Anda di halaman 1dari 5

Nama : Irma Yunita

NIM :155060401111048

BAB IV
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN PROYEK REKLAMASI

Pada bab ini, secara ringkas dijelaskan bagsimana kegiatsn pengoprasian dan pemeliharaan proyek
reklamasi rawa. Diketahui bahwa sistem jaringan irigasi pasang surut berbeda dengan jaringan irigasi
lahan kering, sehingga pola operasi sistem irigasi pasang surut lebih kompleks.

Keberhasilan O&P dipengaruhi oleh sumber daya manusia, fasilitas penunjang, petani pemanfat, dan
instansi terkait. Untuk mengakumulasi aspek-aspek berpengaruh diatas. Guna memudahkan kerja sama
sekaligus pembagian tugas, petani membentuk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).

1. PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI


Jaringan irigasi di Indonesia dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu (a) jaringan yang dikelola
oleh pemerintah dan (b) jaringan irigasi desa.
Jaringan irigasi yang dikelola pemerintah adalah jaringan irigasi yang dibangun oleh Pemerintah
Daerah. Biasanaya dengan tingkat teknologi teknik dan semi teknid. Sedangkan jaringan irigasi
desa adlaha jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh desa atau P3A.
Strategi yang diterapkan pemerintah dalam pengelolaan jaringan adalah sebagai berikut:
a. Jaringan irigasi pemerintah dengan luas di atas 500 hektar dikelola oleh pemerintah.
b. Jaringan iirgasi pemerintah dengan luas di bawah 500 hektar secara bertahap diserahkan
kepada P3A
c. Pemerintah akan membantu meningkatkan kondisi fisik jaringan irigasi desa melalui
Pengembangan Irigasi Desa (PID) kemudian diserahkan kepada petani / P3A.
2. DASAR-DASAR HUKUM PENGELOLAAN IRIGASI
2.1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder menjadi wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah Daerah dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder lintas Propinsi menjadi wewenang dan
tanggung jawab Pemerintah.
b. Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder lintas Kabupaten/Kota menjadi
wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Propinsi.
c. Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder yang utuh pada satu Kabupaten/Kota
menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
d. Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan
petani pemakai air.
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006
2.3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2007
peraturan Mneter Pekerjaan Umum nomor 30/PRT/M/2007 berisi tentang Pedoman
Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif.
2.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31/PRT/M/2007
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi:
a. Kedudukan, wilayah kerja, tugas dan fungsi komisi irigasi
b. Susunan organisasi, keanggotaaan, dan tata kerja komisi irigasi
c. Hubungan kerja antarkomisis irigasi
d. Pembiayaan
2.5 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/207
Berisi tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Pedoman ini bertujuan agar
para pengelola irigasi mampu melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi secara
efektif, efisien, dan berkelanjutan sehingga air dapat dimanfaatkan secara optimal.
2.6 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 33/PRT.M/2007
peraturan ini berisi tentang Pedoman Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A. Pedoman tersebut
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan P3A/GP3A/IP3A dalam melaksanakan
pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi.
3. FUNGSI DAN TUJUAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Untuk mendapat hasil yang maksimum, pengoperasian jaringan irigasi harus dilaksanakan secara
baik dan benar. Untuk itu perlu adanya suatu petunjuk atau pedoman peengoperasian.
Pemelihraan diperlukan untuk mempertaliankan sarana atau peralatan agar selalu dapat berfungsi
dengan baik. Hal ini untuk menunjang kegiatan operasional agar dapat berjalan dengan lancar.
Kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan hendaknya disusun dalam suatu buku pedoman agar
memudahkan para pelaksana kegiatan.
(a) Kriteria Keberhasilan Operasi dan Pemeliharaan
Tepat disini brarti hal yang berkaitan dengan: (a) pengukuran, (b) estimais watu dan (c)
pennetuan tinggi muka air atau pejadwalan tanaman. Agar dapat berfungsi dengan baik,
maka peralatan atau sarana penunjang harus selalu dalam keadaan baik. Hal ini berarti
perlu perawatan terstruktur dan terjadwal sesuai dengan keperluan pemeliharaan masing-
masing sarana/peralatan.
(b) Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang O&P
Penyerahan Irigasi Kecil
Dengan program ini, jaringan-jaringna irigasi kecil yang dibangun oleh pemerintah,
secara bertahap akan diserahkan taggung jawab pengelolaan kepada masyarakat melalui
P3A. Pada tahap pertama yang diserahkan adalah jaringan irigasi kecil yang melayani
areal kurang dari 150 hektar. Maksud dari penyerahan adalah :
a. Jaringan irigasi kecil yang umunya berlokasi di tempat yang sulit dijangkau
petugas O&P pemerintah, biasanaya kurang mendapat perhatian. Dengan
diserahkan kepada P3A, maka pengelolaannya akan menjadi lebih baik.
b. Mengurangi beban pemerintah, karena dengan penyerahan ini biaya O&P
jaringan irigasi menjadi tanggungjawab P3A.
c. Meningkatkan peran serta petani pemakai air dalam O&P jaringan irigasi.

Iuran Pelayanan Irigasi (Ipair)

Peran serta petani dalam pembiayaan pemeliharaan jaringan dibuat dlam bentuk iuran
Pelayananan Irigasi (IPAIR). IPAIR adalah iuran yang diserahkan oleh petani pemakai
air atas jasa pelayanan pemberian air yang diterima.

4. ASPEK YANG BERPENGARUH TERHADAP KEGIATAN O&P


(1) Sumberdaya manusia
Jumlah petugas O&P yang ada masih jauh dari mencukupi, sehingga tidak jarang
dijumpai petugas yang merangkap jabatan atau mempunyai wilayah kerja yang cukup
luas. Dengan jumlah dan mutu petugas di bawah standar, akan sulit dicapai kinerja
jaringan irigasi yang maksimal.
(2) Dana
Kegiatan operasi dan pemeliharaan memerlukan dana secam rutin dan yang cukup besar.
Permasalahannya adalah sumber dana dari pemeritah sangat terbatas.
(3) Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang sangat berpengaruh pada kinerja operasi dan pemeliharaan. Fasilitas
yang dimaksud anatara lain sraana komunikasi, sarana transportasi, gudang, perkantoran,
perumahan karyawan dan sebagainya.
(4) Petani pemanfaaat
Pada umunya masih banyak petani yang belum mampu mengelola jaringan tersier secara
tepat guna, berdaya guna dan berhasil gun. Masih banyak petani yang menggunakan air
secara berlebihan, mengabaikan pemeliharaan bangunan irigasi clan sebgaainya.
Diperlukan upaya-upaya guna mengubah persepsi, perilaku serta meningkatkan
pengetahuan dan ketreampilan mereka.
(5) Instansi terkasit
Walaupun kegiatan O&P merupakan tanggung jawab dari petugas pengairan dan para
petani pemakai air, namun dalam pelaksanaannya memerlukan kerja sama dengan para
petugas seperti Pemerintah Daerah dan Dinas Pertanian.
5. PERAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR(P3A)
Perkumpulan Petani Pemakai Air dibentuk dengan tujuan:
(1) Memecahkan persoalan yang timbul dalam pengelolaan air irigasi
(2) Mengatur secara bersama pola operasi dan pemeliharaan di tingkat usaha tani
(3) Ikut menunjang program pemerintah dalam sektor pertanian dengan kesadaran penuh
(4) Sarana peningkatan ketrampilan petani di bidang pengelolaan air irigasi dan tata tanaman
6. PEMBAGIAN TUGAS OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
a. Juru Pengairan
(1) Menerima jatah pembagian air dari kepala Ranting Dinas PU Pengairan
(2) Melkasanakan pembagian air ke jaringan irigasi yang ada di wilayah kerjanya
(3) Menyusun laporan periodik yang mecakup debit,kondisi air, curah hujan,
keadaan tanah serta hasil panen
(4) Membina pelkasanaan teknis P3A dalam kegiatan O&P jaringan irigasi kecil
(5) Membimbing dan membantu perencanaan, persiapan dan pelaksanaan kegiatan
O&P jaringan irigasi kecil
6.1 Pembinaan P3A
Agar P3A lebih berkembang dan memiliki kemampuan yang lebih, maka perlu adanya
pembinaan.
Bidang keteknikan irigasi oleh Dinas Pekerjaan Umum memberikan petunjuk dan
bantuan kepada P3A dalam hal yang berhubungan dengan survei dan desain, konstruksi
serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Bidang keteknikan pertanian oleh Dinas Pertanian Tanman Pangan memberikan
bimbingan yang meliputi penempaan pola teknik, pemanfaatan air dan petanahan, dan
ketrampilan para petani dlaam hal tersebut.
6.2 Prosedur Pembagian Air
6.3 Secraa global, kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman padi sebesar 1,20 lt/dt/ha,
sedangkan kebutuhan air untuk tanaman polowijo sebesar 0,3 lt/dt/ha.
Jika angka-angka ini dibandingkan maka diperoleh angka koefisien tanaman sebesar
untuk polowijo dan 4 untuk padi. Angka perbandingan ini menunjukkan luas polowijo
relatif (LPR), sedangkan kebutuhan air untuk tanaman polowijo tersebut Faktor Polowijo
Relatif (FPR). Disamping untuk tanaman, dalam irigasi pasang surut air juga dibutuhkan
untuk pencucian lahan dari unsur racun.
6.4 Pedoman Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dlaam irigasi kecil ini pada dasarnya merupakan tanggung jawab
P3A.
Kegiatan Pengamanan/Pencegahan
Usaha yang bersifat preventif terutama ditunjukkan untuk melindungi keselamatan
jaringna irigasi terhadap kemungkinan perusakan oleh manusia atau hewan.
Pemeliharaan Bangunan
Pemeliharaan unsur atau komponen bangunan tersebutadalah sebagai berikut (1) Besi :
pengecatan dan pelumasan (2) pasangan Batu & Beton: penyiaran pada siaran yang telah
rusak (3) Kayu: pengecatan dan pengawetan
7. PERMASALAHAN PADA KEGIATAN REKLAMASI RAWA
Secara umum masalah yang timbul pada reklamasi daerah rawa sebagai lahan pertanian adalah
rendahnya hasil pertanian yag diperoleh. Hal terebut di antaranya disebabkan oleh:
(a) keadaan tanahnya yang relatif belum matang (belum cocok/sesuai) untuk tanaman
tertentu.
(b) Keadaan tata air yangbelum stabil
(c) Gangguan hama dan penyakit pada tanaman

Anda mungkin juga menyukai