Anda di halaman 1dari 9

1. Apa yang dimaksud dengan anemia ?

Anemia merupakan penurunan kadar hemoglobin, hitung eritrosit, dan


hematokrit sehingga jumlah eritrosit dan/atau kadar hemoglobin yang
beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan tubuh. Penyebab terjadinya anemia, yaitu: asupan yang tidak
adekuat,hilangnya sel darah merah yang di sebabkan oleh trauma, infeksi,
perdarahan kronis, menstruasi
Sumber : Hubungan Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian Anemia
pada Murid SMP Negeri 27 Padang
oleh: Istiya Putri Lestari, Nur Indrawati Lipoeto, Almurdi

2. Apa saja tanda dan gejala dari anemia?


Biasanya anemia ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin kurang
dari 13,5 g/dL pada pria dewasa dan kurang dari 11,5 g/dL pada wanita
dewasa.
gejalanya lesu, lemah, letih, lelah dan cepat lupa. Akibatnya dapat menurunkan
prestasi belajar, olah raga dan produktifitas kerja. Selain itu anemia gizi besi
akan menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan mudah terkena infeksi.

Sumber :
 Hubungan Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian Anemia pada
Murid SMP Negeri 27 Padang Jurnal Kesehatan Andalas. 2017;
oleh: Istiya Putri Lestari, Nur Indrawati Lipoeto, Almurdi
 ANEMIA DEFISIENSI BESI oleh Masrizal Jurnal Kesehatan
Masyarakat, September 2007

3. Apa etiology dari anemia dan klasifikasi dari anemia!


Etiomologi Anemia Defisiensi Besi
Penyebab Anemia Defisiensi Besi adalah :
1. Asupan zat besi
Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi
bahan
makananan yang kurang beragam dengan menu makanan yang terdiri dari nasi,
kacang-kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan yang merupakan sumber zat
besi. Gangguan defisiensi besi sering terjadi karena susunan makanan yang
salah baik jumlah maupun kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya
penyediaan pangan, distribusi makanan
yang kurang baik, kebiasaan makan yang salah, kemiskinan dan ketidaktahuan.
2. Penyerapan zat besi
Diet yang kaya zat besi tidaklah menjamin ketersediaan zat besi dalam tubuh
karena
banyaknya zat besi yang diserap sangat tergantung dari jenis zat besi dan bahan
makanan yang dapat menghambat dan meningkatkan penyerapan besi.
3. Kebutuhan meningkat
Kebutuhan akan zat besi akan meningkat pada masa pertumbuhan seperti pada
bayi, anakanak, remaja, kehamilan dan menyusui. Kebutuhan zat besi juga
meningkat pada kasus-kasus pendarahan kronis yang disebabkan oleh parasit.
4. Kehilangan zat besi
Kehilangan zat besi melalui saluran pencernaan, kulit dan urin disebut
kehilangan zat
besi basal. Pada wanita selain kehilangan zat besi basal juga kehilangan zat besi
melalui menstruasi. Di samping itu kehilangan zat besi disebabkan pendarahan
oleh infeksi cacing di dalam usus.

KLASIFIKASI
Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut ukuran sel dan
hemoglobin yang dikandungnya.
1. Makrositik
Pada anemia makrositik ukuran sel darah merah bertambah besar dan jumlah
hemoglobin tiap sel juga bertambah. Ada dua jenis anemia makrositik yaitu :
a. Anemia Megaloblastik
Adalah kekurangan vitamin B12, asam folat dan gangguan sintesis DNA.
b. Anemia Non Megaloblastik
adalah eritropolesis yang dipercepat dan peningkatan luas permukaan
membran.

2. Mikrositik
Mengecilnya ukuran sel darah merah yang disebabkan oleh defisiensi besi,
gangguan sintesis globin, porfirin dan heme serta gangguan metabolisme besi
lainnya.

3. Normositik
Pada anemia normositik ukuran sel darah merah tidak berubah, ini disebabkan
kehilangan darah yang parah, meningkatnya volume plasma secara berlebihan,
penyakit-penyakit hemolitik, gangguan endokrin, ginjal, dan hati.

Sumber : ANEMIA DEFISIENSI BESI oleh MasrizalJurnal Kesehatan


Masyarakat, September 2007

4. Mengapa anemia dapat menyebabkan lemah, lelah dan


pusing?
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam
darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lelah dan cepat lupa.

Sumber : ANEMIA DEFISIENSI BESI oleh MasrizalJurnal Kesehatan


Masyarakat, September 2007

5. Apa hubungan Hb pada kelainan Sel pensil?


Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan
besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis
berkurang, dan pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang. Kelainan ini
ditandai oleh anemia mikrositik dengan ciri khas yang umumnya terlihat lebih
kecil daripada sel normal dan inti limfosit kecil, dan sel pensil berbentuk elips
memanjang sebagai tanda abnormal sel darah merah penyebab defisiensi besi
Sumber: Segmentasi Citra Sel Darah Merah Berdasarkan Morfologi Sel Untuk
Mendeteksi Anemia Defisiensi Besi Vol 3. No 1. Juni 2014
6. Apa saja kelainan kelainan pada eritrosit?
Berdasarkan kelainan ukuran eritrosit
 Mikrositik
Sel ini dpt berasal dari fragmentasi eritrosit yg normal seperti pada anemia
hemolitik; anemia megaloblastik dan dpt pula terjadi pada anemia defisiensi
besi.
 Makrositik
Makrosit adalah eritrosit yg berukuran lebih ari 8um. Sel ini didapatkan pada
anemia megaloblastik, penyakit hati menahun berupa thin macrocytes dan pada
keadaan dg retikulositosis, seperti anemia hemolitik atau anemia pasaca
perdarahan.
 Anisositosis
Anisositosis tidak menunjukkan suatu kelainan hematologik yg spesifik. Keadaan
ini ditandai adanya eritrosit dg ukuran yg tidak sama besar dalam sediaan hapus
darah tepi. Anisositosis jelas terlihat pada anemia mikrositik yang ada
bersamaan dengan anemia makrositik seperti pada anemia gizi.

Berdasarkan Kelainan bentuk eritrosit


 Ovalosit
Ovalosit adalah eritrosit yg berbentuk lonjong. Apda ovulasitosis herediter, dlm
sediaan hapus tampak lebih dari 90% eritrosit berbentuk oval. Bentuk ini harus
dibedakan dari makroovalosit yg didapatkan pada anemia megaloblastik dimana
eritrosit berbentuk besar dan oval.
 Sferosit
Sferosit adalah eritrosit yg berbentuk lebih bulat, lebih kecil dan lebih tebal dari
eritrosit normal. Sel ini dpt dijumpai dlm jumlah besar pada sferositosis
herediter, anemia hemolitik autoimun (AIHA), septikemia dan pasca transfusi.
 Schistosit atau fragmentosit
Sel ini merupakan pecahan eritrosit yg dijumpai pada:
*kelainan genetik seperti thalassemia dan ovalositosis herediter
*kelainan eritrosit didapat,seperti pada anemia megaloblastik dan anemia
defisiensi, kelainan katup jantung. Pada keadaan ini fragmentosit tampak
sebagai sel helm.
*luka bakar berat
 Sel target atau leptosit atau sel sasaran
Eritrosit yg mempunyai masa kemerahan di bagian tengahnya, disebut jg
sebagai sel sasaran. Sel semacam ini banyak dijumpai pada thalassemia, anemia
defisiensi besi berat dan penyakit hati menahun.
 Sel sabit atau sickle cell
Sel seperti ini didapatkan pada penyakit sel sabit yang homozygote (SS). Untuk
mendapatkan eritrosit yang berbentuk sabit, eritrosit diinkubasi dulu dalam
keadaan anoksia dg menggunakan zat reduktor (Na2S2O5 atau Na2S2O3). Hal ini
terutama dilakukan pada penyakit sel sabit heterozigot.
 Crenation
Sel seperti ini merupakan artefak, dpt dijumpai dlm sediaan hapus darah tepi
yang tealah disimpan 1 malam pada suhu 200 C atau eritrosit yang berasal dari
“washed packed cell”.
 Sel Burr
Sel ini adalah eritrosit yg kecil atau fragmentosit yg mempunyai duri satu atau
lebih pada permukaan eritrosit. Sel semacam ini banyak dijumpai pada uremia
dan disseminated intravascular coagulation (DIC).
 Akantosit
Sel ini disebabkan oleh kelainan metabolisme fosfolipid dari membran eritrosit.
Pada keadaan ini tepi eritrosit mempunyai tonjolan-tonjolan berupa duri.
Akantosit mungkin didapat pada penderita pasca splenektomia, anemia
hemolitik pada sirosis hati karena alkoholisme, abetalipoproteinemia dan
defisiensi piruvat kinase.
 Tear Drop Cell
Eritrosit yg mempunyai bententuk sepertuk seperti tetesan air mata. Sel ini
banyak dijumpai pada mielofibrosis , thalassemia mayor.
 Poikilositosis
Poikilositosis adalah istilah yg menunjukkan benntuk eritrosit yg bermacam-
macam dalam sediaan hapus darah rmacam-macam dalam sediaan hapus darah
tepi. Keadaan ini mungkin didapatkan pada thalassemia dan anemia berat.
 Rouleaux dan autoaglutianasi
Rouleaux tersusun dari 3-5 eritrosit yg membentuk barisan sedangkan
autoaglutinasi adalah keadaan dimana eritrosit bergumpal. Rouleaux mungkin
didapatkan pada keadaan dg LED yg cepat seperti pada mieloma dan anemia
berat; sedangkan autoaglutinasi didapatkan pada AIHA, seperti lupus
eritematosus sistemik dan salah transfusi.

Berdasarkan kelainan warna eritrosit


 Hipokrom
Eritrosit yg tampak pucat. Eritrosit hipokrom disebabkan kadar HB dlm erirosit
berkurang. Eritrosit semacam ini bnyk dijumpai pd anemia defisiensi besi,
anemia sideroblastik, thalassemia dan pada infeksi menahun.
 Eritrosit polikrom
Eritrosit polikrom adalah eritrosit yg lebih besar dan lebih biru dari eritrosit
normal. Polikromasi suatu keadaan yg ditandai dg banyak eritrosit polikrom
dalam sediaan hapus darah tepi, keadaan ini berkaitan dg retikulositosis.
Polikromasi tsb dijumpai pada anemia hemolitik, anemia pasca perdarahan dan
haemopoeisis ekstrameduler.

Berdasarkan Benda-benda inklusi dalam eritrosit


 Benda Howell Jolly
Benda Howell Jolly adalah sisa inti eritrosit, biasanya tunggal yg trdapat dlm
eritrosit penderita anemia pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, juga
didapatkan pada atrofi limpa dan pasca splenektomia.
 Parasit malaria
Dari plasmodium yang terdapat pada malaria. Seperti plasmodium vivax,
plasmodium malariae, plasmodium ovale, dan plasmodium falcivarum.
 Titik Basofil
Terdapatnya titik-titik biru yang difus dalam eritrosit dikenal sebagai titik basofil
atau basophilic stippling. Keadaan ini didapatkan pada infeksi, keracunan timah
hitam (Pb), hemoglobin unstable. Titik-titik basofil ini tidak dapat dijumpai
dalam sediaan hapus darah EDTA.
 Eritrosit berinti
Eritrosit berinti mungkin didapatkan dalam sediaan hapus darah tepi pada
anemia berat, kecuali anemia aplastik; pada eritropoiesis hiperaktif seperti
anemia hemolitik; neonatus; eritropoesis ekstrameduler seperti mielofibrosis;
septikemia dan pasca splenektomia.

Sumber: Riadi Wirawan,dkk. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi


Sederhana Edisi kedua Cetakan pertama. Balai Penerbit FKUI.Jakarta

7. Bagaimana proses eritrosit normal sehingga menjadi sel


pensil?
8. Apa saja factor yang berperan pada eritropoiesis?
Faktor Pembentukan Eritropoesis
Ada 3 faktor yang mempengaruhi eritropoiesis:
a) eritropoietin
Penurunan penyaluran 02 ke ginjal merangsang ginjal darah untuk
mengeluarkan hormon eritropoietin ke dalam darah, dan hormon ini
kemudian merangsang eritropoiesis di sumsum tulang.Eritropoietin
bekerja pada turunan sel-sel bakal yang belum berdiferensiasi yang telah
berkomitmen untuk menjaadi sel darah merah, yaitu merangsang
proliferasi dan pematangan mereka.

b) kemampuan respon sumsum tulang (anemia , perdarahan)


c) intergritas proses pematangan eritrosit
Proses destruksi eritrosit terjadi secara normal setelah masa hidup
eritrosit habis (sekitar 120 hari). Proses ini terjadi melalui mekanisme
yang terdiri dari:
1. Fragmentasi
Mekanisme fragmentasi terjadi apabila kehilangan beberapa bagian
membrane eritrosit sehingga menyebabkan isi sel keluar termasuk
hemoglobin.
2. Lisis Osmotik
Tekanan osmotik plasma merupakan gambaran terjadinya
kecenderungan mendorong air dan Na dari daerah konsentrasi tinggi di
interstisium ke daerah dengan konsentrasi air rendah di plasma (atau
konsentrasi protein plasma lebih tinggi).Sehingga protein plasma dapat
dianggap “menarik air” ke dalam plasma.Hal ini dapat mengakibat lisis
eritrosit yang disebabkan efek osmotik.

3. Eritrofagositosis
Mekanisme destruksi eritrosit ini melalui fagositosis yang dilakukan oleh
monosit, neutrofil, makrofag. Fagositosis eritrosit ini terutama terjadi
pada eritrosit yang dilapisi antibody.Mekanisme ini meruapakan salah
satu indikator adanya AutoImun Hemolitic Anemia (AIHA).

4. Sitolisis
Sitolisis biasanya dilakukan oleh komplemen (C5, C6, C7, C8, C9). Sitolisis
ini meruapakan indikator Peroxysimal Nocturnal Haemoglobinuria
(PNH).

5. Denaturasi Hemoglobin
Hemoglobin yang terdenaturasi akan mengendap menbentuk Heinz
bodies. Eritrosit dengan Heinz bodies akan cepat didestruksi oleh limpa.
Heinz bodies melekat pada membran permeabilitas membesar sehingga
mengakibatkan lisis osmotik juga.

Sumber: academia.edu Memahami dan Menjelaskan Eritropoesis


9. Apakah Pathogenesis dan patofisiologi dari kelainan
eritrosit?

10. Apa hubungannya ketika anak kecil bermain tanpa alas


kaki diluar rumah?
Anemia defisiensi besi dapat juga dipengaruhi oleh kebutuhan tubuh yang meningkat,
akibat mengidap penyakit kronis, kehilangan darah karena menstruasi, dan infeksi
parasit (cacing). Di Indonesia, penyakit kecacingan masih merupakan masalah yang
besar untuk kasus anemia defisiensi besi karena diperkirakan cacing menghisap darah 2-
100 cc setiap harinya.

Sumber : Kejadian Anemia pada Siswa Sekolah Dasar Anemia oleh: Saifuddin
Sirajuddin, Masni. Vol. 9, No. 3, Februari 2015
11. Bagaimana nilai normal dan interpretasi dari Hb,
MCV,MCH?
Batas normal kadar Hb menurut umur dan jenis kelamin Sumber : WHO

MCV 75-96 fL,


MCH 28-32 pg
MCHC 33-37 g/dL

Sumber : jurnal NILAI RUJUKAN HEMATOLOGI ORANG DEWASA NORMAL DI RSUD


ULIN BANJARMASIN Azma Rosida, FX. Hendriyono Vol.11, No.1, Feb 2015

12. Apa rumus dari MCV, MCH, MCHC?

Sumber:
Profil Darah dan Nilai Hematologi Domba Lokal yang Dipelihara di
Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi Vol 8, No. 2, Oktober
2008
13. Mengapa didapatkan kulit dan konjungtiva yang pucat
pada pasien tersebut?
Konjungtiva merupakan lekukan pada mata, normalnya konjungtiva itu berwarna
kemerahan, pada keadaan tertentu (misal pada anemia) konjungtiva akan
berwarna pucat yang disebut dengan nama konjungtiva anemis. Karena pada
anemia terjadi kekurangan eritrosit (sel darah merah) sehingga darah yang
harusnya dialirkan ke seluruh tubuh dengan cukup jadi tidak merata sementara
itu konjungtiva merupakan salah satu area sensitif yang apabila tidak 8 teraliri
darah dengan sempurna akan tampak pucat sama seperti halnya dengan sklera,
bibir dan area kuku, sehingga selain konjungtiva, bibir dan kuku juga tampak
pucat. Jadi gambaran conjunctiva bisa dikatakan sebagai salah satu prediktor
status anemia pada wanita prakonsepsi dan harus ditunjang dengan hasil dari
pemeriksaan fisik yang lain meliputi gambaran kuku, kulit dan bibir pada
responden.

Sumber: jurnal INDIKATOR ANTROPOMETRI DAN GAMBARAN CONJUNCTIVA


SEBAGAI PREDIKTOR STATUS ANEMIA PADA WANITA PRAKONSEPSI DI KOTA
MAKASSAR
14. Bagaimana pencegahan pada kasus tersebut?
Agar anemia Fe bisa dicegah atau diatasi maka harus banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya zat besi. Selain itu penanggulangan anemia defisiensi
besi dapat dilakukan dengan pencegahan infeksi cacaing dan pemberian
tablet Fe yang dikombinasikan dengan vitamin C.

Sumber : ANEMIA DEFISIENSI BESI oleh Masrizal Jurnal Kesehatan


Masyarakat, September 2007

15. Apa diagnosis dan diagnosis diferensial dari keluhan anak


pada scenario tersebut?
Diagnosis
1. Anamnesis
1). Riwayat faktor predisposisi dan etiologi :
a. Kebutuhan meningkat secara fisiologis terutama pada masa
pertumbuhan yang cepat, menstruasi, dan infeksi kronis
b. Kurangnya besi yang diserap karena asupan besi dari makanan
tidak adekuat
malabsorpsi besi
c. Perdarahan terutama perdarahan saluran cerna (tukak lambung,
penyakit rohn, colitis ulserativa)
2). Pucat, lemah, lesu

2. Pemeriksaan fisis
a. anemis, tidak disertai ikterus, organomegali dan limphadenopati
b. stomatitis angularis, atrofi papil lidah
c. ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran
jantung
3. Pemeriksaan penunjang
a. Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun
b. Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik
c. Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun
d. Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP)
meningkat
e. sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat
DIAGNOSIS BANDING
Anemia defisiensi besi perlu dibedakan dengan anemia hipokromik lainnya seperti :
anemia akibat penyakit kronik, thalassemia, anemia sideroblastik.

Sumber:
 responsi ANEMIA DEFISIENSI BESI oleh: I Wayan Rivandi Pradiyadnya M dan
Ida Ayu Mas Suryani FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2017
 ANEMIA DEFISIENSI BESI oleh MasrizalJurnal Kesehatan
Masyarakat, September 2007

Anda mungkin juga menyukai