Anda di halaman 1dari 12

“MAKALAH MENGENAI PENCEMARAN AIR DI SUNGAI”

Dosen Pengampu :Lutfia Isna Ardhayanti S.Si., M.Sc.

Disusun oleh:

Kelompok 6

1. Fima Nur Alfilaili (16513013)


2. Meidina Indah Purwatie (16513016)
3. Itsna Maulidya (16513023)
4. Gandhes Probo Sitoresmi (16513027)
5. Ahfi Kurnia Hasti (16513055)

Jurusan Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Islam Indonesia

2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air untuk memasak, mandi, minum,
mencuci baju, dan lain-lain. Air yang baik kita gunakan harus memiliki ciri – ciri tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Tetapi di Indonesia kita banyak menjumpai
banyak sekali sungai yang keruh dan berbau yang banyak sekali bercampur dengan limbah
rumah tangga dan juga bercampur dengan limbah industri seperti contoh sungai di
pekalongan yang tercemar oleh limbah industri batik. Air yang demikian itu sering disebut
dengan air kotor atau air yang terpolusi. Air yang tercemar banyak mengandung zat – zat
berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan bila dikonsumsi oleh
manusia.
Namun bagi masyarakat mayoritas, sungai adalah sumber air sehari – hari untuk
kelangsungan kehidupan mereka. Mereka juga ada yang kurang mengetahui dan kurang
memahami serta juga kurang peduli dengan kandungan air tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan?
2. Apa pengertian pencemaran air?
3. Apa saja yang dapat mencemari air sungai?
4. Bagaimana ciri-ciri air sungai tercemar ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Lingkungan

Lingkungan merupakan suatu wilayah yang terdiri atas komponen-komponen biotik dan
juga komponen-komponen abiotik, dengan kondisi yang tidak tetap di wilayah tersebut.
Komponen biotik terdiri atas makhluk hidup, yaitu: manusia, hewan dan tumbuhan.
Sedangkan komponen abiotik terdiri atas benda-benda mati.komponen-komponen biotik akan
melakukan interaksi atau hubungan timbal balik. Jadi, Pencemaran lingkungan merupakan
masuknya zat, makhluk hidup atau energi lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa
diartikan sebagai adanya perubahan komposisi pada media yang dicemari yang dapat
mengakibatkan adanya penurunan kualitas media yang dicemari tersebut sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Saat ini pencemaran yang terjadi di muka bumi
ini semakin tak terkendalikan terutama setelah masa revolusi industri dimana banyak pabrik
yang dibangun dan menyebabkan berbagai jenis polusi, walaupun dari domestik pun tetap
menjadi salah satu alasan terjadinya pencemaran lingkungan.

Oleh karena itu adanya pengendalian alam ini sangatlah diperlukan terutama pada
pencemaran lingkungan dengan cara menetapkan baku mutu limbah yang harus dibuang
dilingkungan dan sesuai dengan kadar tertentu. Pencemaran saat ini terjadi dimana saja
terutama dalam lingkungan yang berbasis industri atau pabrik dengan penduduk yang cukup
padat sehingga tidak terelakan lagi terjadinya pencemaran baik itu karena limbah industri
maupun logam berat.

Ada beberapa jenis pencemaran lingkungan seperti; pencemaran air, pencemaran udara,
pencemaran tanah. Pencemaran lingkungan sangatlah luas hingga mencakup aspek kesehatan.
Terdapat pula beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pencemaran lingkungan,
yaitu manusia, proses alam,asap kendaraan, asap dari pabrik-pabrik di sekitar lingkungan
tersebut, freon AC, penipisan atmosfer, penebangan dan pembakaran hutan menyebabkan
tanah menjadi tidak terlindungi, penggunaan pestisida yang berlebihan, penggunaan deterjen
yang berlebihan, pembuangan limbah pabrik ataupun rumah tangga ke sungai, membakar
sampah plastik menyebabkan pecemaran udara, dan masih banyak yang lainnya.

3
B. Sumber Pencemaran Air

Tercemarnya air sungai banyak yang disebabkan oleh kebiasaan buruk dan kelalaian
manusia. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa penyebab pencemaran sungai.

1. Limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga yang dimaksud di sini tidak hanya limbah yang dihasilkan oleh
aktivitas warga di rumah, melainkan juga termasuk limbah rumah makan, kantor, pasar,
pertokoan atau pun rumah sakit. Hal tersebut sesuai dengan bunyi Pasal 1 pada Bab 1 dari
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 173/Menkes/Per/VIII/77.

Limbah rumah tangga tersebut dapat berupa sisa konsumsi makanan sehari- hari, air bekas
mencuci pakaian, air bekas mandi dan air bekas sanitasi (baca : Polusi Air ). Semua limbah
itu dialirkan oleh pipa- pipa dan berakhir di sungai. Pencemaran sungai tersebut akan ditandai
dengan tingginya mikroba berbahaya yang terkandung dalam air sungai (baca : Jenis Jenis
Air ).

Sabun adalah senyawa garam dari asam – asam lemak tinggi, seperti natrium strearat,
C17H35COO-NA+. Aksi pencucian sabun dari sabun banyak dihasilkan dari kekuatan
pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan dari air. Konsep ini dapat
dipahami dengan mengingat kedua sifat dari anion sabun. Adanya bahan buangan zat kimia
yang berupa sabun yang berlebihan di tandai dengan timbulnya buih-buih sabun di
permukaan air. Sebenarnya ada perbedaan antara sabun dan detergen serta bahan pembersih
lainnya. Sabun berasal dari asam lemak yang di reaksikan dengan basa Na(OH) atau K(OH),
berdasarkan reaksi kimia ini :

C17H35COOH + Na(OH)  C17H35COONa + H20

Asam stearat basa sabun

Sabun natron (sabun keras) adalah garam natrium asam lemak seperti pada reaksi di atas.
Sedangkan sabun lunak adalah garam kalium asam lemak yang diperoleh dari reaksi asam
lemak dengan basa (K(OH). Beberapa sifat sabun antara lain adalah sebagai berikut :

4
a) Larutan sabun mempunyai sifat membersihkan karena dapat mengelmusikan kotoran
yang melekan pada baju
b) Sabun dengan air sadah tidak dapat membentuk busa, tapi akan membentuk endapan
(C17H35COOH)2Ca) dengan reaksi :

2(C17H35COONa) + CaSO4  (C17H35COO)2Ca + Na2SO4

c) Larutan sabun bereaksi basa karena terjadi hidrolis sebagian.

Sedangkan deterjen adalah juga bahan pembersih seperti halnya sabun. Akan tetapi
dibuat dari senyawa petrokimia. Detergen mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan sabun karena dapat bekerja dengan air sadah. Bahan detergen yang umum
digunakan adalah dedocylbenzensulfonat. Detergen dalam air akan mengalami
ionisasi membentuk komponen bipolaraktif yang akan mengikat ion Ca dan/ ion Mg
pada air sadah. Komponen bipolar aktif terbentuk pada ujung dedocylbenzen –
sufonat. Untuk dapat membersihkan kotoran dengan baik. Deterjen bersifat alkalis.
Contohnya adalah natrium tropolisfosfat . bahan buangan ini mengganggu di dalam
air di lingkungan dikarenakan :

1. Larutan sabun akan menaikan Ph air sehingga dapat mengganggu kehidupan


organisme di dalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non-fosfat akan
menaikkan pH air sampai sekitar 10,5 -11.
2. Bahan antisepticyang ditambahkan ke dalam sabun juga mengganggu
kehidupan mikroorganisme yang ada di air.
3. Ada bagian bahan dari sabun dan detergen yang tidak dapat di degragadi oleh
mikroorganisme.

2. Limbah industri

Berkembangnya industri berbanding lurus dengan meningkatnya limbah yang


dihasilkan oleh proses produksi pada suatu industri. Permasalahannya, limbah industri di
Indonesia tidak ditangani dengan baik. Masih banyak industri- industri yang nakal dan tidak
mengelola limbahya dengan baik. Limbah industri dibuang begitu saja di aliran air sungai.
Padahal tak sedikit dari limbah industri yang mengandung senyawa- senyawa berbahaya.

5
Senyawa- senyawa berbahaya sisa dari kegiatan industri akan bercampur dengan air sungai
dan menyebabkan pencemaran sungai. Air sungai mengalami perubahan warna dan
menibulkan bau menyengat. Salah satu contoh limbah industri adalah cairan yang
mengandung minyak dan B3. Minyak tidak akan bisa akan larut ke dalam air (baca : Sifat
Sifat Air ). Keberdaan minyak juga akan mengancam kehidupan ikan dan biota air lainnya.
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup. Karakteriktik limbah B3
adalah korosif menyebabkan karat, mudah terbakar, bersifat toksik. Contoh limbah B3 antara
lain logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg dan Zn serta zat kimia seperti
pestisida, sianida, sulfida, fenol.

3. Limbah pertanian

Limbah pertanian dapat berasal dari limbah hewan, pupuk, maupun pestisida.
Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk
mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang.
Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali menyebabkan pencemaran. Dengan dampaknya
zat pencemar yang ada di dalam air maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen
yang terlarut dan eutrofikasi yaitu adanya masukan dari hara-hara tanaman yang berasal dari
air buangan hara/ nutrient mencapai badan air yang kemudian menghasilkan sejumlah besar
biomas tanaman melalui fotosistesis. Biomas yang mati terakumulasi didasar danau yang
sedikit demi sedikit mengalami pembusukan dan menghasilkan CO2, fosfor (P), nitrogen (N),
kalium.

Proses terjadinya Eutrofikasi

 berawal dari limbah organik pertanian yang mengalir ke sungai, danau atau perairan
melalui air hujan. Limbah organik yang masuk ke badan air yang anaerob akan
dimanfaatkan dan diurai (dekomposisi) oleh mikroba anaerobik atau fakultatif.
 Bahwa aktifitas mikroba yang hidup di bagian badan air yang anaerobselain
menghasilkan sel-sel mikroba baru juga menghasilkan senyawa-senyawa CO2, NH3,
H2S, dan CH4 serta senyawa lainnya seperti amin, PH3 dan komponen fosfor.
 Asam sulfide (H2S), amin dan komponen fosfor adalah senyawa yang mengeluarkan
bau menyengat yang tidak sedap. Misalnya H2S barbau busuk dan amin berbau anyir.

6
Selain itu telah disinyalir bahwa NH3 dan H2S hasil dekomposisi anaerob pada
tingkat konsentrasi tertentu adalah beracun .

5. Erupsi gunung berapi

Material erupsi berupa bongkahan batu, kerikil dan pasir biasanya akan terbawa oleh aliran
sungai di sekitar gunung ketika terjadi hujan. Material- material hasil erupsi gunung berapi
dapat menyebabkan banjir bandang yang mana bisa dilihat airnya sangat keruh dan
berlumpur. Batuan hasil erupsi juga berpengaruh pada kecepatan aliran sungai dan
mengurangi kedalaman sungai.

Pencemaran karena erupsi gunung berapi ini ditandai dengan keruhnya air sungai sehingga
sinar matahari tidak bisa menembus dasar sungai. Padahal sinar matahari tersebut dibutuhkan
oleh ekosistem air sungai (baca juga : Jenis Jenis Ekosistem ). Lumut- lumut di dasarkan
sungai tidak akan tumbuh jika tidak ada sinar matahari. Padahal lumut- lumut itu berfungsi
sebagai pembersih sungai yang alami. Jika tidak ada tumbuhan lumut, maka air sungai akan
sangat mudah kotor dan tercemar.

C. Ciri-ciri Air Sungai yang Tercemar

Air yang tercemar akan mempunyai beberapa ciri khusus yang tentu saja berlawanan dengan
ciri- ciri air yang sehat. Beberapa ciri dari air yang tercemar ini bisa terlihat secara kasat mata
maupun harus melalui penelitian terlebih dahulu. Beberapa ciri ciri air yang tercemar adalah
sebagai berikut:

1. Terdapat warna pada air

Salah satu ciri dari air yang tercemar dan dapat dilihat dengan kasat mata adalah terdapat
perubahan warna pada air tersebut. Air yang sehat terlihat jernih dan tidak berwarna. Ketika
air yang seharusnya jernih atau tidak berwarna ini tiba- tiba berubah warna, maka hal ini
menandakan bahwa air beresiko tercemar. Perubahan warna ini terjadi karena ada zat yang
mencemari tersebut atau polutan. Berbagai polutan yang mencemari air dan dapat membuat
perubahan pada warna air ini ada bermacam- macam, seperti limbah industri.

7
2. Terdapat bau aneh pada air

Selain terjadi perubahan pada warna, salah satu ciri dari air yang tercemar adalah mempunyai
perubahan pada bau. Air yang sehat biasanya tidak berbau. Ketika kita menemui air yang
memiliki bau maka air itu beresiko tercemar oleh zuatu zat polutan tertentu. Biasanya bau
yang ditimbulkan dari air yang tercemar ini adalah bau yang aneh, menyengat, ataupun
busuk. Ada banyak polutan yang menyebabkan air ini mengalami perubahan pada bau,
diantaranya adalah limbah industri, pertanian, atau rumah tangga.

3. Air mempunyai rasa

Selain warna dan bau, ada lagi ciri yang mengindikasikan air tersebut tercemar, yakni terjadi
perubahan pada rasa. Air yang sehat adalah air yang tidak memiliki rasa, atau hambar.
Sehingga apabila kita menemukan air yang memiliki rasa tertentu (dengan catatan bahwa air
tersebut tidak sengaja ditambah dengan zat perasa), maka air tersebut dipertanyakan
kemurniannya, baik rasa manis, asin, pahit dan sebagainya. Ada banyak sekali zat yang
mencemari air ini sehingga mengalami perubahan rasa. Beberapa polutan yang dapat
menyebabkan perubahan pada rasa air adalah limbah rumah tangga, limbah cair dari pupuk,
atau limbah industri.

4. Derajat keasaman atau pH air tidak netral

Derajat keasaman atau pH air merupakan salah satu indikator dari sehat atau tidak air. pH ini
adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman ataupun
tingkat kebebasan yang ada pada suatu larutan. Air yang normal memiliki pH netral, yakni
sekitar 7. Ketika air tersebut tercemar oleh suatu polutan maka air tersebut mempunyai pH
yang kurang atau lebih dari pH normal, yakni berkisar antara 4 hingga 6 atau 8 atau 9.
Organisme yang hidup di air lebih menyukai suhu yang mendekati netral. Sehingga apabila
pH di air tersebut semakin jauh dari netral maka bisa saja mengganggu kelangsungan hidup
organisme yang notabeb adalah makanan bagi ikan- ikan. Hal ini akan berakibat luas pada
matinya ikan- ikan maupun binatang lain yang hidup di air tersebut.

5. Terdapat perubahan pada suhu air

Hampir semua elemen di Bumi ini mempunyai suhu. Salah satunya adalah air. Air
mempunyai suhu yang rendah apabila dibandingkan dengan suhu lingkungan. Oleh karena

8
itulah air terasa dingin apabila kita sentuh. Pada kondisi normal, air mempunyai suhu yang
lebih rendah daripada suhu lingkungan. Misal suhu pada lingkungan kita dapati sebesar 30
derajat Celcius, maka suhu air normal di lingkungan tersebut sekitar 25 sampai 27 derajat
Celcius. Nah, apabila kita menemui air yang tidak dipanaskan atau dalam kondisi normal ini
mempunyai perbuhan suhu, maka hal ini mengindikasikan bahwa air bisa saja tercemar.

Misalnya pada kasus air digunakan sebagai pendingin mesin di pabrik. Pada kala itu air
menyerap banyak kalor dari mesin- mesin pabrik. Akibatnya, kalor yang terserap oleh air ini
berjumlah banyak sehinga suhu air menjadi meningkat. Pada saat kondisi air yang tercemar
banyak kalor mesin ini dibuang ke sungai, maka hal ini dapat mengganggu kehidupan
tumbuhan dan binatang yang hidup di sungai tersebut. Maka dari itulah setelah air digunakan
sebagai pendingin mesin, harus diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke sungai.
Bagaimanapun kita harus selalu melakukan berbagai cara menjaga kelestarian air sungai.

6. Terdapat endapan atau bahan terlarut

Endapan adalah bahan- bahan yang terdapat di dasar air. Sedangkan bahan terlaruh
merupakan bahan atau zat yang dapat bercampur menjadi satu dengan air tanpa kita sadari,
yang tidak menimbulkan sisa (endapan atau ampas). Kedua bahan pencemar ini, yakni
endapan dan bahan terlarut sangat bisa menimbulkan perubahan pada warna, rasa, bau, dan
pH atau derajat keasaman pada air. Otomatis hal ini akan menyebabkan air menjadi tercemar.
Ada banyak bahan yang menjadi endapan atau bahan terlarut ini, seperti sampah sisa- sisa
rumah tangga (palstik, air sisa detergen, dan sebagainya), limbah pertanian seperti sisa pupuk
cair atau insektisida, tumpahan minyak dan oli, dan lain sebagainya.

7. Kelebihan jumlah mikroorganisme

Sampah atau limbah padat yang menjadi polutan di adalam air ini tetap diuraikan oleh
mikroorganisme. Akibatnya, semakin banyak sampah maka akan semakin banyak pula
mikroorganisme yang hidup di air. Mikroorganisme yang datang tersebut tidak semuanya
bersifat baik, ada beberapa yang mungkin bersifat sebagai patogen, yakni pembawa penyakit.
Dalam menguraikan sampah, mikroorganisme membutuhkan jumlah oksigen yang banyak.
Akibatnya julah oksigen yang ada di perairan tersebut akan semakin sedikit. karena oksigen

9
yang tersedia semakin sedikit, maka akan memgganggu kelangsungan hidup ikan, binatang
lainnya, serta tumbuhan yang hidup di perairan tersebut. Bahkan bisa saja karena kekurangan
oksigen, binatang dan tumbuhan iar tersebut akan mati.

8. Meningkatnya radioaktivitas air

Radioaktivitas ini ditimbulkan oleh berbagai zat radioaktif. Zat radioaktif yang berasal dari
berbagai aktivitas manusia ini sangat mungkin menyebabkan berbagai macam kerusakan
biologis apabila tidak ditangani dengan benar. Sehingga apabila terdapat banyak zat
radioaktif di suatu air, maka air tersebut sangat beresiko tercemar.

D. Penanggulangan Pencemaran Air Sungai

Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui


Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian
Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun
non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian
pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan
upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala
menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban
pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata
pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat. Pada prinsipnya ada
2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis
dan secara teknis. Penanggulangan secara nonteknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi
pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat
memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan,
misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku
disiplin.
Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap
perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau
menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan
pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi
pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan

10
setiap hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse)
sampah tersebut. Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita.
Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat
kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk
tanaman, dan sebagainya. Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti
makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur
pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan
akhir. Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi
asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan
kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman,
bersih dan sehat.
Cara terbaik mengatasi masalah pencemaran air dengan menggunakan Instalasi
Pengolahan air limbah (IPAL). Karena di beberapa Negara maju di benua eropa dan amerika
banyak sekali pabrik atau industri yang menggunakan teknologi ini.IPAL adalah suatu
perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah cairan sisa
proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/dampak-limbah-batik-terhadap-lingkungan.html (diakses
pada 4 April 2017
etd.repository.ugm.ac.id (diakses pada 4 April 2017)
p3m.stain-pekalongan.ac.id (diakses pada 4 April 2017)
www.kelair.bppt.go.id
Sugiarto.1987.”Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah”.Universitas Indonesia Pres: Jakarta
http://reysafara.blogspot.com/2011/05/limbah-batik-dan-solusi-pemecahannya.html
Wardhana, W.A. 2001.DampakPencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.
Mulia, R.M.2005.Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sastrawijaya, A.T.2000.Pencemaran Lingkungan.Jakarta:Rineka Cipta.
Kristana, Philip.2002.Ekologi Industri.Yogyakarta:Andi

12

Anda mungkin juga menyukai