PENDAHULUAN
El nino dan la nina yang terdapat dua ekstrem dari el nino selatan osilasi, juga dikenal sebagai
ENSO. ENSO dihasilkan oleh interaksi antara laut dan atmosfer di Pasipic Tropis. ENSO adalah
yang terkuat dari semua alami siklus iklim diabad ini. Ia menciptakan beberapa variabilitas paling
menonjol dalam kejadian iklim dari tahun ke-tahun, termasuk frekuensi dan seperti kekeringan,
banjir, angin topan, dan tornado. Kejadian alam tersebut tentunya harus didampingi oleh cara
meminimalisir akibat yang akan ditimbulkan dari kejadian tersebut melalui mitigasi bencana yang
Kenyataannya hal tersebut masih menjadi suatu hal yang asing yang di dengar oleh telinga
awam. Sebagai mahasiswa sejatinya memberi pendampingan mulai hal kecil berupa informasi
Dengan demikian untuk menambah pengetahuan mengenai hal tersebut agar leih dapat memahami
maka kami sajikan sebuah makalah yang diberi judul “El Nino La Nina dan Mitigasi Bencana”.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Pembahasan
D. Manfaat Penulisan
1. Secara teoritis
2. Praktis
2
BAB II
PEMBAHASAN
El nino dan la nina yang terdapat dua ekstrem dari el nino selatan osilasi, juga dikenal
sebagai ENSO. ENSO dihasilkan oleh interaksi antara laut dan atmosfer di Pasipic Tropis. ENSO
adalah yang terkuat dari semua alami siklus iklim diabad ini. Ia menciptakan beberapa variabilitas
paling menonjol dalam kejadian iklim dari tahun ke-tahun, termasuk frekuensi dan seperti
kekeringan, banjir, angin topan, dan tornado. El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika
atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu
bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan
Sebagai indikator untuk memantau kejadian El Nino, biasanya digunakan data pengukuran
suhu permukaan laut pada bujur 1700BB - 1200BB dan lintang 50LS - 50LU, dimana anomali positif
3
mengindikasikan terjadinya El Nino. Dan fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya suhu
permukaan laut pada bujur 1700BB - 120 BB dan pada lintang 50LS - 50LU dimana anomali
negatif, sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Kedua fenomena di perairan pasifik ini
Selama fase normal dari siklus ENSO, angina bertiup dari timur ke barat (dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah), mendorong lapisan permukaan laut barat. permukaan
air laut ini bersuhu hangat dan akan didorong ke arah barat oleh angin dan menumpuk di Pasifik
barat, sebaliknya pasifik timur akan jauh lebih dingin, karena sumur laut air dingin lebih dalam
untuk menggantikan air yang telah ditiup ke barat. Selama tahun-tahun normal, hujan besar
terbentuk di atas air hangat, membawa hujan ke negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia.
Namun, selama el nino pertahun perbedaan tekanan antara timur dan barat, dan karena itu,
angin tidak meniup dengan keras, dan air permukaan yang hangat tetap lebih jauh ke timur. Dengan
demikian membentuk awan hujan lebih jauh ke timur dan hujan turun lebih jauh ke timur, sehingga
curah hujan rata-rata untuk tempat seperti california dan peru, dan untuk tempat seperti Indonesia
dan Australia akan mengalami kekeringan. El nino dikenal sebagai tahap pemanasan “ENSO”.
Sebaliknya, selama la nina tahun yang berbeda tekanan antara timur dan barat meningkat
menyebabkan air lebih banyak dari biasanya untuk didorong ke arah barat, sehingga permukaan
air lebih dingin di Pasifik timur dan air permukaan bahkan lebih hangat di Pasifik barat,
memberikan lebih banyak hujan dari biasanya untuk negara-negara seperti Indonesia dan
Australia, dan dapat mengakibatkan banjir di daerah-daerah itu. Lanina dikenal sebagai fase dingin
ENSO.
4
Dibutuhkan 2 sampai 7 tahun untuk menyelesaikan satu siklus ENSO. Yaitu dari kondisi
normal ke kondisi el nino lagi, untuk la nina dari kondisi normal ke kondisi la nina dan kembali
normal. El nino dan al nina bervariasi dalam tingkat keparahan. Efek dari el nino dan la nina tidak
terbatas pada Samudera Pasifik. Awan yang terbentuk di atas air hangat Pasifik cukup besar untuk
mempengaruhi sirkulasi global atmosfer. Ketika awan bergeser ke timur selama el nino, atau barat,
El Niño adalah kondisi abnormal iklim dimana penampakan suhu permukaan laut Samudra
Pasifik ekuator bagian timur dan tengah (di pantai Barat Ekuador dan Peru) lebih tinggi dari rata-
rata normalnya. Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang
terkadang mengalir dari Utara ke Selatan antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru
yang terjadi pada bulan Desember. Padahal biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut
dingin karena upwelling. Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga
tujuh tahun serta dapat mempengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.
El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan
meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai
rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat. La Niña digunakan untuk menyatakan
penampakan suhu permukaan laut yang lebih rendah dari pada rata-rata normalnya di wilayah
Samudra Pasifik ekuator bagian timur dan tengah, berlawanan dengan kondisi El Niño.
Nama El Niño diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi Yesus
Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim Natal. Karena fluktuasi dari
tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal
dengan nama El Niño Southern Oscillation (ENSO). Dan La Nina berarti “anak perempuan”. Kata
"Osilasi Selatan" diberikan oleh Sir Gilbert Walker pada tahun 1923. Walker adalah seorang
5
peneliti, khususnya tentang monsoon India yang menjadi Direktur Jendral Pengamatan di India
tahun 1904. Namanya diabadikan pada nama sirkulasi Walker yang berarah timur-barat (zonal).
Di daerah tropis di Indonesia terdapat sirkulasi zonal (Walker) dan meridional (Hadley) yang
El Niño adalah fase panas (warm event) dan La Niña adalah fase dingin (cold event) di
Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah dan timur. El Niño diindikasikan dengan beda tekanan
atmosfer antara Tahiti dan Darwin yang disebut Osilasi Selatan, karena keduanya terletak di
belahan bumi selatan. El Niño sering digabung dengan Osilasi Selatan menjadi ENSO. El Niño
ditandai dengan indeks osilasi selatan/Southern Oscillation Index (SOI) negatif, artinya tekanan
atmosfer di atas Tahiti lebih rendah daripada tekanan di atas Darwin, sebaliknya La Niña ditandai
SOI positif. La Niña sering disebut non El Niño atau anti El Niño, sebaliknya kata terakhir tidak
dipakai karena dapat menyinggung perasaan rakyat Peru yang menyebut El Niño sebagai anak
6
La Niña merupakan fenomena atmosfer laut yang merupakan mitra dari El Nino sebagai
bagian dari luas Selatan Osilasi El Niño. Selama periode La Niña, maka suhu permukaan laut di
seluruh Timur Tengah khatulistiwa Samudera Pasifik akan lebih rendah dari normal dengan 3-5 °
C. Di Amerika Serikat, sebuah episode dari La Niña didefinisikan sebagai badai yang terjadi dalam
jangka waktu minimal 5 bulan . Nama La Niña berasal dari Spanyol , yang berarti “gadis”, analog
dengan El Niño berarti “anak”. La Niña, terkadang disebut “anti-El Niño”, adalah kebalikan dari
El Nino, di mana yang terakhir sesuai bukan dengan suhu permukaan laut lebih tinggi oleh
penyimpangan minimal 0,5 ° C, dan efek nya sering kebalikan dari El Niño. Dimulai ketika El
nino mulai melemah, dan air laut yan panas di Peru-ekuaor kembali bergerak kea rah barat, air laut
di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan up welling mucul kembali, atau kondisi
cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain La Nina adalah kondisi cuaca yang normal
La Niña juga dibentuk pada tahun 1995, dan pada tahun 1999-2000. A La Niña kecil terjadi
2000-2001. Terakhir terjadi adalah la niña moderat yang berkembang di pertengahan tahun 2007
dan berlangsung sampai awal 2009. NOAA menegaskan bahwa moderat La Niña dikembangkan
pada November di Southern Oscillation, dan bahwa hal itu mungkin akan berlanjut ke 2008.
7
Menurut NOAA, “Diduga La Niña berdampak selama November Januari termasuk kelanjutan dari
curah hujan di atas rata-rata di Indonesia dan curah hujan di bawah rata-rata di atas Pasifik
khatulistiwa pusat Untuk wilayah bersebelahan Amerika Serikat, dampak potensial termasuk di
atas rata-rata curah hujan di Utara Rockies, Northern California, dan di wilayah selatan dan timur
dari Pacific Northwest.terutama di negara-negara barat daya dan tenggara. Namun, El Niño
kembali di bulan Mei / Juni 2009 dan berlangsung sampai April 2010. Efek El Niño di tahun 2009
sudah terlihat pada musim gugur tahun 2009 sebagai sisa-sisa Badai Tropis Ida diperkuat menjadi
badai pesisir kuat. La Niña episode baru berkembang cukup cepat di pusat tropis Pasifik dan timur
pada pertengahan-2010, dan berlangsung setidaknya sampai awal 2011. La Niña ini,
dikombinasikan dengan catatan suhu laut tinggi di utara- timur samudra India , dan telah menjadi
Sebagai indikator untuk memantau kejadian El Nino, biasanya digunakan data pengukuran
suhu permukaan laut pada bujur 170°BB -120°BB dan lintang 5°LS - 5°LU, dimana anomali
positif mengindikasikan terjadinya El Nino. Dan fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya
suhu permukaan laut pada bujur 170°BB - 120°BB dan pada lintang 5°LS - 5°LU dimana anomali
negatif, sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Kedua fenomena di perairan pasifik ini
B. Faktor Penyebab
a. Adapun Faktor Penyebab El-Nino dan La-Nina
1. Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.
8
3. Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari
perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan perupada saat musim panas.
C. Proses Terjadinya
Pada bulan desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi, sehingga
daerang lintang selatan mengalami musim panas. Di Peru mengalami musim panas dan
arus laut dingin Humboldt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran
oleh sinar matahari perairan di pasifik tengah dan timur, menyebabakan meningkatnya
suhu dan kelembapan udara pada atmosfer. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan
timur rendah, kemudian diikuti awan-awan konvektif (awan yang terbentuk oleh
penyinaran matahari yang kuat). Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya tinggi
yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin passat dan
angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munsoon yang lebih kuat dari daratan Asia),
menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan
udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik barat bergerak ke
pasifik tengah dan timur. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif diatas Indonesia
9
Sedangkan La Nina sebaliknya dari El Nino, terjadi saat permukaan laut di pasifik tengah
dan timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Dan tekanan
udara kawasan pasifik barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga
tekanan udara di pasifik tengah dan timur tinggi, yang menghambat terbentuknya awan.
Sedangkan dibagian pasifik barat tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang
memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus, awan ini menimbulkan turun hujan
lebat yang juga disertai petir. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara
tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik tengah dan timur bergerak
ke pasifik barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas pasifik tengah dan
10
D. Dampak El Nino dan La Nina
1) El Nino
Amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung dingin dan
kering.
d) Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengan dan Barat serta
Indonesia cukup kritis dan jumlahnya semkain banyak. Hal ini mengakibatkan
penurunan atau peningkatan yang tajan dari debit minimum atau maksimum
(kekerigan hidrologis)
nino juga dilaporkn meurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut
ketersediaan pakan bagi ikan (plankton) juga berkurag. Selain itu banyak
yang merupakan sumber makanan dari terumbu karang karena tidak mampu
11
mengganggu kehidupan jenis ikan tertentu yang senitif terhadap naiknya suhu
laut, kondisi ini menyebabkan terjadiny migrasi ikan ke perairan lain yang lebih
Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ketimur. Namun, ikan yang berada di
Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di
timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan
selatan Jawa menghangat. Hal ini membuat indonesia mendapat banyak ikan tuna.
2) La Nina
biasanya akan menyebabkan musim kemarau di daerah ini. Di sisi lain dari Pasifik La
Niña dapat menyebabkan hujan lebat. Untuk India, El Niño sering menjadi penyebab
keprihatinan karena dampak buruk terhadap monsun barat, ini terjadi pada tahun 2009.
La Niña, di sisi lain, sering menguntungkan bagi monsun, terutama di paruh kedua. La
Niña yang muncul di Pasifik pada tahun 2010 mungkin membantu mengakhiri musim
barat selatan tahun lalu pada catatan yang menguntungkan. Tapi kemudian, hal itu juga
bencana terburuk negara itu alam dengan sebagian besar Negara Queensland terendam
air dari banjir dan dihantam oleh Badai Tropis, termasuk kategori 5 Siklon Tropis Yasi.
Ini juga menjadi penyebab malapetaka serupa di Brazil selatan dan timur lalu
memainkan bagian dalam hujan deras dan banjir yang telah mempengaruhi Sri Lanka.
12
Adapun dampak La Nina terhadap kondisi Cuaca Indonesia adalah curah hujan
berlebih yang menyertai kedatangan La Nina dapat menimbulkan banjir dan tanah
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
Bencana). Bencana sendiri adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana dapat
berupa kebakaran, tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, longsor, badai tropis, dan
lainnya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
3.2 Saran
Penyusun menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih terdapat
terutama disebabkan kelemahan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan penulis sendiri,
baik disadari maupun tidak. Karena belum sempurnanya makalah ini, penulis menyarankan agar
para pembaca mencari materi, sumber dan referensi lain untuk menyempurnakan makalah ini
14
DAFTAR PUSTAKA
http://aku-sangjuara.blogspot.com/2012/02/makalah-el-nino-la-nina.html
https://adipandang.files.wordpress.com/2011/02/copy-of-fenomena-elnino-lanina.pdf [
WIB]
Jangka Panjang Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Pangan. Dalam Jurnal Volume 24 No.
1, Juli 2006 : 28 – 45. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor
http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE24-1c.pdf
15