Anda di halaman 1dari 8

2.

1 Diare
A. Definisi Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar yang lembek atau cair yang
biasanya terjadi sedikitnya tiga kali dalam 24 jam.Diare bisa terjadi pada siapa saja baik
orang dewasa mauppun anak-anak.
Ada 3 jenis diare :
 Diare akut berlangsung kurang 1 minggu.
 Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari disebabkan oleh infeksi.
 Diare kronik diare yang terjadi lebiih dari 14 hari dan bukan disebabkan oleh virus misal
akibab gangguan fungsi ususdalam mencerna makanan.
 Disentri adalah diare yang disrertai lendir dan darah, disentri disebabkan oleh bakteri
shigella
 Kolera adalah diare cair yang hampir tidak dapat ditemukan ampas tinja, kolera sering kali
menimbulkan wabah dan sangat cepat menimbulkan dehidrasi sehingga menyebabkan
penderita meninggal.

B. GEJALA
Pada tiap penderita,gejala berbeda-beda. Beberapa orang mengeluarkan feses yang
sangat encer, sementara beberapa lainnya mengeluarkan feses yang tak terlalu encer
 Peningkatan frequensi buang air besar.
 Peningkatan jumlah tinja dalam buang air besar.
 Pengenceran kosistensi tinja.
 Sakit perut
 Kembung
 Mual.
 Demam

C. PENCEGAHAN DIARE
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah
:
1. Perilaku Sehat
a. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi.Komponen zat makanan tersedia
dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh
bayi.ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak
ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.
ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula atau
cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan dapat terkontaminasi dalam
botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa
menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang
akan menyebabkan diare. Keadaan seperti ini di sebut disusui secara penuh
(memberikan ASI Eksklusif).
Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 6 bulan.Setelah 6 bulan
dari kehidupannya, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan dengan
makanan lain (proses menyapih).
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya antibodi dan
zat-zat lain yang dikandungnya.ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare.
Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali
lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol.
Flora normal usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab botol
untuk susu formula, berisiko tinggi menyebabkan diare yang dapat mengakibatkan
terjadinya gizi buruk.

b. Menggunakan Air Bersih Yang Cukup


Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Face-Oral kuman
tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui makanan, minuman atau
benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan yang wadah atau
tempat makan-minum yang dicuci dengan air tercemar.
Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih
mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan masyarakat yang tidak
mendapatkan air bersih.
Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan
menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari
sumbernya sampai penyimpanan di rumah.
c. Mencuci Tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama
sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan,
sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam
kejadian diare (menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%).

d. Menggunakan Jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban
mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit
diare.Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga
harus buang air besar di jamban.

e. Membuang Tinja Bayi Yang Benar


Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya.Hal ini tidak
benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang
tuanya.Tinja bayi harus dibuang secara benar.

f. Pemberian Imunisasi Campak


Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah agar bayi
tidak terkena penyakit campak.Anak yang sakit campak sering disertai diare, sehingga
pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare.Oleh karena itu berilah
imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan.

2. Penyehatan lingkungan
a. Penyediaan Air Bersih
Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara
lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit mata, dan berbagai
penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih baik secara kuantitas dan kualitas mutlak
diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari termasuk untuk menjaga
kebersihan diri dan lingkungan. Untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut,
penyediaan air bersih yang cukup disetiap rumah tangga harus tersedia.Disamping itu
perilaku hidup bersih harus tetap dilaksanakan.

b. Pengelolaan Sampah
Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang biaknya vektor
penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb.Selain itu sampah dapat mencemari
tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika seperti bau yang tidak
sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat.Oleh karena itu pengelolaan sampah
sangat penting, untuk mencegah penularan penyakit tersebut.Tempat sampah harus
disediakan, sampah harus dikumpulkan setiap hari dan dibuang ke tempat
penampungan sementara. Bila tidak terjangkau oleh pelayanan pembuangan sampah ke
tempat pembuangan akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun
atau dibakar.

c. Sarana Pembuangan Air Limbah


Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola
sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana pembuangan
air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau, mengganggu estetika
dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan bersarangnya tikus, kondisi ini dapat
berpotensi menularkan penyakit seperti leptospirosis, filariasis untuk daerah yang
endemis filaria. Bila ada saluran pembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus
dibersihkan, agar air limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang
tidak sedap dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.

2.2 Jamban Sehat

A. Pengertian Jamban Sehat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan tinja manusia.
Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher
angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya, (Abdullah, 2010).

B. Jenis-jenis Jamban Sehat


1. Jamban cemplung

Jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan


meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar
lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

2. Jamban tangki septik/leher angsa

Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik


kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran
manusia yang dilengkapi dengan resapannya.

3. Kakus Bor
Jamban yang tempat penampungan kotorannya dibuat dengan mempergunakan
bor. Bor yang digunakan adalah bor tangan yang disebut boor aunger dengan diameter
antara 30-40 cm. Sudah barang tentu lubang itu harus jauh lebih dalam dibandingkan
dengan lubang yang digali seperti pada kakus cemplung atau plengsengan, karena
diameter kakus bor ini jauh lebih kecil.
Pengeboran pada umumya dilakukan sampai mengenai air tanah. Perlengkapan lainnya
dan cara mempergunakan, dapat pula diatur seperti pada kakus cemplung dan kakus
plengsengan.

C. Ciri-ciri / Syarat Jamban Sehat

Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada
tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:

1. Tidak mencemari air


a) Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran
tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding
dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
b) Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
c) Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang
kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
d) Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang,
danau, sungai, dan laut
2. Tidak mencemari tanah permukaan
a) Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai,
dekat mata air, atau pinggir jalan.
b) Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
a) Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu.
Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
b) Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk.
c) Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi
sarang kecoa atau serangga lainnya
d) Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
e) Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
a) Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai
digunakan
b) Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat
oleh air
c) Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
d) Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara periodic
5. Aman digunakan oleh pemakainya
a) Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran
dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai
yang terdapat di daerah setempat
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
a) Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
b) Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran
karena dapat menyumbat saluran
c) Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan
cepat penuh
d) Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
a) Jamban harus berdinding dan berpintu
b) Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan.

D. Manfaat Jamban Sehat


1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
4. Kotoran tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-binatang
lainnya
5. Tidak menimbulkan bau
6. Mudah digunakan dan dipelihara
7. Sederhana desainnya
8. Murah
9. Dapat diterima oleh pemakainya
10.
E. Akibat Jamban Tidak Sehat
1. Mengotori lingkungan
2. Mencemari air
3. Menimbulkan bau tak sedap
4. Merusak pemandangan
5. Menimbulkan penyakit diare, cholera, typus, disentri, dan masih banyak penyakit
lainnya.

F. Cara Memelihara Jamban Sehat


1. Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6. Bila ada kerusakan segera diperbaiki
7. Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit
8. Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset agar
bakteri pembusuk tetap berperan aktif
9. Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak.
10. Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas, kain
bekas, dll.

Anda mungkin juga menyukai