Anda di halaman 1dari 5

BAB 4

TEORI KONSUMSI

Setiap hari kita membuat sejumlah keputusan mengenai bagaimana mengalokasikan sumber daya
untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Misalnya, kita harus memilih penggunaan waktu untuk bangun
tidur atau makan pagi,untuk baca Koran atau menonton televise.

Keputusan seseorang untuk memilih alokasi sumber daya inilah yang melahirkan fungsi permintaan.
Dalam ekonomi konvensional,konsumen diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh
kepuasan(utility) dalam kegiatan konsumsinya. Utility secara bahasan berarti
berguna(usefulness),membantu(helpfulness) atau menguntungkan(adventage) dalam konteks
ekonomi,utilitas dimaknai sebagai kegunaan barang yang dirasakan oleh seseorang konsumen ketika
mengonsumsi sebuah barang. Kegunaan ini bias juga dirasakan sebagai rasa “tertolong” dari suatu
kesulitan karena mengonsumsi rasa “tertolong” dari suatu kesulitan karena mengonsumsi barang
tersebut.

A. Masalah dalam mengonsumsi barang tersebut

Dalam menjelaskan konsumsi,kita mengansumsikan bahwa konsumen cenderung untuk memilih


barang dan jasa yang memberikan mashalahah maksimum. Hal ini sesuai dengan rasionalis islami
bahwa setiap pelaku ekonomi selalu ingin meningkatkan mashalahah yang diperolehnya.

Misalnya ketika seseorang menonton televisi di pagi hari,maka ia bias memilih channel mengenai
berita politik dan hokum,berita criminal,film dan lainnya. Setiap jenis siaran tersebut dirancang
untuk mampu memberikan manfaat bagi penontonnya.baik berupa layanan informasi maupun
kepuasan psikis,tambahan informasi dan kepuasan psikis inilah yang merupakan mashalahah diniawi
atau manfaat.

1.kebutuhan dan keinginan

Bila masyarakat menghendaki lebih banyak akan suatu barang atau jasa, maka hal ini akan tercermin
pada kenaikan permintaan akan barang atau jasa tersebut.

2.mashalahah dan kepuasan

Jika dilihat kandungan mashalahah dari suatu baran atau jasa yang terdiri dari manfaat dan
berkah,maka disini seolah tampak bahwa manfaat dai kepuasan adalah identik.

3.maslahah dan nilai-nilai ekonomi islam

Perekonomian isalam akan terwujud jika prinsip dan nilai-nilai islam diterapkan secara
bersama-sama. Pengabaian terhadap salah satunya akan membuat perekonomian pincang.

4.penentuan dan pengukuran mashlahah bagi konsumen


Besarny berkah yang diperoleh berkaitan langsung dengan frekuensi kegiatan konsumsi yang
dilakukan. Semakin tinggi frekuensi kegiatan yeang ber-mashlahah,maka semakin besar pula berkah
yang akan diterima oleh pelaku konsumsi.

a.formula mashlahah

sebagaimana dipaparkan ddi depan bahwa dalam mashlahah terkandung unsure manfaat dan
berkah. Hal ini bias dituliskan sebagai berikut:

m=F+B (4.1)

dimana M = mashlahah

F = manfaat

B = Berkah

Sementara dalam paparan di muka telah disebutkan bahwa berkah merupakan interaksi antara
manfaat dan pahala. Sehingga,

B = (f)(p) (4.2)

Dimana P = pahala total

Adapun pahala total, P adalah:

P =β¡p (4.3)

Dimana β¡ adalah frekuensi kegiatan dan p adalah pahala per unit kegiatan.

Dengan mensubstitus persamaan (4.3) ke persamaan (4.2) maka (4.1) maka diperoleh :

M = F + Fβ¡p (4.4)

Ekspresi diatas bias ditulis kembali menjadi :

M = F91+ β¡p) (4.5)

b.pengukuran mashlahah konsumen

untuk mengeksplorasi konsep mashlahah konsumen secara detail. Maka disini konsumsi dibedakan
menjadi dua,yaitu konsumsi yang ditujukan untuk ibadah dan konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan/keinginan manusia semata.

c.karakteristik manfaat dan berkah dalam konsumsiketika konsumen membeli suatu barang atau
jasa , maka ia akan mendapatkan kepuasan dan atau mashlahah. Kepuasan akan diperoleh jika ia
berhasil memenuhi keinginannya dan keinginan ini bisa berwujud kebutuhan ataupun sekedar
kebutuhan semu. Kebutuhan semu ini mmuncul akibat ketidaktahuan manusia tentang kebutuhan
hidup manusia yang sesungguhnya,misalnya adalah rasa nikmat pada penyedap makanan
mengandung rasa yang sebenarnya membahayakan bagi tubuh manusia.

B. hukun utilitas dan mashlahah

Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen terhadap mashlahah akan dipaparkan terlebih
dahulu mengenai perilaku konsumen konvensional yang mengejar utilitas dalam kegiatan konsumsi.

1.Hukum penurunan utilitas marginal

Dalam ilmu ekonomi konvensional dikenal adanya hokum mengenai penurunan utilitas
marginal. Hokum ini menatakan bahwa jika seseorang mengonsumsi suatu kepuasan dengan
frekuensi yang diulang-ulang,maka semakin menurun. Pengertian konsumsi disini bisa dimaknai
mengonsumsiapa saja termasuk mengonsumsi waktu luang. Hal ini berlaku juga untuk setiap
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang.

2.hukum mengenai mashlahah

Hokum mengenai penurunan utilitas marginal tidak selamanya berlaku pada mashlahah. Mashlahah
dalam konsumsi terutama mashlahah akhirat atau berkah. Adapun mashlahah dunia manfaatnya sudah
bisa dirasakan setelah konsumsi

a. Mashlahah marginal dan ibadah mahdhah

Mashlahah marginal (MM) adalah perubahan mashlahah,baik berupa manfaat ataupun


berkah,sebagai akibat berubahnya jumlah barang yang dikonsumsi.

b.mashlahah marginal dari konsumsi

menurut islam,melakukan sesuatu kegiatan konsumsi akan bisa menimbulkan dosa ataupun pahala
terb\gantung niat,proses,dan produk yang dikonsumsi. Disini akan kita periksa mengenai mashlahah
dari kegiatan konsumsi yang bermuatan ibadah.

3. preferensi terhadap masalah

Semua paparan yang disampaikan pada semua bagian di depan belum mengakomodasi preferensi
konsumen terhadap mashlahah. Paparan diatas baru sebatas pada prilaku konsumen yang peduli
dengan mashlahah dan prilaku konsumen yang tidak perduli terhadao\p masalah tersebut.

4. hokum penguatan kegiatan dari mashlahah

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa berkah yang terkandung dalam kegiatan mampu
memperpanjang rentang preferensi konsumen terhadap sesuatu barang/jasa. Secara lebih spesifik bisa
dikatakan bahwa seandainya tidak ada kandungan berkah dalam kegiatan,maka konsumen sudah akan
mengalami kejenuhan pada frekuensi kedelapa dalam melakukan kegiatan tersebut.
C.keseimbangan konsumen

Sejauh ini kita baru mendiskusikan suatu kegiatan/ konsumsi dalam kaitannya dengan mashlahah yang
terkandung dalam suatu barang/kegiatan secara individual. Dalam dunia nyata,setiap pelaku ekonomi
selalu harus mengambil keputusan dalam mengonsumsi sebuah barang/kegiatan.

1. Ketertarikan antar barang


2. Pilihan konsumsi sangat di pengaruhi oleh keterkaitan antara 2 barang dan preferensi
konsumen. Secara umum,keterkaitan ini bisa digolongkan menjadi tiga,yaitu saling
menggantikan,saling melengkapi,atau tidak ada keterkaitan.
a. Komplemen.
Bentuk hubungan antara dua buah barang dalam konteks ini bisa dilihat ketika seorang
konsumen mengonsumsi suatu barang.,barang A maka dia mempuanyai kemungkinan untuk
mengonsumsi barang yang lain,barang B, makna kata “kemungkinan” disini menunjukan derajat
komplementaritas dari kedua barang A dan B tersebut.
Hubungan yang bersifat komplemen ini mempunyai deraat tingkatan yang berbeda-beda
antara pasangan barang yang satu dengan pasangan barang yang lain. Perbedaan ini disebabkan
karena sifat barang yang terkait dengan kegunaan barang yang bersangkutan adapun tingkatan
dari komplementaritas ini adalah sebagai berikut ;
1) komplementaritas sempurna
komplementaritas sempurna terjadi ketika konsumsi dari suatu barang mengharuskan
konsumen untuk mengonsumsi barang yang lain sebagai penyerta dari barang pertama yang
di konsumsi
2) komplementaritas dekat
komplementaritas dekat bisa digambarkan jika seseorang mengonsumsi suatu barang,maka
dia mempunyai kemungkinan besar untuk mengonsumsi barang yang lain.
3) Komplementaritas jauh
Komplementaritas jauh disebabkan karena hubungan antara kedua barang adalah rendah

b. Substitusi
Kalau dalam komplemen hubungan antara kedua barang adalah positif,tetapi dalam kasus
substitusi hubungan keduanya adalah negative. Hubungan negative adalah jika jumlah konsumsi
barang yang satu naik,maka jumlah konsumsi barang lainnya akan turun.
Sebagaimana dalam kasus hubungan komplemen,dalam kasus ini juga mengenal adanya
tingkatan/derajad substitusi,yaitu”

1) Substitusi sempurna
Substitusi sempurna jika dua barang terrsebut bisa ditukar satu sama dengan lainnya tampa
mengurangi sedikitpun kepuasan konsumen dalam menggunakannya.
2) Substitusi dekat
Substitusi dekat bila fungsi kedua barang tersebut mampu menggantikan satu sama lain.
3) Substitusi jauh
Substitusi jauh jika penggunaan dua barang tersebut konsumen bisa mengganti satu barang
dengan barang lainnya hanya dalam keadaan terpaksa.

C.domain konsumsi

Melihat macam-macam hubungan antara kedua barang seperti tersebut,maka hubungan yang relevan
dengsan pilihan konsumen disini adalah hubungan yang kedua,substitusi. Hal ini dikarenakan dua buah
barang yang sifatnya saling mengganti,maka akan menimbulkan pilihan,yang kadang menyulitkan bagi
konsumen.

2.hubungan antar barang yang dilarang dalam islam.

Meskipun jenis hubungan yang akan dieksplorasi disini adalah hubungan yang sifatnya saling
mengganti(substitute) napum perlu ditentukan domain dari pembahasan substitusi ini. Sebagaimana
diketahui,hokum islam menegaskan tidak dimungkinkan adanya substitusi antara barang haram dan
halal,kecuali dalam keadaan darurat.

3.hubungan antar barang dalam islam.

a. hubungan halal-haram yang dituntunkan islam

berapapun jumlah barang halal yang di konsumsi,maka jumlah barang haram yang di konsumsi adalah
tetap nol. Maknanya adalah barang haram tidak pernah dikonsumsi dalam situasi yang bagaimanapun.

4.permintaan konsumen

Setelah kita mengeksplorasi hubungan antara dua buah barang beserta domainnya dalam perspektif
islam,maka saatnya sekarang membahas hubungan dua buah barang yang sama-sama halal. Secara lebih
khusus,disini akan didiskusikan bahaimana hubungan dua buah barang yang sama halal, tetapi dengan
kandungan berkah yang berbeda.

D. hukum permintaan dan penurunan kurva permintaan

Jika harga suatu barang meningkat,maka jumlah barang yang diminta turun,demikian juga sebaliknya.
Itu adalah pengertian ceteris paribus,menganggap hal-hal lain tetap tidak berubah atau konstan baik
dalam arti tingkat berkah,tingkat manfaat,tingkat pendapatan.preferensi dan sebagainya. Jika satu dari
hal-hal lain yang dimaksudkan berubah,maka hokum permintaan diatas tidak lagi berlaku.

Anda mungkin juga menyukai