Makalah Diabetes Melitus
Makalah Diabetes Melitus
MELLITUS
DI
OLEH KELOMPOK IV
ANGGOTA:
KEKE LAINUFARRISA
HILMAN MAULANA
PUTRI RISKIA
VENI ARGAYANTI
Segala puji bagi Allah yang maha penyayang.Shalawat dan salam tercurah
kepada Nabi Muhammad saw.Kami bersyukur kepada Allah swt.Karena berkat
limpahan taufik dan hidayah-Nya,dapat menyelesaikan sebuah makalah tentang ″
Diabetes Mellitus″ dengan baik.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Sigli,Juni 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan Pembuatan Makalah ............................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ............................................................................................ 3
B. Etiologi ............................................................................................ 4
C. Manifestasi Klinis ............................................................................ 4
D. Patofisiologi Diabetes Mellitus........................................................ 5
E. Komplikasi Diabetes Mellitus ......................................................... 7
F. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus ...................................... 8
G. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus................................................ 10
H. Diagnosa Keperawatan Diabetes Mellitus ..................................... 13
I. Intervensi Keperawatan ................................................................. 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 40
B. Saran .............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus disebut dengan the silent killer karena penyakit ini
dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam
keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan
mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit
sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah,
stroke dan sebagainya. Tidak jarang, penderita DM yang sudah parah
menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi pembusukan.Untuk
menurunkan kejadian dan keparahan dari Diabetes Melitus tipe 2 maka
1
dilakukan pencegahan seperti modifikasi gaya hidup dan pengobatan seperti
obat oral hiperglikemik dan insulin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diabetes mellitus?
2. Apa penyebab terjadinya diabetes mellitus?
3. Bagaimana klasifikasi diabetes mellitus?
4. Bagaimana patofisiologi diabetes mellitus?
5. Apa saja komplikasi dari diabetes mellitus?
6. Bagaimana penatalaksanaan diabetes mellitus?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian diabetes mellitus.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya diabetes mellitus.
3. Untuk mengetahui klasifikasi diabetes mellitus.
4. Untuk mengetahui patofisiologi diabetes mellitus.
5. Untuk mengetahui apa saja komplikasi dari diabetes mellitus.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan diabetes mellitus.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
3
B. Etiologi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh :
Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah
terjadinya diabetes tipe I
Faktor imunologi (autoimun)
Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia,
obesitas, riwayat dan keluarga.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3
yaitu :(Sudoyo Aru, dkk 2009)
1) <140 mg/Dl : normal
2) 140-<200 mg/dL : toleransi glukosa terganggu
3) ≥ 200 mg/dL : diabetes
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi
insulin(Price&Wilson):
1. Kadar glukosapuasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glikosuria yang akan menjadi dieresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa
haus (polidipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB kurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan,gatal, mata
kabur,impotensi,peruritas vulva.
Kriteria diagnosis DM: (Sudoyo Aru, dkk 2009)
4
1. Gejala klasik DM+glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu
hari tanpa memperhatikan waktu
3. Gejala klasik DM+glukosa plasma ≥ 126 mg/dL (7,0 mmo/L) puasa
diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
4. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L) TTGO
dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75 gram glukosa anhidrus dilarutkan kedalam air.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994) : (Sudoyo Aru, dkk 2009)
5
Ketika kadar glukosa darah meningkat sampai jumlah glukosa yang
difiltrasi melebihi kapasitas, sehingga sel-sel tubulus melakukan reabsorbsi,
maka glukosa akan timbul di urin (glukosuri). Glukosa di urin menimbulkan
efek osmotik yang menarik air bersamanya, menimbulkan diuresis osmotik
yang ditandai oleh poliuria (sering berkemih).
Gejala khas lain pada diabetes melitus adalah rasa haus berlebihan
yang merupakan mekanisme kompensasi tubuh untuk mengatasi dehidrasi
akibat poliuria. Karena terjadi defisiensi glukosa intra sel, maka kompensasi
tubuh merangsang syaraf sehingga nafsu makan meningkat dan timbul
pemasukan makanan berlebihan (polifagia).
6
E. Komplikasi Diabetes Melitus
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi akut
dan kronis. Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu :
1. Komplikasi akut
Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawah nilai
normal (< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita
DM tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, Kadar gula darah
yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan
energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
Hiperglikemia, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah
meningkat secara tiba- tiba, dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma
Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis.
2. Komplikasi Kronis
Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yangumum
berkembang pada penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan darah
pada sebagian otak), mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal
jantung kongetif, dan stroke.
Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama
terjadi pada penderita DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopati
(kebutaan), neuropati, dan amputasi
7
F. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus
1. Kadar glukosa darah
Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
sebagai patokan penyaring
3. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostik,
pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
8
4. Tes saring
5. Tes diagnostik
Mikroalbuminuria : Urin
Ureum, Kreatinin, Asam Urat
Kolesterol total : plasma vena (puasa)
Koleste rol LDL : plasma vena (puasa)
Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
Trigliserida : plasma vena (puasa)
9
G. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
1. Pengaturan Diet
• Karbohidrat : 60-70%
• Protein : 10-15%
• Lemak : 20-25%
10
satu parameter status DM), dan setiap kilogram penurunan berat badan
dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup.
2. Olah Raga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula
darah tetap normal. Saat ini ada dokter olah raga yang dapat dimintakan
nasihatnya untuk mengatur jenis dan porsi olah raga yang sesuai
untuk penderita diabetes. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga
ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi
kesehatan.
11
selama total 30-40 menit per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit
dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit. Olah raga akan
memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin
dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
3. Terapi Obat
a. Antidiabetik oral
12
termasuk golongan sulfonilurea, biguanid, inhibitor alfa glukosidase
dan insulin sensitizing.
b. Insulin
13
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
sirkulasi darah keperifer , proses penyakit (DM)
7. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan gejala poliuria
dan dehidrasi
8. Keletihan
I. Intervensi Keperawatan
14
- BB pasien dalam batas
normal
- Monitor adanya
penurunanberat badan
- Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwal pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam Makan
- Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan Ht
- Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
kunjungtiva
- Monitor kalori intake
nuntrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
- Catat jika lidah
berwarna
magenta,scarlet
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
2.Resiko syok NOC NIC
berhubungan Syok prevention Syok prevention
dengan Syok management - Monitor status sirkulasi
15
ketidamampuan Kriteria Hasil : BP, Warna Kulit , suhu
elektrolit kedalam Nadi dalam batas kulit, denyut jantung ,
sel tubuh, yang diharapkan HR, dan ritme, nadi
hipovolomia Irama jantung dalam perifer ,dan kapiler refill
Definisi : beresiko batas yang diharapkan - Monitor tanda inadekuat
terhadap Frekuensi nafas dalam oksigenasi jaringan
ketidakcukupan aliran batas yang diharapkan - Monitor suhu dan
darah kejaringan Irama pernapasan penafasan
tubuh, yang dapat dalam batas yang - Monitor input dan
mengakibatkan diharapkan output
disfungsi seluler yang Natrium serum dbn - Pantou nilai labor :
menancam jiwa Kalium serum dbn HB, HT, AGD dan
Faktor resiko Klorida serum dbn eletrolit
Hipotensi Kalsium serum dbn - Monitor hemodinamik
Hipovolemi Magnesium serum invasi yang sesuai
Hipoksemia dbn - Monitor tanda dan gejala
Hipoksia PH darah serum dbn asites
Infeksi Hidrasi - Monitor tanda awal
Sepsis Indicator : syok
Sindrom respon Mata cekung tidak - Tempat pasien pada
inflamasi sistemik ditemukan posisi supine kaki
Demam tidak elevasi untuk
ditemukan peningkatan preoad
TD dbn dengan tepat
Hematokrik DBN - Lihat dan peliharan
kepatenan jalan nafas
- Berikan cairan iv dan
atau oral yang tepat
- Ajarkan keluarga dan
pasien tentang tanda
gejala datangnya syok
- Ajarkan keluarga dan
pasien tentang langkah
untuk mengatasi gejala
syok
Syok management
- Monitor fungsi
neurologis
- Monitor fungsi renal
(e.g BUN dan Cr lavel)
- Monitor tekanan nadi
- Monitor status cairan,
input output
- Catat gas darah arteri
dan ogsigen dijaringan
- Catat gas darah arteri
16
dan oksigen
- dijaringan
- Monitor EKG, sesuai
- Memanfaatkan
pemantauan jalur arteri
untuk meningkatkan
akurasi pembacaan
tekanan darah, sesuai
- Menggambar gas darah
arteri dan memonitor
jaringan oksigenasi
- Memantau tren dalam
parameter hemodinamik
(misalnya, CVP, MAP,
tekanan kapiler
pulmonal / arteri)
- Memantau faktor
penentu pengiriman
jaringan oksigen
(misalnya, PaO2 kadar
hemoglobin SaO2, CO),
jika tersedia
- Memantau tingkat
karbon dioksida
sublingual dan / atau
tonometry lambung,
sesuai
- Memonitor gejala gagal
pernafasan (misalnya,
rendah PaO2
peningkatan PaCO2
tingkat, kelelahan otot
pernafasan)
- Monitor nilai
laboratorium (misalnya,
CBC dengan diferensial)
koagulasi profil,ABC,
tingkat laktat, budaya,
dan profil kimia)
- Masukkan dan
memelihara besarnya
kobosanan akses IV
17
3.Kerusakan Tissue integrity : skin NIC
and mucous Prssure ulcer prevention
integritas jaringan
Wound healing : wound care
berhubungan primary and secondary - Anjurkan pasien untuk
intention menguunakan pakaian
dengan nekrosis
Kriteria hasil : yang longgar
kerusakan jaringan Perfusi jaringan normal - Jaga kulit agar tetap
Tidak ada tanda-tanda bersih dan kering
(nekrosis luka
infeksi - Mobilisasi pasien (ubah
gangrene) Ketebalan dan tekstur posisi pasien) setiap duat
jaringan normal jam sekali
Menunjukkan - Monitor kulit akan adanya
Definisi: Kerusakan
pemahaman dalam kemerahan
jaringan membram
proses perbaikan kulit - Oleskan lotion atau
mukosa, kornea,
dan mencegah minyak/baby oil pada
integumen, atau
terjadinya cidera daerah yang tertekan
subkutan
berulang - Monitor aktivitas dan
Batas Karakteristik
Menunjukkan mobilisasi pasien
Kerusakan jaringan terjadinya proses - Monitor status nutrisi
(mis., kornea, penyembuhan luka pasien
membram mukosa,
- Memandikan pasien
integumen, atau
dengan sabun dan air
subkutan)
hangat
Kerusakan jaringan
- Observasi luka : lokasi,
Faktor yang
dimensi, kedalaman luka,
Berhubungan
jaringan nekrotik, tanda
Gangguan sirkulasi
tanda infeksi lokal,
Iritan zat kimia formasi traktus
Defisit cairan - Ajarkan keluarga tentang
Kelebihan cairan luka dan perawatan luka
Hambatan - Kolaborasi ahli gizi
mobilitas fisik pemberian diet TKTP(
Kurang tinggi kalori tinggi protein
pengetahuan )
Faktor mekanik - Cegah kontaminasi fase
(mis., tekanan, dan urin
koyakan/robekan, - Lakukan tehnik perawatan
friksal) luka dengan steril
Faktor nutrisi - Berikan posisi yang
(mis., kekurangan mengurangi tekanan pada
atau kelebihan) luka
Radiasi - Hindari kerutan pada
Suhu ekstrem tempat tidur
18
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
4.Resiko Infeksi NOC NIC
berhubungan Infection Control Kontrol
dengan trauma pada Immune Status infeksi)
jaringan, proses Knowledge : Infection
penyakit (diabetes control Bersihkan lingkungan
melitus) Risk control setelah dipakai pasien
lain
Definisi : Mengalami Kriteria Hasil: Pertahankan teknik
peningkatan resiko isolasi
terserang organisme Klien bebas dari tanda Batasi pengunjung bila
patogenik dan gejala infeksi perlu
Mendeskripsikan Instruksikan pada
proses penularan pengunjung untuk
penyakit, faktor yang mencuci tangan saat
mempengaruhi berkunjung dan setelah
penularan serta berkunjung
penatalaksanaannya meninggalkan pasien
Menunjukkan Gunakan sabun
kemampuan untuk antimikrobia untuk cuci
mencegah timbulnya tangan
infeksi Cuci tangan setiap
Jumlah leukosit dalam sebelum dan sesudah
batas normal tindakan keperawatan
Menunjukkan perilaku Gunakan baju, sarung
hidup sehat tangan sebagai alat
pelindung
Pertahankan lingkungan
aseptik selama
pemasangan alat
Ganti letak IV perifer
dan line central dan
dressing sesuai dengan
petunjuk umum
Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan infeksi
kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik
bila perlu
Infection Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
19
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan
lokal
Monitor hitung
granulosit, WBC
Monitor kerentangan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Sering pengunjung
terhadap penyakit
menular
Pertahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
Pertahankan teknik
isolasi k/p
Berikan perawatan kulit
pada area epidema
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
Inspeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur positif
20
Retensi urine Uninary continence
Kriteria Hasil : Monitor intake dan
berhubungan
kandung kemih output
dengan inkomplit kosong secara penuh Monitor penggunaan
tidak ada resedu urin obat antikolionergik
pengosongan
>100-200 cc Monitor derajat
kandung kemih, bebas dari ISK distensi bladder
tidak ada spasmen Instruksikan pada
sfingter kuat dan
bladder pasien dan keluarga
poliuria balance cairan untuk mencatat output
seimbang urine
Sediakan privacy untuk
Definisi :
eliminasi
pengosongan kandung
Stimulasi refleks
kemih tidak komplit
bladder dengan
Batasan karakteristik
kompres dingin pada
Tidak ada
abdomen
haluaran urine
Katerisasi jika perlu
Distensi kandung Monitor tanda dan
kemuh gejala ISK
Menetes (panas,hematuria,
Disuria perubahan bau dan
Sering kemih konsistensi urine)
Inkontinensia
aliran berlebih Urinary Elimination
Resedu urine Management
Sensasi kandung
kemih penuh
Berkemih sedikit
Faktor yang
berhubungan
Sumbatan
Tekanan uriter
tinggi
Inbinisi arkus
reflex
Sfingter kuat
21
keperifer , proses cerebral
penyakit (DM) Monitor adanya daerah
Definisi : Penurunan Kriteria Hasil : tertentu yang hanya
sirkulasi darah ke Mendemonstrasikan peka terhadap
perifer yang dapat status sirkulasi yang panas/dingin/tajam/tum
mengganggu ditandai dengan : pul
kesehatan Monitor adanya
Tekanan systole dan paretese
diastole dalam rentang lnstruksikan keluarga
yang diharapkan untuk mengobservasi
Tidak ada ortostatik kulit jika ada isi atau
hipertensi laserasi
Tidak ada tanda tanda Gunakan sarung tangan
peningkatan tekanan untuk proteksi
intrakranial (tidak lebih Batasi gerakan pada
dari 15 mmHg) kepala, leher dan
punggung
Mendemonstrasikan, Monitor kemampuan
kemampuan kognitif BAB
yang ditandai dengan : Kolaborasi pemberian
analgetik
Berkomunikasi dengan Monitor adanya
jelas dan sesuai dengan tromboplebitis
kemampuan Diskusikan menganai
Menunjukkan penyebab perubahan
perhatian, konsentrasi sensasi
dan orientasi
Memproses informasi
Membuat keputusan
dengan benar
Menunjukkan fungsi
sensori motori cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran membaik
tidak ada gerakan
gerakan involunter
22
berhubungan Food and Fluid diperlukan
Pertahankan catatan
dengan gejala
Intake intake dan output yang
poliuria dan akurat
Kriteria Hasil : Monitor status hidrasi
dehidrasi
(kelembaban membran
Definisi : Berisiko Mempertahankan urine mukosa, nadi adekuat,
mengalami perubahan output sesuai dengan tekanan darah
kadar elektrolít serum usia dan BB, BJ urine ortostatik ), jika
yang dapat normal, HT normal diperlukan
mengganggu Tekanan darah, nadi, Monitor vital sign
kesehatan suhu tubuh dalam batas Monitor masukan
normal makanan / cairan dan
Tidak ada tanda tanda hitung intake kalori
dehidrasi, harian
Elastisitas turgor kulit Kolaborasikan
baik, membran mukosa pemberian cairan IV
lembab, tidak ada rasa Monitor status nutrisi
haus yang berlebihan Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nesogatrik sesuai
output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien
makan
Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul memburuk
Atur kemungkinan
tranfusi
Persiapan untuk
tranfusi
Hypovolemia
Management
23
Monitor tanda vital
Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan
Monitor berat badan
Dorong pasien untuk
menambah intake oral
Pemberian cairan lV
monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan
volume cairan
Monitor adanya tanda
gagal ginjal
24
Lesu keluarga untuk
Persepsi mengungkapkan
membutuhkan perasaan, berhubungan
energi tambahan dengan perubahan
untuk hidup yang disebabkan
menyelesaikan keletihan
tugas rutin Bantu aktivitas sehari
Mengatakan hari sesuai dengan
kurang energi kebutuhan
yang luar biasa Tingkatkan tirah baring
Mengatakan dan pembatasan
kurang energi aktivitas (tingkatkan
yang tidak periode istirahat)
kunjung reda Konsultasi dengan ahli
Mengatakan gizi untuk
perasaan lelah meningkatkan asupan
Merasa bersalah makanan yang
karena tidak berenergi tinggi
dapat
menjalankan Behavior Management
tanggung jawab Activity Terapy
Mengatakan Energy Management
tidak mampu Nutrition Management
mempertahanka
n aktivitas fisik
pada tingkat
yang biasanya
Mengatakan
tidak mampu
mempertahanka
n rutinitas yang
biasanya
Mengatakan
tidak mampu
memulihkan
energi, setelah
tidur sekalipun
Faktor Yang
Berhubungan :
Psikologis
Ansietas,
Depresi
Mengatakan
25
gaya hidup
membosankan,
Stres
Fisiologis
Anemia, Status
penyakit
Peningkatan
kelemahan fisik
Malnutrisi,
Kondisi fisik
buruk
Kehamilan,
Deprivasi tidur
Lingkungan
Kelembapan,
Suhu, Cahaya,
Kebisingan
Situasional
Peristiwa hidup
negatif
Pekerjaan
26
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
27
b. Keluhan Utama
Klien merasa badannya lemah, dan mengalami penurunan berat badan 8 kg
dalam 1 bulan terakhir.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUP M. Djamil Padang tanggal 10 Januari 2013 melalui
IGD dengan keluhan badan lemas dan sebelumnya klien sempat tidak
sadarkan diri. Keluhan disertai dengan sering BAK terutama pada malam
hari, sering lapar dan haus, namun badan klien semakin kurus bukan
semakin gemuk. Dilakukan pemeriksaan gula darah pada pasien, yang
ternyata didapatkan hasil GDS = 425 g/dl. Oleh dokter yang memeriksa,
pasien dianjurkan untuk dirawat. Kemudian klien dipindahkan ke ruang
Interne Pria. Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 12 Januari 2013, klien
masih terlihat lemah.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien ada yang memiliki riwayat penyakit hipertensi.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran : CMC
2) TTV
TD : 170/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20x/menit
S : 37,20 C
3) TB : 164 Cm
BB : 68 Kg
4) Kepala : Normoshepal
5) Rambut : Beruban, tidak mudak dicabut
6) Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
7) Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada fraktur
8) Mulut : Bibir sedikit kering
28
9) Gigi : Caries (+)
10) Leher : JVP 5-2 CmH2O
11) Jantung :
Inspeksi : Ictus tidak terlihat
Palpasi : Ictus tidak teraba
Perkusi : Batas atas : sela iga II linea parasternal kiri
Batas kanan : sela iga V linea parasternal kanan
Batas kiri : sela iga VI linea midklavikula kiri
Auskultasi : BJ I - II reguler, murmur (-), gallop (-)
12) Dada - Paru :
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan nafas kanan kiri simetris
Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : Vesikuler, Ronchi (-), Whizing (-)
13) Abdomen :
Inspeksi : Perut datar, simetris
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
14) Punggung :
CVA = Nyeri tekan (-)
Nyeri ketok (-)
15) Alat Kelamin : Normal
16) Anus : Normal
17) Ekstremitas Atas dan Bawah : Tidak ada edema
g. Pemeriksaan Laboratorium
Nilai Normal
Hb : 12,5 gr/dl Hb: L(13-16) P(12-15) gr/dl
Hematokrit : 31,8 % Hematokrit: L(40-54) P(37-47) %
29
Leukosit : 5.100 sel/mm3 Leukosit: 5.000-10.000 sel/mm3
Trombosit : 137.000/ mm3 Trombosit:150.000-450.000/mm3
MCV : 83 fL MCV : 81 – 99 fL
MCH : 26,8 pg MCH : 27,0 – 31,0 pg
MPV : 7,4 fL MPV : 7,4 – 10,4 fL
MCHC : 32,3 g/dl MCHC : 32 - 36 g/dl
Ureum : 50 mg/dl Ureum : (18 – 55) mg/dl
Creatinin : 1,1 mg/dl Creatinin : (0,9 – 1,30)
GDS : 425 mg/ dl GDS : 60 - 100 mg/dl
30
Tetapi klien tetap mengkonsumsi buah-buahan seperti pepaya dan apel.
Klien minum sekitar 2500 cc sehari.
3) Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1 x/hari, konsistensi padat,
BAK 6-7 x/hari.
Selama sakit : Klien mengatakan BAB 1 x/hari, BAK sering, bila
malam hingga 10 kali, warna kuning agak keruh, bau khas.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit : Klien dapat beraktivitas mandiri tanpa bantuan orang
lain, dan klien mengaku jarang berolahraga
Selama sakit : Aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga.
5) Pola Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasanya tidur ± 6-7 jam /hari. Pasien
jarang tidur siang.
Selama sakit : Klien mengatakan tidur 5-6 jam pada malam hari. Pasien
hanya dapat sebentar-bentar tidur siang. Klien mengalami gangguan
dalam pola istirahat dan tidur karena sering BAK, terutama pada malam
hari.
6) Pola kognitif perseptual
Klien mengungkapkan bahwa beliau juga sedikit bermasalah dengan
penglihatannya yang akhir-akhir ini tiba-tiba sering kabur. Pendengaran
klien normal (Tanpa alat bantu). Komunikasi klien kurang lancar
karena masih lemah. Pengecapan dan pembau klien normal.
7) Pola Persepsi dan Konsep diri
Klien merasa cemas karena penyakit yang dideritanya, dengan
penurunan berat badan yang cepat dalam 1 bulan terakhir. Klien
mengatakan ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan keluarga.
8) Pola peran dan hubungan
Klien adalah seorang kepala keluarga dari 3 orang anak dan 1 istri,
klien bekerja sebagai petani dan istri klien sebagai ibu rumah tangga,
dan 3 orang anak klien sudah beranjak dewasa. Sebelum sakit klien
31
menjadi tulang punggung keluarga namun sejak 1 bulan terakhir karena
klien selalu merasa lelah, anak klien yang pertama yang menggantikan
posisi sang ayah yang bekerja sebagai seorang petani. Hubungan klien
dengan anggota keluarga baik hal ini terlihat dengan keluarga yang
selalu menemani klien di rumah sakit.
9) Pola seksual dan reproduksi
Klien mengalami gangguan dalam hal memenuhi kebutuhan
seksualitasnya karena penyakit yang di deritanya menyebabkan klien
sering merasa lemas.
10) Pola Mekanisme koping dan stress
Klien mengatakan setiap ada masalah dibicarakan dengan keluarga.
Klien terlihat cemas karena biaya pengobatan yang harus ditanggung
oleh anak-anaknya. Klien berharap bisa cepat sembuh, sehingga dapat
meringankan beban anak-anaknya.
11) Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien adalah seorang muslim, meskipun dalam keadaan sakit klien
masih tetap menjalankan kewajibannya untuk beribadah dan berdoa
untuk kesembuhannya.
Aplikasi NANDA, NOC DAN NIC
DIAGNOSA NOC NIC
1.Perubahan Nutrisi Status Gizi : Asupan Monitor gizi
Kurang dari Makanan dan Cairan Aktivitas yang dilakukan :
Kebutuhan Tubuh b.d Klien diharapkan mampu Amati kecenderungan
Penurunan Insulin untuk : pengurangandan dan
- Data Subjektif : Mempertahankan berat penambahan BB
klien sering merasa badan Monitor jenis dan
lapar dan haus Mempertahankan masa jumlah latihan yang
klien mengatakan tubuh dan berat badan dilaksanakan
berat badannya dalam batas normal Monitor respon
menurun selama 1 Memiliki nilai emosional klien ketika
bulan terakhir laboratorium dalam ditempatka pada suatu
32
- Data Objektif : batas normal keadaan yang ada
Berat badan klien Melaporkan tingkat makanan
sebelum sakit 76 kg energi yang adekuat Monitor lingkungan
setelah sakit 68 kg tempat makanan
Mukosa bibir kering Monitor mual dan
Klien makan muntah
3x/hari, Monitor tingkat energi,
3 rasa tidak enak
menghabiskan /4
porsi makanan dan badan,kelatihan dan
mengkonsumsi kelemahan
buah-buahan Monitor masukan kalori
dari bahan makanan
Manajemen Nutrisi
Aktivitas yang dilakukan :
Kaji apa klien ada alergi
makanan
Kerja sama dengan ahli
gizi dalam menentukan
jumlah kalori, protein
dan lemak secara tepat
sesuai dengan kebutuhan
klien.
Ajari klien tentang diet
yang bener sesuai
kebutuhan tubuh
Monitor catatan
makanan yang masuk
atas kandungan gizi dan
jumlah kalori
Timbang BB secara
33
teratur
Pasyikan bahwa diet
mengandung makanan
yang berserat tinggi
untuk mencegah
sembelit
Pastikan kemampuan
klien untuk memenuhi
kebutuhan
Manajemen hiperglikemi
Aktivitas yang dilakukan :
Monitor guladarah
sesuaiindikasi
Monitor tanda dan gejala
poliuri, polidipsi,
polifagia. Keletihan,
pandangankabur
atausakit kepala
Monitor TTV sesuai
indikasi
Batasi latihan ketika
gula darah besar dari
250mg/dl khusus nya
adanya keton dalam urin
Monitor status cairan
intake output sesuai
kebutuhan
2.Kekurangan Keseimbangan Elektrolit Manajemen Asam-Basa
Volume Cairan b.d dan asam-Basa Aktivitas yang dilakukan :
Diuresis Osmotik Klien diharapkan mampu Monitor status
34
- Data Subjektif : untuk menormalkan : hemodinamik termasuk
Klien mengatakan Albumin serum CVP (tekanan vena
sering merasa haus pH serum sentral), MAP (tekanan
Klien mengaku Kreatinin serum arteri rata-rata), PAP
sering BAK, bila Bikarbonat serum (tekanan arteri paru)
malam hari hingga pH Urine Dapatkan hasil labor
10 kali Keseimbangan Cairan untuk menganalisa
Klien mengatakan Klien diharapkan mampu keseimbangna asam
berat badannya untuk menormalkan : basa seperti ABG, urin
menurun selama 1 Tanda-tanda dehidrasi dan level serum
bulan terakhir tidak ada Pantau
- Data Objektif : Mukosa mulut dan ketidakseimbangan
35
nadi)
Monitor status
hemodinamik termasuk
CVP,MAP, PAP
Monitor hasil lab.
terkait retensi cairan
(peningkatan BUN, Ht
↓)
Monitor TTV
Monitor adanya
indikasi
retensi/overload cairan
(seperti :edem, asites,
distensi vena leher)
Monitor perubahan BB
klien sebelum dan
sesudah dialisa
Monitor status nutrisi
Monitor respon pasien
untuk meresepkan
terapi elektrolit
Pemantauan Cairan
Aktivitas yang dilakukan :
Kaji tentang riwayat
jumlah dan tipe intake
cairan dan pola
eliminasi
Kaji kemungkinan
factor resiko terjadinya
imbalan cairan (seperti
36
: hipertermia, gagal
jantung, diaforesis,
diare, muntah, infeksi,
disfungsi hati)
Monitor BB, intake
dan output
Monitor nilai elektrolit
urin dan serum
Monitor osmolalitas
urin dan serum
Monitor membrane
mukosa, turgor dan
rasa haus
Monitor warna dan
kuantitas urin
3.Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Terapi Aktivitas
b.d Kelemahan Klien diharapkan mampu Aktivitas yang dilakukan :
- Data Subjektif : untuk menyeimbangkan : Monitor program
Klien mengaku Denyut nadi saat aktivitas klien.
jarang berolahraga beraktivitas. Bantu klien untuk
saat waktu luang. Jumlah pernafasan saat melalukan aktivitas
Klien mengatakan beraktivitas. yang biasanya ia
lemas Tekanan darah sistolik lakukan.
- Data Obejektif : saat beraktivitas. Jadwalkan klien untuk
Aktivitas klien Tekanan darah diastolic latihan-latihan fisik
dibantu perawat dan saat beraktivitas. secara rutin.
keluarga Warna kulit. Bantu klien dengan
Klien terlihat lemah Kekuatan tubuh bagian aktivitas-aktivitas fisik.
37
BMI : 25, 28 bawah. dari klien terhadap
(overweight) Daya Tahan Tubuh aktivitasnya.
Level Aktifitas : Klien diharapkan mampu Bantu klien untuk
Level 3 untuk menyeimbangkan : memonitor kemajuan
(membutuhkan Aktivitas dari pencapaian tujuan.
bantuan orang lain). Daya tahan otot Pengajaran : Penentuan
Hemoglobin Aktivitas dan Latihan
38
Diskusikan dengan
klien hubungan antara
intake maknan, latihan,
peningkatan berat
badan dan kehilangan
berat badan
Diskusikan dengan
klien kondisi
pengobatan yang
mempengaruhi berat
badan
Diskusikan hubungan
resiko berat badan
normal dan tidak
normal
Beri informasi kepada
klien tentang berat
badan yang ideal
Diskusikan bersama
klien metode tentang
intake makanan sehari-
hari
Minta informasi dari
klien, apakah ada
dukungan luar yang
mempengaruhi berat
badannya
Kaji peningkatan
keseimbangan
makanan
39
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
40
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif .A.H. dan Kusuma.H.2015.APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction
Restyana Noor F.2015.Diabetes Melitus Tipe 2.Journal Majority Volume 4
Nomor 5
iv