125 392 1 PB PDF
125 392 1 PB PDF
Desember 2013
ISSN : 2338 - 4336
ABSTRACT
Downy mildew is a major disease of maize caused by pathogenic fungi
Peronosclerospora maydis. Bacillus sp. and Pseudomonas sp. were known to be antagonistic
microorganisms and can produce antibiosis as chitinase enzymes that can hydrolyze the cell
walls of fungi, siderophores, antibiotics enzymes that can inhibit the growth of pathogens.
This research aimed to know potential isolates of Bacillus sp. and Pseudomonas sp to
inhibition of sporulation and germination test fungal and to control Downy mildew disease
caused by P. maydis. Bacillus sp. and Pseudomonas sp. could suppress sporulation of P.
maydis. On germination test, the treatment given had no effect on germination P. maydis
spores. Bacillus sp. and Pseudomonas sp. could reduce Downy mildew disease incidence with
highest on Pseudomonas sp. UB-PF5 by 50%. On corn the aplication of Bacillus sp. and
Pseudomonas sp. showed better results when compared to the control treatment without
pathogen inoculation treatments (POB), particularly on the isolate of Pseudomonas sp. UB-
PF5 and Bacillus sp. UB-ABS1.
ABSTRAK
Bulai merupakan penyakit penting pada tanaman jagung yang disebabkan oleh jamur
patogen Peronosclerospora maydis, dengan tingkat serangan mencapai 95%. Bacillus sp. dan
Pseudomonas sp. diketahui merupakan mikroorganisme antagonis. Bakteri ini mampu
menghasilkan senyawa antibiosis seperti enzim kitinase yang dapat menghidrolisis dinding
sel jamur, sideropore, dan antibiotik lainnya yang dapat menghambat pertumbuhan patogen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensial isolat Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.
dalam menekan sporulasi, perkecambahan Peronosclerospora maydis dan perkembangan
penyakit bulai. Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. mampu menekan sporulasi jamur. Tetapi,
tidak dapat menekan perkecambahan jamur Peronosclerospora maydis. Bacillus sp. dan
Pseudomonas sp. mampu menekan penyakit bulai. Tingkat penekanan tertinggi pada isolat
Pseudomonas sp. UB-PF5 sebesar 50%. Bakteri terbaik yang dapat menstimulasi
pertumbuhan tanaman jagung adalah isolat Pseudomonas sp. UB-PF5 dan isolat Bacillus sp.
UB-ABS1.
Tabel 2. Uji penekanan penyakit bulai dengan bakteri Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.
Perlakuan P. maydis Isolat Bacillus sp. Isolat Pseudomonas sp. Dimetomorf 50 %
(Spora/ml) (cfu/ml) (cfu/ml) (5gr/L (ml))
POA 0 0 0 0
(Kontrol)
POB 103 0 0 0
(Kontrol)
P1 103 109 (UB-ABS1) 0 0
3
P2 10 109 (UB-ABS2) 0 0
3 9
P3 10 10 (UB-ABS3) 0 0
P4 103 109 (UB-ABS4) 0 0
P5 103 109 (UB-ABS5) 0 0
3
P6 10 0 109 (UB-PF2) 0
P7 103 0 109 (UB-PF5) 0
P8 103 0 0 300
Keterangan: Kontrol (POA) tanaman tidak diinokulasi patogen P. maydis dan tidak diberi perlakuan
bakteri antagonis; Kontrol (POB) tanaman diinokulasi patogen P. maydis tidak diberi
perlakuan bakteri antagonis.
A
B
A B C
Gambar 2. Gejala bulai pada daun jagung; A. Klorotik memanjang sejajar tulang daun; B.Gejala
sistemik bulai dengan batas warna yang jelas; C. Embun tepung putih di bawah permukaan
daun tanaman jagung.
Bakteri-bakteri ini mampu bahwa rata-rata populasi bakteri Bacillus sp.
menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat dan Pseudomonas sp. pada permukaan daun
mengakibatkan pertumbuhan cendawan jagung pada 7 hari setelah aplikasi adalah
terhambat (Leong 1988 dalam Hamdan et diatas 10 juta CFU per cm2. Hasil tersebut
al., 1991). Haas dan Devago (2005), menunjukan bahwa bakteri Bacillus sp. dan
Pseudomonas sp. dapat mengeluarkan Pseudomonas sp. memiliki potensi epifitik
senyawa antibiotik, siderofor, dan metabolit yang baik pada permukaan daun jagung.
sekunder lainnya yang sifatnya dapat Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.
menghambat aktivitas jamur. Selain itu, termasuk bakteri filosfer yaitu bakteri yang
penelitian Sadoma et al. ,(2011), penggunaan berada pada permukaan tanaman dan
Bacillus sp. mampu menekan P. maydis berpotensi sebagai biokontrol. Bacillus sp.
penyebab penyakit bulai jagung. dan Pseudomonas sp. juga sejauh ini
Ongena et al., (1999) dalam diketahui mampu hidup pada filosfer dengan
Mukaromah (2005), menyatakan bahwa rata-rata populasi 106 – 107 sel/cm2 atau 108
siderophore berperan dalam mekanisme sel/gram daun (Lindow dan Brandl, 2003).
Induced Systemic Resistance (ISR). Pada Kemampuan bakteri dalam beradaptasi,
kondisi ini, siderophore menginduksi bertahan dari tantangan fisik di lingkungan
tanaman untuk menghasilkan asam salisilat filosfer merupakan faktor yang membedakan
yang berperan sebagai transduksi signal yang komposisi populasinya (Meyer dan Leveau,
mengaktifkan gen-gen penginduksi 2012). Hasil penelitian dari Salerno dan
pembentukan systemic acquered resistant Segardoy (2003) juga menunjukan dari 175
(SAR). Wahyuni (2001) juga menyatakan isolat bakteri yang diisolasi dari filosfer daun
bahwa ketahanan yang terbentuk tersebut tanaman kacang kedelai, 51 isolat (29%)
efektif menekan perkembangan patogen didominasi oleh bakteri Bacillus sp. Data
termasuk cendawan, bakteri, dan virus rerata persentase dan penekanan penyakit
(Chivasa et al., 1997). Penekanan intensitas bulai yang disebabkan oleh jamur patogen
serangan penyakit bulai juga berkaitan Peronosclerospora maydis pada tanaman
dengan kemampuan bakteri dalam jagung dapat dilihat pada Tabel 5.
berkolonisasi dengan daun dan menghasilkan
senyawa metabolisme sekunder yang dapat
melindungi daun dari infeksi patogen.
Penelitian Javandira (2013), menunjukan
Jurnal HPT Volume 1 Nomor 4 ` Desember 2013 25
Persentase serangan dan penekanan penyakit bulai (%), Umur pengamatan (HSI)
Perlakuan 7 14 21 28
Serangan Penekanan Serangan Penekanan Serangan Penekanan Serangan Penekanan
POB (Kontrol) 53.33 c 0.00 70.00 c 0.00 80.00 e 0.00 80.00 d 0.00
P1 Isolat Bacillus sp. (UB-ABS1) 46.67 bc 12.48 43.33 b 38.1 50.00 bc 37.5 56.67 bc 29.16
P2 Isolat Bacillus sp. (UB-ABS2) 60.00 c 12.50 60.00 bc 14.28 66.67 cd 16.66 66.67 c 16.66
P3 Isolat Bacillus sp. (UB-ABS3) 50.00 bc 6.2 60.00 bc 14.28 60.00 cd 25.00 66.67 c 16.66
P4 Isolat Bacillus sp. (UB-ABS4) 53.33 c 0.00 46.67 b 33.32 50.00 bc 37.5 50.00 bc 37.5
P5 Isolat Bacillus sp. (UB-ABS5) 53.33 c 0.00 56.67 bc 19.04 56.67 bc 29.16 56.67 bc 29.16
P6 Isolat Pseudomonas sp. (UB-PF2) 43.33 bc 18.75 53.33 bc 23.81 53.33 bc 33.32 53.33 bc 33.32
P7 Isolat Pseudomonas sp. (UB-PF5) 26.67 ab 49.9 40.00 b 42.85 40.00 b 50.00 40.00 b 50.00
P8 (Dimetomorf 50% (5gr/L)) 6.67 a 87.49 10.00 a 87.51 10.00 a 87.51 10.00 a 87.51
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom pengamatan yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf
5%; HSI (hari setelah inokulasi); POB: kontrol (tanaman diinokulasi patogen dan tanpa perlakuan).
Jatnika et al., Pengaruh Aplikasi Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.
26
Jurnal HPT Volume 1 Nomor 4 ` Desember 2013 27
50,00
TinggiTanaman (cm)
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
P0A P0B P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
Perlakuan
Gambarr 3. Grafik rerata tinggi tanaman jagung 4 minggu setelah inokulasi jamur patogen P. maydis.
POA: Kontrol (tanpa inokulasi dan tanpa perlakuan); POB: Kontrol (diinokulasi dan tanpa
perlakuan); P1: isolat Bacillus sp. UB-ABS1; P2: isolat Bacillus sp. UB-ABS2;
UB P3: isolat
Bacillus sp. UB-ABS3;
ABS3; P4: isolat Bacillus sp. UB-ABS4,
ABS4, P5: isolat Bacillus sp. UB-
ABS5; P6: isolat Pseudomonas sp. UB-PF2; P7: isolat Pseudomonas sp. UB-PF5; P8:
Fungisida b.a Dimetomorf 50% (5gr/L).