Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.

NC
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANGAN MAWAR
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun
Oleh :
Erwina
Evi afriani uli sihotang
Fitriani ekayanti hasibuan
Florentina elviranora sembiring pandia
Hermansyah
Hermina hipahutar
Ira yenny ginting
Jemme murni br
Juliana
Junita everida silalahi
Juwita br.ginting
Kartika d.sihombing
Ruaida
Sisjuanti

DOSEN PEMBIMBING :
SUHERNI S.Kep.Ns.M.Kep
JESMO ALDORAN PURBA S.Kep, Ns, M.Kep
DAHLIA PURBA SKM, M.Kes

NERS STIKES FLORA SUMATRA UTARA


2018 – 2019LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Ny. NC DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN

DI RUANGAN MAWAR

Diajukan untuk disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Medan, Agustus 2018

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN

HALUSINASI

I. Masalah Utama
Gangguan persepsi sensori : halusinasi

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian

Halisinasi adalah persepsi sensori yang keliru melibatkan panca


indera dalam skizofrenia, halusinasi pendengaran merupakan halusinasi
yang paling banyak terjadi (Isaacs, 2010).
Menurut Maramis (2005) halusinasi adalah pencerapan tanpa
adanya apapun pada panca-indera seorang pasien, yang terjadi dalam
keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional,
psikotik ataupun histerik. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan
manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan
eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara
(Kusumawati & Hartono, 2010)

B. Etiologi
Gangguan otak karena kerusakan otak, keracunan, obat
halusiogenik, gangguan jiwa, seperti emosi tertentu yang dapat
mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan halusinasi, dan
pengaruh lingkungan sosio-budaya, sosio-budaya yang berbeda
menimbulkan persepsi berbeda atau orang yang berasal dari sosio-budaya
yang berbeda (Sunaryo, 2004).
Secara pasti yang menyebabkan terjadinya halusinasi belum
diketahui namun ada beberapa teori yang mengungkapkan tentang
halusinasi (Stuart 2007) antara lain:
a. Teori Interpersonal
Halusinasi berkembang dalam waktu yang lama dimana seseorang
mengalami kecemasan yang berat dan penuh stress.Individu akan
berusaha untuk menurunkan kecemasan itu dengan menggunakan
mekanisme koping yang biasa digunakan, namun bila situasi tidak
dapat ditangani maka individu tersebut akan melanin, berangan-angan
sehingga individu akan lebih sering menyendiri dan merasa senang
dalam dunianya tanpa menghiraukan orang lain dan lingkungan
sekitarnya.
b. Teori Psikoanalisa
Halusinasi merupakan pertahanan ego untuk melawan rangsangan dari
luar yang ditekan dan mengancam diri akhirnya muncul dalam alam
sadar.
c. Faktor Genetika
Gen mempengaruhi belum diketahui,tetapi hasil studi menunjukan
bahwa factor keluarga menunjukan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit,ini dibuktikan dengan pemeriksaan
kromosom tubuh,indensi sangat tinggi pada anak dengan satu atau
kedua orang tua yang menderita atau anak kembar identik.

C. Proses terjadinya halusinasi


Individu yang mengalami halusinasi sering sekali beranggapan
penyebab halusinasi berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan
tersebut gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan
yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping
dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan, individu cenderung
menghindar dari interaksi agar dirinya terhidar dari stresor-stresor yang
mengancam pada akhirnya individu merasa sangat nyaman dengan kondisi
menyendiri sehingga dapat mengganggu metabolisme neukokimia seperti
Bufotamin dan Dimetyltransferase (DMT), hal ini merangsang timbulnya
halusinasi (Sunaryo 2004).

D. Rentang Respon Neurobiologis


Gangguan sensori persepsi : halusinasi disebabkan oleh fungsi otak
yang terganggu. Respon individu terhadap gangguan orientasi berfokus
sepanjang rentang respon dari adaptif sampai yang maladaptif, dapat
dilihat dalam gambar dibawah ini :

Respon adaptif Respon mal adaptif

Pikiran Pikiran kadang menyimpang Gangguan proses


logis pikir/delusi/waham
Halusinasi
Persepsi Ilusi
akurat
Emosi Reaksi emosional berlebih/kurang Ketidakmampuan
konsisten untuk mengatasi
dengan emosi
pengalaman
Perilaku Perilaku ganjil Ketidak teraturan
sesuai
Hubungan Prlaku yang bisa menyebabkan Isolasi sosial
sosial Isolasi sosial
harmonis
( Stuart and Laraia, 2005 )
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma
social dan budaya secara umum yang berlaku didalam masyarakat, dimana
individu menyelesaikan masalah dalam batas normal yang meliputi :
1. Pikiran logis adalah segala sesuatu yang diucapkan dan dilaksanakan oleh
individu sesuai dengan kenyataan.
2. Persepsi akurat adalah penerimaan pesan yang disadari oleh indra
perasaan, dimana dapat membedakan objek yang satu dengan yang lain
dan mengenai kualitasnya menurut berbagai sensasi yang dihasilkan.
3. Emosi konsisten dengan pengalaman adalah respon yang diberikan
individual sesuai dengan stimulus yang datang.
4. Perilaku sesuai dengan cara berskap individu yang sesuai dengan
perannya.
5. Hubungan social harmonis dimana individu dapat berinteraksi dan
berkomunkasi dengan orang lain tanpa adanya rasa curiga, bersalah dan
tidak senang.
Sedangkan mal adaptif adalah suatu respon yang tidak dapat diterima oleh
norma-norma sosial dan budaya secara umum yang berlaku dimasyarakat,
dimana individu dalam menyelesaikan masalah tidak berdasarkan norma
yang sesuai diantaranya :
1. Gangguan proses pikir/waham adalah ketidakmampuan otak untuk
memproses data secara akurat yang dapat menyebabkan gangguan proses
pikir, seperti ketakutan, merasa hebat, beriman, pikiran terkontrol, pikiran
yang terisi dan lain-lain.
2. Halusinasi adalah gangguan identifikasi stimulus berdasarkan informasi
yang diterima otak dari lima indra seperti suara, raba, bau, dan
pengelihatan
3. Kerusakan proses emosi adalah respon yang diberikan Individu tidak
sesuai dengan stimulus yang datang.
4. Prilaku yang tidak terorganisir adalah cara bersikap individu yang tidak
sesuai dengan peran.
5. Isolasi social adalah dimana individu yang mengisolasi dirinya dari
lingkungan atau tidak mau berinteraksi dengan lingkungan.
E. Macam-macam Halusinasi
Halusinasi terdiri dari beberapa macam. Macam-macam halusinasi
seperti halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan dan lain-lain.
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya
rangsang (stimulus) eksternal.

Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa macam halusinasi


dengan karakteristik tertentu, diantaranya:

1. Halusinasi pendengaran: karakteristik ditandai dengan mendengar


suara, teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara
orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi penglihatan: karakteristik dengan adanya stimulus
penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik,
gambar kartun dan atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3. Halusinasi penghidu: karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk,
amis dan bau yang menjijikkan seperti: darah, urine atau feses.
Kadang – kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan
stroke, tumor, kejang dan dementia.
4. Halusinasi peraba: karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau
tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi
listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi pengecap: karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu
yang busuk, amis dan menjijikkan.
6. Halusinasi sinestetik: karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi
tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan
dicerna atau pembentukan urine.
F. Manifestasi Klinis
Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi
adalah sebagai berikut:
1. Bicara sendiri.
2. Senyum sendiri.
3. Ketawa sendiri.
4. Menggerakkan bibir tanpa suara.
5. Pergerakan mata yang cepat
6. Respon verbal yang lambat
7. Menarik diri dari orang lain.
8. Berusaha untuk menghindari orang lain.
9. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
10. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
11. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa
detik.
12. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
13. Sulit berhubungan dengan orang lain.
14. Ekspresi muka tegang.
15. Mudah tersinggung, jengkel dan marah.
16. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
17. Tampak tremor dan berkeringat.
18. Perilaku panik.
19. Agitasi dan kataton.
20. Curiga dan bermusuhan.
21. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.
22. Ketakutan.
23. Tidak dapat mengurus diri.
24. Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.
Menurut Stuart dan Sundeen (2005), seseorang yang mengalami halusinasi
biasanya memperlihatkan gejala-gejala yang khas yaitu:
1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
3. Gerakan mata abnormal.
4. Respon verbal yang lambat.
5. Diam.
6. Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
7. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas
misalnya peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah.
8. Penyempitan kemampuan konsenstrasi.
9. Dipenuhi dengan pengalaman sensori.
10. Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara
halusinasi dengan realitas.
11. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya daripada menolaknya.
12. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
13. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik.
14. Berkeringat banyak.
15. Tremor.
16. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
17. Perilaku menyerang teror seperti panik.
18. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
19. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk dan
agitasi.
20. Menarik diri atau katatonik.
21. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks.
22. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang
III. A. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sediri, orang lain,


dan lingkungan

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Isoloasi sosial : Menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

1. Masalah keperawatan :
a. Resiko menciderai
b. Halusinasi
c. Isolasi sosial
d. Harga diri rendah
2. Data yang Perlu Dikaji
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
Data Subjektif :
 Pasien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan.

 Pasien mengatakan mendengar suara yang mengajak bercakap-


cakap.

 Pasien mengatakan mendengar suara menyuruh melakukan


sesuatu yang berbahaya.

Data objektif :
 Pasien berbicara atau tertawa sendiri

 Psien marah-marah tanpa sebab


 Pasien menyedengkan telinga ke arah tertentu

 Pasien menutup telinga

IV. Diagnosa Keperawatan


Gangguan sensori persepei : halusinasi pendengaran
STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN HALUSINASI
DIAGNOSA STRATEGI PELAKSANAAN

Halusinasi Pasien Keluarga


SP I p SP I k
1. Mengidentifikasi 1. Mendiskusikan
jenis halusinasi masalah yang
pasien dirasakan keluarga
2. Mengidentifikasi isi dalam merawat
halusinasi pasien pasien
3. Mengientifikasi 2. Menjelaskan
waktu halusinasi pengertian, tanda
4. Mengidentifikasi dan gejala
frekuensi halusinasi halusinasi, dan
5. Mengidentifikasi jenis halusinasi
situasi yang yang dialami
menimbulkan pasien beserta
halusinasi proses terjadinya
6. Mngidentifikasi 3. Menjelaskan cara-
respon pasien cara merawat
terhadap halusinasi pasien halusinasi
7. Mengajarkan pasien
menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan
pasien memasukkan
cara menghardik
halusinasi dalam
jadwal kegiatan
harian SP II k
SP II p 1. Melatih keluarga
1. Mengevaluasi mempraktekkan
jadwal kegiatan cara merawat
harian pasien pasien dengan
2. Melatih pasien halusinasi
mengendalikan 2. Melatih keluarga
halusinasi dengan melakukan cara
cara bercakap-cakap merawat langsung
dengan orang lain kepada pasien
3. Menganjurkan halusinasi
pasien memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
SP III p SP III k
1. Mengevaluasi 1. Membantu
jadwal kegiatan keluarga membuat
harian pasien jadwal aktivitas di
2. Melatih pasien rumah termasuk
mengendalikan minum obat
halusinasi dengan (discharge
melakukan kegiatan planning)
(kegiatan yang biasa 2. Menjelaskan
dilakukan pasien) follow up pasien
3. Menganjurkan setelah pulang
pasien memasukkan
ke jadwal kegiatan
rutin
SP IV p
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
2. Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan obat
secara teratur
3. Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Orientasi:
“Selamat pagi. Masih ingat dengan kami? kami perawat dari stikes flora. Dengan
ibu C ya. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih kemarin? Apakah
pagi ini sudah minum obat? Baik. Sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang ibu minum. Tujuannya agar ibu minum
obat secara teratur baik di rumah sakit maupun di rumah. Kita akan diskusi selama
15 – 20 menit, bagaimana bu? Dimana kita mau ngobrol-ngobrol? Disini saja,
baik. Sebelum kita mulai, ada yang ingin ditanyakan?”
Kerja:
“ Ibu, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suara
berkurang/hilang? Sebelumnya, saya mau bertanya seberapa pentingkah obat bagi
Ibu? Berapa macam obat yang bapak minum?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange namanya Clozapine
diminum 1 kali sehari setelah makan sore gunanya untuk menenangkan pikiran
dan tubuh menjadi rileks. Ini yang putih THP atau trihexyphenidyl 2 kali sehari
setelah makan pagi dan setelah makan sore gunanya untuk rileks dan tidak kaku
serta mengurangi efek samping dari obat lain. Sedangkan yang berwarna orange
kecil ini namanya Persidal atau Risperidine diminum 2 kali sehari jamnya sama
seperti THP tadi dan gunanya untuk pikiran biar lebih tenang.
Dari semua obat-obat ini tentunya ada efek yang tidak diharapkan, kalau
Clozapine efek yang tidak diharapkan adalah lesu, mual, muntah, pusing,
konstipasi. Kalau THP bisa mengantuk, pusing, penglihatan kabur, disorientasi,
hipotensi, mual, muntah, kencing berkurang. Sedangkan untuk Persidal efek
sampingnya yaitu insomnia, cemas, pusing, berat badan naik.
Walalupun ada efek yang tidak diharapkan, tetapi obat ini saling berkaitan antara
satu sama lain. Contohnya obat THP ini, jika ada gejala yang tidak diharapkan
dari kedua obat tersebut, THP bisa sebagai penetralisir dari efek samping obat-
obat lain.
Jadi jika Ibu merasa pusing, mual, muntah, banyak keluar air liur, gemetar,
maupun kaku-kaku otot sebaiknya lapor pada perawat jaga atau dokter yang
bertugas.
Obat ini seperti kebutuhan Ibu sehari-hari, jangan sampai terlambat walaupun
suara-suara sudah hilang dan bapak merasa tenang obatnya tidak boleh
diberhentikan dan jangan sampai Ibu bosan meminum obatnya. Sebab kalau putus
obat, Ibu akan kambuh dan masuk kembali ke rumah sakit. Kalau obat habis Ibu
bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
Ibu juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar,
artinya Ibu harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya Ibu jangan
keliru dengan obat milik orang lain. Pastikan obat diminum pada waktunya,
dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat pada
jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus
cukup minum 6-8 gelas per hari”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Ada yang
belum jelas dan ingin ditanyakan?
Saya mau bertanya, tadi ngobrolin tentang apa bu? nama obat-obatnya tadi apa
saja dan apa manfaatnya bu? Coba sebutkan! Lalu apa saja cara minum obat yang
benar, coba jelaskan! Bagus! (jika jawaban benar).
Jangan lupa jika sudah pada waktunya minum obat minta obat pada perawat
atau pada keluarga kalau di rumah. Bagaimana kalau nanti kita ketemu lagi untuk
melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 11.00? terimakasih atas kerjasamanya bu. Sampai
jumpa.”
RUANGAN RAWAT : MAWAR RSJ MEDAN
TANGGAL DIRAWAT : 12 Juli 2018

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny, Nur Cherly
JenisKelamin : Perempuan
TanggalPengkajian : 12-07-2018
Umur : 29 tahun
Alamat : Jln KL Yosudarso lan LK 14 A
Pendidikan terakhir :-
Informan : Klien, RM, petugas dan pemeriksaan fisik.
No RM : 037681

II. Alasan Masuk


Keluarga Klien mengatakan bahwa klien sring marah-marah,
mengamuk, memecahkan brang-barang, pergi keluyuran, tidak bisa tidur,
bicara-bicara sendiri dan klien sedang mengkonsumsi obat TB Paru.
Klien mengatakan pernah mukul keluargannya dan marah-marah.

Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa
Klien mengatakan pernah dirawat di RSJ MEDAN 2x sebelumnya, yang
pertama saat masuk klien marah-marah.

2. Riwayat pengobatan
Klien mengatakan sering kontrol ketika obatnya habis.
3. Riwayat Penganiayaan dan tindakan kriminal
Klien mengatakan suka marah-marah.
4. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki keluarga dengan riwayat gangguan
jiwa.
5. Pengalaman masalalu yang tidakmenyenangkan
Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan adalah masalah
ketika suami nya tiada dan masalah kluarga.

III. Faktor Presipitasi


-------
IV. Fisik
1. Tindakan vital TD : 120/70 mmHg
2. Ukur TB : - BB : -
3. Keluhanfisik
Klien mengatakan secara fisik dirinya baik-baik saja.

V. Psikososial
1. Genogram

Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= klien
= garis pernikahan
= garis keturunan
= keluarga yang tinggal serumah
= meninggal

2. Riwayat Penyakit Keluarga


Klien mengatakan klien tinggal dengan kluarganya dan tidak ada
riwayat penyakit keturunan.
3. Konsepdiri
a. Gambarandiri :Klien mengatakan namanya adalah NC.
b. Identitas :Klien mengatakan dirinya sebagai seorang
wanita, berpakaian seperti wanita peminim.
c. Peran : Klien berperan sebagai anak. Di rumah
seringmembantu ibu nya berjualan.
d. Ideal diri : Klien berharap dapatcepat pulang dari RSJ
MEDAN karena ingin main lagi dan bekerja.
e. Hargadiri : Klien sering berkumpul dengan teman-
temannya. Dia tidak merasa malu ataupun minder.
4. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup klien
adalah orang tuanya.
b. Peran serta dalam masyarakat
Klien mengatakan sebagai warga di desanya sering mengikuti
kegiatan di desanya.
c. Hambatan dalam hubungan sosial
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan
sosial dengan orang lain.

5. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya beragama Islam.
b. Kegiatanibadah
Klien mengatakan saat ini berusaha menjaga sholat lima waktunya.
VI. Status Mental
1. Penampilan
Klien terlihat rapi.
2. Pembicaraan
Klien dapat berbicara dengan jelas dan dapat menjawab pertanyaan dari
praktikan dengan tepat. Dari hasil observasi, klien dapat berbicara
dengan baik dengan teman-temannya.
3. AktivitasMotorik
Pasien tidak mengalami gangguan aktivitas motorik.
4. Alamperasaan
Klien mengatakan saat ini perasaannya baik-baik saja.
5. Afek
Dari hasil observasi, afek klien adalah tumpul. Klien tertawa bila ada
yang melucu dan saat keadaan serius klien juga menampilkan ekspresi
serius.
6. Interaksi selama wawancara
Selama pembicaraan klien kooperatif dan dapat menjawab sesuai
pertanyaan praktikan.
7. Persepsi
Klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang ingin
mencelakakan dirinya seperti menyuruh mukul orang, mencuri, dan
sampai saat ini masih sering muncul. Klien mengatakan ketika halusinasi
itu muncul klien langsung mandi dan kadang mendengarkan musik untuk
menghilangkan bisikan itu.
8. Proses Pikir
Klien tidak mengalami gangguan proses pikir.
9. Isi pikir
Isi pikir klien adalah obsesi.

10. Tingkat kesadaran


Kesadaran klien baik, composmentis. Ketika ditanya tentang waktu,
tempat dan hari, klien dapat menjawab dengan benar yaitu hari Selasa
pukul 15.00 di RS Grhasia.
11. Memori
Klien tidak memiliki masalah dengan memorinya.
12. Tingkat konsentrasidanberhitung
Selama wawancara, klien berkonsentrasi dan tidak mudah terdistraksi
oleh keadaan di sekitar klien. Kemampuan berhitung baik.
13. Kemampuanpenilaian
Kemampuan penilaian klien baik.
14. Dayatilikdiri
Daya tilik diri klien baik. Klien menyadari bahwa dirinya sakit.
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien makan 3x sehari sesuai dengan jadwal yang ditentukan bangsal.
Klien dapat makan secara mandiri. Klien menghabis satu porsi setiap kali
makan, dengan lauk dan sayur yang bermacam-macam sesuai menu RSJ
MEDAN.
2. B.A.B/B.A.K
Klien b.a.b/b.a.k secara mandiri di WC.
3. Mandi
Klien mengatakan mandi bisa lebih dari 2x sehari secara mandiri karena
jika bisikan itu datang lagi, klien langsung mandi.
4. Berpakaian/berhias
Klien dapat berpakaian secara mandiri. Dalam satu hari, klien berganti
pakaian dua kali habis mandi pagi dan sore atau bila pakaian sudah
kotor/basah.
5. Istirahat/Tidur
Klien mengatakan dirinya tidur malam mulai pukul 21.00 atau lebih dan
bangun pukul 05.00. Klien terkadang tidur siang selama 2 jam.
6. Penggunaan obat
Selama dirawat, klien minum obat secara teratur. Selama di rumah, klien
mengatakan putus obat selama 2 tahun karena masalah ekonomi.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan, dulu sebelum putus obat ketika sakit berobat ke
rumah sakit dan biasanya klien kontrol rutin ke RSG bila obatnya habis
atau bila sudah waktunya kontrol.
8. Kegiatan di rumah
Klien mengatakan kegiatan klien saat di rumah adalah berkebun dan
berternak ayam.
9. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan kegiatan di luar rumah adalah main bersama teman-
temannya.
VIII. Mekanisme Koping
1. Adaptif :
- klien berbicara dengan orang lain
- klien dapat melakukan teknik relaksasi dan aktifitas konstruktif
2. Maladaptif:
- Menghindari masalah
- Mengamuk
- Mencederai orang lain

IX. Masalah Psikososial Dan Lingkungan


1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : -
2. Masalah dengan dukungan lingkungan , spesifik : -
3. Masalah dengan pendidikan , spesifik : -
4. Masalah dengan pekerjaan , spesifik : klien tidak mempunyai
pekerjaan tetap.
5. Masalah dengan perumahan ,spesifik :-
6. Masalah dengan ekonomi spesifik : klien tidak bekerja dan tidak
mempunyai uang untuk membeli obat .
7. Masalah dengan pelayanan kesehatanspesifik : -
X. Pengetahuan Kurang Tentang
Penyakitjiwa Sistempendukung

√ Faktorpresiptasi Penyakitfisik
√ Koping Obat-obatan

Lainnya

B. ANALISIS DATA
Data Masalah
DS : Gangguan sensori persepsi :
- Klien mengatakan dibawa ke RSJ oleh Halusinasi pendengaran
keluarga tetapi tidak tahu penyebabnya.
Sering mendengar bisikan-bisikan yang
ingin mencelakakan dirinya seperti
menyuruh mukul orang, mencuri, dan
sampai saat ini masih sering muncul.
DO :
- Pasien tampak menutup telinganya
sesekali.
- Pasien sering mencari kegiatan seperti
mengobrol agar teralihkan dengan
halusinasinya.
DS : Risiko perilaku kekerasan
- Klien mengatakan pernah memukul
temannya karena mengikuti bisikan-
bisikan itu.
DO : -
DS : Penatalaksanaan regimen
- Klien mengatakan sering kontrol ketika terapeutik inefektif
obatnya habis, tetapi karena kondisi
ekonomi kemudian klien tidak kontrol.
DO : -
XI. ASPEK MEDIK
1. Diagnosis Multiaksial
Axis I : F 20.0
Axis II : cenderung skizoid
Axis III :belum ada diagnosa
Axis IV : tidak ada informasi
Axiz V : jelek

2. TerapiMedik (13 Juli 2018)


NO Nama Obat Dosis Indikasi Efek samping
1 Haloperidol 5 mg 1/2-0- Psikosis akut dan insomnia, eforia, agitasi,
1/2 kronis. pusing, depresi, lelah,
sakit kepala, mengantuk,
Halusinasi pada bingung, vertigo, kejang.
skizofrenia
2 Clozapine NI 25 mg 1/2-0- Antipsikotik, Mengantuk, berat badan
1/2 menenangkan naik, air liur bertambah,
pikiran dan pusing, konstipasi, mual,
menghilangkan sesak napas, mengompol
halusinasi saat tidur
3 Trihexypenidyl 2 0-0-1 Kaku-kaku tubuh Mengantuk, pusing,
mg dan mengurangi penglihatan kabur,
gemetar disorientasi, hipotensi,
mual, muntah, retensi
urine

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Risiko Perilaku Kekerasan
Akibat

Halusinasi Pendengaran Core Problem

Penyebab
Penatalaksanaan Regimen Terapeutik
Inefektif
XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

INISIAL KLIEN : Ny. NC

RUANGAN : MAWAR

NO. RM : 03 76 81

DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN

KEPERAWATA KRITERIA RASIONAL


N TUJUAN INTERVENSI
EVALUASI

Halusinasi 13 Juli 2018 13 Juli 2018 13 Juli 2018 13 Juli 2018


pendengaran
Pukul 15.00 Pukul 15.00 Pukul 15.00 Pukul 15.00

TUM: Klien dapat


mengontrol
halusinasi Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling
prinsip komunikasi terapeutik. percaya merupakan
dasar untuk
Setelah 1x interaksi a. Sapa klien dengan ramah baik secara
TUK 1: kelancaran hubungan
klien menunjukkan verbal maupun non verbal.
Klien dapat membina tanda-tanda percaya b. Perkenalkan diri dengan sopan. interaksi selanjutnya.
hubungan saling kepada perawat c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
percaya dengan kriteria panggilan yang disukai klien.
hasil: d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
- Ekspresi wajah
f. Tunjukan sikap empati dan terima klien
bersahabat
apa adanya.
- Menunjukkan
g. Beri perhatian kepada klien dan
rasa senang
perhatikan kebutuan dasar klien.
- Ada kontak mata
- Mau berjabat
tangan
- Mau
menyebutkan
nama
- Mau menjawab
salam
- Mau duduk
berdampingan
dengan perawat
- Bersedia
mengungkapkan
masalah yang
dihadapi
Setelah 2x interaksi 1. Identifikasi bersama klien cara yang 1. merupakan upaya
TUK 2 :
klien dapat dilakukan jika terjadi halusinasi. untuk memutus
Klien dapat mengontrol 2. Diskusikan manfaat cara yang digunakan siklus halusinasi.
mengontrol halusinasinya klien, jika bermanfaat beri pujian.
halusinasi dengan kriteria 3. Diskusikan cara baru untuk mengontrol 2. reinforcement
hasil : timbulnya halusinasi. positif dapat
a. Klien dapat 4. Bantu klien melatih dan memutus meningkatkan
menyebutkan halusinasi secara bertahap harga diri klien.
tindakan yang
dapat dilakukan 3. memberi
untuk alternative
mengendalikan pikiran bagi klien
halusinasinya.
b. Klien dapat 4. Memotivasi dapat
menyebutkan meningkatkankei
cara baru. nginan klien
c. Klien dapat untuk mencoba
memilih cara memilih salah
yang telah dipilih satu cara
untuk pengendalian
mengendalikan halusinasi.
halusinasi.
d. Klien dapat
mengikuti terapi
aktivitas
kelompok.
1. Anjurkan klien untuk memberi tahu 1. untuk
TUK 3 Setelah 3x klien
keluarga sedang halusinasi. mendapatkan
mendapat dukungan
Klien mendapat 2. Diskusikan dengan keluarga tentang bantuan keluarga
keluarga dalam
dukungan keluarga a. Gejala halusinasi yang dialami klien. dalam
mengontrol
dalam mengontrol b. Cara yang dapat dilakukan klien dan mengontrol
halusinasinya
halusinasinya keluarag untuk memutus halusinasi. halusinasi.
dengan kriteria
c. Cara merawat anggota keluarga yang 2. Untuk
hasil: halusinasi di rumah, beri kegiatan meningkatkan
jangan biarkan sendiri. pengetahuan
a. Klien dapat
d. Beri informasi tentang kapan pasien tentang
menjalin
memerluakn bantuan. halusinasi.
hubungan saling
percaya dengan
perawat

b. Keluarga dapat
menyebutkan
pengertian, tanda
dan tindakan
untuk
mengendalikan
halusinasi

1. Diskusikan dengan klien dan keluarga 1. dengan


TUK 4 Setelah 3x interaksi
klien dapat tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat. mengetahui efek
Klien memanfaatkan memanfaatkan obat 2. Diskusikan bahayanya obat tanpa samping obat
obat dengan baik dengan kriteria konsultasi. klien tahu apa
hasil : 3. Bantu klien menggunakan prinsip lama yang harus
1. Klien dan benar. dilakukan
keluarga mampu setelah minum
menyebutkan
obat.
manfaat, dosis
dan efek samping 2. Bantu klien
2. Klien dapat menggunakan
menginformasika
prinsip lama
n manfaat dan
efek samping benar.
obat 3. dengan
3. Klien dapat
mengetahui
memahami akibat
pemakaina obat prinsip maka
tanpa konsultasi kemandirian
4. Klien dapat klien tentang
menyebutkan
prinsip 5 benar pengobatan
pengunaan obat. dapat
ditingkatkan
secara bertahap.
Pentalaksanaan 13 Juli 2018 13 Juli 2018 13 Juli 2018 13 Juli 2018
Regimen
Pukul 15.00 Pukul 15.00 Pukul 15.00
Terapeutik tidak
Efektif Pukul 15.00

TUM :

Keluarga dapat
merawat klien yang
mengalami gangguan
jiwa sehingga
penatalaksanaan
regimen terapeutik
efektif.

TUK 1 :

Keluarga dapat
mengenal masalah
Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan saling percayadengan
yang dapat keluarga mengenal keluarga
menyebabkan klien masalah klien a. Sapa keluarga dengan ramah.
1. Hubungan
kambuh. dengan kriteria b. Jelaskan tujuan perawatan dan
saling percaya
hasil: perannya selama bersama klien.
merupakan
dapatmengidentifik c. Dorong keluarga untuk
dasar untuk
asi masalah mengungkapkan masalah.
kelancaran
pencetus klien 2. Kaji persepsi keluarga tentang perilaku
hubungan
kambuh, yang klien yang maladaptive
interaksi
dipengaruhi oleh 3. Diskusikan dengan keluarga beberapa
selanjutnya.
sikap keluarga, masalah yang dapat menjadi faktor
masyarakat dan penyebab klien kambuh, seperti :
klien sendiri. untuk a. Tidak menghargai klien.
pertemuan b. Mengisolasi klien.
selanjutnya c. Tidak memperhatikan klien/tidak
memberi kegiatan selama dirumah.
4. Diskusikan dengan keluarga tentang sikap
yang harus dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan individu terhadap
perilaku maladaptif dari klien.
5. Bantu keluarga mengenal sikap dan
perilakunya yang dapat memicu dan
2. Mengetahui
dapat menyebabkan klien kambuh.
pengetahuan
pasien tentang
perilaku pasien

3. Mngetahui
perhatian
keluarga
terhadap pasien
gangguan jiwa

4. Memberikan
pengetahuan
tentang cara
merawat pasien
5. Keluarga dapat
menentukan
tindakan jika
pasien kambuh
TUK 2 : Setelah 1x 1. Diskusikan dengan keluarga bahwa 1. Keluarga
pertemuan keluarga keluarga merupakan penanggung jawab merupakan faktor
Keluarga dapat
dapat utama dalam merawat klien di rumah utama dalam
mengambil
mengambilkeputusa 2. Jelaskan kepada keluarga bahwa keluarga perawatan pasien
keputusan dalam
n yang tepat dalam merupakan pengambil keputusan dalam
melakukan
merawat klien keperawatan keluarga.
perawatan terhadap
dengan kriteria 3. Jelaskan pada keluarga akibat bila
klien
hasil: masalah tidak ditangani dengan cepat 2. Pengambilan
4. Motivasi keluarga untuk memutuskan hal keputusan
Keluarga dapat yang menguntungkan klien. diserahkan pada
menyebutkan akibat keluarga seutuhnya
bila klien tidak
dirawat dengan
3. Masalah yang
tepat.
bertambah
menyebabkan
sulitnya
penanganan
4. Keputusan yang
menguntungkan
dapat mempercapat
kesembuhan pasien
TUK 3 : Selama 1x interaksi 1. Diskusikan dengankeluarga cara merawat 1. Menambah
keluarga dapat klien di rumah dan demonstrasikan pengetahuan
Keluarga dapat
merawat klien seperti : keluarga tentang
merawat klien di
dirumh dengan a. Bantu klien dalam memenuhi cara perawatan
rumah
kriteria hasil: kebutuhan sehari-hari pasien gangguan
b. Libatkan klien dalamkegiatan sehari- jiwa
Keluarga dapat
menyebutkan cara hari yang dilakukan keluarga
merawat klien di c. Dengarkan keluhan yang dirasakan
rumah klien.
d. Berikan jalan keluar setiap klien
mengalami masalah.
e. Beri reinforcemen positif bila klien
dapat melakukan tugasnya.

2. Diskusikan dengan keluarga tentang


pentingnya klien minum obat secara
teratur.

2. Minum obat scara


teratur dapat
mencegah
kekambuhan
pasien
TUK 4 : Selama 1x 1. Identifikasi dengan keluarga tentang 1.. mengetahui faktor
pertemuan keluarga support sistem yang ada di dalam pendukung yang ada
Keluarga dapat
mampumenjelaskan keluarga. pada keluarga
mengidentifikasi
support sistem yang 2. Diskusikan dengan keluarga tentang
support sistem yang
ada di dalam pentingnya partisipasi aktif dari support
ada di dalam
keluarga, misalnya : sistem dalam perawatan klien. 2.. Support sistem
keluarga
3. Diskusikan dengan keluarga pentingnya yang baik dapat
- Sikap
keluarga dalam menghargai nilai positif meningkatkan
keluarga
klien kesembuhan pasien
yang positif
4. Anjurkan keluarga untuk menerima apa
- Do’a
adanya (kelemahan dan kekurangan yang
klien dimiliki klien tidak ditampilkan).
a. Identifikasi bersama keluarga tentang
3.. Dengan
kondisi dan lingkungan keluarga yang
menghargai nilai
dapat mendukung kesehatan klien
positif klien keluarga
b. Ciptakan suasana keluarga yang
tenang dan nyaman bagi klien dapat dengan mudah
mengatur keseharian
pasien

4.. keluarga tidak


menjelek-jelekkan
pasien

TUK 5 : Selama 2x interaksi 1. Beri reinforcement positifpada keluarga 1. Reinformen yang


keluarga tentang fasilitas kesehatan yang ada di baik dapat
Keluarga dapat
dapatmenyediakan masyarakat dan dapat digunakan keluarga mendukung
memodifikasi
lingkungan yang sebelum klien dibawa ke rumah sakit jiwa semangat
lingkungan yang
terapeutik dalam bila kambuh. keluarga dalam
terapeutik dalam
mendukung proses 2. Diskusikan dengan keluarga pentingnya merawat pasien
merawat klien.
keperawatan klien. pemanfaatan fasilitas tersebut serta tahu
prosedur yang harus dilakukan keluarga
3. Anjurkan keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas yang ada di dekat rumah, sebagai
alternatif pemecahan masalah bila klien
kambuh.
2. Fasilitas yang ada
membantu
keluarga dalam
perawatan

3. Fasilitas
membantu
sebagai
pemecahan
masalah yang
baik

TUK 6 : Selama 2x interaksi 1. Kaji pandangan keluargatentang 1. Mengetahui


Keluarga dapat keluarga dapat keberadaan puskes-mas dalam perawatan fungsi prasarana
memanfaatkan mengunjungi klien kesehatan yang
fasilitas kesehatan fasilitas kesehatan ada
2. Dorong keluarga untuk memanfaatkan
yang ada di yang ada di
Puskesmas dalam perawatan klien.
masyarakat untuk masyarakat dalam
2. Puskesmas
merawat kesehatan mengoptimalkan
sebagai sarana
klien. perawatan klien di
pertama
rumah seperti :
sebelum ke
- Tempat yang rumah sakit jiwa
dapat dikunjungi
keluarga bila
klien kambuh
atau kontrol
kesehatan.
- Keluarga tahu
waktu
pelaksanaan-nya
- Keluarga
mengerti cara
serta prosedur
yang dilakukan

Risiko Perilaku 13 Juli 2018 13 Juli 2018 13 Juli 2018 13 Juli 2018
Kekerasan
Pukul 15.00 Pukul 15.00 Pukul 15.00 Pukul 15.00

TUM:

Klien dapat
mengontrol perilaku
kekerasan

Setelah 1x interaksi Bina hubungan saling percaya dengan: Hubungan saling


TUK:
klien menunjukkan percaya merupakan
a. Beri salam setiap berinteraksi
1. Klien dapat tanda-tanda percaya dasar untuk
b. Perkenalkan nama, nama panggilan
membina kepada perawat kelancaran hubungan
perawat, dan tujuan perawat berkenalan
hubungan dengan kriteria
saling hasil: c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan interaksi selanjutnya.
percaya klien
a. Wajah cerah
d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji
b. Mau berkenalan
setiap kali berinteraksi
c. Ada kontak
e. Tanyakan perasaan klien dan masalah
mata
yang dihadapi klien
d. Bersedia
f. Buat kontrak interaksi yang jelas
menceritakan
g. Dengarkan dengan penuh perhatian
perasaan
ekspresi perasaan klien
e. Bersedia
mengungkapka
n masalah

2. Klien dapat Setelah 2x interaksi Bantu klien mengungkapkan perasaan Mengetahui respon
mengidentifik klien dapt marahnya: dari marahnya pasien
asi penyebab menceritakan
a. Motivasi klien untuk menceritakan
perilaku penyebab perilaku
penyebab rasa jengkel dan marahnya
kekerasan kekerasan yang
b. Dengarkan tanpa menyela setiap
yang dilakukan dengan
dilakukan menceritakan ungkapan klien
penyebab perasaan
jengkel

3. Klien dapat Setelah 2x interaksi 1. Bantu klien mengungkapkan tanda- 1. Mengetahui


mengidentifik pasien dapat tanda perilaku kekerasan yang dialami: seberapa
asi tanda- mengidentifikasi 2. Motivasi klien menceritakan kondisi pengetahuan
tanda, jenis, perilaku kekerasan fisik saat perilaku kekerasan terjadi pasien
akibat dengan kriteria 3. Motivasi klien menceritakan kondisi tentang
perilaku hasil: emosinya perilaku
kekerasan, 4. Motivasi klien menceritakan kondisi kekerasan
c. Klien dapat
dan cara hubungan dengan orang lain saaat
menjelaskan
konstruktif terjadi perilaku kekerasaan
tanda-tanda 2. Dengan
dalam 5. Diskusikan dengan klien perilaku
perilaku menceritakan
mengungkapk kekerasan yang dilakukan selama ini:
kekerasan kondisi yang
an kemarahan a. Motivasi untuk menceritakan jenis
d. Klien dapat dialami
perilaku kekerasan yang pernah
menjelaskan pasien
dilakukan
jenis ekspresi menjadikn
b. Motivasi menceritakan perasaan
marah, perasaan setelah tindakan perilakuk kekerasan pasien lebih
saat melakukan c. Diskusikan apakah perilaku tahu tentang
kekerasan, dan kekerasan dapat menyelesaikan dirinya
efektifitas cara masalah sendiri
dalam 6. Diskusikan akibat negatif perilakuk 3. Pasien lebih
menyesuaikan kekerasan pada diri sendiri, orang lain, tahu tentang
masalah dan lingkungan dirinya
e. Klien dapat 7. Diskusikan tentang: sendiri
menjelaskan a. Apakah ingin mempelajari cara
akibat perilaku mengungkapkan rasa marah yang
4. Mengetahui
kekerasan bagi seehat
kondisi
diri sendiri, b. Jelaskan berbagai alternatif pilihan
hubungan
orang lain dan untuk mengungkapkan marah
ketika
lingkungan selain perilaku kekerasan
perilaku
f. Klien c. Jelaskan cara sehat untuk
terjadi
menjelaskan mengungkapkan marah dengan
cara-cara sehat cara fisik, verbal, sosial, dan
mengungkapkan spiritual 5. Mengetahui
marah apa saja
perilaku
kekerasan
yang sudah
dilakukan

6. Mengetahui
seberapa baik
koping yang
dimiliki
pasien dalam
menghadapi
masalah

7. Seberapa baik
koping dalam
menghadapi
masalah
4. Klien dapat Setelah 2x 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih, 1. Pasien dapat
mendemonstr pertemuan klien anjurkan klien untuk memilih memilih cara
asikan cara dapat 2. Latih klien memperagakan cara yang sendiri untuk
mengontrolpe memperagakan cara dipilih: mengatasi
rilaku mengontrol a. Peragakan cara yang dipilih masalah
kekerasan perilaku kekerasan b. Jelaskan manfaat cara 2. Latihan yag
baik secara fisik, c. Anjurkan klien untuk menirukan baik dapat
verbal, maupun d. Beri penguatan dan perbaiki cara yang menjadikan
spiritual belum sempurna masalah teratasi
3. Anjurkan klien menggunakan cara yang dengan baik
sudah dilatih pada saat jengkel atau
marah
3. Memperagakan
dan
menggunakan
lembali untuk
maslah yang
dihadapi pasien
5. Klien Setelah 3x 1. Diskusikan dengan klien dan keluarga 1. dengan
menggunakan pertemuan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat. mengetahui efek
obat sesuai menjelaskan samping obat
program tentang manfaat klien tahu apa
2. Diskusikan bahayanya obat tanpa
obat, kerugian tidak yang harus
konsultasi.
minum obat, nama dilakukan
obat, bentuk dan setelah minum
3. Bantu klien menggunakan prinsip lama
warna, dosis dan obat.
benar.
waktu pemberian 2. Bantu klien
dan cara pemberian, menggunakan
serta klien mampu prinsip lama
menggunakan obat benar.
sesuai program
3. dengan
mengetahui
prinsip maka
kemandirian
klien tentang
pengobatan
dapat
ditingkatkan
secara bertahap.
D. IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN
Hari,
Implementasi Evaluasi
Dx tanggal TTD
Keperawatan Keperawatan
Jam
Halusinasi : 13 Juli 2018 13 Juli 2018
pendengaran
Pukul 14.30
Pukul 13.00
Membina hubungan saling percaya dengan
prinsip komunikasi terapeutik. S:
8. klien mengatakan bersedia diajak
a. Sapa klien dengan ramah baik secara
mengobrol oleh perawat.
verbal maupun non verbal.
9. Pasien mau menyebutkan namanya
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
:Teguh
h. Tanyakan nama lengkap klien dan
10. Pasien mengatakan kalau ada suara-
nama panggilan yang disukai klien.
suara yang sering mengganggunya.
i. Jelaskan tujuan pertemuan.
O:
j. Jujur dan menepati janji.
k. Tunjukan sikap empati dan terima 11. Pasien tampak sering menggigit ujung
klien apa adanya. bolpoin
l. Beri perhatian kepada klien dan 12. Pasien tampak kurang tenang saat
perhatikan kebutuan dasar klien. wawancara.
A: BHSP tujuan tercapai.

P:

13. Identifikasi
perilaku halusinasi
14. Observasi
Pukul 13.15 perilaku halusinasi
15. Ajarkan cara
1. Mengidentifikasi bersama klien cara
mengatasi halusinasi dengan cara
yang dilakukan jika terjadi halusinasi.
menghardik
2. Mendiskusikan manfaat cara yang
digunakan klien, jika bermanfaat beri
pujian.
S:
3. Mendiskusikan cara baru untuk
mengontrol timbulnya halusinasi. 16. Klien mengatakan jika selama ini untuk
4. Membantuklienmelatihdanmemutushal mengatasi halusinasinya klien mandi
usinasisecarabertahap dan mendengarkan musik
17. Klien mengatakan sudah mengetahui
cara mengontrol halusinanya dengan
cara menghardik.
O:

18. Pasien tampak sering menggigit ujung


bolpoin
19. Pasien tampak kurang tenang saat
wawancara.
A : Mengidentifikasi cara klien
mengendalikan halusinasinya tujuan
tercapai.

Pukul 13.45 P : perawat : ajarkan cara mengontrol


halusinasi dengan cara bercakap-cakap

Pasien : buat jadwal kegiatan dan


masukkan cara menghardik ke dalam
jadwal

5. Mendiskusikan dengan klien tentang


dosis, frekuensi dan manfaat obat.
6. Mendiskusikan bahayanya obat tanpa
konsultasi.
7. Membantu klien menggunakan prinsip S :
lima benar.
20. Klien mengatakan pernah putus obat
karena tidak punya uang untuk berobat.
21. Klien mengatakan belum mengetahui
indikasi, efek samping tentang obat
yang dikonsumsi.
22. Klien mengatakan paham dengan apa
yang dijelaskan perawat.

O:

23. Klien mampu mengulang kembali apa


yang sudah dijelaskan oleh perawat.
24. klien tampak kurang tenang saat
diwawancara.
A: mendiskusikan tentang dosis, frekuensi
dan manfaat obat tujuan tercapai.

P : perawat : motivasi klien untuk rutin


minum obat
Pasien : masukkan jadwal minum obat
sebagai kegiatan sehari-hari
Risiko 15 Juli 2018 15 Juli 2018
Perilaku Pukul 09.00 Pukul 13.00
kekerasan
S: - klien mengatakan marah karena
Membantu klien mengungkapkan perasaan
ayamnya diambil oleh tetangganya.
marahnya:
O : - klien tampak kooperatif
a. Memotivasi klien untuk menceritakan A: membantu klien mengungkapkan
penyebab rasa jengkel dan marahnya perasaan marah teujuan tercapai.
09.30 b. Mendengarkan tanpa menyela setiap P : Lanjutkan BHSP
ungkapan klien
S: - klien mengatakan pasien tanganya
Membantu klien mengungkapkan tanda-
gemetaran saat marah.
tanda perilaku kekerasan yang dialami:
- klien mengatakan memukul
a. Memotivasi klien menceritakan kondisi tetangganya karena ayamnya diambil.
fisik saat perilaku kekerasan terjadi - klien mengatakan menyesal setelah
b. Memotivasi klien menceritakan kondisi memukul.
emosinya O:
c. Memotivasi klien menceritakan kondisi
- klien mau menceritakan perasaan
hubungan dengan orang lain saaat
marahnya
terjadi perilaku kekerasaan
- klien tampak tidak tenang
d. Mendiskusikan dengan klien perilaku
- klien kooperatif
kekerasan yang dilakukan selama ini:
A: membantu mengungkapkan tanda-tanda
e. Memotivasi untuk menceritakan jenis
perilaku kekerasan tujuan tercapai
perilaku kekerasan yang pernah
dilakukan P: perawat : ajarkan cara mengontrol
f. Memotivasi menceritakan perasaan marah yang baik dan benar.
setelah tindakan perilaku kekerasan
Pasien : motivasi klien untuk mengikuti
g. Mendiskusikan apakah perilaku
Terapi Aktivitas Kelompok
kekerasan dapat menyelesaikan
masalah
h. Mendiskusikan akibat negatif perilakuk
kekerasan pada diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan

22 Juli 2018 22 Juli 2018

Pukul 12.15 Pukul 12.15

S: pasien mengatakan:
Melakukan terapi aktivitas kelompok:
- marah karena bosan
perilaku kekerasan sesi I: mengidentifikasi
- tanda saat marah yaitu gelisah
perilaku kekerasan
- akibat dari marah adalah menyesal
- belum mengetahui cara mengontrol
marah
O:
- pasien kooperatif
- pasien tampak antusias
- pasien tampak bersemangat
- pasien dapat mengidentifikasi perilaku
kekerasan
A: resiko perilaku kekerasan teratasi
sebagian: pasien belum mengetahui cara
mengontrol marah

P:

Perawat: lakukan TAK sesi II: cara


mengontrol marah secara fisik
Pukul 12.45
Pasien: buat jadwal kegiatan

S: pasien mengatakan:

- sudah pernah diajari cara napas dalam


- perilaku ketika marah adalah jalan-
jalan
Melakukan terapi aktivitas kelompok sesi O:
II: cara mengontrol marah secara fisik
- pasien kooperatif
yaitu napas dalam dan pukul bantal
- pasien tampak antusias
- pasien tampak sangat bersemangat
- pasien dapat melakukan napas dalam
- pasien dapat melakukan kembali pukul
bantal
A: perilaku kekerasan teratasi sebagian:

pasien baru mengetahui cara secara fisik

P:

Perawat: lakukan TAK sesi III: cara


mengontrol marah secara sosial

Pasien: masukkan ke dalam jadwal


kegiatan

Penatalaksana 29 Juli 2018 29 Juli 2018


an Regimen Pukul 13.30 Pukul 14.30
terapeutik
inefektif 1. Mendiskusikan dengan klien tentang
S:
obat, indikasi,dosis dan efek samping.
- Klien mengatakan pengerti dengan apa
2. Mendiskusikan keuntungan dan akibat yang sudah dijelaskan perawat.
jika tidak minum obat. - Klien mengatakan sadar akan
3. Memotivasi klien untuk rutin minum pentingnya obat namun karena tidak
obat punya uang maka klien putus obat
O:

- Klien mampu mengulang kembali apa


yang sudah dijelaskan oleh perawat.
- Klien kooperatif
A: mendiskusikan tentang obat tujuan
tercapai

P: perawat : terus motivasi klien untuk rutin


minum obat.

Pasien : buat jadwal kegiatan minum obat


DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi
Gail W, Stuart & Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing
Edition 8. Missouri : Mosby Years Book
Isaacs, A. 2001. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta : EGC
Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Stuart & Sunden. 2005. Buku Saku keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Yudi Hartono & Farida Kusumawati. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai