Anda di halaman 1dari 11

A.

Teori Pembelajaran Matematika


Tujuan guru matematika pertama adalah sebelum geometri dan pengertian
spasial bahwa siswa bisa menggambarkan, memodelkan, menggambar dan
mengklasifikasikan bentuk..Kegiatan tersebut merupakan permulaan mereka sebelum
awal masuk sekolah.
Setiap benda di lingkungan memiliki bentuknya sendiri. Banyak kegiatan
bermain dan pada saat pusat sensorimotor masih mempelajari bentuk. Bayi belajar
melalui tangan dan mulut. Namun, belajar dari beberapa bentuk lebih mudah
dipegang daripada yang lain. Mereka belajar bahwa benda-benda dari satu jenis
bentuk akan berguling. mereka belajar bahwa beberapa benda memiliki bentuk yang
sama dengan yang lain. Anak kecil melihat dan merasakan perbedaan bentuk jauh
sebelum mereka dapat menggambarkan perbedaan kata. pada akhir sensorimotor dan
tahap praoperasi awal, anak menghabiskan banyak waktu untuk mencocokkan dan
mengelompokkan hal-hal. Bentuk sering digunakan sebagai tahap dasar dari aktivitas
ini.
Ketika anak berembang menujun tengah periode preopreasional, dia dapat
belajar bahwa ada beberapa bentuk dasar (disebut bentuk geometrik) yang memiliki
nama mereka sendiri. Ini diilustrasikan pada gambar 9-2. pertama anak belajar
melabeli lingkaran, persegi, dan segitiga. Setelah itu dia bisa belajar persegi panjang,
belah ketupat, dan lonjong. Kemudian, nama-nama bentuk ini akan digunakan dalam
geometri, seni, dan bidang aktivitas lainnya. ada dua tujuan utama untuk belajar
tentang bentuk:
- Ini membantu anak-anak untuk lebih sensitif terhadap persamaan dan perbedaan
bentuk di lingkungan dan membantu membedakan satu bentuk dari lainnya.
- anak-anak belajar dari beberapa label yang dapat mereka gunakan saat menjelaskan
hal-hal di lingkungan. (Seperti "Aku meletakkan buku itu di label persegi")

Assesment

Penilaian observasional dapat dilakukan dengan memperhatikan apakah anak


menggunakan bentuk untuk mengenali dunianya. Saat anak bermain dengan suatu
benda, orang dewasa harus memperhatikan apakah dia mengelompokkan sesuatu
bersama karena bentuknya sama atau mirip. Misalnya, seorang anak bermain dengan
satu set balok bentuk plastik. Ada segitiga, bujur sangkar dan lingkaran. Beberapa
berwarna merah, biru, hijau, kuning, dan orange. Terkadang ia mengelompokkan
mereka berdasarkan warna, kadang-kadang berdasarkan bentuknya. Seorang anak
bermain dengan manik-manik dengan warna dan bentuk yang berbeda. Terkadang dia
membuat gelang dengan bentuk yang sama; kadang-kadang, dari warna yang sama.
Anak dapat menggunakan beberapa nama bentuk dalam percakapan sehari-hari.

Wawancara individu digunakan untuk mengenal bentuk dibagi beberapa


metode seperti Discrimation, pelabelan, pencocokan, dan
pembagian/pemilahan.Pada Discrimination digunakan untuk menilai apakah anak
dapat melihat bahwa satu bentuk memiliki bentuk yang berbeda dari bentuk lain.
Pelabelan berfungsi menilai apakah anak dapat menemukan sebuah bentuk ketika
diberikan sebuah nama bentuk dan apakah dia bisa menyebutkan bentuk ketika
gambar ditunjukkan kepadanya. Pada tingkat yang lebih tinggi, ia menemukan
bentuk dalam gambar dan di lingkungannya. Pencocokan adalah anak diminta
menemukan sebuah bentuk seperti yang ditunjukkan kepadanya. Pembagian adalah
anak akan memisahkan atau memilahkan bentuk benda menjadi satu kelompok.
Berikut ada 2 contoh anak mengenal bentuk:

SAMPLE ASSESMENT TASK

4E* Praoperasional umur 3-4


Bentuk,identifikasi: Unit 9
Metode : Interview
Kemampan : Ketika disebutkan sebuah nama bentuk,maka siswa bisa
menggambarkan dari bentuk tersebut.
Bahan Ajar : Sebuah papan tulis putih atau sebuah kartu kosong,anak
menggambarkan bentuk tersebut dengan spidol hitam.Setiap kartu satu bentuk
Langkah-Langkah : Letakkan sebuah kartu di depan siswa kemudian tunjuk
salah satu bentuk benda seperti lingkaran,kotak,atau segitiga,kemudia anak akan
menggambarkan bentuk tersebut.
Evaluasi: Dicatat bagaimana anak dapat mengidentifikasi bentuk apakah sama
bentuk yang digambar anak dengan bentuk yang ditunjuk.
SAMPLE ASSESMENT TASK

5E* Praopesional umur 5-6


Bentuk,pengenalan bentuk geometris: Unit 9
Metode : Interview
Keterampilan : Anak dapat mengenali bentuk di sekitarnya.
Bahan Ajar : Benda-benda di lingkungan
Langkah-langkah: Anak akan diminta memperhatikan lingkungannya,kemudian
anak akan diminya menemukan bentuk sebanyak mungkin yang mereka
bisa,benda mana yang berbentuk lingkaran,persegi, dan segitiga.
Evaluasi: Dicatat bagaimana jeli anak memperhatikan lingkungannya.Apakah
anak dapat menemukan bentuk benda yang jelas seperti pintu,meja atau jendela?

Kegiatan Naturalistik

Kegiatan Naturalistik sangan penting dalam belajar bentuk. Bentuk


perspektif anak tentang bentuk melalui penglihatan dan sentuhan. Bayi
membutuhkan objek untuk dilihat, untuk dipahami, dan untuk disentuh dan dicicipi.
Balita membutuhkan hal yang berbeda dari berbagai bentuk untuk digunakan saat
dia mengurutkan dan mencocokkan. Dia membutuhkan banyak wadah ( seperti
mangkuk, kotak, kaleng kopi). Dia perlu waktu untuk mengisi wadah tersebut
dengan benda-benda ini ke berbagai bentuk dan membuang objek yang berbeda di
luar wadah dan mulai lagi . Saat dia memegang setiap benda, dia memeriksanya
dengan mata, tangan, dan mulutnya.

Anak praoperasional yang lebih tua menikmati kotak bekas yang diisi dengan
hal-hal seperti kancing baju, tutup botol, pasak, kotak kecil, dan botol plastik atau
benda-benda lainnya. Guru juga dapat menggunakan attitude blocks (balok kayu
atau plastik dalam bentuk geometris).

Dalam menggunakan imajinasinya,anak membayangkan benda tersebut sebagai


benda nyata sebagai permainan mereka seperti:
- Sebuah tongkat yang panjang digunakan sebagai senjata
- Sebuah magnet dengan bentuk tertentu dianggap anak sebagai permen
- Sebuah benda berbetuk kotak dan berwarna kuning dianggap anak sebagai keju
- Sebuah kertas yang berbentuk persegi panjang dan berwarna hijau dianggap anak
sebagai uang, atau sebuah kertas yang berbentuk lingkarang dianggap anak sebagai
sebuah koin.
- Sebuah kertas rotan yang di gulungkan akan dianggap anak sebagai teleskop untuk
melihat bulan

Aktivitas informal

Guru dapat menggunakan anak mengetahui bentuk dalam aktivitas melalui


komentar dan perhatian. Guru juga bisa memberikan anak ide dan objek yang sesuai
dengan kebutuhannya. Dia dapat menyarankan atau memberi anak itu sebuah kotak
untuk digunakan untuk tempat tidur atau rumah atau sebuah kertas yang berbentuk
persegi panjang atau lingaran untuk jadikan uang atau koin. Pelabelan dapat
digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Pengetahuan anak dalam bentuk dapat
digunakan , seperti:

- Guru menanyakan bentuk dari garpu dan sendok dimana Garpu berbentuk
tajam;sendok berbetuk lingkaran dan tidak tajam
- Guru meminta anak mengelompokkan benda seperti benda berbentuk persegi
diletakkan di tatakn persegi.
- Guru mengatakan“Saya akan memberikan sebuah coklat berbentuk lingakaran
hari ini” sehingga anak akan membayangkan bentuk coklat tersebut
- Guru meminta anak membuat sesuatu melalui tanah liat.
- Ketika kegiatan membersihkan kelas guru meminta anak memisahkan benda
berdasarkan bentuk ke tempat yang disediakan.

Kegiatan terstruktur

Struktur aktivitas dalam mengenal bentuk dapat di operasikan dalam 2 jenis :


Discrimation ( anak dapat membedakan dan menyamakan bentuk) dan Labelling (
Anak dapat memberikan nama bentuk yang mereka lihat atau rasakan) . Anak juga
membutuhkan pengalam haptic dan visual dalam mempelajari dicrimantion dan
labelling.

- Kegiatan Haptic
Menggunakan indera peraba dalam mengidentifikasi bentuk.Kegiatan ini
dimana anak hanya akan menggunakan indera peraba dalam mengidentifikasi
bentuk seperti anak akan ditutup matanya kemudian benda tersebut akan
disentuh anak dan akan menyebutkan benda tersebut.Petunjuk dapat diberikan
untuk membantu anak tetapi tidak terlalu menjabarkan benda tersebut
- Kegiatan Visual
Kegiatan menggunakan indera penglihatan, dimana anak dapat diberikan
petunjuk visual atau verbal dan diminta untuk memilih dari beberapa benda
yang bentuknya sama.
- Kegiatan visual-motor
Kegiatan ini menggunakan indera penglihatan dan motorik anak secara
bersamaan , kegiatan ini seperti menyusun puzzle,menyusun magnet, atau
Attitude Blocks. Dari benda tersebut mereka dapat menyusun benda secara
berurutan atau menyusunya menjadi sebuah bentuk sesuai seperti gambar yang
diberikan.

Evaluasi

Melalui pengamatan selama bermain bebas dan selama kegiatan terstruktur,


guru dapat melihat apakah anak menunjukkan peningkatan mengenai bentuk. Guru
mengamati apakah anak menggunakan bentuk kata dan kata-kata bentuk lain saat dia
pergi tentang kegiatan sehari-harinya. Ketika dia menyortir dan mengelompokkan
materi, guru memperhatikan apakah dia kadang-kadang menggunakan bentuk
sebagai dasar untuk mengatur. Orang dewasa memberi anak tugas informal seperti
"letakkan kotak di atas meja persegi", "lipat serbet sehingga mereka berbentuk
persegi panjang", dan "temukan dua kotak yang bentuknya sama". Setelah periode
instruksi, guru dapat menggunakan tugas wawancara seperti yang ada dalam
lampiran.
Kesimpulan

Setiap hal yang ditemui anak di lingkungan telah memili bentuk masing-
masing . anak mengeksplorasi dunianya dan belajar dengan cara naturalistik tentang
bentuk setiap objek di dalamnya. bantuan orang dewasa dengan memberi anak benda
untuk dilihat, dipegang, dan dirasakan. Orang dewasa juga mengajarkan bentuk
kepada anak seperti persegi, lingkaran, dan segitiga.

Proses melihat bahwa beberapa bentuk adalah sama , dan beberapa berbeda
seperti yang anak gunakan kemudian untuk melihat bahwa beberapa simbol angka
dan huruf adalah sama dan beberapa berbeda.

B. Kegiatan Pembelajaran Tersruktur untuk ABK

Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar

KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2


(SPRITUAL) (SIKAP)
Menerima dan menjalankan ajaran agama Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
yang dianutnya tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPLAN)
3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
dengan cara mengamati [melihat, bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
membaca] dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, makhluk mencerminkan anak sehat, dan dalam
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan tindakan yang mencerminkan perilaku
benda-benda yang dijumpainya di rumah anak beriman dan berakhlak mulia
dan di sekolah
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3.5 Mengenal bangun ruang dan bangun 4.5 Mengelompokkan bangun ruang dan
datar menggunakan media benda-benda bangun datar menggunakan benda-benda
di sekitar rumah, sekolah, atau tempat di sekitar rumah, sekolah, atau tempat
bermain bermain

Tujuan
Tujuan pembelajaran : mengenalkan konsep bentuk bangun ruang (Bola, kubus dan
limas) dan bangun datar (lingkaran, persegi, segitiga)
Materi : Bangun ruang dan bangun datar
Kemampuan yang harus dicapai :
 Anak mampu mengenal karakteristik bangun datar dan ruang
 Anak mamu mengenal konsep luas bangun datar dan bangun ruang
 Anak mampu mengenal konsep keliling bangun datar dan bangu ruang
 Anak mampu membedakan bangun datar dan bangun ruang
 Anak mampu memberi contoh bangun ruang dan bangun ruang yang ada
disekitarya

Strategi dan metode : inquiry dan MMR

Media : attribute block, Puzzle, miniatur berbentuk bangu ruang, tanah liat, kertas
yang di bentuk bangun datar,

Langkah-langkah pembelajaran :

1) Guru menjelaskan konsep bangun datar menggunakan media kertas yang


di bentuk bangun datar.
2) Guru menjelasan konsep bangun ruang menggunkan media attitude block
3) Guru meminta siswa mencari benda bangun datar yang ada disekitarnya
4) Guru meminta siswa mengkategorikan benda sesuai yang diminta guru
5) Guru meminta siswa mencari benda yang diminta guru
6) Guru meminta siswa meniru bentuk sesuai dengan gambar yang diberikan
guru
7) Guru akan menutup mata anak , kemudian meminta anak meyebutkan
benda yang disentuhnya

Evaluasi: Anak dapat mengidentifikasi bangun ruang dan bangun datar

C. Kegiatan tidak terstruktur


1. Cerita pendek
Pagi ini syifa bangun kesiangan, karena kemarin syifa tidur terlalu malam.
Syifa bergegas ke kamar mandi untuk segera mandi, setelah itu syifa sarapan
dengan roti bakar yang sudah di siapkan oleh ibunya
Syifa diantar oleh ayahnya untuk pergi kesekolah, sebelum berangkat tidak lupa
syifa pamit dengan ibu syifa dengan mencium tangannya. Ayah syifa membawa 2
helm, yang satu untuk di pakai ayahnya, yang satunya lagi di pakai oleh syifa.
“ini syifa helmnya, supaya aman saat berkendara nanti” kata ayah sambal
memberikan helm untuk syifa.
” Terima kasih ayah” kata syifa
Sesampainya di sekolah beruntunlah syifa sampai pada waktunya, karena
gerbangnya hampir saja di tutup oleh pak satpam.Bel sudah berbunyi, tanda
belajar akan segera di mulai
"Selamat pagi anak" sapa ibu guru
"Selamat pagi ibu guru" jawab serentak anak-anak
"Sudah siap belajar hari ini?" Tanya ibu guru
"Sudah ibu" kata anak-anak
"Kemarin belajar apa anak2" tanya ibu guru
"Belajar tentang tema keluarga" seru anak-anak
Setelah ibu guru menjelaskan sedikit apa yang ingin di pelajari hari ini, ibu guru
meminta pekerjaan rumah yang diberikan kemarin. Namun akibat telat, syifa
tidak membawanya. Ia di tegur ibu guru karena tidak membawa pekerjaan
rumahnya.
"Mengapa syifa tidak membawa pekerjaan rumah yang telah diberikan ibu
kemarin?" Tanya ibu guru
"Iya ibu, maaf syifa tadi bangun kesiangan" jawab Syifa
"Mengapa bisa kesiangan syifa" kata ibu guru
"Tadi malam syifa terlalu banyak menonton tv dan tidur terlalu larut malam" kata
Syifa
"Nah, sekarang syifa sudah tau kalau tidur itu harus lebih awal supaya tidak
kesingan kan?" kata Ibu guru
"Iya bu, syifa akan tidur lebih awal mulai nanti malam" kata Syifa
Sekarang syifa mengerti apa yang menjadi sebab syifa bangun kesiangan, sampai
pekerjaan rumahnya tidak terbawa, selain itu syifa juga menyiapkan apa yang
akan di bawa untuk esok hari dari malam dan mengurangi nonton tv di malam
hari.

2. Permainan TTS

1 2 3 4

10 11 5

15 12 13 9 6

16 14 8

17 18 40 30

19 20 29

21 23 24

22 37 31 25 26

38 32 33 27 28

39 36 34 35
Mendatar: Menurun: Bonus:
1.5+5=
1.12+1= 9.12+7=
2.5+6=
3.9+8= 36.15-2=
4.9+9=
4.8+8= 40.3+16=
10.12-1=
5.20-6=
12.9+2=
6.15-3=
14.20-2=
11.6+5=
17.15-4=
13.19-8=
19.6+6=
15.10+10=
22.11+4=
16.2+16=
23.14-3=
18.4+8=
25.13-2=
20.3+17=
27.8+4=
21.20-5=
32.7+4=
24.2+9=
34.17-7=
26.4+7=
38.17+2=
28.7+13=
39.15-1=
30.15-1=

31.10+1=

33.17-6=

37.20-1=
Langkah-langkah TTS:
- Anak membaca pertanyaan yang tersedia
- Anak membaca clue (mendatar atau menurun)
- Anak mengisi petanyaan yan tersedia berdasarkan clue yang diberikan

D. Daftar Pustaka
Charlesworth,Rosalind.2011.Experiences in Math for Young Children.Boston:
Cengage Learning

Anda mungkin juga menyukai