Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTOVASI KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. WAHANA PERSADA LAMPUNG DI BANDAR LAMPUNG


ARI PRASETYO
Fakultas Ekonomi Universitas Bandar Lampung
Jl. Z.A Pagar Alam No.26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142
Telp. 0721-701979 Fax. 0721-701463

ABSTRACT

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap


kinerja karyawan pada PT. Wahana Persada Lampung di Bandar Lampung ? apakah motivasi
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Nissan Motor di Bandar Lampung ? dan apakah
kepemimpinan dan motivasi secarabersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada
PT. Wahana Persada Lampung di Bandar Lampung
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Apakah kepemimpinan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan pada PT. Wahana Persada Lampung di Bandar Lampung. Untuk
mengetahui apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Wahana Persada
Lampung di Bandar Lampung. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan dan motivasi secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Wahana Persada Lampung di
Bandar Lampung.
Pengumpulan data penelitian menggunakan sebanyak 35 responden yang merupakan
karyawan pada PT. Wahana Persada Lampung. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif, variabel
kepemimpinan (X1), motivasi (X2) secara bersama-sama menjelaskan sumbangan perubahan
terhadap variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 70,9%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor
lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini, sedangkan untuk variable motivasi memberikan
sumbangan 26,4% dan untuk kedua variable secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar
71,7%.

Kata Kunci : kepemimpinan, kinerja, dan motivasi kerja

ABSTRACT

The problem in this study is whether leadership influences the performance of employees
at PT. Wahana Persada Lampung in Bandar Lampung? does motivation affect employee
performance at PT. Nissan Motor in Bandar Lampung? and whether leadership and motivation
together influence the performance of employees at PT. Wahana Persada Lampung in
BandarLampung.
The purpose of this study is to find out whether leadership influences employee
performance at PT. Wahana Persada Lampung in Bandar Lampung. To find out whether
motivation influences employee performance at PT. Wahana Persada Lampung in Bandar
Lampung. To find out whether leadership and motivation jointly influence the performance of
employees at PT. Wahana Persada Lampung in Bandar Lampung.
Research data collection uses as many as 35 respondents who are employees at PT.
Wahana Persada Lampung. Based on the results of quantitative analysis, leadership variables
(X1), motivation (X2) together explain the contribution of changes to the variable employee
performance (Y) of 70.9%, while the remainder is explained by other factors not examined in this
study, while for Variable motivation gives a contribution.

Keywords: leadership, performance and work motivation.

PENDAHULUAN batasan terkait dengan konsep kinerja


Salah satu masalah nasional yang organisasi publik setidaknya berkaitan erat
dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini dengan efisiensi, efektifitas, keadilan dan
adalah penanganan terhadap rendahnya daya tanggap. Hal ini berarti bahwa
kualitas sumber daya manusia. Jumlah performance adalah sebuah tindakan yang
sumber daya manusia yang besar apabila dapat dilihat, diamati serta dimungkinkan
dapat didayagunakan secara efektif dan untuk mencapai hal-hal yang diharapkan
efisien akan bermanfaat untuk menunjang (tujuan). Kinerja juga dapat dikatakan
gerak lajunya pembangunan nasional yang kombinasi dari kemampuan, usaha dan
berkelanjutan. Melimpahnya sumber daya kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
manusia yang ada saat ini mengharuskan kerjanya yang diperoleh selama periode
berfikir secara seksama yaitu bagaimana waktu tertentu.
dapat memanfaatkan sumber daya manusia
secara optimal. Agar di masyarakat tersedia Dalam suatu organisasi atau
sumber daya manusia yang handal diperlukan perusahaan, kepemimpinan merupakan salah
pendidikan yang berkualitas, penyediaan satu faktor penting. Kepemimpinan
berbagai fasilitas sosial, lapangan pekerjaan dipandang sangat penting karena dua hal:
yang memadai. Kelemahan dalam pertama, adanya kenyataan bahwa
penyediaan berbagai fasilitas tersebut akan penggantian pemimpin seringkali mengubah
menyebabkan keresahan sosial yang akan kinerja suatu unit, instansi atau organisasi.
berdampak kepada keamanan masyarakat. Kedua, hasil penelitian yang menunjukkan
Saat ini kemampuan sumber daya manusia bahwa salah satu faktor internal yang
masih rendah baik dilihat dari kemampuan mempengaruhi keberhasilan organisasi
intelektualnya maupun keterampilan teknis adalah kepemimpinan, mencakup proses
yang dimilikinya. kepemimpinan pada setiap jenjang
organisasi, kompetensi dan tindakan
Ketidakseimbangan antara pemimpin yang bersangkutan.
pembangunan infrastruktur dan sumber daya
manusia akan menjadi penghambat bagi Faktor lain yang dapat meningkatkan
provinsi di Indonesia dalam proses kinerja karyawan adalah motivasi kerja, yang
pengembangannya. Tidak menjadi masalah dimaksud dengan motivasi kerja adalah suatu
dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan kekuatan yang dihasilkan dari keinginan
prasarana dengan melakukan pembangunan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya.
infrastruktur secara efektif dan terus- Motivasi merupakan kekuatan yang
menerus, tetapi ada satu hal yang penting mendorong seseorang untuk melakukan
untuk segera dilakukan yaitu pembangunan suatu tindakan atau tidak pada hakekatnya
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada secara internal dan eksternal yang dapat
dilakukan pemerintah. positif atau negatif untuk mengarahkanya
sangat bergantung kepada ketangguhan sang
Kinerja adalah ukuran keberhasilan manajer. Motivasi kerja merupakan sesuatu
organisasi dalam mencapai misinya. Dan yang menimbulkan dorongan atau semangat
kerja atau pendorong semangat kerja. Motif Menurut Rosidah (2009;14)
adalah daya pendorong atau tenaga menyatakan bahwa terdapat lima fungsi
pendorong yang mendorong manusia untuk manajemen sumber daya manusia, yaitu:
bertindak atau suatu tenaga di dalam diri 1. Pengadaan
manusia yang menyebabkan manusia 2. Pengembangan
bertindak. 3. Pemberian kompensasi
4. Pengintegrasian
Berdasarkan kerangka teori atau alur 5. Pemeliharaan dan pelepasan sumber
pikir tersebut maka penulis tertarik untuk daya manusia
menerapkannya dalam penelitian yang “Untuk mencapai suatu tujuan dalam sumber
bertema pengaruh kepemimpinan dan daya manusia, maka adapun fungsi-fungsi
motivasi terhadap kinerja karyawan dengan manajemen sumber daya manusia adala
judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN sebagai berikut (Sunyoto, 2012;4):
DAN MOTOVASI KERJA TERHADAP 1. Fungsi Manajerial
KINERJA KARYAWAN PADA PT. a. Perencanaan
WAHANA PERSADA LAMPUNG DI b. Pengorganisasian
BANDAR LAMPUNG”. c. Pengarahan
d. Pengendalian
TINJAUAN PUSTAKA DAN 2. Fungsi Operasional
KERANGKA KONSEPTUAL a. Pengadaan
Manajemen Sumber Daya Manusia b. Pengembangan
Manajemen sumber daya manusia c. Kompensasi
merupakan pendekatan terhadap manajemen d. Integrasi
manusia. Pendekatan terhadap manajemen e. Pemeliharaan
manusia tersebut didasarkan pada nilai f. Pemutusan Hubungan Kerja
manusia dalam hubungannya dengan
organisasi. “Manusia merupakan sumber Kepemimpinan
daya yang penting dalam suatu organisasi, di Kepemimpinan memegang peranan
samping itu efektivitas organisasi sangat yang sangat penting dalam manajemen
ditentukan oleh manajemen manusia” organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan
(Rosidah, 2009;12). manusia karena adanya keterbatasan-
keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari
Unsur manusia (Man) ini sinilah timbul kebutuhan untuk dipimpin dan
berkembang menjadi suatu bidang ilmu memimpin. Kepemimpinan didefinisikan ke
khusus untuk mempelajari bagaimana dalam ciri-ciri individual, kebiasaan, cara
mengatur suatu bidang ilmu khusus untuk mempengaruhi orang lain, interaksi,
mempelajari bagaimana proses pemanfaatan kedudukan dalam organisasi dan perespsi
sumber daya manusia secara efektif dan mengenai pengaruh yang sah. Arep &
efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan Tanjung (2012) menerangkan bahwa
dapat memberikan kepuasan bagi semua “Kepemimpinan adalah kemampuan
pihak. “MSDM adalah suatu bidang seseorang untuk menguasai atau
manajemen yang mempelajari hubungan dan mempengaruhi orang lain atau masyarakat
peranan manusia dalam organisasi atau yang saling berbeda-beda menuju kepada
perusahaan” (Ardana, et al, 2012;3). pencapaiaan tujuan tertentu”. Robbins (2010)
Fungsi Manajemen Sumber Daya menyatakan “kepemimpinan adalah
Manusia
kemempuan untuk mempengaruhi kelompok Motivasi Kerja
menuju pencapaian sasaran”. Motivasi kerja merupakan sesuatu
yang menimbulkan dorongan atau semangat
Gaya Kepemimpinan kerja atau pendorong semangat kerja. “Motif
Menurut Tjiptono (2012) “gaya adalah daya pendorong atau tenaga
kepemimpinan adalah suatu cara yang pendorong yang mendorong manusia untuk
digunakan pemimpin dalam berinteraksi bertindak atau suatu tenaga di dalam diri
dengan bawahannya. Gaya kepemimpinan manusia yang menyebabkan manusia
mewakili filsafat, keterampilan, dan sikap bertindak” (Ardana, dkk, 2012:193)
pemimpin dalam politik”. “Gaya
kepemimpinan merupakan pola tingkah laku Menurut Wayne F. Cascio dalam
yang dirancang untuk mengintegrasikan Sunyoto (2012:11) “motivasi merupakan
tujuan organisasi dengan tujuan individu suatu kekuatan yang dihasilkan dari
untuk mencapai tujuan tertentu” keinginan seseorang untuk memuaskan
(Heidjrachman dan Husnan, 2010). Pendapat kebutuhan-nya misalnya; rasa lapar, haus dan
lain menyebutkan bahwa “gaya dahaga. Motivasi merupakan kekuatan yang
kepemimpinan adalah pola tingkah laku mendorong seseorang untuk melakukan
(kata-kata dan tindakan-tindakan) dari suatu tindakan atau tidak pada hakekatnya
seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang ada secara internal dan eksternal yang dapat
lain” (Hersey, 2010). Berdasarkan simpulan positif maupun negatif”.
pendapat para ahli tersebut, penulis
merumuskan jenis gaya-gaya kepemimpinan Teori-Teori Yang Berkaitan Dengan
sebagai berikut: Motivasi
1. Gaya kepemimpinan otoriter
2. Gaya kepemimpinan demokratis Menurut Ardana (2012;194) menyatakan
3. Gaya kepemimpinan bebas bahwa terdapat tujuh teori motivasi, yaitu:
1. Teori Jenjang Kebutuhan (Teori
Indikator Kepemimpinan Maslow)
Menurut Davis yang dikutip oleh 2. Teori Erg
Handoko (2013), ada 10 ciri utama yang 3. Teori Kebutuhan Mc Cleand
mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan 4. Teori Dua Faktor
kepemimpinan dalam pemerintahan antara 5. Job Enrichment
lain sebagai berikut : 6. Teori Harapan
1. Kecerdasan 7. Model Porter dan Lawler
2. Kedewasaan sosial dan hubungan
sosial Kinerja Karyawan
3. Motivasi diri dan dorongan Kinerja merupakan tingkat
berprestasi produktivitas seorang karyawan, relatif pada
4. Sikap-sikap hubungan manusiawi rekan kerjanya, pada beberapa hasil dan
5. Memiliki pengaruh yang kuat prilaku yang terkait dengan tugas. “Kinerja
6. Memiliki pola hubungan yang baik dipengaruhi oleh variabel yang terkait
7. Memiliki sifat-sifat tertentu dengan pekerjaan meliputi role-stress dan
8. Memiliki kedudukan atau jabatan konflik kerja / non-kerja” (Riani, 2013;61).
9. Mampu berinteraksi Kinerja pegawai adalah seberapa banyak para
10. Mampu memberdayakan pegawai memberi konstribusi kepada
perusahaan meliputi kuantitas output,
kualitas output¸ jangka waktu, kehadiran Kerangka Konseptual
ditempat kerja dan sikap kooperatif. Kinerja
pegawai menunjuk pada kemampuan
pegawai dalam melaksanakan keseluruhan
tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya (Srimulyani, 2013;3).

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kinerja pegawai adalah sebagai berikut
(Anwar, 2000) dalam (Srimulyani, 2013;4)
adalah faktor kemampuan dan faktor
motivasi. “Kemampuan pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan
pengetahuan (knowledge). Pegawai yang
memiliki IQ di atas rata-rata dengan
pendidikan yangmemadai untuk jabatannya
dan terampil dalam mengerjakan tugas Metode Penelitian
seharihari, akan lebih mudah mencapai Desain penelitian ini berupa desain
kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian deskriptif. Metode penelitian
setiap pegawai harus ditempatkan pada deskriptif adalah prosedur atau cara
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. pemecahan masalah dengan cara
Motivasi terbentuk dari sikap seorang menggambarkan atau melukiskan fenomena,
pegawai dalam menghadapi situasi kerja. keadaan, peristiwa atau sesuatu yang sedang
“Motivasi merupakan kondisi yang berlangsung pada saat sekarang berdasarkan
menggerakkan diri pegawai mengarah pada pada fakta-fakta yang tampak sebagaimana
usaha mencapai tujuan perusahaan”. adanya. Penelitian ini menjelaskan hubungan
kausal antara variabel–variabel melalui
Pengukuran Kinerja Karyawan pengujian hipotesis.
Dalam usaha untuk dapat mengukur
tingkat kemampuan karyawan dalam Teknik analisis data yang digunakan :
mencapai sesuatu hasil yang lebih baik dan 1. Analisis data kualitatif adalah analisis
ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja), yang dipakai untuk menganalisis data
Kinerja karyawan dapat diukur melalui dengan mendeskripsikan data–data
indikator”, sebagai berikut (Riani, 2013;70): yang sudah dikumpulkan seadanya
1.Pengetahuan tentang pekerjaan tanpa ada maksud membuat
2.Keterampilan dalam bekerja generalisasi dari hasil penelitian.
3.Motivasi kerja
4.Kerjasama 2. Analisis kuantitatif merupakan
5.Kreativitas analisis yang digunakan untuk data-
6.Tangguh data yang berbentuk angka yang
7.Komitmen dan jujur. dapat diukur atau dihitung. Tujuan
analisis ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh suatu
variabel atau hal terdapat variabel lain
secara kuantitatif. Analisis ini
mengggunakan perhitungan melalui
metode statistik dan untuk Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
mempermudah analisis data maka Kelamin
dalam penelitian ini menggunakan No Jenis Jumlah Persentase
sofware SPSS 17. Kelamin
1. Laki-laki 24 68,6%
3. Analisis Regresi Linier Berganda orang
Analisis regresi linier 2. Perempuan 11 31,4%
berganda adalah hubungan secara orang
linier antara dua atau lebih variabel Jumlah 35 100%
independen (X1,X2,...Xn) dengan Total orang
variabel dependen (Y). Analisis ini Sumber: PT. Wahana Persada Lampung
digunakan untuk meramalkan Januari 2019
besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat Berikut persentase masing-masing
item penelitian pada tabel dibawah ini.
4. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t) a. Data Kepemimpinan(X1)
Uji t digunakan untuk Persentase distribusi frekuensi untuk
menguji signifikansi hubungan antara item variabel kepemimpinan dapat dilihat
variabel X dan Y, apakah variabel X1 pada tabel dibawah ini:
dan X2 (Budaya Kerja dan Komitmen
Karyawan) benar-benar berpengaruh
terhadap variabel Y (Kinerja
karyawan) secara terpisah atau parsial
(Ghozali, 2009:84).
b. Uji Simultan (Uji F)
Dalam penelitian ini, uji F
digunakan untuk mengetahui tingkat
signifikansi pengaruh variabel-
variabel independen secara bersama-
sama (simultan) terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2009-84). Skor rata-rata indikator tertinggi
responden menjawab pada pernyataan ke 1
5. Koefisien Determinasi (R2) dan ke 10 yaitu “Pimpinan menunjukkan
Koefisien determinasi (R2) kecerdasan dan mempunyai daya pikir yang
pada intinya mengukur seberapa jauh tinggi dalam bertindak” dengan skor 82,2%.
kemampuan dalam menerangkan Sedanglan Rata-rata skor indikator terendah
variasi variabel dependen. terdapat pada pernyataan ke 6 “Pimpinan
selalu berperan aktif dalam perusahaan” yaitu
Hasil Penelitian dan Analisis Data 74,8%. Ini artinya pemimpin harus lebih
Dalam penelitian kali ini berperan aktif dalam perusahaan.
menggunakan responden yang berjumlah 35 b. Motivasi (X2)
orang dengan rincian sebagai berikut: Persentase distribusi frekuensi untuk item
variabel motivasi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
lebih baik lagi demi mendapatkan pencapaian
yang optimal bagi perusahaan.

Berdasarkan hasil jawaban responden


diatas dapat dijelaskan bahwa secara umum
Kepemimpinan, motivasi dan kinerja
karyawan pada PT. Wahana Persada
Lampung di Bandar Lampung dalam kondisi
baik. Kecenderungan jawaban secara
dominan menggambarkan kondisi yang baik
ini tentunya bila semakin ditingkatkan akan
Skor rata-rata indikator tertinggi mendorong kinerja karyawan yang tinggi
responden menjawab pada pernyataan ke 1 pada PT. Wahana Persada Lampung di
dan ke 10 yaitu “Atasan saya memberikan Bandar Lampung.
pengarahan agar saya dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik.dengan skor 84,5%. Analisis Kuantitatif
Sedanglan Rata-rata skor indikator terendah Perhitungan pengaruh antara variabel
terdapat pada pernyataan ke 7 “Hubungan kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2)
kerja saya dengan seluruh karyawan di terhadap kinerja karyawan (Y) PT. Wahana
perusahaan terjalin harmonis” yaitu 70,2%. Persada Lampung di Bandar Lampung akan
Ini artinya hubungan kerja antar karyawan menggunakan hasil hitungan melalui
harus lebih baik lagi demi mendapatkan program SPSS sebagai berikut:
pencapaian yang optimal bagi perusahaan. Model Summary

c. Kinerja Karyawan (Y) Mode R R Square Adjusted R Std. Error of


l Square the Estimate
a
1 ,847 ,717 ,700 2,197
a. Predictors: (Constant), x2, x1
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh
Koefisien Determinasi (KD) kepemimpinan
(X1) dan motivasi (X2) terhadap kinerja (Y)
yaitu 0,717 x 100% = 71,7%. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan
X1) dan motivasi (X2) menjelaskan
perubahan terhadap variabel kinerja (Y)
sebesar 71,7%, sedangkan sisanya dijelaskan
Skor rata-rata indikator tertinggi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam
responden menjawab pada pernyataan ke 1 penelitian ini. Standard Error of Estimate
dan ke 10 yaitu “Saya mampu menyelesaikan adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan
setiap tugas yang dibebankan dengan hasil model regresi dalam memprediksikan nilai
yang baik dengan skor 81,7%. Sedanglan X1 dan X2. Dari hasil regresi didapat nilai
Rata-rata skor indikator terendah terdapat 2,197.
pada pernyataan ke 6 “Saya mampu
melakukan kerja sama yang baik dengan
sesama karyawan lain nya.” Yaitu 65,1%. Ini
artinya kerja sama antar karyawan harus
ANOVAa diikuti oleh naiknya variabel kinerja pada PT.
Model Sum of Df Mean F Sig. Wahana Persada Lampung sebesar 0,819
Squares Square point.
196,14 40,6 ,00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Regression 392,279 2 motivasi (X2) pada PT. Wahana Persada
0 34 0b
1 Lampung dalam kategori baik. Untuk
Residual 154,464 32 4,827
perhitungan pengaruh variabel motivasi pada
Total 546,743 34 tabel diatas diperoleh angka R2 (R Square)
a. Dependent Variable: y sebesar 0,264 atau 26,4%. Hal ini
b. Predictors: (Constant), x2, x1 menunjukkan bahwa persentase sumbangan
pengaruh variabel independen motivasi (X2)
Dari uji ANOVA atau F test didapat terhadap variabel dependen kinerja (Y)
F hitung sebesar 40,634 dengan tingkat sebesar 26,4% dan sisanya dipengaruhi
signifikan 0,000 karena probability jauh lebih faktor lain. Uji hipotesis parsial melalui uji t
kecil dari 0,05, maka kepemimpinan (X1) test diperoleh nilai t hitung antara motivasi
dan motivasi (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja sebesar 3,439 dan thitung =
(simultan) berpengaruh terhadap kinerja (Y) 3,439 > ttabel 1,692. Persamaan regresi
pada PT. Wahana Persada Lampung di variabel motivasi terhadap kinerja pada PT.
Bandar Lampung. Dengan demikian maka Wahana Persada Lampung adalah sebesar Y
hipotesis yang menyatakan : Terdapat = 11,614 + 0,636 X2 + e, yang menunjukkan
pengaruh antara kepemimpinan (X1) dan setiap kenaikan satu point dari variabel
motivasi (X2) secara bersama-sama terhadap motivasi akan diikuti oleh naiknya variabel
kinerja (Y) pada PT. Wahana Persada kinerja pada PT. Wahana Persada Lampung
Lampung adalah dapat terbukti atau diterima sebesar 0,636 point.
berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
diatas. Kesimpulan
1. Kepemimpinan berpengaruh positif
PEMBAHASAN dan signifikan terhaapa kinerja
Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa karyawan pada PT. Wahana Persada
kepemimpinan (X1) pada PT. Wahana Lampung di Bandar Lampung.
Persada Lampung dalam kategori baik. Hasil 2. Motivasi berpengaruh positif dan
perhitungan pengaruh variabel signifikan terhaapa kinerja karyawan
kepemimpinan pada tabel diatas diperoleh pada PT. Wahana Persada Lampung
angka R2 (R Square) sebesar 0,709 atau di Bandar Lampung.
70,9%. Hal ini menunjukkan bahwa 3. Kepemimpinan dan Motivasi secara
persentase sumbangan pengaruh variabel simultan berpengaruh positif dan
independen kepemimpinan (X1) terhadap signifikan terhaapa kinerja karyawan
variabel dependen kinerja (Y) sebesar 70,9% pada PT. Wahana Persada Lampung
dan sisanya dipengaruhi faktor lain. Uji di Bandar Lampung.
hipotesis parsial melalui uji t test diperoleh
nilai t hitung antara kepemimpinan terhadap Saran
kinerja sebesar 8,961 dan thitung = 8,961 > ttabel Saran Bagi Perusahaan
1,692. Persamaan regresi kepemimpinan 1. Pimpinan harus lebih aktif lagi dan
terhadap kinerja pada PT. Wahana Persada memberikan contoh yang baik terhadap
Lampung adalah sebesar Y = 4,283+ 0,819 karyawannya agar karyawan bisa menjadi
X1 + e, yang menunjukkan setiap kenaikan lebih termotivasi lagi dalam bekerja.
satu point dari variabel kepemimpinan akan
2. Perusahaan membuat sebuah kegiatan Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
untuk karyawan agar hubungan sesama Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
karyawan dapat terjalin dengan harmonis Cipta.
dan dapat saling membantu dalam
pekerjaan, hal ini juga dapat membuat Danang, Sunyoto. 2012. Manajemen Sumber
karyawan lebih solid. Daya Manusia. Jakarta: PT Buku.
3. Peningkatan indikator ini bisa dengan
Handoko, 2013, Manajemen; Edisi Kedua,
memberikan membuat kegiatan yang
Cetakan Ketigabelas, BPFE
mampu meningkatkan kemampuan kerja
Yogyakarta.
sama dengan mampu bekerja secara tim
dalam menyelesaikan pekerjaan, bekerja Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007.
sama dengan sesama rekan kerja, mampu Manajemen Sumber Daya Manusia :
bekerja sama dengan atasan, pekejaan Pengadaan, Pengembangan,
dilakukan dengan baik antar karyawan Pengkompensasian, dan Peningkatan
dan karyawan agar mencapai kinerja yang Produktivitas Pegawai. Jakarta :
optimal Grasindo

Saran Bagi Peneliti Selanjutnya Heidjrachman, Ranupandojo dan Husnan,


Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Suad. 2012. Manajemen
dimasa yang akan datang dapat digunakan Personalia.Yogyakarta: BPFE-
sebagai salah satu sumber data untuk Yogyakarta.
penelitian selanjutnya dan dilakukan
Hersey, P. dan K. Blanchard. (2010).
penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor
Manajemen Perilaku Organisasi
lainnya, variabel berbeda, jumlah sampel
(terjemahan oleh Agus Dharma),.
yang lebih banyak, tempat yang berbeda,
Erlangga.
desain yang lebih tepat dan tetap
berhubungan dengan kepemimpinan, Kartono, Kartini. 2010. Pemimpin dan
motivasi kerja, dan kinerja. Kepemimpinan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Daftar Pustaka
Murti dan Srimulyani. 2013. Pengaruh
Akdon, Riduwan. 2012. Rumus dan Data Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
dalam Aplikasi Statistika. Cetakan I. dengan Variabel mediasi Kepuasan
Bandung : Alfabeta. Kerja pada PDAM kota Madiun. Jurnal
Riset Manajemen dan Akuntansi.
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2009, Volume. 1 No 1
“Manajemen Sumber Daya Manusia”,
Yogyakarta : Graha Ilmu. Nawawi, 2011, Manajemen Sumber Daya
Manusia: Untuk Bisnis Yang
Ardana et al, 2012. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Yogyakarta: Penerbit PT. Oei, Istijanto. (2010). Riset Sumber Daya
Graha Ilmu. Manusia. Gramedia Pustaka Utama.
Edisi Revisi
Arep dan Tanjung, 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Riani,Laksmi Asri. 2013. Manajemen SDM
Yogyakarta : BPEC Masa Kini, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Robbins, Stephen. P. Dan Timothy A. Judge, Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
2010. Perilakau Organisasi. Edisi Ke- Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
12, Buku 1, Alih Bahasa : Diana kualitatif, dan R&D. Bandung:
Angelica. Salemba Empat, Jakarta. Alfabeta.

Siagian, Sondang P, 2009, Manajemen Tjiptono, Fandy dan Gregorius


Sumber Daya Manusia, Edisi.1, Chandra, 2012, Pemasaran Strategik.
Cetakan.17 Jakarta, Bumi Aksara. Yogyakarta,. ANDI.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Wibowo. (2010). Manajemen Kinerja.
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: Rajawali Press.
Bandung: Afabeta

Anda mungkin juga menyukai