Anda di halaman 1dari 6

ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

FAKTOR PERPATAHAN & KELELAHAN PADA KEKUATAN BAHAN


MATERIAL

Kaharuddin Adam
Dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Univ. Islam Makassar

ABSTRAK
Dalam aplikasi keteknikan, kemampuan untuk menentukan suatu perpatahan bahan tergantung pada beban
maksimum yang dapat diterima oleh suatu konstruksi.Dalam mendesai pada suatu batang, perlu diperhatikan faktor
perpatahan & kelelahan suatu material. Perlu juga diperhatikan sifat bahan baja tahan karat, apakah sifatnya tahan
korosi, kekuatan & keuletan tinggi & kandung Cr tinggi. Adapun Masalah bagaimana mengetahui faktor perpatahan &
kelelahan pada kekuatan bahan material. Perpatahan merupakan suatu bagian bahan yang terpisah akibat beban yang
diberikan sehingga pembentukan retak dibawah konduksi siklus tegang & regangan. Kelelahan adalah pertumbuhan inti
& pertumbuhan akibat retakan tetapi tidak menyebarkan retakan. Kegagalan dapat diartikan kerusakan yang tak wajar,
rusak sebelum waktunya.

Kata Kunci: Perpatahan, Kelelahan

PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Latar Belakang 2.1. Sejarah Perkembangan Mekanika Perpatahan
Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetauan - Abad 15. Leonardo Da Vinci
& teknologi yang semakin canggih pada pihak yang a. Tes kekuatan pada kabel besi dengan
mempunyai kualitas dalam meningkatkan mutu panjang berbeda.
produksi, tingkat kestabilan & kekakuan bahan b. Kekuatan berbanding terbalik proporsional
produksi dari segi penggunaan bahan adalah akibat dengan volume bahan
perpatahan dan kelelahan pada konstruksinya, bila - Abad 19. Cauchy
beban tersbut menerima beban. Hubungan tegangan-regangan pada kondisi
Pada semua konstruksi teknik, bagian-bagian istimewa & konsentrasi tegangan.
pelengkap suatu bangunan konstruksi haruslah diberi - 1922 - Teori Perpatahan Griffith
ukuran-ukuran fisik, hal ini harus di ukur dengan tepat Ubungan kuantitatif pertama antara kekuatan
untuk menahan gaya-gaya yang sesungguhnya. bahan / material dengan ukuran retak.
Jadi suatu bahan haruslah berukuran yang cukup
memadai, sehingga bagian-bagian suatu material / 2.2. a. Teori Perpatahan / Kelelahan
bahan harus cukup tegar seingga tidak akan melentur Menggunakan persamaan matematika Inggris,
atau melengkung melebihi batas yang diizinkan bila untuk konsentrasi tegang, seperti halnya kaca dimana
bekerja dibawah beban yang diberikan. energy permukaan yang dihancurkanoleh pembentukan
Dalam aplikasi keteknikan, kemampuan untuk permukaan retak baru adalah setara dengan ketahanan
menentukan suatu perpatahan bahan tergantung pada pertumbuhan retak.
beban maksimum yang dapat diterima oleh suatu Retak adalah suatu tarikan Ellips dengan sumbu
konstruksi. panjang a agak besar (panjang retak) & sumbu pendek
Dalam mendesai pada suatu batang, perlu b adalah hal (o)
diperhatikan faktor perpatahan & kelelahan suatu Jari-jari kelengkunagn pada ujung retak adalah hal
material. Perlu juga diperhatikan sifat bahan baja tahan (o).
karat, apakah sifatnya tahan korosi, kekuatan &
keuletan tinggi & kandung Cr tinggi. nom

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana mengetahui faktor perpatahan &
kelelahan pada kekuatan bahan material.
2b
1.3. Batasan Masalah
Bagaimana ketahanan terhadap kekuatan bahan
akibat perpatahan kelelahan.
nom
1.4. Tujuan -

Untuk mengetahui pengaruh besarnya kekuatan Tarikan Ellips


bahan terhdap perpatahan & kelelahan.

899
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

4. Kekerasan / Hardness, ketahanan bahan


terhadap penetrasi pada permukaannya.
5. Ketangguhan / lougness, jumlah energy yang
mampu diserap bahan sampai terjadi
nom perpatahan.
2a 6. Mulur / Creep
7. Kelelahan / Fatique, ketahanan bahan terhadap
pembenanan dinamik.
8. Patahan / failure

- Konsep Tegangan / Stress & Regangan / Starin


nom
beban Tarik
Retak

2.b. Teori Kelelahan


beban Tekan
Akibat gesekan poros dengan benturan yang kuran
diperhatikan atau mengalami siklus tegangan-
regangan, sehingga terjadi kerusakan yang permanen.
2.c. Teori Retak
Aliran tegangan sekitar tarikan &retak pembebanan
beban Geser
melintang terhadap sumbu utama.
1. Tarikan
- Konsentrasi tegang (Kt)
= nom ( 1 + 2 (a / Rmin) ½ PERPATAHAN
- Rmin adalah jari-jari kelengkungan ujung sumbu
utama. Patah lelah (fatique) merupakan sala satu penyebab
utama kegagalan bahan / material konstruksi.
2. Retak Kelelahan material adalah proses perubahan dinais
- Faktor inensitas tegangan (K) (tegangan-regangan) sehingga terjadi retak (crack)
K = nom ( .a)1/2 ataupun patah. Mekanisme patah lelah di awali
3. Tujuan Teknologi Mekanika Perpatahan timbulnya inti retak akibat pergerakan dislokasi siklik,
a. Perkembangan metode prediksi & peritungan dilanjutkan dengan pertumbuhan menjadi micro crack,
dari seberapa cepat retak akan tumbuh & kemudian tumbuh menjadi macro crack, selanjutnya
seberapa cepat kekuatab sisa akan menurun. berkembang (propagasi) ingga terjadi patah lelah.
b. Kekhususan Umur lelah dapat ditingkatkan dengan cara
1.Seberapa kekuatan tegangan sebagai fungsi normalizing / pengarbonan ulang, selanjutnya terhadap
ukuran retak. specimen ini dilakukan normalizing ulang &
2.Seberapa ukuran retak dapat di toleransikan dilanjutkan material yang tidak dinormalizing awal
pada beban kerja (ukuran kerja kritis). sehinggat tidak diperoleh perbedaan yang signifikan.
3.Seberapa panjang retak tumbuh dari suatu Normalizing ulang juga menyebabkan butir
ukuran awal tertentu terhadap suatu ukuran material lebih peka terhadap patah.
kritis.
4.Seberapa ukuran serabut yang diiznkan ketika B
structural mulai digunakan,
5.Seberapa sering struktur tersebut diinspeksi.
4. Sifat Mekanika C
Material / bahan dalam penggunaanya dikenakan
gaya atau beban, karena itu perlu diketahui karakter
material agatr deformasi yang terjadi kerusakan atau
patah. Percobaan & diakhiri dengan dapat didahului
- Karakter material / bahan tergantung pada : oleh deformasi plastik, maka disebut perpatahan ulet,
1. Komposisi kimia bila deformasi plastik di sebut perpatahan rapuh.
2. Struktur mikro Keuletan relatif dapat ditentukan dari:
3. Sifat material, sifat mekanik, sifat fisik & kimia. 1. Pengukuran keuletan (dengan mengukur %
- Kekuatan / Strength perpanjangan atau % penyusutan penampang)
1. Ukuran besar gaya yang diperlukan untuk 2. Jumlah energy yang diserap pada percobaan
mematahkan atau merusak suatu bahan. Impack /pukul.
2. Kekuatan luluh / yeld strength, kekuatan bahan Pada suhu rendah, retak dapat merambat lebih cepat
terhadap deformasi awal. daripada terjadinya deformasi plastik, berarti energy
3. Kekuatan tarik / fensile strength, kekuatan yang diserap sedikit. Baja dibebani secara perlahan-
maksimum / ductility, berhubungan besar lahan dapat patah ulet & patah rapuh pada impack
Regangan sebelum perpatahan. (beban kejut).
900
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

- Kelelahan terjadi pada Turbin daya & peralatan 4. Patah Mulur


mekanik lainnya yang tadinya digunakan dengan Sifat untuk meregang bila di bebani, regangan ini
cukup memuaskan untuk jangka waktu lama, terjadi suhu yang tinggi & tegangan yang lebih
logam lelah dapat patah karena kelelahan, rendah dari pada tegangan luluh, sehingga terjadi
diketahui bahwa perpatahan terjadi karena perubahan bentuk plastik & kemudian patah, hal ini
pergerakan mikro struktur yang terlokalisir disebut mulur.
menyebabkan perambatan retak. Pada tahap
permulaan tumbuhnya retak terlihat terjadinya slip Reg D2/2 D patah mulur
mikroskopis & slip tak mampu balik didalam
butir-butir. Terjadinya penurunan keuletan secara Muka
mulur III
bertahap pada bidang skip yang menyebabkan C
terbentuknya retak microskopik. Muka mulur II
B
Slip
A
Muka Mulur I
\
Reg elastic –plastik pd pembebanan
wkt(dtk)

Gambar : Kurva Mulur


3.1. Perpatahan Kelingan
Kadang-kadang pengelingan tidak terjadi atau KELELAHAN / FATIQUE
Kelelahan merupakan suatu kegagalan lelah terjadi
mengalami geseran terjai tegangan tarik tetapi justru
ketika sebuh bahan telah mengalami silus tegangan &
terjadi perpatahan.
regngan yang menghasilkan kerusakan yang permanan,
juga dapat terjadi dibawah atau diatas tegangan luluh.
Kegagalan lelah pada umumnya meliputi pertumbuhan
F F inti dan penebaran dari sebuah retak.
4.1. Penyebab Kelelahan
- Kelelaan yang dikontrol oleh tegangan.
1. Lengkung rotasi (rotating bending)
Tahanan yang diinginkan oleh paku keeling dikenal 2. Getaran (vibration)
sebagai tahanan patah. 3. Penekanan(presuriation)
4. Kontak Gelinding (Rolling Contacts)
3.2. Patahan Sambungan Las - Kelelahan yang dikontrol oleh regangan.
Patahan terjadi akibat sambungan yang tidak sesuai 1. Siklus (thermal Cyclus)
dengan lasan. Ciri-ciri patahan 2. Tarikan besar (secerv notehes)
1. Patah Ulet 3. Terbuka / Tertutup (opened / closed)
a. Terlihat adanya deformasi plastik yang cukup Umur lelah / fatique life, biasanya 107 siklus
banyak, seperti deformasi slip & kembar. perkiraan dari jumlah siklus yang dialami oleh suatu
b. Butir-butir Kristal bentuk memanjng karena piston mobil dari 100.000 mil (~ 330.000 ).
adanya regangan geser. Pengukuran Kelelahan diperoleh dari :
c. Penampang lintang dari benda mengecil & 1. Struktur presisi (smooth) dan bertekuk (notehead)
untuk baja dimana muka patahnya berwarna ke a. Kelelahan meiputi pertumbuhan inti &
abu-abuan. penyebaran retakan (prpogation of crack).
d. Patah ulet akibatnya bahan mendapat beban b. Karateristik dengan umur lelah T - S (Tegangan
melebihi kekuatan pada uji tarik akibat – Siklus, S-N) atau R – S (Regangan Siklus,
penampangnya tidak cukup luas karena danya − ).
cacat dalam sambungan las yang tidak baik. c. Takikan mengkonsentrasikan tegangan &
2. Patah Getas regangan.
Patah getas terjadi saat yang tidak dapat diduga, 2. Struktur Retak.
baik pada waktu pembuatan maupun waktu sesudah a. Kelelahan meliputi penyebarab retak
selesai pembuatan dengan beban lebih rendah dari b. Karateristik dengan laju pertumbuhan retak
pada batas luluh bahan. Patahnya Tegak lurus lelah (fatique, crack growth rate)
terhadap arah tegangan tarik dengan permukaan Tujuan untuk memprediksi umur lela atau siklus
patahan yang mengkilap, hal ini patahan terjadi pembebanan maksimum untuk menentukan
pada permukaan Kristal & tampaknya adanya garis- umur yang tidak terbatas (infinite life).
garis halus.
3. Patah Fatik / Ketahanan 4.2. Deformasi / Perubahan
Patah akibat tegangan berulang yang besarnya
dibawah tegangan yang dibolehkan, gejala patah - Deformasi Elastis
akibat beban luar yang berulang & perubahan Pada pembebanan rendah dalam uji tarik hubungan
bentuk yang berulang. antara tegangan & regangan linier deformasi
901
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

elastic, dimana hubungan tersebut masih dalam b.Adanya tarikan.


daerah deformasi elastic, dikenal sebagai hokum 2. Kesalahan dalam pemilihan material / bahan
Hooke, deformasi yang mempunyai hubungan a. Data material yang tidak mencukupi,
tegangan & regangan linier (proposional) disebut misalnya hanya data uji tarik, padahal
deformasi elastis. bebannya dinamik akan terjadi fatiquem dst.
Hubungan tegangan geser & regangan geser b. Kriteria pemilihan material.
dinyatakan dengan: Kaitan antara beban / tegangan & suhu
operasi dengan mekanisme kegagalan serta
= . criteria pemilihan material.
3. Cacat Material
Dimana: = tegangan geser a. Cacat dipermukaan & didalam material akan
=Regangan geser menurunkan kekuatannya.
G=modulus geser b. Cacat pengecoran: Inklusi, porosititas,
- Deformasi Plastis rongga, retak penysutan, dst.
Untuk material logam, umumnya deformasi elastis c. Cacat pengerolan / tampa: Segresi,
terjadi <0.05 regangan, bila regangan >0.005 terjadi Laminasi, oksida didekat permukaan, dst.
deformasi plastis (deformasi permanen). 4. Kesalahan dalam proses pengerjaan
a. Proses Farming, dapat menimbulkan
4.3. A. Keuletan (dictilusy) tegangan sisa, retak mikro, dst.
Keuletan = derajat deformasi plastis terjadinya b. Machining & Grinding juga menimbulkan
patah, dimana keuletan nyatakan dengan: tegangan sisa & pemusatan tegangan akibat
- Presentase & longasi kekasaran permukaan.
% EI = (Li-L0) / L0 x 100% c. Gridning (asah / yang berlebihan sampai
- Presentase reduksi Area kelewat panas, dapay menyebabkan retak
% AR = (A0AI) / Ao x 100 % pada permukaan.
B. Kelelahan dalam Logam d. Penandanaan dapat menimbulkan
Deformasi plastis terjadi pada butir-butir orientasi ppemutusan tegangan.
yang sesuai, meskipun dibawah batas elastis. Pada e. Pemanas hanya dapat menyebabkan baja
logam murni, dimana langkah slip ekstrusi menjadi lunak (dekorborasi), penyimpangan
mengawali terjadinya retakan (memerlukan banyak (distorsi) & bahkan retak poros cukup cepat.
siklus). Pada logam komersial, dimana akumulasi f. Plast listrik dapat menyebabkan penggetasan
regangan plastis menumbuhkan inti retakan kecil hydrogen.
ditempat inklusi (memerlukan sedikit siklus). g. Pengelasan dapat meninggalkan cacat-cacat
Dimana, sebuah retak dapat menumbuhkan inti pengelasan al : proditas, inklusi, retak
tetapi tidak menyebarkan retakan. tegangan sisa, peka pada baja tahan karat,
C. Analisa untuk menentukan penyebab kegagalan dst.
Suatu komponen atau peralatan dikatakan 5. Kesalahan dalam pemasangan / perekatan
kesalahan jika: a. Kesalaan dalam pemasangan, seperti halnya
1. Sama sekali tidak dapat dioperasikan kelurusan akan menimbulkan beban yang
2. Dapat dioperasikan, tetapi tidak berfungsi berlebihan.
dengan baik. b. Begitu pula dengan pemakssan dalam
3. Ada kerusakan, tetapi tidak aman bila perakitan.
dioperasikan. 6. Kesalahan operasi
a. Kondisi operasi yang tidak normal /
Kegagalan dapat diartikan kerusakan yang tidak berlebihan, missal: beban, kecepatan, suhu,
wajar, rusak sebelum waktunya akan merusakn peralatan.
b. Bila lingkungan lebih korosif yang diduga
U (st.37) sebelumnya.
c. Perawatan yang kurang
= d. Prosedur start-up & shect-down yang salah.
- Retakan biasanya dikelompokkan atas cirri-
(tegangan maksimum)
ciri mikroskopis, al:
9i
a. Patah ulet ( Ductile Frecture)
Patah ulet disertai adanya deformasi plastis
design = disekitar patahan. Permukaan patahan
Nampak berserabut (Sibraus), sehingga
4i ( tegangan linier) kelihatannya berusaha kelabu.
b. Patah getas (Brittle Fracture)
D. Penyebab utama kegagalan / kesalahan Patah getas menjalar dengan kecepatan
1. Kesalahan dalam perencanaan / design. tinggi daripada patah ulet. Patah getas
a.Operasi yang sebenarnya, antara lain: beban, hamper tidak disertai dengan deformasi
lingkungan, suhu operasi, dsb. plastis. Permukaan patah getas kelihatan
902
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

mengkilap, berbutir (gramular) & relatif tegangan bila bekerja pada lingkungan yang
rata. mengandung mitra pekat yang panas atau larutan
Na OH. Baja berkekuatan tinggi juga peka terhadap
awal korosi tegangan, begitu juga kuningan pada
lingkungan yang tercemar dengan amoniak.
e. Penggetasan
Baja berkekuatan tinggi peka terhadap penggetasan.
Atom-atom hydrogen yang tadinya intersisi dapat
bertemu & berkumpul membentuk melokul gas
hydrogen. Akibat tidak tersediannya ruang cukup
Retakan gas tersbut akan bertekanan tinggi sekali &
Gambar: Permukaan Patah Getas mendesak baja hingga patah getas. Masuknya
hydrogen kedalam baja ini dapat terjadi pada proses
Patah getas dapat mengikuti batas butir ataupun pengerjaan, misalnya pengelasan, Electro plating,
memotong butir. Bila retakannya mengikuti batas butir ataupun banyak hidrogennya.
maka disebut patah getas Integramular, bila retaknya f. Mulur
memotong butir, maka dinamai patah getas Peristiwa mukur ini terjadi bila komponen bekerja
Transgramular. Patah getas Transgramular dapat terjadi pada suhu tinggi, yaitu diatas 0.4 atau 0.5 titik
pada baja karbon rendah pada suhu operasi yang sangat cairnya dalam suhu oK. Mulur ini adalah deformasi
rendah. yang berjalan dengan waktu. Oleh karena itu mulur
Inti Tergramlor ditandai dengan adanya deformasi yang cukup
` besar.
g. Retak dengan modus gabungan
Transgramlor Patahan juga terjadi pada gabungan dari dua
modus.
Contoh:
Peristiwa patah lelah yang berawal dari lokasi yang
terkorosi. Tempat yang terserang Korosi akan
c. Patah Lelah (Fatique Farcture) mengalami pemuratan tegangan. Retak lelah akan
Beban yang berubah-ubah atau berulang-ulang berawal dari bagian retak kemudian menjalar.
dapat mengakibatkan patah lelah berawal dari
lokasi yang mengalami pemuasatan tegangan, KESIMPULAN & SARAN
misalnya akibat adanya cacat tarikan. Tegangan
setempat akan tinggi, bahkan melampaui batas 5.1 Kesimpulan
luluh material. Akibatnya ditemapt itu akan terjadi 1. Perpatahan merupakan suatu bagian bahan yang
deformasi pastos dalam skala mikroskopis. terpisah akibat beban yang diberikan sehingga
Tegangan yang berfluktuari akan menyebabkan pembentukan retak dibawah konduksi siklus tegang
terjadinya skip antara bidang-bidang atomnya. Dari & regangan.
lokasi tersebut akan berawal retak lelah yang 2. Kelelahan adalah pertumbuhan inti & pertumbuhan
selanjutnya merambat. Perambatan retak sejalan akibat retakan tetapi tidak menyebarkan retakan.
dengan pembebanan yang berfluktuasi. Bila retak 3. Kegagalan dapat diartikan kerusakan yang tak
lelah ini telah jauh merambat, sehingga luas wajar, rusak sebelum waktunya.
penampang yang tersisa tidak lagi dapat
mendukung beban, maka komponen akan patah. 5.2 Saran-saran

Inti retak 1. Disarankan agar supaya bahan yang digunakan


untuk ketahanan suatu beban perlu diperhatikan
Garis Pantau faktor kandungan dalam karbon.
2. Agar suapaya jangan terjadi kegagalan perlu
dilakukan analisa kegagalan.
Patah Statis
DAFTAR PUSTAKA

1. Colangelo, VJ, Heiser, FA, 1974, Analisis


Gambar: Permukaan Patah Lelah Metalurgi Failure, John Wiley & Son, USA.
2. Adwards, Wanhill, 2001, Fractures Mechanic, John
d. Retak Korosi Tegangan Wiley & Son, London,
Peristiwa retak Korosi tegangan adalah gabungan 3. Sunallman RE, ahli bahasa, Djapril Srtiati,
antara tegangan tarik dengan pengaruh lingkungan, Metalurgi Fisik Modern, Gramedia, Pustaka Utama,
kebanyakan retakannya mengikuti batas utir Jakarta, 1985.
sehingga berupa retakan. Integramlor. Hal ini 4. Dieter, ahli bahasa, Djapril Sriati, 1989, Metalurgi
sering kali terjadi pada paduan Al – Zn – Mg. baja
konstruksi pun juga dapat mengalami retak korosi Mekanik, jilid I & II, Erlangga, Jakarta.

903
ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

904

Anda mungkin juga menyukai