Disusun Oleh
Lailatul Amaliyah
(1808016 )
A. Definisi
Bayi Berat Lahir Rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama
dengan 2500 gram saat lahir. Tujuh persen dari kelahiran termasuk golongan
ini. Kebanyakan persoalan terjadi pada bayi yang beratnya kurang dari 1500
gram dengan angka kematian yang tinggi dan membutuhkan perawatan dan
tindakan medik yang khusus. Kelompok ini disebut bayi berat lahir sangat
bayi prematur karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram, yaitu karena umur hamil kurang dari 37
minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya sekalipun cukup bulan atau
Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
B. Klasifikasi
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram - 2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1500
gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000
gram.
Sedangkan menurut WHO membagi umur kehamilan dalam tiga kelompok
yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang
dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk
C. Etiologi
1. Penyakit
cerviks, infeksi saluran kemih, ketuban pecah dini juga dapat menjadi
faktor BBLR.
2. Usia Ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia <20 tahun, dan multi
terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh
kurang demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari
perkawinan yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan
4. Sebab lain
5. Faktor Janin
6. Faktor Lingkungan
(Irianto, 2009)
D. Manifestasi Klinik
1. Prematuritas murni
c. Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap
dan licin.
d. Lanugo banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga dan
baik.
i. Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah.
k. Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum
sempurna.
2. Dismaturitas
c. Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat.
(Hidayat, 2009)
E. Patofisiologi Dan Pathway
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
2500 gram.
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun
saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi
kehamilan yang sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa
hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat mengakibatkan
morbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih
tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan
resiko morbiditas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
(Hidayat, 2009)
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan Penunjang
5. Pemantauan elektrolit
H. Penatalaksanaan
1. Penanganan bayi semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka
didalam incubator
3. Inkubator.
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
4. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada
6. Pemberian makanan
(Hidayat, 2009)
I. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Maternal
a. Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)
2. Riwayat Kelahiran
c. APGAR SCORE
3. Sistem kardiovaskuler
a. HR : 120-160 x/menit
b. Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya shunt ke kiri
4. Sistem gastrointestinal
a. Abdomen menonjol
5. Sistem integumen
e. Kuku pendek
6. Sistem muskuloskeletal
7. Neurosensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran kepala
8. Pernafasan
pernafasan (RDS).
9. Keamanan
kaki mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak. Kuku
mungkin pendek.
10. Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora,
neuromuskuler
elektrolit
imobilisasi.
Hypovolemia Management
1. Monitor status cairan termasuk
intake dan output cairan
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien
terhadap penambahan cairan
6. Monitor berat badan
7. Dorong pasien untuk
menambah intake oral
8. Pemberian cairan lV monitor
adanya tanda dan gejala
kelebihan volume cairan
9. Monitor adanya tanda gagal
ginjal
Irianto, Kus. Drs. 2009. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.
Bandung : Yrama Widya.