Anda di halaman 1dari 13

AGAMA DAN LINGKUNGAN HIDUP

DISUSUN OLEH:
(130901029) Winda Mey Sari

(140901004) Azizah Dwi Ramadhan

(140901029) Agus Sutiwi

(140901042) Cekwan Kristopel Purba

(140901054) Lia Ariska

(140901065) Yanda Triana

DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Agama dan
Lingkungan Hidup” ini. Makalah ini ditulis dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah
Sosiologi Agama.

Dalam proses penyelesaian makalah ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan,


arahan, koreksi dan saran, untuk itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak
Dony Saputra, selaku asisten dosen mata kuliah Sosiologi Agama.

Penulis berharap pembaca dapat memaklumi kesalahan-kesalahan yang terdapat di


dalam karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, Maka dari itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Medan, April 2016

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar i

Daftar isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1. Pengertian agama 2

2.2. Pengertian Lingkungan Hidup 2

2.3. Persoalan Lingkungan Hidup 4

2.4. Agama dan Perilaku Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan 5

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksadaran masyarakat terhadap


lingkungan 7

BAB III PENUTUP 9

3.1. Kesimpulan 9

3.2. Saran 9

Daftar Pustaka 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Agama dan lingkungan seringkali dipahami secara terpisah. Pemahaman tersebut


berkembang selama ini, sehingga agama cenderung tidak memberikan kontribusi yang
memadai terhadap kesadaran umat dalam menjaga lingkungan. Agama dan lingkungan
dianggap dua hal yang terpisah dan tidak berhubungan satu sama lain. Sering sekali kita tidak
berpikir bahwa agama sangat mempengaruhi keberlangsungan lingkungan hidup. Padahal
terdapat hubungan yang erat antara agama dan lingkungan hidup, khususnya pada kontribusi
agama dalam mempengaruhi perilaku manusia terhadap persepsi dan tingkah lakunya dalam
menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di sekitarnya.
Agama secara implisit mengajarkan umat beragama untuk mengetahui, dan menyadari
arti penting menjaga lingkungan sehari-hari. Karena agama mengajarkan setiap umatnya
untuk peduli terhadap lingkungan. Agama mengajarkan bagaimana cara menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup. Bahwa setiap kerusakan alam, lingkungan pada akhirnya
akan memberikan dampak buruk jangka panjang kepada diri manusia sendiri.
Secara umum, penelitian tentang agama dan lingkungan telah banyak dikaji,
Moehammad Soerjani misalnya menyatakan bahwa pada umumnya kajian tersebut ingin
menunjukkan dan menyatakan bahwa agama telah mengatur nilai-nilai terhadap lingkungan.
Tetapi kebanyakan kajian tersebut fokus kepada agama dan lingkungan secara teoritis tidak
dilengkapi dengan kasus-kasus maupun studi lingkungan dan tidak disertai dengan penelitian
terhadap kasus maupun peranjakan asumsi dasar bahwa agama membawa pengaruh terhadap
lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana hubungan antara agama dan lingkungan hidup?

1.2.2 Bagaimana agama mempengaruhi lingkungan hidup?

1.3. Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui hubungan agama dan lingkungan hidup

1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh agama terhadap lingkungan hidup

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.
Agama merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang telah terlembaga berdasarkan
nilai dan norma tertentu. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau
pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa
penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, dan agama juga
mengandung mitologi.

Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu
yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Agama
sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia
gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya,
dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan
sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh
suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap
apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci.

Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi


dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia
dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai
yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong
serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap
berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.

2.2 Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
mempunyai arti penting bagi manusia, dengan lingkungan fisik manusia dapat
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan materilnya, dengan lingkungan biologi
manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya, dan dengan lingkungan sosial manusia
dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Lingkungan dipandang sebagai tempat beradanya
manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya.
Lingkungan hidup merupakan suatu upaya penggalian pengetahuan tentang
bagaimana alam ini bekerja. Artinya adalah bagaimana manusia mempengaruhi lingkungan
dan menyelesaikan masalah lingkungan yang sedang dihadapi manusia untuk menuju
masyarakat yang berkelanjutan. Agar dapat bertahan hidup, semua mahkluk hidup harus

2
cukup mendapatkan makanan, udara bersih, air bersih dan perlindungan yang dibutuhkan
sebagai kebutuhan dasarnya. Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang hidup dan
tidak hidup serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati. Manusia di sekitar kita
adalah bagian dari lingkungan hidup kita masing-masing. Oleh karena itu, kelakuan manusia
merupakan unsur lingkungan hidup kita. Lingkungan hidup menyediakan kebutuhan-
kebutuhan hidup manusia. Lingkungan hidup menyediakan kebutuhan-kebutuhan hidup
manusia. Begitupun sebaliknya, kehidupan manusia sangat tergantung pada tersedianya
sumber daya alam yang memadai dalam lingkungan hidup.
Antara manusia dengan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik, di mana
manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya, manusia dipengaruhi oleh
lingkungan hidupnya. Manusia ada di dalam lingkungan hidupnya dan ia tidak dapat
terpisahkan daripadanya. Eksistensinya terjadi sebagian karena sifat-sifat keturunannya dan
sebagian lagi karena lingkungan hidupnya. Interaksi antara dirinya dengan lingkungan
hidupnya telah terbentuk seperti ia di dalamnya. Demikianlah pula dengan lingkungan hidup
terbentuk oleh adanya interaksi antara lingkungan hidup dengan manusia.
Antara manusia dengan lingkungan hidupnya terdapat hubungan yang dinamis.
Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahan dalam kelakuan manusia
untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru. Perubahan dalam kelakuan manusia ini
selanjutnya akan menyebabkan pula perubahan dalam lingkungan hidup. Dengan adanya
hubungan dinamis-sirkuler antara manusia dan lingkungan hidupnya, dapat dikatakan hanya
dalam lingkungan hidup yang baik, manusia dapat berkembang secara maksimal, dan hanya
dengan manusia yang baik lingkungan hidup dapat berkembang ke arah yang optimal.

Lingkungan hidup yang berkualitas memiliki konsep yang sangat erat hubungannya
dengan konsep kualitas hidup. Suatu lingkungan hidup yang dapat mendukung kualitas hidup
yang baik, dikatakan mempunyai kualitas yang baik pula pada lingkungannya. Konsep
kualitas hidup adalah derajat terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Makin baik kebutuhan
dasar itu dapat dipenuhi oleh lingkungan hidup, makin tinggi pula kualitas lingkungan hidup
itu. Perbincangan lingkungan hidup dewasa ini adalah pencemaran oleh industri, pestisida,
alat transportasi, erosi, banjir dan kekeringan. Karena masalah-masalah tersebut banyak
menganggap bahwa tindakan manusia telah merusak lingkungan hidup, sedangkan segala
yang alamiah merupakan lingkungan hidup yang baik. Apabila kita melihat kualitas
lingkungan hidup dari kebutuhan dasar, maka anggapan tersebut tidaklah benar.

Selain itu, sumber daya alam juga berpengaruh terhadap terbentuknya kualitas
lingkungan hidup. Beberapa jenis sumberdaya alam mempunyai peranan yang sangat vital
dalam menentukan kualitas lingkungan hidup. Sumber daya alam itu adalah sumberdaya alam
hayati, hewan, tumbuhan, tanah, air, udara dan energi. Sumber daya alam hayati dan hewani
mempunyai peranan yang sangat vital dalam kehidupan kita sebagai sumber makanan, obat-
obatan. Mereka juga berperan untuk menjaga keseimbangan ekologi lingkungan hidup kita.
Antara lain, daur ulang materi. Peranan lain yang sangat penting adalah terdapatnya sifat-sifat
keturunan yang sewaktu-waktu dapat kita gunakan. Sumber daya tanah dan air juga sangat
vital bagi manusia. Bagi negara agraris, tanah yang subur merupakan faktor utama yang
menentukan kualitas lingkungan hidup. Air diperlukan untuk proses hidup dalam tubuh. Oleh

3
karena itu air diperlukan dan kuantitas dan kualitas yang memadai dan pada waktu yang
tepat. Baik kebanyakan maupun kekurangan air juga akan menimbulkan masalah.

Udara merupakan mesin kehidupan bagi manusia. Akan tetapi karena udara terdapat
dalam jumlah yang berlebihan juga berbahaya. Namun, udara yang banyak itu bukanlah tidak
terbatas. Hal ini baru disadari ketika terjadi polusi (pencemaran udara) yang berat. Akan
tetapi karena efek pencemaran tersebut tidak langsung mematikan, sebagian orang belum
menyadari bahwa kualitas lingkungan hidup telah merosot dan orang pun belumlah
mengambil tindakan yang nyata. Karena itu dikhawatirkan pencemaran udara akan semakin
meningkat dan meluas dengan semakin cepatnya proses industrialisasi dan semakin
banyaknya kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi yang berbahaya bagi manusia.

Ketika agama sebagai dasar-dasar kehidupan manusia diganti dengan ilmu


pengetahuan terjadilah perubahan mendasar. Ilmu pengetahuan pada awalnya merupakan
sebuah sistem yang dikembangkan untuk mengetahui keadaan lingkungan disekitanya. Selain
itu, ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah diciptakan untuk dapat
membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Pada abad ke-20 dan menjelang abad
ke-21, ilmu telah menjadi sesuatu yang substantif yang menguasai kehidupan manusia.
Namun, tak hanya itu, ilmu pengetahuan yang sudah berkembang sedemikian pesat juga telah
menimbulkan berbagai krisis kemanusiaan dalam kehidupan manusia. Salah satunya adalah
krisis lingkungan hidup. Seperti kata Karl Marx, pekerjaan adalah tindakan manusia yang
paling dasar. Dalam pekerjaan, manusia membuat dirinya menjadi nyata. Kerja adalah salah
satu ciri yang membedakan manusia dari makhluk-ciptaan lainnya, yang kegiatannya untuk
melestarikan hidupnya tidak dapat disebut kerja. Di era ilmu pengetahuan manusia mengolah
lingkungan hidup bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi sudah
memproduksi barang-barang untuk dipertukarkan dalam pasar. Dengan sistem produksi
modern ini, barang diproduksi lebih dari kebutuhan mereka. Hal ini menyebabkan
pengurasan lingkungan hidup yang berlebihan.

2.3. Persoalan Lingkungan Hidup

Persoalan lingkungan hidup adalah persoalan global dan bersifat universal, sebab
berbicara tentang lingkungan hidup, berarti berbicara tentang persoalan yang dihadapi
seluruh umat manusia. Persoalan lingkungan dimulai ketika manusia mulai merasakan
dampaknya yang semakin meluas yakni terlihat pada banyaknya bencana. Persoalan
lingkungan hidup pada umumnya disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena kejadian alam
sebagai peristiwa yang harus terjadi sebagai proses dinamika alam itu sendiri. Kedua, karena
ulah dan perbuatan tangan manusia sendiri, akibatnya alam murka dan terjadilah bencana.
Dalam kondisi seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola dengan baik sehingga
dapat memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan generasi saat ini tanpa harus
mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan generasi yang akan

4
datang. Kedua bentuk kejadian di atas, mengakibatkan ketidakseimbangan pada ekosistem
dan ketidaknyamanan kehidupan makhluk hidup baik manusia, flora maupun fauna.
Ketidakseimbangan dan ketidaknyamanan tersebut dapat dikatakan sebagai bencana atau
kerusakan lingkungan hidup, yang bentuk-bentuknya berupa pencemaran air, pencemaran
tanah, krisis keanekaragaman hayati (biological diversity), kerusakan hutan, kekeringan dan
krisis air bersih, pertambangan dan kerusakan lingkungan, pencemaran udara, banjir lumpur
dan sebagainya.
Contohnya Rencana Pendirian dan penambangan pabrik semen di Rembang PT.
Semen Indonesia mendapat tolakan karena masyarakat ingin mempertahankan kelestarian
lingkungan. Dan pencemaran udara yang disebabkan pabrik-pabri dan kendaraan bermesin
membuat masyarakat melakukan aksi one man one tree untuk memperbaiki udara. Bukan
hanya itu pada tanggal 22 April, masyarakat dunia memperingati hari Bumi Sedunia. Majelis
Umum PBB pada tahun 1969 mengeluarkan sebuah resolusi Hari Bumi untuk meningkatkan
kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia.

2.4. Agama dan Perilaku Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan

Pembahasan tentang lingkungan hidup pada intinya adalah membahas bagaimana kita
sebagai manusia berinteraksi dan bersikap bersahabat dengan alam, hewan, tumbuhan dan lautan.
Lingkungan yang serendah-rendahnya yang harus kita perhatikan adalah kebersihan diri, rumah
dan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama. Namun selama ini, hanya sedikit dari
masyarakat yang menghiraukan lingkungan umum seperti tidak membuang sampah sembarangan,
membersihkan kembali sarana umum setelah dipakai. Hanya sedikit yang peduli terhadap
lingkungan sehingga rasa memiliki kebersamaan belum ada.
Lingkungan hidup mencakup cakupan yang luas, yang memiliki manfaat dalam jangka
panjang serta pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup manusia. Lingkungan hidup terdiri dari
air, tanah dan udara. Oleh karena itu dilakukan program penanaman pohon (seperti; “one man on
three, sejuta pohon), dan larangan menebang pohon. Adapun yang dimaksud kesadaran hidup
adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran,
penghijauan dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari pada itu semua, membangkitkan
kesadaran lingkungan manusia khususnya pemuda masa kini. Karena pada dasarnya penyebab
kesadaran lingkungan dalam masyarakat adalah etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai
sekarang berlaku adalah etika lingkungan yang didasarkan kepada sistem nilai yang menduduki
manusia bukan bagian dari alam, tetapi manusia sebagai penakluk dan pengatur alam. Kegiatan
manusia sadar lingkungan perlu ditingkatkan.
Masalah utama yang menonjol adalah hubungan antar manusia dalam mencari kehidupan
maupun dalam meneruskan keturunannya, dapat menimbulkan masalah kelestariannya sumber
daya yaitu kerusakan yang timbul akibat ulah manusia itu sendiri. Jika manusia hidup dalam
lingkungan yang rusak maka manusia pula yang menjadi celaka. Keberhasilan dan kelestarian
ligkungan sangat berpengaruh pada tingkat kepedulian serta perhatian warga masyarakat. Karena
lingkungan merupakan tanggung jawab manusia dalam hal menjaga dan mengembangkannya.
Alam memiliki potensi dan sumber daya yang melimpah untuk dinikmati oleh manusia
seutuhnya. Namun, dalam pengurasannya alam memiliki keterbatasan dan harus dilindungi.
Lingkungan dalam hal kebersihan juga merupakan atas kendali manusia. Lingkungan yang bersih

5
dan asri akan tercipta berdasarkan tingginya tingkat kesadaran di kalangan masyarakat bahwa
lingkungan memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi masyarakat.
Seharunya umat islam menjaga lingkungannya sesuai dengan firman Allah SWT :
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan
berdoalah kepadanya rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”( QS Al-
Araf: 56 )

Pandangan agama Kristen tentang alam atau lingkungan adalah:

1. Dunia (alam) adalah ciptaan Allah. Allah menciptakan dunia ini dari tidak ada (ex nihilo),
tetapi alam semesta memiliki satu permulaan (Kej. 1:1)
2. Dunia (alam) ini adalah milik Allah. Tuhanlah yang empunya bumi dan segala isinya
(Mzm. 24:1). Allah menjadikan bumi, dan Dia memilikinya. Allah adalah pemilik taman,
dan manusia adalah penjaganya. Tuhan berkata kepada Ayub, “Apa yang ada di seluruh
kolong langit, adaah kepunyaan-Ku” (Ayb. 41:2). Allah menyatakan “sebab punya-Kulah
dunia dan segala isinya’ (Mzm. 50:10, 12).
3. Dunia (alam) adalah satu refleksi dari Allah. Ciptaan merefleksikan kemuliaan
Penciptanya. Alam merupakan refleksi dari Allah. Allah dimana-mana nyata; Dia ada di
dalam terang dan kegelapan, di daratan dan di lautan, di ketinggian dan di kedalaman
(Mzm. 139:7-12; bdk Roma 1:20).
4. Alam ditopang dan diselenggarakan oleh Allah. Allah tidak hanya menciptakan dunia
tetapi Allah juga menopangnya dan menyelenggarakannya (Ibr. 1:3; Kol. 1:7; Mzm.
104:10-14)
5. Alam berada di bawah kovenan Allah. Setelah peristiwa air bah, Allah membuat satu
perjanjian dengan semua makhluk yan ghidup (Kej. 9:12). Allah sebagai pemilik segala
yang hidup telah membuat satu perjanjian dengan umat manuusia untuk tidak lagi
menghancurkan mereka dengan air bah.
6. Manusia adalah penjaga alam. Allah adalah Pencipta dan pemilik bumi, sedangkan
manusia adalah pemeliharanya (Kej. 1:28 bdk. Kej. 2:15).

Pandangan agama Buddha terhadap lingkungan seperti yang dibawah ini:


1. Sang Buddha, Dhammapada: Bunga-Bunga, ayat 49 “Seperti lebah yang mengumpulkan
madu dengan tidak merusak atau mengusik warna dan aroma sang bunga; begitu jugalah
cara orang yang bijak bergerak melewati dunia”.
2. Sutra Buddhis
Hutan adalah makhluk hidup yang khas dengan kebaikan dan kebajikan tak terbatas yang
tak meminta makanan untuk menghidupinya dan dengan murah hati menawarkan apa
yang dihasilkan oleh hidupnya; ia memberikan perlindungan pada semua makhluk.

6
Pandangan agama Hindu terhadap lingkungan seperti yang dibawah ini:
Kewajiban umat Hindu agar lingkungan tetap terjaga dalam artian harmoni ditegaskan dalam
Kitab Atharwaweda (XII:1), menegaskan :

Hakikat hubungan antara manusia dengan alam adalah apabila terjadi keadaan yang
harmonis, seimbang antara unsur-unsur yang ada pada alam dan unsur-unsur yang dimiliki
oleh manusia. Keseimbangan inilah yang selalu meski dijaga, dan salah satu cara yang
ditempuh adalah dengan melakukan yadnya. Dalam kontek hubungan manusia dengan
lingkungan (alam, binatang dan tumbuh-tumbuhan) pada masyarakat Bali misalnya, ada
upacara Tumpek Bubuh dan Tumpek Kandang. Dasar filosofis Tumpek Bubuh berpijak pada
sikap untuk memberi sebelum menikmati, dalam konteks dengan pelestarian sumber daya
hayati, sebelum manusia menikmati dan menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai bagian
menu makanan haruslah diawali dengan proses penanaman dan pemeliharaan, misalnya
seorang petani sebelum menikmati nasi, ia terlebih dahulu menanam padi. Seperti halnya
Tumpek Bubuh, Tumpek Kandang juga menawarkan kepada kita untuk selalu mencintai
segala jenis satwa, dan dasar filosofis Tumpek Kandang berpegang pada ajaran bahwa
manusia dengan lingkungan ibarat singa dengan hutan, singa adalah penjaga hutan dan
hutanpun menjaga singa.

Apabila manusia hanya ingin mencari kesenangan tanpa terlebih dahulu memberi
kesenangan terhadap makhluk lain adalah pencuri. Manusia yang semena-mena menjadikan
sumber hidupnya sebagai obyek kesenangan tidak disertai tindakan memelihara sama dengan
perilaku pencuri. Mengambil tanpa sebelumnya memberi, menikmati dengan tidak memberi,
menggunakan tanpa sikap memelihara, sama dengan perilaku pencuri.

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksadaran masyarakat terhadap


lingkungan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaksadaran masyarakat terhadap lingkungan adalah:
1. Faktor ketidak-tahuan
Faktor ketidaktahuan masyarakat terhadap lingkungan sudah dijelaskan di atas,
bahwa ketidaktahuan sama halnya dengan ketidaksadaran. Karena ketidaktahuan
berpengaruh terhadap tingkat kesadaran masyarakat. Manusia beriteraksi dengan
lingkungannya dan ia mempengaruhi lingkungan hidup dan juga dipengaruhi oleh
lingkungan.

2. Faktor Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
minimum. Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang paling berpengaruh terhadap
timbulnya masalah sosial. Dengan penghasilan yang bergaji rendah menyebabkan
masyarakat pusing dengan kebutuhan keluarganya, pendidikan. Sehingga bagaimana
mungkin mereka berfikir tentang peduli lingkungan. Pada saat lapar dan kebutuhan yang

7
terdesak yang terpikiradalah bagaimana kebutuhan terpenuhi, sedangkan lingkunga tidak
terpikirkan.

3. Faktor Kemanusiaan
Kemanusiaan adalah sifat-sifat manusia sebagai pengatur alam. Sifat dasar
manusia yang ingin berkuasa atau superior terhadap lingkungan hidup yang menyebabkan
lingkungan rusak. Hal ini dikarenakan oleh masyarakat yang tidak berpedoman pada
agama bahwa agama telah mengatur sikap-sikap manusia terhadap alam. Sehingga agama
seharusnya mampu mengubah manusiayang perusak lingkungan menjadi manusi yang
peduli lingkungan.

4. Faktor Gaya Hidup


Pengaruh teknologi informasi yang sangat cepat memberi pengaruh yang cepat
pula pada manusia sebagai kondividu yang hidup dalam lingkungannya. Gaya yang
mempengaruhi perilaku manusia untuk merusak lingkungan hidup adalah gaya hidup
yang menggangu lingkungan sebagai bagian yang dapat memberi kenikmatan hidup. Di
masyarakat dikenal sebagai gaya Hedonisme, yaitu gaya hidup yang selalu ingin hidup
enak, pesta pora. Gaya hidup lain yang memberikan kontribusi untuk merusak lingkungan
adalah gaya hidup metrialistik, konsumerisme dan individualisme. 22 Untuk
menyelamatkan lingkungan hidup diperlukan individu atau pribadi yang bermoral tinggi
dan mencintai lingkungannya, memiliki nilai spiritual yang tinggi, mencintai ajaran
agamanya. Oleh karena itu, menciptakan manusia yang sadar lingkungan tidak cukup
memberikan bekal pengetahuan lingkungan saja tetapi juga pembekalan pendalaman
iman dan takwa kepada Tuhan pencipta langit dan bumi. Karena ketika ia menjaga
lingkungan hidup, sesungguhnya ia telah menjaga kelangsungan hidup manusia di alam
ini. Sehinga orang yang beiman seyogyanya adalah orang yang paling peduli terhadap
menjaga dan melestarikan lingkungan hidup sekitarnya.

8
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Agama secara implisit mengajarkan umat beragama untuk mengetahui, dan menyadari
arti penting menjaga lingkungan hidup sehari-hari. Karena agama mengajarkan setiap
umatnya untuk peduli terhadap lingkungan. Agama mengajarkan bagaimana cara menjaga
dan melestarikan lingkungan hidup. Bahwa setiap kerusakan alam, lingkungan pada akhirnya
akan memberikan dampak buruk jangka panjang kepada diri manusia sendiri.
Lingkungan hidup mencakup cakupan yang luas, yang memiliki manfaat dalam jangka
panjang serta pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup manusia. Lingkungan hidup terdiri dari
air, tanah dan udara. Oleh karena itu dilakukan program penanaman pohon (seperti; “one man on
three, sejuta pohon), dan larangan menebang pohon. Adapun yang dimaksud kesadaran hidup
adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran,
penghijauan dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari pada itu semua, membangkitkan
kesadaran lingkungan manusia khususnya pemuda masa kini. Karena pada dasarnya penyebab
kesadaran lingkungan dalam masyarakat adalah etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai
sekarang berlaku adalah etika lingkungan yang didasarkan kepada sistem nilai yang menduduki
manusia bukan bagian dari alam, tetapi manusia sebagai penakluk dan pengatur alam. Kegiatan
manusia sadar lingkungan perlu ditingkatkan.
Dengan kita mempelajari berbagai defenisi, study kasus tentang agama dan
lingkungan hidup bahwa agama itu sangat berpengaruh baik untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan mendorong masyarakat untuk mengetahui beta pentingnya menjaga
linkungan dan melestarikan untuk kebaikan hidup dijangka panjang

3.2. Saran

Saran untuk mahasiswa, mahasiswa adalah pemuda yang berilmu dan mempunyai wawasan,
untuk itu mari kita sama-sama mensosialisasikan kepada masyarakat supaya mereka mengetahui dan
paham betapa pentingnya agama untuk merubah perilaku masyarakat untuk memperbaiki lingkungan
hidup dan melestarikan supaya tercipta ketentraman dan kenyamanan, dan sebagai mahasiswa salah
satu pecontoh untuk membuat kegiatan-kegiatan sosialisasi pecinta alam dan pelestarian alam.

Saran untuk masyarakat, masyarakat sebaiknya menjalankan nilai-nilai agama untuk menjaga
lingkungan hidup. Dan saran untuk pemerintah, pemerintah sebaiknya lebih peduli terhadap
kelestarian Lingkungan hidup, dan tak memberi batasan kepada agama dalam memberi pengajaran
untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.

9
DAFTAR PUSTAKA
1. A.A. Yewangoe. 2002. Agama dan Negara. Yogyakarta: Institut Dian
2. Bustanuddin, Agus. 2003. Sosiologi Agama. Padang: Universitas Andalas
3. Hendropuspito. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius
4. Ishomuddin. 2002. Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta Selatan: Ghalia Indonesia
5. Nasruddin, Sudarsono. 2008. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
6. Robert Ackecmoon, John. 1991. Agama sebagai Kritik. Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia
7. Robertson, Rolan. 1988. Agama dalam Analisis dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta:
Rajawali

10

Anda mungkin juga menyukai