NC
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANGAN MAWAR
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Disusun
Oleh :
Erwina
Evi afriani uli sihotang
Fitriani ekayanti hasibuan
Florentina elviranora sembiring pandia
Hermansyah
Hermina hipahutar
Ira yenny ginting
Jemme murni br
Juliana
Junita everida silalahi
Juwita br.ginting
Kartika d.sihombing
Ruaida
Sisjuanti
DOSEN PEMBIMBING :
SUHERNI S.Kep.Ns.M.Kep
JESMO ALDORAN PURBA S.Kep, Ns, M.Kep
DAHLIA PURBA SKM, M.Kes
DI RUANGAN MAWAR
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Mengetahui,
( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN
HALUSINASI
I. Masalah Utama
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
B. Etiologi
Gangguan otak karena kerusakan otak, keracunan, obat
halusiogenik, gangguan jiwa, seperti emosi tertentu yang dapat
mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan halusinasi, dan
pengaruh lingkungan sosio-budaya, sosio-budaya yang berbeda
menimbulkan persepsi berbeda atau orang yang berasal dari sosio-budaya
yang berbeda (Sunaryo, 2004).
Secara pasti yang menyebabkan terjadinya halusinasi belum
diketahui namun ada beberapa teori yang mengungkapkan tentang
halusinasi (Stuart 2007) antara lain:
a. Teori Interpersonal
Halusinasi berkembang dalam waktu yang lama dimana seseorang
mengalami kecemasan yang berat dan penuh stress.Individu akan
berusaha untuk menurunkan kecemasan itu dengan menggunakan
mekanisme koping yang biasa digunakan, namun bila situasi tidak
dapat ditangani maka individu tersebut akan melanin, berangan-angan
sehingga individu akan lebih sering menyendiri dan merasa senang
dalam dunianya tanpa menghiraukan orang lain dan lingkungan
sekitarnya.
b. Teori Psikoanalisa
Halusinasi merupakan pertahanan ego untuk melawan rangsangan dari
luar yang ditekan dan mengancam diri akhirnya muncul dalam alam
sadar.
c. Faktor Genetika
Gen mempengaruhi belum diketahui,tetapi hasil studi menunjukan
bahwa factor keluarga menunjukan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit,ini dibuktikan dengan pemeriksaan
kromosom tubuh,indensi sangat tinggi pada anak dengan satu atau
kedua orang tua yang menderita atau anak kembar identik.
1. Masalah keperawatan :
a. Resiko menciderai
b. Halusinasi
c. Isolasi sosial
d. Harga diri rendah
2. Data yang Perlu Dikaji
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
Data Subjektif :
Pasien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan.
Data objektif :
Pasien berbicara atau tertawa sendiri
Orientasi:
“Selamat pagi. Masih ingat dengan kami? kami perawat dari stikes flora. Dengan
ibu C ya. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih kemarin? Apakah
pagi ini sudah minum obat? Baik. Sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang ibu minum. Tujuannya agar ibu minum
obat secara teratur baik di rumah sakit maupun di rumah. Kita akan diskusi selama
15 – 20 menit, bagaimana bu? Dimana kita mau ngobrol-ngobrol? Disini saja,
baik. Sebelum kita mulai, ada yang ingin ditanyakan?”
Kerja:
“ Ibu, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suara
berkurang/hilang? Sebelumnya, saya mau bertanya seberapa pentingkah obat bagi
Ibu? Berapa macam obat yang bapak minum?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange namanya Clozapine
diminum 1 kali sehari setelah makan sore gunanya untuk menenangkan pikiran
dan tubuh menjadi rileks. Ini yang putih THP atau trihexyphenidyl 2 kali sehari
setelah makan pagi dan setelah makan sore gunanya untuk rileks dan tidak kaku
serta mengurangi efek samping dari obat lain. Sedangkan yang berwarna orange
kecil ini namanya Persidal atau Risperidine diminum 2 kali sehari jamnya sama
seperti THP tadi dan gunanya untuk pikiran biar lebih tenang.
Dari semua obat-obat ini tentunya ada efek yang tidak diharapkan, kalau
Clozapine efek yang tidak diharapkan adalah lesu, mual, muntah, pusing,
konstipasi. Kalau THP bisa mengantuk, pusing, penglihatan kabur, disorientasi,
hipotensi, mual, muntah, kencing berkurang. Sedangkan untuk Persidal efek
sampingnya yaitu insomnia, cemas, pusing, berat badan naik.
Walalupun ada efek yang tidak diharapkan, tetapi obat ini saling berkaitan antara
satu sama lain. Contohnya obat THP ini, jika ada gejala yang tidak diharapkan
dari kedua obat tersebut, THP bisa sebagai penetralisir dari efek samping obat-
obat lain.
Jadi jika Ibu merasa pusing, mual, muntah, banyak keluar air liur, gemetar,
maupun kaku-kaku otot sebaiknya lapor pada perawat jaga atau dokter yang
bertugas.
Obat ini seperti kebutuhan Ibu sehari-hari, jangan sampai terlambat walaupun
suara-suara sudah hilang dan bapak merasa tenang obatnya tidak boleh
diberhentikan dan jangan sampai Ibu bosan meminum obatnya. Sebab kalau putus
obat, Ibu akan kambuh dan masuk kembali ke rumah sakit. Kalau obat habis Ibu
bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
Ibu juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar,
artinya Ibu harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya Ibu jangan
keliru dengan obat milik orang lain. Pastikan obat diminum pada waktunya,
dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat pada
jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 6-8 gelas per hari”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Ada yang
belum jelas dan ingin ditanyakan?
Saya mau bertanya, tadi ngobrolin tentang apa bu? nama obat-obatnya tadi apa
saja dan apa manfaatnya bu? Coba sebutkan! Lalu apa saja cara minum obat yang
benar, coba jelaskan! Bagus! (jika jawaban benar).
Jangan lupa jika sudah pada waktunya minum obat minta obat pada perawat
atau pada keluarga kalau di rumah. Bagaimana kalau nanti kita ketemu lagi untuk
melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 11.00? terimakasih atas kerjasamanya bu. Sampai
jumpa.”
RUANGAN RAWAT : MAWAR RSJ MEDAN
TANGGAL DIRAWAT : 12 Juli 2018
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny, Nur Cherly
JenisKelamin : Perempuan
TanggalPengkajian : 12-07-2018
Umur : 29 tahun
Alamat : Jln KL Yosudarso lan LK 14 A
Pendidikan terakhir :-
Informan : Klien, RM, petugas dan pemeriksaan fisik.
No RM : 037681
Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa
Klien mengatakan pernah dirawat di RSJ MEDAN 2x sebelumnya, yang
pertama saat masuk klien marah-marah.
2. Riwayat pengobatan
Klien mengatakan sering kontrol ketika obatnya habis.
3. Riwayat Penganiayaan dan tindakan kriminal
Klien mengatakan suka marah-marah.
4. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki keluarga dengan riwayat gangguan
jiwa.
5. Pengalaman masalalu yang tidakmenyenangkan
Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan adalah masalah
ketika suami nya tiada dan masalah kluarga.
V. Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= klien
= garis pernikahan
= garis keturunan
= keluarga yang tinggal serumah
= meninggal
5. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya beragama Islam.
b. Kegiatanibadah
Klien mengatakan saat ini berusaha menjaga sholat lima waktunya.
VI. Status Mental
1. Penampilan
Klien terlihat rapi.
2. Pembicaraan
Klien dapat berbicara dengan jelas dan dapat menjawab pertanyaan dari
praktikan dengan tepat. Dari hasil observasi, klien dapat berbicara
dengan baik dengan teman-temannya.
3. AktivitasMotorik
Pasien tidak mengalami gangguan aktivitas motorik.
4. Alamperasaan
Klien mengatakan saat ini perasaannya baik-baik saja.
5. Afek
Dari hasil observasi, afek klien adalah tumpul. Klien tertawa bila ada
yang melucu dan saat keadaan serius klien juga menampilkan ekspresi
serius.
6. Interaksi selama wawancara
Selama pembicaraan klien kooperatif dan dapat menjawab sesuai
pertanyaan praktikan.
7. Persepsi
Klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang ingin
mencelakakan dirinya seperti menyuruh mukul orang, mencuri, dan
sampai saat ini masih sering muncul. Klien mengatakan ketika halusinasi
itu muncul klien langsung mandi dan kadang mendengarkan musik untuk
menghilangkan bisikan itu.
8. Proses Pikir
Klien tidak mengalami gangguan proses pikir.
9. Isi pikir
Isi pikir klien adalah obsesi.
√ Faktorpresiptasi Penyakitfisik
√ Koping Obat-obatan
Lainnya
B. ANALISIS DATA
Data Masalah
DS : Gangguan sensori persepsi :
- Klien mengatakan dibawa ke RSJ oleh Halusinasi pendengaran
keluarga tetapi tidak tahu penyebabnya.
Sering mendengar bisikan-bisikan yang
ingin mencelakakan dirinya seperti
menyuruh mukul orang, mencuri, dan
sampai saat ini masih sering muncul.
DO :
- Pasien tampak menutup telinganya
sesekali.
- Pasien sering mencari kegiatan seperti
mengobrol agar teralihkan dengan
halusinasinya.
DS : Risiko perilaku kekerasan
- Klien mengatakan pernah memukul
temannya karena mengikuti bisikan-
bisikan itu.
DO : -
DS : Penatalaksanaan regimen
- Klien mengatakan sering kontrol ketika terapeutik inefektif
obatnya habis, tetapi karena kondisi
ekonomi kemudian klien tidak kontrol.
DO : -
XI. ASPEK MEDIK
1. Diagnosis Multiaksial
Axis I : F 20.0
Axis II : cenderung skizoid
Axis III :belum ada diagnosa
Axis IV : tidak ada informasi
Axiz V : jelek
Penyebab
Penatalaksanaan Regimen Terapeutik
Inefektif
XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
RUANGAN : MAWAR
NO. RM : 03 76 81
b. Keluarga dapat
menyebutkan
pengertian, tanda
dan tindakan
untuk
mengendalikan
halusinasi
TUM :
Keluarga dapat
merawat klien yang
mengalami gangguan
jiwa sehingga
penatalaksanaan
regimen terapeutik
efektif.
TUK 1 :
Keluarga dapat
mengenal masalah
Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan saling percayadengan
yang dapat keluarga mengenal keluarga
menyebabkan klien masalah klien a. Sapa keluarga dengan ramah.
1. Hubungan
kambuh. dengan kriteria b. Jelaskan tujuan perawatan dan
saling percaya
hasil: perannya selama bersama klien.
merupakan
dapatmengidentifik c. Dorong keluarga untuk
dasar untuk
asi masalah mengungkapkan masalah.
kelancaran
pencetus klien 2. Kaji persepsi keluarga tentang perilaku
hubungan
kambuh, yang klien yang maladaptive
interaksi
dipengaruhi oleh 3. Diskusikan dengan keluarga beberapa
selanjutnya.
sikap keluarga, masalah yang dapat menjadi faktor
masyarakat dan penyebab klien kambuh, seperti :
klien sendiri. untuk a. Tidak menghargai klien.
pertemuan b. Mengisolasi klien.
selanjutnya c. Tidak memperhatikan klien/tidak
memberi kegiatan selama dirumah.
4. Diskusikan dengan keluarga tentang sikap
yang harus dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan individu terhadap
perilaku maladaptif dari klien.
5. Bantu keluarga mengenal sikap dan
perilakunya yang dapat memicu dan
2. Mengetahui
dapat menyebabkan klien kambuh.
pengetahuan
pasien tentang
perilaku pasien
3. Mngetahui
perhatian
keluarga
terhadap pasien
gangguan jiwa
4. Memberikan
pengetahuan
tentang cara
merawat pasien
5. Keluarga dapat
menentukan
tindakan jika
pasien kambuh
TUK 2 : Setelah 1x 1. Diskusikan dengan keluarga bahwa 1. Keluarga
pertemuan keluarga keluarga merupakan penanggung jawab merupakan faktor
Keluarga dapat
dapat utama dalam merawat klien di rumah utama dalam
mengambil
mengambilkeputusa 2. Jelaskan kepada keluarga bahwa keluarga perawatan pasien
keputusan dalam
n yang tepat dalam merupakan pengambil keputusan dalam
melakukan
merawat klien keperawatan keluarga.
perawatan terhadap
dengan kriteria 3. Jelaskan pada keluarga akibat bila
klien
hasil: masalah tidak ditangani dengan cepat 2. Pengambilan
4. Motivasi keluarga untuk memutuskan hal keputusan
Keluarga dapat yang menguntungkan klien. diserahkan pada
menyebutkan akibat keluarga seutuhnya
bila klien tidak
dirawat dengan
3. Masalah yang
tepat.
bertambah
menyebabkan
sulitnya
penanganan
4. Keputusan yang
menguntungkan
dapat mempercapat
kesembuhan pasien
TUK 3 : Selama 1x interaksi 1. Diskusikan dengankeluarga cara merawat 1. Menambah
keluarga dapat klien di rumah dan demonstrasikan pengetahuan
Keluarga dapat
merawat klien seperti : keluarga tentang
merawat klien di
dirumh dengan a. Bantu klien dalam memenuhi cara perawatan
rumah
kriteria hasil: kebutuhan sehari-hari pasien gangguan
b. Libatkan klien dalamkegiatan sehari- jiwa
Keluarga dapat
menyebutkan cara hari yang dilakukan keluarga
merawat klien di c. Dengarkan keluhan yang dirasakan
rumah klien.
d. Berikan jalan keluar setiap klien
mengalami masalah.
e. Beri reinforcemen positif bila klien
dapat melakukan tugasnya.
3. Fasilitas
membantu
sebagai
pemecahan
masalah yang
baik
Risiko Perilaku 13 Juli 2018 13 Juli 2018 13 Juli 2018 13 Juli 2018
Kekerasan
Pukul 15.00 Pukul 15.00 Pukul 15.00 Pukul 15.00
TUM:
Klien dapat
mengontrol perilaku
kekerasan
2. Klien dapat Setelah 2x interaksi Bantu klien mengungkapkan perasaan Mengetahui respon
mengidentifik klien dapt marahnya: dari marahnya pasien
asi penyebab menceritakan
a. Motivasi klien untuk menceritakan
perilaku penyebab perilaku
penyebab rasa jengkel dan marahnya
kekerasan kekerasan yang
b. Dengarkan tanpa menyela setiap
yang dilakukan dengan
dilakukan menceritakan ungkapan klien
penyebab perasaan
jengkel
6. Mengetahui
seberapa baik
koping yang
dimiliki
pasien dalam
menghadapi
masalah
7. Seberapa baik
koping dalam
menghadapi
masalah
4. Klien dapat Setelah 2x 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih, 1. Pasien dapat
mendemonstr pertemuan klien anjurkan klien untuk memilih memilih cara
asikan cara dapat 2. Latih klien memperagakan cara yang sendiri untuk
mengontrolpe memperagakan cara dipilih: mengatasi
rilaku mengontrol a. Peragakan cara yang dipilih masalah
kekerasan perilaku kekerasan b. Jelaskan manfaat cara 2. Latihan yag
baik secara fisik, c. Anjurkan klien untuk menirukan baik dapat
verbal, maupun d. Beri penguatan dan perbaiki cara yang menjadikan
spiritual belum sempurna masalah teratasi
3. Anjurkan klien menggunakan cara yang dengan baik
sudah dilatih pada saat jengkel atau
marah
3. Memperagakan
dan
menggunakan
lembali untuk
maslah yang
dihadapi pasien
5. Klien Setelah 3x 1. Diskusikan dengan klien dan keluarga 1. dengan
menggunakan pertemuan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat. mengetahui efek
obat sesuai menjelaskan samping obat
program tentang manfaat klien tahu apa
2. Diskusikan bahayanya obat tanpa
obat, kerugian tidak yang harus
konsultasi.
minum obat, nama dilakukan
obat, bentuk dan setelah minum
3. Bantu klien menggunakan prinsip lama
warna, dosis dan obat.
benar.
waktu pemberian 2. Bantu klien
dan cara pemberian, menggunakan
serta klien mampu prinsip lama
menggunakan obat benar.
sesuai program
3. dengan
mengetahui
prinsip maka
kemandirian
klien tentang
pengobatan
dapat
ditingkatkan
secara bertahap.
D. IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN
Hari,
Implementasi Evaluasi
Dx tanggal TTD
Keperawatan Keperawatan
Jam
Halusinasi : 13 Juli 2018 13 Juli 2018
pendengaran
Pukul 14.30
Pukul 13.00
Membina hubungan saling percaya dengan
prinsip komunikasi terapeutik. S:
8. klien mengatakan bersedia diajak
a. Sapa klien dengan ramah baik secara
mengobrol oleh perawat.
verbal maupun non verbal.
9. Pasien mau menyebutkan namanya
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
:Teguh
h. Tanyakan nama lengkap klien dan
10. Pasien mengatakan kalau ada suara-
nama panggilan yang disukai klien.
suara yang sering mengganggunya.
i. Jelaskan tujuan pertemuan.
O:
j. Jujur dan menepati janji.
k. Tunjukan sikap empati dan terima 11. Pasien tampak sering menggigit ujung
klien apa adanya. bolpoin
l. Beri perhatian kepada klien dan 12. Pasien tampak kurang tenang saat
perhatikan kebutuan dasar klien. wawancara.
A: BHSP tujuan tercapai.
P:
13. Identifikasi
perilaku halusinasi
14. Observasi
Pukul 13.15 perilaku halusinasi
15. Ajarkan cara
1. Mengidentifikasi bersama klien cara
mengatasi halusinasi dengan cara
yang dilakukan jika terjadi halusinasi.
menghardik
2. Mendiskusikan manfaat cara yang
digunakan klien, jika bermanfaat beri
pujian.
S:
3. Mendiskusikan cara baru untuk
mengontrol timbulnya halusinasi. 16. Klien mengatakan jika selama ini untuk
4. Membantuklienmelatihdanmemutushal mengatasi halusinasinya klien mandi
usinasisecarabertahap dan mendengarkan musik
17. Klien mengatakan sudah mengetahui
cara mengontrol halusinanya dengan
cara menghardik.
O:
O:
S: pasien mengatakan:
Melakukan terapi aktivitas kelompok:
- marah karena bosan
perilaku kekerasan sesi I: mengidentifikasi
- tanda saat marah yaitu gelisah
perilaku kekerasan
- akibat dari marah adalah menyesal
- belum mengetahui cara mengontrol
marah
O:
- pasien kooperatif
- pasien tampak antusias
- pasien tampak bersemangat
- pasien dapat mengidentifikasi perilaku
kekerasan
A: resiko perilaku kekerasan teratasi
sebagian: pasien belum mengetahui cara
mengontrol marah
P:
S: pasien mengatakan:
P:
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi
Gail W, Stuart & Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing
Edition 8. Missouri : Mosby Years Book
Isaacs, A. 2001. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta : EGC
Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Stuart & Sunden. 2005. Buku Saku keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Yudi Hartono & Farida Kusumawati. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
salemba Medika