Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Disentri

Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan)


dan enteron(usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas
dengan gejala buang air besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume
sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri saat
buang air besar (tenesmus). Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang
ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus
(diare) yang bercampur lendir dan darah.
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang
disebut sebagai sindroma disentri, yakni :
1. Sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus,
2. Berak-berak, dan
3. Tinja mengandung darah dan lendir.
Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa
kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di
bawahnya. Penyakit ini seringkali terjadi karena kebersihan tidak terjaga,baik
karena kebersihan diri atau individu maupun kebersihan masyarakat dan
lingkungan. Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua yaitu
disentri amuba dan disentri basiler. Penyebab yang paling umum yaitu adanya
infeksi parasit Entamoeba histolytica yang menyebabkan disentri amuba dan
infeksi bakteri golongan Shigella yang menjadi penyebab disentri basiler.

B. Masa Inkubasi
Masa inkubasi desentri bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga
beberapa bulan atau tahun biasanya 2 – 4 minggu. Diare mendadak yang disertai
darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa
terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam
sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
C. Etiologi Disentri
Bakteri (Disentri basiler) Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan
tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri
yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella
1. Disentri basiler
 Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)
 Salmonella
 Campylobacter jejuni, terutama pada bayi
2. Disentri Amoeba (Disentri amoeba)
disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada anak usia > 5
tahunPatogenesisTransmisi : fecal-oral, melalui : makanan / air yang
terkontaminasi, person-to-person contact.

D. Patofisiologi
1. Disentri basiler
Semua strain kuman Shigella menyebabkan disentri, yaitu suatu keadaan
yang ditandai dengan diare, dengan konsistensi tinja biasanya lunak,
diserta ieksudat inflamasi yang mengandung leukosit polymorfonuclear
(PMN) dan darah. Ditularkan secara oral melalui air,makanan, dan lalat
yang tercemar oleh ekskreta pasien. Setelah melewati lambung dan usus
halus, kuman ini menginvasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang
biak didalamnya. Kolon merupakan tempat utama yang diserang Shigella
namun ileumterminalis dapat juga terserang. Kelainan yang terberat
biasanya di daerahsigmoid, sedang pada ilium hanya hiperemik saja. Pada
keadaan akut dan fatalditemukan mukosa usus hiperemik, lebam dan tebal,
nekrosis superfisial, tapi biasanya tanpa ulkus. Pada keadaan subakut
terbentuk ulkus pada daerah folikel limfoid, dan pada selaput lendir
lipatan transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil, tepi ulkus
menebal dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung S.dysentriae,
S.flexeneri, dan S.sonei menghasilkan eksotoksin antara lain ShET1,
ShET2, dan toksin Shiga, yang mempunyai sifat enterotoksik,
sitotoksik,dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut merupakan salah satu
faktor virulen sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel eptitel
mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang
mempunyai warna hijau yang khas.
2. Disentri Amuba
Trofozoit yang mula-mula hidup sebagai komensal di lumen usus
besar dapat berubah menjadi patogen sehingga dapat menembus mukosa
usus dan menimbulkan ulkus. Diduga baik faktor kerentanan tubuh pasien,
sifat keganasan (virulensi) amoeba, maupun lingkungannya mempunyai
peran. Amoeba yang ganas dapat memproduksi enzim fosfoglukomutase
dan lisozim yang dapat mengakibatkan kerusakan dan nekrosis jaringan
dinding usus.Bentuk ulkus amoeba sangat khas yaitu di lapisan mukosa
berbentuk kecil, tetapi di lapisan submukosa dan muskularis melebar
(menggaung). Akibatnya terjadiulkus di permukaan mukosa usus
menonjol dan hanya terjadi reaksi radang yang minimal. Ulkus dapat
terjadi disemua bagian usus besar, tetapi berdasarkan frekuensi dan urut-
urutan tempatnya adalah sekum, kolon asenden, rektum, sigmoid,
apendiks dan ileum terminalis.

E. Gejala Disentri
1. Disentri basiler
a. Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada
disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer
tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam
sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
b. Panas tinggi (39,50 – 400 C), appear toxic.
c. Muntah-muntah.
d. Anoreksia.
e. Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
f. Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan
sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
2. Disentri amoeba
a. Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
b. Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler
(≤10x/hari)
c. Sakit perut hebat (kolik)
d. Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada
1/3 kasus).

F. Pencegahan Disentri
1. Disentri tersebar karena kebersihan yang buruk. Untuk meminimalkan
risiko terkena penyakit ini, jaga selalu kebiasaan hidup bersih dan sehat.
2. Air minum sebaiknya dimasak dahulu karena kista akan binasa bila air
dipanaskan 500C selama 5 menit.
3. menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan. Ini bertujuan agar
makanan tidak berisi bakteri
4. Kebersihan alat-alat rumah tangga yang digunakan untuk membuat
makanan juga harus diperhatikan
5. melindungi sumber air agar tetap bersih dan terhindar dari kontaminasi
tinja
6. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar tidak lembab dan ada sinar
matahari yang masuk
7. Cuci tangan dengan sabun dan antiseptic sebelum makan sesudah makan
maupun setelah dari toilet.

Daftar pustaka

Rahmawati, Silvia. 2016. Makalah Epidemiologi “Penyakit Menular Disentri”.


Politeknik Negeri Jember : Prodi Gizi Klinik

Qalsum. Ummi. 2016. Disentri. Universitas Islam Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai