Anda di halaman 1dari 36

KONSEP DASAR

PENULISAN MAKALAH

Nama : Anggun Verdiyanto

NPM : 1713041050

Dosen : Dr. Siti Samhati, M.Pd

Mata Kuliah : Menulis Akademik

Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Swt, karena berkat taufiq
dan hidayah-Nya lah penulisan makalah ini dapat disesuaikan. Kami selaku
penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesem-purnaan, oleh
sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari Anda demi perbaikan
selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya pembuatan makalah ini teru-
tama kepada Bapak / Ibu guru selaku pembimbing kami.

Terlepas dari semua kekurangan penulisan makalah ini, baik dalam


susunan dan penulisannya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap
semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis
dan umumnya ke-pada pembaca. Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya
Robbal Alamin.

Bandarlampung, 03 April 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Makalah ...................................................................................................... 3
2.2 Karaktristik Makalah .................................................................................................... 5
2.3 Jenis-Jenis Makalah ...................................................................................................... 6
2.4 Sistematika Penulisan Makalah .................................................................................... 6
2.5 Praktik Penulisan Makalah ............................................................................................ 8

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ....................................................................................................................... 9

3.2 Saran ............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Kemajuan teknologi erektronik tidak mengurangi peranan tulisan,
bahkan sebaliknya fungsi keduanya saling menguatkan. Melalui tulisan, kita
dapat melestarikan, menciptakan, dan mengomunikasikan sesuatu kepada
orang lain secara melalui tulisan itu senliri atau dengan media komunikasi
erektronik. Kita dapat membayangkan, bagaimana jadinyakehidupan ini
apabila kita tidak mengenal tulisan?
Tulisan merupakan salah satu alat komunikasi.Tulisan adalah hasil
kegiatan menulis.Menulis termasuk salah satu bentuk-kegiatan dan
keterampilan berbahasa, di samping bentuk kegiatan-keterampiranberbahasa
lainnya, yakni menyimak, berbicara, dan membaca.Dengan demikian, tulisan
merupakan salah satu alat berkomunikasi dengan menggunakan media bahasa
tulis.
Walaupun sering berkaitan dengan kegiatan berbahasa lainnya, kegiatan
menulis dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya. pertama,menulis bersifat
tidak langsung, sebab penulis tidak dapat berhadapan langsung dengan para
pembaca dalam menyampaikan gagasannya. Penulis menyampaikan sesuatu
yang dikemukakan melalui sebuah media, yaitu tulisannya.Kedua, menulis
bersifat ekspresif. Maksudnya, melalui tulisannya, penulis dapat
mengekspresikan sesuatu, seperti: gagasan, perasaan, maksud, pendapat, dan
keinginannya. Ketiga, menulis bersifat produktif, maksudnya menghasilkan
karya tulis sebagai salah satu kegiatan berbahasa.Terakhir, menulis bersifat
aktif, artinya menulis merupakan sebuah kegiatan berbahasa secara aktif
menghasilkan-memberikan informasi dalam sebuah komunikasi
Kemampuan menulis kita, siapapun dan apa pun profesinya,akan
meningkat apabila kita memiliki pengetahuan yang memadaitentang tulis-
menulis, di samping rajin berlatih. Karena menulis merupakan sebuah
keterampilan, maka kemampuan menulis akan meningkat apabila sering
dilatih.

1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Apakah pengertian dari makalah?
1.2.2 Bagaimana karakterstik makalah?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis makalah?
1.2.4 Bagaimana sistematika penulisan makalah ?
1.2.5 Bagaimana praktik penulisan makalah?

1.3Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui pengertian makalah.
1.3.2 Mengetahui karakteristk makalah.
1.3.3 Mengetahui jenis-jenis makalah.
1.3.4 Mengetahui sistematka penulisan makalah.
1.3.5 Mengetahui praktik penulisan makalah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Makalah


2.1.1 Pengertian Makalah Secara Umum
Makalah sering diartikan sebagai sebuah karya ilmiah yang
memuat topik tertentu yang disajikan pada sebuah forum ilmiah atau
disusun untuk sebuah kepentingan tertentu, misalnya tugas kuliah.
Makalah dapat dihasilkan dari sebuah penelitian, namun juga dapat
dihasilkan dari hasil pemikiran dan kajian literatur yang memadai.
Namun, fokus makalah harus disusun berdasarkan sebuah topik
keilmuan tertentu.
Makalah dapat dikategorikan ke dalam makalah biasa (comman
paper) dan makalah posisi (position paper) (UPI, 2007:5). Makalah
biasa disusun para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas perkuliahan.
Sementara makalah posisi disusun untuk menentukan sebuah posisi
keilmuan (teoretik). Makalah posisi tidak hanya mendeskripsikan
masalah atau topik teoretis yang dibahas, namun juga menunjukkan di
mana posisi makalah (penulis) dalam topik teoretis tersebut.
Makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu
yang mencakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan atau yang
berkaitan dengan tema seminar, simposium, diskusi atau kegiatan
ilmiah lainnya. Makalah merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan suatu perkuliahan. Makalah, juga sering disebut paper
(kertas kerja) adalah jenis karya tulis yang memerlukan stadi baik
secara lansung, misalnya melalui observasi lapangan ataupun secara
tidak lansung (studi keperpustakaan). Makalah adalah tulisan resmi
tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka
umum di suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan.
Dapat juga dikatakan makalah adalah karya tulis pelajar atau
mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau
perguruan tinggi; Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai
suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu
perkuliahan;
2.1.2 Pengertian Makalah Menurut Para Ahli
1. Karangan yang termasuk tugas pelajar selama pendidikannya di
sekolah. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 546);
2. Jenis tugas kuliah yang harus diselesaikan secara tertulis, baik
sebagai hasil pembahasan buku (book report) maupun sebagai hasil
karangan tentang suatu pokok persoalan. (A.E. Fachrudin, 1988 :
214);
3. Tugas penulisan untuk mengakhiri suatu satuan bidang studi dalam
rentang waktu seperti semester dan sejenisnya guna
memperlihatkan penguasaan atas bidang studi tersebut. (A.E.
Fachrudin, 1988 : 214);
4. Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil
pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1999 : 616);
5. Selembar kertas yang berisi pernyataan tertulis atau tercetak.
(Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, 2000 : 111);
6. Uraian tertulis yang membahas suatu masalah tertentu dikemukakan
untuk mendapat pembahasan lebih lanjut. (Kamus Bahasa
Indonesia. W.J.S Poerwadarminta, 1994 : 496);
7. Karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris
– objektif. (E. Zaenal Arifin, 2000 : 2);
8. Naskah semester. Biasanya paper dituntut oleh seorang dosen atas
mata kuliahnya apabila semester akan berlangsung atau kuliah akan
berakhir. Karangan tidak begitu panjang mungkin 10 – 15 halaman
ukuran folio. (Drs. S. Imam Asy‟ari, 1984 : 17);
9. Karangan prosa, bukan cerita rekaan, yang membicarakan pokok
tertentu. Biasanya makalah dimuat di majalah atau koran, tetapi
makalah dapat juga merupakan sebuah buku antologi. (Panuti
Sudjiman, 1990 : 50);
10. Suatu karya tulis yang dipergunakan untuk publikasi jurnal atau
periodikal atau lisan. (Prof. Komarudin, M. Pd, 2000 : 111)
11. Tulisan yang berisikan prasaran, pendapat yang turut membahas
suatu pokok persoalan yang akan dalam rapat kerja, simposium,
seminar, dan sejenisnya. (Drs. Madyo Ekosusilo dan Drs. Bambang
Triyanto, 1991 : 16);
12. Karya tulis ilmiah yang pembahasannya difokuskan pada suatu
masalah tertentu. Biasanya berhubungan dengan suatu mata kuliah
atau bidang spesialisi tertentu. (Muhamad Ali, 1984 : 61) ;
13. Suatu bentuk tugas kuliah atau prasyarat diskusi dan seminar.
(Burhan, 1979 : 226);
14. Suatu karya tulis, baik yang ditulis oleh para mahasiswa sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah maupun yang ditulis oleh para sarjana
sebagai hasil studi atau penyelidikan. (Siswoyo Harjodipuro, 1982 :
47);
15. Suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok yang
membahas suatu pokok bahasan yang merupkan hasil penelitian di
bidang pendidikan dan kebudayaan. (M. Widyamartaya dan
Veronika Sudiarti, 1997 : 74).

2.2 Karakteristik Makalah


Suatu makalah mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan hasil kajian literatur 1 dan/atau laporan pelaksanaan suatu
kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu
perkuliahan;
2. Mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoritik
yang dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu
prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan;
3. Menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber
yang digunakan;
4. Mendemonstrasikan kemampuan meramu berbagai sumber informasi
dalam satu kesatuan sintesis 2 yang utuh.
2.3 Jenis Makalah
Ada 2 (dua) jenis makalah yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia,
yaitu makalah biasa (common paper) dan makalah posisi (position paper).
1. Makalah Biasa
Makalah biasa (common paper) yang dibuat oleh mahasiswa untuk
menunjukkan pemahamannya terhadap masalah yang dibahas. Dalam
masalah ini secara deskriptif3, mahasiswa mengemukakan berbagai aliran
atau pandangan tentang masalah yang dikaji. Ia juga memberikan pendapat
baik berupa kritik atau saran mengenai aliran atau pendapat yang
dikemukakan. Tetapi ia tidak perlu memihak kepada salah satu aliran atau
pendapat tersebut. Dengan demikian, ia tidak perlu berargumentasi
mempertahankan pendapat tersebut.
2. Makalah Posisi
Makalah Posisi (position paper), mahasiswa menunjukkan posisi
teoritiknya dalam suatu kajian. Untuk makalah jenis ini mahasiswa
diminta untuk tidak saja menunjukkan penguasaan pengetahuan tertentu,
tetapi juga dipersyaratkan untuk menunjukkan di pihak mana ia berdiri
beserta alasannya yang didukung oleh teori-teori atau data yang relevan.
Untuk dapat membuat makalah posisi, mahasiswa tidak hanya dituntut
untuk mempelajari sumber tentang aliran tertentu, melainkan berbagai
sumber atau aliran yang pandangannya berbeda-beda dan bahkan mungkin
sangat bertentangan.
Dari bahasan tersebut mungkin saja mahasiswa memihak kepada
salah satu aliran tetapi mungkin pula ia membuat suatu sitesis dari
berbagai pendapat yang ada. Jadi kemampuan analisis 4, sintesis dan
evaluasi sangat diperlukan untuk membuat makalah posisi
2.4 Sistematika Penulisan Makalah
Sistematika makalah adalah urutan dalam penyusunan makalah.
Sistematika makalah pada umumnya terdiri dari enam komponen, yaitu:
a. Judul Karangan dan Nama Penulis
Judul merupakan nama sebuah karangan yang pada umumnya
menjadi pembuka untuk mengetahui isi karangan. Karena judul itu
menjadi kunci pembuka seseorang untuk membaca sebuah tulisan, maka
judul itu harus buat sebaik mungkin. Judul yang baik harus memenuhi:
dapat mencerminkan isi karangan, dapat menunjukkan focus, dapat
membangkitkan rasa ingin tahu pembaca, dapat menjawab permasalahan
pokok karangan, harus disusun secara singkat yaitu berbentuk kelompok
kata, bukan bentuk kalimat panjang.
Nama penulis pada umumnya diletakkan di bawah judul
karangan. Lazimnya, nama pengarang tidak dicantumkan gelar
akademiknya. Di samping nama penulis, biasanya disertakan pula
identitas penulis seperti asal penulis, lembaga/instansi, dan keterangan
lain yang diperlukan.

b. Abstrak dan Kata Kunci


Abstrak atau ringkasan makalah merupakan intisari makalah secara
keseluruhan. Pada umumnya panjang abstrak makalah antara 100 – 200
kata dan diketik satu spasi. Meskipun sangat singkat, tetapi isi abstrak
harus mencakup latar belakang dan masalah, tujuan, teori, hasil, dan
simpulan. Kata kunci (key words) ditulis di bawah abstrak; lima kata atau
istilah penting yang diambil dari makalah.

c. Pendahuluan
Pendahuluan makalah merupakan suatu uraian yang menyatakan
adanya kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi real, atau
kesenjangan antara teori dan praktik. Di samping itu, bagian pendahuluan
dapat pula berisi alasan-alasan logis tentang pentingnya topik itu
dibicarakan.

d. Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian utama atau inti dari makalah. Pada
bagian ini dikemukakan deskripsi tentang subjek studi, analisis
permasalahan, dan solusinya. Pada bagian ini, hal-hal yang
dipermasalahkan dalam bagian pendahuluan harus dianalisis berdasarkan
teori, sehingga masalah yang dipersoalkan menjadi jelas posisinya dan
terpecahkan persoalanya.

e. Simpulan
Simpulan merupakan hasil akhir dari seluruh pembahasan yang berisi
jawaban atas semua permasalahan dalam pendahuluan
.
f. Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan rujukan sumber yang diacu dalam
makalah. Rujukan ini disusun menurut abjad dari nama bagian akhir
penulis pertama. Penulisan rujukan yang berupa buku maupun majalah
tidak dibedakan, tetapi untuk sumber surat kabar dan internet sedikit
berbeda. Untuk teknis penulisan daftar pustaka akan diuraikan pada
subbab laporan.
2.5 Praktik Membuat Makalah.
Sebelum membuat makalah sebaiknya dibuat jenjang ide. Inti kegiatan ini
mengidentifikasi ide-ide pokok dan ide-ide penunjang. Alwashilah (2005 : 96)
a. Sebelum menulis, siapkan kertas dan alat tulis
b. Pikirkan ide-ide pokok yang palin pentinguntuk ditulis
c. Batasi maxsimal lima ide pokok
d. Tulis ide pokok itu sesinggkat mungkin dalam lingkaran – lingkaran.
e. Hubungkan lingkaran tersebut dengan garis searah atau dua arah sesuai
dengan pemikiran anda
f. Gunakan pula garis patah-patah untuk menunjukkan hubungan tidak
langsung
g. Narasi hubungan antara berbagai linggkaran itu
BAB III

PENUTUP

3.1Simpulan
Menulis makalah merupakan sebuah proses kreatif menuangkan
gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya, memberi tahu,
meyakinkan, menghibur Berdasarkan keobjektifan masalahnya tulisan
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni: (1) tulisan ilmiah, (2) tulisan
populer, dan (3) tulisan fiktif. Fungsi tulisan dapat diidentifikasi antara
lain sebagai alat untuk: (1) menginfomasikan sesuatu kepada pembaca, (2)
meyakinkan pembaci,(3) mengajak pembaca, (4) menghibur pembaca, (5)
melarang ataumemerintah pembaca, (6) mendukung pendapat orang lain,
dan (7) menolak atau menyanggah pendapat orang lain. Karya tulis
akademik (selanjutnya disingkat dengan KTA) yang dimaksud di sini
adalah karya tulis yang biasa disusun oleh masyarakatakademik atau
sebagai tugas-tugas yang bertalian dengan kegiatanakademik pada suatu
jenjang pendidikantinggi.
3.2Saran
Dengan adanya pembelajaran menulis makalah ini,para mahasiswa
sudah mampuh menciptakan suatu karya tulis yang lebih baik dan
benar.Jangan pernah mengacukan aturan-aturan yang telah ditetapkan
dalam karya tulis. Jika ingin menciptakan suatu karya ilmiah yang
utuh,baik,dan benar, pembaca harus selalu membuatnya berdasarkan
langkah-langkah yang telah ditetepkan.
DAFTAR PUSTAKA

Riwanto,I . Penulisan Makalah. Semarang : Media Medika Indonesiana [ Jurnal]

Widiarti, Pangesti. 2005. Menuju Budaya Menulis. Yogyakarta: Tiara Wacana

http://digilib.unila.ac.id/8444/15/BAB%2520II-Aprilia.Fitriyani.pdf
LAMPIRAN

MODEL-MODEL

PEMBELAJARAN MEMBACA

Nama : Anggun Verdiyanto

NPM : 1713041050

Dosen : Dr. Siti Samhati, M.Pd

Mata Kuliah : Menulis Akademik

Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Swt, karena berkat taufiq
dan hidayah-Nya lah penulisan makalah ini dapat disesuaikan. Kami selaku
penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesem-purnaan, oleh
sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari Anda demi perbaikan
selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya pembuatan makalah ini teru-
tama kepada Bapak / Ibu guru selaku pembimbing kami.

Terlepas dari semua kekurangan penulisan makalah ini, baik dalam


susunan dan penulisannya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap
semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis
dan umumnya ke-pada pembaca. Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya
Robbal Alamin.

Bandarlampung, 03 April 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.6 Pengertian Model Membaca ......................................................................................... 2
2.7 Jenis –Jenis Model Membaca ....................................................................................... 2
2.8 Jenis Latihan Model Membaca .................................................................................... 16

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ....................................................................................................................... 21

3.2 Saran ............................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Membaca adalah kegiatan yang membutuhkan 4 komponen, yaknistrategi,
kelancaran, pembaca, dan teks. Strategi adalah kemampuan pembaca
menggunakan beragam strategi untuk mencapai tujuan dalam membaca.
Kelancaran ialah kemampuan membaca dengan kecepatan tertentu dengan
pemahaman yang cukup. Gabungan dari teks, strategi, kelancaran, dan pembaca
ini yang disebut membaca.
Pemahaman dalam hal ini merupakan tujuan dari membaca. Maka dari itu
jikalau sudah dapat membaca dalam satu bahasa maka tidak perlu belajar baca
dalam bahasa asing lainnya, tetapi hanya perlu mentransfer keterampilan untuk
membaca konteks baru dalam bahasa lain. Maka dari itu pembahasan ini kan
merujuk pada model-model membaca. Ada tiga model kategori dalam proses
membaca, yakni meliputi model membaca bawah-atas (buttom-up model),
model membaca atas-bawah (up-down model), dan model membacatimbal balik
interaktif (interactive model). Model bawah-atas, biasanya terdiri atas proses-
proses baca pada level terendah. Dalam hal ini siswa membaca mulai dengan
dasar pengenalan tulisan dan bunyi yang kemudian merekognisi morfem, kata,
identifikasi struktur gramatikal, kalimat, lalu teks. Proses rekognisi dari huruf,
kata, frasa, kalimat, teks, dan akhirnya ke makna merupakan urut-urutan dalam
mencapai pemahaman. Makalan ini akan membahas mengenai model-model
membaca dalam proses pembelajaran.

1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan model membaca?
1.2.2 Apa sajakah jenis model membaca?
1.2.3 Bagaimana jenis latihan model membaca?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan apa yang dimaksud dengan model membaca.
1.3.2 Menjelaskan apa saja jenis model membaca.
1.3.3 Menjelaskan bagaimana jenis latihan model membaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Membaca

Model membaca diartikan sebagai cara kerja fisik berkaitan dengan


bagaimana mata membaca atau memandang bacaan yang merupakan sistem
grafis. Cara kerja psikis berkaitan dengan bagaimana cara kerja otak
memahami bacaan. Model membaca dapat diartikan juga sebagai gabungan
cara kerja fisik dan spikis yang merupakan proses dalam membaca
karenamembaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses
yang terdapat di otak yaitu memahami atau mengkritisi bacaan.

2.2 Jenis-Jenis Model Membaca

Harjasujana dan Mulyati (1997:28) mengatakan model membaca yang


terlahirkan ternyata banyak. Walaupun banyak, model membaca dapat
diklasifikasi menjadi tiga model, yaitu model membaca bawah atas, model
membaca atas bahwa, dan model membaca timbal balik.

1. Model Membaca Bawah Atas (MMBA)


Merupakan model membaca yang bertitik tolak dari pandangan bahwa
yang mempunyai peran penting (primer) dalam kegiatan atau proses
membaca adalah struktur bacaan, sedangkan struktur pengetahuan yang
dimiliki (di dalam otak) pembaca mempunyai peran sampingan
(sekunder). Pembaca bergantung sekali pada bacaan. Dalam bacaan,
pembaca melakukan penyandian kembali simbol-simbol tertulis sehingga
mata pembaca selalu menatap bacaan. Hasil penyandian kembali dikirim
ke otak melalui syaraf visual yang ada di mata untuk dipahami. Karena
sistem atau cara kerja berawal dan bergantung pada bacaan yang berada di
bawah dan baru dikirimkan ke otak yang berada di atas, sistem membaca
seperti itu dinamakan model membaca bawah atas. Dalam bagan di
bawah ini membedakan secara pokok model MMBA dan MMAB, yakni

3
perbedaan struktur-struktur yang memiliki peran peran pokok atau peran
utama pada setiap model membaca.

Memori jangka
panjang

Pemahaman
(Makna)

Memori jangka
pendek

Kode bunyi
(pola bunyi)

Memori
Ikonik

Kode Visual
MMBA(Bottom Up) (pola visual)

4
A. Langkah-langkah pembelajaran jenis model proses membaca bawah-atas
secara sederhana dapat dikonsepkan sebagai berikut:
a. Mata melihat pada teks.
b. Kemudian teks dibaca dengan tingkat konsentrasi yang baik (Karena
terdapat pengetahuan yang baru)
c. Huruf-huruf diidentifikasi.
d. Mengenali kata-kata yang ada dalam teks.
e. Kata-kata dikelompokkan ke dalam kelas gramatikal dan struktur
kalimat.
f. Kalimat tersebut akan memberikan makna.
g. Rangsangan dari morfem, kata, dan kalimat dalam teks dicermati
kemudian dikirim keotak untuk diolah ketahap selanjutnya.
h. Kemudian makna tersebut yang akan mengacu pada pemikiran.
i. Pembaca memahami (pemahaman) dari bacaan yang dibaca
berdasarkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan dan
menjadikan kompetensi kognitif baru serta kompetensi yang
dimilikinya akan meningkat.

Berdasarkan konsep diatas jelaslah bahwa proses bottom-up


atau model membaca bawah atas merupakan proses membaca yang
dimulai dari data yang berupa huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat yang
mengandung arti. Pada model membaca bottom-up peran skemata sangat
berperan dalam menentukan makna. Skemata merupakan latar belakang
ilmu pengetahuan.

A. Kelebihan dan kelemahanModel Membaca Bawah Atas


1. Kelebihan:
a. Model ini sangat bermanfaat bagi golongan membaca yang
lemah dalam bahasa pertama dan bahasa kedua
b. Model ini mengembangkan makna dan tidak pada penguasaan
makna.

5
2. Kelemahan:
a. Model ini lebih memfokuskan tahap perkataan bagi teks
daripada makna secara global.

2. Model Membaca Atas Bawah

Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca


dan teori ini dikembangkan oleh Goodman (1976). Model ini memandang
kegiatan membaca sebagai bagian dari proses pengembangan skemata
seseorang yakni pembaca secara stimultan (terus- menerus) menguji dan
menerima atau menolak hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses
membaca berlangsung. Pada model ini, informasi grafis hanya digunakan
untuk mendukung hipotesa tentang makna. Pembaca tidak banyak lagi
membutuhkan informasi grafis dari bacaan karena mereka telah memiliki
modal bacaan sendiri untuk mengerti bacaan.

Prosesmembaca model ini dimulai dengan hipotesis dan prediksi-


prediksi kemudian memverifikasinya dengan menggunakan stimulus yang
berupa tulisan yang ada pada teks. Inti dari model membaca atas bawah
adalah pembaca memulai proses pemahaman teks dari tataran yang lebih
tinggi. Pembaca memulai tahapan membacanya dengan membaca
prediksi-prediksi, hipotesis-hipotesis, dugaan-dugaan berkenaan dengan
apa yang mungkin ada dalam bacaan, bermodalkan pengetahuan tentang
isi dan bahasa yang dimilikinya. Untuk membantu pemahaman dengan
menggunakan teori ini, pembaca menggunakan strategi yang didasarkan
pada penggunaan petunjuk semantik dan sintaksis, artinya untuk
mendapatkan makna bacaan, pembaca dapat menggunakan petunjuk
tambahan yang berupa kompetensi berbahasa yang ia miliki. Jadi,
kompetensi berbahasa dan pengetahuan tentang apa saja memainkan peran
penting dalam membentuk makna bacaan. Jadi menurut model membaca
atas-bawah dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, pengalaman dan
kecerdasan pembaca diperlukan sebagai dasar dalam memahami bacaan.

6
Model membaca atas bawah ini berpijak pada teori psikolinguistik,
mengenai interaksi antara pikiran dan bahasa. Goodman (1967)
bependapat bahwa membaca itu merupakan proses yang meliputi
penggunaan isyarat kebahasaan yang dipilih dari masukan yang diperoleh
melalui persepsi pembaca. Pemilihannnya itu dilakukan dengan
kemampuan memperkirakan. Ketika informasi itu di proses, terjadilah
keputusan-keputusan sementara untuk menerima, menolak atau
memperhalus.

MMAB menggunakan informasi grafis itu hanya untuk


mengukung atau menolak hipotesis mengenai makna. Makna diperoleh
dengan menggunakan informasi yang perlu saja dari system isyrat
semantik, sintaksis, dan grafik. Isyarat grafik diturunkan dari media cetak,
isyarat-isyarat lainnya berasal dari kebahasaan pembaca, pembaca
mengembangkan berbagai strategi untuk memillih isyarat grafis yang
paling berguna, setelah pembaca menjadi semakin terampil, informasi
grafis itu semakin berkurang pula perlunya, sebab pembaca telah memiliki
perbendaharaan kata dan konsep-konsep yang semakin kaya. Strategi-
strategi untuk membuat perkiraan yang didasarkan pada penggunaan
isyarat semantik dan sintaksis, memungkinkan pembaca untuk memahami
materi dan untuk mengantisipasi apa yang tampak berikutnya di dalam
materi cetak yang sedang dibaca. Secara sederhana dapat di konsep secara
sederhana sebagai berikut:

Informasi Informasi
Visual Nonvisual

MEMBACA

7
Gambar diatas itu memperlihatkan ilustrasi bahwa semakin
banyak informasi nonvisual dimiliki dan dimanfaatkan seseorang dalam
kegiatan membaca, maka kebutuhan akan informasi visual akan semakin
berkurang. Sebaliknya, semakin sedikit informasi nonvisual yang dimiliki
seseorang, semakin banyaklah informasi visual yang diperlukannya. Secara
mudah dapat dikatakan bahwa semakin banyak pengetahuan pembaca
sebelumnya, semakin berkuranglah hal-hal yang harus dicari dan
ditemukannya dalam bacaan.

Informasi Informasi
Visual Nonvisual

MEMBACA

Untuk mengatasi bacaan yang sulit, pembaca tidak dapat mengurangi


kecepatan bacanya da mengasimilasikan informasi visual lebih banyak,
sebab diantara mata dan otaki tu ada bottleneck. Gambar ini di atas
memperlihatkan bagaimana dan sejauh mana otak dapat menampung
informasi dari informasi visual yang tampak dalam materi cetak. Otak itu
mudah kewalahan oleh informasi visual sehingga kemampuan untuk
melihat menjadi sangat tebatas bahkan bisa berhenti sejenak. Oleh karena
itu, kemampuan dasar membaca tidak lain dari kemampuan menggunakan
informasi non visual secara maksimum,dan mengurangi sebanyak-
banyaknya informasi melalui mata.

A. Langkah-langkah pembelajaran jenis model Proses Membaca Atas


Bawah adalah berikut ini.

8
a. Otak pembaca mengendalikan mata untuk melihat (membaca)
lambang-lambang penafsiran grafis seperlunya saja sesuai yang
dibutuhkan.
b. Rangsangan yang berupa lambang-lambang grafis yang telah
dipilih diteruskan oleh syaraf mata ke otak.
c. Pembaca memberi penafsiran (pemahaman) dari bacaan yang
dibaca berdasarkan kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa
yang dimilikinya.
B. Kelebihan dan kelemahan model membaca atas bawah
1. Kelebihan:
a. Dalam model ini skemata lebih berperan di bandingkan
informasi grafis yang ada pada teks.
b. Pembaca akan mudah dan cepat menyelesaikan bacaannya. Ini
dikarenakan pembaca sudah memiliki pengetahuan dari teks
bacaan yang akan dibacanya.
c. Pengetahuan yang sebelumnya dimiliki akan semakin kokoh
melekat pada memori pembaca tersebut
d. Dengan gampangnya pembaca menganalisis dan bila
informasi yang lama dan yang dibacanya berbeda makna,
pembaca akan cepat mengkritisi dengan logika dan
pengetahuannya serta ia akan mencari simpulannya.
3. Kelemahan
a. Mementingkan pemahamanteks dibandingkan penggunaan
bahasa.
b. Kemampuan mengingat setiap orang berbeda dan bila
kemampuan mengingat seseorang lemah maka informasi yang
diperoleh sebelum membaca akan hilang dengan sendirinya.
c. Karena kemampuan mengingat yang lemah maka pembaca
akan kembali menganalisis ulang informasi yang dibacanya
sekarang dan apabila ini terjadi maka, akan mengubah konsep
MMAB menjadi MMBA (eror metode)

9
d. Tingkat ketelitian metode MMAB cenderung rendah karena
pembaca MMAB akan cepat membaca teksnya. Ini disebabkan
anggapan bahwa dia sudah pernah mendapatkan informasi yang
sama dengan bacaan yang akan dibaca.1

3. Model Membaca Timbal Balik

Model Membaca Timbal-Balik (MMTB) dicanangkan oleh teoris


Rumelhart (1977). Rumelhart mereaksi dua model diatas. Dia beranggapan
bahwa model-model yang terdahulu itu tidak memuaskan, karena pada
umumnya model- model tersebut bertitik tolak pada pandangan
formalisme model-model perhitungan yang linear. Model-model itu
mempunyai sifat-sifat berurut-berlanjut, tidak interaktif. MMTB
melukiskan MMBA dan MMAB berlangsung simultan pada pembaca
yang mahir. Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan suatu
proses yang bersifat linier, tidak menujukkan proses yang berturut-
berlanjut, melainkan suatu proses timbal balik yang bersifat simultan.

Konsep MMTB dapat dilukiskan sebagai berikut.

Informasi ______ Transformasi _______ Sudah ditransformasikan______


Tranformasi

MODEL INI BISA DIBUAT AGAK INTERAKTIF DENGAN UMPAN BALIK


Informasi______ Transformasi _______ Sudah ditranspormasikan______
Tranformasi

Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan suatu proses yang


bersifat linier, tidak menunjukkan proses yang berurut-berlanjut,
melainkan suatu proses timbal-balik yang bersifat simultan. Pada suatu

10
saat MMBA berperan dan pada saat lain justru MMAB yang berperan.
Para penganut paham MMTB percaya bahwa pemahaman itu bergantung
pada informasi grafis atau informasi visual dan informasi nonvisual atau
informasi yang sudah tersedia dalam pikiran pembaca.Oleh karenanya,
pemahaman bisa dalam pikiran pembaca. pemahaman bisa terganggu jika
ada pengetahuan yang diperlukan untuk memahami bacaan yang
dibacanya tidak bisa digunakan, baik disebabkan pembaca lupa akan
informasi tersebut atau mungkin juga karena skemanya terganggu.

A. Langkah-langkah pembelajaran jenis model proses membaca timbal


balik secara sederhana dapat dikonsepkan sebagai berikut:
1. Mata melihat pada teks;
2. Teks bacaan dibaca dengan membandingkan teks MMBA dan
MMAB;
3. Kata-kata kita kenali kemudian kita coba memaknai kata tesebut;
4. Jika kita tidak dapat memaknai kata perkata, maka kita coba
memaknai berdasakan kalimatnya
5. Makna kata dan makna kalimat tersebut yang akan mengacu
pada pemikiran kita selanjutnya;
6. Kemudian, cari hubungan dari teks MMAB dan MMBA untuk
membuat sebuah hubungan timbal balik antara kedua teks
sebelumnya;
7. Pembaca memahami (pemahaman) dari bacaan yang dibaca dan
menarik sebuah hasil kesepakatan pemahaman berdasarkan
bacaan yang telah dibaca (tiap orang akan berbeda).
B. Kelebihan dan kelemahanModel Membaca Membaca Timbal Balik
1. Kelebihan
a. Model tersebut sudah membaur dengan berbagai strategi
pembelajaran yang telah menunjukkan keberhasilannya.
b. Model Rumelhart sangat cocok digunakan untuk pembelajaran
membaca pada tingkat sekolah menengah, baik menengah
pertama (SMP) maupun menengah atas (SMA).
c. Melatih pemahaman otak dari ke 3 jenis teks yang dibaca

11
d. Menghasilkan pemahaman yang hebat karena proses
sebelumnya melewati metode Bawah- Atas kemudian Atas-
Bawah dan sampai pada Timbal-Balik.
e. Pembaca akan semakin mengerti dan terampil dalam tiap
metode apabila jenis teks MMBA, MMAB, dan MMTB dibuat
dua versi.
f. Kemampuan kebahasaan dan kognitif seseorang semakin
membaik
2. Kelemahan
a. Model ini tidak menyinggung aplikasi dan tidak menyinggung
masalah pada pramembaca, yaitu kondisi sebelum seorang
pembaca membaca bacaan.
b. Model ini tidak menarik karena tidak ada hal yang baru
terutama bagi guru.
c. Kecenderungan pembaca akan lebih tinggi terhadap cara
membaca MMBA, MMAB,dan MMTB. Apabila pembaca tidak
melalui proses MMBA dan MMAB maka hasil pemahamannya
akan menurun.
d. Pembaca memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan
hasil pemahaman yang baik.23

12
2.3 Latihan Tiap-Tiap Model Membaca

1. Membaca Bawah-Atas

16 Tahun Berlalu Untuk Membuat Mainan Menakjubkan karya yang besar


dimulai dari mimpi yang besar kemudian dilanjutkan dengan kerja keras dan
tekad yang tak pernah padam. Bukan menjadi sesuatu yang mustahil untuk
impian besar Anda, jika Anda memulainya dengan 1 langkah pertama dan
mengambil langkah yang baru setiap hari. Inilah yang ingin disampaikan
oleh Bruce Williams Zaccagnino, seorang seniman sekaligus creator yang
baru saja menyelesaikan karya masterpiece seperti dilansir dari
dailymail.co.uk. Ketika mendengar "miniatur kereta api" mungkin yang
terbersit di pikiran Anda adalah modelling kereta api yang biasa Anda lihat.

Namun banyak pengunjung yangtercengang ketika mengunjungi lantai dasar


rumah Bruce di Flemington, New Jersey. Modelling kereta api Northlandz
ini adalah impian besar Bruce. Pria ini ingin mengenang sekaligus
menceritakan bagaimana sejarah kereta api di seluruh AS. Sebagian besar
memperlihatkan bagaimana kereta api melintasi pedesaan di Swiss. Model
tiruan kereta api yang dibuat Bruce ini telah masuk dalam Guinness World
Records sebagai miniatur terbesar di dunia. Memang tidak pernah sia-sia apa
yang dinamakan kerja keras Bruce selama 16 tahun. Proyek ini awalnya
dimulai Bruce pada tahun 1997 hanya sebagai hobi untuk menciptkan
mainan.

Namun melihat bagaimana sang istri sangat mendukung impian terbesarnya,


Bruce akhirnya semakin menekuni proyeknya. Semua dikerjakan dengan
tangan, semua miniatur dibuat dengan keahlian tangannya sendiri. Anda bisa
membayangkan bagaimana rasanya selama 16 tahun mengerjakan hal yang
sama. Namun ini adalah impian terbesar Bruce dan sang istri juga menjadi
sosok yang memberikan semangat dan bantuan tanpa henti kepada Bruce.

13
Ada 100 kereta api, 400 jembatan, 50.000 jalan, dan lebih dari 1 kilometer
lintasan kereta api yang diciptakan Bruce di lantai dasar rumahnya. Kini
mainan yang diciptakan oleh Bruce telah dibuka untuk umum sebagai obyek
pariwisata. Bahkan ada banyak pengunjung yang mengatakannya sebagai
salah satu keajaiban dunia.

Pertanyaan

1. Siapakah sosok inspirasi dalam teks bacaan diatas?


2. Apa karya yang dihasilkannya?
3. Bagaimana ia bisa membuat karyanya?
4. Apa yang istimewa dari hasil karyanya?
5. Sosok seperti apakah tokoh tersebut?

2. Membaca Atas Bawah

Bagaimana Cara Memasak Mie Instant Yang Baik dan


Benar?

Ada kalanya mungkin Anda ingin sekali makan mie instant yang berkuah.
Ya, kalau sesekali sih tidak apa-apa, tapi kalau setiap hari ya sebaiknya
jangan. Selama ini kalau Anda memasak mie instant yang berkuah
bagaimana caranya? Mungkin umumnya dengan cara mengisi air ke dalam
panci, memasukkan mienya, lalu menyalakan kompornya. Setelah mendidih
baru ditaburkan bumbunya, diangkat, taruh ke dalam mangkok. Betul
demikian?

Atau dengan cara memasak air sampai mendidih di panci, lalu memasukkan
mienya, campur dengan bumbu, lalu ditaruh di mangkok beserta airnya.
Sekarang cobalah memasak mie dengan cara yang nomer 1 di atas. Setelah
mendidih, angkat dulu mienya, lalu amati air yang ada di dalam panci.
Bagaimana, apakah ada sesuatu yang aneh? kuning-kuning seperti lilin ?
apakah Anda mau meminum air seperti itu ? Tenyata Mie Instant memang
mengandung lilin yang tentu saja berbahaya bagi tubuh. Kandungan lilin

14
tersebut yang membuat mie tidak lengket satu sama lain. Sementara itu
tubuh kita mengalami kesulitan untuk mencerna zat lilin tersebut. Waktu
yang dibutuhkan tubuh untuk mencerna lilin sekitar 2 hari.

Hal ini tentu saja bisa menyebabkan ganguan kesehatan pada pencernaan
dan bahkan bisa berujung pada pembentukan sel-sel kanker. Jika anda
terpaksa untuk mengkonsumsi Mie instant, maka ikuti tips berikut cara
memasak Mie Instant yang baik dan benar :

1. Masak 2 gelas air hingga mendidih di panci.

2. Ambil 1 gelas air yang sudah mendidih tersebut (atau secukupnya saja)
lalu tuangkan ke dalam mangkok untuk dijadikan kuah.

3. Masukkan mie ke dalam sisa air di dalam panci tadi, dan terus masak hinga
matang.

4. Setelah mie matang, angkat dan tiriskan. Taruh mie di atas penyaring lalu
alirkan air bersih untuk membersihkan sisa lilinnya.

5. Setelah bersih, baru tuangkan mie ke dalam mangkok. Setelah itu baru
masukkan bumbunya dan aduk-aduk hingga merata.

6. Ada baiknya jika Anda menambahkan sayuran segar berwarna hijau


sebagai antioksidan alami.

Biarpun instant ternyata harus diberikan perlakuan khusus. Selain itu, mie
instant juga memiliki dampak yang kurang baik untuk kesehatan tubuh kita
jika dikonsumsi secara terus menerus. Jika berlebihan maka anda bisa
mengalami resiko terkena usus buntu, kanker, dan ginjal. Lagi pula,
kandungan gizi, vitamin, dan protein yang terkandung dalam mie tidak bisa
menggantikan nasi dan lauk pauk lengkap.

Pertanyaan

15
1. Bagaimanakah skema pemahaman anda sebelum membaca secara rinci isi
dari deskripsi “Bagaimana Cara Memasak Mie Instant Yang Baik dan
Benar ?”.
2. Apakah analisis pemahaman anda sudah terjawab dengan adanya
informasi yang baru?

3. Membaca interaksi / timbal balik

Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot TEMPO.CO, Jakarta -


Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait
mengatakan kasus pencabulan yang menimpa M, 5 tahun, murid sebuah
taman kanak- kanak bertaraf internasional di Jakarta Selatan, merupakan
kasus pedofilia. "Kami sudah menerima laporan keluarga terkait kasus ini
pada 22 Maret 2014. Berdasarkan penelusuran kami, para pelaku punya
kelainan seksual menyukai anak kecil alias pedofilia," katanya saat
dihubungi Tempo, Senin, 14 April 2014. Indikasi bahwa para pelaku pedofil
adalah motif mereka setiap kali beraksi. "Meski belum tahu sudah berapa
kali mereka melecehkan korban, sejauh ini tidak ada motif lain seperti
pemerasan atau dendam. Ini murni pelampiasan hasrat seksual," katanya.
Yang mengejutkan, aksi ini dilakukan secara berkelompok. Kepada orang
tuanya, M menuturkan bahwa dia sudah berkali-kali dilecehkan di toilet
sekolah, saat jam pelajaran. "Mereka memang berkomplot," kata Arist. "Dari
penuturan korban saja, kami bisa menilai bahwa ada unsur perencanaan dan
persekongkolan di antara pelaku, termasuk perempuan yang ikut berperan,"
ujarnya.

Dalam kasus ini, Arist menyebut pihak sekolah kebobolan karena menerima
pekerja yang punya kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap
pekerja dilakukan sangat ketat, meskipun kepada para pekerja alih daya."
Arist mengatakan persekongkolan merupakan modus yang biasa dalam
kasus pedofilia. "Biasanya para pedofil berkomplot untuk melakukan aksi
pencabulan terhadap anak. "Kasus semacam ini tidak hanya terjadi di

16
sekolah, tapi juga di lingkungan anak jalanan, bahkan lingkungan keluarga,"
ucapnya. Beberapa kasus yang cukup menonjol ialah pedofilia yang
melibatkan warga negara asing di Bali dan Batam beberapa tahun lalu.
Menurut Arist, jumlah kasus kejahatan seksual terhadap anak di Indonesia
cukup banyak. "Tahun lalu ada lebih dari sepuluh kasus yang dilaporkan.
Kami menduga banyak korban lain tapi enggan melapor karena malu atau
memang dapat ancaman pelaku." Bagi tersangka, polisi bisa mengenakan
pasal tentang kejahatan seksual terhadap anak. "Mereka bisa dijerat pasal
berlapis karena dalam kasus ini ada unsur perencanaan dan keterlibatan
orang lain. Ancaman hukumannya 15 tahun penjara.

Pertanyaan

1. Siapa korban kasus sodomi diatas?


2. Mengapa dapat terjadi kasus diatas?
3. Bagaimana hukuman yang menimpa pelaku sodomi?
4. Kapan kasus tersebut terjadi?
5. apakah kasus diatas tergolong perencanaan?
6. Dimana kasus tersebut terjadi?
6. Bagaimanakah skema pemahaman anda sebelum membaca secara rinci isi
dari deskripsi “pelaku sosomi?”.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model membaca adalah gabungan cara kerja fisik dan psikis yang
merupakan proses dalam membaca, karena membaca dimulai dari proses
visual (mata) dan di akhiri pada proses yang terdapat di otak, yaitu memahami
atau mengkritisi bacaan. Model membaca dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
model membaca atas-bawah (MMAB), model membaca bawah- atas
(MMBA), dan model membaca timbal balik (MMTB). Model-model ini
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing dalam penggunaannya.

Ilmu merupakan usaha untuk memahami meyakini ataupun


menyelidiki sesuatu yang terdapat dalam kehidupan manusia, ilmu dijadikan
pedoman atau dasar pendidikan yang harus dimiki untuk membentuk
kepribadian, pemikiran, pengetahuan pada diri seseorang, dalam prakteknya
bisa dilakukan dengan berbagai cara agar peserta didik dapat memahami
materi yang diberikan dengan mudah, salah satunya dengan membaca, dan
menerapkan model-model membaca untuk mempermudah pemahaman dengan
mengedepankan empat komponen yakni strategi, kelancaran, pembaca dan
naskah/teks. Jadikanlah pengajaran sebagai bekal memberikan ilmu
pengetahuan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak


kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran

18
yang sifatnya membangun dari para pembaca sebagai kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-
makalah selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi kami
dan adapun saran yang dapat disampaikan bahwasannya Pendidikan adalah
kontribusi yang luar biasa dalam kehidupan, dengan membaca kita akan
membuka dan menjelajah dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Haryadi. 2007. Retorika Membaca: Model, Metode, dan Teknik.


Semarang:Rumah.

Ilmucomputer2.blogspot.com/2009/09/model-membaca-interaktif.

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_IND
ONESIA/196401221989031
KHOLID_ABDULLAH_HARRAS/Bahan2_Kuliah/Makalah/modul%20mem
baca.pdf

19
20

Anda mungkin juga menyukai