Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Muchlis

NIM : E41182166
Prodi : D4-Teknik Informatika (Bondowoso)

A. Perlukah Pemutaran Film G30S/PKI ?

Jawaban :

Gerakan 30 September atau disingkat G30S/PKI adalah peristiwa kelam bangsa


Indonesia saat 7 orang jenderal militer dibunuh dalam satu usaha kudeta oleh PKI, pada
tanggal 30 September awal 1 Oktober 1965.
PKI sangat di benci bangsa Indonesia, memakai atribut PKI saja bisa diciduk TNI dan Polisi.
Belakangan ini banyak orang awan entah sengaja atau tidak, mereka memakai atribut atau
lambang PKI seperti stiker lambang PKI di tempel di helm, di buat di kaos, dll.
Padahal peristiwa G30S/PKI pada tahun 65 sungguh sangat kejam.

Pada jaman sekarang di era milenial ini, banyak orang-orang yang tidak paham akan
sejarah komunisme di Indonesia, lebih buruknya lagi banyak orang-orang di era milenial ini
tidak mengetahui apa itu PKI juga tidak mengetahui tindakkan kejahatan apa yang di
lakukan PKI pada tahun 1965 terhadap tanah air indonesia.
Untuk menunjukan sejarah itu kepada anak bangsa khususnya generasi muda yang belum
tahu bahwa pernah terjadi peristiwa kelam yang sangat pahit pada malam 30 september
1965. Mereka harus tahu sejarah G30S/PKI agar hal serupa tidak terulang di kemudian
hari. Bahwa pernah terjadi peristiwa kelam di masa lalu, Tapi, jangan sampai itu kembali
terjadi karena akan sangat menyakitkan. Apalagi bagi TNI. Gerakan tersebut merupakan
pengalaman buruk. Sebab, sejumlah perwira TNI turut menjadi korban. Secara tiba-tiba
mereka dihabisi.

Untuk itu pemutaran film G30S/PKI perlu ditayangkan untuk mengetahui sisi hitam
sejarah kita tanah air Indonesia.
Rakyat Indonesia ini perlu diingatkan kembali terhadap kekejaman komunisme / PKI dengan
cara melihat tayangan film Penghianatan G30S/PKI.
juga tujuan pemutaran film G30S/PKI yaitu :

1. Untuk membekali masyarakat agar paham pengetahuan tentang apa yang


sesungguhnya terjadi setelah G30S/PKI.

2. Sebagai sarana edukatif karena dengan menonton film ini jiwa nasionalisme anak-
anak bangsa Indonesia akan semakin tebal dan mereka akan semakin mencintai
perjuangan para pahlawannya.
3. Mengeliminasi subjektivitas, dengan menonton bareng film G 30 S/PKI, diharapkan
terjadi dialog antar-elemen masyarakat yang berbeda persepsi tentang pesan yang
disampaikan dalam film tersebut. Apalagi yang nonton itu para pelajar. Tentu ini
akan menjadi fenomena yang cukup membanggakan, ajang diskusi yang cukup
marak. Akan menghasilkan suatu sintesis dalam pembelajaran yang cukup futuristis.

Kisah yang ditayangkan dalam film tersebut merupakan sejarah. Jika TNI tidak
menyampaikan, tidak menginformasikan, lalu siapa lagi (yang peduli)? Sementara generasi
muda terus tumbuh. Saat ini mereka besaAr dengan didampingi beragam berita dari media
sosial. Jangan sampai tidak sadar, apalagi abai terhadap sejarah.

Jika sejarah tersebut kembali terjadi, yang menderita bangsa ini. Karena itu, tidak
boleh terjadi lagi peristiwa serupa G 30 S/PKI. Latar belakang masyarakat Indonesia sangat
beragam. Hanya Pancasila ideologi yang tepat. Yang mampu menyatukan setiap perbedaan.
Tidak ada ideologi lain selain Pancasila yang mampu menjaga keutuhan dan kesatuan
Indonesia.
Sementara itu, usul presiden membuat versi baru film G 30 S/PKI tersebut juga cukup baik.
Sebagai bagian dari pemerintah, TNI bersama pemerintah (satu suara) apabila memang film
itu dibuat versi baru. Yang dibuat pemerintah, TNI akan mengikuti. Tentu pemerintah juga
tidak sembarangan. Membuat versi baru film tersebut tentu tidak boleh asal. Tetapi melalui
riset serta dengan waktu yang tidak sedikit.

Saat ini TNI memutar film yang ada. Perkara terdapat beberapa adegan berdarah, ada
lembaga sensor yang mengurusnya. Tentu dengan bantuan lembaga lain. Yang jelas, TNI
memutar film G 30 S/PKI untuk menunjukkan sejarah. Peristiwa yang tidak dapat dihapus dari
sejarah bangsa. Namun, jangan dan tidak boleh lagi terulang kembali.

Nobar film G 30 S/PKI sangat urgen. Film ini tidak hanya menjadi pengingat, tapi juga
wujud perjuangan melawan lupa. Bahkan, film ini dapat menjadi sarana edukatif. Sebab,
dengan menonton film ini, jiwa nasionalisme anak-anak SD akan semakin tebal dan mereka
semakin mencintai perjuangan para pahlawannya. Anak SMP bisa meneladani perjuangan
pahlawannya. Sedangkan anak SMA dan mahasiswa akan semakin kritis. Mereka akan
melakukan analisis terhadap G 30 S terkait pertanyaan mengapa terjadi peristiwa tersebut
dan ke mana arah kejadian tersebut.
B. Bagaimana pendapat anda jika pemerintah republik Indonesia meminta maaf kepada
keluarga PKI yang di bunuh pada tahun 1965.

Jawaban :

Menurut saya tidak seharusnya pemerintah republik Indonesia meminta maaf


kepada keluarga PKI, karena pada tragedi tahun 1965, PKI telah melakukan
pemberontakkan, penculikan, pembantaian dan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh
pemerintah dan agama yang bertujuan untuk meruntuhkan negara Republik Indonesia dan
ingin menggantinya dengan negara komunis.

Jika dilogikapun yang memulai pemberontakkan siapa? Yang membunuh duluan


siapa? Yang menculik tokoh pemerintah dan agama siapa?. Jika kita meminta maaf itu sama
saja dengan kita dipukulin terus kita yang meminta maaf.

Indonesia itu masih ada beban masa lalu yang sampai hari ini belum dapat diselesaikan,
yaitu berupa kasus-kasus pelanggaran HAM. Salah-satunya kasus yang terkait peristiwa
1965.

Seharusnya, beban ini dapat diselesaikan di awal-awal 1998. Kemarin itu adalah momentum
terbaik bagi negara ini untuk menyelesaikan kasus-kasus ini.

Akan tetapi, mungkin tumpukan masalah besar bangsa ini begitu banyak, sehingga dari satu
presiden ke presiden berikutnya, masalah ini belum dapat diselesaikan

Kita juga menyadari bahwa kasus-kasus pelanggaran HAM berat di negara lain juga terjadi
dan penyelesaiannya juga memakan waktu yang cukup panjang, lama, memakan energi
yang banyak, dan biaya yang tidak sedikit.

Akan tetapi Indonesia, sebenarnya, momentumnya itu di awal-awal reformasi. Sehingga,


para korban, komnnas HAM yang menghendaki penyelesaian makin jauh dari reformasi, itu
semakin sulit.

Akan tetapi kita tidak memiliki pilihan, itu harus diselesaikan. Karena itu menyangkut
korban, menyangkut sejarah, menyangkut hak-hak orang.

Anda mungkin juga menyukai