Anda di halaman 1dari 72

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN MATERNITAS , KONSEP KEHAMILAN DAN


ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL TRIMESTER 1, 2, 3

Disusun oleh :
Alri Lestari 2014901053
Indira Ariani 2014901065
Mardalena 2014901070
Nadila Okti Fariza 2014901075
Putri Finka Novia 2014901079
Rori Wilanda 2014901082

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena

atas berkah limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini

yang berjudul tentang, “Konsep Keperawatan Maternitas, Konsep Kehamilan, dan Asuhan

Keperawatan Ibu Hamil Trimester 1, 2, 3 ”

Kami memohon maaf jika terdapat diksi yang salah, penempatan huruf yang salah,

penempatan tanda baca yang salah dll. Oleh karena itu, kami mengharapkan pembaca untuk

memberikan saran serta kritik yang konstruktif untuk penugasan-penugasan kami

selanjutnya sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.

Demikianlah makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita semua.

Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Bandarlampung, Agustus 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN KASUS

A. Perspektif Keperawatan Maternitas……………………………………………….3


B. Kosep kehamilan Fisiologi Menstruasi dan Konsepsi Adaptasi Fisio, Psiko
bumil .................................................................................................................................9
C. Seksualitas Pada Remaja..........................................................................................13
D. Kehamilan Remaja...................................................................................................21
E. Askep Bumil Trimester 1, 2, 3.................................................................................25
F. Askep Kehamilan Remaja…………………………………………………………54

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................................67
B. Saran............................................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang


difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses
konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan
menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997).
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari/ 40 minggu, dihitung dari hari pertama haid
terakhir (HPHT). Kehamilan merupakan suatu proses yang terjadi antara
perpaduan aspek : sperma, ovum, konsepsi.
Seksualitas adalah istilah yang lebih luas. Seksualitas diekspresikan melalui
interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda dan
mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi.
Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi atau masa
pancaroba yang penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa
mandiri. Kehamilan bisa jadi dambaan tetapi mungkin juga di anggap malapetaka
apabila kehamilan itu sendiri tidak di inginkan.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14–
19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Menurut ciri-ciri
perkembangannya, masa remaja di bagi menjadi tiga tahap yaitu masa remaja awal
10-12 th, masa remaja tengah 13-15 th, masa remaja akhir 16-19 th (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2001). Kehamilan ini biasanya tidak direncanakan
dan di luar nikah. Kehamilan remaja masih dipandang sebagai hambatan secara
sosial, ekonomi, psikologis dan pendidikan bagi ibu. 7% dari semua kelahiran terjadi
pada remaja. (Muscari, 2005).
Kehamilan trimester pertama adalah waktu yang harus dinikmati, harapan,
dan perubahan-perubahan pada seorang ibu terjadi. Merupakan kehamilan yang
terjadi pada kehamilan usia 14 – 28 Minggu. Merupakan kehamilan yang terjadi
pada kehamilan antara 16 – 24 minggu (4 – 6 bulan) (Wiknjosastro, 2007).
Merupakan suatu trimester yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang
tua yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua dan janin

1
berkembang pada trimester ini.Perhatian ibu hamil biasanya mengarah pada
keselamatan diri dan anaknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan persepektif keperawatan maternitas?
2. Apa yang dimaksud konsep kehamilan, fisiologi menstruasi dan konsepsi
adaptasi fisio,psiko bumil?
3. Apa yang dimaksud seksualitas pada remaja?
4. Apa yang dimaksud kehamilan pada remaja?
5. Bagaimana askep bumil trimester 1, 2, 3?
6. Bagaimana askep kehamilan remaja?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui persepektif keperawatan maternitas
2. Untuk mengetahui konsep kehamilan, fisiologi menstruasi dan konsepsi
adaptasi fisio,psiko bumil
3. Untuk mengetahui seksualitas pada remaja
4. Untuk mengetahui kehamilan pada remaja
5. Untuk mengetahui askep bumil trimester 1, 2, 3
6. Untuk mengetahui askep kehamilan remaja

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. PERSPEKTIF KEPERAWATAN MATERNITAS

A. Konsep Keperawatan Maternitas


1. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang
difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses
konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan
menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997)

2. Trend Keperawatan Maternitas


Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan
kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan
pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis..
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia
kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi
tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan
maternitas adalah:
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
4. Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas:
a. Pelaksana
b. Pendidik
c. Konselor
d. Role model bagi para ibu
e. Role model bagi teman sejawat
f. Perumus masalah
g. Ahli keperawatan

3
B. Paradigma Keperawatan Maternitas (Dasar Kep,Profesional
H. Zaidin Ali)
1. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan
untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan
aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut.
Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia, lingkungan,
sehat dan keperawatan.
a. Manusia
a) Memiliki karateristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan kebutuhan dasar
hidup yang selalu berkembamg.
b) Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu
memenuhi kebutuhan dirinya / membagi pengalamannya.
c) Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta berdasarkan
pengalaman masa lalu.
d) Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan upaya
mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.

b. Lingkungan
a. Merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan
manusia.
b. Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh
terhadap penyakit.
c. Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang merupakan
bagian dari lingkungan fisik dan social.
d. Lingkungan di bagi dalam 2 aspek yaitu;
- Aspek tekstruktur
- Aspek tidak tekstruktur
c. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis,
tergantung dari perubahan-perubahan fisik & psikososial “Adaptasi”. Setiap
individu memiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

4
d. Keperawatan Ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional berkwalitas
yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik & psikososial ibu selama
proses konsepsi/kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, & bayi baru lahir
dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan.

1. Keperawatan maternitas
a) Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan yang
memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi baru
lahir.
b) Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan bayi
mencapai kesehatan yang optimal.
c) Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang
mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandarian
dlam proses diagnosis,tindakan (terapi) ,pendidikan riset
2. Tujuan keperawatan Maternitas
a. Membantu klien dalam mengatasi msalah reproduksi dalam
mempersiapkan diri untuk kehamilan.
b. Memberi dukungan agar ibu hamil memandang kehamilan sebagai
pengalaman yang positif dan menyenangkan.
c. Membantu memberikan informasi yang adekuat untuk calon orang tua.
d. Memahami social budaya klien.
e. Membantu mendeteksi secara dini penyimpangan abnormal pada klien.
3. Model Konsep Keperawatan Maternitas
a. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua
b. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan
nifas.
c. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
d. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
e. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
f. Pemulangan secepat mungkin.
4. Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
a. Fokus kebutuhan dasar

5
b. Pendekatan keluarga
c. Tindakan khusus dengan peran perawat.
d. Terjadi interaksi
e. Kerja dalam Tim.
5. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Rumah bersalin
d. Komunitas
e. Polindes

C. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas


a. Masalah
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
Kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-
paru, diare dan malaria.
2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi.
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang
semakin meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB.
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas. Penyebab kematian ibu cukup kompleks,
dapat digolongkan atas faktor- factor reproduksi, komplikasi obstetrik,
pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Secara sempit, risiko obstetrik
diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan atau ibu
apabila ia hamil.
4. Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat
menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok
remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki
risiko paling tinggi untuk tertular PMS, PMS antara lain, seperti herpes, AIDS,
dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak
dapat disembuhkan. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi
6
seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai
komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan
upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

b. Penemuan Teknologi Terbaru


1. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke
tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan
hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun.
2. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air,
manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang
berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic.
3. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan
menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat
utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya.
4. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih
nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat
menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh.

D. Mengenal Lebih dalam Aneka Alat Kontrasepsi


1. Kontrasepsi Mekanik
1) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral.
Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik
seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari logam
tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T
(Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload). Alat
kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat.
Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah
bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim.
2) Spermisida

7
Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai
membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau
aerosol. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi
dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma.

2. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi
estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk
pil, suntikan, atau susuk. Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron
adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di
leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim
menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur
jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.

8
II. KONSEP KEHAMILAN FISIOLOGI MENSTRUASI DAN
KONSEPSI ADAPTASI FISIO, PSIKO BUMIL

A. Pengertian
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari/ 40 minggu, dihitung dari hari pertama haid
terakhir (HPHT)
Kehamilan merupakan suatu proses yang terjadi antara perpaduan aspek :
sperma, ovum, konsepsi.

Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian:


1. Kehamilan trimester pertama (0-12minggu)
2. Kehamilan trimester kedua (12-28minggu)
3. Kehamilan trimester ketiga (28-40minggu)

B. Asuhan Kehamilan Normal


Tanda-tanda presumtif (dugaan) hamil

1. Amenorea (tidak dapat haid)


Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT)
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan HPL (hari Perkiraan lahir)
Mual dan muntah (nausea dan emisis).

2. Mengidam (ingin makanan khusus)


Ibu hamil sering meminta makanan dan minuman tertentu (ngidam)
terutama pada bulan-bulan triwulan pertama. Tidak tahan suatu bau-
bauan

3. Pingsan (sinkope)
Bila pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan

4. Tidak ada selera makan (anoreksia)


5. Payudara Tegang
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh
estrogen- progestreon dan somatomamotropin menimbulkan deposit

9
lemak, air dan garam merangsang duktus dan alveoli payudara,
kelenjar montgemery terlihat lebih membesar.

C. Kehamilan trimester I

1. Miksi sering
Karena kandung kemih tertekan oleh pembesaran uterus. Gejala ini
akan hilang pada triwulan kedua kehamilan, pada akhir kehamilan
gejala ini kembali terulang karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terendah janin yang mulai masuk pintu atas panggul

2. Konstipasi / obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
menyebabkan kesulitan BAB

3. Pigmentasi kulit
pengaruh keluarnya hormon Melanophore Stimulating Hormon
(MSH), Dijumpai dimuka (cloasma gravidarum), areola mamme,
leher dan di dinding perut (linea nigra)

4. Epulis = hipertrosi dan papil gusi


5. Penekanan vena-vena (varices)
Pengaruh esterogen dan progesteron dapat terjadi pada kaki,
betis,vulva dan payudara

D. Tanda positif (tanda pasti hamil)

1. Gerakan janin yang dapat dilihat atau di rasa.


2. Primigrvida 18 minggu
3. Multigravida 16 minggu
4. Denyut jantung janin.
5. Di dengar dgn Laenec (monoscope) 18-20 mg
6. Di catat dan didengar dengan Doppler 12 mg
7. Di catat dgn feto–elektro kardiogram (12 mg)

10
8. Dilihat pada ultra sonografi
9. Terlihat tulang–tulang janin pada foto rongten.
10. Pada kehamilan yg lebih tua dapat diraba Ballotemen (lentingan) dan
bagian2 janin.
E. Diagnosa kehamilan dapat ditegakan bila
1. Dapat diraba kemudian dikenal bagian2 janin
2. Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin (DJJ) dengan beberapa
cara
3. Dapat dirasakan gerakan janin dan ballotemen Pada pemeriksaan sinar
rontgen terlihat kerangka janin
4. Pada USG dapat dilihat ukuran kantong janin, panjang janin dan
ukuran biparietalis sehingga dapt diperlirakan tuanya kehamilan
F. Diagnosa Banding Kehamilan
1. Hamil palsu (pseudocyesis)
 Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan tes biologis tidak
ditemukan tanda kehamilan
2. Tumor kandungan atau mioma uteri
 Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda
kehamilan
 Bentuk dan pembesaran tidak merata
 Perdarahan banyak dan nyeri pada saat menstruasi

3. Hematometra
 Terlambat datang bulan yg dapat melampaui usia kehamilan
 Perut terasa sakit setiap bulan
 Terjadi penumpukan darah dalam rahim
 Tanda dan pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan hasil positif
 Sebab himen in ferporata
4. Kandung kemih yang penuh
 Lakukan katerisasi, maka pembesaran uterus akan
menghilang

11
G. Perbandingan Primipara dan multipara

Primipara Multipara

Perut Tegang Longgar, terdapat strie

Pusat Menonjol Datar

Rahim Tegang Agak lunak

Payudara Tegang, tegak Menggantung, agak lunak

Labia Mayora Bersatu Agak terbuka

Himen Koyak bbrp tempat Kurunkula himenalis

12
III. SEKSUALITAS PADA REMAJA
A. Seksualitas pada Remaja
1. Pengertian seksualitas
Istilah seks dan seksualitas adalah suatu hal yang berbeda. Kata seks sering
digunakan dalam dua cara. Paling umum seks digunakan untuk mengacu pada
bagian fisik dari berhubungan, yaitu aktivitas seksual genital. Seks juga
digunakan untuk memberi label jender, baik seseorang itu pria atau wanita
(Zawid, 1994; Perry & Potter 2005). Seksualitas adalah istilah yang lebih luas.
Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari
jenis kelamin yang berbeda dan mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal,
nilai, fantasi, dan emosi

2. Dimensi Seksualitas
Seksualitas memiliki dimensi dimensi sosiokultural, dimensi agama dan etik,
dimensi psikologis dan dimensi biologis (Perry & Potter, 2005). Masing-masing
dimensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Dimensi Sosiokultural
Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan
apakah perilaku yang diterima di dalam kultur. Keragaman kultural secara
global menciptakan variabilitas yang sangat luas dalam norma seksual dan
menghadapi spektrum tentang keyakinan dan nilai yang luas.
b. Dimensi Agama dan etik
Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik. Ide
tentang pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan
seksualitas membentuk dasar untuk pembuatan keputusan seksual. Spektrum
sikap yang ditunjukan pada seksualitas direntang dari pandangan tradisional

13
tentang hubungan seks yang hanya dalam perkawinan sampai sikap yang
memperbolehkan individu menentukan apa yang benar bagi dirinya.
c. Dimensi Psikologis
Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang
sesuai dan dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati
perilaku orangtua. Orangtua biasanya mempunyai pengaruh signifikan
pertama pada anak-anaknya. Mereka sering mengajarkan tentang seksualitas
melalui komunikasi yang halus dan nonverbal. Orangtua memperlakukan
anak laki-laki dan perempuan secara berbeda berdasarkan jender.
d. Dimensi Biologis
Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan yang ditentukan pada masa konsepsi. Material genetic dalam telur
yang telah dibuahi terorganisir dalam kromosom yang menjadikan perbedaan
seksual. Ketika hormon seks mulai mempengaruhi jaringan janin, genitalia
membentuk karakteristik laki-laki dan perempuan. Hormon mempengaruhi
individu kembali saat pubertas, dimana anak perempuan mengalami
menstruasi dan perkembangan karakteristik seks sekunder, dan anak laki-laki
mengalami pembentukan spermatozoa (sperma) yang relatif konstan dan
perkembangan karakteristik seks sekunder.

3. Perkembangan Seks Pada Remaja


Pada proses kematangan seks, sama halnya seperti aspek perkembanagn lainnya
akan terlihat juga adanya perbedaan-perbedaan individu dalam hal saat
permulaan mulainya perubahan dan lamanya proses. Walaupun ada pengaruh-
pengaruh individu itu, akan tetapi prosesnya sama saja seperti perkembangan
fisik dan tinggi badan, dimana pada remaja putri akan dimulai rata-rata 2 tahun
lebih dahulu daripada teman remaja prianya. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada tubuh remaja itu, sebenarnya merupakan akibat dari berfungsinya kelenjar-
kelenjar seks dalam dalam tubuh yang disertai dengan kematangan alat-alat seks
atau yang lazim dikenal dengan sebutan organ reproduksi.

a. Remaja putri
Pada anak perempuan sekitar umur 9 sampai 11 tahun sudah mulai timbul
tanda-tanda pertama kematangan seks yakni pembesaran payudara dan
14
pinggul. Sesudah itu baru mulai pertumbuhan rambut di daerah kemaluan
bagian luar dan ketiak. Suaranya berubah merdu, kulit bertambah bagus dan
halus. Kadar estrogen yang meningkat mempengaruhi genital. Uterus mulai
membesar, dan terjadi peningkatan lubrikasi vaginal. Menarche atau
kedatangan haid untuk pertama kalinya, pada umumnya akan timbul setelah
memuncaknya percepatan pertumbuhan. Umur tercapainya menarche tidak
sama bagi semua remaja putri. Menarche dapat terjadi pada usia 8 tahun dan
tidak sampai usia 16 tahun atau lebih. Dengan timbulnya haid pertama
belum berarti bahwa perlengkapan alat berkembangbiak sudah sempurna.

b. Remaja putra
Proses kematangan seks pada remaja putra mulai antara 11 dan 15 tahun,
dengan umur rata-rata 13 dan 14 tahun. Proses ini dimulai dengan
pertumbuhan buah pelir dan zakar. Tumbuhnya rambut di daerah alat
kelamin luar lebih lambat. Percepatan pertumbuhan buah pelir terjadi kira-
kira bersamaan dengan percepatan penambahan tinggi badan. Baru setahun
kemudian mulai penambahan panjang alat kelamin bagian luar atau penis,
testis, prostat, dan vesikula seminalis yang dipengaruhi oleh peningkatan
kadar testosterone dalam tubuh. Remaja putra mulai mempunyai kumis dan
jenggot, bulu-bulu mulai tumbuh di ketiak dan daerah kelamin. Dengan
membesarnya tulang di leher bagian depan (jakun), suara mereka berubah
menjadi pecah dan parau, karena tali-tali suara di kerongkongan mereka
sedang mengalami penyesuaian menjadi suara orang dewasa, demikian juga
bidang bahunya menjadi lebih besar ketimbang pinggangnya. Di samping
perubahan suara ada pula remaja pria yang mengalami penumbuhan atau
penebalan rambut di dada.

4. Dampak seksualitas pada remaja


Menurut Perry & Potter (2005), Wong (2008), Jusuf (2006) beberapa dampak
yang timbul dari remaja yang aktif secara seksual adalah sebagai berikut:
a. Dampak Fisik
1) AIDS singkatan dari Aquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit
ini adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system
kekebalan tubuh. Penyebabnya adalah virus HIV (Human
15
Immunodeficiency Virus). Salah satu cara penularannya adalah
melalui hubungan seksual. Selain itu HIV dapat menular melalui
pemakaian jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV,
menerim tranfusi darah yang tercemar HIV atau dari ibu hamil yang
terinfeksi virus HIV kepada bayi yang dikandungannya. Di Indonesia
penularan HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan seksual yang
tidak aman serta jarum suntik (bagi pecandu narkoba).
2) Penyakit kelamin (Penyakit Menular Seksual/ PMS)
Remaja yang aktif secara seksual memiliki risiko tinggi tertular PMS.
Secara fisiologis, serviks remaja putri memiliki ektropion (eversi
kanalis serviks uteri) yang besar, terdiri atas sel-sel epithelial
kolumnar yang jauh lebih rentan tertular PMS. PMS adalah penyakit
yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui
hubungan seksual dan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Pemeriksaan fisik
pada adolesens yang aktif secara seksual setiap tahun harus meliputi
pemeriksaan seksama genetalia sehingga kondilomata akuminata
(kutil genital), herpes, dan PMS yang lain tidak terlewat. Uji yang
direkomendasikan bagi wanita meliputi pap smear, kultur serviks
untuk jenis gonore dan uji sifilis. Jika pria melakukan aktivitas
homoseksual, kultur rektal dan faring juga perlu dilakukan untuk
memeriksa adanya gonore. Penyakit kelamin yang dapat terjadi
antara lain kencing nanah (Gonorrhoe), raja singa (Sifilis), herpes
genitalis, limfogranuloma venereum (LGV), kandidiasis, trikomonas
vaginalis, kutil kelamin. Karena perilaku seksual dapat mencakup
seluruh tubuh dan tidak hanya genital, banyak bagian tubuh adalah
tempat potensial untuk PMS. Telinga, mulut, tenggorok, lidah,
hidung dan kelopak mata dapat digunakan untuk kesenangan seksual.
Perineum, anus, dan rektum juga sering digunakan dalam aktivitas
seksual.

 Tanda-tanda penyakit kelamin (Pria), berupa: bintil-bintil berisi


cairan, lecet atau borok pada penis/alat kelamin, luka tidak sakit;
keras dan berwarna merah pada alat kelamin, adanya kutil atau
16
tumbuh daging seperti jengger ayam, rasa gatal yang hebat
sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang hebat pada saat kencing,
kencing nanah atau darah yang berbau busuk, bengkak panas dan
nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.

 Tanda-tanda penyakit kelamin (Wanita), berupa: rasa sakit/nyeri saat


kencing/hubungan seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah,
pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin, keputihan berwarna
putih susu, bergumpal , rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin
atau sekitarnya , keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk,
dan gatal, timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,
bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin.

b. Dampak perilaku dan kejiwaan


Dampak yang timbul akibat remaja yang aktif secara seksual yaitu
dampak perilaku dan kejiwaan antara lain: terjadinya penyakit kelainan
seksual, keinginan untuk selalu melakukan hubungan seks. Selalu
menyibukkan waktunya untuk berbagai khayalan- khayalan seksual,
jima, ciuman, rangkulan, pelukan, dan bayangan- bayangan bentuk tubuh
wanita luar dan dalam, pemalas, sulit berkonsentrasi, sering lupa,
bengong, ngelamun, badan jadi kurus dan kejiwaan menjadi tidak stabil.
Yang ada dipikirannya hanyalah seks dan seks serta keinginan untuk
melampiaskan nafsu seksualnya, bila tidak mendapat teman untuk sex
bebas, ia akan pergi ke tempat pelacuran (prostitusi) dan menjadi
pemerkosa.

B. Faktor yang berhubungan dengan seksualitas remaja


Beberapa faktor seorang remaja terlibat dalam seksualitas menurut Kozier (2004),
Dianawati (2003), Strasburger & Donnerstein (1999) dalam Santrock (2007), Wong
(2008), Hurlock (1999), dan Hawari (2006) yaitu sebagai berikut:
1. Kultur atau budaya
Seksualitas diatur oleh budaya. Misalnya, budaya mempengaruhi sifat seksual,
aturan tentang pernikahan, harapan peran perilaku, dan tanggung jawab sosial,
dan praktik seks tertentu. Sikap masyarakat sangat bervariasi. Sikap tentang
17
masa anak-anak dan remaja bermain seksual dengan diri sendiri atau dari jenis
kelamin yang sama atau lawan jenisnya mungkin akan dibatasi. Koitus atau
hubungan alat kelamin sebelum dan dilakukan di luar nikah serta menyukai
sesama jenis (homoseksual) mungkin tidak dapat diterima atau ditoleransi dalam
masyarakat.
2. Nilai Agama
Agama mempengaruhi remaja dalam mengekspresikan seksual. Hal ini dapat
memberikan pedoman bagi remaja untuk mengontrol perilaku seksual dan
perilaku tersebut dapat diterima, serta perilaku seksual yang dilarang dan
menerima akibat dari melanggar aturan seksual. Aturan tentang perilaku seksual
dibuat secara rinci, tegas dan meluas. Sebagai contoh, beberapa agama melihat
bentuk ekspresi seksual hubungan laki-laki dan perempuan sebagai keperawanan
yang alami dan tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Banyak
nilai-nilai agama bertentangan dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat yang
telah berkembang selama beberapa dekade terakhir, seperti penerimaan seks pra
nikah, ibu tidak menikah, homoseksualitas, dan aborsi. Konflik-konflik ini
menyebabkan kecemasan dan penyimpangan seksual yang terjadi pada beberapa
remaja.

3. Etika
Meskipun etika merupakan bagian tak terpisahkan dari agama, pemikiran etis
dan pendekatan etis tetapi seksualitas dapt dilihat secara terpisah dari agama.
Banyak individu dan kelompok telah mengembangkan kode etik baik tertulis
maupun tidak tertulis berdasarkan berdasarkan prinsip-prinsip etika. Masyarakat
berpandangan bahwa masturbasi, hubungan oral atau anal, hubungan seks di luar
nikah sebagai suatu yang aneh, menyimpang atau salah. Masyarakat menerima
ungkapan seksual adalah bentuk hubungan yang dilakukan orang dewasa yang
dilakukan secara pribadi dan tidak berbahaya bagi pasangan tersebut. Pasangan
perlu mencari dan berkomunikasi tentang berbagai cara mengekspresikan
seksual untuk mencegah pengambilan keputusan seksual dari salah satu
pasangan. Hal ini untuk menghindari adanya pemaksaan dari pasangan dalam
mengekspresikan seksual.

4. Tekanan teman pergaulan


18
Teman pergaulan atau sering juga disebut teman bermain. Pada awalnya, teman
bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat
pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak
pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Remaja biasanya berpikir
sosial, suka berteman, suka bergaul, dan suka berkelompok. Pergaulan
merupakan cara untuk mengenal atau mencari teman baru, informasi, dan
menambah wawasan. Pengaruh teman pergaulan yang sangat bermacam-macam,
mulai dari suka dengan hal yang pornografi dan seksualitas, membicarakan
pornografi dan seks, mengajak teman melihat video porno, mengajak ke tempat
prostitusi, menyuruh melakukan hubungan seks, dikucilkan, dikritik dan
dikatakan kuno. Jika remaja tidak bisa mengendalikan diri maka remaja sangat
mudah mengikuti lingkungan di sekitarnya. Apalagi didorong dengan rasa ingin
tahu tentang seks yang besar dari diri remaja.

5. Tekanan pacar
Pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai
hubungan berdasarkan cinta kasih. Pacar diartikan sebagai orang yang spesial
dalam hati selain orangtua, keluarga, dan sahabat. Makna pacaran seringkali
disalahgunakan sebagai ajang pelampiasan nafsu, ajang pertunjukan gengsi, dan
ajang meraup keuntungan pribadi. Pacaran merupakan salah satu upaya untuk
saling mengenal satu sama lain, saling mengerti dan dimengerti, saling cinta dan
saling setia (KBBI, 2002).
Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seorang harus rela
melakukan apa saja terhadap pasangannya, seperti mengajak bercumbu saat
berkencan sampai ingin melakukan hubungan seks pra nikah, tanpa memikirkan
risiko yang nanti dihadapinya. Pandangan ini tidak sebatas masalah seksual,
tetapi juga dalam segala hal, baik tentang apa yang seharuanya dilakukan
maupun tentang apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.

6. Rasa penasaran
Rasa penasaran atau rasa ingin tahu merupakan salah satu ciri dari manusia.
Manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir dan dengan akal pikiran
tersebut maka dapat memuaskan rasa ingin tahunya. Rasa ingin tahu di dorong
dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Adanya rasa ingin tahu yang besar maka
19
manusia akan berpikir dan memulai mencari jawaban yang sebanyak-banyaknya
(Yuanita, 2011). Masa remaja terjadi beberapa perkembangan, salah satunya
perkembangan seksual. Adanya perkembangan seksual tersebut meningkatkan
keingintahuan remaja tentang seks. Perilaku penyimpangan seksualitas terhadap
remaja di usia 15-24 tahun kebanyakan dilandasi oleh rasa penasaran.
7. Lingkungan keluarga
Bagi seorang remaja, mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya
tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua pihak (orang tua dan anak).
Akibatnya, remaja tersebut merasa tertekan, sehingga ingin membebaskan diri
dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam
masalah seksual. Remaja akan mulai tertarik dengan seksualitas.

8. Media informasi
Media informasi adalah suatu instrument perantara informasi. Jaman sekarang
media informasi sangat berkembang. Berkembangnya media informasi
dikarenakan adanya pengaruh pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat pesat. Media informasi kini dengan mudah dapat diakses oleh
remaja di seluruh dunia seperti televisi, radio, internet, bahkan telepon genggam
pun telah masuk ke dalam bagian media informasi. Perkembangan media
informasi juga memudahkan remaja untuk mengakses materi pornografi. Dewasa
ini remaja terus-menerus terpajan simbolisme seksual dan stimulasi erotik dari
media massa. Dorongan seksual pada remaja semakin meningkat jika faktor dari
luar ikut pula menunjang. Seperti diketahui, VCD-VCD atau bacaan- bacaan
porno kini telah dijual bebas dan seorang akan dengan sangat mudah
mendapatkannya. Media informasi tersebut antara lain media elektronik yang
meliputi televisi, radio, handpone, internet, vcd, film dan media cetak seperti
koran, majalah, buku cerita, komik, serta dari orang lain pun juga bisa menjadi
media informasi misalnya dari teman, keluarga, guru, dan pacar.

20

20
IV. KEHAMILAN PADA REMAJA

A. Kehamilan Pada Usia Remaja


1. Pengertian Kehamilan Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi atau masa pancaroba yang
penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri. Kehamilan bisa jadi
dambaan tetapi mungkin juga di anggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri tidak di
inginkan.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14 – 19 tahun
baik melalui proses pra nikah atau nikah. Menurut ciri-ciri perkembangannya, masa remaja di
bagi menjadi tiga tahap yaitu masa remaja awal 10-12 th, masa remaja tengah 13-15 th, masa
remaja akhir 16-19 th (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001)
Kehamilan usia dini memuat resiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika ibu
mengadung bayinya. (Ubydillah, 2000)

2.   Faktor Terjadinya Kehamilan Remaja


a. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga.
Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental
dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman didalam keluarganya akan
cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan
hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk
kekesalan mereka terhadap kedua ibu bapaknya.
b.   Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja.
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di
Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran usia antara 15 – 24 tahun,
kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah.
Didapakan informasi bahwa sekitar 65% informasi tentang seks didapat dari kawan 35% dari
film porno. Dan hanya 5% yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua.
c. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat.
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk mendapatkan
informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan
mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah

21
dan sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang
berlaku.
3. Masalah yang Timbul Akibat Kehamilan Remajaa
a. Masalah Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian
terutama dikalangan remaja. Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orang tua
sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima sehinnga dapat menurunkan generasi
sehat. Dikalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus
kearah diberalisasi yang dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan seks yang
merugikan alat reproduksi. Bila pada saatnya diperlukan untuk hamil normal, besar
kemungkinan kesehatan reproduksi sudah tidak optimal dan dapat menimbulkan berbagai
akibat samping kehamilan. Dengan demikian dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatannya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk hamil dalam keadaan optimal.
b. Masalah Psikologi Pada Kehamilan Remaja
Remaja yang hamil diluar nikah menghadapi berbagai masalah psikologis yaitu rasa
takut, kecewa, menyesal, dan rendah diri terhadap kehamilannya sehingga terjadi usaha untuk
menghilangkan dengan jalan gugur kandung. Gugur kandung mempunyai kerugian yang paling
kecil bila dibandingkan dengan melanjutkan kehamilan. Sukur bila kehamilannya terjadi
menjelang kehamilan sehinnga segera dilanjutkan dengan pernikahan. Keadaan akan makin
rumit bila pemuda atau laki-laki yang menghamili malah tidak bertanggung jawab sehingga
derita hanya ditanggung sendiri dengan keluarga. Keluargapun menghadapi masalah yang sulit
ditengah masyarakat seolah-olah tidak mampu memberikan pendidikan moral pada anak
gadisnya.
c. Masalah sosial dan ekonomi keluarga
Perkawinan yang dianggap dapatmenyelesaikan masalah kehamilan remaja tidak lepas
dari kemelut seperti:
1)  Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan hamilnya dapat menimbulkan berbagai
masalah kebidanan
2)  Putus sekolah sehingga pendidikan jadi terlantar
3)  Putus kerja, karena berbagai alasan, sehingga menambah sulitnya masalah sosial ekonomi
4)  Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga menimbulkan stres (tekanan batin)
5)  Nilai gizi yang relativ rendah dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan

22
Bila remaja memilih untuk mengasuh anaknnya sendiri,masyarakat nelum siap
menerima kelahiran tanpa pernikahan berbeda halnya dengan negara maju seperti Amerika,
masyarakat sudah dapat menerima kehamilan sebagai hasil hidup bersama
d. Dampak Kebidanan Kehamilan Remaja
 Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena
terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
 Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksiterutama rahim yang
belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga
dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun.
cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan
akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu
kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses
pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec)
atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
 Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi
infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
 Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan
akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas
seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan
plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
 Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia.
Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan
kematian.
 Kematian ibu yang tinggi.
23
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang
kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).

4. Pencegahan Kehamilan Remaja


a.    Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
b.   Kegiatan positif
c. Hindari perbuatan yang memberi dorongan negatif misalnya perilaku sex.
d. Jangan terjebak pada rayuan gombal
e. Hindari pergi dengan orang yang terkenal
f. Mendekatkan diri pada Tuhan
g.Penyuluhan meliputi Kesehatan Reproduksi Remaja, Keluarga Berencana (alat
kontrasepsi, kegagalan dan solusinya), kegiatan rohani dengan tokoh agama.
h.Bagi pasangan menikah sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi yang tingkat
kegagalannya rendah, misalnya steril, AKBK, AKDR, dan suntik.

5. Penanganan Kehamilan Remaja


a. Sikap bersahabat jangan mencibir
b. Konseling kepada remaja dan keluarga meliputi kehamilan dan persalinan.
c. Membantu mencari penyelesaian masalah yaitu dengan menyelesaikan secara
kekeluargaan, segera menikah.
d. Periksa kehamilan sesuai standart
e. Gangguan jiwa atau resiko tinggi segera rujuk ke Sp.OG
f. Bila ingin abortus maka berikan konseling resiko abortus.

24
V. ASUHAN KEPERAWATAN TRIMESTER 1, 2, 3

I. ASKEP IBU HAMIL NORMAL TRIMESTER PERTAMA


A.Pengertian Trimester Pertama
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Saifuddin,Abdul Bani, dkk, 2001).
Kehamilan adalah periode dimana ovum telah dibuahi dan berkembangdidalam uterus mengalami proses
diferenseasi dan uterus berkembang sampai bisamenunjang sendiri kehidupan diluar uterus (Mochtar
Rustam;1988).Kehamilan trimester I adalah periode pertama diukur mulai dari konsepsisampai
minggu ke-12 kehamilan.
Trimester pertama disebut sebagai periode pembentukan karena pada akhir periode ini
semua system organ janin sudahterbentuk dan berfungsi. Kehamilan trimester pertama adalah waktu
yang harus dinikmati, harapan, dan perubahan-perubahan pada seorang ibu terjadi.Meskipun setiap
tahap kehamilan mempunyai karakter yang berbeda, kehamilan trimester pertama dapat merupakan
saat yang sulit juga.
B . Faktor Penyebab
Faktor penyebab kehamilan trimester pertama adalah sel sperma yang berhasil membuahi sel
telur sehingga menjadi zigot, morula, blastosit, embrio,dan janin.
C .Gejala Pada Kehamilan Trimester 1
      Gejala subjektif
a)      Amenore
b)      Nausea
c)      Mual (morning sickness)
d)     Payudara terasa penuh dan sensitive
e)      Sering berkemih
f)       Merasa lemah dan letih
g)      Berat badan naik
h)      Perubahan mood
      Gejala obyektif
a)      Peningkatan temperatur basal tubuh
b)      Perubahan kulit
c)      Perubahan pada payudara
d)     Pembesaran pada abdomen
e)        Perubahan pada rahim dan vagina

D. .Perubahan Psikologis Trimester 1 (Periode Penyesuaian)


25
a)      Ibu merasa tidak sehat dari kadang merasa benci dengan kehamilannya. 
b)      Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.
c)      Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamli
d)     Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatiandengan
saksama.
e)      Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibuyang mungkin akan
diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkindirahasiakannya.
f)       Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita,
tetapikebanyakan akan mengalami penurunan.

E. Kebutuhan Nutrisi Bagi Kehamilan Trimester Pertama


a)      Asam Lemak Omega-6 (Asam lenoleat) dan Asam Lemak Omega-3 (AsamAlfa-Lenoleat). Manfaat :
Asam lemak omega-6 prekusor pembentukan asam lemak arakidonat (AA). Sedangkan asam lemak
omega-3 di dalam tubuh diubah jadi EPA(asam eikosapentaenoat) dan DHA (asam
dokosaheksaenoat). AA dan DHAterbukti sebagai lemak dominan penyusun sel-sel saraf dan otak janin.
JenisMakanan : Asam lemak omega-6 misalnya minyak kedelai atau minyak zaitun.Asam omega-3
misalnya ikan salmon, sardin, kembung, tuna, tenggiri, ikan tawas.
b)     Asam Folat. Manfaat : Salah satu jenis vitamin B ini berperan dalam proses pembentukan
sistem saraf pusat, termasuk otak. Jenis Makanan : Kacang kedelai
Mulai minggu ke-9,10,11,12 Semua sistem dalam tubuh bayi telah berkembang dengan baik
dan banyak organyang bentuknya hampir sempurna. Meskipun dalam 12 minggu janin tumbuhdengan
cepat, janin masih belum mampu hidup di luar rahim.

F. Tanda Bahaya Trimester Pertama


Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam
keadaan bahaya.( Uswhaya,2009:3)Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang
fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi.Salah satu asuhanyang
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini
adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadiselama hamil muda :
a.    Perdarahan pervagina adalah Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilankurang dari 22
minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginamyang berhubungan dengan kehamilan
dapat berupa: abortus, kehamilan mola,kehamilan ektopik.
b.   Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi padakehamilan 16 minggu atau sebelum
plasenta selesai.
c.      Mual Muntah Berlebihan
26
Mual (nausea) dan muntah (emesisgravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilantrimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saatdan
malam hari.Gejala±gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.Mualdan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 %
multigravida.Satudiantara seribu kehamilan, gejala±gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual
ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCGdalam serum. Pengaruh
fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkinkarena sistem saraf pusat atau pengosongan
lambung yang berkurang.Padaumumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikiangejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaansehari-hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaaninilah disebut hiperemisis
gravidarum.Keluhan gejala dan perubahan fisiologismenentukan berat ringanya penyakit.
d.   Sakit Kepala Yang Hebat,
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dansering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.Sakitkepala yang menunjukan suatu masalah serius
dalam kehamilan adalah sakitkepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Terkadangsakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatanyamenjadi kabur atau terbayang.Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika
tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dankematian.
e.   Penglihatan Kabur,
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkanoleh sakit kepala yang hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak danmeningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem
saraf pusat, yangdapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan.Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-
eklampsia.Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yangmengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-
bintik (spot), berkunang-kunang.Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan
tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah padaeklampsia.Hal ini disebabkan
adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina
(oedema retina dan spasme pembuluh darah).
f.    Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan.
Odema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui
dari kenaikan berat badanserta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.Oedema pretibial
yang ringansering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk
perkembangan sistem organ paling rentan terhadap cedera dari factor lingkungan atau keturunan.

27
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul:
1.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengankehilangan nutrisi dan cairan
yang berlebihan dan intake yang kurang.
Tujuan Intervensi
Nutrisi terpenuhi          Tunjukkan keadekuatan kebiasaan asupan
Kriteria Hasil : nutrisi dulu / sekarang denganmenggunakan
  Berat badan tidak turun. batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut,
  Pasien menghabiskan porsi makan yang di kulit dan kuku. 
sediakan.          Monitor tanda-tanda dehidrasi : turgor
  Mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin kulit, mukosa mulut dan diuresis.
sesuai resep          Monitor intake dan output cairan.
         Singkirkan sumber bau yang dapat
membuat pasien mual, seperti :
deodorant / parfum, pewangi ruangan, larutan
pembersih mulut.
         Timbang berat badan klien; pastikan berat
badan pregravida biasanya. Berikaninforamasi
tentang penambahan prenatal yang optimum.
         Tingkatkan jumlah makanan padat dan
minuman perlahan sesuai dengankemampuan.
         Anjurkan pasien untuk minum dalam
jumlah sedikit tapi sering
2.      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d kehilangan cairan.
Tujuan Rasional
Kebutuhan cairan terpenuhi          Auskultasi denyut jantung janin ( DJJ )
Kriteria hasil:          Tenutkan frekuensi/ beratnya
  Mengidentifikasi dan melakukan tindakan mual/muntah.
        
untuk menurunkan frekuensi dan keparahan Tinjau ulang riwayat kemungkinan
mual/muntah. masalah medis lain (miasal; ulkus peptikum,
  Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang gastritis, kolesistisis).
sesuai setiap hari.          Anjurkan klien memperahankan
  Mengidenifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala masukan/keluaran, tes urin,dan penurunan bert
dehidrasi yang memerlukan tindakan. badan setiap hari.
         Kaji suhu dan turgor kulit, membrane
mukosa, tekanan darah (TD), suhu,
28
masukan/keluaran,daan berat jenis urine.
Timbang berat badan klien daan banidngkan
dengan standar.
         Anjurkan penigkatan mauskan minian
berkarbonat, makan enam kali sehari dengan
jumlah yang sedikit, dan makanan tinggi
karbohidrat (mis; popcorn,roti kering sebelum
bangun tidur).
3.      Gangguan citra diri b.d perubahan penampilan sekunder akibat kehamilan
Tujuan Rasional
  Membuat gambaran diri lebih nyata          Buat hubungan terapeutik perawat/pasien
  Mengakui diri sebagai individu          Tingkatkan Konsep diri tanpa penilaian
  Menerima tanggung jawab untuk tindakan moral
sendiri.          Biarkan pasien menggambarkan dirinya
sendiri.
         Nyatakan aturan dengan jelas tentang
jadwal penimbangan,tetap melihat waktu
makan dan minum obat, dan konsekuensi bila
tak mengikuti aturan.
         Beri respon terhadap kenyataan bila pasien
membuat penyataan tidak relistis seperti “ saya
meningkatkan berat badan ;jadi saya benar-
benar tidak apa-apa “.
         Sadari reaksi sendiri terhadap perilaku
pasien. Hindari perdebatan.
         Bantu pasien untuk melakuakn kontrol
pada area selain dari makan/penurunan berat
badan. Missal : manajemen aktivitas harian,
pilihan kerja/kesenangan.

4.      Intoleransi aktivitas b.d kelemahan tubuh, penurunan metabolisme sel.


Tujuan Rasional
  Melaporkan peningkatan rasa sejahtera/tingkat
         Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas,
energi. missal ; perubahan TD atau frekuensi
  Mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik jantung/pernafasan.
29
yang dapat          Buat tujuan aktivitas realistis dengan
diukur.
pasien.
         Rencanakan perawatan untuk
memungkinkan periode istirahat.Jadwalkan
aktivitas untuk periode bila pasien mempunyai
banyak energi. Libatkan pasien/orang terdekat
dalam perencanaan jadwal.
         Dorong pasien untuk melakukan kapanpun
mungkin, misal ; perawatan diri, bangin dari
kursi, berjalan.
         Beriakn latihan rentang gerak pasif/aktif
pada pasien yang terbaring di tempat tidur.
         Pertahankan tempat tidur pada posisi
rendah, singkirkan perabotan, bantu ambulasi.
         Berikan O2 suplemen sesuai indikasi.

5.      Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi muntahyang sering
Tujuan Rasional
Nyaman terpenuh          Kaji nyeri (skala, lokasi, durasi dan
Kriteria Hasil : intensitas) 
  Nyeri berkurang / hilang          Atur posisi tidur senyaman mungkin sesuai
  Ekspresi wajah tenang / rilek, tidak dengan kondisi pasien.
menunjukan rasa sakit.          Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi.
         Jelaskan penyebab nyeri pada pasien dan
keluarga pasien
         .Beri kompres hangat pada daerah nyeri.
         Kaji tanda-tanda vital.
         Kolaborasi medis untuk pemberian obat-
obatan analgetika dan antiemetic
6.      Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan berhubungandengan informasi yang
tidak adekuat
Tujuan Rasional
         Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang
Pengetahuan pasien tentang penyakit dan
pengobatan meningkat. proses penyakitnya, gejala, dan tanda,serta
Kriteria Hasil : yang perlu diperhatikan dalam perawatannya.
30
  Pasien dapat mengetahui penyakitnya.          Beri penjelasan tentang proses penyakit,
  Dapat mendemonstrasikan perawatan diri dan gejala, tanda dan hal-hal yang
mengungkapkan secara verbal,mengerti perludiperhatikan dalam perawatan dan
tentang instruksi yang diberikan. pengobatan.
  Pasien kooperatif dalam program pengobatan.          Jelaskan tentang pentingnya perawatan dan
pengobatan.
         Jelaskan tentang pentingnya istirahat total.
         Berikan informasi tertulis / verbal yang
terpat tentang diet pra natal dansuplemen
vitamin / zat besi setiap hari.
         Evaluasi motivasi / sikap, dengan
mendengar keterangan klien dan
memintaumpan balik tentang informasi yang
diberikan.
         Tanyakan keyakinan berkenaan dengan
diet sesuai dengan budaya dan hal- haltabu
selama kehamilan

II. ASUHAN IBU HAMIL NORMAL TRIMESTER II


A.    Pengertian ibu hamilnormal trimester II
Merupakan kehamilan yang terjadi pada kehamilan usia 14 – 28 Minggu. Merupakan
kehamilan yang terjadi pada kehamilan antara 16 – 24 minggu (4 – 6 bulan) (Wiknjosastro,
2007)
B. Tanda dan gejala ibu hamil trimester II
Tanda Kehamilan Trimester Kedua
Terdapat beberapa tanda dan gejala kehamilan untuk memastikan apakah seseorang
benar – benar hamil atau tidak.Tanda dan gejala kehamilan ini digolongkan sesuai dengan
signifikansi dalam menetapkan diagnosa positif kehamilan. Tanda – tanda tersebut dibagi
menjadi : tanda subyektif, tanda obyektif dan bukti absolut kehamilan.
Berikut akan diuraikan mengenai tanda kehamilan yang terjadi dalam trimester kedua :
a)      Tanda Subyektif
Perubahan payudara; nyeri tekan, terasa berat, pembesaran, pigmentasi dan perubahan
putting. Perubahan ini sangat signifikan pada wanita yang belum pernah hamil.
Frekuensi berkemih; kongesti darah pada organ perlik meningkatkan sensitifitas

31
jaringan.Tekanan karena perbesaran uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf dan
mentrigger keinginan untuk berkemih selama kehamilan.
Gejala gejala umum; beberapa wanita mengatakan bahwa ia merasa hamil. Terjadi
perasaan mudah lelah, pusing dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tidur.
Quickening; berarti perasaan pertama adanya kehidupan.Sensasi getaran ini seperti kupu –
kupu terbang, dirasakan pertama kali oleh calon ibu sekitar minggu ke 22, atau minggu ke 20
pada wanita yang pernah hamil sebelumnya.
b)      Tanda Obyektif (probabilitas)
         Tanda Chadwick’s; bercak keunguan pada vagina karena meningkatnya suplai darah.
         Tanda Hegar’s; melunaknya segmen bawah uterus.
         Tanda Godell’s; melunaknya uterus.
         Perubahan uterus; pada awal bulan keempat, uterus menjadi sebesar buah jeruk, fundus
uteri naik sampai tulang pubis. Pada akhir bulan kelima fundus uteri telah naik sampai ke
pusat.
         Ballottement; pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin yang
mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan kemudian kembali ke
posisinya semula. Hal ini terjadi sekitar kehamilan 4 sampai 5 bulan
         Uterine souffle; desiran nadi yang terdengar diatas uterus hamil
         Kontraksi Braxton Hicks; kontraksi yang mungkin terjadi selama masa kehamilan, tidak
terasa sakit.
         Perubahan abdomen; karena uterus membesar, maka secara alamiah dinding abdomen
harus terdorong keluar, kulit abdomen mungkin teregang
         Striae gravidarum; terjadi akibat regangan kulit, terlihat garis – garis tak teratur pada kulit
abdomen.
         Pigmentasi; terjadi karena pengumpulan pigmen pada kulit payudara, mula dan midline
abdomen
c)      Bukti positif (absolut)
Bukti kehamilan positif diperlihatkan ketika pemeriksa dapat :
         Mendengar bunyi jantung janin dan desiran funik (dorongan darah janin melalui tali
pusat)
Denyut jantung janin dapat didengar selambatnya pada minggu kesepuluh dengan detektor
nadi ultrasonografi janin, pada minggu ke 17 sudah bisa didengar melalui stetoskop. DJJ
terdengar seperti detak cepat jarum jam, berdenyut 120 – 160 kali permenit.
Desiran funik jarang didengar, secara alamiah denyut terdengar bersamaan dengan denyut
janin tetapi memiliki pantulan, bunyi berdesis.
32
32
         merasakan bagian – bagian janin
Bagian janin paling cepat teraba pada minggu kelima , tetapi biasanya baru teraba kemudian.
         melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skeleton janin pada gambaran X-ray
USG telah berhasil dengan baik menentukan embrio paling cepat minggu keenam. Skeleton
janin diperlihatkan oleh X-ray paling cepat minggu ke 12
         merasakan gerakan janin
Terkadang pada bulan keempat ibu merasakan gerakan janin. Untuk menjadi tanda positif,
gerakan ini harus dirasakan dan ditentukan oleh pemeriksa.
         mencatat elektrokardiogram janin
EKG janin adalah tekniuk dimana impuls listrik yang terjadi dalam jantung janin direkam
dengan cara meletakkan elektroda pada abdomen ibu. Pengamatan ini memberikan informasi
berkelanjutan tentang janin.
         Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Kedua
Trimester kedua ditandai oleh timbulnya berbagai fungsi baru dan pertumbuhan janin yang
cepat, khususnya dalam ukuran panjang. Adapun perkembangan yang terjadi meliputi:
  Penampakan eksternal.
16 minggu : kepala masih dominan, wajah terlihat seperti manusia, mata, telinga dan hidung
terlihat khas. Perbandingan tangan dan kaki sesuai. Tumbuh kulit di kepala. Terlihat aktivitas
motorik.
20 minggu : terlihat vernik kaseosa, terlihat laguno, kaki memanjang dengan sesuai, terlihat
kelenjar sebasea.
24 minggu : tubuh terbaring tetapi dengan proposisi yang sempurna, kulit kemerahan dan
keriput, terlihat vernik kaseosa, terbentuk kelenjar keringat.
28 minggu : tubuh terbaring, keriput dan kemerahan makin berkurang, terlihat kuku.
  Pengukuran mahkota ke pantat (cm)
16 minggu : 11,5-13,5
20 minggu : 16-18,5
24 minggu : 23
28 minggu : 27
  Perkiraan berat badan (gr)
16 minggu : 100
20 minggu : 300
24 minggu : 600
28 minggu : 1.100

33
  Sistem muskuloskeletal
13-14 minggu : terlihat gerakan lambat bagian tubuh janin sebagai akibat adanya rangsangan
(aktivitas motorik) pada saat ini biasanya ibu mulai dapat merasakan gerakan janin.
16 minggu : sebagian besar tulang dapat terlihat dengan jelas di seluruh tubuh, terlihat kavitas
persendian, pergerakan otot sudah dapat dideteksi.
17 minggu : refleks menggenggam akan nyata dan berkembang sempurna sampai minggu ke
27.
20 minggu : sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan
oleh ibu.
25 minggu : refleks masa baru dapat dilihat.
28 minggu : astragalus (talus, tulang lutut) mengalami osifikasi.
  Sistem sirkulasi
16 minggu : otot-otot jantung berkembang dengan sempurna, darah dibentuk aktif dalam
limpa.
24 minggu : pembentukan darah mengikat dalam sum-sum tulang dan menurun dalam hepar.
  Sistem gastrointestinal
14 minggu : gerakan menelan telah terjadi.
16 minggu : terdapat mekonium pada usus, di dalamnya terdapat cairan
usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan rambut lanugo dari cairan amnion yang tertelan
oleh janin, beberapa enzim disekresi, anus terbuka.
17 minggu : dengan rangsang oral janin dapat menjulurkan bibir atasnya.
20 minggu : email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat dikenali,
dapat menjulurkan kedua bibirnya.
22 minggu : kedua bibir dapat dikerutkan dengan rangsangan.
28-29 minggu : janin sudah dapat mengisap aktif sebagai upaya mendapatkan makanan.
  Sistem pernafasan
16 minggu : serabut-serabut elastik terbentuk di paru-paru, terlihat brochiolus terminal dan
respiratorius.
18 minggu : gerakan pernafasan dapat terdeteksi namun perkembangan struktur alveolus paru
belum mencukupi bagi kemungkinan hidup janin sebelum minggu ke 27-28.
20 minggu : lubang hidung terbuka kembali.
22 minggu : gerakan nafas yang diikuti oleh bunyi suara yang lemah.
24 minggu : sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti pernafasan mulai terlihat,
terlihat lesitin dalam cairan amnion.
28 minggu : terbentuk surfaktan di permukaan alveolar.
34
  Sistem renalis
16 minggu : ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang khas.
  Sistem persarafan
16 minggu : lobus – lobus cerebral mulai terlihat, cerebellum memperlihatkan beberapa
tonjolan.
20 minggu : otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi mielinisasi korda, medula
spinalis berakhir pada tingkat S-1.
24 minggu : terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi neuronal pada korteks serebri
berakhir.
28 minggu : tampak fisura serebri; konvolusi terjadi dengan cepat.
  Organ-organ pengindera
16 minggu : organ-organ pengindera mengalami perbedaan secara umum.
20 minggu : hidung dan telinga mengalami osifikasi.
28 minggu : kelopak mata terbuka kembali, selaput retina terbentuk sempurna; terbentuk
reseptif cahaya, pupil mampu memberikan reaksi terhadap cahaya.
  Sistemgenitalis
24 minggu : testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke skrotum.
Perubahan Psikologis dan Fisiologis pada Ibu dalam Trimester Kedua
a.       Perubahan Psikologis
Kehamilan adalah saat –saat krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan
peran bagi setiap orang : ibu, bapak, dan anggota keluarga. Efek – efek pada masa kehamilan
akan dapat dipahami dengan baik bila kita mengerti tentang kerangka kerja teori krisis.
Definisi tentang krisis dinyatakan sebagai suatu ketidak seimbangan psikologis yang
disebabkan oleh situasi atau tahap perkembangan.Pada awalnya, terdapat periode syok dan
menyangkal, kemudian kebingungan dan preoccupation dengan berbagai masalah yang
diperkirakan sebagai penyebabnya. Hal ini diikuti oleh suatu aksi untuk menghasilkan suatu
solusi, dan akhirnya terjadi proses belajar dari pengalaman. Cara orang bereaksi terhadap
krisis tergantung pada tiga faktor : persepsi terhadap kejadian, dukungan situasional, dan
mekanisme koping mereka.
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa bingung dan preocupation
dengan masalah yang mengganggu.Selama periode ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau
adopsi mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral, dan ekonomi mereka.
Akhirnya dicapai keputusan , dan rencana tindakan dibuat. Setiap wanita membayangkan
tentang kehamilan dalam pikiran –pikirannya sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan
seorang ibu. Ia membentuk bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan
35
kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon terhadap
kehamilan. Sedangkan seorang pria membayangkan bahwa kehamilan adalah bagaimana
menjadi bapak dan seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari ayahnya,
pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsinya mempengaruhi
bagaimana ia memperhatikan ibu dari anak – anaknya. Banyak pria menjadi sangat khawatir
terhadap ibu dari anaknya dan mengambil peran yang aktif dalam memberikan perawatan
medis untuknya.Beberapa pria mengalami gejala – gejala seperti ngidam, agak malas, atau
sakit.Fenomena ini oleh beberapa ahli medis disebut mitleiden, atau “menderita bersama”.
Ketrampilan coping merupakan kekuatan dan ketrampilan seseorang belajar untuk
menyelesaikan masalah dan mengatasi stres, misalnya dengan melakukan aktivitas seperti
menceritakannya pada teman, melakukan olah raga yang berat, mendengarkan musik,
menangis, menulisprosa atau puisi, dan melakukan solutide. Metoda coping tersebut dapat
digunakan oleh calon orang tua dan anggota keluarga untuk menyesuaikan terhadap realitas
kehamilan dan mencapai keseimbangan pada kehidupan mereka yang terganggu.
Pada trimester kedua (minggu 12 –24) wanita sudah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan.
Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi, morning sickness telah
hilang , ia telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan energinya lebih
konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan dengan
ukurannya.Selama trimester ini, terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan bayinya
pertama kali.Pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru,
dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang besar.Gambaran
sifat dari reaksi emosional wanita terhadap kehamilannya tersebut dimodifikasi oleh perbedaan
kepribadian individu.Beberapa wanita mengalami peningkatan mood, lainnya tidak.Pada
umumnya, bagaimanapun perawat dapat mengharapkan sikap pola perilaku dan dapat
memberikan rasa aman pada ibu dengan menjelaskan bahwa perasaan – perasaan mereka
bukan hal yang aneh.Antusias dan semangat untuk hidup kembali dengan pasti seperti juga
mereka mati.
b.      Perubahan Fisiologis
Fisiologi maternal yakni perubahan-perubahan sehubungan dengan kehamilan antara lain :
         Sistem reproduksi
suplai darah ke organ reproduksi meningkat karena peningkatan kadar hormon steroid dan
bermanfaat bagi perkembangan janin.
Terdapat tiga tanda penting yakni :
- tanda Goodell ‘s : serviks teratai lunak
- tanda Hegar’s : uterus lunak
36
- tanda Chadwick’s : vagina berwarna keunguan
Pada kanalis servikalis dipenuhi mukus kental (operkulum) yang dapat menghambat masuknya
bakteri ke uterus selama persalinan yang disebut, bloody show.
Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah, sebelum hamil seperti ujung hidung,
awal hamil seperti ujung daun telinga, pada keadaan term teraba seperti bibir. Terjadi
pembesaran uterus dengan berat meningkat 20 kali, kapasitas meningkat 500 kali yang
disebabkan oleh pertumbuhan serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan
fibroelastik, darah dan saraf akibat adanya hormon estrogen terjadi sektresi vagina yang
meningkat (leukorrhea) dan terjadi peningkatan kongesti vastilar organ vagina dan pelvik yang
menyebabkan peningkatan sensitivitas yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada
tingginya derajat rangsngan sexsual, terutama antara bulan 4 dan 7 masa kehamilan.
         Sistem integumen
Terdapat rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara yang membesar karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolan dan suplai darah. Putting susu menonjol dan keras dan
mengeluarkan cairan jernih (kolostrum). Areola lebih gelap dan kelenjar montgomery
menonjol keluar.
Terdapat striae gravidarum yang berupa regangan kulit akibat serabut elastik dari lapisan kulit
terdalam terpisah dan putus. Terjadi pigmentasi kulit berupa linea nigra pada abdomen, dan
Cholasma, yaitu bintik-bintik hitam pada wajah perspirasi dan sekresi kelenjar lemak juga
meningkat.
         Sistem endokrin
Terjadi perubahan hormonal yaitu : peningkatan progesteron dan estrogen, plasenta
menghasilkan hCG, hPL, hCT, pulau langerhans membentuk insulin lebih banyak, hormon-
hormon pituitari secara signifikan terpengaruh, kortek ardenal membentuk kortin lebih banyak.
Terutama kelenjar paratiroit yang ukurannya meningkat selama minggu kel 15-30 ketika
kebutuhan kalsium janin lebih besar, tanpa hormon paratiroit tersebut metabolisme tulang dan
otot terganggu.
         Sistem kardiovaskuler
Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa terjadi) edema jaringan, sel darah merah,
hemoglobin dan fibrin juga meningkat sehingga bisa terjadi pseudoanemia yang fisiologis
pada kehamilan. Mungkin terjadi pula sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan uterus
pada vena kava, lebih buruk lagi terjadinya trombosis vena sehubungan dengan peningkatan
fibrin dan stastis vena.
         Sistim muskuloskeletal
Kebutuhan kalsium meningkat 33 % tetapi tidak diambil dari gigi. Sendi pelvik sedikit dapat
37
bergerak untuk mengkompensasi pembesaran janin, bahu tertarik kebelakang dan lumbal lebih
lengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung.
Terjadinya kram otot tungkai dan kaki tidak diketahui penyebabnya, mungkin berhubungan
dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau postur
yang tidak seimbang.
         Sistim pernafasan
Akibat bentuk rongga torak berubah dan karena pernafasan yang lebih cepat, sekitar 60%
wanita hamil mengeluh sesak nafas. Kapasitas paru tidak berubah, pada kenyataanya tidal
volume meningkat. Terjadi bengkak seperti arlegi pada membran mukosa merupakan hal
umum yang dapat menyebabkan gejala serak, hudung tersumbat, dispnea, sakit tenggorokan,
perdaran hidung, hilangnya indra penciuman.
         Sistem gastrointestinal
Pada awal kehamilan wanita hamil mengalami mual muntah, sekresi saliva menjadi lebih asam
dan lebih banyak. Saat berlanjut, penurunan asam lambung dan perlambatan pengosongan
lambung dapat menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja
menyebabkan mual tetapi juga konstipasi.
         Sistem perkemihan
Terjadi gerakan urine kekandung kemih yang lebih lambat dan dapat meningkatkan
kemungkinan pielovefritis. Suplai darah kekandung kemih meningkat dan pembesaran uterus
menekan kandung kemih dapat menyebabkan meningkatnya berkemih.
         Sistem persarafan
Kadang terjadinya perubahan postur pada kehamilan dapat menyebabkan acrodysesthesia
sehubungan dengan tekanan mekanik, atau numbness, tingling, dan kaku. Otak mungkin tidak
mengalami perubahan namun efek psikologis mungkin dapat terjadi beruapa swing mood atau
psikosis akibat tidak menerima kehamilannya.

Asuhan Keperawatan Kehamilan Trimester 2


A. PENGKAJIAN
1. ANAMNESA
Umur kehamilan antara 16 – 24 minggu ( 4 – 6 bulan ) , keluhan mual muntah dan pusing kepala
sudah tidak ada. Gerakan janin untuk pertama kalinya mulai dirasakan.

2. PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS


PERUBAHAN FISIK PADA IBU HAMIL

38
Pada kehamilan trimester II ini mengalami perubahan seluruh sistem tubuh baik secara anatomis
maupun fisiologis dari keadaan tidak hamil ke keaadan hamil yang disebut fisiologi maternal.
1.SISTEM REPRODUKSI
A.Uterus
Melalui pemeriksaan Leopold I
Usia 16 minggu
Berbentuk bulat, kavum uteri diisi oleh ruang amnion yang berisi janin, dan tinggi fundus uteri kira
– kira terletak diantara simfisis dan pusat
- Usia 20 minggu
Tinggi fundus uteri kira – kira 3 jari diatas pusat
- Usia 24 minggu
Tinggi fundus uteri kira – kira tepat setinggi pusat
b.Vagina
Meningkatnya kongesti vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan peningkatan sensitifitas
yang sangat berarti.Jadi antara bulan ke-4 dan ke-7 kehamilan memungkinkan tingginya derajat
rangsangan seksual.
2.SISTEM INTEGUMEN
a.Payudara
-Adanya rasa kesemutan
- Adanya nyeri tekan
- Membesar secara bertahap karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah
- Puting susu lebih menonjol dan mengeras
- Areola tumbuh lebih gelap
- Kelenjar – kelenjar Montgomery menonjol keluar
b.Kulit
1. Stiae gravidarum
Yaitu tanda regangan yang dibentuk akibat serabut – serabut elastik dari lapisan kulit terdalam
terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal
-Pigmentasi
Mengalami pengumpulan pigmen sementara di tiga area yaitu linea nigra ( garis gelap mengikuti
midline abdomen ), cholasma ( topeng kehamilan yang terlihat seperti bintik – bintik hitam pada
wajah ), dan areola.
- Perspirasi dan sekresi kelenjar lemak
Kelenjar sebasea atau keringat menjadi lebih aktif.Akibatnya mungkin mengalami gangguan bau
badan, banyak mengeluarkan keringat, dan berminyak.
39
3.SISTEM ENDOKRIN
a.Ovarium dan plasenta
Korpus luteum mulai mnghasilkan estrogen dan progesteron dan setelah plasenta terbentuk menjadi
sumber utama kedua hormon. Plasenta membentuk steroid, human chorionic gonadotropin ( HCG ),
Human Placenta Lactgogen ( HPL ) atau Human Chorionic Somatomammothropin ( HCS ), dan
Human Chorionic Thyrotropin ( HCT ).
b.Kelenjar tiroid
Metabolic rate meningkat hampir 20 % karena oksigen yang digunakan lebih banyak. Kelenjar ini
ukurannya meningkat kqarena pertumbuhan sel – sel acinar, tetapi jumlah hormon tiroksin yang
dihasilkan tetap sama
c.Kelenjar paratiroid
Ukurannya meningkat karena kebutuhan kalsium semakin besar.Karena hormon ini untuk
mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, jadi tanpa hormon ini metabolisme tulang dan
otot terganggu.
d.Pankreas
Sel – selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang
meningkat.
e.Kelenjar pituitari
Pada lobus anterior mengalami sedikit pembesaran dan terus menghasilkan semua hormon tropik,
tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda.FSH ditekan oleh HCG.Hormon pertumbuhan berkurang
dan hormon melanotropik meningkat.Pembentukan prolaktin meningkat.
f.Kelenjar adrenal
Ukuran bagian kortikal yang membentuk kortin meningkat.Tetapi ukuran atau fungsi bagian medula
tetap.
4.SISTEM KARDIOVASKULER
Terjadi peningkatan volume darah sekitar 30 % - 50% diatas tingkat biasanya karena adanya retensi
garam dan air yang disebabkan sekresi aldosteron dari adrenal oleh esterogen.
5.SISTEM MUSKULOSKELETAL
a.Gigi, tulang, persendian
-Membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak kalsium dan fosfor
- Saliva yang asam pada saat hamil membantu aktifitas penghancuran bakteri email yang
menyebabkan karies.
- Sendi pelvik sedikit dapat bergerak
- Terjadi penambahan berat badan sehingga bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang
lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur.
40
b. PERKEMBANGAN JANIN
PENAMPAKAN EKSTERNAL
- Minggu 16 ( bulan 4 )
Kepala masih dominan, wajah terlihat seperti manusia, mata telinga dan hidung terlihat khas ,
perbandingan tangan dan kaki sesuai, tumbuh rambut kulit kepala, terlihat aktifitas motorik.
- Minggu 20 ( bulan 5 )
Terlihat vernik kaseosa, terlihat laguno, kaki memanjang dengan sesuai, terlihat kelenjar sebasea.
- Minggu 24 ( bulan 6 )
Tubuh terbaring tetapi dengan proporsi yang sempurna, kulit kemerahan dan keriput, trlihat vernik
kaseosa, terbentuk kelenjar keringat.
PENGUKURAN MAHKOTA KE PANTAT ( CM )
- Minggu 16 ( bulan 4 ) 11,5 -13,5
- Minggu 20 ( bulan 5 ) 16 – 18,5
- Minggu 24 ( bulan 6 ) 23
SISTEM MUSKULOSKELETAL
-          Minggu 16 ( bulan 4 )
Sebagaian tulang dapat terlihat dengan jelas di seluruh tubuh, terlihat kavitas persendian,pergerakan
otot sudah dapat terdeteksi.
-          Minggu 20 ( bulan 5 )
Sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu.
-          Minggu 24 ( bulan 6 )
Sama dengan pada minggu ke 20, tetapi pergerakan semakin kuat dirasakan oleh ibu.
6. SISTEM SIRKULASI
- Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Otot – otot jantung berkembang dengan sempurna, darah dibentuk aktif dalam limpa.
- Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Pembentukan darah meningkat dalam sumsum tulang dan menurun dalam hepar.
7.SISTEM GASTROINTESTINAL
- Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Terdapat mekonium pada usus, beberapa enzim disekresi, anus terbuka.
-          Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat dikenali
8.SISTEM PERNAPASAN
- Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Serabut – serabut elastik terbentuk di paru – paru, terlihat brokioles terminal dan respiratorius.
41
- Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Lubang hidung terbuka kembali
- Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam
cairan amnion.
9.SISTEM RENALIS
-Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang pas.
10. SISTEM PERSARAFAN
- Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Lobus – lobus serebral mulai terlihat, serebelum memperlihatkan beberapa tonjolan.
- Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi mielinisasi korda, medula spinalis berakhir pada
tingkat S – 1
- Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi neuronal pada korteks serebri berakhir.
11.ORGAN – ORGAN PENGINDRA
- Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Organ – organ pengindra mengalami perbedaan secara umum
- Minggu ke 20 ( bulan 5 )
Hidung dan telinga mengalami osifikasi
SISTEM GENITALIS
- Minggu ke 16 ( bulan 4 )
Testis dalam posisi siap mengalami desenden ke dalam skrotum, vagina terbuka
- Minggu ke 24 ( bulan 6 )
Testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke skrotum.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan. Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon
yang tinggi, morning sickness telah hilang, ia telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan
pikiran dan energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan
ketidaknyamanan dengan ukurannya.Selama trimester ini terjadi quickening. Quickening adalah
istilah yang berarti “ perasaan pertama adanya kehidupan “. Pengalaman tersebut menandakan
pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru, dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki
dorongan psikologis yang besar.

42
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perepsi perubahan
biofisik, respon, orang lain.
Tujuan Intervensi
- Klien melaporkan penurunan frekuensi atau Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada
beratnya keluhan. pengerahan tenaga, kelelahan).
- Klien mendemonstrasikan perilaku yang R : Menentukan luas atau beratnya masalah,
mengoptimalkan fungsi pernafasan. yang terjadi pada kira – kira 60% klien
pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat,
fungsi pernafasan diubah saat kemampuan
diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang
oleh pembesaran uterus.
2. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis
yang terjadi atau ada sebelumnya (misalnya
alergi, einitis, asma, masalah
sinus,tuberkulosis).
R : Masalah lain dapat terus mengubnah pola
pernafasan dan menurunkan oksigenasi
jaringan ibu atau janin.
3. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit.
Tekankan pentingnya masukan vitamin atau
fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali pada
klien dengan anemia sel sabit).
R : Peningkatan kadar plasma pada gestasi
minggu ke 24 – 32 mengencerkan kadar Hb,
mengakibatkan kemungkinan anemia dan
menurunkan kapasitas pembawa oksigen.
(Catatan : zat besi dapat dikontraindikasikan
untuk anemia sel sabit).
4. Berikan informasi tentang rasional untuk
kesulitan pernafasan dan program aktivitas /
latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat,
tambah waktu untuk melakukan aktivitas
tertentu, dan latihan ringan,seperti berjalan.
R : Menurunkan kemungkinan gejala – gejala
43

43
pernafasan yang disebabkan oleh kelebihan.
5. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan
klien untuk mengurangi masalah, misalnya :
postur yang baik, menghindari yang buruk,
makan sedikit tetapi sering dengan
menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
atau tidur bila gejala berat.
R : Postur yang baik dan makan sedikit tetapi
sering membantu memaksimalkan penurunan
diafragmatik, meningkatkan ketersediaan ruang
untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan
persediaan oksigen untuk pertukaran ibu janin.
Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan
ekspansi paryu sesuai penurunan uterus gravid.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan berhubungan
dengan terus membutuhkan informasi sesuai perubahan trimester kedua yang dialami.
Tujuan Rasional
- Klien mampu mengungkapkan atau 1. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan
mendemonstrasikan perilaku perawatan diri selama trimester kedua.
yang meningkatkan kesejahteraan. R : Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru
- Klien mampu bertanggung jawab terhadap yang terjadi, tanpa memperhatikan apakah
perawatan kesehatannya sendiri. perubahan diharapkan atau tidak.
- Klien mampu mengenali dan melakukan 2. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan
tindakan untuk meminimalkan dan mencegah sesuai pedeoman pada MK : trimester pertama,
faktor resiko. DK : Akurang pengetahuan (kebutuhan
- Klien mampu mengidentifikasi tanda – tanda belajar).
bahaya / mencari perawatan medis dengan R : Pengulangan menguatkan penyuluhan dan
tepat. bila klien belum melihat sebelumnya,
informasi bermanfaat pada saat ini.
3. Berikan informasi tentang kebutuhan
terhadap fero sulfat dan asam folat
R : Fero sulfat asam folat membantu
mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi
asam folat memperberat anemia megaloblastik,
kemungkinan abrupsi plasenta, aborsi dan

44

44
malformasi janin (catatan : klien dengan
anemia sel sabit memerlukan peningkatan asam
folat selama dan setelah episode krisis).
4. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan
individu (misalnya aborsi spontan, hipoksia
yang berhubungan dengan asma atau
tuberkulosis, penyakit jantung, hipertensi
akibat kehamilan (HAK), kelainan ginjal,
anemia, diabetes melitus gestasional (DMG),
penyakit hubungan seksual (PHS). Tinjau
ulang tanda – tanda bahaya dan tindakan yang
tepat.
R : Membantu mengingatkan / informasi untuk
klien tentang potensial situasi resiko tinggi
yang memerlukan pemantauan lebih ketat dan
intervensi.
5. Diskusikan adanya obat obatan yang
mungkin diperlukan untuk mengontrol atau
mengatasi masalah medis.
R : Membantu dalam memilih tindakan karena
kebutuhan harus ditekankan kepada
kemungkinan efek berbahaya pada janin.
6. Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan
laboratorium khusus screaning dan pemantauan
ketat sesuai indikasi.
R : Kunjungan pra natal yang lebih sering
mungkin diperlukan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht
dengan menggunakan elektroforesis
mendeteksi anemia khusus dan membantu
dalam menentukan penyebab. Skrining untuk
DMG pada gestasi minggu ke 24 -26 atau pada
gestasi minggu ke 8,dan ke 32 pada klien
resiko tinggi dapat mendeteksi terjadinya
hiperglikemia, dapat memerlukan tindakan
45

45
dengan insulin dan / atau diet menurut
American Diabetes Association.
Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan
harapan, takut akan cedera.
Tujuan Rasaional
- Klien mampu mendiskusikan masalah 1. Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola
seksual. koitus seksual yang normal.
- Klien mampu mengungkapkan pemahaman R : Kepuasan seksual yang optimal untuk klien
tentang alasan yang mungkin untuk diubah. pranatal terjadi pada trimester kedua karena
- Klien mampu mengidentifikasi alternatif vasokongesti pelvis / perineal meningkatkan
yang dapat diterima untuk memenuhi kenikmatan orgasme. Pria dapat mengalami
kebutuhan individu. berbagai perasaan saat berespon terhadap
- Klien mampu mengungkapkan kepuasan peningkatan hasrat pasangannya dan menjadi
bersama atau konseling bila dibutuhkan. bingung karena penurunan atau peningkatan
hasrat seksualnya sendiri dalam memberi rspon
terhadap perubahan bentuk tubuh pasangannya.
2. Tinjau ulang apa yang dirasakan dan
didiskusikan kemungkinan pilihan dalam
peningkatan kontak fisik melalui berpelukan
dan bercumbu daripada melakukan koitus
secara aktual.
R : Rasa takut mencederai janin pada saat
koitus adalah hal yang umum. Meyakinkan dan
memperhatikan bahwa hal tersebut normal
dapat membantu menghilangkan ansietas.
Pilihan lain akan diterima dengan baik bila
keduanya dipuaskan.
3. Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkin
dilakukan dalam aktivitas seksual.
R : Membantu pasangan untuk
mempertimbangkan / membuat pilihan.
4. Waspadai adanya indikasi kemungkinan
kesulitan seksual atau perilaku yang tidak
sesuai dari pria.
R : Disini tampak frekuensi penyimpangan

46

46
menjadei lebih tinggi (misalnya perkosaan,
inses, kejahatan kekerasan, dan perselingkuhan
ekstramarital) bila pasangan sedang hamil.
Kolaborasi
1. Rujuk pada perawat klinis spesialis /
konseling sesuai indikasi.
R : Mungkin perlu bantuan tambahan untuk
mengatasi masalah dasar, yang dapat
berkembang selama kehamilan atau mungkin
sudah ada sebelumnya.
Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan persepsi perubahan
biofisik,respon orang lain.
Tujuan Rasional
- Klien mampumengungkapkan penerimaan / 1. Tinjau ulang / kaji sikap terhadap kehamilan
adaptasi bertyahap untuk mengubah konsep perubahan bentuk tubuh, dsb.
diri / cityra tubuh. R : Pada trimester kedua perubahan bentuk
- Klien mampu mendemonstrasikan citra tubuh tubuh telah tampak. Respon negatif dapat
positif dengan mempertahankan kepuasan terjadi pada klien / pasangan yang memiliki
penampilan keseluruhan, berpakaian dengan konsep diri yang rapuh, didasarkan pada
pakaian yang tepat dan sepatu berhak rendah. penampilan fisik. Efek – efek yang tampak
lainnya dari hormon – hormon pranatal seperti
kloasma, striae gravidarum, telangiektasis
(spider vaskular), eritema palmar, jerawat, dan
hirsutisme dapat memperberat perubahan
emosi klien. Perubahan ini dapat
mempengaruhi bagaimana menghadapi
perubahan yang terjadi.
2. Diskusikan perubahan aspek fisiologis dan
responb klien terhadap perubahan. Berikan
informasi tentang kenormalan perubahan.
R : Individu bereaksi secara berbeda terhadap
perubahan yang terjadi. Informasi dapat
membantu klien memahami / menerimja apa
yang terjadi.
3. Anjurkan gaya dan sumber – sumber yang

47

47
tersedia dari pakaian saat hamil.
R : Situasi individu menandakan kebutuhan
akan pakaian yang akan menungkatkan
penampilan klien untuk kerja dan melakukan
aktivita yang menyenangkan.
4. Diskusikan metode perawatan kulit dan
berhias (untuk meminimalkan /
menyembunyikan area kulit yang menjadi
gelap), menggunakan kaos kaki penyokong,
pemeliharaan postur dan program latihan
sedang.
R : Belajar dan ikut untuk melihat dan merasa
lebih baik mungkin membantu untuk
mempertahankan perasaan positif tentang diri.
Aturan latihan perinatal yang bukan latihan
ketahanan cenderung memperpendek
persalinan, meningkatkan kemungkinan
kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan
kebutuhan terhadap argumentasi oksitosin.
Kolaborasi
1. Rujuk pada sumber – sumber lain seperti
konseling dan / atau kelas – kelas pendidikan
kelahuiran anak dan menjadi orang tua.
R : Mungkin membantu dalam memberikan
dukungan tambahan selama periode perubahan
ini; mengidentifikasi mode – model peran.

III. ASKEP IBU HAMIL PADA TRIMESTER III


1.Ibu Hamil pada Trimester III (27-40 minggu)
Merupakan suatu trimester yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang tua
yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua dan janin berkembang pada trimester
ini.Perhatian ibu hamil biasanya mengarah pada keselamatan diri dan anaknya. Bersamaan dengan
harapan akan hadirnya seorang bayi, timbul pula kecemasan akan adanya kelainan fisik maupun
mental pada bayi. Kecemasan akan nyeri dan kerusakan fisik akibat melahirkan serta kemungkinan
hilangnya kontrol saat persalinan perlu mendapat perhatian pula.
48
Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat ibu. Dispnea,
peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises dialami oleh kebanyakan wanita pada
kehamilan tahap akhir.Peningkatan ukuran abdomen mempengaruhi kemampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Posisi yang nyaman sulit didapat, biasanya ibu hamil menjadi semakin tidak
sabar menanti saat-saat semuanya berlalu (Bobak et.al, 2004:184 ).
2. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester III
Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan trimester III yaitu:
1. Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30
gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Bentuknya kembali seperti bentuk semula,
lonjong seperti telur. Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di atas pusat
atau 1/3 jarak antara pusat ke prossesus xipoideus.Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak
antara ½ jarak pusat dan prossesus xipoideus.Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-
kira 1 jari di bawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri
pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu
adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari di
bawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan
masuk ke dalam rongga panggul.
2. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan kebiru-biruan (tanda
Chadwicks).Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
3. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI
pada laktasi.Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan,
yaitu estrogen, progesteron, dan somatomammotropin. Pada kehamilan 12 minggu ke atas, dari
puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum.
4. Sirkulasi darah
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan
darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi. Vena
tungkai terpengaruhi pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous
return) akibat tingginya tekanan darah vena yang kembali dari uterus dan akibat tekanan mekanik
dari uterus pada vena cava.Keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai (dan kadang-
kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan.
5. Sistem respirasi
49
Ekspansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus, diafragma naik 4 cm (1,5 inci), kondisi
ini menyebabkan ibu bernafas pendek dan sesak terjadi pada 60% wanita hamil.
6. Sistem pencernanan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan
pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, morning sickness, dan
mual muntah.Pengaruh progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi (sembelit).
7. Sistem perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala janin mulai turun ke
pintu atas panggul (PAP).Desakan ini menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.Terjadinya
hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urin pun makin
bertambah.
4. Tanda-tanda Bahaya pada Ibu Hamil Trimester III
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat
terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi
bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).
Macam-macam tanda bahaya kehamilan adalah:
1. Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang
banyak, atau perdarahan dengan nyeri.Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau
kehamilan ektopik.Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan
kadang-kadang tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.Perdarahan semacam ini berarti plasenta
previa atau abrupsio plasenta (Pusdiknakes, 2003).
2. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum persalinan berlangsung
yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri
atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina (Saifuddin, 2002).
3. Demam tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu
masalah.Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan
demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan
suhu (Saifuddin, 2002).
4. Nyeri abdomen yang hebat

50
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa
adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis,
kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya (Pusdiknakes,
2003).
5. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilan dan seringkali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan.Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah
sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.Kadang-kadang dengan sakit
kepala yang hebat tersebut, penglihatan ibu menjadi kabur atau berbayang.Sakit kepala yang hebat
dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
6. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6.Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan
dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
7. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual
biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama
10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih
buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2002).
8. Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11gr%
pada trimester I dan III, <10,5 gr % pada trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi (Saifuddin,
2002).
Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester Ketiga
Pada trimester III, calon ibu akan semakin peka perasaannya. Tingkat kecemasan ibu akan
semakin meningkat. Calon ibu akan lebih sering mengelus-elus perutnya untuk menunjukkan
perlindungannya kepada janin, senang berbicara kepada janin, terutama ketika janin berubah posisi.
Banyak calon ibu yang sering berkhayal atau bermimpi tentang apabila hal-hal negatif akan terjadi
kepada bayinya saat melahirkan nanti. Khayalan-khayalan tersebut seperti kelaian letak bayi, tidak
dapat melahirkan, atau bahkan janinakan lahir dengan kecacatan. Calon ibu menjadi sangat merasa
bergantung kepada pasangannya.
51
Pada trimester II ini, terutama pada minggu-minggu terakhir kehamilan atau menjelang
kelahiran membutuhkan lebih banyak perhatian dan cinta dari pasangannya, mulai takut jika akan
terjadi sesuatu terhadap suaminya. Maka dari itu, calon ibu ingin memastikan bahwa pasangannya
mendukung dan selalu ada di sampingnya.Tidak semua wanita dapat mengekspresikan perasaan
ketergantungan terhadap pasangannya.Akan tetapi, tetap mengharapkan bahwa perhatian,
dukungan, dan kasih sayang dapat tercurah dari pasangannya tersebut. Selain itu, calon ibu akan
menjadi lebih mudah lelah dan iritabilita. Beberapa wanitaakan sulit untuk berkonsentrasi dan fokus
akan penjelasan-penjelasan baru yang diberikan oleh perawat. Maka dari itu, penjelasan yang
diberikan harus jelas dan ringkas agar calon ibu dapat menyerapnya dengan lebih mudah.
Pada fase ini, calon ibu mulai sibuk mempersiapkan diri untuk persiapan melahirkan dan
mengasuh anaknya setelah dilahirkan. Mempersiapkan segala kebutuhan bayi, seperti baju, nama,
dan tempat tidur. Bernegosiasi dengan pasangannya tentang pembagian tugas selama masa-masa
menjelang melahirkan sampai nanti setelah bayi lahir. Pergerakan dan aktivitasbayiakan semakin
sering terasa, seperti memukul, menendang, dan menggelitik.
Perasaan bahwa janin merupakan bagian yang terpisah semakin kuat dan
meningkat.Peningkatan keluhan somatik dan ukuran tubuh pada trimester III dapat menyebabkan
kenikmatan dan rasa tertarik terhadap aktivitasseksual menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993
dalam Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).
Perubahan psikologis kehamilan trimester ketiga adalah:
 Rasa tidak nyaman kembali timbul
 Merasa tidak menyenangkan ketika bayi lahir tepat waktu
 Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya
 Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal
 Semakin ingin menyudahi kehamilannya
 Merasa sedih karena terpisah dari bayinya
 Merasa kehilangan perhatian
 Tidak sabaran dan resah
 Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya
 Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya
 Libido menurun

ASKEP IBU HAMIL TRIMESTER III


A.Pengkajian
1)Sitem Reproduksi
a)Uterus:Bertambah besar, distensimiometrium, dinding menipis dan adanya kontraksibroxonhis.

52
b)Cervik:Mengeluarkan mucus
c)Vagina:Hiperemia dan leokoreamaningkat
d)Mamae:Membesar dan kolostrum bertambah
2)Sistem cardiovaskuler 
HR meningkat 15x, kerja CV meningkat, cardiak output meningkat 40%volume darah meningkat
30-50%.
3)Sistem Pernapasan
Diafragma tertekan keatas, iga ekspansi, konsumsi oksigen meningkat.
4)Sistem Urinaria
Frekuensi miksi meningkat, filtrasi glomerolus meningkat dankonsentrasi albumin meningkat.
5)Sistem Muskulus kletal: lordosis
6)Sistem integument
Pigmentasi meningkat, aktifitas kelenjar keringat meningkat, rambutmenipis dan kuku cepat patah
dan mudah tumbuh.
7)Sistem Gastro intestinal
Mulut dan gusi hiperemi, gusi sensitif, esopagus dan gaster reflukkapasitas gaster menurun,
intestinal, mortilitas menurun, absorpsinutrisi dan air meningkat.
8)Sistem Endokrin
Kelenjar pituitari, prolaktin, dan oksitosin meningkat, kelenjar thiroidmeningkat.BMR meningkat
dan plasenta fungsi maksimal.
9)Pengkajian Janin
a)Pembukaan leopod
b)Pergerakan janin
c)Elektronik fetal mariltoni contoh USGd)Non stress test (NST)
B.Diagnosa keperawatan
1)Gangguan rasa Nyman
2)Resiko tinggi terjadinya perdarahan
3)kurangnya pengetahuan tentang persiapan persalinan berhubungandengan kurangnya informasi
4)Resti terjadinya cidera berhubungan dengan adanya hipertensi
5)perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaranuterus
6)perubahan pola seksualitas berhubungan dengan ketidaknyamanan(pembesaran abdomen)
C.Intervensi
1)anjurkan klien memakai sepatu tumit pendek
2)kurangi minum susu imblance Ca
3)rubah/ganti posisi
53
4)hindari duduk terlalu lama sering mandi
5)gunakan baju yang longgar dan menyerap keringat.

IV. ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN REMAJA


A. Pengertian
Menurut Soetjiningsih (2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-
anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai
dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda.

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14- 19 tahun baik
melalui proses pra nikah atau nikah (Manuaba, 2007). Kehamilan remaja adalah kehamilan yang
terjadi sebelum usia 19 tahun. Kehamilan ini biasanya tidak direncanakan dan di luar nikah.
Kehamilan remaja masih dipandang sebagai hambatan secara sosial, ekonomi, psikologis dan
pendidikan bagi ibu. 7% dari semua kelahiran terjadi pada remaja. (Muscari, 2005)
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum
stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat
dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.

B. Angka Kejadian
Menurut Survei Kesehatan Remaja Republik Indonesia (2007) remaja usia 15-24 tahun yang
tahu tentang masa subur sebesar 65%, remaja perempuan yang tidak mengetahui sama sekali
perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki sebanyak 21%, hanya 10% remaja pria yang tahu masa
subur wanita dan baru 63% remaja yang mengetahui jika melakukan hubungan seksual sekali
beresiko kehamilan. Sedangkan remaja yang memiliki teman untuk melakukan hubungan seks
pranikah mencapai 82% dan remaja mempunyai teman seks dan hamil sebelum menikah mencapai
66%.
Berdasarkan survei Riskesdas (2013) angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun
adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun, meskipun sangat kecil (0,02%)
dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97 persen. Berdasarkan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 membuktikan bahwa angka fertilitas remaja
(AFR) pada kelompok usia 15-19 tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan (Fanaurora, 2013)
Sebuah penelitian Australian National University (ANU) bekerja sama dengan Pusat
Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2010 bertempat di Jakarta, Tangerang.
Penelitian ini diterapkan kepada 3.006 responden berusia 17-24 tahun, ternyata 20% remaja hamil
dan melahirkn sebelum menikah (Fanaurora, 2013).

54
C. Etiologi
1. Faktor medis

Adapun faktor medis yang mempengaruhi kehamilan resiko tinggi yaitu penyakit ibu
dan janin, belum matangnya organ reproduksi, kelainan obstetrik, gangguan plasenta,
gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit neonatus, dan kelainan genetic.
2. Faktor non medis
a) Faktor agama dan iman

Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan


berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di luar nikah
sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk
bertanggung jawab.
b) Faktor lingkungan
1) Orang tua

Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat memberikan
pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini orang tua bersikap
tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak
dalam masalah seksual.
2) Teman, tetangga dan media.

Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari media


elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran bahwa seks
bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang lazim.
3) Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan

Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual


sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak
negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah
seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-
teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri
belum dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus
dihindari.
4) Perubahan zaman

55
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi
sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang
lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film
yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup
bebas, termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.
5) Perubahan kadar hormon
Perubahan kadar hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan
seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.
6) Semakin cepatnya usia pubertas

Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang remaja),


sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan kehidupan saat ini
menyebabkan “masa- masa tunda hubungan seksual” menjadi semakin panjang.
Jika tidak diberikan pengarahan yang tepat maka penyaluran seksual yang
dipilih beresiko tinggi.
7) Adanya trend baru dalam berpacaran dikalangan remaja.

Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual di luar nikah meskipun dengan
rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser
nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan hubungan seksual
dengan banyak orang.

D. Patofisiologi

Menurut (Bobak, 2004) secara medis kehamilan remaja membawa dampak buruk. Dampak
buruk itu kemungkinan terjadinya “kemacetan persalinan” akibat tidak seimbangnya antara panggul
ibu dan janinnya. Itu bisa dimengerti, karena pada wanita yang usianya muda, panggulnya belum
berkembang sempurna.
1. Pada ibu, perdarahan pada kehamilan maupun pasca persalinan, hipertensi selama
kehamilan, solusio plasenta, dan resiko tinggi meninggal akibat perdarahan.
2. Pada bayi, kehamilan belum waktunya (prematur), pertumbuhan janin terhambat, lahir
cacat dan berpenyakitan, dan BBLR.

E. Komplikasi

Dampak dari kehamilan resiko tinggi pada usia muda, antara lain (Manuaba, 2007):
1. Keguguran.
56
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja, misalnya karena
terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kemandulan.
2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.

Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang
belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi
gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan
dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi
rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain
itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri
yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat
dan memijat perutnya sendiri. Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan
gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat
pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur,
berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
3. Mudah terjadi infeksi.

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi
infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4. Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi.

Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel
darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang
kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
5. Keracunan kehamilan (gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia.
Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan
kematian.
6. Kematian ibu yang tinggi.

57
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi.
Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan
dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
7. Persalinan yang lama
8. Disproporsi fetopelvis

Kehamilan pada remaja biasanya menghadapi banyak krisis psikologis selama kehamilan
(Muscari : 2005) :
1. Menyadari kehamilannya dan menginformasikannya kepada pasangan serta orang tua
2. Keputusan untuk mengandung janin sampai lahir atau melakukan aborsi
3. Menyiapkan kebutuhan keuangan, medis dan nutrisi
4. Menghadapi hubungan interpersonal di rumah dan di sekolah
5. Keputusan untuk membesarkan sendiri bayinya atau untuk adopsi
6. Koping terhadap perubahan gambaran tubuh
7. Koping terhadap masalah keterikatan dan menjadi orang tua.

F. Manifestasi klinis

Pada ibu yang memiliki risiko tinggi dalam kehamilan memiliki tanda bahaya sebagai
berikut :
1. Muntah terus menerus, tidak bisa makan
2. Perdarahan
3. Pucat pada konjungtiva, muka, telapak tangan menunjukkan anemia (kekurangan darah)
4. Demam tinggi, biasanya karena infeksi
5. Keluar air ketuban sebelum waktunya
6. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi
abnormalitas, melokalisasi plasenta dan kantung cairan amnion pada amniosintesis.
2. Amniosintesis terhadap perbandingan lesitin terhadap sfingomielin (L/S) : mendeteksi
adanya fosfatidilgliserol (fg), mengukur densitas optikal cairan untuk mendeteksi
hemolisis dari ketidaksesuaian Rh atau infeksi pada cairan.
3. Tes toleransi glukosa: memeriksa diabetes melitus gestasional (DMG).
4. Jumlah trombosit: penurunan mungkin berhubungan dengan HAK dan sindrom HELLP
(hemolisis, peningkatan enzim hepar atau jumlah trombosit rendah).
58
5. Golongan darah, kelompok Rh, dan pemeriksaan untuk antobodi pada klien Rh-
negatif/Du-negatif: mengidentifikasi risiko ketidaksesuaian.
6. Pemeriksaan koagulasi (masa tromboplastin parsial teraktivasi (APPT), masa
tromboplastin parsial (PTT), masa protrombin (PT), produk degradasi lembaran fibrin
(FSP atau FDP) : mengidentifikasi kelainan pembekuan bila ada perdarahan.
7. Bilirubin, pemeriksaan fungsi hepar (AST, ALT, dan kadar LDH): mengkaji masalah
hepar hipersensitif.
8. Urinalisis, kultur atau sensitifitas: mendeteksi bakteuria, Dipstick: menentukan kadar
glukosa atau protein.
9. Pemeriksaan serologi, VDRL: memeriksa hepatitis, HIV AIDS, sifilis.
10. Profil kriteria biofisika (BPP): mengkaji kesejahteraan janin.

H. Penatalaksanaan
1. Melakukan skrining atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil atau dengan macam faktor
resiko
2. Menentukan ibu resti dengan pengertian kemungkinan terjadinya resiko kehamilan
atau kesakitan pada ibu dan bayi
3. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan
4. Mencatat dan melapor keadaan kehamilan
5. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

Adapun hal- hal yang perlu dikaji pada klien dengan kehamilan risiko tinggi adalah sebagai
berikut:
1. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, riwayat perkawinan, lamanya
perkawinan dan alamat.
2. Keluhan utama: kaji adanya perdarahan pervaginam.
3. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke rumah sakit
atau puskesmas pada saat pengkajian. Manifestasi klinis yang mengindikasikan
kehamilan antara lain berhentinya periode menstruasi dan adanya pembesaran
payudara.
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
59
c. Riwayat kesehatan keluarga.
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi

Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap


drainase, pola pernapasan terhadap kedalaman dan kesmetrisan, bahasa tubuh,
pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanyan keterbatasan fisik dan
seterusnya.
b. Palpasi
1) Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban
dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontrak uterus.
2) Tekanan: menentukan karakter nadi, mngevaluasi edema, memperhatikan posisi
janin atau mencubitkan kulit mengamati turgor. Pemeriksaan Leopold 1, leopold
2, leopold 3, dan leopold 4.
3) Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan atau tonus otot atau respon nyeri
yang abnormal.
c. Perkusi
1) Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan pali perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks atau
gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi
dinding perut atau tidak.
d. Auskultasi

Mendengarkan suara nafas, bunyi jantung, abdomen untuk bising usus ada denyut
jantung janin.
5. Identifikasi umum

Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan, identifikasi:


a. Lama kehamilan
b. Kapan terjadin perdarahan, berapa lama, banyaknya, dan aktivitas yang
mempengaruhi
c. Karakteristik darah: merah terang, kecokelatan, adanya gumpalan darah, dan lendir
d. Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau tajam, mulas
serta pusing.

60
6. Kaji status psikososial : respon remaja terhadap kehamilan dan persalinan, tingkat
perkembangan kognitif remaja, kemampuan menyelesaikan masalah, gambaran tubuh,
ketergantungan dan hubungan dengan teman sebaya serta pasangan. Pada umumnya
remaja menyangkal kehamilannya sehingga pengenalan sejak awal oleh orang tua atau
tenaga kesehatan sangat penting untuk menentukan waktu awal perawatan pranatal.
7. Kaji sistem pendukung : orang tua, teman pria atau pacar atau suami.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, penurunan simpanan nutrisi, sekunder
akibat masa remaja.
2. Kebutuhan pembelajaran mengenai proses kehamilan, kebutuhan individu, harapan masa
datang berhubungan dengan kurangnya informasi.
3. Risiko tinggi cidera terhadap janin berhubungan dengan malnutrisi ibu, ketidakadekuatan
perawatan dan skrinning pranatal.
4. Gangguan citra tubuh atau gangguan identitas pribadi berhubungan dengan perubahan
tubuh akibat kehamilan, krisis situasi dan maturasi, tidak adanya sistem pendukung.
5. Risiko isolasi sosial berhubungan dengan respon kelompok sebaya terhadap kehamilan.

C. Intervensi keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, penurunan simpanan nutrisi, sekunder
akibat masa remaja

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi.
No Intervensi Rasional
1 Kaji masukan makanan dalam 24 jam Membantu untuk
merencanakan perubahan
atau penambahan diet
yang adekuat.
2 Timbang berat badan klien dan Penambahan Penambahan berat
berat badan tentukan berat badan sebelum hamil. badan dibutuhkan selama
Berikan informasi tentang risiko diet dalam kehamilan yang dihitung
kehamilan sesuai tuntutan
pertumbuhan normal dan
berat badan sebelum
61
kehamilan. Keistimewaan
makanan, yang
dihubungkan dengan
tahap perkembangan
bumil.
3 Berikan ketentuan pada individu akan Kalori adekuat perlu
penambahan berat badan berdasarkan kebutuhan untuk persediaan protein
pertumbuhan dan berat badan sebelum hamil, dan menjamin masukan
mengenali gaya zat besi
hidup bumil dan kesukaan pada “makanan siap
saji”
4 Tekankan pentingnya masukan vitamin atau zat Remaja yang hamil
besi setiap hari. cenderung mengalami
masalah malnutrisi dan
anemia, karena
pertumbuhan belum
lengkap dan atau atau
kebiasaan makan, yang
memerlukan peningkatan
protein, zat besi dan
kalori.
5 Berikan informasi tentang peran Masukan protein yang
protein dalam perkembangan tidak adekuat
janin selama kehamilan,
khususnya
trimester pertama,
membuat
pertumbuhan janin
terhambat.
6 Kaji situasi klien, dan tentukan siapa yang Status ekonomi, atau
bertanggung jawab terhadap pembelanjaan dan kurangnya pengalaman
persiapan makanan. Berikan informasi tentang belanja dan penyediaan
cara- cara memperbaiki masukan nutrisi makanan dapat
mempengaruhi nutrisi
yang tepat.

62
2. Kebutuhan pembelajaran mengenai proses kehamilan, kebutuhan individu, harapan masa
datang berhubunga dengan kurangnya informasi.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat memahami proses kehamilan
yang dialaminya.
Kriteria hasil:

- Berpartisipasi dalam proses belajar.


- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi.
No Intervensi Rasional
1 Evaluasi usia klien dan tahap perkembangan Usia dan tahap remaja
remaja akan mempengaruhi
pendekatan untuk
penyuluhan.
2 Kaji pemahaman klien tentang anatomi dan Untuk klien yang hamil
fisiologi pria atau wanita. Berikan informasi pada masa remaja awal,
yang tepat; kehamilan dan menjadi
perbaiki kesalahan konsep orangtua sering tidak
dikenali sebagai
kemungkinan hasil dari
aktivitas sosial
3 Kaji riwayat penggunaan atau penyalahgunaan Membantu mencegah
obat. Berikan informasi tentang efek negatif komplikasi janin.
yang mungkin terjadi pada janin.
4 Diskusikan tanda- tanda persalinan. Klien perlu tahu kapan
Identifikasikan yang membuat remaja berisiko menghubungi dokter atau
untuk pemberi pelayanan dan
persalinan atau kelahiran preterm bagaimana membedakan
antara persalinan palsu
dan sejati.

3. Risiko tinggi cidera terhadap janin berhubungan dengan malnutrisi ibu, ketidakadekuatan
perawatan dan skrinning pranatal.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan kejadian atau kondisi yang dapat
menimbulkan risiko terhadap janin dapat diatasi.
Kriteria hasil:

- Klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang faktor- faktor risiko individu.


63
- Menunjukkan pertumbuhan janin dalam batas normal.
No Intervensi Rasional
1 Kaji adanya potensial risiko janin Bayi yang lahir dari ibu
remaja berisiko
prematuritas, BBLR,
trauma kelahiran.
2 Timbang berat badan klien. Berikan petunjuk Klien yang melahirkan
bagi individu untuk penambahan berat badan bayi BBLR, sebelum
berdasarkan kebutuhan pertumbuhan normal hamil berat badannya
kurang dan semakin
berkurang
selama hamil sampai
dengan melahirkan
3 Tekankan pentingnya perawatan pranatal terus- Dapat mengatahui atau
menerus menjamin pertumbuhan
dan perkembangan janin
normal
4 Berikan informasi kepada klien tentang Malnutrisi memperberat
pentingnya masukan nutrisi yang adekuat untuk ketidakadekuatan
janin perkembangan neonatus
atau sel- sel otak janin.

4. Gangguan citra tubuh atau gangguan identitas pribadi berhubungan dengan perubahan
tubuh akibat kehamilan, krisis situasi dan maturasi, tidak adanya sistem pendukung.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat meningkatkan rasa percaya
diri.
Kriteria hasil:

- Klien mengidentifikasikan perasaan dan metoda untuk koping terhadap persepsi


diri atau kemampuan negatif
- Klien menunjukkan adaptasi pada perubahan peran.
No Intervensi Rasional
1 Ciptakan hubungan terapeutik Penting untuk
menciptakan sikap saling
percaya dan kerjasama
sehingga klien bebas

64
untuk mendengarkan
informasi yang tersedia.
2 Tanyakan perasaan klien tentang identitas atau Klien mungkin sulit
peran seksual untuk melihat dirinya
sebagai seorang ibu.
3 Diskusikan masalah dan rasa takut akan citra Membuat dasar untuk
tubuh dan perubahan sementara karena hamil pembelajaran masa
datang
4 Diskusikan cara- cara untuk meningkatkan Membantu dalam
citra diri positif (misalnya gaya berpakaian, tata mengatasi perubahan
rias) penampilan dan
menunjukkan citra positif

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Awal kehamilan ditandai berdasarkan menstruasi terakhir pada wanita.
Banyak  perubahan fisik yang akan wanita alami selama trimester pertama (3 bulan
pertamakehamilan). Periode ini juga merupakan periode tumbuh kembang yang cepat
bagi bayi.Kehamilan biasanya berlangsung selama 40 minggu, mulai dari hari pertama periode terakhir
menstruasi wanita yang berarti bahwa itu mencakup dua minggusebelum ovulasi dan konsepsi
terjadi.Hal ini sering disebut dalam tiga bagian yangdisebut trimester. Trimester pertama
berlangsung selama 12 minggu, yang keduadari 13 sampai akhir 27 minggu, dan ketiga 28-
40 minggu. Wanita mungkinmenemukan versi yang sedikit berbeda dari periode waktu
selama kehamilannya.Sebagai contoh, tes khusus dilakukan selama trimester pertama.
Pembagiantrimester membantu anda dan dokter dalam perencanaan dan
pengelolaankehamilan.Trimester pertama merupakan saat perubahan besar dalam tubuh

65
seorangwanita, dan akan mengalami perubahan dengan cara yang unik. Beberapa wanitalangsung tahu
bahwa mereka telah hamil, sedangkan orang lain mungkin tidak yakin mereka sedang hamil
bahkan setelah tes kehamilan positif dan dokter telahmengkonfirmasi. Trimester pertama
dapat membawa peningkatan energi dan rasakesejahteraan.Beberapa wanita mungkin
merasa lelah dan emosional.Lainmungkin tidak melihat banyak perubahan sampai kemudian pada
kehamilan.Selama tubuh mengalami perubahan, wanita mungkin perlu membuat perubahan ke rutinitas
sehari-hari, seperti pergi ke tempat tidur lebih awal atausering makan, makanan
kecil.Untungnya, sebagian besar ketidaknyamanan tersebutakan hilang selama kehamilan
berlangsung.Dan sebagian perempuan bahkanmungkin tidak merasakan adanya
ketidaknyamanan semua ini.Jika wanita pernahhamil sebelumnya, mungkin merasakan
adanya perbedaan kali ini.Sama seperti perbedaan disetiap wanita, demikian juga di setiap
kehamilan.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia 14-19 tahun baik
melalui proses pranikah atau nikah. Dari jumlah remaja yang hamil pada pranikah dapat
disimpulkan bahwa banyak remaja masih minim pengetahuannya akan hubungan seksual.
Masalah yang timbul akibat kehamilan remaja diantaranya adalah masalah kesehatan
reproduksi, masalah psikologi pada kehamilan remaja. Abortus dengan konsekuensi
psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan, ancaman hukuman pidana dan saksi adat
masyarakat, PMS, gangguan dan tekanan psikososial dimasa lanjut yang timbul akibat
hubungan seks remaja  pra nikah.
Tanpa adanya pengetahuan yang cukup bagi remaja, maka remaja dapat terjun ke hal-hal
yang tidak semestinya seperti seks bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja.
Sebaiknya  di dalam sebuah pergaulan perlu adanya kegiatan-kegiatan yang positif serta
dukungan dan kasih sayang dari orang tua agar seorang remaja itu sendiri tidak salah dalam
pergaulan yang bisa menyebabkan penyesalan dikemudian hari.

66
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang


difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi /
kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada
pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997).
Seksualitas adalah istilah yang lebih luas. Seksualitas diekspresikan melalui interaksi
dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda dan mencakup pikiran,
pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi.
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari/ 40 minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir

67
(HPHT). Kehamilan merupakan suatu proses yang terjadi antara perpaduan
aspek : sperma, ovum, konsepsi.

B. Saran

Kami sadar bahwa makalah yang kami susun masih banyak terdapat kesalahan. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca guna menyusun makalah kami
menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Kusmiran, Eni.2011.Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.Jakarta: Salemba Medika


Syafrudin ,dkk.2009. Kebidanan Komunitas.Jakarta:EGC
Bobak, Lowdermik, Jensen.2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta:EGC-
Arif, (et.all). 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta : Media Aesculapius
Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika : Jakarta.
Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis: Mosby.
Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders Company.
http://keperawatan-keperawatan.blogspot.com/2011/10/konsep-dasar-keperawatan-
maternitas.html

68
69

Anda mungkin juga menyukai