Cedera Kepala
Oleh:
Pembimbing:
dr. Anugerah Onie, Sp.BS
Judul:
Cedera Kepala
Oleh:
Berliana Agustin, S.Ked 04084821921070
Pembimbing:
dr. Anugerah Onie, Sp.BS
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 15 April – 24 Juni
2019.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Cedera Kepala”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah yang
merupakan bagian dari sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya pada
Departemen Ilmu Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Anugerah Onie, Sp.BS
selaku pembimbing yang telah banyak membimbing dalam penulisan dan
penyusunan makalah, serta semua pihak yang telah membantu hingga selesainya
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan
kesalahan akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah di masa mendatang. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 2
BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Anatomi
SCALP
Anatomi kepala terdiri dari SCALP, tulang kranium, meningen,
parenkim otak, pembuluh darah otak, cairan serebrospinal (CSF), dan
tentorium. SCALP merupakan singkatan dari susunan skin atau kulit,
connective tissue atau jaringan ikat, aponeurosis, loose areolar tissue atau
jaringan ikat longgar dan perikranium.(1)
MENINGEN
Meningen adalah selaput yang menutupi seluruh permukaan otak dan
terdiri atas tiga lapisan yaitu duramater, arakhnoid dan piamater. Duramater
adalah selaput yang keras dan tidak melekat pada selaput arakhnoid
dibawahnya sehingga terdapat suatu ruang potensial (ruang subdural) yang
terletak antara duramater dan arakhnoid, dimana sering terjadi perdarahan
subdural. Selain itu juga terdapat ruang potensial diantara duramater dan
tulang kranium yang disebut ruang epidural atau extradural. Lapisan kedua
dari meningen di bawah duramter yang tipis dan tembus pandang disebut
arakhnoimater. Lapisan ketiga adalah piamater yang melekat erat pada
permukaan korteks serebri. Cairan serebrospinal bersirkulasi dalam ruang
subarakhnoid. Parenkim otak dibagi menjadi serebrum (otak besar),
serebelum (otak kecil) dan batang otak. Tentorium merupakan struktur yang
membagi rongga tengkorak menjadi ruang supratentorial (fossa kranii
anterior dan fossa kranii media) dan ruang infratentorial (fossa kranii
posterior).
2.2 Cedera Kepala
a. Definisi
Cedera kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma)
yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan
struktural dan atau gangguan fungsional jaringan otak (Sastrodiningrat,
2009). Menurut Brain Injury Association of America, cedera kepala
adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari
luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran dan dapat
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik (8).
Menurut, Brunner dan Suddarth, (2001) cedera kepala ada 2
macam yaitu:
Cedera kepala terbuka
Luka kepala terbuka akibat cedera kepala dengan pecahnya
tengkorak atau luka penetrasi, besarnya cedera kepala pada tipe ini
ditentukan oleh massa dan bentuk dari benturan, kerusakan otak
juga dapat terjadi jika tulang tengkorak menusuk dan masuk
kedalam jaringan otak dan melukai durameter saraf otak, jaringan
sel otak akibat benda tajam/ tembakan, cedera kepala terbuka
memungkinkan kuman pathogen memiliki abses langsung ke otak.
Cedera kepala tertutup
Benturan kranial pada jaringan otak didalam tengkorak ialah
goncangan yang mendadak. Dampaknya mirip dengan sesuatu yang
bergerak cepat, kemudian serentak berhenti dan bila ada cairan
akan tumpah. Cedera kepala tertutup meliputi: kombusio gagar
otak, kontusio memar, dan laserasi.
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Cedera Kepala Komponen utama pemeriksaan
neurologis pada pasien cedera kepala sebagai berikut:
1. Bukti eksternal trauma: laserasi dan memar.
2. Tanda fraktur basis cranii: hematom periorbital bilateral,
hematom pada mastoid (tanda Battle), hematom
subkonjungtiva (darah di bawah konjungtiva tanpa adanya
batas posterior, yang menunjukkan darah dari orbita yang
mengalir ke depan), keluarnya cairan serebrospinal dari hidung
atau telinga (cairan jernih tidak berwarna, positif mengandung
glukosa), perdarahan dari telinga.
3. Tingkat kesadaran (GCS)
4. Pemeriksaan neurologis menyeluruh, terutama reflek pupil,
untuk melihat tanda–tanda ancaman herniasi tentorial
(Ginsberg, 2007).
Secondary Survey
Pemeriksaan dilakukan setelah pasien dengan keadaan
stabil dan dipastikan airway, breathing dan sirkulasidapat membaik.
Prinsip survey sekunder adalah memeriksa ke seluruh tubuh yang
lebih teliti dimulai dari ujung rambut sampai ujung kaki ( head to
toe) baik pada tubuh dari bagian depan maupun belakang serta
evaluasi ulang terhadap pemeriksaan tanda vital penderita. Dimulai
dengan anamnesa yang singkat meliputi AMPLE (allergi,
medication, past illness, last meal dan event of injury).
d. Gambaran Klinis
Gejala yang sangat menonjol ialah kesadaran menurun secara
progresif.Pasien dengan kondisi seperti ini sering kali tampak memar di
sekitar mata dan di belakang telinga.Sering juga tampak cairan yang
keluar pada saluran hidung atau telinga.Pasien seperti ini harus di
observasi dengan teliti.Setiap orang memiliki kumpulan gejala yang
bermacam-macam akibat dari cedera kepala. Banyak gejala yang
muncul bersaman pada saat terjadi cedera kepala. (5)
Gejala yang sering tampak : (6)
Penurunan kesadaran, bisa sampai koma
Bingung
Penglihatan kabur Susah bicara
Nyeri kepala yang hebat
Keluar cairan darah dari hidung atau telinga
Nampak luka yang dalam atau goresan pada kulit kepala.
Mual
Pusing
Berkeringat
Pucat
Pupil anisokor, yaitu pupil ipsilateral menjadi melebar.
e. Gambaran Radiologi
Dengan CT-scan dan MRI, perdarahan intrakranial akibat trauma
kepala lebih mudahdikenali(6)
Foto Polos Kepala
Pada foto polos kepala, kita tidak dapat mendiagnosa pasti sebagai
epidural hematoma. Dengan proyeksi Antero-Posterior (A-P), lateral
dengan sisi yang mengalami trauma pada film untuk mencari adanya
fraktur tulang yang memotong sulcus arteria meningea media. Sebaiknya
foto ini hanya dilakukan pada cedera kepala ringan yang disertai dengan(6)
Riwayat pingsan atau amnesia
Adanya gejala neurologis seperti diplopia, vertigo, muntah, atau
sakit kepala
Adanya tanda neurologis seperti hemiparesis
Adanya otorrhea atau rhinorrhea
Adanya kecurigaan luka tembus kepala
Adanya kecurigaan intoksikasi obat atau alkohol
3.1 Kesimpulan
Cedera kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang
menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan
atau gangguan fungsional jaringan otak. Menurut, Brunner dan Suddarth, (2001)
cedera kepala ada 2 macam, yaitu cedera kepala terbuka dan cedera kepala
tertutup. Cedera kepala berdasarkan beratnya cedera, dapat diklasifikasi
penilaiannya berdasarkan skor Glasgow Coma Scale (GCS) dan dikelompokkan
menjadi cedera kepala ringan, cedera kepala sedang, dan cedera kepala berat.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada cedera kepala adalah foto
cranium dan CT Scan kepala. Pemeriksaan CT scan kepala masih merupakan gold
standard bagi setiap pasien dengan cedera kepala, dan merupakan modalitas
pilihan karena cepat, digunakan secara luas, dan akurat dalam mendeteksi patah
tulang tengkorak dan lesi intrakranial.
Secara umum, pasien dengan cedera kepala harusnya dirawat di rumah
sakit untuk observasi. Pasien harus dirawat jika terdapat penurunan tingkat
kesadaran, fraktur kranium dan tanda neurologis fokal. Cedera kepala ringan dapat
ditangani hanya dengan observasi neurologis dan membersihkan atau menjahit
luka / laserasi kulit kepala. Untuk cedera kepala berat, tatalaksana spesialis bedah
saraf sangat diperlukan setelah resusitasi dilakukan.
Langkah pertama yang dilakukan pada pasien masuk instalasi gawat
darurat adalah pemeriksaan secara cepat dan efisien disebut sebagai primary
survey. Dasar dari pemeriksaan primary survey adalah ABCD, yaitu Airway (jalan
nafas), Breathing (pernafasan), Circulation (sirkulasi darah), Disability (status
neurologi), kemudian dilanjukan dengan secondary survey.
DAFTAR PUSTAKA
1. Netter, F. H., Craig, J. A., Perkins, J., Hansen, J. T., & Koeppen, B.
M. (n.d.). Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology Special
Edition:Arteries to Brains and Meningens, NJ : 2012
2. Price DD, Wilson SR. Epidural hematoma. In: McNamara RM,
Talavera F editors. Traumatic brain injury. March 2006. Available from:
URL: http://www.emedicine.com/EMERG/topic167.htm
3. Anderson S. McCarty L., Cedera Susunan Saraf Pusat, Patofisiologi,
edisi 4, Anugrah P. EGC, Jakarta,1995, 1014-1016
4. Mardjono M. Sidharta P., Mekanisme Trauma Susunan Saraf,
Neurologi Kilinis Dasar, Dian Rakyat, Jakarta, 2003, 254-259
5. Hafid A, Epidural Hematoma, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi kedua,
Jong W.D. EGC, Jakarta, 2004, 818-819
6. Mc.Donald D., Epidural Hematoma, www.emedicine.com
7. Markam S, Trauma Kapitis, Kapita Selekta Neurologi, Edisi kedua,
Harsono, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005, 314
8. Langlois J.A., Rutland-Brown W., Thomas K.E., Traumatic brain
injury in the United States: emergency department visits, hospitalizations,
and deaths. Atlanta (GA): Centers for Disease Control and Prevention,
National Center for Injury Prevention and Control, 2006.
9. Youmans, J.R., 2011, Trauma : Neurological Surgery, 6th ed,
Volume 3, W.B. Saunders Company, New York.
10. Pascual, J.L., 2008. Injury to the Brain. Trauma :contemporary
principles and therapy. Philadelphia: pp.276-88
11. Mansjoer, arief.2010. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4, Jakarta :
Media Aesculapius.
12. Anderson S. McCarty L., Cedera Susunan Saraf Pusat, Patofisiologi,
edisi 4, Anugrah P. EGC, Jakarta,1995, 1014-1016
13. Ginsberg Lionel. 2007. Lecture Notes Neurologi. Jakarta; Erlangga.