FLORENCIA IRENA K
260110160122
Kelas D 2016
Kamis, 13.00-16.00
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
I. Tujuan
Menentukan konsentrasi Na dan K dalam darah menggunakan
Flame Atomic Emission Spectroscopy.
II. Prinsip
2.1.Eksitasi Elektron
Spektrum radiasi gelombang elektromagnetik berasal dari atom
atau molekul yang mengalami perobahan pada keadaan susunan elektron
yang mengelilingi inti (BATAN, 2015).
2.2.Sentrifugasi
Objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu dan apabila
objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan
dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat
rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang
berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya
tersebut adalah gaya sentrifugasi (Zulfikar, 2008).
2.3.Spektroskopi Emisi Atom
Prinsip dasar dari analisa Atomic Emission Spectrometer (AES)
ini yaitu : Apabila atom suatu unsur ditempatkan dalam suatu sumber
energi kalor (sumber pengeksitasi), maka elektron di orbital paling luar
atom tersebut yang tadinya dalam keadaan dasar atau ground state akan
tereksitasi ke tingkat-tingkat energi elektron yang lebih tinggi
(Amalulita, 2016).
III. Reaksi
-
No Prosedur Hasil
6.1 Preparasi Sampel
1. Darah di sentrifugasi pada kecepatan 50 rpm Didapatkan darah yang
selama 15 menit sudah disentrifugasi
2. Ambil supernatannya Didapatkan supernatan
3. 500 µl serum ditambahkan 1,5ml asetonitril Didapatkan endapan
lalu di sentrifugasi protein
4. Cairan bening disimpan dan digunakan Didapatkan serum dari
hasil sentrifugasi
6.2 Pembuatan larutan stok Natrium standar 100,0ppm
1 Menimbang dengan tepat 25,4 mg NaCl baku
Didapatkan 25,4 mg
(untuk menghasilkan 0,1mg) dalam wadah
NaCl
plastik
2 Memindahkan secara hati – hati ke labu ukur Didapatkan NaCl dalam
100 ml yang telah dibilas dengan air deionisasi labu ukur
3. Menambahkan air deionisasi ke labu, dikocok
Didapatkan larutan stok
hingga larut, kemudian menambahkan hingga
Na
tanda batas
6.3 Pembuatan larutan stok Kalium standar 100,0ppm
1. Menimbang dengan tepat 19,1 mg KCl baku
Didapatkan 19,1 mg
(untuk menghasilkan 0,1mg) dalam wadah
KCl
plastik
2. Memindahkan secara hati – hati ke labu ukur Didapatkan KCl dalam
100 ml yang telah dibilas dengan air deionisasi labu ukur
3. Menambahkan air deionisasi ke labu, dikocok
Didapatkan larutan stok
hingga larut, kemudian menambahkan hingga
K
tanda batas
6.2 Pembuatan larutan standar kalibrasi
1 Menggunakan air deionisasi sebagai blanko
2 Melakukan pengenceran bertingkat dengan
Didapatkan larutan
konsentrasi yang dibuat 64 ppm, 32 ppm, 16
dengan berbagai
ppm, 8 ppm, 4 ppm, 2 ppm, 1 ppm pada labu
konsentrasi
ukur 25 mL
3 Melarutkan dengan air deionisasi hingga tanda Didapatkan larutan
batas, mengocok sampai homogen standar kalibrasi
6.3 Pengujian Natrium dan Kalium dalam darah dengan Spektrofotometri
Emisi Atom
1 Menyalakan instrumen AES, dan api Didapatkan api yang
dinyalakan 15 menit sebelum digunakan menyala
2 Didapatkan peralatan
Membilas peralatan yang digunakan dengan
yang telah dibilas
aquadest, kemudian dengan air deionisasi
dengan air deionisasi
3 Memasukkan Air deionisasi sampai detektor Detektor membaca stabil
membaca dengan stabil (30-90 detik). pada 0,00
Menggunakan blank knop untuk mengatur
pembacaan hingga 0,00
4 Memasukkan larutan baku tertinggi (32 ppm),
Emisi larutan baku
diukur hingga detektor stabil membaca.
dengan konsentrasi
Digunakan fine sensitivity knob untuk mengatur
tertinggi terukur
pembacaan hingga 50
5 Mengulangi dua tahap prosedur kalibrasi
dengan air deionisasi dan standar 5 ppm Emisi seluruh variasi
beberapa kali hingga didapatkan keduanya konsentrasi terukur
stabil pada 0.00 dan 50.
6 Mengukur blanko, larutan baku, dan sampel
Pengukuran emisi
sesuai urutan. Setiap pembacaan dilakukan
dilakukan sebanyak 3x
triplo.
7 Pembacaan kalibrasi kedua dilakukan dengan Dilakukan kalibrasi 2
menempatkan sampel diantara dua larutan baku larutan baku
8 Mengulang keseluruhan proses sebanyak Pengukuran emisi
minimal 1 atau 2 kali pembacaan triplo dilakukan sebanyak 3x
9 Setelah selesai, masukkan air deionisasi untuk
Instrumen dibilas
membersihkan aspirator / burner, bersihkan
menggunakan air
area kerja sampai tuntas, dan beri tahu tenaga
deionisasi dan alat
ahli bahwa instrumen tersebut siap untuk
dimatikan.
dimatikan.
10 Membilas semua gelas dan plastik yang Didapatkan seluruh
disediakan untuk percobaan dengan air wadah dan alat-
deionisasi. alat yang digunakan
dalam keadaan bersih
Kurva Baku Natrium
60
50 y = 1.6478x - 1.3856
R² = 0.9985
40
Intensitas
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Konsentrasi (ppm)
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Konsentrasi (ppm)
Natrium
Sampel Keterangan
Emisi Kadar (ppm) mEq/L
1 4 3,27 653,67 28,42 Dibawah normal
2 4,5 3,57 714,36 31,06 Dibawah normal
3 4 3,27 653,67 28,42 Dibawah normal
4 3 2,66 532,30 23,14 Dibawah normal
Kalium
Keterangan
Emisi Kadar (ppm) mEq/L
1 1,75 349,54 8,96 Diatas normal
1 1,75 349,54 8,96 Diatas normal
1 1,75 349,54 8,96 Diatas normal
1 1,75 349,54 8,96 Diatas normal
VII. Perhitungan
7.1.Larutan Stok
7.1.1 Natrium 100 ppm
100 mg 10 mg
100 ppm = =
1000 mL 100 mL
10 𝑚𝑔 𝑥
10 𝑚𝑔 Na dalam NaCl = =
BM 𝑁𝑎 𝐵𝑀 𝑁𝑎𝐶𝑙
10 𝑚𝑔 𝑥
= =
22,98 58,44
X = 25,4 mg
100 mg 10 mg
100 ppm = =
1000 mL 100 mL
10 𝑚𝑔 𝑥
10 𝑚𝑔 K dalam KCl = =
BM 𝐾 𝐵𝑀 𝐾𝐶𝑙
10 𝑚𝑔 𝑥
= =
39 74,5
X = 19,1 mg
7.2 Perhitungan Pengenceran
Larutan stok:
Amalullia, D., 2016. Analisis kadar Timbal (Pb) pada eyeshadow dengan variasi
zat pengoksidasi dan metode destruksi basah menggunakan Spektroskopi
Serapan Atom (SSA). Jurnal Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim 1(1).
Anggraini, D., Boybul, dan Arif N. 2005. Aplikasi Spektrofotometer Emisi pada
Analisis Unsur-unsur Bahan Paduan Aluminium AlMgSi-1. Jurnal Teknik
Bahan Nuklir. Vol. 1 No. 2 Juni 2005: 58–107. ISSN 1907–2635.
Ganong, W. F. 2005. Fungsi Ginjal dan Miksi pada Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, edisi ke-22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Matfin G. and Porth C.M. 2009. Disorders of Fluid and Electrolyte Balance’ In:
Pathophysiology Concepts of Altered Health States, 8th Edition. USA:
McGraw Hill Companies.