Anda di halaman 1dari 4

1.

1 Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar


Tanaman ubi jalar merupakan tanaman yang dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran
tinggi 500 – 1.000 m dpl dengan suhu udara sekitar 21-27 °C. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh
hampir disetiap jenis tanah, namun jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur,
serta tanah yang banyak mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya baik, dengan pH 5,5-
7,5. Ubi jalar dapat ditanam di lahan tegalan atau sawah bekas tanaman padi, terutama pada
musim kemarau. Pada waktu muda, tanaman ubi jalar membutuhkan tanah yang cukup lembab.
Oleh karena itu, untuk penanaman di musim kemarau harus tersedia air yang memadai (Makruf
dan Iswandi, 2015).
Tinggi rendahnya suhu disuatu tempat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen umbi
tanaman ubi jalar. Tanaman ubi jalar mendapatkan sinar matahari secara langsung dengan lama
penyinaran yang ideal untuk tanaman ubi jalar adalah 11 – 12 jam/hari dengan curah hujan antara
750 – 1.500 mm/tahun (Suparman, 2002). Syarat tumbuh tanaman ubi jalar harus diperhatikan
dengan seksama karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ubi jalar tersebut. Sehingga
tidak terjadi kerugian akibat dari kegagalan panen.
Adapun syarat pembuatan bedengan pada lahan ubi jalar menurut Sasvita et al (2013) adalah
Pembuatan bedengan dilakukan pada saat setelah dilakukan persiapan lahan. Dibuat bedengan
dengan panjang 300 cm, lebar 50 cm, tinggi ± 30 cm, jarak antar bedengan 100 cm dan jarak antar
blok 50 cm. Sedangkan menurut Kurniawan (2008) ukuran bedengan yang baik untuk tanaman ubi
jalar adalah lebar 60 cm, tinggi 40 cm. Jarak antara bedengan satu dengan yang lain antara 90 – 100
cm dari pusat bedengan. Ubi jalar yang di tanam pada bedengan yang tinggi dan tidak begitu lebar
akan mempunyai hasil lebih banyak dibandingkan ditanam pada bedengan yang rendah dan lebar.
1.2 Pengaruh Varietas Terhadap Ubi Jalar
Teknologi pada bidang pemuliaan tanaman ubi jalar sudah banyak yang menemukan varietas-
varietas baru yang lebih unggul dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun, varietas ubi jalar
yang telah ditemukan tersebut masing-masing mempunyai sifat yang berbeda-beda. Perbedaan sifat
tersebut terletak pada bentuk umbi, ukuran atau berat umbi, warna kulit umbi, warna daging umbi,
tekstur daging umbi, rasa umbi, kandungan gizi, ketahanan terhadap penyakit, dan produktivitas serta
daya adaptasi terhadap lingkungan. Kriteria-kriteria varietas ubi jalar yang termasuk varietas unggul
menurut Juanda dan Cahyono (2000) adalah 1) ubi jalar yang memiliki Produktivitas yang tinggi, yakni
memiliki daya hasil diatas 25 ton/hektar, 2) Daya adaptasinya luas atau stabil pada berbagai tekanan
lingkungan, 3) Daya tahan terhadap berbagai hama dan penyakit, 4) Masa panen pendek, yakni antara 4-
3 bulan, 5) Tekstur umbi masir dan memiliki rasa manis, 6) Umbi memiliki kandungan serat kasar rendah,
7) Umbi memiliki kandungan gizi tinggi, 8) Karakter tanaman sesuai dengan kebutuhan industri.
Penggunaan varietas merupakan teknologi yang dapat diandalkan, tidak hanya dalam hal
meningkatkan produksi pertanian, tetapi dampaknya juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
petani. Varietas unggul pada umumnya memiliki sifat yang menonjol dalam hal potensi hasil tinggi dan
tahan terhadap organisme pengganggu tanaman tertentu. Menggunakan varietas unggul yang tahan
hama dan penyakit adalah cara paling murah untuk menekan pengganggu tanaman tanpa adanya
kekhawatiran akan dampak negatif terhadap lingkungan (Jayanto, 2009). Sedangkan menurut Jayanti et
al., (2016) varietas ubi jalar dapat mempengaruhi pertumbuhan ubi jalar, meliputi jumlah daun, luas
daun dan intersepsi cahaya dan juga dapat berpengaruh langsung terhadap hasil ubi jalar yang meliputi
parameter berat umbi, kadarpati, dan hasil panen umbi.

Pada praktikum Dasar Budidaya Tanaman menggunakan varietas Antin 3 dan Beta 2. Ubi jalar
varietas Antin 3 memiliki rata-rata hasil umbi 23,4 ton/ha dan potensi hasil 30,6 ton/ha. Varietas Antin 3
juga mengandung zat antosianin, distribusi warna ungunya sangat pekat, memiliki bentuk dan warna
kulit umbinya sangat bagus, rasa umbi enak, manis dan agak pahit, memiliki kadar antosianin yang 150,7
mg/100g. Varietas Antin 3 memiliki antosianin yang tinggi. Antosianin dapat menarik perhatian karena
memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas, sehingga berperan dalam
mencegah penuaan, kanker. Antin 3 juga memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit seperti tahan
terhadap penyakit kudis (Sphaceloma batatas) dan tahan terhadap hama boleng (Cylas formicarius).
Dengan antosianin yang tinggi, ubi jalar varietas antin 3 toleran terhadap kekeringan sehingga cocok
ditanam pada lahan tegalan dan sawah sesudah tanaman padi (Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian,
2012).

Menurut BPATP (2018) Beta-2 adalah varietas ubi jalar yang memiliki kandungan betakaroten
tinggi, tetapi kandungannya lebih rendah dibandingkan beta-1. Potensi produksi Beta-2 lebih tinggi
dibandingkan Beta-1. Varietas ini banyak dikembangkan di sekitar Malang dan Lumajang. Keunggulan
varietas ubi jalar ini terbilang tinggi dan kandungan beta karoten juga tinggi. Varietas ubi jalar yang kaya
β-karotin ini potensial dikembangkan secara komersial oleh agroindustri pangan dalam meningkatkan
asupan pro-vitamin A bagi masyarakat.

Daftar pustaka

Kurniawan, Arif. 2008. KAJIAN PENGELOLAAN TANAH UNTUK TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea
batatas L) DI DESA PLUMBON KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR.
Skripsi Universitas Sebelas Maret

Jayanti, Afinta, dkk. 2016. Pengaruh tingkat defoliasi pada pertumbuhan dan hasil tiga varietas
ubi jalar (lpmoea batatas L.). Jurnal Produksi Tanaman. 4(7)
Makruf, Eddy dan Heryan Iswadi. 2015. Kumpulan Informasi Teknologi (KIT) Budidaya Tanaman Umbi-
umbian. Bengkulu: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

Jayanto, A. 2009. Budidaya Ubi Jalar. Kantor Deputi Meneristek Bidang Pendayagunaan dan
Permasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.MIG GROUP.

Suparman.2002. Bercocok tanam ubi jalar. Jakarta: Penebar swadaya.

Juanda, Dede dan Bambang Cahyono. 2000. Ubi Jalar: Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta:
Kanisius.

Sasvita, Wikka, dkk. 2013. PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA KLON UBI JALAR PADA JARAK TANAM YANG
BERBEDA. Jurnal Agroekoteknologi. 2(01).

Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP). 2012. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
http://bpatp.litbang.pertanian.go.id/balaipatp/berita/423. Diakses pada 27 Maret 2019.

Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP). 2018. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
http://bpatp.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=228:ubi-
jalar-varietas-beta-2&catid=55:teknologi-inovatif-badan-litbang-pertanian&Itemid=613. Diakses pada
27 Maret 2019.
3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan kegiatan praktikum Dasar Budidaya Tanaman pada komoditas ubi jalar (lpomoea
batatas L.) ini dilakukan pada bulan Februari sampai bulan April 2019, bertempat di lahan percobaan FP-
UB, Jl. Kuping Gajah, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan ketinggian
tempat 677 mdpl diatas permukaan laut. Suhu udara berkisar 22,2oC-24,5oC dengan curah hujan
pertahun 1000-1500 mm (Sihombing dan Heddy, 2018)

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman ubi jalar yaitu ember, cetok atau cangkul,
meteran, gunting, alat tulis,kamera, penggaris dan kaleng bekas. Sedangkan untuk bahan yang
digunakan adalah bibit stek ubi jalar antin 3, beta 2, pupuk SP-36, pupuk urea, pupuk KCL, pupuk
kandang, PGPR, air, mulsa plastic hitam perak, pasak bambu, tali raffia, tusuk sate, dan refugia yaitu
matahari, marigold, bunga kertas.

Daftar Pustaka

Sihombing, Martua Rahmawati dan Suwasono Heddy. 2018. Pengaruh Pemberian Biourin Kelinci
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Selada (Lactuca sativa L.). Jurnal Produksi
Tanaman. 6(7).

Anda mungkin juga menyukai