RORI WILANDA
2014901082
RORI WILANDA
2014901082
ABSTRAK
Keperawatan perioperatif adalah gabungan yang mencakup tiga fase
pengalaman pembedahan, yaitu praoperatif, intra operatif, dan pasca operatif.
Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus untuk melahirkan janin dari dalam
rahim. (Porwoastuti, 2015). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018,
menunjukkan proporsi persalinan di fasilitas kesehatan meningkat dari 66,7%
menjadi 79,3% dan peningkatan proporsi pelayanan kunjungan nifas lengkap
dari 32,1% menjadi 37%.
Tujuan penelitian ini untuk memberikan gambaran pelaksanaan asuhan
keperawatan perioperatif pada pasien G2P2A0 34 Minggu + Ketuban Pecah
Dini dengan Tindakan Sectio Caesarea di RSUD Alimuddin Umar Lampung
Barat Tahun 2021.Pengumpulan data di laksanakan di Ruang Operasi RSUD
Alimuddin Umar Lampung Barat tanggal 17 Juni 2021. Subjek asuhan
keperawatan ini sebanyak satu orang yang akan dilakukan tindakan sectio
caesarea. Pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu wawancara
terstruktur dan participant observation. Sumber data yang digunakan yaitu
pasien dan stastus rekam medik.
Hasil asuhan keperawatan perioperatif pada pasien G2P2A0 34
Minggu + Ketuban Pecah Dini dengan Tindakan sectio caesarea di RSUD
Alimuddin Umar Lampung Barat Tahun 2021, pada fase pre operasi tingkat
cemas menurun ditandai dengan klien mengatakan sudah merasa lebih tenang,
klien mengatakan sudah mengerti tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan. Pada fase intra operasi tidak terjadi perdarahan ditandai dengan
perdarahan ±300cc, CRT 2 detik. Pada fase post operasi dengan termugulasi
membaik ditandai dengan klien mengatakan dingin berkurang, suhu tubuh
35,7ºC, suhu ruangan menjadi 24ºC, terpasang selimut pada tubuh klien.
iii
HEALTH POLYTECHNIC OF TANJUNGKARANG
NURSING MAJOR
ADVANCED NERS PROFESSIONAL
ABSTRACT
Perioperative nursing is a combination that includes three phases of the surgical
experience, namely preoperative, intraoperative, and postoperative. Sectio Caesarea
is a surgery to give birth to a fetus by opening the abdominal wall and uterine wall to
deliver the fetus from inside the uterus. (Porwoastuti, 2015). According to the results
of the 2018 Basic Health Research, the proportion of deliveries in health facilities
increased from 66.7% to 79.3% and an increase in the proportion of complete
postpartum visit services from 32.1% to 37%.
The purpose of this study was to provide an overview of the implementation of
perioperative nursing care for patients G2P2A0 34 weeks + premature rupture of
membranes with Sectio Caesarea at Alimuddin Umar Hospital, West Lampung in
2021. Data collection was carried out in the Operation Room of Alimuddin Umar
Hospital, West Lampung on 17 June 2021. Subjects This nursing care is as many as
one person who will perform sectio caesarea. The data collection used by the author
is structured interviews and participant observation. Sources of data used are
patients and medical record status.
The results of perioperative nursing care for patients G2P2A0 34 weeks + premature
rupture of membranes with sectio caesaria at Alimuddin Umar Hospital, West
Lampung in 2021, in the preoperative phase the level of anxiety decreased marked by
the client saying he felt calmer, the client said he understood about the procedure.
will be done. In the intraoperative phase, there was no bleeding, indicated by
bleeding ±300cc, CRT 2 seconds. In the post-operative phase, with improved
regulation, the client said that the cold had decreased, body temperature was 35.7ºC,
room temperature was 24ºC, and a blanket was attached to the client's body.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena atas
karunia-Nya sehingga dalam menyelesaikan laporan studi kasus “Asuhan
Keperawatan Perioperatif Pada Pasien G2P2A0 34 Minggu + Ketuban Pecah Dini
dengan Tindakan Sectio Caesarea di Ruang Operasi RSUD Alimuddin Umar Liwa”
penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penyusun
berkenan menyampaikan terimakasih kepada:
1. Warjidin Aliyanto, S.KM., M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Tanjungkarang
Tanjungkarang
3. Dr. Anita, M.Kep, Sp. Mat, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
6. Pihak Rumah Sakit RS Alimuddin Umar Liwa yang telah banyak membantu
Akhir kata, semoga Allah SWT yang membalas segala kebaikan semua pihak yang
terlibat dalam membantu menyelesaikan laporan akhir ini. Semoga laporan ini
bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Bandar Lampung, Agustus 2021
Penulis
v
BIODATA PENULIS
Nama : Rori Wilanda
NIM : 2014901082
Tempat/Tanggal Lahir : Bakhu, 27 Mei 1998
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :Bakhu, Batu Ketulis, Lampung Barat,
Lampung
RIWAYAT PENDIDIKAN :
TK (2003-2004) : Darma wanita Bakhu
SD (2004-2010) : SD Negri 2 Bakhu
SMP (2010-2013) : SMP Negeri 1 Belalau
SMA (2013-2016) : SMA Negeri 1 Belalau
D IV Keperawatan (2016-2020) : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Profesi Ners (2020-2021) : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
Penulis
RORI WILANDA /2014901082
Telah diperiksa, disetujui dan untuk dipertahankan dalam sidang laporan akhir di
Program Studi Profesi Ners Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Tahun Akademik
2020/2021.
Pembimbing I
Pembimbing II
vii
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis
RORI WILANDA/2014901082
Diterima dan disahkan oleh tim penguji laporan tugas akhir Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Tahun Akademik 2020/2021 sebagai
persyaratan menyelesaikan pendidikan Prodi Ners keperawatan.
Ketua Penguji
Penguji Anggota I
Penguji Anggota II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
viii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ILMIAH
Rori Wilanda
NIM. 2014901082
ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
LAPORAN AKHIR PROFESI NERS UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademik Poltekkes Tanjungkarang Kemenkes RI, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Rori Wilanda
NIM : 2014901082
Program Studi : Profesi Ners
Jurusan : Keperawatan
Jenis Karya : Laporan akhir profesi Ners
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Poltekkes Tanjungkarang Kemenkes RI Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
Exclusive Royalty- Free Right)atas karya laporan Akhir Profesi Ners saya yang
berjudul :
“Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Pasien G2P2A0 34 Minggu + Ketuban
Pecah Dini dengan Tindakan Sectio Caesarea di Ruang Operasi RSUD
Alimuddin Umar Liwa”
Besera perangkat yang ada (diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif
ini Poltekkes Tanjungkarang Kemenkes RI berhak menyimpan, mengalih media/
format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagi
penulis pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bandar Lampung
Pada : Agustus 2021
Yang menyatakan,
Rori Wilanda
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN SAMPUL............................................................................................. ii
ABSTRAK................................................................................................................ iii
ABSTRACT.............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................. v
BIODATA PENULIS............................................................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... vii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... viii
HALAMAN PERNYATAN ORISINILITAS........................................................ ix
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI........................................................... x
DAFTAR ISI............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................
B. Perumusan Masalah...............................................................
C. Tujuan......................................................................................
D. Manfaat....................................................................................
E. Ruang Lingkup........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep Perioperatif...............................................
B. Tinjauan Asuhan Keperawatan.............................................
C. Tinjauan Konsep Penyakit.....................................................
D. Jurnal Terkait..........................................................................
BAB III METODE
A. Fokus Asuhan Keperawatan..................................................
B. Subyek Asuhan........................................................................
C. Lokasi dan Waktu...................................................................
D. Pengumpulan Data..................................................................
E. Penyajian Data........................................................................
F. Prinsip Etik..............................................................................
BAAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.............................................................................................
B. Pembahasan................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..............................................................................
B. Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan. Kesalahan dalam mengelolah ketuban pecah dini akan
membawa akibat meningkatnya angka morbilditas dan mortalitas ibu maupun
bayi. Kalau segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan insedensi bedah cesar
dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikkan insedensi
chorioamnionitis atau infeksi pada air ketuban (Nugroho, 2016). Dalam keadaan
normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini
(Sarwono, 2017).
Indonesia masih memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 AKI 305/100.000 kelahiran hidup,
memperlihatkan tiga kali lipat dibandingkan target MDGs (102/100.000 kelahiran
hidup). Sedangkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKT)
tahun 2017 menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 21 per
1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2020). Hal ini menjadi pertimbangan yang
dilanjutkan dalam program Sustainable Deurlopul Gauls (SDGs), yang salah satu
tujuannya memastikan hidup yang sehat dan memajukan kesejahteraan bagi
semua orang di semua usia (WHO, 2015). Adapun target penurunan AKI tahun
2030 adalah 70/100.000 kelahiran hidup serta target penurunan AKN adalah
10/1000 dan AKB 16/1000 kelahiran hidup pada tahun 2024 (Kemenkes RI,
2020).
Menurut Kemenkes RI (2020), infeksi (207 kasus) merupakan urutan
ketiga penyebab kematian ibu terbanyak tahun 2019. Sedangkan untuk kematian
neonatus, dari 29.322 kematian balita, 69% (20.244 kematian) diantaranya terjadi
pada masa neonatus, dimana 80%nya terjadi pada enam hari pertama kehidupan.
Salah satu keadaan ibu hamil beresiko mengalami infeksi adalah karena
mengalami ketuban pecah sebelum fase persalinan pada kehamilan preterm.
Penanganan yang kurang tepat atau memadai terutama dalam kasus
patologi 1-2 ibu bersalin dengan ketuban pecah dini, seperti terkenanya virus atau
1
2
infeksi air ketuban. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan cara
penanganan dan peningkatan kinerja yang memadai (Hakimi, 2019).
KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang
bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada
bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu
sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya
prematuritas dan respiration dystress syndrome atau gangguan pernapasan bayi
baru lahir karena belum matang fungsi paru (Nugroho, 2016).
Sectio caesarea (SC) adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerektomi
untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Padila, 2015). Faktor risiko yang
mempengaruhi terjadinya KPD secara garis besar disebabkan oleh faktor maternal
termasuk faktor uteroplasenta dan faktor janin. Faktor maternal yang dapat
memicu robeknya selaput membran amnion pada prinsipnya dipengaruhi karena
terjadinya perubahan komponen dan struktur kolagen membran. Perubahan
tersebut dapat menyebabkan berkurangnya elastisitas kolagen (Caughey dkk, 2008
dalam Metti, Elvia 2021).
Untuk menekan tingginya angka kematian pada ibu dan janin saat proses
persalinan dilakukan berbagai upaya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
persalinan dengan tindakan operasi yaitu sectio caesarea. Kedaruratan ginekologi
dan obstetri dapat timbul mendadak dan tidak diduga. Dikhawatirkan perdarahan
pervaginam, nyeri pelvis maupun ketuban pecah dini memerlukan pertolongan
medis segera. Menurut World Health Organization (WHO) 2015 selama hampir
30 tahun tingkat persalinan dengan sectio caesarea menjadi 10 % sampai 15%
dari semua proses persalinan dinegara Negara berkembang.
Angka persalinan sectio caesarea di provinsi Lampung tahun 2017
menurut hasil Riskesdas sekitar 4,5%, angka kejadian sectio caesarea di Kota
Bandar Lampung pada tahun 2012 adalah 3.401 dari 170.000 persalinan (20%)
dari seluruh persalinan (Dinkes Provinsi Lampung, 2018).
Dari hasil pengamatan peneliti saat melakukan praktik keperawatan
perioperatif di RS Alimuddin Umar Liwa sebagian besar pasien yang akan
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil rumusan masalah
adalah bagaimana asuhan keperawatan perioperatif pada pasien G2P2A0 34
minggu dengan Ketuban Pecah Dini dengan Tindakan Sectio Caesarea di
Ruang Operasi RSUD Alimuddin Umar Liwa Tahun 2021.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan perioperatif pada pasien
G2P2A0 34 minggu dengan Ketuban Pecah Dini dengan Tindakan Sectio
Caesarea di Ruang Operasi RSUD Alimuddin Umar Liwa.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan asuhan keperawatan pre operatif (pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, dan evaluasi) pada klien G2P2A0 34 minggu
dengan Ketuban Pecah Dini dengan Tindakan Sectio Caesarea di Ruang
Operasi RSUD Alimuddin Umar Liwa
b. Menggambarkan asuhan keperawatan intra operatif (pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi) pada klien G2P2A0 34
minggu dengan Ketuban Pecah Dini dengan Tindakan Sectio Caesarea di
Ruang Operasi RSUD Alimuddin Umar Liwa
c. Menggambarkan asuhan keperawatan post operatif (pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi) pada klien G2P2A0 34
minggu dengan Ketuban Pecah Dini dengan Tindakan Sectio Caesarea di
Ruang Operasi RSUD Alimuddin Umar Liwa
4
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Karya tulis ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk menambah
pengetahuan dan bahan bacaan dalam memberikan asuhan keperawatan
dalam ringkup perioperatif.
2. Manfaat praktisi
a. Manfaat bagi perawat
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan edukasi dalam
mengatasi pasien G2P2 A0 34 minggu dengan ketuban pecah dini dengan
tindakan sectio caesarea sesuai dengan standar operasional yang berlaku
dengan tahapan pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
pembuatan intervensi keperawatan, pelaksanaan implementasi dan
evaluasi baik pre operasi, intra operasi, maupun post operasi.
b. Manfaat bagi rumah sakit
Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dalam pelayanan asuhan keperawatan secara komprehensif
baik saat pre operasi, intra operasi, maupun post operasi.
c. Manfaat bagi pendidikan
Diharapkan asuhan keperawatan perioperatif ini dapat digunakan
dan bermanfaat dan juga sebagai acuan untuk dapat meningkatkan
keilmuan mahasiswa terutama dalam bidang keperawatan perioperatif.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan tugas akhir ini berfokus pada keperawatan
perioperatif pada pasien G2P2A0 34 minggu dengan ketuban pecah dini
dengan tindakan Sectio Caesarea Tahun 2021. Lokasi dilakukan di Ruang
Operasi RSUD Alimuddin Umar Liwa. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Juni 2021, subjek pada penulisan asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami masalah ketuban pecah dini, dengan melakukan asuhan
5
keperawatan pada pasien pre operasi, intra operasi, post operasi yang akan
dilakukan tindakan operasi sectio caesarea.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
7. Komplikasi KPD
Komplikasi pada KPD dapat menyebabkan infeksi
intrapartum (korioamnionitis), persalinan preterm yang
menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah, gawat janin dan
kematian janin akibat hipoksia, oligohidramnion, bahkan sering
terjadi partus kering (dry labor) karena air ketuban habis (Rukiyah
dan Yulianti, 2010). Komplikasi yang timbul akibat KPD
bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal
maupun neonatal, persalinan premature, hipoksia karena kompresi
tali pusat, meningkatnya insiden seksio sesarea atau gagalnya
persalinan normal (Prawirohardjo, 2014).
8. Penanganan KPD
Penanganan KPD memerlukan pertimbangan usia gestasi,
adanya infeksi pada kehamilan ibu dan janin, serta adanya tanda-
tanda persalinan (Prawirohardjo, 2014).
a. KPD dengan kehamilan aterm
1) Diberikan antibiotika prafilaksis, ampisilin 4x500
mg selama 7 hari
2) Dilakukan pemeriksaan “admission test” bila ada
kecendrungan dilakukan terminasi kehamilan
3) Observasi temperature rektal setiap 3 jam, bila ada
kecenderungan meningkat lebih atau sama dengan
37,6 C, segera dilakukan terminasi
4) Bila temperature rektal tidak meningkat, dilakukan
13
Yaitu para primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelainan letak ada, disporporsi sefalo pelvik (disproporsi
janin/panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk,
terdapat kesempian panggul, placenta previa terutama pada
primigravida, solutsio placenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan
yaitu pre eklampsia-eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang
disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan
(kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya.)
e. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan
ciri pucat dan bergaris warna darah.
f. Jika duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah
g. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung
janin bertambah cepat merupakan tanda ± tanda infeksi yang
terjadi.
Pada segmen bawah uterus dibuat insisi melintang yang kecil. Kepala
janin terletak dibalik insisi dieskstraksi atau didorong diikuti oleh
bagian tubuh yang lainnya kebudian plesena serta selaput ketuban.
Keuntungan :
1) Insisi ada pada segmen bawah uterus.
2) Otot tidak dipotong tetapi dipisah kesamping; cara ini
mengurangi pendarahan
3) Insisi jarang terjadi sampai plasenta
4) Kepala janin biasanya terletak dibawah insisi dan mudah
diekstraksi
5) Lapisan otot yang tipis dari segmen bawah rahim lebih mudah
dirapatkan kembali
6) Keseluruhan luka insisi terbungkus oleh lipatan vesicouterina
sehingga mengurangi merembesan ke dalam cavum peritonei
generalisata.
Kerugian :
16
5. Komplikasi
Menurut Wikjosastro (2007) komplikasi Sectio caesarea sebagai berikut :
a. Infeksi puerperal
Infeksi puerperalis adalah semua peradangan yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genetalia pada waktu
persalinan dan nifas bersifat ringan; kenaikan suhu selama beberapa
hari dalam nifas, sedang; suhu meningkat disertai dehidrasi, berat;
peritonealis dan sepsis.
b. Pendarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-
cabang arteri ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
c. Ruptur Uteri
robekan terjadi pada semua lapisan miometrium termasuk peritoneum.
Yang terjadi secara spontan atau akibat trauma dan dapat terjadi pada
uterus yang utuh atau yang sudah mengalami cacat rahim.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemantauan EKG
b. JDL dengan diferensial
c. Elektrolit
d. Hemoglobin/Hematokrit
e. Golongan dan pencocokan silang darah
f. Urinalisis
g. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
h. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
18
7. Penatalaksanaan Medis
a. Analgesik diberikan setiap 3 – 4 jam atau bila diperlukan seperti
Asam Mefenamat, Ketorolak, Tramadol.
b. Pemberian tranfusi darah bila terjadi perdarahan partum yang
hebat.
c. Pemberian antibiotik seperti Cefotaxim, Ceftriaxon dan lain-lain.
d. Pemberian cairan parenteral seperti Ringer Laktat dan NaCl
BAB III
METODE
A. Fokus Asuhan Keperawatan
Pada laporan tugas akhir ini fokus asuhan keperawatan perioperatif yaitu
pre operatif, intra operatif dan post operatif di ruang operasi yang meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Asuhan
keperawatan berfokus pada kasus pada pasien G2P2A0 34 minggu dengan
ketuban pecah dini dengan tindakan Sectio Caesarea di Ruang Operasi RSUD
Alimuddin Umar Liwa Tahun 2021
B. Subyek Asuhan
Subyek dalam laporan ini adalah asuhan keperawatan pada pasien Ny. S
yang berusia 30 tahun, dengan diagnosa medis G2P2A0 34 minggu dengan
ketuban pecah dini yang akan dilakukan tindakan operasi sectio caesarea
diruang operasi RSUD Alimuddin Umar Liwa.
D. Pengumpulan Data
Penulis telah melakukan inform consent kepada pasien dan keluarga
untuk meminta ketersediaan menjadi subyek asuhan keperawatan. Kemudian
penulis mengumpulkan data antara lain sebagai berikut:
19
20
Data hasil pengumpulan berupa data subjektif dan data objektif. Data
subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap situasi dan kejadian, sedangkan data objektif adalah data yang
dapat di observasi dan diukur oleh perawat. Metode pengumpulan data
didapatkan melalui komunikasi/wawancara/anamnesis, observasi, dan
pemeriksaan fisik.
E. Penyajian Data
Penyajian pada laporan tugas akhir ini menggunakan bentuk narasi dan
tabel tentang hasil respon pasien terhadap penerapan tindakan keperawatan di
ruang operasi RSUD Alimuddin Umar Liwa. Penulisan pada penyajian data
dalam laporan tugas ini menggunakan :
1. Narasi
Penyajian secara narasi yaitu penyajian data hasil laporan tugas akhir dalam
bentuk kalimat yang menjelaskan kondisi terkait pasien, pengkajian dari
fase pre operatif hingga post operatif.
2. Tabel
Penulis menggunakan tabel untuk menjelaskan hasil tindakan keperawatan
pada pasien dimasukan kedalam tabel.
F. Prinsip Etik
Menurut Notoatmojo (2018) penulisan ini dilandasi oleh etika penelitian :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
21
BAB IV
22
I. Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
No. RM : 12.08.66
Tgl. MRS : 17 Juni 2021
Suku/Bangsa : Lampung
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Gol. Darah :O
Alamat : Suka Jaya
Diagnosa : G2P2A0 34 minggu + ketuban pecah dini ± 17 jam
a. Riwayat Praoperatif
a. Klien mulai dirawat pada tanggal 17 J un i 2021 pada pukul 10.20 WIB
b. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : Simetris
- Palpasi : Pulsasi pada dinding dada teraba kuat, tidak ada nyeri tekan
bawah ICS IV linea parasternal dextra, kiri atas ICS II linea parasternal
sinistra, kiri bawah ICS V medial linea midklavikularis sinistra
(dup)
Pada pemeriksaan paru :
25
- Perkusi : Sonor
Abdomen :
- Inspeksi : Bentuk perut bulat, tampak linea nigra dan striae
- Palpasi :
5 5
c. Pemeriksaan Penunjang :
26
Hasil :
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 10,5 gr% 12 – 14 gr%
Leukosit 15.100 ul 4500 – 10500 ul
Eritrosit 4,5 jt ul 4,2 – 5,4 jt ul
Trombosit 224000 ul 159 – 400 rb ul
Hematokrit 39 % 38 – 47 %
URINE
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Protein Negatif Negatif (< 30 mg/dl)
Glukosa Negatif Negatif (< 30 mg/dl)
Keton Negatif Negatif (< 50 mg/dl)
IMUNOLOGI
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HbSAg NR NR
Rapid Test NR NR
KIMIA DARAH
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Urea 20 mg/dl 10 – 40 mg/dl
Creatinin 0,9 mg/dl 0,7 – 1,3 mg/dl
GDS 80 mg/dl < 200 mg/dl
Hasil :
- Berat janin 2700 gram
5. Pengkajian kecemasan
Kuesioner Zung-Self Anxiety Rating Scale (ZSAS)
Kadang-
Pertanyaan Sangat Jarang Sering Selalu
Kadang
Saya merasa lebih gugup dan
cemas dari biasanya 2
Saya merasa takut tanpa alas an 3
Saya mudah marah atau Merasa 3
panic
Saya merasa seperti tak berdaya 3
Saya merasa baik-baik saja dan
tidak ada sesuatu yang buruk 2
akan terjadi
Tangan dan kaki saya gemetar
2
akhir-akhir ini
Saya merasa terganggusakit kepala,
leher dan nyeri
3
Punggung
Saya merasa lemah dan cepat lelah
3
Saya tidak merasa tenang dan
dapat duduk dengan santai 2
Saya merasa jantung saya
3
berdetak sangat cepat
Saya terganggu karena pusing 3
Saya pingsan atau merasa
1
seperti mau pingsan
Saya tidak dapat bernapas
dengan mudah 3
Saya merasa mati rasa dan
kesemutan di jari tangan dan jari kaki 2
- Kadang-kadang :2
- Cukup sering :3
6. Pemberian obat-obatan :
a. Obat – obatan (diberikan sebelum hari pembedahan)
Tgl / jam Nama Obat / Cairan Jenis Obat Dosis Rute
06/06/2021 Ringer Lactat Cairan kristaloid 20 tpm IV
Klien datang ke ruang operasi pada tanggal 17 Juni 2021 pukul 10.30 WIB dengan
kesadaran composmentis. Terpasang infus RL 40 tpm. Terpasang foley chateter dan
telah dilakukan pencukuran area operasi.
Tanda – tanda vital :
TD : 130/85 mmhg
29
Nadi : 86 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 36,4C
Saturasi O2 : 100%
b. INTRAOPERATIF
10.47 WIB Pisahkan vesika urinaria dan miometrium dengan diseksi tumpul pada ruang
antara vesikouterina
Haak diletakkan agar uterus terlihat
Dilakukan insisi pada miometrium hingga uterus dan lebarkan secara tumpul
dengan tangan operator atau gunting
31
Menyelipkan tangan ke dalam rongga uterus di antara simfisis dan kepala bayi
untuk mengeluarkan kepala
Penjepitan tali pusat dengan menggunakan klem dan digunting kemudian
11.00 WIB
mengeluarkan plasenta
Memastikan tidak terdapat jaringan yang tertinggal dan kontrol perdarahan
sebelum melakukan reparasi uterus
11.15 WIB Penjahitan lapisan demi lapisan (uterus hingga kutis)
11.30 WIB Sign out
Pembersihan dan penutupan area luka
Operasi selesai dan alat dibereskan
7. Tindakan bantuan yang diberikan selama pembedahan :
- Pemberian oksigen 2 L/menit,
- Suction
- Pemberian selimut
C. POST OPERASI
1. Klien pindah ke recovery room pukul 11.30 WIB
2. Keluhan saat di RR/PACU :
Klien mengatakan badan terasa dingin. Klien tampak menggigil, akral teraba dingin.
Suhu ruangan 22ͦC.
TTV :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 76 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 35 ͦC
SpO2 : 98%
3. Air Way :
Tidak terpasang OPA, tidak ada sekret. Tidak ditemukan masalah.
4. Breathing :
Napas spontan dengan RR 22 x/menit
5. Sirkulasi :
32
Saturasi oksigen 99%, Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 76 x/menit, Pernapasan 22
x/menit, Suhu 35 ͦC.
6. Observasi Recovery Room
BROMAGE SCORE
NO KRITERIA SCORE SCORE
1 Dapat mengangkat tungkai bawah 0
2 Tidak dapat menekuk lutut tetapi dapat mengangkat kaki 1 1
Tidak dapat mengangkat tungkai bawah tetapi masih
3 2
dapat mengangkat lutut
4 Tidak dapat mengangkat kaki sama sekali 3
KETERANGAN
Pasien dapat di pindah kebangsal, jika score kurang dari 2
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 35,6 ͦC
SpO2 : 99%
9. Kesadaran : Composmentis
10. Balance cairan : + 247
Leher
Dada
Abdomen Terdapat luka post op sectio caesarea ±
12 cm
Genitalia
Integumen
Ekstremitas Kedua ekstremitas bawah belum dapat
digerakkan karena efek dari anestesi
spinal
ANALISA DATA
KEPERAWATAN
Pre Operasi
DS :
- Klien mengatakan khawatir dengan
tindakan operasi yang akan dilakukan
- Klien mengatakan baru pertama kali
menjalani operasi
DO :
- Klien tampak lemah
- Wajah klien tampak tegang dan pucat
- Klien tampak banyak bertanya tentang
prosedur operasi
- Tanda – tanda vital :
TD : 130/85 mmhg
Nadi : 86 x/menit
RR : 26 x/menit Ansietas Krisis Situasional
Suhu : 36,4ºC (Pre Operasi Sectio
SpO2 : 100% Caesarea)
- Skor kecemasan 49 dengan tingkat
kecemasan sedang di ukur dengan alat
ukur kecemasan Zung- Self Anxiety
Rating Scale (ZSAS)
35
Intra Operasi
DS : -
DO :
-Pasien dilakukan pembedaha pada
abdomen
- Pasien tampak mengalami perdarahan
300cc Risiko Perdarahan Tindakan
- Pasien tampak terpasang infuse RL 28 Pembedahan
tetes/menit
- Akral dingin
- TTV
TD :130/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu : 35ºC
Post Operasi (di RR/PACU) Risiko Hipotermia Terpaparsuhu
DS : lingkungan rendah
- Klien mengatakan badan terasa dingin
DO :
- Klien tampak mengigil
- Akral teraba dingin
36
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (pre operasi sectio caesarea)
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
A : Ansietas
P : Lanjutkan Intervensi
Reduksi Ansietas
1. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
klien
2. Latih tekhnik relaksasi nafas dalam
CATATAN PERKEMBANGAN
41
CATATAN PERKEMBANGAN
42
B. Pembahasan
a. Perioperatif
1. Pre Operasi
Klien datang ke rumah sakit melalui IGD pada tanggal 17 Jui 2021
pukul 10.20 WIB dengan keluhan keluar keliar air ketuban sejak kemarin
pukul 05.00 WIB, Usia kehamilan 34 minggu. Klien dirujuk dari puskesmas
ngambur muleshilang timbul, keluar lender (+), darah (-). Saat di IGD
dilakukan vaginal touche didapatkan hasil tidak ada pembukaan dengan portio
teraba tebal dan tidak ada kontraksi. Keluarga menolak tindakan induksi.
Dilakukan pemeriksaan USG didapatkan hasil bahwa ketuban kurang dari
normal dan usia kehamilan aterm dan hasil lab leukosit lebih dari nilai normal,
43
b. Diagnosa Keperawatan
ruangan 22ͦC, terpasang selimut pada seluruh tubuh dan kepala, dan suhu
klien 35,8ͦC.
Hal ini menandakan bahwa antara teori dengan diagnosa aktual memiliki
kesamaan. Untuk diagnosa pertama tindakan yang dilakukan adalah
mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah, memonitor tanda ansietas,
menganjurkan keluarga untuk tetap bersama klien, relaksasi nafas dalam,
dan menjelaskan prosedur tindakan.
Dalam Jurnal Abulyatama (2019), dengan penjelasan informasi pre
operasi akan membantu mengurangi kecemasan, stress, persepsi buruk
tentang operasi sehingga pasien mengerti tentang tindakan yang akan
dilakukan kepadanya. Kemudian dapat memenuhi kebutuhan pasien tentang
pengetahuan operasi, meningkatkan keamanan pada pasien, meningkatkan
kenyamanan psikologis dan fisiologis, meningkatkan kepatuhan terhadap
interuksi yang dijelaskan. Sehinggga dapatmenurunkan tingkat kecemasan
pada pasien sebelum melakukan tindakan operasi.
Untuk diagnosa kedua tindakan yang dilakukan adalah
mengidentifikasi kebutuhan keselamatan, menggunakan ESU,
menggunakan perangkat pelindung, dalm melakukan sign out (surgical
cheklist)
A. Kesimpulan
1. Pre Operasi
Dalam kasus ini pengkajian yang didapatkan saat pre operasi adalah pasien
mengatakan cemas karena ini merupakan operasi pertamanya, wajah pasien
tampak tegang, wajah pucat. Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa
preoperatif untuk diagnosa ansietas adalah kaji monitor tanda-tanda ansietas,
monitor TTV, ciptakan suasana terapuetik untuk menumbuhkan kepercayaan,
temani pasien untuk mengurangi kecemasan, anjurkan pasien mengungkapkan
yang dirasakan, gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan, ajarkan
teknik relaksasi nafas dalam dan jelaskan prosedur termasuk sensasi yang
mungkin dialami. Evaluasi dari pada fase preoperatif dengan ansietas teratasi
ditandai dengan cemas berkurang, pasien dapat melakukan relaksasi tarik
nafas dalam.
2. Intra Operasi
Pada saat intraoperasi diagnose yang muncul yaitu resiko perdarahan b.d
tindakan pembedahan. Intervensi yang dilakukan meliputi monitor tanda dan
gejala pendarahan, monitor tanda vital, kolaborasi pemberian terapi cairan.
Evaluasi pada fase intra operasi menunjukkan tidak terjadi resiko pendarahan
dengan ditandai pendarahan terkontrol ±300cc, luka telah dijahit sepanjang
±12cm.
3. Post Operasi
Pada saat post operasi pasien mengalami resiko hipotermia ditandai dengan
pasien mengeluh kedinginan, akral teraba dinginn, kulit pucat, suhu 35,4C.
47
48
Diagnosa post operasi resiko hipotermia dilakukan monitor TTV, beri selimut
penghangat, monitor suhu ruangan, anjurkan minum air hangat. Evaluasi pada
fase postoperatif evaluasi di recovery room menunjukan bahwa menggigil
berkurang, suhu tubuh 34,80C menjadi 35,70C, pasien mengggunakan selimut.
B. Saran
INFORMED CONSENT
I. PENGKAJIAN
Identitas klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Suku/Bangsa :
Agama :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Gol.Darah :
Alamat :
Tanggunagn :
No.RM :
Tgl Masuk Rs :
Diagnosa :
A. Riwayat Praoperatif
1. Pasien mulai dirawat tanggal: ....................... Ruang: .......................
Ringkasan hasil anamnese preoperatif:
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
........................................................................................................
2. Hasil pemeriksaan fisik:
a. Tanda-tanda vital, tgl ............................................. jam :..........................
Kesadaran : ...................... GCS: ..................... , orientasi :......................
Tekanan darah : ........... mmHg, Nadi :............. x/m, RR:........... x/m,
Suhu:...............°C
b. Pemeriksaan fisik
Kepala & leher :
...................................................................................................................
Thorax (jantung & paru):
......................................................................................................................
Abdomen:
.......................................................................................................................
Ekstremitas ( atas dan bawah)
.......................................................................................................................
Genetalia & rectum:
.....................................................................................................................
Pemeriksaan lain (spesifik):
.......................................................................................................................
3. Pemeriksaan penunjang
a. ECG, Tanggal: .................................. jam .....................:........................
Hasil : ..............................................................................................
b. X-Ray, Tanggal: ............................... jam .....................:..................
Hasil : .............................................................................................
a. Hasil Laboratorium, Tanggal: ........................... jam .....................:........
Hasil : .............................................................................................
d. Pemeriksaan lain :
Hasil : .............................................................................................
Skala nyeri menurut NRS (Numeric Rating Scale)
B. INTRAOPERATIF
1. Tanda-tanda vital
Tanggal: ........................... jam .....................:........
Suhu:................. 0C, Tekanan darah : ............. mmHg, Nadi: ............. x/m,
Frekuensi Pernafasan : .......................x/m
2. Posisi pasien di meja operasi :
Dorsal recumbent Trendelennburg Litotomi
Lateral lain-lain
3. Jenis operasi : Mayor Minor
Nama operasi : ............................................................................................
Area/bagian tubuh yang dibedah : ..............................................................
4. Tenaga medis dan perawat di ruang operasi :
Dokter anastesi : ......................................................................
Asisten dokter anastesi : ......................................................................
Dokter bedah : ......................................................................
Asisten bedah : ......................................................................
Perawat instrumentator : ......................................................................
Perawat sirkuler : ......................................................................
Pengobatan:..........................................................................................................
11. Survey sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas :
Normal Jika tidak normal, jelaskan
YA TIDAK
Kepala
Leher
Dada
Abdomen
Genetalia
Integumen
Ekstremitas
Skala nyeri menurut VAS (Visual Analog Scale)
Lampiran 3
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN TUGAS AKHIR
Dr. Anita,M.Kep.,Sp.Mat
NIP. 196902101992122001
Lampiran 4
Dr. Anita,M.Kep.,Sp.Mat
NIP. 196902101992122001
Lampiran 5
KODE :
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
TGL :
Formulir REVISI :
Masukan & Perbaikan KTI / Skripsi / LTA HALAMAN : 1 dari 1 Halaman
LEMBAR MASUKAN DAN PERBAIKAN
Nama Mahasiswa: Rori Wilanda
NIM : 2014901082
Prodi : Profesi Ners Keperawatan
Tanggal :
Judul Penelitian : Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Pasien G2P2A0 34 Minggu
+ Ketuban Pecah Dini dengan Tindakan Sectio Caesarea di Ruang
Operasi RSUD Alimuddin Umar Liwa
Masukan/Perbaikan
No Materi Perbaikan
Sudah Belum
Bandar Lampung, 2021
Anggota Penguji II
Ketua Penguji
Anggota Penguji I
Lampiran 6
JADWAL PELAKSANAAN
No Kegiatan Juni Juli Agustus
1 Pelaksanaan Penelitian
2 Penyusunan Laporan Penelitian
3 Seminar Hasil penelitian