Pada praktikum Dasar Budidaya Tanaman menggunakan varietas Antin 3 dan Beta 2. Ubi jalar
varietas Antin 3 memiliki rata-rata hasil umbi 23,4 ton/ha dan potensi hasil 30,6 ton/ha. Varietas Antin 3
juga mengandung zat antosianin, distribusi warna ungunya sangat pekat, memiliki bentuk dan warna
kulit umbinya sangat bagus, rasa umbi enak, manis dan agak pahit, memiliki kadar antosianin yang 150,7
mg/100g. Varietas Antin 3 memiliki antosianin yang tinggi. Antosianin dapat menarik perhatian karena
memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas, sehingga berperan dalam
mencegah penuaan, kanker. Antin 3 juga memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit seperti tahan
terhadap penyakit kudis (Sphaceloma batatas) dan tahan terhadap hama boleng (Cylas formicarius).
Dengan antosianin yang tinggi, ubi jalar varietas antin 3 toleran terhadap kekeringan sehingga cocok
ditanam pada lahan tegalan dan sawah sesudah tanaman padi (Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian,
2012).
Menurut BPATP (2018) Beta-2 adalah varietas ubi jalar yang memiliki kandungan betakaroten
tinggi, tetapi kandungannya lebih rendah dibandingkan beta-1. Potensi produksi Beta-2 lebih tinggi
dibandingkan Beta-1. Varietas ini banyak dikembangkan di sekitar Malang dan Lumajang. Keunggulan
varietas ubi jalar ini terbilang tinggi dan kandungan beta karoten juga tinggi. Varietas ubi jalar yang kaya
β-karotin ini potensial dikembangkan secara komersial oleh agroindustri pangan dalam meningkatkan
asupan pro-vitamin A bagi masyarakat.
Daftar pustaka
Kurniawan, Arif. 2008. KAJIAN PENGELOLAAN TANAH UNTUK TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea
batatas L) DI DESA PLUMBON KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR.
Skripsi Universitas Sebelas Maret
Jayanti, Afinta, dkk. 2016. Pengaruh tingkat defoliasi pada pertumbuhan dan hasil tiga varietas
ubi jalar (lpmoea batatas L.). Jurnal Produksi Tanaman. 4(7)
Makruf, Eddy dan Heryan Iswadi. 2015. Kumpulan Informasi Teknologi (KIT) Budidaya Tanaman Umbi-
umbian. Bengkulu: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Jayanto, A. 2009. Budidaya Ubi Jalar. Kantor Deputi Meneristek Bidang Pendayagunaan dan
Permasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.MIG GROUP.
Juanda, Dede dan Bambang Cahyono. 2000. Ubi Jalar: Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta:
Kanisius.
Sasvita, Wikka, dkk. 2013. PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA KLON UBI JALAR PADA JARAK TANAM YANG
BERBEDA. Jurnal Agroekoteknologi. 2(01).
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP). 2012. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
http://bpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/berita/423. Diakses pada 27 Maret 2019.
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP). 2018. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
http://bpatp.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=228:ubi-
jalar-varietas-beta-2&catid=55:teknologi-inovatif-badan-litbang-pertanian&Itemid=613. Diakses pada
27 Maret 2019.
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan praktikum Dasar Budidaya Tanaman pada komoditas ubi jalar (lpomoea
batatas L.) ini dilakukan pada bulan Februari sampai bulan April 2019, bertempat di lahan percobaan FP-
UB, Jl. Kuping Gajah, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan ketinggian
tempat 677 mdpl diatas permukaan laut. Suhu udara berkisar 22,2oC-24,5oC dengan curah hujan
pertahun 1000-1500 mm (Sihombing dan Heddy, 2018)
Alat yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman ubi jalar yaitu ember, cetok atau cangkul,
meteran, gunting, alat tulis,kamera, penggaris dan kaleng bekas. Sedangkan untuk bahan yang
digunakan adalah bibit stek ubi jalar antin 3, beta 2, pupuk SP-36, pupuk urea, pupuk KCL, pupuk
kandang, PGPR, air, mulsa plastic hitam perak, pasak bambu, tali raffia, tusuk sate, dan refugia yaitu
matahari, marigold, bunga kertas.
Daftar Pustaka
Sihombing, Martua Rahmawati dan Suwasono Heddy. 2018. Pengaruh Pemberian Biourin Kelinci
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Selada (Lactuca sativa L.). Jurnal Produksi
Tanaman. 6(7).