Anda di halaman 1dari 8

HOSPITAL BY LAW DI RUMAH SAKIT

SRI RAHAYU
G1D116038

Diajukan Untuk Melengkapi Nilai Tugas Mata Kuliah Manajemen


Rumah Sakit Semester Genap Tahun 2018/2019

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
APRIL/2019
1. PENGERTIAN HOSPITAL BYLAW
Istilah Hospital Bylaw itu terdiri dari dua kata ‘Hospital’ dan ‘Bylaw’. Kata
‘Hospital’ mungkin sudah cukup familiar bagi kita, yang berarti rumah sakit.
Sementara kata ‘Bylaw’ terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para ahli.
Menurut The Oxford Illustrated Dictionary:Bylaw is regulation made by local
authority or corporation. Pengertian lainnya, Bylaws means a set of laws or rules
formally adopted internally by a faculty, organization, or specified group of persons to
govern internal functions or practices within that group, facility, or organization
(Guwandi, 2004). Dengan demikian, pengertian Bylaw tersebut dapat disimpulkan
sebagai peraturan dan ketentuan yang dibuat suatu organisasi atau perkumpulan untuk
mengatur para anggota-anggotanya. Keberadaan Hospital Bylaw memegang peranan
penting sebagai tata tertib dan menjamin kepastian hukum di rumah sakit. Ia adalah
‘rules of the game’ dari dan dalam manajemen rumah sakit.
Berdasarakan keputusan menteri kesehatan nomor 772 tahun 2002 tentang
pedoman peraturan internal rumah sakit (hospital by laws) menyatakan bahwa
hospital by laws berasal dari dua buah kata yaitu hospital (rumah sakit) dan bylaws
(pengaturan setempat atau internal).
Pada hakekatnya hospital bylaws mempunyai bidang tersendiri dan juga
mempunyai fungsi penting di dalam mengadakan tata tertib dan kepastian hokum dan
jalannya rumah sakit. Ia adalah “aturan main” (rules of the game) dari manajemen
rumah sakit dalam melakukan fungsi dan tugasnya. Jika aturan dan disiplin
manajemen sudah dibuat dengan baik dan juga dipatuhi, maka hospital bylaws dapat
merupakan alat untuk menjalankan program manajemen risiko dan ‘good governance’
dengan baik dan berhasil.
Hospital by laws atau peraturan internal rumah sakit adalah suatu produk
hokum yang merupakan anggaran rumah tangga rumah sakit atau yang
mewakili,peran,tugas dan kewenangan pemilik atau yang mewakili ,peran,tugas dan
kewenangan direktur rumah sakit ,organisasi staff medis, peran,tugas dan kewenangan
staf medis.
Hospital (medical) by-laws memberikan suatu kewenangan kepada para
profesional medis untuk melakukan self-governance bagi para anggotanya, dengan
cara membentuk suatu "komite medis" yang mandiri; sekaligus memberikan
tanggung-jawab (responsibility) kepada "komite" tersebut untuk mengemban seluruh
kewajiban pemastian terselenggaranya pelayanan profesional yang berkualitas dan
pelaporannya kepada administrator rumah sakit.
Hospital by-laws juga mengatur tentang upaya yang harus dilakukan guna mencapai
kinerja para profesional yang selalu berkualitas dalam merawat pasiennya; utamanya
melalui rambu-rambu penerimaan, review berkala dan evaluasi kinerja setiap praktisi
di rumah sakit.
Dalam rangka itu pula hospital by-laws juga dapat memerintahkan "komite
medis" untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan guna mencapai dan
menjaga standar serta menuju kepada peningkatan pengetahuan dan keterampilan
profesi.

2. FUNGSI HOSPITAL BY LAWS


Berdasarkan keputusan menteri no772 tahun 2002 tentang pedoman peraturan

internal rumah sakit (hospital by laws) menyatakan bahwa fungsinya :

1) Sebagai acuan bagi rumah sakit dalam melakukan pengawasan rumah sakitnya.

2) Sebagai acuan bagi direktur rumah sakit dalam mengelola rumah sakit dan menyusun

kebijakan yang bersifat teknis operasional.

3) Sebagai sarana untuk menjamin efektifitas,efisiensi dan mutu.

4) Sarana perlindungan hokum bagi semua pihak yang berkaitan dengan rumah sakit.

5) Sebagai acuan bagi penyelesaian konflik di rumah sakit antara pemilik,direktur rumah

sakit, dan staff medis.

6) Untuk memenuhi persyarataan akreditasi rumah sakit.

3. TUJUAN DAN MANFAAT HOSPITAL BY LAWS

a. Tujuan hospital by laws


- Umum : Dimilikinya suatu tatanan peraturan dasar yang mengatur pemilik rumah
sakit atau yang mewakili,direktur rumah sakit dan tenaga medis sehingga
penyelengaraan rumah sakit dapat efektif,efisien dan berkualitas.
- Khusus : Dimilikinya pedoman oleh rumah sakit dalam hubungannya dengan
pemilik atau yang mewakili, direktur rumah sakit dan staff medis. Dimilikinya
pedoman dalam pembuatan kebijakan teknis operasional rumah sakit. Dimilikinya
pedoman dalam peraturan staff medis.

b. Manfaat Hoapital by laws


1. Untuk rumah sakit
- Rumah sakit memiliki acuan hokum dalam bentuk anggaran rumah tangga.
- Rumah sakit memiliki kepastian hukum dalam pembagian kewenangan dan
tanggung jawab baik eksternal maupun internal yang dapat menjadi alat/ sarana
perlindungan hokum bagi rumah sakit atas tuntutan/gugatan.
- Menunjang persyaratan akreditasi rumah sakit
- Memilikinya alat/ sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
- Rumah sakit memiliki kejelasan arah dan tujuan dalam melaksanakan
kegiatannya.
2. Untuk pengelola rumah sakit
- Memiliki acuan tentang batas kewenangan,hak,kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas sehingga memudahkan dalam menyelesaikan masalah yang timbul serta
dapat menjaga hubungan yang serasi dan selaras.
- Mempunyai pedoman resmi untuk menyusun kebijakan teknis operasional.
3. Untuk pemerintah
- Mengetahi arah dan tujuan rumah sakit tersebut didirikan .
- Acuan dalam menyelesaikan konflik di rumah sakit.
4. Untuk pemilik
- Mengetahui tugas dan kewajibannya.
- Acuan dalam menyelesaikan konflik internal.
- Acuan kinerja direktur rumah sakit.
4. CIRI-CIRI HOSPITAL BY LAWS

Guwandi (2004) berpendapat bahwa beberapa ciri dan sifat yang khas dari

hospital by laws :

1) Bahwa hospital by laws adalah tailor –made

Bahwa isi,substansi dan rumusan rinci dari hospital by laws tidaklah sama di semua

rumah sakit dan tidak mungkin sama. Masing- masing rumah sakit mempunyai

kekususan tersendiri. (faktor sejarah,maksud dan tujuan,kepemilikan,situasi dan

kondisi yang berlainan dalam setiap rumah sakit).

2) Hospital by laws dapat berfungsi sebagai “perpanjangan tangan dari hukum”

Fungsi hukum membuat peraturan –peraturan yang bersifat umum dan berlaku umum.

Sedangkan kasus hokum RS dan kedokteran bersifat kasuistis. Dengan demikian

diperlukan untuk mengukur ada tindaknya kelalaian /kesalahan yang ditunduhkan.

3) Hospital by laws mengatur bidang yang berkaitan dengan seluruh manajemen rumah

sakit.

4) Rumusan hospital by laws harus tegas, jelas dan terperinci.

5) Hospital by laws bersifat sistematis dan tingkat-tingkatnya berjenjang.

5. BENTUK HOSPITAL BY LAWS

Menurut Guwandi, bentuk hospital by laws yaitu:

a. Peraturan Rumah Sakit

b. Standard Operating Procedure (SOP)

c. Surat Keputusan

d. Surat Penugasan

e. Pengumuman

f. Pemberitahuan
Perlu dilakukan sosialisasi agar hospital by laws dapat diketahui oleh pihak-

pihak yang berkepentingan.

6. HAKIKAT HOSPITAL BY LAWS

a. Regulasi yang dibuat oleh rumah sakit dan hanya berlaku di rumah sakit yang

bersangkutan

b. Merupakan norma yang lebih dari sekedar legal restatment.

c. Prasyarat bagi rumah sakit agar dapat melaksanakan tugas dan kewenangan dengan

baik

d. Prasyarat dalam upaya mewujudkan visi, misi dan tujuan institusi

e. Transformasi atau diskresi dari berbagai peraturan perundang-undangan yang ada agar

supaya lebih profesional, termasuk peraturan dari pihak pemilik rumah sakit.

f. Klausula baku (perjanjian baku) yang akan berlaku sebagai undang-undang bagi siapa

saja yang berinteraksi dengan rumah sakit.

7. HOSPITAL BY LAW DI RUMAH SAKIT SANTO ANTONIO BATURAJA

Rumah Sakit St. Antonio Baturaja adalah rumah sakit swasta milik Yayasan
Santo Georgius yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Dwi Hartiningsih SH,
Nomor 01 tanggal 15 Oktober 2009, yang berkedudukan di Sleman - Yogyakarta,
berdasarkan Surat Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Nomor : DINKES
No.445/01/XIV/2.2/SK.RS/2012 tanggal 04 April 2012.

Yayasan Santo Georgius adalah adalah Yayasan yang mempunyai maksud dan
tujuan dibidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan yang bersifat “nirlaba”, artinya
kegiatan Yayasan bukan untuk mencari keuntungan, tetapi sebagai badan hukum yang
terdiri atas kekayaan yang dipisahkan untuk maksud dan tujuan tertentu dibidang
sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Untuk maksud dan tujuan tersebut maka
didirikanlah Rumah Sakit St. Antonio Baturaja. Untuk mencapai visi dan misi, Rumah
sakit harus diselenggarakan secara baik dan bertanggungjawab karena rumah sakit
merupakan Subyek Hukum, yang memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan
hukum. Rumah Sakit St. Antonio berkewajiban pula untuk melaksanakan dan
menerapkan Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) dalam setiap
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakitnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1) Pengaturan hukum HBL di RS
Pengaturan hukum tentang kewajiban menyusun dan melaksanakan peraturan
internal rumah sakit (Hospital Bylaws) dasar hukumnya yaitu,
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Bentuk pengaturan Hospital Bylaws adalah Peraturan Menteri Kesehatan No:
755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah
Sakit. Hospital Bylaws merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi, pelanggaran
atas kewajiban dikenakan sanksi administratif.
2) Implementasi Hospital Bylaws di Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No: 755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang
Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit tidak dapat seluruhnya dilaksanakan
karena beberapa kendala. Hospital Bylaws di Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja
untuk saat ini dibuat hanya untuk memenuhi standar akreditasi rumah sakit.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi peraturan internal rumah sakit di
rumah sakit St. Antonio Baturaja terdiri dari :
a. Faktor yuridis yakni Komite Medik tidak menjamin perlindungan hukum bagi
tenaga kesehatan yang lain, Hospital Bylaws dibuat sekedar memenuhi
persyaratan perijinan rumah sakit, status badan hukum suatu rumah sakit
mempengaruhi kewenangan dalam penyelenggaraan rumah sakit serta jangka
waktu penyesuaian yang pendek.
b. Faktor teknis berupa sumber daya manusia yang masih terbatas, komunikasi yang
belum baik, pengawasan yang belum optimal dan struktur birokrasi yang belum
berjalan dengan semestinya.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://docs.google.com/presentation/d/1U3Hy2ZZwh0NAHiLGjSPU6-

Lg1XR4x0U3KFUEaR03ckk/present#slide=id.i0

2. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah+tentang+peraturan+internal+ru

mah+sakit+%28hospital+by+law%29&source=w

Anda mungkin juga menyukai