Anda di halaman 1dari 140

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah melalui Program Indonesia Sehat yang merupakan salah satu
program dari agenda ke -5 Nawa Cita, tujuannya adalah Meningkatkan Kualitas
Hidup Manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan oleh beberapa tenaga
kesehatan dengan disiplin ilmu berbeda yang memiliki kompetensi dan bekerja
secara team work. Bekerja secara team harus dimulai dari institusi pendidikan
kesehatan.
Sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Diploma IV Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang, dipandang perlu untuk memberikan pengalaman belajar agar
memiliki penguasaan pengetahuan (Kognitif) dan keterampilan (Psikomotorik)
yang dapat dipraktekkan secara utuh di lapangan dan dilakukan secara integrasi
antar beberapa disiplin ilmu kesehatan dengan program Interprofessional
Education (IPE).
Praktek lapangan model integrasi Program IPE dilaksanakan oleh Jurusan
Kesehatan Lingkungan, Keperawatan, Kebidanan, dan Analis Kesehatan secara
bersama-sama di Desa Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran dengan tema “Pemberdayaan Keluarga dalam Mencapai
Kemandirian Kesehatan”.
1.2. Tujuan
A. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu bekerjaama dengan team dalam melakukan
pengumpulan, pengolahan data, penentuan dan prioritas masalah kesehatan
di masyarakat, serta melakukan pendampingan keluarga dalam upaya
pemecahan masalah kesehatan dengan pendekatan interprofesional.

B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu bekerjasama dengan team dan masyarakat,
mengenal kondisi wilayah, melakukan pengumpulan data,
pengolahan data dan penentuan masalah kesehatan lingkungan di
masyarakat, melaksanakan musyawarah masyarakat desa,
menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan lingkungan di
masyarakat dan melaksanakan kegiatan pemecahan masalah
kesehatan lingkungan serta menggerakkan masyarakat.
2. Mahasiswa mampu bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya
untuk membantu kegiatan Puskesmas dalam hal pemeriksaan di
laboratorium dan penyuluhan yang ada kaitannya dengan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa.
3. Mahasiswa terampil dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
masyarakat meliputi: pengkajian, perumusan diagnosa,
pengembangan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
dokumentasi.
4. Mahasiswa memiliki kepercayaan diri dan terampil dalam
melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga Dewasa dan Lansia
dengan masalah kesehatan prioritas di Indonesia, isu, dan
kecenderungan dalam keperawatan keluarga, pendokumentasian
asuhan keperawatan.
1.3.Manfaat
1. Manfaat Bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan keluarga dan
lingkungan serta mengaplikasikan pendidikan kesehatan yang telah
diterima.
2. Manfaat Bagi Instansi Kesehatan/Puskesmas
Dapat memberikan informasi mengenai data kesehatan di Dusun 3 Desa
Sukadadi sehingga dapat dilakukan tindak lanjut terhadap masalah yang
ditemukan.
3. Manfaat Bagi Institusi Poltekkes
Sebagai bahan pertimbangan dosen di dalam melakukan Praktek Kerja
Lapangan Interprofesional pada tahun ajaran yang akan datang.

1.4.Sistematika Penulisan Laporan


1. Bagian Pendahuluan
a. Lembar Sampul Luar
b. Halaman Judul
c. Halaman Lembar Pengesahan
d. Halaman Lembar Persetujuan
e. Halaman Daftar Nama
f. Halaman Kata Pengantar
g. Halaman Daftar Isi
h. Halaman Daftar Gambar (jika diperlukan)
i. Halaman Daftar Tabel (jika diperlukan)
j. Halaman Daftar Lampiran (jika diperlukan)

2. Bagian Isi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
1.2.Tujuan
1.3.Manfaat
1.4.Sistematika Penulisan Laporan

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. Profil Dusun/ Desa


2.2. Program Kerja IPE
2.3. Jadwal Pelaksanaan IPE

BAB III
PELAKSANAAN IPE
3.1. Pengumpulan Data
3.2. Prioritas Masalah
3.3. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
3.4. Perencanaan Pemecahan Masalah
3.5. Implementasi
3.6. Evaluasi dan RTL

BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan
4.2.Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Profil Desa Sukadadi


Desa Sukadadi yang terletak di wilayah pemerintahan Kecamatan
Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran merupakan desa agraris yang subur.
Desa ini terletak di sebelah barat Kecamatan Gedong Tataan. Keadaan
geografis desa yang merupakan dataran banyak menyimpan banyak potensi
baik itu potensi sumber daya alam, potensi pertanian, perkebunan, maupun
potensi sosial budaya. Desa Sukadadi terdiri dari 10 Dusun, yakni Dusun 1,
Dusun 2, Dusun 3, Dusun 4, Dusun 5, Dusun 6, Dusun 7, Dusun 8, Dusun 9,
dan Dusun 10.

Desa Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan mempunyai luas


pemerintahan seluas 375 Ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bagelen
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cipadang
c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bogorejo
d. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Banjar Negeri

Topografi Desa Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan merupakan


dataran, dengan ketinggian tanah 143 Mdpl dengan curah hujan sedang 6
bulan hujan dan 6 bulan kemarau. Jarak tempuh Desa Sukadadi ke pusat
pemerintahan Kecamatan berjarak 2 Km dengan waktu tempuh kurang lebih
10 menit, jarak desa ke pusat pemerintahan Kabupaten berjarak 4 Km dengan
waktu tempuh kurang lebih 20 menit, dan jarak Desa Sukadadi ke pusat
pemerintahan Provinsi berjarak 15 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 1
jam.

2.2 Program Kerja IPE


Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan
Keluarga bertujusn untuk meningkatkan akses keluarga beserta anggotanya
terhadap pelayanan kesehatan komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan
preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitative dasar, mendukung
pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota, melalui peningkatan
akses dan skrining kesehatan, mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan
nasional dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi pesera
Jaminan Kesehatan Nasional, dan mendukung tercapainya tujuan Program
Indonesia Sehat dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019.
IPE atau Inter Profesional Education adalah model pembelajaran
dengan memfokuskan bagaimana mahasiswa dapat bekerjasama atau
kolaborasi dalam satu tim yang terdiri dari beberapa profesi kesehatan yang
dalam hal ini meliputi profesi perawat, bidan, analis dan sanitarian dalam
mengatasi berbagai masalah kesehatan masyarakat sehingga akan
mempercepat capaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Tujuan pembelajaran IPE dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu bekerja sama dengan tim dalam melakukan
pengumpulan, pengolahan data, penentuan dan prioritas masalah kesehatan
di masyarakat, serta melakukan pendampingan keluarga dalam upaya
pemecahan masalah kesehatan dengan pendekatan interprofesional.
b. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu bekerja dengan tim dan masyarakat, mengenal
kondisi wilayah, melakukan pengumpulan data, pengolahan data dan
menentukan masalah kesehatan lingkungan di masyarakat, menyusun
rencana pemecahan masalah kesehatan lingkungan di masyarakat dan
melaksanakan kegiatan pemecahan masalah kesehatan lingkungan
serta menggerakkan masyarakat dengan metode STBM.
2) Mahasiswa mampu bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya
untuk membantu kegiatan Puskesmas dalam hal pemeriksaan di
laboratorium dan penyuluhan yang ada kegiatannya dengan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
3) Mahasiswa terampil dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
masyarakat meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, pengembangan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi
4) Mahasiswa memiliki kepercayaan diri dan terampil dalam melaksanan
asuhan keperawatan keluarga dewasa dan lansia dengan masalah
kesehatan prioritas di ndonesia, isu dan kecenderungan dalam
keperawatan keluarga pendokumentasian asuhan keperawatan.

Sasaran dalam kegiatan PKL Interprofesional ini adalah seluruh


keluarga dengan masalah kesehatan yang bisa diintervensi melalui upaya
promotif dan preventif oleh mahasiswa Poltekkes Tanjungkarang. Target
yang harus dicapai oleh setiap mahasiswa adalah 2 keluarga dengan masalah
kesehatan, dimana mahasiswa berada dalam satu kelompok besar yang
beranggotakan 7 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa Prodi DIV
Kesehatan Lingkungan, DIV Keperawatan, DIV Kebidanan, dan DIV Analis
Kesehatan.
Tabel 2.1
Program Kerja IPE

METODE
KEGIATAN
No. KEGIATAN MAHASISWA WAKTU & KETERANGAN
MENTOR/FASILITATOR
MEDIA
Keluarga
1. Pembekalan Mahasiswa 1. Pertemuan koordinasi seluruh 6 April 2018 Ceramah, Tanya
pembimbing untuk persamaan Jawab
persepsi bersama dengan expert LCD
2. Pertemuan koordinasi pembimbing 6April 2018 Ceramah, Tanya
kelompok untuk rencana Jawab
bimbingan LCD
3. Pertemuan pembimbing dengan 6 April 2018 Ceramah, Tanya
kelompok mahasiswa : Jawab
- Perkenalan LCD
- Membangun komitmen
pembekalan pembimbing ke
mahasiswa
- Pembekalan umum untuk
mahasiswa
- Persiapaan keberangkatan
mahasiswa
- Keberangkatan pembimbing
dari direktorat ke tempat
pembukaan
4. Pembukaan lahan praktik
2. Pemberangkatan mahasiswa 5. Mendampingi mahasiswa sampai 8 April 2018 Ceramah
ke lahan praktik ke lahan praktik
3. Menghadiri kegiatan 1. Menghadiri kegiatan penyerahan
penyerahan ke lahan praktik ke lahan praktik
2. Mendampingi kelompok ke lokasi
masing – masing kelompok
3. Menghadiri pertemuan dengan
aparat dusun/lokasi praktik

4. Persiapan Pengumpulan Data 1. Melakukan briefing kelompok


- Identifikasi persiapan format
- Identifikasi waktu yang tepat
untuk mengumpulkan data
- Identifikasi pembagian tugas
MMD per dusun
- Identifikasi keluarga sasaran
yang beresiko
tinggi/bermasalah
5. Pengumpulan Data 1. Monitoring kegiatan pengumpulan
data
- Pembimbing meminta
mahasiswa melaporkan
progres pengumpulan data via
WA/email
- Pembimbing meminta
mahasiswa melaporkan
masalah/hambatan yang
ditemukan pada waktu
pengumpulan data via
WA/email
- Koordinasi pembimbing untuk
menyelesaikan masalah
mahasiswa
- Konsultasi expert untuk
penyelesaian masalah
- Melakukan evaluasi saat
pengkajian
6. Analisa Data Keluarga oleh 1. Memonitor proses analisis data
mahasiswa secara individu oleh masing-masing mahasiswa
untuk keluarga yang menjadi sesuai format yang ada
tugasnya 2. Menerima konsultasi proses dan
hasil analisis data via WA/email
7. Perumusan masalah keluarga 1. Memonitor proses perumusan
oleh mahasiswa secara masalah oleh masing-masing
individu untuk keluarga yang mahasiswa sesuai format yang ada
menjadi tugasnya 2. Menerima konsultasi perumusan
masalah data via WA/email
8. Diskusi Kelompok untuk 1. Memfasilitasi proses diskusi
menentukan dua keluarga mahasiswa dalam kelompok
yang akan ditindaklanjuti : 2. Melakukan evaluasi perencanaan
- Rumusan Masalah
- Rencana Intervensi
9. Kunjungan Rumah untuk 1. Mendampingi mahasiswa dalam
menentukan prioritas dan kunjungan rumah
rencana intervensi 2. Memfasilitasi diskusi mahasiswa
dengan keluarga
10. Implementasi : 1. Identifikasi kesiapan mahasiswa
1. Penyuluhan, dalam penyuluhan, meliputi :
2. Pemeriksaan - SAP
kesehatan, - Media : lembar balik dan leaflet
3. Intervensi - Alat peraga
Lingkungan, - Lembar evaluasi (pretest dan
4. Pelayanan Kesehatan, protest)
5. Rujukan 2. Identifikasi persiapan pemeriksaan
kesehatan, intervensi lingkungan,
pelayanan kesehatan dan rujukan
- Identifikasi persiapan bahan dan
alat diperlukan
- Identifikasi persiapan format dan
dokumentasi
3. Monitoring pelaksanaan kegiatan
4. Konsultasi expert, bila ditemukan
masalah yang belum dapat
diselesaikan
5. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
11. Diskusi Kelompok untuk 1. Memfasilitasi proses diskusi
evaluasi kegiatan mahasiswa dalam kelompok
2. Mengevaluasi layanan kesehatan
keluarga
2.3 Jadwal Pelaksanaan IPE

Kegiatan PKL Interprofesional dilaksanan pada semester genap tahun


ajaran 2017/2018, dengan rincian sebagai berikut :
a. Program DIV Kebidanan Tanjungkarang, Kesehatan Lingkungan
dan Keperawatan Tanjungkarang 3 sks x 16 minggu efektif x 170
menit = 8.160 menit/ 60 menit = 136 jam/8 jam per hari = 17,1 hari
efektif atau 3 minggu
b. Program DIV Analis Kesehatan 2 sks x 16 minggu efektif x 170
menit = 5.440 menit/60 menit = 90,6 jam/8 jam per hari= 11,3 jam
dibulatkan menjadi 14 hari efektif atau 2 minggu

PKL Interprofesional akan dilaksanakan dari tanggal 9 April sampai


dengan 27 April 2018. Selanjutnya pada minggu ke 4 dan ke 5 mahasiswa
Program DIV Keperawatan Tajungkarang melanjutkan praktik keperawatan
komunitas dengan tetap menggunakan pendekatan IPE.
Tabel 2.2
Jadwal Pelaksanaan IPE

N MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3


KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1 Mahasiswa ke balai desa serah
terima dan pembekalan
2 Mahasisiwa menyususun
strategi untuk pengumpulan
data primer
3 Mahasiswa mulai melakukan
pengumpulan data primer ke
rumah warga didususun
masing-masing
4 Mahasisiwa Berdiskusi Dalam
Menganalisis Data dan
Perumusan Masalah
Komunitas
5 Mahasisiwa Melakukan
Diskusi Dengan Dosen untuk
Menetapkan Masalah
Komunitas dan Masalah
Komunitas Prioritas
6 Mahasiswa menyusun rencana
pemecahahan masalah
7 Mahasiswa Menyiapkan Alat,
Bahan , Dll untuk Kegiatan
MMD
8 Mahasiswa Melakukan
Kegiatan MMD :
Mensosialisasikan Masalah
Kesehatan Yang Muncul dan
Rencana Penyelesaian Masalah
Serta Menyepakati Keluarga
yang Akan Dibina Secara IPE
9 Mahasiswa Ke Keluarga
Binaan IPE dan Melakukan
Validasi Data
10 Mahasiswa Melakukan Diskusi
dalam Menempatan Masalah
Kesehatan Keluarga dan
Masalah Prioritas
11 Mahasiswa Berdiskusi Dengan
Dosen untuk Menetapkan
Masalah Kesehatan Keluarga
Yang Prioritas dan Untuk
Diintervensi
12 Mahasiswa menyiapkan alat,
bahan, media, dll sesuai
kebutuhan keluarga/ komunitas
13 Mahasiswa Bersama
Melakukan Intervensi Kepada
Keluarga Binaan IPE dan
Melakukan Proyek Komunitas
Sesuai dengan Masalah
Prioritas
14 Mahasiswa melakukan
evaluasi terhadap pencapaian
hasil kegiatan secara formatif
15 Mahasiswa melakukan evaluasi
terhadap pencapaian hasil
kegiatan secara sumatif
16 Mahasiswa membuat laporan
pembinaan keluarga
17 Mahasiswa Mendiskusikan
Dengan Dosen Hasil dan
Laporan Pembinaan Keluarga
18 Mahasiswa Mempersiapkan
Alat, Bahan, Media, Dll Sesuai
Rencana Intervensi yang Akan
Dilakukan Dikomunitas
19 Mahasiswa bersama
melakukan intervensi terhadap
masalah kesehatan komunitas
20 Mahasiswa Melakan Evaluasi
Kegiatan yang Sudah
Dilakukan Dikomunitas
21 Mahasiswa membuat laporan
22 Mahasiswa konsultasi dengan
pembimbing masing-masing
terkait laporan pembinaan
komunitas
BAB III
PELAKSANAAN IPE

3.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data, dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data primer dilakukan selama 2 hari dari tanggal
10-11 April 2018. Pengumpulan data ini dilakukan secara door to
door yaitu langsung mendatangi keluarga dari rumah ke rumah.
Pengumpulan data ini menggunakan lembar kuisioner yang berisikan
data kesehatan keluarga dan kesehatan lingkungan. Keluarga yang
didata berjumlah 84 KK yang berada di Dusun 3 Desa Sukadadi
Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

Tabel 3.1
Nama Kepala Keluarga Yang Dilakukan Pendataan
No Nama Kepala Keluarga Alamat
1 2 3
1 Sukemi RT 005/ RW 003 Dusun III
2 Sokeh RT 005/ RW 003 Dusun III
3 Budi Untoro RT 005/ RW 003 Dusun III
4 Karniti RT 005/ RW 003 Dusun III
5 Indra Yani RT 005/ RW 003 Dusun III
6 Yon Maryono RT 005/ RW 003 Dusun III
7 Tugino RT 005/ RW 003 Dusun III
8 Rudi Hartono RT 005/ RW 003 Dusun III
9 Turizal RT 005/ RW 003 Dusun III
10 Sujarto RT 005/ RW 003 Dusun III
11 Supriyanto RT 005/ RW 003 Dusun III
12 Mujiono RT 005/ RW 003 Dusun III
13 Siswanto RT 005/ RW 003 Dusun III
14 Sukarno RT 005/ RW 003 Dusun III
15 Rudiyono RT 005/ RW 003 Dusun III
16 Rokayah/Sudarman RT 005/ RW 003 Dusun III
17 Sunardi RT 005/ RW 003 Dusun III
18 Sumardi RT 005/ RW 003 Dusun III
19 Sukriyanto RT 005/ RW 003 Dusun III
20 Muhammad Taufik RT 005/ RW 003 Dusun III
21 Yusri RT 005/ RW 003 Dusun III
1 2 3
22 Siti Aisyah RT 005/ RW 003 Dusun III
23 Susanto RT 005/ RW 003 Dusun III
24 Gito RT 005/ RW 003 Dusun III
25 M.Ali Usman RT 005/ RW 003 Dusun III
26 Edy Susanto RT 005/ RW 003 Dusun III
27 Sukanti RT 005/ RW 003 Dusun III
28 Toni S RT 005/ RW 003 Dusun III
29 Ari Muhtadin RT 005/ RW 003 Dusun III
30 Suroso RT 005/ RW 003 Dusun III
31 Sukirman RT 005/ RW 003 Dusun III
32 Kedah Sugiarti RT 005/ RW 003 Dusun III
33 Yuniati RT 005/ RW 003 Dusun III
34 Sudarso RT 005/ RW 003 Dusun III
35 Paino RT 005/ RW 003 Dusun III
36 Yuli Efendi RT 005/ RW 003 Dusun III
37 D.Sholihin RT 005/ RW 003 Dusun III
38 Kamin RT 005/ RW 003 Dusun III
39 Kusniasih RT 005/ RW 003 Dusun III
40 Sunardi RT 005/ RW 003 Dusun III
41 Sugeng Sugiarto RT 005/ RW 003 Dusun III
42 Jumirin RT 005/ RW 003 Dusun III
43 Tumino RT 005/ RW 003 Dusun III
44 Warsito RT 005/ RW 003 Dusun III
45 Riswandi RT 005/ RW 003 Dusun III
46 Narimo RT 005/ RW 003 Dusun III
47 Paing RT 005/ RW 003 Dusun III
48 Pariyono RT 005/ RW 003 Dusun III
49 Wahidin/Nita RT 005/ RW 003 Dusun III
50 Tarbin/Sapinah RT 005/ RW 003 Dusun III
51 A.Roni RT 005/ RW 003 Dusun III
52 Busro/Tuminah RT 005/ RW 003 Dusun III
53 Rahman H.S/Suyaton RT 005/ RW 003 Dusun III
54 Sahhlani/Sri Rahayu RT 005/ RW 003 Dusun III
55 Sugiyono/Ngadiyem RT 005/ RW 003 Dusun III
56 Wardono/Kartinah RT 005/ RW 003 Dusun III
57 Rini Wati RT 005/ RW 003 Dusun III
58 H. Ikhasan Efendi/Suyati RT 005/ RW 003 Dusun III
59 Maidi/Partinah RT 005/ RW 003 Dusun III
60 Hamdani/Sukarni RT 005/ RW 003 Dusun III
61 Suparman RT 005/ RW 003 Dusun III
62 Dodi Saputra RT 005/ RW 003 Dusun III
63 Bambang S RT 005/ RW 003 Dusun III
64 Siswati RT 005/ RW 003 Dusun III
65 Warjumi RT 005/ RW 003 Dusun III
66 Santoso RT 005/ RW 003 Dusun III
1 2 3
67 Sastro RT 005/ RW 003 Dusun III
68 Suyanto RT 005/ RW 003 Dusun III
69 Maryoto RT 005/ RW 003 Dusun III
70 Mamat Sugiarto RT 005/ RW 003 Dusun III
71 Eko Prasetyo RT 005/ RW 003 Dusun III
72 Budi Anto RT 005/ RW 003 Dusun III
73 Deniyanto RT 005/ RW 003 Dusun III
74 Darohman RT 005/ RW 003 Dusun III
75 A.Sarmidi RT 005/ RW 003 Dusun III
76 Sukisman RT 005/ RW 003 Dusun III
77 Suherman RT 005/ RW 003 Dusun III
78 Ratimin RT 005/ RW 003 Dusun III
79 Sutikno RT 005/ RW 003 Dusun III
80 Suryanto RT 005/ RW 003 Dusun III
81 Maryudi RT 005/ RW 003 Dusun III
82 Nanang RT 005/ RW 003 Dusun III
83 Wargo RT 005/ RW 003 Dusun III
84 Eman RT 005/ RW 003 Dusun III

b. Tabulasi dan pengolahan data


Tabulasi dan pengolahan data dilakukan pada tanggal 11-12 April
2018. Tabulasi dan pengolahan data ini dilakukan menggunakan
aplikasi SPSS.16 yang kemudian menghasilkan data yang kemudian
akan dianalisis.
c. Analisis data
Analisis data dilakukan pada tanggal 13 April 2018.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan
SPSS.16, didapatkan hasil :
1) Kelompok Umur Anggota Keluarga
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan di Dusun 3 Desa
Sukadadi, kelompok umur terbesar jumlahnya terdapat pada
kelompok umur 18-55 tahun, dimana terdiri dari 58 perempuan
dan 45 laki-laki dan jumlah kelompok umur terendah terdapat
pada kelompok umur bayi yaitu sebanyak 6 bayi yang terdiri dari
1 bayi perempuan dan 5 laki-laki.

2) Pekerjaan Kepala Keluarga

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan di Dusun 3 Desa


Sukadadi, kelompok pekerjaan kepala keluarga terbesar
jumlahnya terdapat pada pekerjaan petani yaitu sebesar 33,33%
dan kelompok pekerjaan terendah terdapat pada kelompok
pekerjaan PNS/TNI/POLRI sebesar 2,38%.

3) Pendidikan Kepala Keluarga


Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan di Dusun 3 Desa
Sukadadi, pendidikan kepala keluarga terbesar jumlahnya
terdapat pada kelompok pendidikan tamat SD yaitu sebesar
39,29% dan jumlah kelompok pendidikan terendah terdapat pada
tamat perguruan tinggi yaitu sebesar 4,76%.

4) Penyakit Menular

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan di Dusun 3 Desa


Sukadadi, penyakit menular tertinggi adalah batuk/pilek/ISPA
dengan persentase sebesar 47,6% dan yang terendah adalah TBC
dan Cacingan dengan persentase sebesar 0%.

5) Penyakit Tidak Menular


Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan di Dusun 3 Desa
Sukadadi, penyakit tidak menular tertinggi adalah hipertensi
dengan persentase sebesar 27,4% dan jumlah penyakit tidak
menular tertinggi sebesar 1,19% yaitu sinusitis, gondok, dan
prostat.

6) Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan di Dusun 3 Desa


Sukadadi, anggota keluarga yang merokok sebesar 63% dan
anggota keluarga yang tidak merokok sebesar 37%.

7) Kepemilikan Rumah
Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk
kepemilikan rumah milik sendiri sebesar 85,71%, sebesar 5,95%
kepemilikan rumah milik orang tua dan menumpang serta sebesar
2,38% kepemilikan rumah menyewa/mengontrak.

8) Jenis Rumah

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


jenis rumah permanen sebesar 84,52%, rumah jenis semi
permanen sebesar 11,90% dan rumah jenis tidak permanen
sebesar 3,57%.

9) Jenis Lantai
Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk
jenis lantai kedap air sebesar 82,14% dan lantai tidak kedap air
sebesar 17,86%.

10) Rumah Memiliki Plafon

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah yang memiliki plafon sebesar 69,05% dan rumah yang
tidak memiliki plafon sebesar 30,95%.

11) Ventilasi Minimal 10% Luas Lantai

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


ventilasi >10% Luas Lantai sebesar 85,71% dan ventilasi kurang
dari 10% luas lantai sebesar 14,29%.
12) Kondisi rumah pencahayaan alami cukup

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah pencahayaan alami cukup sebesar 84,52% dan rumah
pencahayaan alami kurang sebesar 15,48%

13) Kondisi Rumah Dapur Terpisah

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah dapur terpisah sebesar 84,52% dan rumah dapur tidak
terpisah sebesar 15,46%.

14) Kondisi Rumah Ventilasi Dapur Baik


Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk
rumah ventilasi dapur baik sebesar 69,05% dan rumah ventilasi
dapur tidak baik sebesar 30,95%.

15) Kondisi Rumah yang Memiliki Jendela Dapat Dibuka

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah yang memiliki jendela dapat dibuka sebesar 76,19% dan
yang tidak memiliki jendela dapat dibuka sebesar 23,81%.
16) Kondisi rumah ventilasi dilapisi kawat kasa

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah ventilasi dilapisi kawat kasa sebesar 22,62% dan rumah
yang tidak memiliki ventilasi dilapisi kawat kasa sebesar 77,38%.

17) Kondisi rumah cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


kondisi rumah cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah
sebesar 95,24% dan kondisi rumah yang cahaya matahari tidak
dapat masuk ke dalam rumah sebesar 4,76%.
18) Kondisi halaman rumah terlihat bersih

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


kondisi halaman rumah terlihat bersih sebesar 92,86% dan
kondisi halaman rumah tidak terlihat bersih sebesar 7,14%.

19) Bahan bakar yang digunakan untuk memasak

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


bahan bakar memasak yang menggunakan gas sebesar 92,86%,
bahan bakar memasak menggunakan minyak tanah 1,19% sebesar
, dan bahan bakar memaak menggunakan kayu baka sebesar
5,95%.
20) Rumah yang menggunakan obat nyamuk bakar

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah yang menggunakan obat nyamuk bakar sebesar 20,24%,
rumah yang kadang-kadang menggunakan obat nyamuk bakar
sebesar 2,38%, dan rumah yang tidak menggunakan obat nyamuk
bakar sebesa 77,36%.

21) Sumber air untuk mandi

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, sumber


air untuk mandi yang berasal dari sumur gali sebesar 79,76%,
sumber air untuk mandi yang berasal dari mata air sebesar 1,19%,
dan sumber air untuk mandi yang berasal dari PDAM sebesar
19,09%.
22) Sumber air untuk mencuci

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, sumber


air untuk mencuci yang berasal dari sumur gali sebesar 73,81%,
sumber air untuk mencuci yang berasal dari mata air sebesar
11,90%, dan sumber air untuk mencuci yang berasal dari PDAM
sebesar 14,29%.

23) Sumber air untuk memasak

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, sumber


air untuk memasaki yang berasal dari sumur gali sebesar 61,90%,
sumber air untuk memasak yang berasal dari PDAM sebesar
38,10%.
24) Sumber air untuk minum

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, sumber


air untuk minum yang berasal dari sumur gali sebesar 52,36%,
sumber air untuk minum yang berasal dari PDAM sebesar
38,10%, sumber air untuk minum yang berasal dari air mineral
sebesar 1,19%, dan sumber air untuk minum yang berasal dari air
isi ulang sebesar 8,33%.

25) Sumber air untuk membersihkan

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, sumber


air untuk membersihkan yang berasal dari sumur gali sebesar
82,14% dan sumber air untuk membersihkan yang berasal dari
PDAM sebesar 17,86%.
26) Sumber air untuk kakus/jamban

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, sumber


air untuk kakus/jamban yang berasal dari sumur gali sebesar
77,38%, sumber air untuk kakus/jamban yang berasal dari mata
air sebesar 2,38%, sumber air untuk kakus/jamban yang berasal
dari PDAM sebesar 17,86% dan yang tidak memiliki sumber air
untuk kakus/jamban sebesar 2,38%.

27) Sumber air untuk menyiram tanaman

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, sumber


air untuk menyiram tanaman yang berasal dari sumur gali sebesar
75,00%, sumber air untuk menyiram tanaman yang berasal dari
PDAM sebesar 13,10%, dan yang tidak memiliki sumber air
untuk menyiram tanaman sebesar 11,90%.

28) Memiliki cincin kedap air

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


sumur yang memiliki cincin kedap air sebesar 66,67%, sumur
yang tidak memiliki cincin kedap air sebesar 21,43%, dan yang
tidak memiliki sumur gali sebesar 11,90%.

29) Panjang cincin minimal 3 meter

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


sumur yang memiliki cincin minimal 3meter sebesar 66,67%,
sumur yang tidak memiliki cincin minimal 3 meter sebesar
21,43%, dan yang tidak memiliki sumur gali sebesar 11,90%.

30) Memiliki bibir sumur 70 cm – 125 cm

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


sumur yang memiliki bibir sumur 70 cm -125 cm sebesar 66,67%,
sumur yang tidak memiliki bibir sumur 70 cm – 125 cm sebesar
57,14%, dan yang tidak memiliki sumur gali sebesar 11,90%.

31) Memiliki lantai sumur

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


sumur yang memiliki lantai sebesar 80,95%, sumur yang tidak
memiliki lantai sebesar 7, 14% dan yang tidak memiliki sumur
gali sebesar 11,90%.

32) Lantai sumur kedap air

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


lantai sumur kedap air sebesar 47,62%, lantai sumur kedap air
sebesar 40,48% dan yang tidak memiliki sumur gali sebesar
11,90%.

33) Lebar lantai minimal 1 meter

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


lebar lantai minimal 1 meter sebesar 78,57%, lebar lantai kurng
dari 1 meter sebesar 9,52% dan yang tidak memiliki sumur gali
sebesar 11,90%.
34) Sumur memiliki tutup

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


sumur yang memiliki tutup sebesar 27,38% dan yang tidak
memiliki tutup sebesar 61,90% serta yang tidak memiliki sumur
sebesar 10,71%.

35) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
sebesar 77,38% dan yang tidak memiliki Saluran Pembuangan
Air Limbah (SPAL) sebesar 22,62%.
36) Panjang SPAL minimal 10 m

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
dengan panjang minimal 10 m sebesar 54,76% dan yang tidak
memiliki panjang minimal 10 m sebesar 36,9% serta rumah
tangga yang tidak memiliki SPAL sebesar 8,3%.

37) Kondisi SPAL Kedap Air

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
yang kedap air sebesar 50% dan yang tidak memiliki SPAL yang
kedap air sebesar 41,7% serta rumah tangga yang tidak memiliki
SPAL sebesar 8,3%.

38) SPAL Tertutup

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
yang tertutup sebesar 33,3% dan SPAL yang tidak tertutup
sebesar 58,3% serta rumah tangga yang tidak memiliki SPAL
sebesar 8,3%.

39) Tempat Jongkok/Closet Jamban

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah yang memiliki tempat jongkok/closet jamban leher angsa
sebesar 84,5% dan yang tidak menggunakan tempat jongkok
sebesar 15,5%.

40) Tempat Penamungan Faeces/Tinja

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah yang memiliki tempat penampungan faeces/tinja dengan
menggunakan septic tank sebesar 77,4%, lubang terbuka sebesar
1,2% dan sungai sebesar 21,4%.
41) Kepemilikan Jamban

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, untuk


rumah yang memiliki jamban sendiri sebesar 81,0%, jamban
milik tetangga sebesar 3,6% serta milik umum (sungai) sebesar
15,5%.

42) Jarak Jamban dengan Sumber Pencemar

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, jarak


jamban dengan sumber pencemar terdiri dari berbagai macam
jarak, mulai dari 0 m sampai dengan 15 m. jarak jamban dengan
sumber pencemar paling banyak berjarak 3 m yaitu sebesar 25%
dan yang paling sedikit berjarak 8 m yaitu sebesar 2,4%.

43) Lantai Jamban Kedap Air


Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, jenis
lantai pada jamban yang kedap air sebesar 61,9% dan latai
jamban yang tidak kedap air sebesar 29,8%.

44) Tersedia Air yang Cukup

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi,


ketersediaan air yang cukup pada jamban sebesar 83,3% dan yang
tidak memiliki ketersediaan air yang cukup sebesar 8,3% dan
yang tidak memiiliki jamban sebesar 8,3%.

45) Kondisi Jamban Bersih

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, kondisi


jamban yang bersih sebesar 59,5% dan kondisi jamban yang tidak
bersih sebesar 32,1% serta yang tidak memiliki jamban sebesar
8,3%.

46) Lubang Kloset Tertutup

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, lubang


kloset dalam keadaan tertutup sebesar 16,7% dan yang tidak
tertutup sebesar 75% serta yang tidak memiliki jamban sebesar
8,3%.

47) Ketersediaan Sabun

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi,


ketersediaan sabun pada jamban sebesar 65,5% dan yang tidak
memiliki sabun sebesar 25% serta yang tidak memiliki jamban
sebesar 8,3%.

48) Tempat Penampungan Sampah

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, tempat


penampungan sampah yang digunakan paling banyak adalah
tempat sampah di luar rumah yaitu sebesar 45,2% dan yang
paling sedikit digunakan untuk penampungan sampah sebesar
1,2% yaitu dengan menampung sampah di kardus.

49) Tempat Pembuangan Sampah


Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, tempat
pembuangan sampah paling banyak digunakan adalah dengan
dibakar, yaitu sebesar 92,9% sedangkan yang paling sedikit
digunakan yaitu dibuang ke TPS dan dibuang disembarang tempat
masing-masing sebesar 1,2%.

50) Memiliki Kandang

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, rumah


yang memiliki kandang sebesar 54,8% dan rumah yang tidak
memiliki kandang sebesar 45,2%.

51) Jarak Kandang dengan Rumah


Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, rumah
yang memiliki jarak terbanyak dari kandang yaitu dengan jarak 1
m dari rumah sebesar 14,3% dan yang paling sedikit sebesar
1,2% yaitu pada jarak 7 m.

52) Jarak Kandang dengan Sumber Air

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, jarak


kandang dengan sumber air terbanyak adalah sebesar 8,3% yaitu
dengan jarak 3m dan yang paling sedikit sebesar 1,2% dengan
jarak 0,5, 20 dan 8 m.

53) Halaman Rumah Terlihat Bersih


Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi, halaman
rumah yang terlihat bersih sebesar 90,5% dan kondisi halaman
rumah yang tidak terlihat bersih sebesar 9,5%.

54) Keberadaan Penampungan Air

90
80
70 81
75
60 69
50
40
30 Tidak Ada
20
10 Ada
0 7
4.5 5 5 2

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi,


keberadaan tempat penampungan air terbanyak adalah dengan
menggunakan bak mandi yaitu sebesar 81 rumah tangga,
sedangkan yang paling sedikit adalah kolam tanpa ikan yaitu
sabanyak 2 rumah tangga.

55) Keberadaan Jantik

100%
90% 77 84 80 84 84 84 84 84
80%
70%
60%
50%
40%
30% Tidak Ada
20%
10% Ada
0% 7
0 4 0 0 0 0 0
Berdasarkan hasil pendataan di Dusun 3 Desa Sukadadi,
keberadaan jentik paling banyak terdapat di bak mandi yatu
sebanyak 7 rumah tangga, sedangkan yang paling sedikit yaitu
tidak ada jentik.

3.2 Prioritas Masalah


a. Perumusan masalah kesehatan
1) Tingginya angka penyakit menular yaitu Batuk/Pilek/ISPA
2) Tingginya angka penyakit tidak menular yaitu hipertensi
3) Masih banyaknya masyarakat yang belum menggunakan jamban
keluarga
4) Belum maksimalnya anak-anak menjaga kebersihan diri.
5) Masih banyaknya anggota keluarga yang merokok
b. Penentuan prioritas masalah
1) Resiko Meningkatnya Penyakit Degeneratif (Hipertensi/Darah
Tinggi)
2) Masih banyaknya masyarakat yang belum menggunakan jamban
keluarga
3) Belum maksimalnya anak-anak menjaga kebersihan diri.

3.3 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan perwakilan


warga desa beserta tokoh masyarakatnya dan para petugas untuk
membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil survei
mawas diri. Adapun tujuan dilaksanakannya Musyawarah Masyarakat
Desa adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya;
2. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan
melalui pelaksanaan Desa Siaga dan Poskesdes;
3. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan, melaksanakan desa siaga dan poskesdes.

Dengan ini kami bekerjasama dengan Kepala Dusun 3 Desa


Sukadadi akan mengadakan MMD dengan warga Dusun 3 Desa
Sukadadi untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah
kesehatan yang dialami. Pada pelaksanaan kegiatan MMD mahasiswa
membantu masyarakat untuk mengembangkan pengertian yang benar
tentang kesehatan, kesadaran akan potensi dan sumber daya yang
dimiliki untuk dibina kemampuan serta keberaniannya dalam
meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.

A. Materi
Muatan materi yang diberikan disesuaikan dengan tujuan khusus dari
Musyawarah Masyarakat Desa ini, yaitu mencari solusi untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di Masyarakat.

B. Metode
Metode penyuluhan dalam bentuk diskusi, ceramah dan tanya jawab,
peragaan dan peragaan ulang.

C. Peserta
Peserta berjumlah 41 orang dengan rincian 7 laki – laki dan 34
perempuan warga Dusun III Desa Sukadadi

D. Lokasi dan Waktu


Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari dan Tanggal : Senin, 16 April 2018
Pukul : 13.00 s/d 15.00 WIB
Tempat : Rumah Kepala Dusun 3 Desa Sukadadi
E. Jadwal Kegiatan
Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
No. Waktu Acara
1. 13.00-13.15 Pembukaan
2. 13.15-13.40 Laporan Pelaksanaan kegiatan oleh Ketua pelaksana
Sambutan Bapak kepala dusun 3 desa sukadadi
sekaligus Membuka Acara MMD
3. 13.40-13.50 Do’a
3. 13.50-14.00 Foto bersama
4. 14.00-14.30 Persentasi analisis kesehatan masyarakat
5. 14.30-14.45 Sesi tanya jawab
6. 14.45-14.50 Pemecahan masalah dengan musyawarah
7. 14.50-15.00 Penutup

F. Evaluasi Pelaksanaan
1. Evaluasi struktur
a. Ruangan dipakai besar sehingga peserta duduk dengan
leluasa dan tetep berdekatan
b. Sarana pendukung seperti LCD dapat berfungsi dengan baik.

2. Evaluasi proses
a. Acara dimulai terlambat 20 menit, acara dimulai dengan
pembukaan acara oleh moderator.
b. Mahasiswa berada di depan peserta untuk memandu acara
pengajian dan penyampaian penyuluhan
c. Strategi penyuluhan seperti ini baik karena semua peserta
bisa mendapat materi dengan jelas dan punya kesempatan
yang merata untuk menyampaikan pendapat.
d. Pembicara dapat memberikan bimbingan dan menjawab
pertanyaan dari peserta MMD
e. Selama proses seluruh peserta MMD aktif berperan serta dan
berinteraksi dengan mahasiswa dan sesama peserta MMD
f. Setelah penyuluhan selesai, dilanjutkan dengan kontrak
waktu kegiatan yang disepakati untuk melakukan penyuluhan

3. Evaluasi hasil
a. Peseta MMD aktif bertanya dan menjawab dalam
pemecahan masalah kesehatan masyarakat.
b. Tidak ada peserta yang pulang sebelum waktunya.
c. Tokoh agama dan tokoh masyarakat menyambut baik
kegiatan ini.
d. Mahasiswa senang dengan kegiatan ini dan mengatakan
mendapatkan pengalaman berharga.

G. Kesimpulan dan Tindak Lanjut


1. Kesimpulan
a. Kegiatan ini menambah wawasan masyarakat Dusun III
tentang kesehatan masyarakatnya
b. Kegiatan ini menambah wawasan dan ketrampilan
mahasiswa dalam memberikan penyuluhan
c. Penyuluhan ini juga meningkatkan hubungan yang baik
antara tokoh agama, tokoh masyarakat dan peserta MMD
dengan mahasiswa
2. Tindak lanjut
Setelah pelaksanaan MMD, akan diadakan penyuluan tentang
kesahatan di Pengajian ibu-ibu, pengajian bapak-bapak dan SDN
04 Gedong Tataan.

3.4 Perencanaan Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Dusun III
setelah diketahui terdapat 3 Prioritas masalah yaitu risiko meningkatnya
penyakit degeneratif (hipertensi), masih banyaknya masyarakat yang
belum menggunakan jamban keluarga dan belum maksimalnya anak-
anak menjaga kebersihan diri.
Berdasarkan hasil MMD tersebut dilakukan intervensi berupa :
1. Melakukan Penyuluhan di Pengajian Bapak-bapak tentang jamban
sehat, pencegahan penularan melalui cairan tubuh dan bahaya
merokok
2. Melakukan penyuluhan di pengajian Ibu-ibu tentang pencegahan
penularan melalui cairan tubuh, menu sederhana bekal sekolah, gizi
lansia dan personal hygine.
3. Melakukan penyuluhan personal hygiene anak-anak di SDN 04
Sukadadi Gedong Tataan tentang PHBS dan TPA Dusun III
4. Melakukan senam sehat,
5. Melakukan keluarga binaan keluarga dusun III.

3.5 Implementasi
1. Risiko Meningkatnya Penyakit Degeneratif
Sasaran : Masyarakat , melalui pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu
a. Memberikan penyuluhan tentang penyakit degeneratif
b. Mengenalkan tanda-tanda awal penyakit degeneratif dan
kambuhnya penyakit degeneratif
c. Cara menolong orang yang mengalami penyakit degenetratif
d. Pemeriksaaan kolestrol dan asam urat
e. Melaksanakan senam hipertensi

2. Masih Banyaknya Masyarakat Yang Belum Menggunakan Jamban


Keluarga
• Memberikan penyuluhan tentang kepemilikan jamban keluarga
Sasaran : Masyarakat melalui pengajian bapak-bapak
• Memberikan penyuluhan mengenai pengawasan agar anak-anak
buang air besar di jamban
Sasaran : Masyarakat melalui pengajian ibu-ibu
• Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Sasaran : Anak-anak (SDN 4 Gedong Tataan)
• Penyuluhan tentang Buang Air Besar dengan benar.
Sasaran : Anak-anak (SDN 4 Gedong Tataan)

3. Belum Maksimalnya Anak-Anak Menjaga Kebersihan Diri


Sasaran anak-anak di SDN 04 Sukadadi dan Di Dusun 3 Desa
Sukadadi
• Memberikan penyuluhan kepada pengajian ibu-ibu tentang gizi
seimbang untuk anak-anak
• Memberikan penyuluhan pada anak-anak tentang BAB yang
benar
• Memberikan penyuluhan pada Anak-anak mampu cara BAB yang
benar
• Memberikan penyuluhan pada Anak-anak mampu gosok gigi
• Memberikan penyuluhan pada Anak-anak mampu mencuci
tangan dengan benar
• Memberikan penyuluhan pada Anak-anak mampu buang ingus
dengan benar
• Memberikan penyuluhan pada Anak-anak mampu tata cara batuk
yang benar

3.5.1 Keluarga Binaan 1

A. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. P
2. Umur : 63 Tahun
3. Alamat : Dusun 3 Sukadadi Kecamatan Gedongtataan Kabupaten
Pesawaran
4. Komposisi Keluarga :
Tabel 3.3
Komposisi Keluarga
Status
No Nama Sex Hub Umur Pendidikan Pekerjaan
Kesehatan
1. Tn.N L Anak 45 tahun SLTP Petani Sehat
2 Ny.S P Menantu 41 tahun SLTA IRT Sehat
3 Nn.N P Cucu 17 tahun SLTP Pelajar Sakit
4 Nn.R P Cucu 15 tahun SD Pelajar Sehat
5 An.F L Cucu 6 tahun TK Pelajar Sehat

Genogram :

Gambar 3.1 Genogram


Keterangaan :

Laki-laki Garis Pernikahan

Perempuan Garis Keturunan

Tinggal Serumah Meninggal


1. Tipe Keluarga :
Tipe keluarga Tn.P adalah extended family yaitu terdiri dari ayah,
ibu, anak, menantu dan cucu.
2. Suku :
Suku bangsa keluarga Tn.P bersuku jawa. Dan bahasa sehari-hari
yang digunakan adalah bahasa jawa.
3. Agama :
Agama yag dianut oleh seluruh anggota keluarga Tn.P adalah
agama Islam
4. Status Sosek Keluarga :
Keluarga Tn R termasuk dalam golongan keluarga dengan
ekonomi cukup. penghasilan dengan pengeluaran yang seimbang. .
5. Aktivitas Rekreasi :
Aktivitas rekreasi keluarga Tn.P dilakukan setiap malam hari
setelah bekerja dengan cara menonton acara televisi bersama. Dan
untuk rekreasi diluar keluarga Tn.P jarang sekali.

B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.P dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap IV yaitu
keluarga dengan anak usia sekolah. Pada fase ini pada umumnya
keluarga mencapai fase jumlah anggota keluarga yang maksimal.
Tugas perkembangan sebagai berikut :
a. Membantu sosialisasi anak, tetangga, lingkungan, dan sekolah.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan biaya hidup.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Dari semua tugas perkembangan yang diatas belum ada yang
terpenuhi
3. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat kesehatan dari Tn.P adalah hipertensi.
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Tipe tempat tinggal :
Rumah yang merupakan milik anak Bapak P, dengan jenis rumah
permanen
b. Kondisi rumah :
Tipe rumah Bapak P yaitu tipe 60. Di dalam rumah Bapak P
terdapat ruang tamu, ruang keluarga, tiga kamar tidur, satu, dan
dapur. Di dalam rumah tersebut terdapat perabotan yang cukup .
c. Kondisi dapur :
Dapur sudah terpisah dengan ruangan lain. Terdapat tempayan
untuk menampung air dari PDAM. Air minum yang terdapat di
dapur rumah Bapak P sudah cukup baik untuk dikonsumsi.
d. Kondisi kamar mandi :
Air di kamar Mandi Bapak P jernih dan tidak keruh dan baik
untuk digunakan mandi dan kegiatan cuci mencuci, kondisi
toiletnya bersih, dan selalu tersedia sabun, shampo, pasta gigi dan
handuk untuk mandi. Namun air yang ditampung di tempayan
terdapat jentik-jentik nyamuk.
e. Kondisi kamar tidur :
Kamar terlihat rapih, bersih dan nyaman. Jendela dapat dibuka,
ventilasi ditutupi banner.
f. Keadaan umum rumah :
Keadaan rumah Bapak P cukup bersih. Kondisi di dalam rumah
Bapak P pun tertata rapi dikarenakan selalu dibersihkan dengan
disapu dan mengepelnya.
g. Perasaan subjektif keluarga terhadap rumah:
Keluarga Bapak P menganggap rumahnya sudah memadai dan
nyaman bagi keluarganya.
h. Evaluasi pengaturan privasi :
Privasi keluarga dapat terjaga dengan baik sehingga keluarga
Bapak P merasa nyaman dan aman di rumahnya sendiri.
i. Evaluasi keamanan :
Tidak ada bahaya apapun di dalam rumah tersebut sehingga
keluarga Bapak P merasa aman
j. Evaluasi pembuangan sampah :
Didepan rumah terdapat tempat sampah untuk membuang
sampah, dan setiap hari sampah yang sudah terkumpul di tempat
sampah dibakar di tempat sampah di luar rumah.
k. Perasaan anggota keluarga terhadap panataan rumah :
Anggota keluarga Bapak P merasa puas terhadap penataan rumah
keluarga tersebut.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga yang berada di sekitar rumah Bapak P semuanya ramah-
ramah dan suka berbaur. Tetangga keluarga Bapak P kebanyakan
bersuku Jawa karena di lingkungan sekitar rumah Bapak P mayoritas
bersuku Jawa, dan mayoritas di lingkungan tersebut merupakan
keluarga Bapak P, dan ada juga sebagian orang yang bersuku
Lampung. Dan mayoritas tetangga keluarga Bapak P beragama Islam.

3. Mobilitas geografis keluarga


a. Keluarga Bapak P sudah tinggal di rumah tersebut selama 34
tahun yang lalu.
b. Keluarga Bapak P ini tinggal di desa sukadadi dusun III

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Interaksi dengan masyarakat sekitar cukup baik, contohnya Bapak P
mengikuti ronda malam dan gotong royong untuk saling mengenal
masyarakat sekitar satu sama lainnya.

5. Sistem pendukung keluarga


Keluarga Bapak P tidak menggunakan kartu kredit dikarenakan takut
tidak bisa mengontrol diri untuk berbelanja. Keluarga Bapak P
menggunakan kendaraan bermotor untuk berpergian. Bapak P tinggal
bersama Tn. N (anaknya) dan rumahnya berdampingan dengan kakak
dari Tn. N (anaknya). Jadi Bapak P dapat meminta bantuan kepada
anak-anaknya.

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Bapak P dapat menerapkan komunikasi yang baik di dalam keluarga.
Keluarga Tn.P menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia
dalam berkomunikasi sehari– hari dan cara komunikasinya adalah
secara langsung atau verbal. Walaupun Bapak P dan anaknya sibuk di
ladang, mereka tetap saja dapat menghabiskan waktu bersama dengan
baik seperti selalu menyempatkan waktu untuk berbincang
membicarakan kegiatan keseharian mereka. Terkadang mereka suka
bercandaan untuk menghilangkan penat.

2. Struktur kekuatan keluarga


Struktur keluarga Tn.P yaitu saling terbuka antar anggota keluarga
dimana menekankan adanya nilai kebenaran dan kejujuran.

3. Struktur peran
Tn.P kepala keluarga sekaligus berperan sebagai pencari nafkah,
melalui pekerjaannya yaitu sebagai petani dan Tn.N juga sebagai
pencari nafkah sebagai petani. Sedangkan Ny.S berperan sebagai ibu
rumah tangga yang selalu menjaga kebersihan rumah dan mengrus
rumah, terkadang Ny. S dibantu oleh 2 putrinya yang masih remaja
yaitu Nn. N dan Nn. T.

4. Nilai dan norma budaya


Keluarga Bapak P selalu membiasakan untuk berpamitan ketika akan
meninggalkan rumah untuk bekerja. Dan tidak lupa mengucapkan
salam ketika masuk dan keluar rumah. Keluarga Bapak P menerapkan
nilai-nilai ajaran agama Islam dalam keluaganya. Walaupun mereka
sibuk bertani mereka tidak lupa dengan kewajibannya.

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Bapak P termasuk kelurga yang harmonis. Hal ini
dikarenakan keluarga Bapak P selalu menyempatkan untuk
berbincang dengan anak, menantu dan cucunya di rumah. Hubungan
antara keluarga Bapak P baik, saling mendukung satu sama lain. Jika
salah satu anggota keluarga ada yang sakit segera dibawa ke
puskesmas.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Bapak P adalah keluarga yang mudah berbaur dengan
lingkungan sekitar. Bapak P dan keluarganya sering mengikuti acara
yasinan dan kadang datang untuk membantu tetangga yang sedang
mengadakan acara.
3. Fungsi reproduksi
Istri Bapak P sudah meninggal, dan sekarang tinggal bersama anaknya
Tn. N, menantunya Ny. S dan cucunya Nn. N, Nn T dan An. F. Anak
dan menantunya masih melakukan hubungan seksual 2 kali seminggu
dan cucu perempuannya sudah remaja dan menstruasi
4. Fungsi ekonomi
Kebutuhan ekonomi keluarga Bapak P sudah tercukupi dengan baik,
karena bapak P bekerja sebagai petani dibantu dengan anaknya Tn. Na
yang berprofesi sebagai petani juga.
5. Fungsi perawatan keluarga dan pemeliharaan kesehatan keluarga
a. Mengenal masalah keluarga
Tn.P mengetahui bahwa hipertensi adalah tingginya tekanan darah
lebih dari 140/90mmhg diakibatkan karna mengkonsumsi rokok
berlebih.tanda-tanda dan gejalanya adalah biasanya sensitif dan
mudah marah,dan detak jantung yang berdebar-debar.sedangkan Nn.N
mengetahui bahwa pada menstruasi mengalami nyeri pada bagian
perut dan lemas serta tidak nafsu makan.Disminorea adalah rasa nyeri
pada perut saat menstruasi atau haid.
b. Mengambil keputusan
Tn.P tidak perduli bahwa pola makan yang salah dapat menyebabkan
hipertensi, Nn.N pada saat disminorea tidak memperdulikan rasa nyeri
karna dianggap hal biasa seperti karna lelah seharian beraktivitas.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Tn.P jika merasa sakit kepala hanya tidur tetapi tetapi tetap memakan
makanan yang dapat menimbulkan hipertensi begitu juga dengan
Nn.N tidak memperdulikan rasa nyeri nya pada saat menstruasi

Tabel 3.4
Pemeriksaan Fisik Keluarga
Nama anggota keluarga
Pemeriksaan fisik
Tn.P Nn.N
1 2 3
1. Kepala Bentuk simetris tidak Bentuk simetris tidak
terdapat benjolan, terdapat benjolan,
rambut hitam, leher, rambut hitam, leher,
tidak terdapat tidak terdapat
pembesara vena pembesaran vena
jugularis dan jugularis dan
pembekakn kelenjar pembengkakan
tiroid. kelenjar tiroid.
2. Mata Bentuk simetris Bentuk simetris,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis. Penglihatan anemis, penglihatan
baik skelera tidak baik, skelera tidak
ikterik dan tidak ikterik dan tidak
menggunak-an menggunakan kaca
kacamata mata
3. Hidung Hidung simetris Hidung simetris
penciuman baik, penciuman baik, tidak
tidak terdapat terdapat sumbatan.
sumbatan.
4. Mulut &Faring Bentuk bibir simetris, Bentuk bibir simetris,
tidak terdapat labio tidak terdapat labio
palato sikizis. palato skizis.
Kemampuan menelan Kemampuan menelan
baik, mukosa lembab baik, mukosa lembab
dan kebersihan dan ke bersihan
cukup. cukup.
5. Leher Kebersihan cukup, Kebersihan cukup,
tidak ada tidak ada lesi dan
pembekakan tonsil pembekakan tonsilitis
pada leher. pada leher.

6. Dada Bentuk simetris, Bentuk simetris tanpa


Tanpa lesi, lesi, pergerakan
pergerakan reguler reguler 22x/mnt, tidak
20x/mnt, tidak terdapat trauma thorak
terdapat trauma
thorak
7. Punggung Simetris tidak Simetris tidak terdapat
terdapat lesi, tidak lesi, tidak ada
ada kelainan pada kelainan pada tulang
tulang belakang. belakang.
8. Bentuk dan ukuran TB : 164 cm TB : 153 cm
tubuh BB : 59 kg BB : 47 kg
9. Tanda-tanda Vital Tgl : 20 april 2018 Tgl : 20 april 2018
TD : 140/80 mmHg TD : 110/70 mmHg
Nadi : 86x/menit Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,4 C Suhu :36,6 C
RR : 22x/menit RR : 20x/menit

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek
Tn.P mengalami stressor jangka pendek seperti selalu mengeluh
pusing.
2. Stressor jangka panjang
Tn.P dan Nn.N mengalami stressor jangka panjang yaitu apakah Tn.P
akan terus-menerus mengalami hipertensi dan apakah Nn.N akan
mengalami nyeri trus menerus.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga selalu memeriksakan seluruh anggota keluarga nya yang
sakit ke puskesmas dengan segera.
4. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn.P jika mempunyai masalah selalu di selesaikan dengan
cara musyawarah.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Jika Tn.P dan Nn.N sedang merasa sakit maka akan memberentikan
aktivitas lalu beristirahat.

G. Harapan keluarga
Keluarga berharap pelayanan kesehatan dan fasilits yang diberikan
kepada masyarakat lebih baik dan dapat membantu masalah kesehatan
Tn.P dan Nn.N

H. Analisis Data
Tabel 3.5
Analisa Data Keluarga
No Data-data Masalah Keperawatan
1. Tn.P Ketidakmampuan keluarga
DS : dalam merawat klien dengan
a. Klien mengatakan tidak tau hipertensi
tentang diit hipertensi
b. Klien mengatakan sering sakit
kepala
c. Klien mengatakan sering marah-
marah
d. Klien mengatakan sulit untuk
tidur

DO :
a. TB : 164 cm
b. BB : 59 kg
c. TD : 140/80 mmHg
d. Nadi : 86x/menit
e. Suhu : 36,4C
2. Nn.N Resiko kambuh nyri saat
DS : menstruasi (Dismenore)
a. Klien mengatakan sering berhubungan dnegan
mengalami disminorhea saat ketidaktahuan keluarga dan
menstruasi klien dalam penanganan
b. Klien mengatakan jarang sederhana nyeri saat
berolahraga menstruasi (dismenore)
c. Klien mengatakan tidak dapat
melakukan aktivitas berat pada
saat menstruasi

DO :
a. TB : 153 cm
b. BB : 47 kg
c. TD : 110/80 mmHg
d. Nadi : 82x/menit
e. Suhu : 36,6C

3. Ny. S Resiko keluarga mengalami


Ds : ISPA berhubungan dengan
a. Klien mengatakan suaminya ketidaktahuan keluarga tentang
merokok penyakit ISPA
b. Klien mengatakan jendela
kadang dibuka
c. Klien mengatakan setiap
ruangan terdapat ventilasui

DO :
a. Jendela kamar tidak dibuka
b. Tn. N merokok di dalam rumah
c. Ventilasi kamar tidak diberi
kawat kasa melainkan ditutup
dengan banner

I. Skoring
Tabel 3.6
Tabel Skoring

Bobot Ketidakmampuan Resiko kambuh Resiko


keluarga dalam nyri saat keluarga
merawat klien menstruasi mengalami
dengan hipertensi (Dismenore) ISPA
1. SifatMasalah

 Aktual 3
2 2 2 2
3 x1= x1 =
 Resiko 2 X 1
x1=1 3 3 3 3
3
 Potensial 1
2. Masalah Diatasi

 Mudah 2
1
1 x2=1 1
 Sebagian 1 X 2 x2=1 2 x2=1
2 2
 Sulit 0

3. Potensi Dicegah

 Tinggi 3
2 2 2 2
2 2 x1=
 Sedang 2 X 1 x1= x1= 3 3
3 3 3 3
 Rendah 1

4. Menonjol
Masalah
2
 Ada Segera 1 1 1 1
1 X 1 x1= x1= 1 1
2 2 2 2 x1=
 Ada Tidak 2 2
segera 0

 Tidakada
1 7 7
3 2 2
10 10 10
TOTAL

J. Diagnosis keperawatan
1. Gangguan nyeri kepala pada Tn. P berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat klien dengan hipertensi
2. Gangguan nyeri perut saat menstruasi pada Nn. N berhubungan
dengan ketidaktahuan klien tentang dismenore
3. Resiko keluarga mengalami ISPA berhubungan dengan ketidaktahuanj
keluarga tentang penyakit ISPA

K. Rencana Pelaksanaan Secara Tim

Nama KK : Tn. P

Usia : 63 Tahun
Tabel 3.7
Rencana Pelaksanaan Secara Tim

No Masalah Tujuan Indikator Rencana Tim yang


Kesehatan Keberhasilan Intervensi bertanggung
dalam jawab
Keluarga
1. Resiko a. Tn. P 1) Mampu a) Lakukan Meylani Anita
penyakit mampu menyebutkan penyuluhan Putri
degeneratif menyebutka tanda dan tentang tanda (Keperawatan)
dengan n tanda dan gejala dan gejala
penyakit gejala hipertensi hipertensi Jasinda Nova
hipertensi hipertensi 2) Mampu b) Lakukan Wijaya
yang b. Tn. Paing menjelaskan penyuluhan (Analis)
dialami oleh mampu bagaimana tentang
Tn. Paing menjelaskan cara menjaga bahaya
pencegahan diit yang hipertensi
hipertensi benar pada c) Lakukan
dan cara poenderita penyluhan
pengobatan hipertensi tentang
hipertensi 3) Mampu pemeriksaan
menyebutkan kolestrol dan
bahaya gula darah
hipertensi d) Lakukan
untuk penyuluhan
penderita tentang
usia lanjut pencegahan
hipertensi
dan
penanganan
sendiri di
rumah
2.. Kurangnya Nn. Nurul Mampu a. Lakukan Nyoman Anida
tingkat mampu menjelaskan penyuluhan Rahayu
pengetahuan mengetahui pengertian tentang (Kebidanan
remaja tentang dismenore dismenore Metro)
perempuan dismenore dan Mampu b. Lakukan
tentang cara melakukan peragaan Lady Intania
Dismenore penanganannya pencegahan beberapa Permata
dismenore cara (Kebidanan
Mampu menangani TJK)
menanngani dismenore
dismenore (kompres
hangat)
c. Lakukan
penyuluhan
tentang
pencegahan
dismenore

3. Kondisi Keluarga tidak 1) Keluarga a. Lakukan Dina Audia


ventilasi mengalami mampu penyuluhan Pratiwi
pada rumah penyakit/ menjelaskan mengenai (Kesehatan
yang tidak gangguan kembali rumah sehat Lingkungan)
dapat pernafasan dampak b. Lakukan
berfungsi akibat kondisi kondisi penyuluhan Palupi Budi
dengan baik sirkulasi udara rumah yang mengenai Utami
sebagai yang tidak baik tidak sehat penyakit (Kebidanan)
sirkulasi pada rumah 2) Keluarga gangguan
udara mampu pernafasan
menjelaskan (Infeksi
kembali Saluran
manfaat Pernafasan
rumah sehat Akut (ISPA))
3) Keluarga c. Lakukan
mampu Penyuluhan
mencegah Bahaya
terjadinya merokok
penyakit
gangguan
pernafasan
yang
dipengaruhi
oleh kondisi
rumah
4. Rendahnya Mampu Mampu Lakukan Nyoman Anida
tingkat mencuci memperagakan 6 penyuluhan Rahayu
pengetahuan tangan dengan langkah cuci tentang cara cuci (Kebidanan
anak-anak baik dan benar tangan tangan, Metro)
tentang menggosok gigi,
personal Mampu Mampu dan BAB yang Lady Intania
hygiene menggosok memperagakan benar Permata
gigi dengan menggosok gigi (Kebidanan
benar yang benar TJK)

Mampu BAB Mampu Meylani Anita


dengan denar memperagakan Putri
langkah BAB (Keperawatan)
yang benar
L. Implementasi Dan Evaluasi Masalah Kesehatan Keluarga Secara
Tim
Tabel 3.8
Implementasi dan Evaluasi Masalah Kesehatan Keluarga Secara Tim

No Hari/ DX IMPLEMENTASI EVALUASI KETERANGAN


Tanggal
1. Rabu, 18 1 a) Melakukan S:
April penyuluhan Klien
2018 tentang tanda dan mengatakan
gejala hipertensi sudah
b) Melakukan mengetahui
penyuluhan tentang tanda-
tentang bahaya tanda hipertensi
hipertensi dan bahaya
c) Melakukan hipertensi
penyluhan
tentang O:
pemeriksaan 1. Keluarga
kolestrol dan gula klien dapat
darah menyebutk
d) Melakukan an kembali
penyuluhan tanda dan
tentang gejala
pencegahan hipertensi,
hipertensi dan bahaya
penanganan hipertensi,
sendiri di rumah 2. Telah
dilakukan
pemeriksaa
n tekanan
darah Tn.
P : 140/80
mmHg
A:
Masalah
sebagian
teratasi

P:
Lanjutkan
intervensi
1. Anjurkan
keluarga
tetap
mengenali
tanda dan
gejala
hipertensi
2. Anjurkan
keluarga
mengkonsu
msi
makanan
sesuai diit
yang
ditentukan
untuk
penderita
hipertensi

2. Jumat, 2 a. Melakukan S:
20 April penyuluhan Keluarga klien
2018 tentang mengatakan
dismenore sudah
mengetahui
b. Melakukan tentang apa itu
peragaan dismenore dan
beberapa cara sudah
mengatasi mengetahui
dismenore cara mengatasi
(kompres hangat) dismenore

c. Melakukan O:
penyuluhan 1. Keluarga
tentang klien dapat
pencegahan menyebutk
dismenore an kembali
pengertian
dismenore
2. Keluarga
klien dapat
melakukan
cara
kompres
hangat
untuk
mengurangi
rasa nyeri
saat
dismenore
A:
Masalah
sebagian
teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi
1. Anjurkan
keluarga
tetap
memantau
klien
2. Anjurkan
klien
mengkonsum
si Tablet Fe
1 x /minggu
3. Anjurkan
klien untuk
banyak
mengkonsum
si air putih
dan sayuran
hijau
3. Sabtu, 3 1. Melakukan S:
21 April penyuluhan Keluarga klien
2018 mengenai mengatakan
rumah sehat bahwa
2. Melakukan pertukaran
penyuluhan udara sangat
mengenai penting
penyakit
gangguan Keluarga klien
pernafasan mengatakan
(Infeksi Saluran bahwa bahaya
Pernafasan merokok di
Akut (ISPA)) dalam rumah
3. Melakukan dengan
Penyuluhan ventilasi
Bahaya tertutup
Merokok
O:
1. Keluarga
klien dapat
menyebutk
an kembali
bahaya
tidak
adanya
pertukaran
udara di
dalam
rumah
2. Keluarga
klien dapat
menyebutk
an kembali
tanda dan
gejala ISPA

A:
Masalah
sebagian
teratasi

P:
Lanjutkan
intervensi
1. Anjurkan
klien untuk
membuka
jendela
rumah
setiap pagi
2. Anjurkan
anggota
keluarga
untuk
merokok di
luar rumah
3. Anjurkan
keluarga
klien untuk
memasang
kawat kasa
di ventilasi

3.5.2 Keluarga Binaan 2

A. Identitas Kepala Keluarga


Nama : Tn. S
Umur : 46 tahun
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh Tani
Alamat : RT 005/RW 003, Dusun III, Desa Sukadadi,
Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran

B. Identitas Anggota keluarga


Tabel 3.9
Identitas Anggota Keluarga

Jenis
Umur Serumah/
Kelamin Hubungan
No Nama Pendidikan Pekerjaan
Keluarga
(Tahun) Tidak
(L/P)
L Kepala Buruh Petani
1. Tn. S 46 SLTP Serumah
Keluarga
2. Ny, T 45 P Istri SLTP IRT Serumah
L Belum
3. An. J 20 Anak SLTP Serumah
Bekerja
L Belum Tamat Belum
4 An. F 13 Anak Serumah
SMP Bekerja

C. Identitas Warga Binaan


Nama : Tn. S
Tanggal lahir : 11 Januari 1972
Alamat : Dusun III Desa Sukadadi Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran

D. Lingkungan Fisik
1. Perumahan
Kepemilikan rumah merupakan rumah milik sendiri, rumah
permanen, lantai disemen kasar, tidak memiliki plafon, kebersihan
bersih, ventilasi 10 % dari luas lantai, pencahayaan cukup, jendela
tidak dibuka, tidak memiliki jamban, halaman di sekitar rumah ada.
2. Sumber Air Bersih
Sumber air minum dari air isi ulang, sumber air mandi, mencuci,
memasak, membersihkan, kakus berasal dari sumur gali.
3. Sistem Pembuangan Sampah
Mengelola sampah dengan dibakar, kondisi tempat penampungan
sampah sementara terbuka (di luar rumah), jaraknya 3 meter dari
rumah.
4. Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga
Tidak menggunakan tempat jongkok pada jamban yang digunakan
sehari-hari (kebiasaan BAB di sungai) serta tidak memiliki
penampungan faeces/tinja.
5. Hewan Peliharaan
Keluarga memiliki hewan peliharaan dengan jarak dari rumah sejauh
3 m.

E. Pelayanan Kesehatan

Sarana kesehatan yang digunakan adalah berobat mandiri, dengan


memanfaatkan pelayanan kesehatan puskesmas dan bidan.

F. Riwayat Kesehatan
Sasaran tidak memiliki riwayat penyakit.

G. Analisa Data
Dari pengkajian yang telah dilakukan, masalah keluarga Tn. S adalah
penggunaan jamban keluarga dikarenakan pentingnya menggunakan
jamban sehat bagi kesehatan dan lingkungan. Berdasarkan hasil
pendataan yang dilakukan, keluarga Tn. S masih Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) pada sungai di bagian belakang rumah.

H. Merumuskan Masalah Kesehatan


Keluarga belum menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Rumah Tangga yaitu salah satunya menggunakan jamban
sehat keluarga.
1. Data Observasi :
a. Keluarga masih terlihat Buang Air Besar di sungai
b. Tempat penampungan tinja dialirkan ke sungai/kali di sekitar
rumah
c. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dapat
meningkatkan resiko terjadinya penyakit berbasis lingkungan
terutama yang diakibatkan karena faeces/tinja, seperti diare,
kecacingan, dll
d. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) mencemari
lingkungan terutama air yang digunakan untuk kegiatan lain
seperti pengairan sawah, mencuci, dan lain-lain yang digunakan
masyarakat sekitar.
e. Kondisi tempat jongkok yang berbahaya dikarenakan berada
diantara aliran tersier air sawah yang dapat memungkinkan
kecelakaan (terjatuh).
2. Data Wawancara :
a. Keluarga memiliki keinginan untuk membuat jamban
b. Keluarga mengatakan belum memiliki uang untuk membangun
jamban keluarga, namun memiliki bahan yang dapat digunakan
untuk membangun jamban keluarga seperti pasir, batu bata,
semen, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih
keluarga Tn S untuk diberikan bantuan dalam pembangunan
jamban.
c. Kekhawatiran Tn S dikarenakan kondisi lahan atau tanah untuk
membuat tempat penampungan tinja berada didekat aliran sawah
yang dapat mengakibatkan naiknya air ketika dilakukan
penggalian untuk penampungan tinja.

I. Tujuan
1. Keluarga mampu menggunakan jamban keluarga
2. Keluarga memahami dan dapat menyebutkan kembali pentingnya
jamban keluarga
3. Keluarga memahami dan dapat menyebutkan kembali penyakit yang
diakibatkan karena faeces/tinja.
4. Keluarga memiliki jamban sehat keluarga
J. Perencanaan (Intervensi)
1. Pemeriksaan kondisi jamban keluarga
2. Penyuluhan tentang kepemilikan jamban sehat keluarga
3. Pembuatan jamban keluarga dengan memanfaatkan sumber daya
yang terdapat di sekitar rumah keluarga

K. Implementasi
Melakukan intervensi berupa penyuluhan tentang penggunaan
jamban keluarga berupa manfaat, syarat jamban dan jenis jamban
serta materi mengenai Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop
BABS). Dan memberikan leaflet mengenai penggunaan jamban
sehat keluarga serta pemantauan dan kunjungan ulang pada keluarga

L. Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut


1. Telah dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya kepemilikan
jamban sehat keluarga
a. Pengertian Jamban
b. Manfaat Membuat Jamban
c. Kerugian Tidak Memiliki Jamban
d. Syarat-Syarat Jamban yang Baik
e. Macam-macam Jamban
2. Telah dilakukan kunjungan sebelum dan sesudah intervensi
3. Meningkatnya kesadaran keluarga tentang kepemilikan dan
penggunaan jamban sehat keluarga
4. Keluarga memiliki jamban keluarga

M. Catatan Perkembangan
Berdasarkan hasil kunjungan yang dilakukan, terdapat catatan
perkembangan yaitu adanya kepemilikan (pembangunan) jamban
keluarga serta perubahan perilaku mengenai pentingnya jamban
keluarga.
N. Jadwal Kunjungan
Tabel 3.10
Jadwal Kunjungan

No Hari, Tanggal Kegiatan


1 Selasa, 17 April 2018 Kunjungan Rumah dan Kontrak Keluarga
Binaan serta Kontrak Pembuatan Jamban
2 Rabu, 18 April 2018 4. Penyuluhan tentang Pentingnya
Kepemilikan Jamban (Stop BABS)
5. Memulai membuat galian septic tank
3 Kamis, 19 April 2018 6. Melanjutkan pembuatan galian septic
tank
7. Konsultasi dengan keluarga tentang
materi kepemilikan jamban
4 Jumat, 20 April 2018 Memantau pembuatan lokasi tempat
jongkok
5 Sabtu, 21 April 2018 Memantau pembuatan galian sumur
resapan
6 Jumat, 27 April 2018 Menutup kegiatan keluarga binaan serta
berterima kasih atas kesediaannya untuk
menjadi keluarga yang dilakukan
pembinaan.

3.6 Evaluasi Dan RTL


1. Risiko Meningkatnya Penyakit Degeneratif (Hipertensi)
a. Masyarakat mampu menjelaskan kembali tentang jenis-jenis
penyakit degeneratif (Hipertensi/darah tinggi, Penyakit Jantung,
Nyeri Sendi, Maag)
b. Masyarakat Mampu Menjelaskan Tanda-Tanda Yang Harus
Diwaspadai pada Penyakit Degeneratif (Serangan Jantung, Stroke,
Tinggi atau rendahnya kadar gula darah, Tukak Lambung)
c. Mampu Menjelaskan Tentang Bahaya Merokok
d. Keluarga Mampu Memberi Perawatan Pada Anggota Yang
Mengalami Penyakit Degeneratif

2. Masih Banyaknya Masyarakat Yang Belum Menggunakan Jamban


Keluarga
a. Verbal :
• Masyarakat mampu membuat komitmen tidak buang air besar
kembali di sungai
b. Kognitif
• Masyarakat mampu menyebutkan kembali mengenai pemanfaatan
jamban keluarga
• Masyarakat mampu menyebutkan kembali mengenai dampak
buang air besar sembarangan
c. Afektif :
• Tidak ada orang dewasa dan anggota keluarga lain buang air besar
sembarangan
• Anak-anak mengerti dan menerapkan cara buang air besar dengan
benar
d. Psikomotorik
• Anak-anak mampu memperagakan cara buang air besar dengan
cara dan tempat yang benar

3. Belum Maksimalnya Anak-Anak Menjaga Kebersihan Diri


a. Anak-anak mampu mengulang kembali bagaimana cara BAB
yang benar
b. Anak-anak mampu mengulang kembali bagaimana cara gosok
gigi
c. Anak-anak mampu mengulang kembali bagaimana cara mencuci
tangan dengan benar
d. Anak-anak mampu mengulang kembali bagaimana cara buang
ingus dengan benar
e. Anak-anak mampu mengulang kembali bagaimana cara tata cara
batuk yang benar
f. Ibu-ibu mampu menyajikan makanan untuk anak-anak dengan
gizi seimbang
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat.

Berdasarkan hasil Interprofesional Education (IPE) yang di lakukan


mahasiswa Kebidanan, Keperawatan, Analis Kesehatan, dan Kesehatan
Lingkungan di Dusun III diketahui terdapat 3 Prioritas masalah yaitu risiko
meningkatnya penyakit degeneratif (hipertensi), masih banyaknya masyarakat
yang belum menggunakan jamban keluarga dan belum maksimalnya anak-anak
menjaga kebersihan diri dan telah dilakukan penyuluhan di dalam kegiatan
masyarakat seperti melakukan penyuluhan di pengajian bapak-bapak tentang
jamban sehat, pencegahan penularan melalui cairan tubuh dan bahaya merokok,
melakukan penyuluhan di pengajian Ibu-ibu tentang pencegahan penularan
melalui cairan tubuh, menu sederhana bekal sekolah, gizi lansia dan personal
hygine serta melakukan penyuluhan di SDN 04 Sukadadi Gedong Tataan tentang
PHBS.

4.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan adanya Interprofesional Education (IPE) yang di
lakukan di Dusun III Desa Sukadadi masyarakat lebih dapat mengerti
tentang rumah sehat, kesehatan ibu dan anak, bahaya merokok dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
2. Bagi Institusi
Diharapkan kegiatan Interprofesional Education (IPE) tetap diadakan
untuk tahun selanjutnya dan dapat lebih dipertimbangkan dalam memilih
lahan praktik sehingga lebih baik dalam pelaksanaannya.
3. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat tetap menerapkan ilmu yang telah di


dapatkan dari kegiatan Interprofesional Education (IPE) yang di lakukan
di Dusun VIII Desa Sukadadi.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN

Kegiatan : Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


LAPORAN PELAKSANAAN

PENYULUHAN PENGAJIAN IBU-IBU


MASJID AL-AZHAR DUSUN III DESA SUKADADI

Oleh :
KELOMPOK 7

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES TANJUNGKARANG
TAHUN 2018
PROGRAM PENYULUHAN IBU-IBU PENGAJIAN

Sasaran dalam kegiatan IPE ini adalah seluruh keluarga dengan


masalah kesehatan yang bisa diintervensi melalui upaya promotif dan
preventif oleh mahasiswa. Dalam hal ini keluarga di Dusun III Desa
Sukadadi akan menjadi sasaran untuk dilakukan analisa masalah.
Pengumpulan data yang dilakukan secara door to door oleh mahasiswa
sudah di analisa dan telah dipaparkan dalam acara Musyawarah
Masyarakat Desa. Beberapa masalah yang menjadi prioritas Dusun III
Desa Sukadadi yaitu risiko peningkatan penyakit degeneratif, belum
maksimalnya anak-anak dalam menjaga kebersihan diri dan pemanfaatan
jamban keluarga. Setelah dilakukan musyawarah bersama masyarakat
terdapat beberapa intervensi yang akan dilaksanakan melalui kegiatan
rutin masyarakat dusun III desa Sukadadi. Dalam hal ini kegiatan
masyarakat berupa pengajian ibu-ibu.
Setelah dilakukan pengamatan ada beberapa data pendukung yang
didapat yaitu ditemukannya anak-anak yang masih bermain tanpa
menggunakan alas kaki, masih banyak anak yang jajan sembarangan, ada
beberapa anak yang masih BAB di sungai dan tidak mengetahui cara
mencuci tangan yang benar. Dari beberapa data pendukung yang
ditemukan diharapkan penyuluhan yang dilakukan di pengajian ibu –ibu
akan menjadi perantara untuk mengajarkan anak anak dan keluarga
tentang menjaga kebersihan diri dan keluarga.

Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan peserta dapat menerapkan
kembali personal hygiene dan mengajarkannya pada anak
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan personal hygiene, seluruh peserta mampu :
a. Menjelaskan apa pengertian dari personal hygiene
b. Menjelaskan jenis-jenis personal hygiene
c. Memperagakan kembali teknik mencuci tangan yang baik dan benar,
d. Menyebutkan kembali langkah BAB yang baik dan benar,
e. Memperagakan kembali cara batuk yang benar,
f. Memperagakan kembali buang mukus ( ingus) yang baik dan benar)
g. Menyebutkan menu sederhana untuk bekal sekolah
h. Menyebutkan berbagai cara penularan penyakit melalui cairan tubuh
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Peragaan dan Peragaan ulang
C. Media
Leaflet
LCD
D. Sasaran
Ibu-ibu pengajian
E. Strategi
Penyuluhan dilakukan di masjid Dusun III Desa Sukadadi, dimulai dari jam
01:00 WIB sampai dengan selesai. Penyuluhan akan dilakukan dengan
menjelaskan dan memperagakan materi tentang personal hygine meliputi cuci
tangan yang benar, BAB yang baik dengan benar, cara batuk dan buang ingus
yang benar , gizi anak sekolah yaitu menu sederhana untuk bekal sekolah,
dan beberapa cara penularan penyakit melalui cairan. Penjelasan materi
disertai dengan peragaan yang akan diperagakan menggunakan leaflet sesuai
dengan materi yang akan disampaikan.
F. Judul Materi Penyuluhan
Pentingnya menjaga kebersihan diri dan kebersihan keluarga
G. Kreteria Evaluasi
1. Peserta mampu menyebutkan dan memperagakan kembali cara BAB
yang baik dan benar
2. Peserta mampu menyebutkan dan memperagakan kembali langkah
mencuci tangan yang baik dan benar
3. Peserta mampu menyebutkan cara batuk dan buang ingus yang benar
4. Peserta mampu menyebutkan kembali menu sederhana bekal anak
sekolah
5. Peserta mampu menyebutkan cara penularan penyakit melalui cairan

H. Susunan Organisasi
Moderator : Mei Saroh
Pembicara : Aulia Ananda Putri
Notulen : Desi Ikawati
Fasilitator : Palupi Budi Utami
I. Peserta
Peserta berjumlah 25 ibu-ibu pengajian Masjid Al-Azar Dusun III Desa
Sukadadi
J. Lokasi & Waktu
Hari/Tanggal : 19 April 2018
Waktu : 13.00 sampai dengan 16.00 WIB
Tempat : Masjid Al-Azhar Dusun III Desa Sukadadi Kecamatan
Gedong Tataan

K. Evaluasi Pelaksanaan
1. Evaluasi struktur
a. Ruangan dipakai besar sehingga peserta duduk dengan leluasa dan tetep
berdekatan
b. Sarana pendukung seperti LCD dapat berfungsi dengan baik.
2. Evaluasi proses
a. Acara dimulai terlambat 15 menit, acara dimulai dengan cuci tangan
bersama antara ibu-ibu pengajian dengan mahasiswa Poltekes
Tanjungkarang.
b. Mahasiswa berada di depan peserta untuk memandu acara pengajian dan
penyampaian penyuluhan
c. Strategi penyuluhan seperti ini baik karena semua peserta bisa mendapat
materi dengan jelas dan punya kesempatan yang merata untuk mencoba
memperagakan cara personal hyegene, batuk dan buang ingus yang benar
dan cara membuat bekal sederhana untuk anak sekolah
d. Pembicara dapat memberikan bimbingan dan menjawab pertanyaan dari
peserta pengajian
e. Selama proses seluruh ibu-ibu aktif berperan serta dan berinteraksi dengan
mahasiswa dan sesama peserta pengajian
f. Setelah penyuluhan selesai, dilanjutkan dengan mendengarkan tausyah
dari ustadz masjid Al-Azar
3. Evaluasi hasil
a. Peseta pengajian aktif bertanya dan menjawab, aktif dalam peragaan
ulang.
b. Tidak ada peserta yang pulang sebelum waktunya.
c. Tokoh agama dan pengurus pengajian menyambut baik kegiatan ini.
d. Tokoh agama mengatakan mahasiswa sudah baik tetapi masih banyak
yang harus dipelajari
e. Mahasiswa senang dengan kegiatan ini dan mengatakan mendapatkan
pengalaman berharga.

L. Kesimpulan Dan Tindaklanjut


1. Kesimpulan
a. Kegiatan ini menambah wawasan dan ketrampilan ibu-ibu
pengajian
b. Kegiatan ini menambah wawasan dan ketrampilan mahasiswa
dalam memberikan penyuluhan
c. Penyuluhan ini juga meningkatkan hubungan yang baik antara
tokoh agama, peserta pengajiian dengan mahasiswa
2. Tindak lanjut
Penyuluhan ini tetap diselenggaran secara rutin dengan topik yang
sesuai dengan kebutuhan peserta pengajian ibu-ibu
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) IBU-IBU PENGAJIAN

Topik : Personal Hygiene


Sub Pokok Bahasan : Memahami Pentingnya Personal Hygiene
di Keluarga
Sasaran : Ibu-Ibu Pengajian
Hari/ Tanggal : 19 April 2018
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Masjid Al-Azhar Dusun III Desa Sukadadi
Penyuluh : Palupi Budi Utami dan Meylani Anita Putri

A. Latar Belakang
Personal hygiene merupakan kebutuhan sehari-hari. Personal hygine
adalah aspek yang sangat penting dari pendidikan kesehatan. Menjaga
kebersihan bagian badan adalah hal yang harus dilakukan oleh anggota
keluarga termasuk anak-anak agar terhindar dari penyebaran penyakit.
Personal hygine pada anak terdapat beberapa masalah kesehatan seperti
batuk, pilek, dan ISPA.
Dampak yang mungkin terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang
bagaimana menjaga personal hygiene khususnya kebersihan tangan maka
akan menimbulkan penyakit cacingan, karena ketika tangan dalam keadaan
tidak bersih dan tangan kontak langsung dengan makanan maka akan tersebar
luas dengan kuman dan bakteri dalam tubuh dan menimbulkan penyakit.
.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ibu-ibu pengajian dapat
menerapkan kembali personal hygiene dan mengajarkannya pada anak

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan personal hygiene, seluruh ibu-ibu
pengajian mampu :
a. Menjelaskan apa pengertian dari personal hygine
b. Menjelaskan jenis-jenis personal hygiene
c. Memperagakan kembali teknik mencuci tangan yang baik dan benar,
d. Menyebutkan kembali langkah BAB yang baik dan benar,
e. Memperagakan kembali cara batuk yang benar dan buang mukus (
ingus) yang baik dan benar)

C. Teori
1. Pengertian PHBS
PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikas, memberikan
informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku,
sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalah
Tujuan PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan,keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana
(social support) dan gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan
meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat dapat
dilihat dalam program perilaku hidup bersih dan sehat.
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan
preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup
sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dapat
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik,
mental, spiritual maupun sosial.
Manfaat Pembinaan Personal Hygine di keluarga adalah terciptanya
kebiasaan menjaga kebersihan dalam lingkungan rumah. Dalam kehidupan
sehari – hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang.Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal –hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan,
social, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan
kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene


a. Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan
fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene
c. Status sosial-ekonomi Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya
d. Pengetahuan Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak
boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan
produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun,
sampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

3. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene


a. Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,
dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial Masalah social yang berhubungan dengan
Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
diri dan gangguan interaksi sosial. Personal hygiene (Kebersihan diri)
oleh: Agus Pradjawanto Definisi Personal hygiene berasal dari bahasa
yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri
seseorang untuk memelihara kesehatannya.Seseorang tidak dapat
melakukan perawatan diri sendiri dipengaruhi kondisi fisik atau
keadaan emosional klien.

4. Beberapa Peragaan Personal Hygiene


a. Mencuci Tangan
1) Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar.
Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur. Pemeriksaan rutin
kebersihan: kuku, rambut, telinga, gigi dan sebagainya.
a) Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
b) Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan
peran aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain melalui
penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan
media poster, penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding.
Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan PHBS di
lingkungan keluarga.
2) Ayo kita mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
a) Mengapa kita harus mencuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan memakai sabun?
(1) Air bersih yang mengalir membersihkan kotoran dan kuma-
kuman.
(2) Sabun dapat membersihkan kotoran dan kuman, dan
membunuh kuman karena tanpa sabun kotoran dan kuman
masih tertinggal di tangan.
(3) Air kotor banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit antara lain mencret atau diare, cacingan, tupes, flu
burung dan lain-lain
b) Enam langkah CTPS yang benar
(1) Basahi tangan seluruhnya dengan air bersih mengalir
(2) Berikan sabun
(3) Gosok sabun ketelapak
(4) Gosok punggung tangan
(5) Gosok sela-sela jari
(6) Gosok buku-buku jari
(7) Gosok Ibu jari
(8) Gosok Kuku-kuku jari
(9) Bilas dengan air mangalir dan keringkan

c) Kapan kita CTPS?


(1) Sebelum dan setelah makan.
(2) Sebelum memegang makanan.
(3) Sebelum melakukan kegiatan apapun yang memasukan jari-jari
ke dalam mulut atau mata.
(4) Setelah bermain / berolahraga.
(5) Setelah buang air besar dan buang air kecil.
(6) Setelah buang ingus.
(7) Setelah buang sampah.
(8) Setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan peliharaan.
(9) Sebelum mengobati luka
b. Menggunakan Jamban Sehat
Apa itu jamban?
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya. Jika merasa mulas atau merasa ingin BAB segera
menuju kamar mandi.
Langkah langkah BAB :
1) Bukalah pintu dan masuk ke dalam kamar mandi
2) Tutup pintu
3) Pastikan ada sabun dan air bersih
4) Buka celana
5) Jongkok diatas klosed
6) Melakukan buang air besar
7) Setelah selesai, bersihkan bagian tempat keluarnya faeces dengan
air bersih
8) Siram lubang klosed dengan menggunakan air bersih
9) Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir
10) Pakailah kembali celana
11) Buka pintu dan keluar dari kamar mandi
12) Tutup pintu

c. Cara batuk atau bersin yang baik dan benar


Hal-hal yang anda perlukan:
1) Lengan baju
2) Tissue
3) Sabun dan air
4) Gel pembersih tangan

Adapun langkah-langkah batuk atau bersin yang baik dan benar yaitu;
1) Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitr anda dan tutup
hidung dan mulutanda dengan menggunakan tissue astau
saputangan atau lengan dalam baju anda setiap kali anda merasakan
dorongan untuk batuk atau bersin.
2) Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai kedalam tempat sampah.
3) Langkah 3
Tinggalkan ruangan /tempat anda berada dengan sopan dan
mengambil kesempatan untuk pergi cuci tangan dikamar kecil
terdekat atau menggunakan gel pembersih tangan.
4) Langkah 4
Gunakan masker

d. Cara Membuang Ingus yang Benar


Merupakan pelajaran untuk kebersihan dan etika diri anak. Anak-anak
berusia dua tahun sudah mulai belajar etiket ini dengan meniru orang
tua dan saudara yang lebih tua. Cara termudah untuk mengajarkan
cara membuang ingus yang benar adalah dengan membagi metode
menjadi dua komponen, dibarengi banyak pujian. Jadikan pelajaran ini
menyenangkan untuk untuk meringankan tugas anak dan kedua orang
tua.
- Latih mengembuskan udara melalui mulut terlebih dahulu. Salah
satu cara latihan yang menyenangkan adalah dengan meniup busa
menggunakan air sabun dan sedotan untuk belajar mengontrol
napas saat mengembuskan udara.
- Tradisi meniup lilin ulang tahun juga bisa digunakan untuk
melatih keterampilan ini dalam cara yang menyenangkan. Anda
bisa berpura-pura, sementara anak yang benar-benar meniup lilin.
- Anda juga bisa memegang kertas tisu sejauh 15,2 cm dari muka
anak, dan tunjukkan cara menggerakkan tisu dengan ditiup.
Benda lain yang bisa digunakan misalnya kincir dan balon.

D. Metode : Ceramah dan tanya jawab


E. Media : Leaflet dan LCD
F. Kegiatan :
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan
dengan mengucapkan
salam.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan.
1
15 menit Pelaksanaan :
1. menjelaskan pengertian
PHBS
2. Menjelaskan
pentingnya penerapan
PHBS di keluarga
3. Dapat memperagakan
kembali PHBS
(Tekhnik mencuci
tangan yang baik dan
benar, BAB yang baik
dan benar, cara batuk
yang benar, buang
mukus ( ingus) yang
baik dan benar
10 menit Evaluasi :
1. Memberi kesempatan ibu
ibu untuk bertanya
2. Memberikan kesempatan
ibu ibu pengajian untuk
memperagakan ulang cara
mencuci tangan yang
benar, langkah-langkah
BAB yang benar, cara
batuk dan buang ingus
yang baik
5 menit Penutupan :
1. Mengucapkan terima
kasih atas peran serta
masyarakat
2. Mengucapkan salam
penutup

Pertanyaan
1. Apa saja bentuk penerapan personal hyegene dalam keluarga?
2. Bagaimana cara BAB yang benar ?
3. Kapan saja waktu mencuci tangan ?
4. Bagaimana cara batuk yang benar?
5. Bagaimana cara buang ingus yang benar ?
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) IBU-IBU PENGAJIAN

Topik : Gizi Anak


Sub Pokok Bahasan : Menu Sederhana Untuk Bekal Sekolah
Sasaran : Ibu-Ibu Pengajian
Hari/ Tanggal : 19 April 2018
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Masjid Al-Azhar Dusun III Desa Sukadadi
Penyuluh : Mei Saroh

A. Latar Belakang
Zaman sekarang bentuk, warna dan variasi makanan serta minuman
semakin beragam. Hal tersebut mendorong orang untuk jajan, khususnya
anak-anak tanpa melihat dari sisi kesehatan maupun dampak yang dapat
ditimbulkan.. Anak-anak yang sudah beranjak sekolah pasti memerlukan
asupan energi yang lebih selain untuk belajar, mereka juga memerlukan
energi untuk bermain dengan teman-teman di sekolah mereka. Anak-anak
sekolah yang sudah dapat memilih-milih soal makanan yang disukai.
Merka cenderung lebih tertarik dengan makanan-makanan yang bentuknya
unik dan warnanya yang mencolok. Makanya tidak heran jika mereka
lebih suka jajan sembarangan di sekolah. Oleh karena itu ibu-ibu harus
mengajarkan kepada anaknya pentingnya membawa bekal sekolah dan
mengurangi jajan sembarangan.
Setelah dilakukan pengamatan, masih banyak anak-anak sekolah
yang jajan sembarangan di sekolah. Selain anak sekolah beberapa anak
yang berada di sekitar Dusun III Desa Sukadadi juga masih banyak yang
jajan di sembarangan tempat setiap harinya. Penting untuk disadari oleh
tiap orang tua bahwa yang terpenting dari makanan adalah kualitas
makanan. Bekal sehat akan mendukung perkembangan dan pertumbuhan
anak. Kuncinya, tetap pastikan anak mendapatkan protein, lemak sehat,
serat, dan cukup air untuk memberinya energi seharian. Semua kandungan
ini dapat memperlambat pelepasan glukosa sebagai sumber energi. Hal ini
bertujuan untuk mempertahankan energi dalam tubuh agar tidak segera
habis. Oleh karena itu setiap orang tua juga harus memahami pentingnya
gizi seimbang dan membiasakan untuk membuatkan bekal sekolah dengan
menu sederhana untuk mncegahj dampak buruk yang bisa terjadi karena
sering jajan di sembarangan tempat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta memahami gizi anak
dan bahaya jajan sembarangan
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15-20 menit diharapkan peserta
mampu:
a. Menyebutkan Definisi gizi seimbang
b. Menyebutkan pentingnya mengenalkan mekanan sehat untuk
anak
c. Menyebutkan komponen menu bekal sederhana anak sekolah
d. Menjelaskan dampak dari kebiasaan jajan sembarangan

C. Materi
1. Definisi gizi seimbang
Adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan ideal

2. Pentingnya Bekal Sehat untuk Anak


Menyiapkan menu bekal sekolah favorit tentu bisa membuat anak
senang. Mereka akan memakannya dengan lahap sambil tersenyum.
Bekal anak bisa dibuat dengan cara sederhana, mudah, dan cepat.
Penting untuk disadari oleh tiap orang tua bahwa yang terpenting
adalah kualitas makanan. Bekal sehat akan mendukung perkembangan
dan pertumbuhan anak. Kuncinya, tetap pastikan anak mendapatkan
protein, lemak sehat, serat, dan cukup air untuk memberinya energi
seharian. Semua kandungan ini dapat memperlambat pelepasan
glukosa sebagai sumber energi. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan energi dalam tubuh agar tidak segera habis. Sebab,
penurunan energi dengan cepat bisa mengakibatkan anak cepat lelah,
tidak bersemangat, dan rewel. Satu lagi yang tidak boleh dilupakan,
yaitu vitamin dan mineral. Bunda bisa menyediakan keduanya melalui
sayur dan buah. Contohnya, masukan bayam dalam bekal sebagai
sumber magnesium yang penting dalam produksi energi.
Anak yang membawa bekal ke sekolah, tidak perlu mengantri
untuk membeli makanan di kantin. Anak juga akan diajari cara
mengendalikan diri agar tidak jajan. Kebosanan terhadap makanan
kantin yang tidak bervariasi pun bisa dihindari. Membawa bekal ke
sekolah beberapa kali seminggu dapat menyediakan makanan lezat
yang lebih beragam dan mungkin tidak tersedia di sekolahnya. Selain
memastikan gizi anak, membawa bekal akan membantu anak untuk
berhemat. Tidak perlu lagi membeli makanan di kantin. Anak bisa
menabung uang jajan untuk keperluan lain.

3. Contoh Menu Sederhana Bekal Anak Sekolah


Anak-anak yang sudah beranjak sekolah pasti memerlukan asupan
energi yang lebih selain untuk belajar, mereka juga memerlukan
energi untuk bermain dengan teman-teman di sekolah mereka. Anak-
anak sekolah yang sudah dapat memilih-milih soal makanan yang
disukai. Merka cenderung lebih tertarik dengan makanan-makanan
yang bentuknya unik dan warnanya yang mencolok. Makanya tidak
heran jika mereka lebih suka jajan sembarangan di sekolah. Oleh
karena itu ibu-ibu harus mengajarkan kepada anaknya pentingnya
membawa bekal sekolah dan mengurangi jajan sembarangan. Selain
harus mengajarkan anak, para ibu juga harus lebih kratif lagi dalam
membuat bekal anak menjadi menarik sehingga anak tidak banyak
jajan sembarangan disekolah.
Berikut adalah contoh menu sederhana untuk bekal sekolah :
1. Nasi dan telur dadar
2. Telor dadar yang diisi dengan parutan sayuran
3. Lumpia isi nuget atau sayuran

4. Dampak Jajan sembarangan


Zaman sekarang bentuk, warna dan variasi makanan serta
minuman semakin beragam. Hal tersebut mendorong orang untuk
jajan, khususnya anak-anak tanpa melihat dari sisi kesehatan maupun
dampak yang dapat ditimbulkan. Efek dampak buruk dari jajan
sembarangan adalah menjadi sakit karena kandungan jajanan makanan
dan minuman yang baik untuk kesehatan tubuh. Berikut ini adalah
beeberapa resiko atau dampak negatif yang diakibatkan dari jajan di
sembarang tempat.
a. Gangguan pencernaan
Makanan yang dijual umumnya mempunyai standar kriteria
kebersihan atau kehigienesan agar makanan tersebut layak untuk
dikonsumsi dan tidak mengandung bibit penyakit. Namun masih
banyak pedagang yang mengesampingkan kebersihan atau
kehiginiesan makanan yang mereka jual yang mengakibatkan sakit
perut dan bahkan diare.
b. Keracunan Makanan
Makanan atau minuman yang dijual di sembarangan tempat
biasanya memiliki nilai harga jual yang lebih murah, salah satu
faktornya dalah bahwa bahan baku yang digunakan kualitasnya
lebih rendah
c. Cacingan
Jajanan yang dijual sembanrangann berpotensi mengakibatan
cacingan, akibat kebersihan yang kurang dijaga, menyebabkan telur
cacing dapat bersembunyi di makanan.
d. Mengandung Formalin
e. Digoreng dengan minyak bekas
f. Mengandung penyedap rasa
g. Mengandung banyak pemanis buatan

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
Leaflat
LCD

F. Kegiatan
No Langkah Uraian Kegiatan Estimasi Waktu
1 Pembukaan a. Mengucapkan salam pembukaan 3 menit
b. Memperkenalkan nama dan asal
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
2 Kegiatan a. Memberi penyuluhan tentang gizi 15 menit
inti anak dan contoh menu sederhana
untuk bekal sekolah dan dampakn
anak jajan sembarangan di sekolah
b. Memberi kesempatan peserta
bertanya mengenai materi yang
kurang jelas
c. Menjawab pertanyaan dari peserta
3 Penutupan A. Menyimpulkan materi-materi 2 menit
penyuluhan yang telah disampaikan
B. Melakukan evaluasi dengan
memberi pertanyaan kepada peserta
C. Mengucapkan terimakasih dan
salam penutupan
Pertanyaan :

1. Apakan yang dimaksud gizi seimbangan


2. Bagaimana dampak dari kebiasaan anak jajan sembarangan ?
3. Sebutkan beberapa contoh menu sederhana untuk bekal anak sekolah !
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) IBU-IBU PENGAJIAN

Topik : Penularan Penyakit Melalui Cairan Tubuh


Sub Pokok Bahasan : Memahami Pentingnya mengetahui beberapa cara
penularan penyakit melalui cairan tubuh (Dahak dan
Feaces)
Sasaran : Ibu-Ibu pengajian
Hari/ Tanggal : 19 April 2018
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Masjid Al-Azhar Dusun III Desa Sukadadi
Penyuluh : Aulia Ananda Putri dan Desi Ikawati

A. Latar Belakang
Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup
tinggi meskipun terapi pengobatan dan pencegahan terhadap kejadian infeksi
semakin berkembang. Kurangnya pengetahuan masyarakat Dusun III Desa
Sukadadi tentang berbagai cara penularan penyakit melalui cairan tubuh
menyebabkan penularan penyakit menjadi lebih mudah menyebar.
Selain karena pengetahuan masyarakat Dusun III yang minim, kurangnya
kesadaran masyarakat menjaga kebersihan diri juga menjadi penyebab
berkembangan penularan penyakit. Oleh karena itu penyuluhan tentang
berbagai cara penularan penyakit melalui cairan tubuh sangat diperlukan. Dan
kegiatan pengajian ibu-ibu dapat dijadikan sarana untuk dilakukan
penyuluhan, karena ibu-ibu adalah anggota keluarga yang sangat berperan
penting dalam kelangsungan hidup keluarga.

B. Tujuan
2) Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta memahami tentang
berbagai cara penularan penyakit melalui cairan Tubuh
3) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 10-15 menit diharapkan peserta
mampu:
a. Menyebutkan definisi ciran tubuh (Dahak dan Feaces)
b. Menyebutkan macam-macam cairan Tubuh (Dahak dan Feaces)
c. Menyebutkan beberapa penyakit yang dapat di tularkan melalui
cairan tubuh (Dahak dan Feaces)
d. Menjelaskan bagaimana pencegahan penularan penyakit melalui
cairan tubuh (Dahak dan Feaces)

C. Materi
1. Definisi Cairan Tubuh (Dahak dan Feaces)
Dahak (plegma/sputum) adalah lendir kental dan lengket yang
dikeluarkan di saluran pernapasan, biasanya sebagai akibat dari
peradangan, iritasi atau infeksi pada saluran udara dan dibuang melalui
mulut.
Feaces adalah kotoran atau limbah tubuh padat yang dibuang dari
usus besar melalui anus saat buang air besar (BAB), biasanya
dikeluarkan dari tubuh satu atau dua kali sehari. Terdiri dari 75% air dan
25% zat padat.

2. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui cairan tubuh


Penyakit yang ditularkan lewat air liur/dahak: seperti penyakit
TBC. Penyakit yang ditimbulkan jika buang air besar (tinja) di
sembarang tempat: adalah penyakit diare
a. TBC
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini menginfeksi paru-paru. Penularan TBC paling umum
terjadi melalui udara. Ketika seseorang yang telah mengidap
penyakit TBC, bakteri TBC akan keluar melalui batuk, bersin, atau
berbicara dengan memercikkan ludah, akan ikut melalui ludah
tersebut untuk terbang ke udara. Selanjutnya, bakteri akan masuk ke
tubuh orang lain melalui udara yang dihirup masuk ke saluran
pernapasan.

Gejala-gejala TBC paru berupa batuk berdahak dalam waktu lama


(lebih dari 2 minggu), penurunan berat badan, keringat malam, batuk
darah, demam, pembesaran kelenjar getah bening, dan nyeri dada.
Pengobatan TBC membutuhkan waktu minimal 6 bulan.
b. Diare
Dampak penyakit yang paling sering terjadi akibat buang air besar
sembarangan adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Escherichia coli yaitu penyakit yang membuat orang terkena diare.
Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena kondisi tubuh
menurun maka masuklah penyakit-penyakit lain. Untuk menekan
angka kematian akibat diare ini, semua pihak harus sadar dan segera
membuat sanitasi termasuk toilet yang sehat

3. Cara pencegahan penularan penyakit melalui cairan tubuh


1. Pencegahan Penyebaran Penyakit Melalui Air Liur/Dahak:
M. Tutup hidung dan mulut dengan tissue saat bersin atau batuk
N. Tidak membuang dahak sembarangan
O. Tutup hidung dan mulut dengan lengan anda buka dengan
telapak tangan, saat bersin atau batuk
P. Gunakan masker yang menutup hidung
Q. Buanglah tissue setelah digunakan ke tempat sampah
R. Cuci tangan anda segera dengan air mengalir dan sabun, lalu
bersihkan tangan anda dengan alkohol hand scrub
1. Pencegahan Penyebaran Penyakit Melalui Feaces
1) Pembuangan feaces di tempat yang tepat yaitu di jamban,
terutama yang berasal dari penderita diare, baik penderita bayi,
anak ataupun dewasa
2) Cuci tangan setelah buang air besar, sebelum makan, sebelum
menyuapi anak, atau menyiapkan makanan
3) Menjaga agar air minum terbebas dari kontaminasi feaces, baik
air minum di rumah maupun di sumbernya.
4) Tidak buang air besar di sungai atau kali, dan di tanah.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. Media
Leaflat
LCD
F. Kegiatan
No Langkah Uraian Kegiatan Estimasi Waktu
1 Pembukaan a. Mengucapkan salam pembukaan 3 menit
b. Memperkenalkan nama dan asal
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
2 Kegiatan a. Memberi penyuluhan tentang 15 menit
inti beberapa cara penularan penyakit
melalui cairan tubuh
b. Memberi kesempatan peserta
bertanya mengenai materi yang
kurang jelas
c. Menjawab pertanyaan dari peserta
3 Penutupan a. Menyimpulkan materi-materi 3 Menit
penyuluhan yang telah disampaikan
b. Melakukan evaluasi dengan
memberi pertanyaan kepada peserta
c. Mengucapkan terimakasih dan
salam penutupan
Pertanyaan :
1. Sebutkan macam-macam cairan tubuh ?
2. Sebutkan beberapa cara penularan penyakit melalui cairan tubuh !
3. Sebutkan penyakit yang dapat ditularkan melalui cairan tubuh!
Kegiatan : Penyuluhan Ibu-Ibu Pengajian
LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PENYULUHAN DI PENGAJIAN BAPAK-BAPAK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES TANJUNGKARANG
TAHUN 2018
PROGRAM PENYULUHAN PENGAJIAN BAPAK-BAPAK

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak dasar manusia yang merupakan karunia Tuhan
yang sangat tinggi nilainya. Karena dengan kondisi yang sehat kita dapat
melakukan aktivitas setiap hari. Hidup sehat merupakan hal yang seharusnya
diterapkan setiap orang, mengingat manfaat yang ditimbulkan akan sangat
banyak. Kecenderungan bahwa kesehatan di masyarakat semakin lama
semakin menurun yang disebabkan oleh perilaku tidak sehat yang saat ini
menjadi tren gaya hidup masyarakat saat ini. Banyak ditemukan kasus-kasus
penyakit seperti gatal-gatal, diare, hipertensi, influenza, ispa, penularan
kuman dan lain sebagainya. Ada beberapa contoh perilaku gaya hidup seperti
disebutkan di atas misalnya perilaku merokok, jarang berolahraga, buang air
besar sembarangan, dan lain-lain.
PHBS dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pada lingkungan
sekitar, seperti lingkungan rumah tangga, sekolah, dan tempat kerja. PHBS
pada tatanan rumah tangga merupakan bentuk perwujudan paradigm sehat
dalam budaya hidup perorangan dan keluarga, yang bertujuan meningkatkan,
memelihara, dan melindungi kesehatannya. Keluarga merupakan unit terkecil
dari suatu bangsa. Di dalam keluarga terjadi interaksi dan komunikasi antara
anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan.
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat
menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga.
Rumah tangga ber-PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan
melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman
penyakit dan lingkungan yang kurang konduktif untuk hidup sehat. Penerapan
PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota keluarga,
terutama kepala keluarga selaku pemberi contoh dalam keluarga serta dalam
pemberi keputusan dan pertanggung jwaban atas keluarga.
Berdasarkan pendataan yang telah dilakukan, perilaku masyarakat di desa
sukadadi masih belum berperilaku hidup bersih dan sehat, terutama pada
perilaku merokok serta penggunaan jamban sehat keluarga. Jumlah kepala
keluarga yang merokok di Desa Sukadadi sebesar 53 KK (63%). Serta
penggunaan jamban sehat kelurga hanya sebesar 68 KK (81%) dari total KK
yang dilakukan pendataan sebesar 84 KK. Hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa perilaku anggota keluarga masih belum dinyatakan sehat. Salah satu
cara perubahan perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat dapat dilakukan
dengan kegiatan penyuluhan yaitu proses perubahan pada individu serta
masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan
yang diharapkan.

B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan peserta dapat mewujudkan lingkungan sehat


dan mampu mencegah serta menanggulangi penyakit dan masalah kesehatan
akibat kurangnya perhatian terhadap penggunaan jamban sehat, mengerti
dampak menggunakan atau mengkonsumsi rokok bagi tubuh, dan mampu
mengetahui bahwa penyakit dapat ditularkan melalui air liur/dahak, dan
feaces.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan hasil yang diharapkan :
1. Masyarakat dapat memahami penggunaan jamban sehat.
2. Masyarakat dapat memahami syarat penggunaan jamban sehat.
3. Masyarakat dapat menggunakan jamban sehat dengan bersih.
4. Masyarakat mampu memahami bahaya merokok bagi tubuh
5. Masyarakat mengerti kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok.
6. Masyarakat mengurangi mengkonsumsi rokok.
7. Masyarakat berhenti mengkonsumsi rokok.
8. Masyarakat mampu mengetahui bahaya penularan penyakit melalui air
liur/dahak, dan feaces.
9. Masyarakat mampu mengetahui cara pencegahan penularan penyakit
melalui air liur/dahak, dan feaces.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. LCD
2. Leaflet
F. Sasaran
Bapak-bapak pengajian dusun 3.
G. Strategi
Penyuluhan dilakukan di masjid, dimulai dari jam 20:00 WIB sampai dengan
selesai. Penyuluhan akan dilakukan kepada bapak-bapak pengajian di dusun 3
dengan menjelaskan materi penyuluhan tentang kepemilikan jamban
keluarga, bahaya merokok, dan Pertumbuhan kuman dalam air liur/dahak dan
feaces.
H. Judul Materi Penyuluhan
Kepemilikan Jamban Keluarga, Bahaya Merokok, dan Pertumbuhan Kuman
Dalam Air Liur/Dahak dan Feaces.
I. Kriteria Evaluasi
1. Masyarakat mampu membuat komitmen tidak buang air besar kembali di
sungai.
2. Masyarakat mampu menyebutkan kembali mengenai pemanfaatan
jamban keluarga.
3. Masyarakat mampu menyebutkan kembali mengenai dampak buang air
besar sembarangan.
4. Masyarakat mampu menyebutkan kembali mengenai pemanfaatan
jamban keluarga.
5. Masyarakat mampu menyebutkan kembali mengenai dampak buang air
besar sembarangan.
6. Masyarakat mengetahui tentang bahaya merokok
7. Masyarakat mampu menyebutkan cara berhenti merokok.
8. Masyarakat mengetahui penularan penyakit kuman.

J. Susunan Organisasi
Moderator: Dina Audia Pratiwi
Pembicara: Fera Yulia Agustina
Fasilitator : Erlinda Irmayanti
K. Peserta
Peserta berjumlah 28 orang bapak-bapak.

L. Lokasi & Waktu


Hari/Tanggal : 19 April 2018
Waktu : 20.30-21.30 WIB
Tempat : Rumah Warga Dusun 10 Desa Sukadadi

M. Evaluasi Pelaksanaan
1. Evaluasi struktur
a. Ruangan dipakai memadai sehingga peserta duduk dengan nyaman.
b. Sarana pendukung seperti LCD, speaker tersedia sehingga materi
dapat tersampaikan dengan baik
2. Evaluasi proses
a. a.Acara dimulai terlambat 15 menit, acara dimulai dengan do’a
bersama.
b. b.Masyarakat duduk melingkar di dalam rumah salah satu warga.
c. c.Mahasiswa saling membantu dalam menjelaskan dan menjawab
pertanyaan dari warga masyarakat.
d. d.Strategi penyuluhan seperti ini baik karena semua warga
masyarakat dapat bertukar fikiran.
e. e.Selama proses penyuluhan berlangsung, sebagian warga
masyarakat aktif berperan serta dalam membahas materi penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
a. Masyarakat aktif bertanya dan menjawab.
b. Masyarakat menyambut baik kegiatan ini.
c. Masyarakat mengatakan mahasiswa sudah baik dalam penyampaian
materi.
d. Masyarakat senang dengan kegiatan ini dan mengatakan
mendapatkan ilmu yang berguna dan berharga.
N. Kesimpulan Dan Tindaklanjut
1. Kesimpulan
a. Kegiatan ini menambah wawasan masyarakat
b. Kegiatan ini menambah wawasan dan ketrampilan mahasiswa dalam
memberikan penyuluhan dan kordinasi acara
c. Penyuluhan ini juga meningkatkan hubungan yang baik antara
mahasiswa dan masyarakat.
2.Tindak lanjut
Penyuluhan ini tetap diselenggaran 1 minggu sekali dengan topik yang
berbeda sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEGIATAN PENYULUHAN
PENGAJIAN BAPAK-BAPAK

A. PENTINGNYA KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA


1. Pengertian Jamban
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air serta sabun untuk membersihkannya.

2. Jenis Jenis Jamban


a. Jamban cemplung/jamban tanpa leher angsa

Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi


menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan
mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung
diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

→ Kurang aman, sering terbuka sehingga banyak lalat dan tidak


memenuhi syarat kesehatan.

b. Kakus Empang

→ Dibuat di atas empang/kolam ikan, dengan maksud kotorannya dapat


sebagai makanan ikan.

c. Jamban leher angsa

Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa


tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan
resapannya.

→ Model terbaik, pada lekukan lehernya terdapat genangan air yang


dimaksudkan untuk mencegah bau dan keluar masuknya hewan.
3.Syarat-Syarat Jamban Sehat
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter
b. Tidak berbau tinja
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
d. Tidak mencemari tanah di sekitamya
e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Penerangan dan ventilasi cukup
h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih

4. Siapa saja yang harus menggunakan Jamban?


Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang tinja,
baik anak anak (termasuk bayi dan anak balita) dan terlebih kepada orang
dewasa. Dengan pemikiran tertentu oleh orang tua, sering kali tinja bayi dan
anak anak dibuang sembarangan oleh orang tuanya. Misalnya ke halaman
rumah, kebun, sungai dan lainnya. Hal ini perlu diluruskan, bahwa tinja bayi
dan anak anak juga harus dibuang ke jamban, karena tinja bayi dan anak anak
tersebut sama bahayanya dengan tinja orang dewasa.

5. Mengapa harus menggunakan jamban?


Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan
berinduknya bibit penyakit menular (misalnya kuman/bakteri, virus dan
cacing). Apabila tinja tersebut dibuang ke sembarang tempat misalnya kebun,
kolam, sungai dan lainnya maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke
lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia dan beresiko
menimbulkan penyakit pada seseorang dan bahkan menjadi wabah penyakit
pada masyarakat yang lebih luas.
6. Tujuan Jamban Sehat
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit (Diare, Kolera, Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit
kulit (gatal-gatal).

B. BAHAYA MEROKOK
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus termasuk cerutu
/bentuk lain nya yang di hasilkan dari nicotiana tambacum,nikotiana Rustica,
dan spesies lainya yang mengandung nikotin dan tar atau tampa bahan
tambahan.
a. Kandungan Rokok
 Karbon monoksida
Adalah sejenis gas yang tidak berbau. Unsure ini dihasilkan oleh
pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon.
Zat ini sangat beracun, racun carbon monoksida akan membuat
seseorang gampang cape dan gerogi
 Nikotin
Adalah cairan berminyak yang tidak berwarna dan dapat membuat
rasa perih yang sangat. Nikotin ini menghalangi kontraksi rasa lapar,
itu sebabnya seseorang bisa merasakan tidak lapar karena merokok
 Ammonia
Adalah merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari
nitrogen dan hydrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat
merangsang.begitu kerasnya racun yang terdapat pada amoniaitu,
sehingga kalau disuntikkan sedikitpun ke dalam peredaran darah
akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma
 Hidrogen sianida
Adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa.zat ini sangat efisien untuk menghalangi
pernapasan. Cianida adalah salah satu zat yang mengandung racun
yang sangat berbahaya. Sedkit saja cianida dimasukkan langsung ke
dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.
 Formaldehid
Adalah sejenis gas yang tidak berwarna dengan bau yang tajam. Gas
ini adalah tergolong pengawet dan pembasmi hama. Formaldehyde
ini sangat beracun keras terhadap semua organism hidup.
 Tar
Bahasa indonesianya disebut ter. Zat ni sejenis cairan kental
berwarna coklat tua atau hitam yang diperoleh dengan cara distilasi
dari kayu atau arang.ter terdapat dalam rokok yang terdir dari ratusan
bahan kimia yang dapat menyebabkan kanke paru-paru.
 Metanol
Adalah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah
terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan
kebutaan, bahkan kematian

 Jenis-jenis rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas
bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan
rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
1) Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
a) Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
b) Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
c) Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertaS
d) Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
2) Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
a) Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
b) Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
c) Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.
3) Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
a) Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya
dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan
atau alat bantu sederhana.
b) Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin.
4) Rokok berdasarkan penggunaan filter.
a) Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat
gabus.
b) Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus.

 Bahaya Merokok
Kerugian yang di timbulkan oleh rokok sangat banyak bagi kesehatan.
Tapi sayang nya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk
menikmatinya. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia yang berbahaya
untuk kesehatan, dua diantara nya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan
Tar yang bersifat karsinogenik (Bahar ,2002). Racun dan kasinogen yang
timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Pada
awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah di bakar nikotin
yang masuk kedalam sirkulasi darah hanya 25%. Walaupun demikian jumlah
kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik sampai ke otak manusia

 Tipe Perokok
I. Sangat berat Mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang
sehari
II. Berat Mengkonsumsi rokok sekitar 21-30
batang per hari
III. Sedang Menghabiskan rokok sekitar 11-21
batang per hari

 Penyakit yang disebabkan oleh rokok


1) Penyakit kanker
a) Kanker mulut, bibir, kerongkogan dan usus
Kanker mulut dan bibir lebih banyak diderita perokok dibanding
dengan mereka yang tidak merokok.ini disebabkan oleh panas dari
asap rokok itu, dan disebabkan karena adanya ter pada asap rokok
yang merupakan zat penyebab kanker. Perokok juga dapat menderita
kanker kerongkongan dan usus Karena unsur carsinogenik, arsenic
dan bengopirene yang terdapat pada rokok.
b) Kanker paru-paru
Penyakit kanker paru-paru telah menyebabkan kematian 40.000 orang
per tahun di inggris. Penelitian menunjukkan bahwa yang meninggal
karna kanker paru-paru ini hampir semuanya perokok atau bekas
perokok.
2) Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah merupaka penyebab kematian yang umum di
Negara-negara yang sudah maju. Karena penyakit ini terdapat dua kali
lebih banyak pada orang-orang perokok dibandingkan pada orang yang
tidak merokok.
3) Emphysema
Salah satu penyakit berbahaya yang disebabkan rokok alah empisema.
Emphysema adalah sejeis penyakit paru-paru di mana si penderita sukar
bernafas, sering penderita itu batuk-batuk, kerongkongan berlendir
banyak, pencernaan yang kurang beres serta nafas yang pendek.

 Cara berhenti merokok dan upaya pencegahan


1) Rencanakan waktu berhenti
2) Obat-obatan
3) Bantu diri anda sendiri dengan informasi yang meyakinkan untuk
menjauh dari rokok setelah berhenti merokok
4) Carilah dukungan dari orang-orang yang juga ingin berhenti merokok
5) Konseling
6) Langsung berhenti merokok
7) Olahraga
8) Minta Sahabat/Keluarga jika Anda mengalami masa-masa sulit
Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok
penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan
menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba
untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh
oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau
kebiasaan keluarga/orang tua.
Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru,
karena kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat
keputusan sendiri. Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan
orang. Sebaiknya kamu mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan
seperti itu.
Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu
merokok. Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara
jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung
tidak saja oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang
lain (misal: orang tua)

C. PENULARAN PENYAKIT MELALUI AIR LIUR/DAHAK, FAECES


 Penularan Penyakit
a. Definisi Air Liur/Dahak, dan Feaces
i. Dahak
Dahak (plegma/sputum) adalah lendir kental dan lengket yang
dikeluarkan di saluran pernapasan, biasanya sebagai akibat dari
peradangan, iritasi atau infeksi pada saluran udara dan dibuang melalui
mulut.
ii. Feaces
Feaces adalah kotoran atau limbah tubuh padat yang dibuang dari usus
besar melalui anus saat buang air besar (BAB), biasanya dikeluarkan dari
tubuh satu atau dua kali sehari. Terdiri dari 75% air dan 25% zat padat.

Penyakit yang Ditularkan Lewat Air Liur/Dahak, dan Feaces


1) Penyakit yang ditularkan lewat air liur/dahak
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini menginfeksi paru-paru. Penularan TBC paling umum terjadi
melalui udara. Ketika seseorang yang telah mengidap penyakit TBC,
bakteri TBC akan keluar melalui batuk, bersin, atau berbicara dengan
memercikkan ludah, akan ikut melalui ludah tersebut untuk terbang ke
udara. Selanjutnya, bakteri akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara
yang dihirup masuk ke saluran pernapasan.
Penyakit TBC tidak menular melalui kontak fisik, seperti jabat
tangan, atau menyentuh peralatan pribadi milik penderita. Berbagi
makanan dan minuman dengan penderita bahkan berciuman juga tidak
menularkan bakteri TB dari penderita ke orang lain. Gejala-gejala TBC
paru berupa batuk berdahak dalam waktu lama (lebih dari 2 minggu),
penurunan berat badan, keringat malam, batuk darah, demam,
pembesaran kelenjar getah bening, dan nyeri dada. Pengobatan TBC
membutuhkan waktu minimal 6 bulan.
2) Penyakit yang ditimbulkan jika buang air besar (tinja) di sembarang
tempat :
Dampak penyakit yang paling sering terjadi akibat buang air besar
sembarangan adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Escherichia
coli yaitu penyakit yang membuat orang terkena diare. Setelah itu bisa
menjadi dehidrasi, lalu karena kondisi tubuh menurun maka masuklah
penyakit-penyakit lain. Untuk menekan angka kematian akibat diare ini,
semua pihak harus sadar dan segera membuat sanitasi termasuk toilet
yang sehat.

2. Cara Pencegahan Penyebaran Penyakit Melalui Air Liur/Dahak, dan Feaces


1) Pencegahan Penyebaran Penyakit Melalui Air Liur/Dahak
a) Tutup hidung dan mulut dengan tissue saat bersin atau batuk
b) Tidak membuang dahak sembarangan
c) Tutup hidung dan mulut dengan lengan anda buka dengan telapak
tangan, saat bersin atau batuk
d) Gunakan masker yang menutup hidung
e) Buanglah tissue setelah digunakan ke tempat sampah
f) Cuci tangan anda segera dengan air mengalir dan sabun
g) Bersihkan tangan anda dengan alkohol handsc rub.

2) Pencegahan Penyebaran Penyakit Melalui Feaces


a) Pembuangan feaces di tempat yang tepat yaitu di jamban, terutama
yang berasal dari penderita diare, baik penderita bayi, anak ataupun
dewasa
b) Cuci tangan setelah buang air besar, sebelum makan, sebelum
menyuapi anak, atau menyiapkan makanan
c) Menjaga agar air minum terbebas dari kontaminasi feaces, baik air
minum di rumah maupun di sumbernya.
d) Tidak buang air besar di sungai atau kali, dan di tanah.
Kegiata : Penyuluhan di Pengajian Bapak-Bapak
LAPORAN PELAKSANAAN
PENYULUHAN PERSONAL HYGINE DI SD N 04 GEDONG TATAAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES TANJUNGKARANG
TAHUN 2018
PROGRAM PENYULUHAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR (SD)

A. Latar belakang
Personal hygine sangatlah penting dan menjadi kebutuhan sehari-
hari. Personal hygine adalah aspek yang sangat penting dari pendidikan
kesehatan. Menjaga kebersihan bagian badan adalah hal yang harus
dilakukan oleh anak-anak agar terhindar dari penyebaran penyakit.
Personal hygine yang pada dasarenya yang haruis diperhatikan yaitu
personal hygine yang mencakup berapa hal seperti perawatan kulit kepala
dan rambut mata hidung telinga kuku tangan kaki gigi dan perawatan
tubuh secara keseluruhan. Personal hygine pada anak sekolah di indonesia
terdapat beberapa masalah kesehatan seperti batuk, dan pilek ispa.
Dampak yang terjadi pada anak usia sekolah yang tidak begitu mengerti
dengan baik bagaimana menjaga personal hygine khususnya kebersihan
tangan maka akan menimbulkan penyakit cacingan, karena ketika tangan
dalam keadaan tidak bersih dan tangan kontak langsung dengan makanan
maka akan tersebar luas dengan kuman dan bakteri dalam tubuh dan
menimbulkan penyakit. Di Desa sukadadi memiliki sekolah dasar yaitu
sekolah dasar negeri 04 gedong tataan, di SDN 04 ini terdapat (150) siswa
yang teridiri dari siswa kelas 1-6. Berdasarkan pendataan yang telah
dilakukan melalui rumah ke rumah didusun 3 didapatkan hasil bahwa
banyak anak-anak yang mengalami batuk dan pilek. Anak-anak di SD N
04 juga masih banyak ditemukan mengkonsumsi makanan yang tidak
hyginis, selain itu masih banyak anak-anak SD N 04 masih tidak
menggunakan alas kaki saat bermain dilingkungan sekolah. Menurut hasil
dari pendataan melalui kunjungan rumah, ibu-ibu mengatakan bahwa
anak-anak masih belum terbiasa merawat kebersihan diri seperti
membuang ingus dengan baik dan benar, batuk dengan baik dan benar,
mencuci tangan, menggosok gigi dan kebiasaan untuk membuang air besar
di jamban. Hal ini terlihat dari masih adanya anak-anak yang BAB di kali
dan bukan di jamban. Kebiasaan anak-anak yang belum terbiasa dengan
menjaga kebersihan diri, dapat menyebabkan penyakit-penyakit diatas.
Selain melakukan kunjungan melalui rumah ke rumah, kegiatan yang
dilakukan adalah Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dilakukan
dengan tujuan untuk bersama-sama menyeselesaikan masalah kesehatan
kebersihan diri pada anak-anak. Dari hasil MMD tersebut didapatkan hasil
yang disepakati bersama yaitu melakukan penyuluhan di SDN 04 gedong
tataan dan penyuluhan pada anak-anak di desa sukadadi dusun 3, tentang
menjaga kebersihan diri anak-anak.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan siswa SD dapat menerapkan
kembali personal hygine (prilaku hidup bersih dan sehat di sekolah).
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan personal hygine, seluruh siswa mampu :
1. Menjelaskan apa pengertian dari personal hygine
2. Menjelaskan jenis-jenis personal hygine
3. Memperagakan kembali Teknik mencuci tangan yang baik dan benar,
4. Memperagakan kembali gosok gigi yang baik dan benar,
5. Memperagakan kembali BAB yang baik dan benar,
6. Memperagakan kembali cara batuk yang benar,
7. Memperagakan kembali buang mukus ( ingus) yang baik dan benar).
D. Metode
1. Ceramah
b. tanya jawab
c. Peragaan dan Peragaan ulang
E. Media
1. Leaflet
2. LCD,
3. Alat-alat kebersihan diri
F. Sasaran
Siswa-siswi kelas 4-5
G. Strategi
Penyuluhan di lakukan diruangan kelas SDN 04 Gedong Tataan , dimulai dari
jam 09:00 WIB sampai dengan selesai. Penyuluhan akan dilakukan satu kelas
dengan menjelaskan dan memperagakan materi tentang personal hygine
meliputi peragaan gosok gigi yang baik dan benar, BAB yang baik dengan
benar, cuci tangan yang baik dan benar, dan cara batuk, buang ingus yang
benar. Penjelasan materi disertai dengan peragaan yang akan diperagakan
menggunakan alat peraga sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
H. Judul Materi Penyuluhan
Kebersihan diri pada anak-anak
I. Kriteria Evaluasi
1. Anak-anak mampu menyebutkan dan memperagakan kembali cara
menggosok gigi yang baik dan benar
2. Anak-anak mampu menyebutkan dan memperagakan kembali cara BAB
yang baik dan benar
3. Anak-anak mampu menyebutkan dan memperagakan kembali cara
mencuci tanganyang baik dan benar
4. Anak-anak mampu menyebutkan dan memperagakan kembali cara batuk
yang baik dan benar
5. Anak-anak mampu menyebutkan dan memperagakan kembali cara
buang ingus yang baik dan benar
J. Susunan Organisasi
Moderator : Nyoman Anida Rahayu
Pembicara : Lady Intania Permata
Notulen : Jasinda Nova Wijaya
Fasilitator : Sahara Dwi Putri
K. Peserta
Peserta berjumlah 65 siswa-siswi kelas 4 dan 5 SDN 04 Gedong Tataan
L. Lokasi & Waktu
Hari/Tanggal : 19 April 2018
Waktu : 08.00 sampai dengan 11.00 WIB
Tempat : SDN 04 Gedong Tataan
M. Evaluasi Pelaksanaan
1. Evaluasi struktur
a. Ruangan dipakai besar sehingga peserta duduk dengan leluasa dan
tetep berdekatan
b. Sarana pendukung seperti LCD dapat berfungsi dengan baik.

2. Evaluasi proses
a. Acara dimulai terlambat 15 menit, acara dimulai dengan
pembukaan dan perkenalan oleh mahasiswa Poltekes
Tanjungkarang.
b. Mahasiswa berada di depan peserta untuk memandu acara
penyuluhan dan penyampaian materi.
c. Strategi penyuluhan baik karena semua peserta bisa mendapat
materi dengan jelas dan punya kesempatan yang merata untuk
mencoba memperagakan cara personal hyegene yaitu peragaan
buang air, cuci tangan, gosok gigi, batuk, dan buang ingus yang
baik dan benar. Pembicara dapat memberikan bimbingan dan
menjawab pertanyaan dari peserta.
d. Selama proses seluruh anak-anak aktif berperan serta dan
berinteraksi dengan mahasiswa dan sesama peserta.
e. Setelah penyuluhan selesai, dilanjutkan dengan foto bersama
dengan dewan guru beserta peserta penyuluhan.

3. Evaluasi hasil
a. Peseta penyuluhan aktif bertanya dan menjawab, serta aktif dalam
peragaan ulang.
b. Tidak ada peserta yang pulang sebelum waktunya.
c. Peserta sangat senang dan antusias atas penyuluhan yang
disampaikan oleh mahasiswa.
d. Mahasiswa senang dengan kegiatan ini dan mengatakan
mendapatkan pengalaman berharga.
N.Kesimpulan Dan Tindaklanjut
1. Kesimpulan
a. Kegiatan ini menambah wawasan dan keterampilan siswa-siswi
SDN 04 Gedong Tataan.
b. Kegiatan ini menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa
dalam memberikan penyuluhan.
c. Penyuluhan ini juga meningkatkan hubungan yang baik antara
dewan guru, dan peserta penyuluhan dengan mahasiswa.

2. Tindak lanjut
Penyuluhan ini tetap diselenggaran secara rutin dengan topik yang
sesuai dengan kebutuhan siswa-siswi SDN 04 Gedong Tataan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DI SD NEGERI 04

Pengertian PHBS
Seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan sakit, penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan.PHBS di
institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan.
Tujuan PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan,keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana
(social support) dan gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan
meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat dapat
dilihat dalam program perilaku hidup bersih dan sehat.
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan
preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif.Pola hidup
sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dapat
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik,
mental, spiritual maupun sosial.
Manfaat Pembinaan Personal Hygine di SekolahTerciptanya sekolah yang
bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.Meningkatkan
semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar
siswaCitra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga
mampu menarik minat orang tua.Meningkatkan citra pemerintah daerah di
bidang pendidikan.Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
Penerapan Personal Hygine di Sekolah
a. Menanamkan nilai-nilai untuk ber- Personal Hygine kepada siswa sesuai
dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler)
b. Menanamkan nilai-nilai untuk ber- Personal Hygine kepada siswa yang
dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler). Kerja bakti dan
lomba kebersihan kelas. Aktivitas kader kesehatansekolah /dokter kecil.
Pemeriksaan kualitas air secara sederhana. Pemeliharaan jamban sekolah

Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar.Pembudayaan
olahraga yang teratur dan terukur.Pemeriksaan rutin kebersihan: kuku, rambut,
telinga, gigi dan sebagainya.
a. Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
b. Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran
aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain melalui penyuluhan
kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan media poster,
penyebaran leafleatdan membuat majalah dinding.Pengawasan &
penerapan sanksi Pengawas penerapan PHBS di sekolah mencatat
pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah
dibuat seperti merokok di sekolah, membuang sampah sembarangan.
c. Ayo kit amencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
d. Mengapa kita harus mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan
memakai sabun?
1) Air bersih yang mengalir membersihkan kotoran dan kuma-kuman.
2) Sabun dapat membersihkan kotoran dan kuman, dan membunuh
kuman karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di
tangan.
3) Air kotor banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit antara lain mencret atau diare, cacingan, tupes, flu burung
dan lain-lain

Lima langkah CTPS yang benar


1) Basahi tangan seluruhnya dengan air bersih mengalir
2) Gosok sabun ketelapak
3) Gosok punggung tangan
4) Gosok sela-sela jari
5) Bersihkan bagian bawah kuku
6) Bilas tangan dengan air bersih mengalir
7) Keringkan tangan dengan handuk/keringkan dengan udara.

Kapan kita CTPS?


1) Sebelum dan setelah makan.
2) Sebelum memegang makanan.
3) Sebelum melakukan kegiatan apapun yang memasukan jari-jari ke dalam
mulut atau mata.
4) Setelah bermain / berolahraga.
5) Setelah buang air besar dan buang air kecil.
6) Setelah buang ingus.
7) Setelah buang sampah.
8) Setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan peliharaan.
9) Sebelum mengobati luka

Menggunakan jamban sehat


Apa itu jamban?
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jika merasa mulas
atau merasa ingin BAB segera menuju kamar mandi.
Langkah langkah BAB :
a. Bukalah pintu dan masuk ke dalam kamar mandi
b. Tutup pintu
c. Pastikan ada sabun dan air bersih
d. Buka celana
e. Jongkok diatas klosed
f. Melakukan buang air besar
g. Setelah selesai, bersihkan bagian tempat keluarnya faeces dengan air
bersih
h. Siram lubang klosed dengan menggunakan air bersih
i. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir
j. Pakailah kembali celana
k. Buka pintu dan keluar dari kamar mandi
l. Tutup pintu

Cara batuk atau bersin yang baik dan benar


Hal-hal yang anda perlukan:
a. Lengan baju
b. Tissue
c. Sabun dan air
d. Gel pembersih tangan

Adapun langkah-langkah batuk atau bersin yang baik dan benar yaitu;
Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitr anda dan tutup hidung dan
mulutanda dengan menggunakan tissue astau saputangan atau lengan dalam
baju anda setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.
Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai kedalam tempat sampah.
Langkah 3
Tinggalkan ruangan /tempat anda berada dengan sopan dan mengambil
kesempatan untuk pergi cuci tangan dikamar kecil terdekat atau menggunakan
gel pembersih tangan.
Langkah 4
Gunakan masker

Cara menggosok gigi yang baik dan benar


Menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini penting untuk anak-anak
karena kesehatan pada anak merupakan factor penting dalam pertumbuhannya
dan perkembangan anak itu sendiri.
Menurut pernyataan dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO),
kesehatanadalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap
dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan.
Manfaat Menjaga kebersihan gigi
a. Agar terhindar dari kerusakan gigi
b. Dapat memelihara gigi dengan baik

Waktu-waktu yang diharuskan untuk menggosok gigi.


Kapan kita harus menggosok gigi? Ada waktu-waktu yang mengharuskan kita
untuk mencuci tangan, antara lain adalah :
a. Setelah sarapan pagi.
b. Sebelum tidur malam

Langkah-langkah menggosok gigi yang benar


Langkah-langkah menggosok gigi yang benar yaitu:
a. Sikat gigi depan atau gigi seri dan taring dengan cara memutar atau
dengan cara mengosok ke atas dan kebawah.
b. Gosok gigi graham atau gigi bagian dalam dengan cara maju-mundur.
c. Lalu sikat gigi seribagian dalam dengan cara mengeluarkan sisa-sisa
kearah luar.

Cara membuang ingus yang benar


Merupakan pelajaran untuk kebersihan dan etika diri anak. Anak-anak
berusia dua tahun sudah mulai belajar etiket ini dengan meniru orang tua dan
saudara yang lebih tua. Cara termudah untuk mengajarkan cara membuang
ingus yang benar adalah dengan membagi metode menjadi dua komponen,
dibarengi banyak pujian. Jadikan pelajaran ini menyenangkan untuk untuk
meringankan tugas anak dan kedua orang tua.
1) Latih mengembuskan udara melalui mulut terlebih dahulu. Salah satu cara
latihan yang menyenangkan adalah dengan meniup busa menggunakan air
sabun dan sedotan untuk belajar mengontrol napas saat mengembuskan
udara.
2) Tradisi meniup lilin ulang tahun juga bisa digunakan untuk melatih
keterampilan ini dalam cara yang menyenangkan. Anda bisa berpura-pura,
sementara anak yang benar-benar meniup lilin.
3) Anda juga bisa memegang kertas tisu sejauh 15,2 cm dari muka anak, dan
tunjukkan cara menggerakkan tisu dengan ditiup. Benda lain yang bisa
digunakan misalnya kincir dan balon.

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Media : Leaflet

Kegiatan Belajar Mengajar :


Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
5 menit Pembukaan :
2. Membuka kegiatan
dengan mengucapkan
salam.
3. Memperkenalkan diri.
4. Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
5. Menyebutkan materi yag
akan diberikan.
1
15 menit Pelaksanaan :
6. menjelaskan pengertian
PHBS
7. Dapat memperagakan
kembali PHBS (Tekhnik
mencuci tangan yang
baik dan benar, gosok
gigi yang baik dan
benar, BAB yang baik
dan benar, cara batuk
yang benar, buang
mukus ( ingus) yang
baik dan benar).
10 menit Evaluasi :
Memberi kesempatan Anak-
anak untuk bertanya
5 menit Penutupan :
Mengucapkan terima kasih
atas peran serta masyarakat
dan Mengucapkan salam
penutup

Pertanyaan

1. Kapan waktu menggosok gigi ?


2. Bagaimana cara BAB yang benar ?
3. Kapan saja waktu mencuci tangan ?
4. Bagaimana cara batuk yang benar?
5. Bagaimana cara buang ingus yang benar ?
Kegiatan : Penyuluhan di SD Negeri 04
LAPORAN PELAKSANAAN

SENAM SEHAT
DUSUN 3 SUKADADI, GEDONG TATAAN

Oleh :
KELOMPOK 7

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES TANJUNGKARANG
TAHUN 2018
A. PENDAHULUAN
Tujuan dasar senam lansia ini adalah untuk membantu meningkatkan
kesehatan tubuh dan kesehatan organ dalam kita untuk tetap terjaga, karena pola
makan yang harus juga di imbangi dengan olah raga ringan untuk para lansia agar
terhindar dari segala macam jenis penyakit yang disebabkan umur yang sudah
mulai menua. Masyarakat dapat mengetahui betapa pentingnya kesehatan yang
harus di jaga untuk masa tua nanti dengan pelaksanaan senam lansia secara rutin.
Selain itu senam lansia juga dapat meningkatkan hubungan antar warga itu
sendiri.

B. TUJUAN YANG TELAH DICAPAI


1. Peserta mampu mengulang kembali gerakan senam lansia.
2. Peserta mampu meningkatkan kondisi kesehatan terutama para lansia
melalui partisipasi dalam kegiatan olahraga senam lansia.
3. Peserta mengambil keputusan untuk menerapkan hidup sehat dengan cara
rutin mengikuti kegiatan senam lansia.

C. MATERI
Muatan materi yang diberikan disesuaikan dengan tujuan dari pelatihan ini, yaitu:
1. Senam Hipertensi
2. Senam Rematik
3. Senam Kebugaran (Mahumere)

D. METODE PENYULUHAN
Metode penyuluhan dalam bentuk peragaan dan peragaan ulang.

E. PESERTA
Peserta berjumlah 25 orang warga dusun 3 Sukadadi, Gedong Tataan

F. LOKASI & WAKTU


Hari/Tanggal : 19 April 2018
Waktu : 06.30 s/d selesai
Tempat : Halaman Rumah Kepala Dusun 3 Desa Sukadadi, Gedong Tataan

G. EVALUASI PELAKSANAAN
1. Evaluasi struktur
a. Ruangan yang dipakai yaitu halaman yang lumayan luas sehingga peserta
dapat dengan leluasa mengikuti setiap gerakan senam yang dilakukan oleh
instruktur.
b. Sarana pendukung seperti salon, laptop, pelantang suara yang dapat
berfungsi dengan baik.

2. Evaluasi proses
a. Acara dimulai dengan melakukan pemeriksaan kesehatan yang
didampingi oleh Pembimbing Lahan. Pemeriksaan yang dilakukan
seperti timbang BB, tensi, pemeriksaan glukosa, kolesterol dan asam urat
oleh mahasiswa Poltekes Tanjungkarang kelompok 7 dan 8.
b. Selanjutnya peserta diminta untuk berbaris dengan rapid dan bersiap
untuk melakukan senam yang dipimpin oleh instruktur dari beberapa
mahasiswa kelompok 7 dan 8.
c. Peserta mengikuti setiap gerakan yang dilakukan oleh instruktur senam
d. Strategi penyuluhan seperti ini baik karena semua peserta bisa melakukan
gerakan senam lansia bersama
e. Selama proses seluruh peserta aktif ikut serta dan berinteraksi dengan
mahasiswa dan sesama peserta.
f. Setelah penyuluhan selesai, dilanjutkan dengan makan roti, minum, dan
istirahat, kemudian dilanjutkan dengan pemberian doorprize bagi peserta
yang datang lebih awal.

3. Evaluasi hasil
a. Peserta aktif mengikuti setiap gerakan yang dilakukan oleh instruktur
senam dan dapat memperagakan ulang.
b. Peserta menyatakan senang dan mendapat manfaat dari adanya kegiatan
senam lansia.
c. Peserta memberikan saran agar kegiatan senam dapat dilakukan dihari-hari
berikutnya.
d. Tidak ada peserta yang pulang sebelum waktunya.
e. Peserta sangat antusias dan menyambut baik kegiatan ini.
f. Mahasiswa senang dengan kegiatan ini dan mengatakan mendapatkan
pengalaman berharga.

H.KESIMPULAN DAN TINDAKLANJUT


1. Kesimpulan
a. Kegiatan ini menambah wawasan warga dusun 3 sukadadi
b. Kegiatan ini menambah wawasan dan ketrampilan mahasiswa dalam
memberikan penyuluhan dan kordinasi acara
c. Penyuluhan ini juga meningkatkan hubungan yang baik antara
peserta yaitu warga dusun 3 sukadadi dengan mahasiswa.
2. Tindak lanjut
Penyuluhan ini tetap diselenggaran secara rutin dengan hari dan tempat
yang disepakati bersama.
Kegiatan : Senam Sehat Dusun III Sukadadi

Anda mungkin juga menyukai