Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia merupakan hal yang perlu mendapat perhatian
serius. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kejadian penyakit gigi dan mulut pada tahun 2000 yang
diderita oleh sebagian penduduk Indonesia, dan sebesar 72% termasuk anak-anak usia dibawah 12
tahun (Purba, 2009). Berdasarkan hasil penelitian Maharani (2012), tujuh dari sepuluh anak usia kurang
dari lima tahun mengalami karies pada 3-4 gigi susunya.

Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan dentin yang
progresif yang disebabkan oleh keaktifan metabolisme plak bakteri. Disebabkan oleh tiga faktor yang
berhubunganyaitu makanan, host dan bakteri (Behrman, 2002). Proses karies gigi ditandaidengan
terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, terjadinya invasibakteri dan kerusakan pada jaringan
periapikal dan menimbulkan rasa nyeri(Riyanti, 2005). Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut akan
mempengaruhiasupan makanan dan intake gizi yang mengakibatkan gangguan-gangguanpertumbuhan
yang akan mempengaruhi status gizi sehingga dapatmenyebabkan menurunnya fungsi biologis tubuh
atau malnutrisi (Hamrui,2009).

Pengontrolan plak merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mencegah terjadinya
karies pada gigi . Pengontrolan plak yang digunakan terdiri dari beberapa cara yaitu: mekanis,
kimiawi, dan alamiah. Pengontrolan plak yang dilakukan secara mekanis seperti menggosok gigi dan
penggunaan benang gigi, sedangkan secara kimiawi seperti penggunaan obat kumur. Konsumsi
makanan yang mengandung serat dan air bersifat tidak merangsang pembentukan plak, melainkan
dapat berperan sebagai pengendali plak secara alamiah.
Buah nanas merupakan buah yang mempunyai kandungan sangat kompleks, kaya akan mineral
baik makro maupun mikro, zat organik, air, dan juga vitamin. Kandungan klor, iodium, fenol dan enzim
bromelin pada nanas mempunyai efek menekan pertumbuhan bakteri, sehinga nanas diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan antiseptik mulut (Ilyas, 2005). Hasil penelitian Angraeni dan Rahmawati
(2013) menunjukkan bahwa ekstrak kulit nanas efektif dalam menghambat maupun membunuh bakteri
Streptococcus mutans Kadar Hambat Minimal (KHM) pada konsentrasi 6,25% dan Kadar Bunuh Minimal
(KBM) pada konsentrasi 50%. Menurut penelitian Harmely dkk. (2011) enzim bromelin dari batang nanas
memiliki daya anti plak dengan persentase konsentrasi sebesar 8,72%.

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan, maka Rakmanda melakukan
penelitian bahwa nanas mempunyai efek antibakteri baik menghambat (bacterio-statik) maupun
membunuh (bacterisidal) bakteri penyebab karies terutama Streptococcus mutans yang banyak
terdapat pada plak
Peneliti memilih buah nanas sebagai bahan penelitian karena Nutrisi yang terkandung di
dalamnya seperti serat, vitamin A dan C, serta antioksidan yang tinggi. Tak hanya itu,
nanas juga mengandung zat besi, thiamin, natrium, kalium, kalsium, fosfor, serta enzim
bromelain suatu enzim protese yang berfungsi sebagai pemecah protein

Vitamin C yang terdapat dalam nanas, seperti dilansir dari Zeenews, tak hanya mampu
meningkatkan kekebalan tubuh, tetapi juga bisa membantu menjaga kesehatan gigi, yaitu
mencegah plak pada gigi dan penyakit gusi, serta menjaga gusi agar kuat. Tanaman ini juga
cukup mudah untuk dibudidayakan, karena cocok dengan iklim di Indonesia
Anak usia 10-12 tahun termasuk dalam rentang anak usia sekolah. Pada usia ini anak telah
memasuki periode gigi bercampur, sehingga tindakan yang baik untuk menjaga kesehatan gigi
dan mulut sangat diperlukan. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak
usia dini, karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan
yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat mempengaruhi keadaan giginya.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Gobras sebagai populasi penelitian karena belum pernah
dilakukan penelitian di sekolah ini, dan tidak adanya program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS), serta akses menuju ke sekolah tersebut mudah dijangkau.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh konsumsi nanas (Ananas comosus L. Merr)
terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 10-12 tahun di SDN 1 Gobras

BAHAN DAN METODE PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan ialah eksperimental semu (quasy experimental) dengan pre and post-
test group design. Populasi penelitian ialah seluruh siswa berusia 10-12 tahun yang duduk di kelas V
dan VI di SDN 1 Gobras, Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dan
didapatkan 48 responden, diperoleh dengan simple random sampling.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah lembar pemeriksaan, kaca mulut,
sonde, pinset, nanas 100 gram/responden, disclosing solution, air dan kapas.
Pada penelitian ini Pengukuran yang digunakan yaitu dengan menggunakan perbandingan
indeks plak sebelum dan sesudah mengonsumsi nanas yaitu indeks yang dikenal dengan indeks PHP
(Patient Hygiene Performance Index) menurut Podshadley dan Haley. Gigi yang diperiksa terdiri
dari gigi 16, 11, 26, 36, 31, dan 46. Permukaan yang diperiksa untuk rahang atas gigi insisivus di sisi
labial dan gigi molar di sisi bukal sedangkan untuk rahang bawah gigi insisivus di sisi labial dan gigi
molar di sisi lingual.
Permukaan yang diperiksa untuk rahang atas gigi insisivus di sisi labial dan gigi molar di sisi
bukal sedangkan untuk rahang bawah gigi insisivus di sisi labial dan gigi molar di sisi lingual.
Pemeriksaan dilakukan pada mahkota gigi bagian fasial atau lingual dengan membagi tiap
permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi yaitu M (mesial), D (distal), G (sepertiga tengah
gingiva), C (sepertiga tengah), I/O (sepertiga tengah insisal atau oklusal), Setiap area yang terdapat
plak diberi 1 poin. Kategori indeks PHP yaitu: sangat baik (0); baik (0,1-1,7); sedang (1,8-3,4); dan
buruk (3,5-5)

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Gobras , Kecamatan Taman Sari, Kota Tasikmalaya Provinsi
Jawa Barat dengan jumlah responden sebanyak 48 siswa. Tabel 1 menunjukkan distribusi
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dimana perempuan berjumlah lebih banyak yaitu
32 responden (66,67%) dibandingkan dengan laki-laki yang berjumlah 16 responden (33,33%).
Tabel 1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin n %
Perempuan 32 66,67
Laki – laki 16 33,33
Total 48 100

Anda mungkin juga menyukai