Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

“Pencemaran” adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke
dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian
terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.

Didalam Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat
12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti
pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan
peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan
panas.

Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,energi, dari komponen lain ke dalam udara
ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud pencemaran?

2. Apa pengertian dari pencemaran air,udara dan tanah ?

3. Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air,udara,dan tanah ?

4. Bahaya apa saja yang ditimbulkan oleh pencemaran air,udara,dan tanah ?

5. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran tersebut?

C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu agar para pembaca bisa mengetahui mengenai pencemaran
lingkungan dan akibat yang di timbulkan dari pencemaran lingkungan itu sendiri, selain itu makalah ini
juga guna memenuhi tugas dari mapel Geografi”, dan agar para pembaca untuk kedepanya lebih bisa
mengerti mengenai lingkungan sekitar,dan menjaga ke asliannya

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

“Pencemaran” adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke
dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian
terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.

Pencemaran lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban
pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon
dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033%
dapat memberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.

2. Berada pada waktu yang tidak tepat.

3. Berada di tempat yang tidak tepat.

Sifat polutan adalah :

1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.

2. Merusak dalam waktu lama.

Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb
dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.

B. JENIS-JENIS PENCEMARAN LINGKUNGAN

Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu pencemaran air, tanah, dan udara.

1. PENCEMARAN AIR

1.1. Pengertian Pencemaran Air

Salah satu dampak negative dari kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar
adalah terjadinya pencemaran. Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Definisi ini sesuai dengan pengertian pencemaran pada (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi.
Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat
membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk
irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan
sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.

1.2. Penyebab Pencemaran Air

Penyebab terjadinya pencemaran air sebagai aktivitas manusia yang meliputi: kegiatan rumah tangga
berupa sampah organic dan anorganik yang meliputi: limbah industry, pertanian, perternakan, limbah
rumah sakit, Ataupun partikulat – partikulat hasil kebakaran hutan dan gunung meletusatau endapan
erosi aliran air. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.

 Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.

 Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air
yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap
seluruh ekosistem.

 Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin
organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

 Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum

 pencemaran air oleh sampah

 Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan

1.3. Macam – Macam Pencemaran Air

Sumber polusi air antara lain sampah rumah tangga, limbah pabrik, pestisida, dan limbah masyarakat.
Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu : bahan – bahan yang mengandung bibit
penyakit, bahan – bahan yang banyak membutuhkan oksigen untuk penguraiannya, bahan – bahan kimia
organic dari industry atau limbah pupuk pertanian, bahan – bahan yang tidak sedimen, bahan – bahan
yang mengandung radioaktif.

Pembuangan, sampah dapat mengakibatkan kadar oksigen terlarut dalam air semakin berkurang
karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun an
organic yang dibuang kesungai terus menerus, selain mencemari air, terutama dimusim hujan akan
mengakibatkan banjir.

Air adalah unsure alam yang penting bagi makhluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap.
Apabila jalur aliran – aliranya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Pencemaran air terjadi karena
kurangnya rasa disiplin masyarakat.

1.4. Bahaya Dari Akibat Pencemaran Air

Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia.
Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna
dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti
arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ
tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.

Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan-
bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum
diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk
dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai,
atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai
contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk
minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat
dan meninggal.

Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:

1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen

2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air

3. Pendangkalan dasar perairan

4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi

5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat

6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator

7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung


8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

1.5. Dampak Dari Pencemaran Air

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan
hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan
sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan
pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh
hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka
menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu Dampak terhadap kehidupan
biota air,Dampak terhadap kualitas air tanaH,Dampak terhadap kesehatan, Dampak terhadap estetika
lingkungan.

1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut
dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu
serta mengurangi perkembangannya.Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara
alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai.
Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan terlebih dahulu.

2. Dampak Terhadap Kualitas Air Tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang
luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang
mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

3. Dampak Terhadap Kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :


 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,

 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,

 Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan
diri,

 Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.

4. Dampak Terhadap ekstetika Lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut
akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang
dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi
estetika lingkungan.

1.6. Usaha – Usaha Mengatasi Dan Mencegah Pencemaran Air

Pegenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak
mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam yang
waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk.

Karena ini banyak usaha untuk menajaga agar tanah tetap bersih misalnya:

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman

2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem

3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis – jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran

4. Memperluas gerakan penghijauan

5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan

6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih
lebih mencintai lingkungan hidupnya

7. Melakukan intensifikasi pertanian

Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran air, diantaranya adalah :
1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber
mata air agar tidak tercemar.

2. Tidak membuang sampah ke sungai.

3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.

4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai
bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.

5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.

Beberapa cara penanggulangan pencemaran air tersebut di antaranya sebagai berikut.

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan

• Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.

• Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.

• Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.

 Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM (Environmental
Pollution Control Manager).

2. Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup

• Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.

• Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.

• Meningkatkan konservasi air bawah tanah.

• Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.

Seharusnya, kita berperilaku terpuji dan santun terhadap lingkungan. Memuliakan air adalah salah satu
bentuk wujud nyata yang bisa kita lakukan guna kelangsungan hidup bersama
2. PENCEMARAN UDARA

2.1. Pengertian pencemaran udara

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh
zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran
udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang
mengandung zat di atas batas kewajaran.

Rusaknya atau semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk
kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang
mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang
terjadi. Untuk itu diperlukan peran serta pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk dapat
menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

2.2. Sumber Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor.
Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan. Sementara itu pencemaran di luar ruangan
berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup.
Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak.

Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak
adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan tranportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, di
beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan
bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya
lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir
menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha pengurangan emisi ini. Baik melalui
penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan mengadakan penelitian bagi penerapan teknologi
pengurangan emisi.

Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah, seperti
letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia, seperti yang berasal dari transportasi,
emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan
manusia, yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat,
hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia, termask ozon.

Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik
terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), oksida
nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan
bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate matter (SPM), 71-89%
hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama
debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu.

2.3. Zat pencemar udara

a. Karbon Monoksida

Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data
mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau
transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan
fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar
mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-
mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO.
Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin
dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar
karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang
mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan
yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.

b. Nitrogen Dioksida (NO2)

NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan
sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala
pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100%
kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan
pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan
dalam bernafas.

Sulfur Oksida (SOx)

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak
berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida
(SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih,
bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar
yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit
khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.

d. Ozon (O3)

Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida
(OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk
melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30km dimana
radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2)
menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk
ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240-320 nm.

e.Hidrokarbon (HC)

Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang
disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu
lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel
kanker.

f. Khlorin (Cl2)

Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47
kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai
gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat
menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru
dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif
dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan
membebaskan oksigen seperti pada proses yang terjadi di bawah ini.

g. Partikulat Debu (TSP)

Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat
langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran
partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat
mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.

h. Timah

Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman
yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk
serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan,
mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi.
Zat-zat ini mulai dari asbes dan logam berat (seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zink).
2.4. Dampak pencemaran udara

a. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan.
Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat
berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil
dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA(infeksi saluran pernapasan akut), termasuk
di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

b. Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis,bintik hitam. Partikulatyang
terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis,Merusak estetikA,
Mengganggu kenyamanan,Merusak gedung, kantor, dan perumahan.

c. Hujan asam

PH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini
antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan

Merusak tanaman

Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah
dan air permukaan

d. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan udara kita,
sebenarnya zat-zat ini ada di lapisan udara menguntungkan, yaitu untuk menghalagi pemantulan panas
dari bumi ke luar angkasa, karena panas terhalangi maka udara di bumi siangnya tidak terlalu panas dan
malam nya tidak terlalu dingin, menguntungkan jika keberadaannya di udara dengan jumlah sedikit, tapi
fakta nya hari ini jumlah CO2,CFC,N2O di udara sangat banyak dikarenakan gaya hidup manusia di dunia
serba canggih daan serba menggunakan bahan bakar minyak, karena jumlahnya yang begitu banyak
maka jumlah energi matahari yang masuk ke bumi hanya sedikit yang di pantulkan kembali ke luar
angkasa akibatnya suhu bumi naik, kalu kita analogikan jumlah sinar matahari yang masuk 100 maka
yang di pantulkan cuma 30, 70 nya lagi tetap berada di bumi. suhu bumi yang naik ini lah yang di sebut
dengan fenomen global warming (pemanasan global)

Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub

Naiknya permukaan air laut

Perubahan iklim regional dan global

Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Tenggelamnya kota-kota di tepi laut

e. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang
berfungsi memfilter radiasi ultra violet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul
ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri
tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

2.5. Cara mengurangi pencemaran udara

1. Gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan untuk kendaraan kita

2. Kurangi mengkonsumsi kendaraan

3. Kalau untuk perjalanan yang relatif dekat, gunakan lah sepeda

4. Lakukanlah gerakan penanaman pohon untuk memperbanyak produksi oksigen

5. Mengolah asap pabrik, seperti yang dilakukan oleh PT SEMEN PADANG mengubah asap pabrik
menjadi listrik yang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Asap

3. PENCEMARAN TANAH
3.1. PENGERTIAN PENCEMARAN TANAH

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara
tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk
produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang
terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai
kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”

Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150
th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar
tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

3.2. SUMBER PENCEMARAN TANAH

Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan
mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar
udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah.

Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar
udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam
sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.

Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat
dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari
daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada
tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang
tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber
pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi
yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri.
3.3. KOMPONEN-KOMPONEN BAHAN PENCEMARAN TANAH

a. Limbah domestik

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha
hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat
berupa limbah padat dan cair.

I. Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh
mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan
tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang.
Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak
cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.

Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh
akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah
hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh
bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

II. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusakkandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

b. Limbah industri

Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. .

I. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula,
pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.

II. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-
sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom,
arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb,
Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap
ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting
terhadap kesuburan tanah.

c. Limbah pertanian

Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman,
misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus
menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang
dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan
penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna
di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida
tersebut

3.4.DAMPAK YANG DITIMBULKAN AKIBAT PENCEMARAN TANAH

Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:

1. Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam
tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena
dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang
mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi
mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar,
pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.

2. Pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang
radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah
sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan
beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator
atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan
terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang
lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-
efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang
telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar
ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk
dari bahan pencemar tanah utama.
3.5. PENANGANAN PENCEMARAN TANAH

Ada 2 cara untuk penanganan pencemaran tanah

1. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme


(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

3.6. PENCEGAHAN PENCEMARAN TANAH

Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan
dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi.

Pada umumnya langkah pencegahan adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran,
misalnyamengurangi terjadinya bahan pencemar, langkah pencegahan itu antara lain:

1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan
dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah
sebagai kompos/pupuk.

2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti
plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari
pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar
dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.

3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah,
sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.

4) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan
tidak sampai berlebihan.
5) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

6) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki dalam jangka
waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman,
misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.

3.7. PENANGGULANGAN KOMPONEN BAHAN PENCEMARAN TANAH

Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut.
Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan
pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat
serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain
dengan cara:

1) Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup banyak) dan
mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi
barangbarang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan,
plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang
menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur
ulang sampah.

2) Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang dapat
menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat
berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap
berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur
dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.

3) Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka tanah perlu
ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.

4) Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang
terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau
juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah
limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau kelaut. Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi
penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida
diganti dengan penggunaan pupuk kompos.

Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran


lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan
pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan
lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan
demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.
3.8.TANAH TERCEMAR DAN TIDAK TERCEMAR

· Tanah tercemar

Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercetat.
Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang
lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat.
Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau
busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit
untuk dimanfaatkan.

Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :

1. Tanah tidak subur

2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)

3. Berbau busuk

4. Kering

5. Mengandung logam berat

6. Mengandung sampah anorganik

· Tanah tidak tercemar

Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak
mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk,
tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak
tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik
bisa mendatangkan keuntungan berlipat ganda.

Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :

1. Tanahnya subur

2. Trayek pH minimal 6, maksimal 8

3. Tidak berbau busuk


4. tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal

5. Tidak Mengandung logam berat

6. Tidak mengandung sampah anorganik

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN LINGKUNGAN

 Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya
semak-semak, dan halilintar.

 Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:

 Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor.

 Pengolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.

 Proses-proses dalam pabrik.

Sisa-sisa buangan dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas.

Pencemaran lingkungan ini sudah terjadi sejak jaman dahulu kala, sejak adanya manusia, tetapi baru
abad 20 pencemaran yang diakibatkan karena manusia ini menjadi pokok bahasan pada semua kalangan
masyarakat dan perlu mendapat penanganan dan pengawasan secara serius.

Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagai hasil sampingan perbuatan manusia
meliputi;

 Faktor Industrialisasi

 Faktor Urbanisasi

 Faktor Kepadatan Penduduk

 Faktor Cara Hidup

 Faktor Perkembangan Ekonomi


Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi secara kompleks. Apabila salah satu faktor terjadi, maka
faktor lainnya dapat terjadi, dengan demikian terjadinya pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari.

Contoh-contoh faktor-faktor yang sangat mengganggu lingkungan hidup antara lain:

1. Faktor Industrialisasi

a. Pertambangan, transportasi, penyulingan dan pengolahan bahan hingga menghasilkan barang yang
dapat digunakan.

b. Pertambangan, transportasi, penyulingan dan penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan energi.

c. Sisa-sisa buangan yang dihasilkan sebagai hasil sampingan selama proses-proses di atas.

d. Faktor Urbanisasi

e. Pembukaan hutan untuk perkampungan, industri dan sistem

f. transportasi.

g. Penimbunan atau menumpuknya sisa-sisa buangan/sampah dan hasil?samping selama proses-


proses di atas.

2. Faktor Kepadatan Penduduk

a. Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal/perumahan.

b. Meningkatnya kebutuhan pangan dan kebutuhan energi.

c. Meningkatnya kebutuhan barang-barang konsumsi dan bahan-bahan untuk hidup.

d. Faktor Cara Hidup

e. Penggunaan barang kebutuhan secara berlebihan sehingga terbuang percuma.

f. Tuntutan akan kemewahan.

g. Pemborosan energi.

h. Faktor Perkembangan Ekonomi

i. Meningkatnya penggunaan bahan sumber, misal BBM, hasil hutan.


j. Meningkatnya sisa-sisa buangan sebagai hasil sampingan produksi barang-barang kepentingan
dalam pabrik dan meningkatnya bahan pencemaran

D. AKIBAT YANG DI TIMBULKAN OLEH PENCEMARAN

1. Punahnya Spesies

Bahan pencemaran lazimnya berbahaya bagi kehidupan biota air dan darat. Berbagai jenis hewan
mengalami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada
yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan
pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang
tidak. Meskipun beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya, apabila batas
tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.

2. Peledakan Hama

Penggunaan pestisida dan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka
serangga hama akan berkembang tanpa kendali.

3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan

Punahnya spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi biologis dalam suatu ekosistem. Rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya, keseimbangan lingkngan
terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi terganggu.

4. Kesuburan Tanah Berkurang

Penggunaan pestisida dan insektisida dapat berdampak kematian fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan
kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Hal ini
juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya hujan asam.

5. Keracunan dan Penyakit


Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. ada
yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan
saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat pada keturunanketurunannya.

6. Pemekatan Hayati

Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai pemekatan hayati
(dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.

7. Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca

Terbentuknya Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan global yang
dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar dapat tersebar dan
menimbulkan dampak di tempat lain.

E. CARA MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Peranan Manusia Mengatasi Pencemaran Lingkungan

1. Manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang
terjadi akibat ulah manusia sendiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan manusia untuk mengatasi
pencemaran lingkungan akan diuraikan berikut ini:

2. Melakukan Penghijauan Salah satu cara mengatasi pencemaran tanah adalah penghijauan kembali
dengan cara memberi humus tanah, sehingga tanaman kembali subur.

3. Rotasi Tanaman Rotasi tanaman adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan
kesuburan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanam jenis tanaman yang berbeda pada
tempat yang sama secara bergantian.

4. Penggunaan Pupuk Seperlunya

5. Penggunaan pu puk buatan seperti urea, ZA, dan NSP yang berlebihan sangat merusak lingkungan
karena dapat menyebabkan eutrofikasi dan dapat meningkatkan keasaman tanah.Sebaiknya, petani
menggunakan pupuk alami, seperti pupuk kompos dan pupuk kandang untuk mengurangi pencemaran
tanah.
6. Pembuatan Sengkedan

7. Salah satu upaya untuk mengatasi kerusakan tanah karena erosi adalah dengan pembuatan
sengkedan di tanah berbidang miring, seperti lereng bukit dan pegunungan. Mengapa sengkedan ini
dapat mengurangi erosi? Diskusikan dengan teman sekelompokmu.

8. Reboisasi adalah penanaman kembali lahan-lahan yang gundul. Hal ini dilakukan untuk mengatasi
erosi karena akar-akar pohon dapat menyerap air dan menahan tanah agar tidak terbawa air hujan.

9. Daur Ulang Saat ini banyak sekali produk daur ulang yang bisa dipakai kembali.Pendaur-ulangan
sampah-sampah rumah tangga dan sampah dari pasar menjadi pupuk yang dapat dimanfaatkan petani.
Biasanya sampah pasar berupa sayur-sayuran yang telah membusuk. Jika diolah kembali dan ditambah
kotoran hewan akan menjadi pupuk alami yang sangat baik untuk tanaman.

Anda mungkin juga menyukai