PENDAHULUAN
Kimia Analitik/ Analisis adalah salah satu cabang Ilmu Kimia yang mempelajari tentang
pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia, yakni proses dalam mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta
ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Maksud dari diadakannya praktikum kimia Analisisdi semester kedua jurusan teknik
Geologi STTNAS Yogyakarta adalah mendidik mahasiswa agar mempunyai kemampuan
dalam menguasai materi praktikum dan mempunyai ketrampilan dalan menggunakan
peralatan dan bahan yang ada dalam laboratorium kimia Analisis.
Penguasaan materi praktikum dapat diperoleh dari kuliah kimia dasar , kuliah kimia
Analisis maupun didapat dari SMA jurusan IPA yang dulu pernah ditempuh serta
melengkapinya dengan membaca literatur-literatur kimia. Kemampuan penggunaan alat-alat
laboratorium dapat diperoleh dari latihan latihan yang dipandu oleh asisten yang
berpengalaman.
Tujuan dari diadakannya praktikum kimia Analisisdi semester kedua jurusan teknik
Geologi STTNAS Yogyakarta adalah membantu mahasiswa dalam praktikum di
laboratorium kimia ataupun di lapangan geologi sehingga mempunyai cukup bekal dalam
menentukan kandungan suatu unsur dalam sebuah singkapan atau batuan contohnya. Selain
itu,dengan mempunyai kemampuan penguasaan materi praktikum dapat digunakan di
kehidupan / lingkungan kerja nantinya sebagai seorang geologist yang handal tentunya.
1
BAB II
PERCOBAAN
1. ALAT – ALAT :
a) Labu Ukur
b) Gelas Ukur
c) Pipet Gondok
d) Erlenmeyer
e) Baret
f) Penjepit tabung Reaksi
g) Pengaduk gelas Larutan
h) Corong
i) Gelas Arlji
j) Tabung Reaksi
k) Gelas Piala
l) Pipet Tetes
m) Pipet ukur
n) Kompor
o) Statik
2. BAHAN PERCOBAAN :
2
Acara Praktikum : Pengenalan Alat alat Kelompok : 5
Alat : -
Bahan : -
Terbuat dari
gelas, untuk
membuat larutan
standar atau
Dibagian tengah
gondok dan
ujungnya
runcing, untuk
3
Digunakan untuk
tempat zat yang
4. Erlenmeyer
akan di titrasi,
Bisa juga untuk
memanaskan zat.
Materialnya dari
gelas, mempunya
5. Buret
skala dan keran
yang dilakukan
untuk titrasi
Terbuat dari
kayu, gunanya
6 Penjepit Tabung
untuk menjepit
Reaksi
tabung.
Untuk engaduk
suatu campuran
atau larutan zat-
zat kimia pada
4
Terbuat dari
gelas, gunanya
8 Corong
untuk
memasukan
cairan ke dalam
botol
Untuk
menimbang zat
9 Gelas Arloji
yang berbentuk
Kristal, terbuat
dari kaca.
Terbuat dari
gelas, dapat
dipanaskan,
dipakai untuk
Untuk tempat
larutan, juga
untuk
memanaskan
larutan zat-zat
kimia yang
11 Gelas Piala
fungsinya untuk
menguapkan dan
memekatkan
5
Mengambil
larutan yang kecil
12. Pipet tetes
kecil/ tetes – tetes
Untuk mengambil
larutan tertentuk
13 Piper Ukur
dan punya ukuran
bermacam –
macam
14 Kompor Untuk
memanaskan
larutan
15 Statik
Untuk menegak-
kan Pipa buret
6
2.2 PENYARINGAN ENDAPAN, PENGENALAN BAU GAS DAN PENGGUNAAN
KERTA LAKMUS
Menyaring adalah proses untuk memisahkan suatu endapan dari suatu larutan. Dalam
percobaan ini akan disaring endapan PbS04, Yang dibuat dengan mereaksikan H2SO4 dengan
Pb(CH3COO)2. Lalu gas NH3 adalah gas yang dapat diketahui karena mempunyai bau, jadi
dapat diketahui karena tercium baunya ( baunya tidak enak)
a. Tabung reaksi
b. Erlenmeyer
c. Gelas piala
d. Corong
e. Pipet
f. Kompor
g. Penjepit tabung
a. H2S04
b. Pb(CH3COO)2
c. Kertas Saring
d. Kertas Lakmus
e. NHaCL
f. NaOH
7
2.2.3 CARA KERJA
A. PENYARINGAN ENDAPAN
8
2.2.4 LAPORAN PENYARINGAN ENDAPAN
Timbul bau
asam,
Larutan
Berwarna
bening
2 Di Saring Endapan
terlihat lebih
jelas dan
banyak, Lalu
larutan lebih
Timbulnya
Bau.
Endapan,
Larutan
tetap,
Larutan tetap
berwarna
bening,
Timbul Bau
9
2.3 ANALISIS ANION
2.3.1 DASAR TEORI
Anion Karbonat (CO32-) , Kelarutan semua karbonat normal dengan kekecualian
karbonat dari logam-logam alkali serta amonium, tak larut dalam air. Lalu Hidrogen
Karbonat (HCO3-), Kebanyakan reaksi hidrogen karbonat adalah serupa dengan reaksi
karbonat. Uji yang di uraikan disini cocok untuk membedakan hidrogen karbonat.
2.3.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
1. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN
a. Pipet Tetes
b. Gelas Piala
c. Erlenmeyer
d. Kompor
e. Penjepit tabung
f. Corong
g. Gelas Arloji
h. Pengaduk
i. Timbangan
j. Tabung Uji
2. BAHAN PERCOBAAN
a. Na2CO3
b. 100ml air
c. HCl
d. Zat Padat Kapur
e. CaCO3
f. H2S04
g. CaCL2
h. NH4OH
i. AgNO3
j. NaHCO3
k. CaCl2
l. Air Kapur
m. Kertas Saring
n. NhaOH
10
2.3.3 CARA KERJA
Cara membuat larutan NaCO3 0.5M = Timbang 5,3 gr Na2CO3 dan Larutkan dalam
100ml air.
1. Tambahkan larutan Na2CO3 dengan HCl encer, maka akan teradi penguraian dengan
berbuih, karena gas karbon dioksida (CO2) dilepaskan. Reaksi : CO32- + 2h+ CO2
+ H2O
Gar Karbon Dioksida deapat di identifikasikan dengan mengeruhkan air kapur.
Uji air kapur dapat dilakukan dengan peralatan dengan tabung uji coba yang
pipanya pendek di tutup dengan gabus.
i. Masukan zat padat CaCO3 sebanyak 5gr tambahkan HCl encer, hingga
volume kira kira 10 ml, lalu tutup dengan gabus.
ii. Jika perlu dipanaskan dan alirkan gas ke dalam tabung yang berisi air
kapur.
iii. Air kapur akan mengeruh ini menunjukan adnya gas karbon dioksida
(CO2)
iv. Jika pengaliran gas karbon dioksida terlalu lama ke dalam air kapur,
maka kekeruhan itu perlahan-lahan akan hilang akibat terbentuknya
suatu hidrogen karbonat yang larut. (ion HCO3)
2. Tambahkan Larutan NaCO3 dengan larutan CaCl2
Terbentuk endapan putih CaCO3
Endapan Larut dengan asam-asam mineral
3. Tambahkan Larutan Na2CO3 dengan AgNO3 0,01 N ( Jika AgNO3 ada)
Terdapat Endapan putih perak karbonat
Endapan larut falam asam nitrat atau dalam amonia
Penambahan berlebih asam/basa endapan menjadi kuning/cokelat
Cobalah jika campuran dipanaskan
11
2. Anion Hidrogen Karbnonat (HCO3-)
Reaksi Hidrogen karbonat serupa dengan reaksi karbonat. Digunakan larutan 0,5 NaHCO3
atau KHC03.
12
2.3.4 LAPORAN ANALISIS ANION
Alat : Pipet tetes, Gelas Piala, Erlenmeyer, Kompor, Corong, Gelas Arloji, Pengaduk
gelas, Timbangan, Tabung Uji
Bahan : NaCO3, 100 ml air, HCl, Zat Padat Kapur, CaCO3, H2SO4, NH4OH,
AgNO3.
Larutan
Adanya
Na2CO3 + Berubah karena
Reaksi, lalu Na2CO3 + HCl NaCL +
HCl penguraian
timbul bau. H2CO3
CO2.
Pelepasan gas CO2 H2CO3
Timbul
Timbulnya
Gelembung. +
2H + CO2-3 2H+ + CO32- gelembung
Uji Zat Kapur pada zat larutan
CO2+H2O
menandakan
pelepasan CO2.
13
Warna NaCO3 + CaCL2 Larutan
Larutan berwarna
2 Na2CO3 + CaCO3 + Na2Cl2
Keruh/Putih. keruh, Timbul
CaCL2
endapan, lalu
Timbulnya
CaCO3 + H2SO4 CaCO3
Endapan.
+ H2SO4 ditambahkan
Endapan CaSO4 + H2O + CO2
H2SO4
Larut menjadi
sempurna Bening.
menjadi
Timbulnya
bening.
endapan.
Larutan
Na2CO3 + berwarna
3
AgNO3 cokelat Larutan
Na2CO3 + AgNO3
keruh. berwarna
Na2NO3 + cokelat keruh.
Warna
Larutan AgCO3
+NH4OH
menjadi
Ditambah
bening
NH4OH
Na2NO3 + AgCO3 +
+NH4OH Menjadi
NH4OH
(berlebih) Bening.
Terdapat
NH3 +H2O + Na2NO3 +
endapan
AgO3
endapan
NaCO3 + Terdapat
perak.
AgNO3 endapan
Na2CO3 + AgNO3 endapan perak
(Dipanaskan)
pada larutan.
14
LAPORAN ANION HIDROGEN KARBONAT
Alat : Tabung Uji coba, Pipet tetes, Penjepit tabung, Kompor, Erlenmeyer, corong.
Munculnya
Adanya 2NaHCO3 + CaCl2
NaHCO3 + endapan
reaksi, 2NaCl + Ca(HCO3)2 endapan putih
CaCl2
munculnya dilarutan.
endapan.
Setelah
Larutan disaringkan,
Di Saringkan Menjadi larutan
bening. menjadi
bening dan
endapan
tersaringkan.
15
Adanya Warna larutan
endapan hidrogen
Putih dan karbonat (jadi
+NH4OH larutan agak keruh)
menjadi
agak keruh.
Kation Kalsium dan Kation Magnesium. Kalsium adalah logam putih perak, yang
2+
agak lunak, melebur pada suhu 845 °C. Kalsium membentuk kation kalsium (II) atau Ca
dalam larutan air.
Sedangkan Magnesium adalah Logam putih, dapat ditempa dan dilihat. Melebur pada
suhu 650°C. Logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan
cahaya putih yang cemerlang, membentuk Oksida MgO dan beberapa nitrida Mg3N2. Logam
ini perlahan lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air reaksi
berlangsung dengan cepat.
- Tabung Reaksi
- Pipet Tetes
- CaCL2
- H2SO4
- Amonia
- MgSO4
- NH4Cl
- Aquades
- HCl
- NaCO3
16
2.4.3 CARA KERJA
a. Kation Kalsium(Ca 2+ ):
- Masukan Larutan CaCl2 ke dalam tabung pereaksi dan berikan pereaksi berikut
ini :
Larutan H2SO4 encer, Terjadi endapan putih CaSO4.
- Masukan Larutan CaCl2 tambahakn amonia, tak ada endapan karena kalsium
hidroksida larut cukup banyak. Jika larutan basa itu terkena udara luar, sedikit
karbon dioksida akan terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh
kalsium karbonat
Gunakan Larutan MgCl2 atau MgSO4. Masukan larutan tersebut ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan reaksi berikut ini :
17
2.4.4 LAPORAN ANALISIS KATION
tetap
berwarna
bening.
Larutan
menjadi
Tidak ada
CaCl2 + keruh
2 endapan,
Amonia
adanya bau
2+
CaSO4 Ca + SO4
pada larutan.
Stara = CaCl2 + NH4OH
Munculnya Ca(OH)2 + 2NH4Cl
endapan, Terbentuk
larutan pengendapan
MgS04 +
B.1 putih keruh. parsial
NaOH
magnesium
18
Larutan hidroksida.
menjadi MgSO4 + NH4OH Endapan
bening. Mg(OH)2+(NH)2SO4 terlarutkan
Sempurna.
+ NH4CL Mg+ +2NH3 +2H2O
Mg(OH)23 + 2NH4+
19
jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar
kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi
yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan
standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang
relative besar disebut pelarut (Baroroh, 2004).
Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat
terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
(zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solven (Gunawan, 2004.).
2.5.2 ALAT DAN BAHAN
1. ALAT ALAT YANG DIBUTUHKAN
- Labu ukur
- Corong
- Gelas Ukur
2.BAHAN YANG DIGUNAKAN
- HCl
- Aquades
2.5.3 CARA KERJA
1. Tentukan Larutan standar HCl 0.1 N yang akan dibuat misal 100 ml/200 ml. Kemuian
Hitung dengan rumus ( V1 N1 = V2 N2 ) dari HCl 0.2 N yang di encerkan menjadi HCl
0.1 N
2. Ambil sejumlah HCl sebanyak 50ml ke gelas ukur, lalu masukan ke labu ukur.
3. Lalu tambahkan Aquades ke labu ukur sebanyak 50ml, lalu aduk sehingga tercampur.
20
2.5.4 LAPORAN PENGENCERAN LABU UKUR
Cara Kerja :
1. Tentukan Larutan standar HCl 0.1 N yang akan dibuat misal 100 ml/200 ml. Kemuian
Hitung dengan rumus ( V1 N1 = V2 N2 ) dari HCl 0.2 N yang di encerkan menjadi HCl
0.1 N
2. Ambil sejumlah HCl sebanyak 50ml ke gelas ukur, lalu masukan ke labu ukur.
3. Lalu tambahkan Aquades ke labu ukur sebanyak 50ml, lalu aduk sehingga tercampur.
Perhitungan :
Diket : N1 = 0.2 V1 N1 = V2 N2
N2 = 100 V1 . 0,2 = 0,1 . 100
10
V2 = 0.1 V1 = 0,2
Ditanya : V1 ? = 50ml
Kesimpulan :
Jadi, Untukmembuat larutan standar 0.1 N sebanyak 100ml, diperlukan 50ml HCl +
50ml Aquades.
21
2.6 ANALISA KUANTITATIF
Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui kadar suatu
zat (Svehla, 1985). Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan beberapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang sering kali
dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau sebagian besar
sampel yang di analisis (Day dan Underwood, 2002).Pengertian lain dari analisa kuantitatif
adalah analisa yang bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar senyawa kimia dalam suatu
bahan atau campuran bahan (Sumardjo, 1997).
Volumetri merupakan suatu cara analisis kuantitatif dan reaksi kimia. Pada analisis ini
zat yang akan ditentukan kadarnya direaksikan dengan zat lainnya telah diketahui
konsentrasinya sampai tercapai suatu titik ekuivalensi hingga kepekatan zat yang kita cari
dapat dihitung. Larutan yang kita ketahui konsentraasinya dengan teliti disebut larutan
standar. Larutan ini biasanya diteteskan dari buret ke dalam erlenmeyer yang mengandung
reaksinya selesai. Proses ini dinamakan titrasi. Titik dimana terjadi perubahan karena
indikator disebut titik titrasi. Titik ini seharusnya jatuh pada titik yang bersamaan, tetapi hal
ini sulit karena kesulitan dalam mencari indikator yang pH intervalnya mendekati pH
ekuivalen. Perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik titrasi disebut kesalahan titrasi (Day
dan Underwood, 2002). Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang
dalam larutan akan terionisasi sebagian dimana warna yang terionisasi berbeda dengan warna
yang tak terionisasi (Sumardjo, 1994).
Analisis volumetri merupakan suatu analisa untuk menentukan suatu volume larutan
yang konsentrasinya sudah diketahui. Biasanya untuk mengukur volume larutan standar
tersebut harus ditambahkan dengan melalui alat yang disebut buret. Proses penambahan
larutan standar ke dalam larutan yang ditentukan sampai terjadi reaksi yang sempurna disebut
titrasi (Lehninger, 1995).
TITRASI : Adalah salah satu cara analisa yang sedang dilakukan dengan analisa kuantitatif.
22
Dalam titrasi ini digunakan larutan standar. Larutan Standar yaitu larutan yang
diketahui normalitasnta dengan pasti. Pada proses titrasi, ada dua zat yaitu zat yang
konsentrasinya sudah diketahui yang disebut larutan standar, larutan ini dimasukkan ke
dalam buret sebagai zat PENITRASI ( TITRAN). Zat yang kedua itu ZAT YANG DI
TITRASI yang akan di tentukan NORMALITASNYA dan ditempatkan ke dalam
erlenmeyer.
- Buret
- Erlenmeyer
- Corong
- Gelas Ukur
- NaOH
- HCl
- Indikator PP
2.6.3 CARA KERJA
23
B). Standarisasi larutan asam oksalat
24
2.6.4 LAPORAN ANALISA KUANTITATIF
Cara Kerja :
Pengamatan :
Perhitungan :
V2 = 54ml 20 . 0,1 = 54 . N2
N1 = 0.1 2 = 54 . N2
25
Kesimpulan :
Setelah dicampurkan HCl 0.1 N dengan NaOH 0.1, Titik ekivalen tercapai dengan
ditambahkan -nya NaOH 34ml. Ditandai dengan perubahan warna bening menjadi warna
merah muda.
Pengamatan :
1. Pembacaan awal : 50 ml
2. Pembacaan akhir : 21 ml
a. Warna awal : Putih
b. Warna akhir : Merah Jambu
Perhitungan :
100 250
𝑋 𝑋 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑋 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑋 𝑀𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑐𝑢𝑘𝑎
10 20
= 10 x 6,25 x 0,1 x 29 x 60
= 10875 mgram
= 10,875 gram
Mr asam cuka = (12 x 2) + (1 x 4) + ( 16 x 2)
= 24 + 4 + 32 = 60
26
Kesimpulan :
Pengamatan larutan asam cuka dengan larutan standar NaOH yang dititrasi berubah warna
menjadi merah jambu. Dibutuhkan larutan standar NaOH 0,1 N sebanyak 29 ml untuk
mencapai titik ekivalen dan di ketahui kadar CH3COOH sebanyak 10,875 gram.
27
BAB III
KESIMPULAN
28