Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kimia Analitik/ Analisis adalah salah satu cabang Ilmu Kimia yang mempelajari tentang
pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia, yakni proses dalam mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta
ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari diadakannya praktikum kimia Analisisdi semester kedua jurusan teknik
Geologi STTNAS Yogyakarta adalah mendidik mahasiswa agar mempunyai kemampuan
dalam menguasai materi praktikum dan mempunyai ketrampilan dalan menggunakan
peralatan dan bahan yang ada dalam laboratorium kimia Analisis.

Penguasaan materi praktikum dapat diperoleh dari kuliah kimia dasar , kuliah kimia
Analisis maupun didapat dari SMA jurusan IPA yang dulu pernah ditempuh serta
melengkapinya dengan membaca literatur-literatur kimia. Kemampuan penggunaan alat-alat
laboratorium dapat diperoleh dari latihan latihan yang dipandu oleh asisten yang
berpengalaman.

Tujuan dari diadakannya praktikum kimia Analisisdi semester kedua jurusan teknik
Geologi STTNAS Yogyakarta adalah membantu mahasiswa dalam praktikum di
laboratorium kimia ataupun di lapangan geologi sehingga mempunyai cukup bekal dalam
menentukan kandungan suatu unsur dalam sebuah singkapan atau batuan contohnya. Selain
itu,dengan mempunyai kemampuan penguasaan materi praktikum dapat digunakan di
kehidupan / lingkungan kerja nantinya sebagai seorang geologist yang handal tentunya.

1
BAB II

PERCOBAAN

2.1 PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM

2.1.1 DASAR TEORI

Mengenalkan beberapa macam alat yang sederhana daalam penggunaannya. Pada


dasarnya, Dalam praktikum Kimia Analitik tentu memerlukan Alat – alat untuk melakukan
eksperimen atau percobaan yang dilakukan. Alat – alat sangat dibutuhkan untuk melakukan
percobaan karena berperan penting membantu untuk melakukan percobaan.

2.1.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

1. ALAT – ALAT :

a) Labu Ukur
b) Gelas Ukur
c) Pipet Gondok
d) Erlenmeyer
e) Baret
f) Penjepit tabung Reaksi
g) Pengaduk gelas Larutan
h) Corong
i) Gelas Arlji
j) Tabung Reaksi
k) Gelas Piala
l) Pipet Tetes
m) Pipet ukur
n) Kompor
o) Statik

2. BAHAN PERCOBAAN :

Tidak ada Bahan.

2.1.3 LAPORAN PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM

Nama Praktikan : Samuel Elia Tangka No. Mhs : 410014263

2
Acara Praktikum : Pengenalan Alat alat Kelompok : 5

Alat : -

Bahan : -

NO NAMA GAMBAR FUNGSI

Terbuat dari
gelas, untuk
membuat larutan
standar atau

1 Labu ukur larutan tertentu


dengan volume
yang tepat.

2 Gelas Ukur Mengukur


volume zat kimia
dalam bentuk cair

Dibagian tengah
gondok dan
ujungnya
runcing, untuk

3 Pipet Gondok mengambil


larutan dengan
volume tertentu
dan tepat.

3
Digunakan untuk
tempat zat yang
4. Erlenmeyer
akan di titrasi,
Bisa juga untuk
memanaskan zat.

Materialnya dari
gelas, mempunya
5. Buret
skala dan keran
yang dilakukan
untuk titrasi

Terbuat dari
kayu, gunanya
6 Penjepit Tabung
untuk menjepit
Reaksi
tabung.

Untuk engaduk
suatu campuran
atau larutan zat-
zat kimia pada

7 Pengaduk gelas waktu melakukan


reaksi-reaksi
kimia.

4
Terbuat dari
gelas, gunanya
8 Corong
untuk
memasukan
cairan ke dalam
botol

Untuk
menimbang zat
9 Gelas Arloji
yang berbentuk
Kristal, terbuat
dari kaca.

Terbuat dari
gelas, dapat
dipanaskan,
dipakai untuk

10 Tabung Reaksi mereaksikan zat


zat kiia dalam
sejmlah sedikit

Untuk tempat
larutan, juga
untuk
memanaskan
larutan zat-zat
kimia yang
11 Gelas Piala
fungsinya untuk
menguapkan dan
memekatkan

5
Mengambil
larutan yang kecil
12. Pipet tetes
kecil/ tetes – tetes

Untuk mengambil
larutan tertentuk
13 Piper Ukur
dan punya ukuran
bermacam –
macam

14 Kompor Untuk
memanaskan
larutan

15 Statik

Untuk menegak-
kan Pipa buret

6
2.2 PENYARINGAN ENDAPAN, PENGENALAN BAU GAS DAN PENGGUNAAN
KERTA LAKMUS

2.2.1 DASAR TEORI

Menyaring adalah proses untuk memisahkan suatu endapan dari suatu larutan. Dalam
percobaan ini akan disaring endapan PbS04, Yang dibuat dengan mereaksikan H2SO4 dengan
Pb(CH3COO)2. Lalu gas NH3 adalah gas yang dapat diketahui karena mempunyai bau, jadi
dapat diketahui karena tercium baunya ( baunya tidak enak)

2.2.2 ALAT DAN BAHAN

1. ALAT YANG DIGUNAKAN

a. Tabung reaksi
b. Erlenmeyer
c. Gelas piala
d. Corong
e. Pipet
f. Kompor
g. Penjepit tabung

2. BAHAN YANG DIGUNAKAN

a. H2S04
b. Pb(CH3COO)2
c. Kertas Saring
d. Kertas Lakmus
e. NHaCL
f. NaOH

7
2.2.3 CARA KERJA

A. PENYARINGAN ENDAPAN

1. Ambil Larutan 5 ML Pb Asetat masukkan dalam tabung reaksi


2. Tambahakn H2SO4, amati apa yang terjadi dan catat.
3. Ambil kertas saring yang berbentuk lingkaran dan lipat menjadi ¼ lingkaran,
kemudian lipat lagi 2-3 kali lipatan.
4. Masukan kertas saring dalam corong dan basahi sedikit dengan aquades, agar kertas
menempel pada dinding corong.
5. Pasang corong yang berkertas saring tersebut diatas erlenmeyer untuk menampung
fitrat/air larutan pada endapan dan air cucian endapan.
6. Tuangkan larutan yang akan disaring endapannya kedalam corong. Penuangan
dibantu dengan gelas pengaduk, agar larutan mengarah ke lubang corong. Tuangkan
sedikit demi sedikit dan hati hati agar tidak jatuh keluar corong.

B. PENGENALAN BAU GAS NH3 (AMONIA) SERTA PENGENALAN KERTAS


LAKMUS

1. Ambil 4-5 tetes NH4CL masukan ke dalam tabung reaksi.


2. Tambahkan beberapa tetes larutan NaOH
3. Peganglah Tabung reaksi dengan penjepit, lalu panaskan sambil di goyang-goyang.
4. Arahkan mulut tabung ke tempat yang kosong, dan Tabung agak di condongkan.
5. Setelah mendidih, angkat dari atas apijangan sampai larutan yang di didihkan tumpah.
6. Praktekkan cara membau gas dengan cara mengipas-ngipaskan tangan diatas mulut
tabung ke arah hidung kita berjarak relatif jauh untuk membau yang keluar.
7. Dekatkan kertas lakmus merah ke dalam tabung, lihat apa yang terjadi pada kertas
lakmus merah tersebut dan simpulkan.

8
2.2.4 LAPORAN PENYARINGAN ENDAPAN

Nama Praktikan : Samuel Elia Tangka No. Mhs : 410014263

Acara : Penyaringan Endapan Kelompok : 5

Alat : Tabung reaksi, Erlenmeyer, Gelas Piala, Corong, Pipet

Bahan : H2SO4, Pb(CH3COO)2, Kertas Saring

NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN

1 HSO4 + Adanya Pb(CH3COO) Timbul


Pb(CH3COO)2 endapan +H2SO4 Endapan
menyerupai = PbSO4 & Bau.
debu, PbSO4

Timbul bau
asam,

Larutan
Berwarna
bening

2 Di Saring Endapan
terlihat lebih
jelas dan
banyak, Lalu
larutan lebih
Timbulnya
Bau.
Endapan,
Larutan
tetap,
Larutan tetap
berwarna
bening,

Timbul Bau

9
2.3 ANALISIS ANION
2.3.1 DASAR TEORI
Anion Karbonat (CO32-) , Kelarutan semua karbonat normal dengan kekecualian
karbonat dari logam-logam alkali serta amonium, tak larut dalam air. Lalu Hidrogen
Karbonat (HCO3-), Kebanyakan reaksi hidrogen karbonat adalah serupa dengan reaksi
karbonat. Uji yang di uraikan disini cocok untuk membedakan hidrogen karbonat.
2.3.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
1. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN
a. Pipet Tetes
b. Gelas Piala
c. Erlenmeyer
d. Kompor
e. Penjepit tabung
f. Corong
g. Gelas Arloji
h. Pengaduk
i. Timbangan
j. Tabung Uji

2. BAHAN PERCOBAAN

a. Na2CO3
b. 100ml air
c. HCl
d. Zat Padat Kapur
e. CaCO3
f. H2S04
g. CaCL2
h. NH4OH
i. AgNO3
j. NaHCO3
k. CaCl2
l. Air Kapur
m. Kertas Saring
n. NhaOH

10
2.3.3 CARA KERJA

1. Anion Karbonat (CO32-)

Gunakan larutan Na2CO3 0.5 M

Cara membuat larutan NaCO3 0.5M = Timbang 5,3 gr Na2CO3 dan Larutkan dalam
100ml air.

1. Tambahkan larutan Na2CO3 dengan HCl encer, maka akan teradi penguraian dengan
berbuih, karena gas karbon dioksida (CO2) dilepaskan. Reaksi : CO32- + 2h+ CO2
+ H2O
 Gar Karbon Dioksida deapat di identifikasikan dengan mengeruhkan air kapur.
 Uji air kapur dapat dilakukan dengan peralatan dengan tabung uji coba yang
pipanya pendek di tutup dengan gabus.
i. Masukan zat padat CaCO3 sebanyak 5gr tambahkan HCl encer, hingga
volume kira kira 10 ml, lalu tutup dengan gabus.
ii. Jika perlu dipanaskan dan alirkan gas ke dalam tabung yang berisi air
kapur.
iii. Air kapur akan mengeruh ini menunjukan adnya gas karbon dioksida
(CO2)
iv. Jika pengaliran gas karbon dioksida terlalu lama ke dalam air kapur,
maka kekeruhan itu perlahan-lahan akan hilang akibat terbentuknya
suatu hidrogen karbonat yang larut. (ion HCO3)
2. Tambahkan Larutan NaCO3 dengan larutan CaCl2
 Terbentuk endapan putih CaCO3
 Endapan Larut dengan asam-asam mineral
3. Tambahkan Larutan Na2CO3 dengan AgNO3 0,01 N ( Jika AgNO3 ada)
 Terdapat Endapan putih perak karbonat
 Endapan larut falam asam nitrat atau dalam amonia
 Penambahan berlebih asam/basa endapan menjadi kuning/cokelat
 Cobalah jika campuran dipanaskan

11
2. Anion Hidrogen Karbnonat (HCO3-)

Reaksi Hidrogen karbonat serupa dengan reaksi karbonat. Digunakan larutan 0,5 NaHCO3
atau KHC03.

a) Didihkan larutan NaHCO3, maka hidrogen karbonat akan terurai.


b) Larutan NaHCO3 ditambahkan Larutan CaCl2 berlebih, terbentuk endapan putih,
saring dan ambil fitratnya.
c) Tambahkan Fitrat dengan amonia maka akan terbentuk endapan atau larutan menjadi
keruh keputihan.
d) Hal tersebut menunujukkan adanya ion HCO3-.

12
2.3.4 LAPORAN ANALISIS ANION

LAPORAN ANION KARBONAT

Nama Praktikan : Samuel Elia Tangka No. Mhs : 410014263

Acara praktikum : Anion Karbonat Kelompok : 5

Alat : Pipet tetes, Gelas Piala, Erlenmeyer, Kompor, Corong, Gelas Arloji, Pengaduk
gelas, Timbangan, Tabung Uji

Bahan : NaCO3, 100 ml air, HCl, Zat Padat Kapur, CaCO3, H2SO4, NH4OH,
AgNO3.

NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN

1 Na2CO3 5,3 M Larutan


+ 100ml air berwarna
Bening.

Larutan
Adanya
Na2CO3 + Berubah karena
Reaksi, lalu Na2CO3 + HCl NaCL +
HCl penguraian
timbul bau. H2CO3
CO2.
Pelepasan gas CO2 H2CO3

Timbul
Timbulnya
Gelembung. +
2H + CO2-3 2H+ + CO32- gelembung
Uji Zat Kapur pada zat larutan
CO2+H2O
menandakan
pelepasan CO2.

13
Warna NaCO3 + CaCL2 Larutan
Larutan berwarna
2 Na2CO3 + CaCO3 + Na2Cl2
Keruh/Putih. keruh, Timbul
CaCL2
endapan, lalu
Timbulnya
CaCO3 + H2SO4 CaCO3
Endapan.
+ H2SO4 ditambahkan
Endapan CaSO4 + H2O + CO2
H2SO4
Larut menjadi
sempurna Bening.
menjadi
Timbulnya
bening.
endapan.

Larutan
Na2CO3 + berwarna
3
AgNO3 cokelat Larutan
Na2CO3 + AgNO3
keruh. berwarna
Na2NO3 + cokelat keruh.
Warna
Larutan AgCO3
+NH4OH
menjadi
Ditambah
bening
NH4OH
Na2NO3 + AgCO3 +
+NH4OH Menjadi
NH4OH
(berlebih) Bening.
Terdapat
NH3 +H2O + Na2NO3 +
endapan
AgO3
endapan
NaCO3 + Terdapat
perak.
AgNO3 endapan
Na2CO3 + AgNO3 endapan perak
(Dipanaskan)
pada larutan.

14
LAPORAN ANION HIDROGEN KARBONAT

Nama Praktikan : Samuel Elia Tangka No. Mhs : 410014263

Acara praktikum : Anion Hidrogen Karbonat Kelompok : 5

Alat : Tabung Uji coba, Pipet tetes, Penjepit tabung, Kompor, Erlenmeyer, corong.

Bahan : NaHCO3, CaCL2, Air kapur, Kertas saring, NH4OH

NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN

1 NaHCO3 0.5M Adanya NaHCO3- CO3 + Laruan


reaksi berbuih,
(dipanaskan H2O + CO2
larutan menandakan
dengan air
berbuih adanya
kapur )
penguraian
HCO3

Munculnya
Adanya 2NaHCO3 + CaCl2
NaHCO3 + endapan
reaksi, 2NaCl + Ca(HCO3)2 endapan putih
CaCl2
munculnya dilarutan.
endapan.

Setelah
Larutan disaringkan,
Di Saringkan Menjadi larutan
bening. menjadi
bening dan
endapan
tersaringkan.

15
Adanya Warna larutan
endapan hidrogen
Putih dan karbonat (jadi
+NH4OH larutan agak keruh)
menjadi
agak keruh.

2.4 ANALISI KATION

2.4.1 DASAR TEORI

Kation Kalsium dan Kation Magnesium. Kalsium adalah logam putih perak, yang
2+
agak lunak, melebur pada suhu 845 °C. Kalsium membentuk kation kalsium (II) atau Ca
dalam larutan air.

Sedangkan Magnesium adalah Logam putih, dapat ditempa dan dilihat. Melebur pada
suhu 650°C. Logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan
cahaya putih yang cemerlang, membentuk Oksida MgO dan beberapa nitrida Mg3N2. Logam
ini perlahan lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air reaksi
berlangsung dengan cepat.

2.4.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

1. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN

- Tabung Reaksi
- Pipet Tetes

2. BAHAN YANG DIGUNAKAN

- CaCL2
- H2SO4
- Amonia
- MgSO4
- NH4Cl
- Aquades
- HCl
- NaCO3

16
2.4.3 CARA KERJA

a. Kation Kalsium(Ca 2+ ):

Gunakan Larutan CaCl2.

- Masukan Larutan CaCl2 ke dalam tabung pereaksi dan berikan pereaksi berikut
ini :
Larutan H2SO4 encer, Terjadi endapan putih CaSO4.
- Masukan Larutan CaCl2 tambahakn amonia, tak ada endapan karena kalsium
hidroksida larut cukup banyak. Jika larutan basa itu terkena udara luar, sedikit
karbon dioksida akan terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh
kalsium karbonat

b. Kation Magnesium (Mg 2+ ) :

Gunakan Larutan MgCl2 atau MgSO4. Masukan larutan tersebut ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan reaksi berikut ini :

1. Larutan NaOH, maka Akan terbentuk endapan putih Mg(OH)2


2. Larutan Amonia, Terbentuk pegendapan parsial magnesium hidroksi yang
putih seperti gelatin. Endapan mudah larut dalam garam-garam amonium
sedikit sekali dalam air.
3. Larutan natrium Karbonat, terbentuk endapan putih, bervolume besar, yaitu
karbonat basa. Endapan mudah larut dalam asam dan garam amonium, tak
larut dalam asam.

17
2.4.4 LAPORAN ANALISIS KATION

LAPORAN ANALISI KATION

Nama Praktikan : Samuel Elia Tangka No. Mhs : 410014263

Acara : Analisis Kation Kelompok : 5

Alat :Tabung Reaksi, Pipet Tetes

Bahan : CaCl2, H2SO4, Amonia, MgSO4, NH4Cl, Aquades, HCl,


NaCO3.

NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN

A.1 CaCl2 + Timbulnya CaCl2 + H2SO4 Terjadi


H2SO4 endapan endapan Putih
CaSO4 +2HCl
pada CaSO4
larutan.

Larutan CaSO4 Ca2+ + SO4

tetap
berwarna
bening.

Larutan
menjadi
Tidak ada
CaCl2 + keruh
2 endapan,
Amonia
adanya bau
2+
CaSO4 Ca + SO4
pada larutan.
Stara = CaCl2 + NH4OH
Munculnya Ca(OH)2 + 2NH4Cl
endapan, Terbentuk
larutan pengendapan
MgS04 +
B.1 putih keruh. parsial
NaOH
magnesium

18
Larutan hidroksida.
menjadi MgSO4 + NH4OH Endapan
bening. Mg(OH)2+(NH)2SO4 terlarutkan
Sempurna.
+ NH4CL Mg+ +2NH3 +2H2O
Mg(OH)23 + 2NH4+

Warna MgSO4 + NH4OH + NH4Cl


MgCl2+Mg(OH)2+ (NH)2SO4
Larutan
Terlarutkan
Berubah
namun tidak
agak keruh Setara : 2MgSO4 + 2NH4OH
+ 2NH4Cl sempurna.

+ Aquades MgCl2 + Mg(OH)2 + 2(NH4)2

2.5 PENGENCERAN LABU UKUR

2.5.1 DASAR TEORI

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara


menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan.
Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini
dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air,
tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang
dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini
merusak kulit (Khopkar,1990).
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa
dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam

19
jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar
kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi
yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan
standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang
relative besar disebut pelarut (Baroroh, 2004).
Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat
terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
(zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solven (Gunawan, 2004.).
2.5.2 ALAT DAN BAHAN
1. ALAT ALAT YANG DIBUTUHKAN
- Labu ukur
- Corong
- Gelas Ukur
2.BAHAN YANG DIGUNAKAN
- HCl
- Aquades
2.5.3 CARA KERJA
1. Tentukan Larutan standar HCl 0.1 N yang akan dibuat misal 100 ml/200 ml. Kemuian
Hitung dengan rumus ( V1 N1 = V2 N2 ) dari HCl 0.2 N yang di encerkan menjadi HCl
0.1 N
2. Ambil sejumlah HCl sebanyak 50ml ke gelas ukur, lalu masukan ke labu ukur.
3. Lalu tambahkan Aquades ke labu ukur sebanyak 50ml, lalu aduk sehingga tercampur.

20
2.5.4 LAPORAN PENGENCERAN LABU UKUR

LAPORAN KIMIA ANALITIK PENGENCERAN LABU UKUR

Nama Praktikan : Samuel Elia Tangka No. Mhs : 410014263

Acara : Pengenceran Labu Ukur Kelompok : 5

Alat : Labu Ukur, Corong, Gelas Piala


Bahan : HCl , Aquades

Cara Kerja :
1. Tentukan Larutan standar HCl 0.1 N yang akan dibuat misal 100 ml/200 ml. Kemuian
Hitung dengan rumus ( V1 N1 = V2 N2 ) dari HCl 0.2 N yang di encerkan menjadi HCl
0.1 N
2. Ambil sejumlah HCl sebanyak 50ml ke gelas ukur, lalu masukan ke labu ukur.
3. Lalu tambahkan Aquades ke labu ukur sebanyak 50ml, lalu aduk sehingga tercampur.

Perhitungan :
Diket : N1 = 0.2 V1 N1 = V2 N2
N2 = 100 V1 . 0,2 = 0,1 . 100
10
V2 = 0.1 V1 = 0,2

Ditanya : V1 ? = 50ml

Kesimpulan :

Jadi, Untukmembuat larutan standar 0.1 N sebanyak 100ml, diperlukan 50ml HCl +
50ml Aquades.

21
2.6 ANALISA KUANTITATIF

2.6.1 DASAR TEORI

A. Analisa Kuantitatif dengan titrasi volumetri :

Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui kadar suatu
zat (Svehla, 1985). Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan beberapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang sering kali
dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau sebagian besar
sampel yang di analisis (Day dan Underwood, 2002).Pengertian lain dari analisa kuantitatif
adalah analisa yang bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar senyawa kimia dalam suatu
bahan atau campuran bahan (Sumardjo, 1997).
Volumetri merupakan suatu cara analisis kuantitatif dan reaksi kimia. Pada analisis ini
zat yang akan ditentukan kadarnya direaksikan dengan zat lainnya telah diketahui
konsentrasinya sampai tercapai suatu titik ekuivalensi hingga kepekatan zat yang kita cari
dapat dihitung. Larutan yang kita ketahui konsentraasinya dengan teliti disebut larutan
standar. Larutan ini biasanya diteteskan dari buret ke dalam erlenmeyer yang mengandung
reaksinya selesai. Proses ini dinamakan titrasi. Titik dimana terjadi perubahan karena
indikator disebut titik titrasi. Titik ini seharusnya jatuh pada titik yang bersamaan, tetapi hal
ini sulit karena kesulitan dalam mencari indikator yang pH intervalnya mendekati pH
ekuivalen. Perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik titrasi disebut kesalahan titrasi (Day
dan Underwood, 2002). Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang
dalam larutan akan terionisasi sebagian dimana warna yang terionisasi berbeda dengan warna
yang tak terionisasi (Sumardjo, 1994).
Analisis volumetri merupakan suatu analisa untuk menentukan suatu volume larutan
yang konsentrasinya sudah diketahui. Biasanya untuk mengukur volume larutan standar
tersebut harus ditambahkan dengan melalui alat yang disebut buret. Proses penambahan
larutan standar ke dalam larutan yang ditentukan sampai terjadi reaksi yang sempurna disebut
titrasi (Lehninger, 1995).

TITRASI : Adalah salah satu cara analisa yang sedang dilakukan dengan analisa kuantitatif.

22
Dalam titrasi ini digunakan larutan standar. Larutan Standar yaitu larutan yang
diketahui normalitasnta dengan pasti. Pada proses titrasi, ada dua zat yaitu zat yang
konsentrasinya sudah diketahui yang disebut larutan standar, larutan ini dimasukkan ke
dalam buret sebagai zat PENITRASI ( TITRAN). Zat yang kedua itu ZAT YANG DI
TITRASI yang akan di tentukan NORMALITASNYA dan ditempatkan ke dalam
erlenmeyer.

2.6.2 ALAT DAN BAHAN :

1. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN

- Buret
- Erlenmeyer
- Corong
- Gelas Ukur

2. BAHAN YANG DIGUNAKAN :

- NaOH
- HCl
- Indikator PP
2.6.3 CARA KERJA

A). Analisa kuantitatif dengan titrasi volumetri

1. Memasukan Larutan Standar NaOH 0.1 sebanyak 50ml kedalam buret


2. Lalu masukan HCl 0.1 N sebanyak 20ml memakai gelas ukur, lalu
masukan ke dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan 3-4 tetes indikator PP
4. Bukalah pipa buret lalu goyangkan cairan yang ada di erlenmeyer sampai
larutan pada erlenmeyer berubah warna.
5. Tutup keran buret saat warna larutan pada erlenmeyer berubah.

23
B). Standarisasi larutan asam oksalat

1. Timbang 0,63 gr asam okslat dengan gelas arloji


2. Masukkan asam oksalat kedalam labu ukur 100 ml
3. Tambahkan aquades atau air suling sebanyak 100 ml ke dalam labu
ukur
4. Campuran asam oksalat dan aquades lalu masukkan ke dalam buret
5. Ambil 15 ml larutan NaOH masukkan kedalam erlenmeyer dan
tambakan 10 ml aquades dan 2 tetes indikator fenlphtalin
6. Titrasi basa tersebut dengan larutan asam oksalat hingga warna merah
jambu hilang

C). Standarisasi larutan asam cuka

1. Ambil dengan gelas ukur 10 ml larutan asam cuka pedagang kedalam


labu takar 500 ml
2. Masukkan air suling kedalam labu takar sebanyak 250 ml
3. Kocok larutan agar bercampur homogen
4. Ambil 40 ml larutan tersebut, masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml
dan tambahkan 2 tetes indikator fenolphtalin.
5. Ambil buret kemudian isi dengan larutan NaOH 0,1 yang sudah
distandarisai samapi batas.
6. Titrasi larutan tersebut dengan larutan standar NaOH sampai terjadi
perubahan warna .
7. Catat volume NaOh yang dibutuhkan.

24
2.6.4 LAPORAN ANALISA KUANTITATIF

LAPORAN KIMIA ANALITIK ANALISA KUANTITATIF

Nama Praktikan : Samuel Elia Tangka No. Mhs : 410014263

Acara : Analisa Kuantitaif (Titrasi) Kelompok : 5

Alat : Buret, Erlenmeyer, Corong, Gelas Ukur

Bahan : NaOH, HCl , Indikator PP

A. ANALISA KUANTITATIF DENGAN TITRASI VOLUMETRI

Cara Kerja :

1. Memasukan Larutan Standar NaOH 0.1 sebanyak 50ml kedalam buret


2. Lalu masukan HCl 0.1 N sebanyak 20ml memakai gelas ukur, lalu masukan ke
dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan 3-4 tetes indikator PP
4. Bukalah pipa buret lalu goyangkan cairan yang ada di erlenmeyer sampai
larutan pada erlenmeyer berubah warna.
5. Tutup keran buret saat warna larutan pada erlenmeyer berubah.

Pengamatan :

Pembacaan Awal = 50ml Warna Awal = Bening

Pembacaan Akhir = 16ml Warna Akhir = Merah Muda

Perhitungan :

Diket : VI = 20ml Dijawab : V1 N1 = V2 N2

V2 = 54ml 20 . 0,1 = 54 . N2

N1 = 0.1 2 = 54 . N2

Ditanya = N2? 2/54 . N2 = 0,037

25
Kesimpulan :

Setelah dicampurkan HCl 0.1 N dengan NaOH 0.1, Titik ekivalen tercapai dengan
ditambahkan -nya NaOH 34ml. Ditandai dengan perubahan warna bening menjadi warna
merah muda.

C) STANDARISAI LARUTAN ASAM CUKA


Cara kerja :
1. Ambil dengan gelas ukur 10 ml larutan asam cuka pedagang kedalam labu takar
500 ml
2. Masukkan air suling kedalam labu takar sebanyak 250 ml
3. Kocok larutan agar bercampur homogen
4. Ambil 40 ml larutan tersebut, masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml dan
tambahkan 2 tetes indikator fenolphtalin
5. Ambil buret kemudian isi dengan larutan NaOH 0,1 yang sudah distandarisai
samapi batas
6. Titrasi larutan tersebut dengan larutan standar NaOH sampai terjadi perubahan
warna
7. Catat volume NaOh yang dibutuhkan.

Pengamatan :

1. Pembacaan awal : 50 ml
2. Pembacaan akhir : 21 ml
a. Warna awal : Putih
b. Warna akhir : Merah Jambu

VNaOH yang dibutuhkan : 50 – 21 = 29 ml

Perhitungan :
100 250
𝑋 𝑋 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑋 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑋 𝑀𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑐𝑢𝑘𝑎
10 20
= 10 x 6,25 x 0,1 x 29 x 60
= 10875 mgram
= 10,875 gram
Mr asam cuka = (12 x 2) + (1 x 4) + ( 16 x 2)
= 24 + 4 + 32 = 60

26
Kesimpulan :

Pengamatan larutan asam cuka dengan larutan standar NaOH yang dititrasi berubah warna
menjadi merah jambu. Dibutuhkan larutan standar NaOH 0,1 N sebanyak 29 ml untuk
mencapai titik ekivalen dan di ketahui kadar CH3COOH sebanyak 10,875 gram.

27
BAB III

KESIMPULAN

1. Alat-Alat praktikum berperan sangat penting untuk berjalannya praktikum. Karena


masing-masing punya kegunaannya dalam bidang nya masing masing.
2. Menyaring adalah proses untuk memisahkan suatu endapan dari suatu larutan. Lalu
gas NH3 adalah gas yang dapat diketahui karena mempunyai bau, jadi dapat diketahui
karena tercium baunya ( baunya tidak enak).
3. Anion Karbonat (CO32-) , Kelarutan semua karbonat normal dengan kekecualian
karbonat dari logam-logam alkali serta amonium, tak larut dalam air. Lalu Hidrogen
Karbonat (HCO3-), Kebanyakan reaksi hidrogen karbonat adalah serupa dengan reaksi
karbonat.
4. Kation Kalsium dan Kation Magnesium. Kalsium adalah logam putih perak, yang
agak lunak, melebur pada suhu 845 °C. Kalsium membentuk kation kalsium (II) atau
Ca 2+ dalam larutan air. Magnesium adalah Logam putih, dapat ditempa dan dilihat.
Melebur pada suhu 650°C.
5. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu
larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas
dilepaskan. Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu
aquadest dalam jumlah tertentu.
6. Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui kadar suatu
zat (Svehla, 1985). Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan beberapa banyak
suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut,
yang sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil
atau sebagian besar sampel yang di analisis.

28

Anda mungkin juga menyukai