Anda di halaman 1dari 12

Akuntansi positif dan akuntansi normatif

1. 1. Akuntansi Positif dan Akuntansi NormatifBAB


IPENDAHULUANLatarbelakangTeori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena
empiris, yang diambil dari berbagairiset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat
universal, logis, konsisten, prediktif, dan objektif.Tujuan utama dari teori akuntansi
adalah memberikan seperangkat prinsip yang logis, salingterkait, yang membentuk
kerangka umum,dan dapat dipakai sebagai acuan untuk menilai danmengembangkan
praktik akuntansiTeori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang
dipelopori oleh Watt &Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan
perilaku dengan munculnyahipotesis pasar efisien dan teori agensi.Teori akuntansi
positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakankemampuan,
pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansiyang
paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi
positifpada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk
menjelaskan danmemprediksi praktik-praktik akuntansi.Sedangkan teori normatif
dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehinggatidak dapat diterima
begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teoriyang kuat.
Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah menyadari
sepenuhnyabahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan dibanding teori
akuntansi normatifDalam makalah ini akan dijelasan lebih rinci tentang akuntansi
positif dan juga akuntansinormatif, baik itu sejarah awal mula, perkembangannya
perbedaan ataupun perbandingan antarakeduannya serta hal-hal yang berhubungan
dengan akuntansi positif maupun normatif.TujuanPembuatan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui dan memahami tentang Akuntansipositif dan akuntansi normatif
2. 2. BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian dan Sifat Teori AkuntansiTeori merupakan
hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari berbagairiset, dan pada
suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif, dan
objektif.Teori akan berguna apabila rumusan teori tersebut dapat dijadikan sebagai
alat untukmemprediksi sesuatu yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Teori
akuntansi dapatdirumuskan sebagai suatu susunan konsep, defenisi, dan dalil yang
menyajikan secara sistematisgambaran fenomena akuntansi, serta menjelaskan
hubungan antar variabel dalam strukturakuntansi, dengan maksud untuk dapat
memprediksi fenomena yang muncul (fenomena sosialdan ekonomi).Fungsi teori
akuntansi adalah:1. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi,2.
Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada
standarresminya,3. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap
informasi yang disajikan dalamlaporan keuangan,4. Agar laporan keuangan dapat
diperbandingkan, dan5. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan
praktik akuntansi.Menurut Vernon Kam (1986), teori adalah suatu sistem yang
menyeluruh, dimanameliputi asumsi dasar, defenisi, tujuan, prinsip atau standar, dan
prosedur atau metode. Olehsebab itu, teori adalah penjelasan, tetapi tidak semua
penjelasan dapat dikategorikan sebagaiteori. Teori akuntansi memiliki tiga dimensi,
yaitu:1. ReductionismTeori di mulai dari asumsi-asumsi, di mana tidak langsung
merujuk ke objek yang diobservasi,dan bukan merupakan pernyataan yang dapat diuji
kebenarannya. Tetapi teori merupakan bahanrujukan untuk mengamati fenomena.2.
InstrumentalismTeori merupakan alat yang dapat digunakan untuk menilai pernyataan
tentang hasil dari suatuobservasi. Di sini, teori berperan untuk menjelaskan untuk
memprediksi.
3. 3. 3. RealismTeori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan
pernyataan kebenaran atauketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena, atau suatu
objek.Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip yang
logis,saling terkait, yang membentuk kerangka umum,dan dapat dipakai sebagai
acuan untuk menilaidan mengembangkan praktik akuntansi.Periodisasi Teori
AkuntansiPeriodisasi teori akuntansi dapat digolongkan menjadi:1. Pre-Theory Period
(1492-1800)Dalam periode ini belum ada teori akuntansi yang dirumuskan, melainkan
hanya sebataspada saran-saran atau pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dianggap
sebagai teori.2. General Scientific Period (1800-1955)Dalam periode ini sudah ada
pengembangan teori, namun hanya berupa penjelasanterhadap praktik akuntansi. Di
sini, juga sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan danmengembangkan prakti
akuntansi. Akuntansi dikembangkan berdasarkan metode empiris yangmenekankan
pada hasil observasi atas peristiwa yang terjadi sehari-hari (realitas),
bukanberdasarkan pada logika.3. Normative Period (1956-1970)Dalam periode ini,
perumusan teori mulai mendefenisikan norma-norma atau praktikakuntansi yang baik,
dan pengembangan teori akuntansi lebih menekankan pada “apa yangseharusnya”.
Akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti. Di sini, mulaimuncul
berbagai kritikan terhadap konsep biaya historis (historical cost). Informasi
yangdisajikan berdasarkan nilai pasar wajar ternyata lebih relevan bagi pengguna
laporan keuangandibandingkan dengan biaya historis. Pengukuran dengan
menggunakan nilai wajar, menyediakangambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva
dan kewajiban perusahaan serta menyediakandasar lainnya untuk menilai prospek
arus kas di masa mendatang.4. Spesific Scientific Period (1970-sekarang)Periode ini
disebut juga sebagai era positif, di mana teori akuntansi tidak cukup hanyadengan
berdasarkan pada normatif saja (“apa yang seharusnya”), tetapi juga harus dapat
diujikebenarannya. Perumusan atau pendefenisian norma yang terjadi dalam periode
sebelumnyadianggap terlalu subjektif, sehingga harus dapat di uji terlebih dahulu
keabsahannya secara
4. 4. positif. Pendekatan normatif telah banyak mendatangkan kritikan karena teori
normatif ini tidakmelibatkan pengujian hipotesa, melainkan hanya berdasarkan peda
pertimbanga subjektifsemata. Ditahun 1970-an, data empiris sudah mulai tersedia,
demikian juga hal nya denganteknik-teknik statistik yang memungkinkan untuk
dilakukannya pengujian.B. Defenisi Teori Akuntansi positifTeori akuntansi positif
berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakankemampuan, pemahaman,
dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansiyang paling sesuai
untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positifpada
prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelasakan
danmemprediksi praktik-praktik akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan studi
lanjut darii teoriakuntansi normatif karena kegagalan normatif dalam menjelaskan
fenomena praktik yang terjadisecara nyata. Teori akuntansi positif mempunyai
peranan dangat penting dalam perkembanganteori akuntansi. Teori akuntansi positif
dapat memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakanakuntansi dalam
menentukan konsekuensi dari kebijakan tersebut. Teori akuntansi positifberkembang
seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansiyang
ada dalam masyarakat sedangkan akuntansi normatif lebih menjelaskan praktik
akuntansiyang seharusnya berlaku.Pendekatan positif melihat pada “mengapa” praktik
akuntansi dan/atau teori akuntansiberkembang sebagaimana adanya dengan tujuan
untuk menjelaskan dan/atau meramalkanperistiwa akuntansi. Karenanya, pendekatan
positif berusaha untuk menentukan berbagai faktoryang mungkin memengaruhi faktor
rasional dalam bidang akuntansi. Pada dasarnya ia berusahauntuk menentukan suatu
teori yang menjelaskan fenomena yang diamati.Teori yang dikemukakan Friedman
(1953) ini merupakan sekumpulan proposisi(penjelasan sifat dan realita) yang terdiri
dari konstruk yang didifinisikan secara luas danmenghubungkan berbagai unsur yang
terdapat dalam proposisi tersebut. Teori ekonomi positif,menurut Friedman (1953),
pada`hakekatnya terbebas dari ikatan pelbagai aspek etika—sebagaimana
dikemukakan Keynes. Dia lebih mengacu ke istilah “apa adanya” (what it is)daripada
ke istilah “seharusnya demikian” (it should be). Dengan demIkian, fungsinya
harusdinilai berdasarkan ketepatan (precision), bidang kajian (scope), dan kesesuaian
peramalan
5. 5. berdasarkan pada pengalaman. Ringkasnya, ekonomi positif adalah, atau dapat
dikategorikansebagai ilmu pengetahuan yang objektif (objective science), seperti
halnya ilmu fisika.C. Teori Akuntansi Normatif vs Teori Akuntansi PositifTeori
normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga tidakdapat
diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori
yangkuat. Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah menyadari
sepenuhnyabahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan dibanding teori
akuntansi normatif.Teori akuntansi positif memiliki ciri pemecahan masalah yang
disesuaikan dengan realitaspraktek akuntansi. Pendekatan yang digunakan dalam teori
akuntansi positif adalah pendekatanekonomi dan prilaku.Tujuan dari pendekatan teori
akuntansi positif adalah untuk menjelaskan danmemprediksi praktik akuntansi. Salah
satu contoh dalam penggunaan teori positif adalahhipotesa mengenai program
pemberian bonus. Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemenyang remunerasinya
didasarkan pada bonus, akan berusaha memaksimalisasi bonusnya melaluipenggunaan
metode akuntansi yang dapat menaikkan laba dan pada akhirnya memperbesarbonus.
Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam
halprogram pemberian bonus.Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi
positif dan pandangan tekhnologiakan menghsilkan teori akuntansi normative.
Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda-beda yang ingin dicapai atau
dihasilkan oleh teori akuntansi.Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu
(kejadian, tindakan atau perbuatan)seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa
yang terjadi atas dasar pengamatan empiris.Penjelasan positif diarahkan untuk
memberikan jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benaratau salah atas dasar kriteria
ilmiah. Penjelasan normativ berisi pernyataan dan penalaran untukmenilai apakah
sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tak relevan dalam kaitannya
dengankebijakan ekonomi atau sosial tertentu. Penjelasan normativ diarahkan untuk
mendukung ataumenghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan
kebijakan.Dengan pemikiran diatas Blaug (1992) menjelaskan bahwa teori positif
berkepentingandengan masalah fakta sedangkan teori normative berkepentingan
dengan masalah nilai .Aspek Sasaran Teori
6. 6. Unsur pembeda masalah fakta masalah nilaiSasaran pemaparan positif
normativeBentuk pernyataan is ought/shouldBahan pertimbangan facts valuesDasar
penyimpulan objective subjectiveNada pernyataan descriptif prescriptifMetode
pengujian validasi science artKriteria penerimaan teori true/false good/badAtas dasar
perbedaan aspek diatas, sasaran teori akuntansi positif adalah menghasilkanpenjelasan
tentang apa nyatanya terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh pertimbangan
nilai.Teori akuntansi positif mengajukan proposisi atau hipotesis bahwa perusahaan
manufakturanFIFO sedangkan perusahaan perdagangan cendrung memilih LIFO.
Teori akuntansi positifberusaha menentukan apakah hipotesis tersebut benar atau
salah dengan menggunakan metodeilmiah atas dasar pengamatan data yang nyatanya
terjadi. Bila hipotesis terbukti, penjelasandijelaskan dalam bentuk pernyataan
misalnya bahwa perusahaan yang memilih FIFO adalahperusahaan manufakturan.
Karena tujuan teori positif adalah untuk mendeskripsi (membuatpertimbangan nilai)
apakah metode FIFO lebih baik atau lebih bermanfaat dari metode LIFO.Dilain pihak,
sasaran teori akuntansi normatif adalah menjelaskan penjelasan ataupenalaran
mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik tau lebih efektif dari pada
perlakuanakuntansi alternative karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Hasil
akhir teori akuntansinormative adalah suatu pernyataan atau proposal yang
menganjurkan tindakan tertentu.Misalnya, teori akuntansi akan menghasilkan
pernyataan yang berbunyi bahwa asset tetap harusdinilai dan dicantumkan dalam
neraca atas dasar kos historis. Teori akuntansi positif dannormative timbul karena
perbedaan sasaran teori dan bidang masalah yang menjadi perhatianmasing-masing
teori. Bila dikaitkan dengan dikotomi sains dan tekhnologi, teori akuntansipositif
lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai sains sedangkan teori akuntansi
normativelebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai tekhnologi.D. Politik
BiayaKonsisten dengan karya awal Watt dan Zimmerman (1978) telah berpendapat
bahwauntuk mengurangi kemungkinan perhatian politik yang merugikan dan biaya
yang terkait
7. 7. perhatian ini (Misalnya, biaya yang terkait dengan pajak meningkat, peningkatan
jumlah upah,atau boikot produk), perusahaan politik yang sensitif (biasanya
perusahaan besar) harusmengadopsi metode akuntansi yang mengarah pada
pengurangan keuntungan. Bagaimanamelaporkan, pandangan bahwa yang lebih
rendah melaporkan laba akan mengakibatkanmenurunkan pengawasan politik (dan
akhirnya untuk transfer kekayaan yang lebih rendah dariperusahaan) mengasumsikan
bahwa pihak yang terlibat dalam proses politik tidak dapat atautidak siap untuk
"mengungkap" implikasi dari pilihan manajer. Akuntansi manajer adalah
entahbagaimana bisa menipu mereka yang terlibat dalam proses politik dengan hanya
mengadopsi satumetode akuntansi (penurunan pendapatan) dalam preferensi untuk
yang lain. Tapi, mengapa inimenjadi kasus ketika di tempat lain telah diasumsikan
(konsisten dengan EMH) bahwa individudalam pasar lainnya seperti pasar modal,
seperti pasar modal, efisien dapat mengungkap pilihanmanajemen metode
akuntansi.Dari perspektif ekonomi ada pandangan bahwa di pasar politik yang
terbatas diharapkan"membayar - off".. yang dapat hasil dari tindakan individu
(Downs, 1957) misalnya, jika seorangindividu berusaha untuk mengetahui alasan
sebenarnya mengapa pemerintah terpilih untukmengadopsi tindakan tertentu dari
antara tindakan yang mungkin banyak, maka pertemuaninformasi tersebut akan
mahal. Namun bahwa suara individu akan memiliki kemungkinan sangatsedikit
mempengaruhi keberadaan pemerintah. Hence, individu akan memilih untuk
tetaprasional kurang informasi. Namun, harus membentuk kelompok kepentingan
tertentu, makabiaya informasi tersebut dapat dibagi dan kemampuan untuk
menyelidiki tindakan pemerintahdapat meningkat. Sebuah perspektif yang sama
diambil dengan kelompok lain dari pemerintah,misalnya, perwakilan serikat buruh,
lembaga konsumen dan sebagainya. Pejabat badan-badanrespresent berbagai
kelompok orang, dengan konstituen secara individu lagi memiliki insentifyang
terbatas untuk diberi informasi yang lengkap tentang kegiatan kantor -
pembawa.Karena PAT mengasumsikan bahwa semua tindakan oleh semua orang
(termasuk pejabatdari kelompok kepentingan, politisi, dan sebagainya) didorong oleh
kepentingan pribadi,perwakilan kelompok kepentingan ditautkan untuk mengadopsi
strategi yang memaksimalkankesejahteraan mereka sendiri dalam pengetahuan bahwa
konstituen mereka akan memilikimotivasi terbatas untuk diberi informasi yang
lengkap tentang kegiatan mereka.Dengan argumen di atas dalam pikiran, kita dapat
mempertimbangkan tindakan politisi,politisi karena tahu bahwa perusahaan-
perusahaan yang sangat menguntungkan bisa menjadi
8. 8. tidak populer dengan sejumlah besar konstituen mereka, politisi bisa "menang"
suara denganmengambil tindakan terhadap perusahaan tersebut. Namun, watt dan
Zimmerman (1979)berpendapat bahwa politisi akan mengklaim bahwa tindakan
mereka telah mengambil berada di"kepentingan umum" sebagai jelas mereka harus
menyembunyikan fakta bahwa tindakantersebut baik dilayani para politisi sendiri
interests. Watt dan Zimmerman (1979 ) berpendapat:Dalam beberapa tahun terakhir
ekonom mempertanyakan apakah asumsi kepentinganumum konsisten dengan
penomena yang diamati .mereka telah mengusulkan asumsi bahwaindividu-alternatif
yang terlibat dalam tindakan proses politik di sendiri kepentingan diri mereka(asumsi
egoisme). Asumsi ini menghasilkan implikasi yang lebih konsisten dengan
fenomenayang diamati daripada yang didasarkan pada asumsi kepentingan
umum.Untuk membenarkan tindakan mereka sendiri, politisi mungkin hanya
mengandalkankeuntungan dilaporkan perusahaan untuk memberikan alasan atas
tindakan mereka, mengetahuibahwa konstituen secara individu tidak mungkin
menghadapi biaya menyelidiki motif politisi,atau biaya menyelidiki bagaimana
keuntungan korporasi adalah ditentukan (yaitu apakah labayang dihasilkan karena
metode akuntansi tertentu digunakan dalam kurang dari secara objektif).Untuk
mengurangi alasan politisi, perusahaan berpotensi politik yang sensitifdiperkirakan
untuk mengantisipasi tindakan politisi dan karena itu manajemen perusahaan
politikrentan memiliki insentif untuk mengurangi watt melaporkan keuntungan
mereka. Watts danZimmerman (1979, p.281) menyatakan:Komisi pemerintah sering
menggunakan isi dari laporan keuangan dalam prosespengawasan (tingkat
pengaturan, anti-trust, dll.) lebih lanjut, kongres sering mendasarkantindakan legislatif
statements.This ini, pada gilirannya, menyediakan manajemen dengan insentifuntuk
memilih prosedur akuntansi yang baik mengurangi biaya mereka menanggung
ataumeningkatkan manfaat yang mereka terima sebagai hasil dari tindakan regulator
pemerintahdan anggota legislatif.Menariknya, ketika media melaporkan profitabilitas
perusahaan jarang memberiperhatian pada metode akuntansi yang digunakan untuk
menghitung keuntungan. Dalam arti,keuntungan yang mengulurkan karena beberapa
dari dari ukuran yang objektif kinerja organisasi(seperti pemerintah mungkin
mengandalkan keuntungan untuk mendukung tindakan tertentu).laporan media dari
profitabilitas perusahaan tinggi berpotensi memicu biaya politik untuk
9. 9. perusahaan. Dalam pembahasan di atas kita membahas bagaimana wakil-wakil dari
kelompokkepentingan mungkin menggunakan keuntungan sebagai pembenaran atas
tindakan tertentu.E. Tinjauan Kritis Teori Akuntansi PositifPeneliti Topik
KritikanBall dan Foster (1982) Review atas penelitianakuntansi
secaraEmpirisa.ukuran perusahaan danperencanaanbonus dapat sebagai
proksiuntukmelupakan variabel —variabel lainnya.b.kelemahan teori
yangmendukungkonstruksi pondasi untukbesaran biayapolitikc.Sampel yang
digunakantidak dapatdipertahankanTinker et.al. 1982 Teori Positif vs
teorinormatifa.Teori positif merupakannilai muatandan pelindung untukmencegah
adanyabias.b.Mengabaikan penekanankelas yangdiperebutan
10. 10. Christenson (1983) Metodologi dari teoripositifa .Logikal
positifmenggunakanmetodologi yang sudahusang.b.Pendekatan dalarn
SosiologiAkuntansi "di dalam teoriakuntansi.c.Mengenalkan standarpengujian
suatuargumentasi tentangperkecualianpembatalan pada teori.d.Tidak layaknya
metodeyang digunakanuntuk menjelaskankonstruksi teori.Holthausen & Leftwich
(1983) Review konsekuensiliteratur ekonomi.a.Keterbatasan
interpretasiyangdihasilkan, disebabkanoleh :b.Tidak lengkapnya teoripolitik
dankontrak.c.Problem khusus dalamdependen danindependen variabel.Lowe et.al
(1983) W & Z (1979) a.Kerangka ekonomi tidakbisadijustifikasi.b.Pendekatan positif
11. 11. membuka suatuperselisihan.c.Kesepakatan alamibukan merupakansuatu ilmu
pengetahuan.d.Adanya perbedaan buktiyang disajikan.McKee et.al (1984) Replicasi
dari W &.Z(1978)a.Hasilnya tidak dapatditerapkan padasampel yang bani.b.Diluar
sampel itu tidakdapat digunakan.c.Pengetahuan kedepandari proporsisampel bias pada
estimasiparameter.Whittington (1987) Review W & Z (1986) a.Antara argumentasi
danbukti yangdisajikan tidak seimbang.b.Metodologinya ekstrimc.Teori positif
berrnuatannilai.d.Pendekatan " sosiologiakuntansididalam teori akuntansi.Hines
(1988) Christenson (1983) danmetodologiKelayakan evaluasi yangditunjukkantidak
dapat dipraktekkandalam penelitianakuntansi empiris.
12. 12. F. Kontrak Antara Pemilik Dan ManagerJika manajer yang dimiliki perusahaan,
maka manajer yang akan menanggung biaya yangberkaitan dengan konsumsi
penghasilan tambahan milik mereka. konsumsi penghasilantambahan bisa mencakup
konsumsi sumber daya perusahaan untuk kepentingan pribadi(misalnya, manajer
dapat memperoleh perawatan perusahaan terlalu mahal, memperoleh kantorterlalu
mewah, tinggal di akomodasi hotel terlalu mahal) atau generasi yang berlebihan
dandigunakan waktu siaga. sebagai persentase kepemilikan dipegang oleh manajer
menurun,manajer yang mulai menanggung kurang dari biaya / nya konsumsi
penghasilan tambahannyasendiri. biaya mulai diserap oleh pemilik perusahaan.seperti
disebutkan sebelumnya, PAT mengadopsi sebagai asumsi sentral bahwa semua
tindakanoleh individu didorong oleh kepentingan diri, dan bahwa kepentingan utama
dari individu adalahmemaksimalkan kekayaan mereka sendiri. asumsi ini sering
disebut sebagai seorang ekonomirasional asumsi. jika semua individu diasumsikan
untuk bertindak sendiri kepentingan dirimereka, maka pemilik akan mengharapkan
manajer (agen) untuk melakukan kegiatan yangmungkin tidak selalu berada dalam
kepentingan pemilik (prinsipal). lebih jauh, karena posisimereka dalam perusahaan,
para manajer akan memiliki akses ke informasi tidak tersedia bagikepala sekolah
(masalah ini sering disebut sebagai information asimetri) dan ini dapat
makinmeningkatkan kemampuan manajer untuk melakukan tindakan bermanfaat bagi
diri mereka dibiaya pemilik. biaya dari perilaku yang berbeda yang timbul sebagai
akibat dari agen biaya(Jensen dan Meckling, 1976)
13. 13. BAB IIIPENUTUPKesimpulanTeori positif berkembang karena ketidakpuasan
terhadap teori normatif :1. Ketidakmampuan normatif untuk menguji secara empiris,2.
Normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individu dari
padakemakmuran secara luas,3. Normatif tidak mendorong atau memungkinkan
terjadinya alokasi sumber daya ekonomisecara optimal di pasar modal.Teori positif
mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt &Zimmerman
menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan munculnyahipotesis
pasar efisien dan teori agensi. Hipotesa yang digunakan oleh Watt & Zimmermanada
3, yaitu :1. Perencanaan bonus,
14. 14. 2. Perjanjian hutang3. Biaya proses politik.Teori positif lebih mengacu pada
penelitian empiris yang memaksimalkan keuntungan(baik investor, manajer maupun
masyarakat luas) dalam memilih metode akuntansi yang ada.Teori Positif dikritik oleh
beberapa peneliti yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok,yaitu :1. Kritik
terhadap filosofi, positif menganut bahwa peneliti berada di luar area penelitian
sertamemakasimalkan utilitynya. Hal ini tidak mungkin terjadi karena peneliti selalu
berada pada areayang ditelitinya dan maksimalitas utility tidak mungkin dicapai
hanya sebatas pada kepuasan(Hebert Simons).2. Kritik terhadap metodologi, teori
positif menganut pendekatan bahwa maksimalisasikeuntungan dapat diperoleh
melalui harga keseimbangan pasar. Hal ini tidak mungkin karenapenelitian dengan
harga keseimbangan pasar sangat sedikit pengaruhnya terhadap kontribusipenelitian
akuntansi.3. Kritik terhadap penelitian dengan pendekatan ekonomi, yaitu
pemaksimalisasi individu yangtidak mungkin atau tidak mudah untuk menghitungnya.

http://www.slideshare.net/neeaem/akuntansi-positif-dan-akuntansi-normatif

PERBANDINGAN TEORI AKUNTANSI NORMATIF DAN TEORI


AKUNTANSI POSITIF

Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik akuntansi. Pengetahuan terhadap
akuntansi akan mengimbangi berbagai pengalaman dan kemampuan praktis dalam menyelesaikan
masalah. Suatu permasalahan dapat dilihat dengan perspektif yang lebih luas dan terinci melalui
teori akuntansi. Selain itu, praktik akuntansi yang baik tidak akan tercapai tanpa ada teori yang
melandasinya. Awal perkembangan teori akuntansi menghasilkan teori normatif yang didefinisikan
sebagai teori yang mengharuskan dan menggunakan kebijakan nilai (value judgement) yang
mengandung minimum sebuah premis, yang mengatakan jalan atau cara yang seharusnya ditempuh.
Akuntansi normative adalah praktik akuntansi yang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan, yang dikenal dengan nama Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP). Salah satu bagian dari PABU yaitu Standar Akuntansi
Keungan (SAK). Teori normatif sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau
bersifat deduktif), karena teori tersebut bukan dihasilkan dari penelitian empiris, tetapi dihasilkan
dari kegiatan “semi-research”. Teori normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana
akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Teori normatif pada awalnya
belum menggunakan pendekatan investigasi formal, baru pada perkembangan berikutnya mulai
digunakannya pendekatan investigasi terstruktur formal, yaitu pendekatan deduktif (dimulai dari
proposisi akuntansi dasar sampai dengan dihasilkan prinsip akuntansi yang rasional sebagai dasar
untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi (Januarti, 2004).

Perumusan akuntansi normatif mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan 1960an. Selama
periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan dan apa yang seharusnya
dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Teori akuntansi normatif berkosentrasi pada
penciptaan laba sesungguhnya (true income) selama satu periode akuntansi atau pada diskusi
tentang tipe informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan (decision-usefulness).
Teoritis true income berkosentrasi pada penciptaan pengukuran tunggal yang unik dan benar untuk
aktiva dan laba. Tokoh-tokoh yang terkenal pada aliran akuntansi teori normatif seperti Leonard
Spacek (1961), Scott (1941), Patton dan Littleton (1940) (Setialikman, 2005).

Teori akuntansi normatif mengalami pergeseran ke pendekatan positif pada tahun 1970an. Ada
beberapa alasan yang mendasari terjadinya pergeseran ini, yaitu ketidakmampuan pendekatan
normatif dalam menguji teori secara empiris, pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada
kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas, pendekatan
normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomik secara
optimal di pasar modal. Aliran positif pertama kali diperkenalkan di Universitas Chichago, kemudian
meluas ke beberapa Universitas lainnya di Amerika Serikat seperti Rochester, Barkley, Stanford,
UCLA, NY (Rasyid,1997). Teori akuntansi positif mempunyai suatu kepercayaan bahwa realita sosial
berada secara independen dari manusia yang memiliki sifat atau esensi tersendiri. Hal ini
mengakibatkan fenomena empiris terpisah dari penelitian. Dengan demikian, validitas ilmiah dari
dunia empirik diuji melalui observasi (Januarti, 2004). Teori akuntansi dalam pandangan positif
sering dimaksudkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang terdiri dari induk pengetahuan dan
praktek akuntansi. Beberapa contoh teori akuntansi positif, yaitu creative accounting, earning
management, big bath, dan income smoothing. Akuntansi dalam hal ini terdiri dari seperangkat
hipotesis yang bersifat deskriptif sebagai hasil penelitian yang menggunakan metode ilmiah tertentu.
Teori akuntansi positif difokuskan pada pengujian empirik terhadap asumsi-asumsi yang dibuat teori
akuntansi normatif (misalnya prediksi kebangkrutan, keputusan membeli atau menjual saham).
Salah satu tokoh aliran teori akuntansi positif yang sangat terkenal adalah Watts dan Zimmerman
(1986) (Setialikman, 2005).

Teori normatif berusaha menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh akuntan (what ought to
be) dalam proses penyajian informasi keuangan kepada para pamakai dan bukan menjelaskan
tentang apakah informasi keuangan itu (what is) atau mengapa hal tersebut terjadi. Sebaliknya,
tujuan pendekatan teori positif berusaha rnenguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana
informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi atau
dengan kata lain pendekatan positif bukanlah untuk memberikan anjuran mengenai bagaimana
praktik akuntansi seharusnya, tetapi untuk menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai
bentuk seperti keadaannya sekarang. Pendekatan teori positif berbeda dengan pendekatan teori
normatif jika dihubungkan dengan proses penyusunan standar akuntansi. Teori positif tidak
bertujuan untuk menyimpulkan, seperti pada tujuan teori normatif, teknik atau metode akuntansi
mana yang baik dan yang buruk dengan mengacu pada kerangka konseptual yang mendasarinya.
Pendekatan teori positif hanya berusaha menjawab mengapa para pelaku bisnis mengadopsi standar
tertentu dan tidak mengadopsi standar yang lain dan dengan ini berusaha membuat prediksi tentang
konsekuensi dari rancangan standar yang diusulkan. (Budiarto, 1999).

Perbedaan utama antara teori positif dan normatif adalah teori normatif bersifat preskriptif
sedangkan teori positif bersifat deskriptif, penjelasan atau prediksi. Teori normatif menuntun untuk
memerintah bagaimana akuntan seharusnya bertindak untuk meraih outcome yang dianggap baik,
cocok, adil dan sebagainya. Sedangkan teori positif menggambarkan bagaiman seseorang bertindak
dengan baik, menjelaskan mengapa orang-orang harus bertindak dengan cara tepat serta dapat .
Karena itu, dibutuhkan pengembangan teori akuntansi positif yang bertujuan untuk menguji teori
akuntansi normatif secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Meskipun demikian, ada
beberapa peneliti (Ball dan Foster, Christenson, Tinker dkk., Holthausen & Leftwich, Lowe dkk.,
McKee dkk., Whittington, dan Hines) yang mengkritik teori akuntansi positif. Kritikan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu (1) kritik terhadap filosofi, positif menganut bahwa
peneliti berada di luar area penelitian serta memaksimalkan utilitynya. Hal ini tidak mungkin terjadi
karena peneliti selalu berada pada area yang ditelitinya dan maksimalitas utility tidak mungkin
dicapai hanya sebatas pada kepuasan. (2) kritik terhadap metodologi, teori positif menganut
pendekatan bahwa maksimalisasi keuntungan dapat diperoleh melalui harga keseimbangan pasar.
Hal ini tidak mungkin karena penelitian dengan harga keseimbangan pasar sangat sedikit
pengaruhnya terhadap kontribusi penelitian akuntansi. (3) kritik terhadap penelitian dengan
pendekatan ekonomi, yaitu pemaksimalisasi individu yang tidak mungkin atau tidak mudah untuk
menghitungnya (Januarti, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Arif, 1999, Kaitan Riset Akuntansi dengan Pengajaran dan Praktik Pendekatan Teori Positif, Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 3, No.1, hal: 29-48.

Januarti, Indira. 2004. Pendekatan dan Kritik Teori Akuntansi Positif. Jurnal Akuntansi & Auditing, Vol.1,
No.1, hal: 83-94.

Rasyid, I 997, Mengakarkan Akuntansi pada Bumi Sosio Kultural Indonesia: Perlunya Persektif Alternatif,
Media Akuntansi, No.23/Th.IV, hal: 13-21.

Setialikman, Eliana. 2005. Pendekatan Teori Akuntansi Normatif Versus Teori Akuntansi Positif. Skripsi.
Surabaya: Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Widya Mandala.

http://ramadhanaprillio.blogspot.co.id/2015/11/perbandingan-teori-akuntansi-normatif.html

Perbedaan Teori Akuntansi Bersifat normatif dengan Teori Akuntansi


Bersifat Positif

Diposkan oleh admin

Pengertian teori akuntansi bergantung pada apakah akuntansi dipandang sebagai sains atau
teknologi.

• Sebagai sains, teori akuntansi bersifat positif.

• Sebagai teknologi, teori akuntansi bersifat normatif.

Teori akuntansi sebagai sains

• Seperangkat konsep, definisi, dan proposisi (pernyataan) yang saling berkaitan secara sistematis
yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi.

• Fenomena akuntansi yang menjadi perhatian adalah keputusan atau perilaku pihak (manusia) yang
berkepentingan dengan akuntansi.

• Menggunakan metoda yang diemulasi dari metoda ilmiah dalam ilmu alam dengan sasaran
menguji kebenaran pernyataan/penjelasan secara ilmiah.

• Tidak menghasilkan prinsip akuntansi, metoda akuntansi, atau teknik akuntansi yang menjadi
pilihan kebijakan akuntansi.

Teori akuntansi sebagai teknologi:

• Penalaran logis yang melandasi praktik akuntansi.

• Proses penalaran untuk menjustifikasi kelayakan praktik akuntansi atau prinsip akuntansi tertentu.

• Teknologi melekat pada perekayasaan pelaporan keuangan.

• Hasil perekayasaan didokumentasi dalam bentuk rerangka konseptual.

Manfaat penalaran logis yang dituangkan dalam bentuk rerangka konseptual

Mengevaluasi dan membenarkan serta mempengaruhi dan mengembangkan praktik:

• Acuan evaluasi praktik akuntansi berjalan

• Haluan pengembangan praktik akuntansi baru

• Basis penurunan standar akuntansi

• Basis perbaikan praktik akuntansi berjalan

• Pedoman pemecahan masalah potensial.

Perspektif teori akuntansi

Perspektif-perspektif dalam teori akuntansi dapat dibedakan menurut:

1. Sasaran yang ingin dicapai

2. Tataran semiotika dalam teori komunikasi

3. Penalaran yang digunakan

Perspedtif teori akuntansi menurut sasarannya

Menurut sasaran yang ingin dicapai, teori akuntansi dibedakan menjadi: (1) teori akuntansi positif
dan (2) teori akuntansi normatif.

Teori akuntansi positif mencakup penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara ilmiah
kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta. Dengan kata lain,
fakta sebagai sasaran.

Teori akuntansi normatif mencakup penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi kelayakan suatu
perlakuan akuntansi yang paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Nilai sebagai sasaran.

http://akuntansi07-unp.blogspot.co.id/2010/09/perbedaan-teori-akuntansi-bersifat.html

Anda mungkin juga menyukai