. Tuliskan klasifikasi dari kecelakaan akibat kerja?
3. Jelaskan alasan mengapa wanita harus bekerja?

J. Kunci jawaban
1. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dimana
pekerjaan akan dilakukan dan terjadi sewaktu menjalankan pekerjaan ditempat
kerja ataupun diluar tempat kerja yang ada hubungannya dengan pekerjaan
diperusahaan.
2. Klasifikasi
Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut organisasi perburuhan internasional
(ILO) tahun 1962 adalah:
1) Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
a) Terjatuh
b) Tertimpa benda jatuh
c) Tertumbuk atau terkena benda-benda
d) Terjepit oleh benda
e) Kerakan-gerakan melebihi kemampuaan
f) Pengaruh suhu tinggi
g) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya / radiasi
2) Klasifikasi menurut penyebab
a) Mesin
b) Alat angkut dan angkat
c) Peralatan lain
d) Bahan-bahan, zat dan radiasi
e) Lingkungan kerja
3) Klasifikasi menurut letak kecelakaan
Kepala, leher, anggota atas, anggota bawah, banyak tempat, kelainan tubuh.
Klasifikasi menurut jenis kecelakaan dan penyebab berguna untuk membantu
dalam usaha pencegahan kecelakaan. Penggolongan menurut sifat dan letak
luka / kelainan tubuh berguna untuk penelaahan tentang kecelakaan lebih
lanjut dan terperinci.
3. Alasan wanita bekerja
a) Aktualisasi diri.
Wanita yang bekerja akan memperoleh pengakuan dari lingkungan karena
produktifitas dan kreatifitas yang telah ia hasilkan.
b) Mata pencaharian.
Penghasilan yang diperoleh dalam rangka mencukupi kebutuhan sehari-
hari agar meningkat kualitas hidup keluarga, baik untuk memenuhi
kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan, atau kebutuhan
sekunder seperti perabot rumah tangga, mobil, jaminan kesehatan, dll.
c) Relasi positif dalam keluarga.
Pengetahuan yang luas dan pengalaman yang mengambil keputusan saat
bekerja dalam memecahkan suatu masalah di tempat kerja, pola pikir
terbuka memungkinkan jalinan saling mendukung dalam keluarga.
d) Pemenuhan kebutuhan sosial.
Wanita bekerja akan menjumpai banyak relasi, teman sehingga dapat
memperkaya wawasan bagi wanita.
e) Peningkatan keterampilan/kompetensi.
Dengan bekerja wanita terus terpacu untuk selalu meningkatkan
keterampilan atau kompetensi sehingga dapat meningkatkan rasa percaya
diri dan prestasi yang lebih sebagai karyawan.
f) Pengaruh lingkungan.
Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja akan memberikan
motivasi bagi wanita lain untuk bekerja.

K. Penilaian
Menggunakan metode PAP (Penilaian Acuan Patokan), yaitu penilaian yang sudah
ditetapkan oleh institusi ;
No Nilai Absolut Angka Absolut Huruf Mutu
1 81-100 3,51-4,00 A
2 71-80 2,75-3,35 B
3 51-70 2,66-2,75 C
4 0-50 0,00-2,65 D

K. Sumber / Referensi
Purwandari, Atik. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks Kebidanan.
Jakarta:EGC
Direktorat Bina Kesehatan Kerja Depkes RI. 2007. Pedoman Tata Laksana Penyakit
Akibat Kerja Bagi Petugas Kesehatan : Pengantar Akibat Kerja
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat; Prinsip-prinsip Dasar.
Jakarta : Rineka Cipta
Anizar. 2012. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta:
Graha Ilmu

LAMPIRAN MATERI
1. PENYAKIT AKIBAT KERJA
a. Defenisi
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dimana
pekerjaan akan dilakukan dan terjadi sewaktu menjalankan pekerjaan ditempat
kerja ataupun diluar tempat kerja yang ada hubungannya dengan pekerjaan di
perusahaan.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit akibat
kerja merupakan penyakit artifisial atau man made disease.
WHO membedakan kedalam 4 kategori penyakit akibat kerja :
1) Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumoconiosis
2) Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya karsinoma
bronkhogenik
3) Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab diantara faktor-
faktor penyebab lainnya misalnya bronkhitis kronis
4) Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya misalnya asmha (Purwandari, Atik. 2010)
b. Beberapa penyakit akibat kerja
1) Penyakit saluran pernafasan
PAK saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis, akut misalnya
asma akibat kerja, seing didiagnosis sebagai tracheobronchitis akut atau
karena virus, kronis misalnya asbestosis, seperti gejala cronik obstruktive
pulmonary diseases (CPOD), edema paru akut dapat disebabkan oleh bahan
kimia sseperti nitrogen oksida. (Direktorat Bina Kesehatan Kerja Depkes
RI. 2007)
2) Penyakit kulit
Pada umumnya tidak spesifik, menyusahkan, tidak mengancam kehidupan,
kadang sembuh sendiri. Dermatitis kontak yang dilaporkan 90% merupakan
penyakit kulit yang berhubungan dengan pekerjaan. Penting riwayat
pekerjaan dalam mengidentifikasi iritan yang merupakan penyebab,
membuat peka atau karena faktor lain.
3) Kerusakan pendengaran
Banyak kasus gangguan pendengaran menunjukkan akibat pajanan
kebisingan yang lama, ada beberapa kasus bukan karena pekerjaan.riwyat
pekerjaan secara detail sebaiknya didapatkan dari setiap orang dengan
gangguan pendengaran, dibuat rekomendasi tentang pencegahan terjadinya
hilangnya pendengaran
4) Gejala pada punggung dan sendi
Tidak ada tes atau prosedur yang dapat membedakan penyakit pada
punggung yang berhubungan dengan pekerjaan dari pada yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan. Penentuan kemungkinan bergantung pada
riwayat pekerjaan. Artritis dan tenosynovitis disebabkan oleh gerakan
berulang yang tidak wajar.
5) Kangker
Ada presentase yang signifikan menunjukkan kasus kaangker yang
disebabkan oleh pajanan ditempat kerja. Bukti bahwa ditempat kerja,
karsinogen sering kali didapatkan dari laporaan klinis individu dari pada
studi epidemiologi. Pada kangker pajangan untuk terjadinya karsinogen
muali ≥ 20 tahun sebelum diagnosis
6) Coronary artery disease
Oleh karena stres atau karbon monoksida dan bahan kimia lain ditempat
kerja
7) Penyakit liver
Sering didiagnosa sebagai penyakit liver oleh karena hevatitis virus atau
sirosis karena alkohol, penting riwayat tentang pekerjaan serta bahan toksik
yang ada
8) Masalah neuro psikiatrik
Masalah neoropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat kerja sering
diabaikan. Neuropati perifer, sering dikaitkan dengan diabet, pemakaian
alkohol atau tidak diketahui penyebabnya, depresi SSP oleh karena penyalah
gunaan zat-zat atau masalah psikiatri. Kelakuan yang tidak baik merupakan
gejala awal dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan, lebih dari 100
bahan kimia dapat menyebabkan depresi SSP. Beberapa neurotoksin (arsen,
timah, merkuri, methyl, buthyl keton) dapat menyebabkan neuropati perifer,
carbon disulfide dapat menyebabkan gejala seperti psikosis
9) Penyakit yang tidak diketahui sebabnya
Alergi, gangguan kecemasan mungkin berhubungan dengan bahan kimia
atau lingkungan, sick building sindrom, multiple chemical sensitive (MCS)
misalnya parfum, derivate petrolum, rokok.
c. Mencegah penyakit akibat kerja
1) Pencegahan primer – Health Promotion
a) Perilaku kesehatan
b) Faktor bahaya tempat kerja
c) Perilaku yang baik
d) Olah raga
e) Gizi seimbang
2) Pencegahan skunder – Specifik Protection
a) Pengadilan melalui perundang-undangan
b) Pengendalian administrative/organisasi, rotasi pembatasan jam kerja
c) Pengendalian tekhnis: subtansi, isolasi, ventilasi, alat perlindungan
(APD)
d) Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi
3) Pencegahan tersier – Early Diagnosis and Prompt Treatment
a) Pemeriksaan kesehatan pra kerja
b) Pemeriksaan kesehatan berkala
c) Surveilans
d) Pemeriksaan lingkungan secara berkala
e) Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja
f) Pengendalian segera ditempat kerja
Perkembangan pembangunan setelah indonesia merdeka menimbulkan
konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula
meningkatnya resiko kecelakaan di lingkunga kerja. Hal tersebut juga
mengakibatkan meningkatkan tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah
terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang
dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang
pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan
menjadi UU No.12 tahu 2003 tentang ketenaga kerjaan. Dalam pasal 86 UU
No.13 tahun 2003 dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
serta nilai-nilai agama (Purwandari, Atik. 2010)
2. KECELAKAAN KERJA
a. Defenisi
Kecelakaan akibat kerja menurut Sulaksomono (1997) dalam Anizar
(2012) adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses suaatu aktivitas yang telah diatur.
Kecelakaan akibat kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak
diharapkan. Tak terduga oleh karna peristiwa itu tidak terdapat unsur
kesengajaan, lebih dalam bentuk perencanaan yang berhubung dengan hubungan
kerja pada perusahaan atau perkantoran. Hubungan kerja disini dapat berarti
bahwa kecelakaan dapat terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan.
Maka dalam hal ini terdapat dua permasalahan penting yaitu:
1) Kecelakaan kerja akibat langsung pekerjaan atau
2) Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan
Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya.
Sehingga meliputi juga kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada
saat perjalanan trasport ke dan dari tempat kerja kecelakaan-kecelakaan dirumah
atau wktu rekreasi atau cuti dan lain-lain adalah diluar makna kecelakaan akibat
kerja, sekalipun pencegahannya sering dimasukkan program keselamatan
perusahaan dan perkantoran. Terdapat tiga kelompok kecelakaan :
1) Kecelakaan akibat kerja diperusahaan dan perkantoran
2) Kecelakaan lalulintas
3) Kecelakaan dirumah
b. Klasifikasi
Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut organisasi perburuhan internasional
(ILO) tahun 1962 adalah:
4) Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
h) Terjatuh
i) Tertimpa benda jatuh
j) Tertumbuk atau terkena benda-benda
k) Terjepit oleh benda
l) Kerakan-gerakan melebihi kemampuaan
m) Pengaruh suhu tinggi
n) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya / radiasi
5) Klasifikasi menurut penyebab
f) Mesin
g) Alat angkut dan angkat
h) Peralatan lain
i) Bahan-bahan, zat dan radiasi
j) Lingkungan kerja
6) Klasifikasi menurut letak kecelakaan
Kepala, leher, anggota atas, anggota bawah, banyak tempat, kelainan tubuh.
Klasifikasi menurut jenis kecelakaan dan penyebab berguna untuk membantu
dalam usaha pencegahan kecelakaan. Penggolongan menurut sifat dan letak
luka / kelainan tubuh berguna untuk penelaahan tentang kecelakaan lebih
lanjut dan terperinci. (Anizar. 2012)
c. Sebab-sebab kecelakaan kerja
ILO (1989) mengemukakan bahwa kecelakaan akibat kerja pada dasarnya
disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor manusia, pekerjaan dan faktor
lingkungan ditempat kerja
1) Faktor Manusia
a) Umur
Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian kecelakaan
akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai kecendrungan yang lebih
tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja dibanding dengan
golongan umur muda karena umur muda mempunyai reaksi dan
kegesitan yang lebih tinggi.
Namun pada umur muda pun sering pula mengalami kasus kecelakaan
akibat kerja, hal ini mungkin karena kecerobohan dan sikap suka tergesa-
gesa. Dari hassil penelitian di Amerika diungkapkan bahwa pekerja usia
muda lebih banyak mengalami kecelakaan kerja dibandingkan dengan
pekerja yang lebih tua. Pekerja muda usia biasanya kurang
berpengalaman dalam pekerjaannya.
Banyak alasan mengapa tenaga kerja golongan umur muda mempunyai
kecendrungan untuk menderita kecelakaan akibat kerja lebih tinggi
dibandingkan dengan golongan umur yang lebih tua. Beberapa faktor
yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan kerja akibat kerja
pada golongan umur muda antara lain karena kurang perhatian, kurang
disipline, cendrung menuruti kata hati, ceroboh dan tergesa-gesa
b) Tingkat pendidikan
Pendidikan seseorang berpengaruh terhadap pola fikir seseorang dalam
menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu
pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap
pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan
keselamatan kerja.
Hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan yang tersedia bahwa
pekerjaan dengan tingkat pendidikan rendah, seperti sekolah dasar atau
bahkan tidak pernah bersekolah akan bekerja dilapangan yang
mengandalkan fisik. Hal ini dapat mempengaruhi terjadinya kecelakan
kerja karena beban fisik yang berat dapat mengakibatkan kelelahan yang
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan
akibat kerja.
Pendidikan adalah pendidikan formal yang diperoleh disekolah dan ini
sangat berpengaruh terhadap perilaku pekerja. Namun disamping
pendidikan formal, pendidikan non formal seperti penyuluhan dan
pelatihan juga dapat berpengaruh terhadap pekerja dalam pekerjaan.

c) Pengalaman kerja
Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya kecelakaan akibat kerja berdasarkan berbagai penelitian
dengan meningginya pengalaman dan keterampilan akan disertai dengan
penurunan angka kecelakaan akibat kerja. Kewaspadaan terhadap
kecelakan akibat kerja bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia
dan lamanya kerja ditempat kerja yang bersangkutan.
2) Faktor pekerjaan
Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi teerjadinya
kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan berbagai penelitian dengan
meningginya pengalaman dan keterampilan akan disertai dengan
meningginya pengalaman dan keterampilan akan disertai dengan penurunan
angka kecelakaan akibat kerja bertambah baik sejalan dengan pertambahan
usia dan lamanya kerja ditempat kerja yg bersangkutan. (Anizar. 2012)
3) Faktor lingkungan
a) Lingkungan fisik
(1) Pencahayaan
Pencahayaan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting
bagi keselamatan kerja. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
pencahayaan yang tepat dan sesuai dengan pekerjaan akan dapat
menghasilkan produksi yang maksimal dan dapat mengurangi
terjadinya kecelakaan akibat kerja
(2) Kebisingan
Kebisingan ditempat kerja dapat berpengaruh terhadap pekerja karena
kebisingan dapat menimbulkan gangguan komunikasi sehingga dapat
menyebabkan salah pengertian, tidak mendengar isyarat yang
diberikan, hal ini dapat berakibat terjadinya kecelakaan akibat kerja
disamping itu kebisingan juga dapat menyebabkan hilangnya
pendengaran sementara atau menetap. Nilai ambang batas kebisingan
85 dBa untuk jam kerja sehari atau 40 jam kerja dlm seminggu
b) Lingkungan kimia
Faktor lingkungan kimia merupakan salah satu faktor lingkungan yang
memungkinkan penyebab kecelakaan kerja. Faktor tersebut dapat
berubah bahan baku suatu produks, hasil suatu produksi dari suatu
proses, proses produksi sendiri ataupun limbah dari suatu produksi
c) Lingkungan biologi
Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari serangga
maupun binatang lain yang ada di tempt kerja. Berbagai macam penyakit
bisa timbul seperti infeksi, alergi, dan sengatan serangga maupun gigitan
binatang berbisa berbagai penyakit serta bisa menyebabkan kematian
d. Strategi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam kecelakaan
kerja
1) Catat kecelakaan tersebut
2) Rancang kembali lingkungan kerja
3) Bentuk panitia keselamatan kerja
4) Berikan pelatihan

3. KESEHATAN WANITA DILINGKUNGAN KERJA


Diseluruh dunia jumlah tenaga kerja wanita makin meningkat dan sekarang
sudah mencapai 42% dari jumlah tenaga kerja. Meskipun sebahagian mempunyai
akses terhadap pelayanan kesehatan kerja, pelayanan tersebut pada umumnya
belum memenuhi kebutuhan khusus tenaga kerja wanita
Modal tenaga kerja suatu bangsa:
 Jumlah penduduk wanita dinegara kita lebih dari jumlah seluruh
penduduk dan menjadi saaran mayoritas program kesehatan
 Ibu/wanita punya peran penting sebagai pemelihara kesehatan
keluarganya, yang terutama anak-anak yang semuanya masih dalam
asuhan ibu
Perkembangan angkatan kerja wanita di Indonesia, Tingkat partisipasi kerja

Tahun Tenaga Kerja Wanita


1961 29,3 %
1980 32,3 %
1990 40,6 %
2000 50 %

a. Alasan wanita bekerja


g) Aktualisasi diri.
Wanita yang bekerja akan memperoleh pengakuan dari lingkungan karena
produktifitas dan kreatifitas yang telah ia hasilkan.
h) Mata pencaharian.
Penghasilan yang diperoleh dalam rangka mencukupi kebutuhan sehari-
hari agar meningkat kualitas hidup keluarga, baik untuk memenuhi
kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan, atau kebutuhan
sekunder seperti perabot rumah tangga, mobil, jaminan kesehatan, dll.
i) Relasi positif dalam keluarga.
Pengetahuan yang luas dan pengalaman yang mengambil keputusan saat
bekerja dalam memecahkan suatu masalah di tempat kerja, pola pikir
terbuka memungkinkan jalinan saling mendukung dalam keluarga.
j) Pemenuhan kebutuhan sosial.
Wanita bekerja akan menjumpai banyak relasi, teman sehingga dapat
memperkaya wawasan bagi wanita.
k) Peningkatan keterampilan/kompetensi.
Dengan bekerja wanita terus terpacu untuk selalu meningkatkan
keterampilan atau kompetensi sehingga dapat meningkatkan rasa percaya
diri dan prestasi yang lebih sebagai karyawan.
l) Pengaruh lingkungan.
Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja akan memberikan
motivasi bagi wanita lain untuk bekerja.
Mengapa Harus Wanita?
1) Upahnya murah
2) Penurut
3) Tidak protes
4) Teliti
b. Beberapa gangguan reproduksi wanita yang berhubungan dengan pekerjaan
wanita :
1) Menstruasi
(a) Disminorea
(b) Dapat menganggu siklus menstruasi
2) Hamil
(a) Abortus
Penyebab : kerja berat, cytotoxic drug
(b) Premature
Penyebab: ionizing radiation
(c) Lahir cacat
Penyebab : menthyl mercuri, ionizing radiasi
(d) Mandul
Penyebab: timah hitam, cadmium, chlodecone, dibromochlopropane
3) Menyusui
(a) payudara bengkak
(b) Kurang Gizi
c.Masalah Kesehatan Utama
1) Stres akibat kerja
Stres akibat kerja wanita berpotensi lebih besar untuk terpajan oleh
stress di tempat kerja dan dengan demikian juga penyakit-penyakit akibat
kerja stress tersebut, seperti: gangguan psikosomatis anxietas-depresi stres
akibat kerja
a) Peran ganda: pekerja dirumah > banyak dibandingkan lainnya
b) Struktur / sistem pekerjaan – sistem kerja kontrak jaminan kesehatan
dan kesejahteraan – sistem “per piece / target” kerja > kepayahan
(fatigue)
c) Diskriminasi kedudukan pria dianggap > wanita
d) Sex harasment:
 Jarang diangkat kepermukaan
 Diam karna butuh pekerjaan
e) Job control pekerjaan administrasi yang ketat pengontrolannya angka
kesakitan
2) Gangguan kesehatan akibat faktor ergonomik
Desain tempat kerja dan APD sering tidak sesuai dengan ukuran tubuh
wanita.
3) Gangguan kesehatan reproduksi
Gangguan haid: amenore akibat kerja fisik berat atau stres, infertilitas,
gangguan kehamilan: abortus, BBLR atau kelainan kongenital, keganasan:
CA mammae
Adapun gangguan yang biasa timbul pada :
a) Reproduksi wanita
 Gangguan Fertilitas,
 Gangguan Mestruasi
 Gangguan Kehamilan
 Gangguan aborsi spontan
b) Pada pria dan wanita
 Impotensi atau hilangnya minat sex dan sperma yg sehat
 Kerusakan genetik pada sel telur yang diwariskan pada sang anak
sehingga bayi lahir dengan cacat
 Pengaruh pada kemampuan sperma untuk membuahi sel telur
4) Kekurangan gizi
a) Masalah gizi utama pada tenaga kerja wanita: anemia gizi atau anemia
defisiensi Fe
b) Prevalensi anemia gizi pada pekerja wanita sekitar 30%
c) Produktivitas pada penderita anemia gizi menurun 20% (husiani 1990)
d. Kebijakan pemerintah untuk wanita yang bekerja
Menurut UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan :
1) Pasal 81
Pekerja atau buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan
memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari
pertama dan kedua haid
2) Pasal 82
a) Pekerja atau buruh perempuan memperoleh istirahat selama 1,5
bualan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan setelah
melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan
b) Pekerja atau bruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan
berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau sesuai surat keterangan
dokter atau bidan
3) Pasal 83
Pekerja atau buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi
kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu hrs dilakukan
selama waktu kerja.
4) Pasal 84
Setiap pekerja atau buruh yang menggunakan hak waktu istirahatnya

Anda mungkin juga menyukai