Anda di halaman 1dari 7

“ Analisis Penakaran Dosis Radiasi Kanker Payudara Menggunakan

Dengan Metode In- Vivo Pada Pasien Kanker Payudara”

Nama : Nazla Aulia Hisran


Nim : F1C316012

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBU
2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan


didunia, banyak diantara penyakit kanker tidak memiliki obat penyembuh
atau masih dalam proses penelitian. Menurut WHO (World Health
Organisation ), pada tahun 2018 terdapat 18.1 juta kasus kanker baru dan
9,3 kasus kematian akibat kanker. Berdasarkan Berdasarkan estimasi
Globocan,International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012,
kanker payudara adalah kanker dengan persentase kasus baru tertinggi
(43,3%) dan persentase kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di
dunia. Kanker payudara adalah penyakit yang menyerang wanita pada
bagian salah satu atau kedua payudara dengan munculnya suatu benjolan
pada kulit atau keluarnya cairan kuning melalui puting. Berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kanker payudara diIndonesia
mencapai 0,5 per 1000 perempuan (Kemenkes, 2015).
Kanker payudara atau Carcinoma mammae adalah tumor ganas yang
menyerang jaringan payudara. Kanker ini dapat terjadi pada kondisi
dimana sel telah kehilangan pengendalian dari mekanisme normalnya .
Data WHO tahun 2013 menerangkan bahwa penderita kanker meningkat
dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2014 kanker tertinggi di
Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara (Kemenkes, 2015)
Telah banyak cara diterapkan untuk mengobati kanker, mulai dari
pengobatan tradisonal menggunakan tanaman, operasi, kemoterapi sampai
terapi radiasi. Radioterapi atau disebut juga terapi radiasi adalah terapi
yang menggunakan radiasi yang bersumper dari radioaktif yang bertujuan
untuk menghancurkan sel kanker. Pusat unit radioterapi pertama di
Indonesia berada di RSUD Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1927.
Radioterapi memanfaatkan energi radioaktif yang dipancarkan ke arah
kanker dengan bertujuan untuk mengionisasi kanker tersebut. Walau
radioterapi telah tergolong aman untuk digunakan, tidak menutup
kemungkinan akan terjadinya komplikasi lain pada jaringan saraf tubuh
disekitar titik kanker ( Zamanian dkk, 2005).
Paparan radiasi yang diberikan pada setiap pasien berbeda.
Tergantung seberapa besar atau seberapa tebal kanker tersebut. Semakin
besar atau lebar kanker tersebut maka semakin besar paparan radiasi yang
harus diarahkan kepada kanker tersebut. Verifikasi biasanya dapat
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar ketepatan dari pemberian
dosis radiasi pada pasien yang terkena kanker payudara agar dosis radiasi
yang diterima oleh pasien tepat dan tidak melebihi batas yang
diperbolehkan.

1.2 Identifikasi dan perumusan masalah


Dari latar belakang diatas diperoleh perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa sajakah metode pengobatan kanker menggunakan
radiasi?
2. Seberapa parahkah kerusakan yang dapat disebabkan
oleh teleterapi pada jaringan sehat disekitar jaringan
kanker?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas diperoleh tujuan yaitu:
1. Mengetahui metode pengobatan kanker menggunakan
radiasi.
2. Mengetahui besar kerusakan yang dapat disebabkan oleh
teleterapi pada jaringan sehat disekitar jaringan kanker.
1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan yang
terdapat diatas maka diperoleh manfaat sebagai merikut :
1. Menambah wawasan peneliti dan pembaca
2. Mampu mengetahui ketepatan radiasi yang dianjurkan pada
penderita kanker payudara
3. Memberikan informasi untuk peneliti dan pembaca
4. Mengetahui batas radiasi aman untuk kanker payudara
5. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya
II. TINJAUAN PUSTAKA

Radioterapi atau terapi radiasi adalahterapi yang menggunakan radiasi


yang bersumber dari energy radioaktif yang memamfaatkan energy tersebut
untuk mematikan sel sel kanker tanpa berakibat fatal pada jaringan dan
saraf sehat disekeliling kanker. Pada saat ini, radioterapi sering dijadikan
pengobatan utama untuk kanker payudara selain teknik pembedahan dan
kemoterapi. Perbedaan dari kemoterapi dan radioterapi adalah, kemoterapi
menggunakan zat kimia untuk menyembuhnya dengan cara memasukan
zat kimia tersebut kedalam tubuh. Dengan target untuk mematikan sel
kanker yang ada dialam tubuh. Sedangkan radioterapi menggunakan
energy yang ditembakan menuju titik kanker dengan tujuan mengionkan
saraf saraf kanker sehingga tidak dapat berkembang dan mati dengan
sendirinya. Radioterapi dilakukan untuk menghancurkan jaringan kanker
dan dapat digunakan untuk mengobati hampir semua kanker antara lain:
kanker nasofaring, kanker kepala dan leher, kanker paru-paru, kanker
prostat, kanker kulit, kankerotak, kanker serviks, dan kanker payudara.
(Susworo,2007).
Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel
sel yang tumbuh secara terus menerus, tidak terbatas dan tidak
terkoordinasi dengan jaringan yang terdapat disekitar sel tersebut. Kanker
terjadi karena timbul dan berkembang biaknya jaringan sekitarnya
(infiltrative) dan merusak (dekstruktif), dapat menyebar kebagian tubuh
lain. Terdapat istilah lain yang sering didengar oleh pasien yaitu Tumor.
Tumor atau barah (Tumour) merupakan sebutan neoplasma atau lesi padat
yang terbentuk akibat pertumbukan sel yang tidak semestinya, bisa
dibilang sel tersebut tumbuh lebih besar dari ukuran yang seharusnya.
Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa latin berarti bengkak.
Masing masing kanker memiliki karakteristik tersendiri, ada yang
tumbuhnya cepat seperti kanker paru paru dengan tipe SCLC (small cell
lung cacer). Sel kanker yang berkembang selanjutnya akan menyusup ke
jaringan sekitarnya dan menyebar melalui ikatan darah dan menyerang
organ organ penting serta syaraf tulang belakang (mangan, 2003)
Kanker yang tumbuh namun berkembang tidak terlalu cepat
diantaranya adalah Kanker payudara. Kanker payudara (Carcinoma
mammae) adalah tumor ganas pada jaringan payudara, Kanker ini berasal
dari suatu penyakit neoplasma yang berasal dari parenchyma. WHO (World
Health Organization) telah menetapkan kanker payudara termasuk dalam
ICD ( International Classification of Deases ) dengan nomor kode 174.
Kanker ini mulai tumbuh dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu)
saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara) Data
WHO tahun 2013 menerangkan bahwa penderita kanker meningkat dari
12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2014 kanker tertinggi di
Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara. (Kemenkes, 2015)
Terdapat beberapa teknik dalam penerapan radioterapi untuk
pengobatan sel kanker, diantaranya adalah eksternal radiasi dan
brakhiterapi atau internal terapi. Eksternak radiasi atau sinar dari luar
disebut sinar luar karena sumber radiasi diteltakkan diluar tubuh sehingga
jarak radiasi dengan target biasanya berkisar sekitas 80- 100 cm. Untuk
jenis pesawat cobalt-60 (Co-60), biasanya menggunakan jarak 80 cm,
sedangkan untuk linier accelerator (LINAC) menggunakan jarak 100 cm.
pesawat Cobalt-60 adalah satu sumber radioisotop Co-60 yang
memancarkan sinar gamma berenergi rata-rata 1250 MeV. Sinar gamma
dan Co-60 tersebut mempunyai daya tembus sangat tinggi, sehingga
mampu menembus jaringan/organ yang berada di dalam tubuh sekalipun,
sel kanker bersifat lebih sensitif terhadap sinar gamma daripada sel
normal. Karena daya tembusnya yang begitu besar dan bisa mematikan sel
kanker, maka sinar gamma bisa dimanfaatkan untuk membunuh sel-sel
kanker yang berada didalam tubuh tanpa harus melakukan
operasi/pembedahan. Inilah salah satu keuntungan penggunaan pesawat
teleterapi Cobalt-60, yaitu pengobatan/terapi kanker dan luar tubuh tanpa
pembedahan pasien. Keunggulan Co-60 yaitu memancarkan radiasi
elektromagnetik. Radiasi ini dapat menimbulkan kerusakan sebesar
mungkin pada jaringan kanker dan sekecil mungkin pada jaringan sehat.
Co-60 (kobalt 60) yang merupakan isotop buatan yang murah yang
dapat menggantikan jarum radium yang mahal harganya. Pada saat ini Co-
60 yang mempunyai energi ekuivalen dengan sinar-X 3 mV, digunakan baik
sebagai radiasi eksternal (teletherapy) maupun radiasi internal
(brachytherapy, yaitu implantasi atau intra-kavitar). Co-60 menggunakan
sumber radiasi bahan radioaktif Cobalt 60 yang menghasilkan sinar
gamma. Sinar Gamma adalah istilah untuk radiasi elektromagnetik energi-
tinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena percepatan elektron.
Gamma bermuatan 0 (nol) dihasilkan akibat transisi inti nukleon. Sumber
(head source) Co-60 berada pada gantry yang dapat diatur penyudutannya
dari 00 - 3600. Pesawat Co-60 memiliki penyimpangan/ error sebesar
5%. Maka dari itu diperlukan kalibrasi setiap 6 bulan.Error terjadi karena
geometri dari isotop berbentuk silinder bukan bola dan berkas radiasi yang
digunakan ialah berkas terkolimasi. Faktor utama yang mementukan
keberjasilan pelaksanaan penggunaan pesawat co-60 adalah ukuran dan
geometris sumber, serta jarak sumber kepermukaan kulit pasien.

Anda mungkin juga menyukai