PENDAHULUAN
Disebut nasi kucing karena porsi nasi yang disajikan oleh penjual kuliner
angkiringan ini bentuknya kecil-kecil sebesar kepalan tangan orang remaja, atau
hanya 1 centong nasi ukuran sedang saja, kemudian lauk pauknya biasanya
menggunakan ikan asin, teri, bandeng, orek tempe, aneka olahan ayam. Karena
tampilannya kecil dan lauk pauknya identik apabila kita memberi makan kucing
peliharaan kita, maka kuliner ini kemudian disebut kuliner nasi kucing, jadi
kuliner ini TIDAK menyajikan olahan daging kucing, hanya sekedar
penamaannya saja.
Beberapa menu yang sering disajikan di kuliner angkringan nasi kucing
adalah nasi sambal lauk ikan asin, nasi sambal lauk bandeng, nasi sambal ikan teri,
nasi sambal usus ayam, nasi orek tempe, nasi sayur kacang panjang, nasi bakmi,
nasi goreng. Untuk lauknya antara lain ada bacem tahu, bacem tempe, bacem
ampela ati, bacem kepala ayam, bacem ceker ayam, sate telor puyuh, sate usus
ayam, sate ceker ayam, gorengan tahu isi, gorengan tempe mendoan, gorengan
bakwan atau bala-bala, jadah ketan.
Untuk menu minuman atau wedangnya biasa tersedia, es teh, teh anget
manis, es jeruk, wedang jeruk, es jahe, wedang jahe original, jahe susu, teh jahe,
kopi jahe, kopi susu, kopi hitan, kopi jos ( kopi arang ), wedang secang, wedang
uwuh.
Brand yang kami usung adalah Angkringan organik, yang mana “Organik”
sebutan untuk senyawa atau unsur yang berasal dari alam atau makhluk hidup
dengan maksud untuk menyajikan sebuah tempat tongkrongan dengan nuansa
yang alam yang memungkin salah satu alternatif untuk menarik konsumen dan
menghilangkan kesan lama pada angkringan dan tak hanya itu kami juga
memasang free Hospot area dan fasilitas yang berbau teknologi agar tidak kalah
halnya dengan tempat tongkrongan yang dikhususkan untuk kalangan menengah
keatas, yang mana harapan kami kedepannya bisnis ini akan maju dan akan
membawa tahap kemapanan ekonomi & kebahagiaan bersama pada kami dan
seluruh mitra, serta manfaat dari usaha ini bisa dirasakan oleh banyak orang.
Misi :
Membuka bisnis untuk semua lapisan masyarakat yang mampu bersaing dengan
sehat, serta menyediakan ruang yang tepat bagi masyarakat berbagai macam
kalangan untuk menikmati dengan harga yang terjangkau.
Dalam bisnis ini sasaran usaha kami adalah semua kalangan mayarakat teruma
kalagan menengah kebawah, yang mana sebuah warung multi-user tidak
memperlihatkan status sosial, dari yang berpehangsilan kecil maupun besar, baik
pelajar, petani, mahasiswa, tukang kuli, anak-anak perantauan, mahasiswa,
budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif.
II. DESKRIPSI PRODUK/JASA
Produk ada beberapa yang kami buat dan ada yang bekerjasama dengan
penjual masakan yang harganya terjangkau tentu menjadi penting. Dan kami juga
menerima titipan dari berbagai olahan rumah tangga yang mana nantinya kami
membagi hasil keuntungan dari olahan yang habis setiap harinya, olahan yang
bersisah akan diambil kepada pemilik dan olahan baru akan diantar keesokan
harinnya dan begitu seterusnya. Memesan masakan dengan harga yang terjangkau
akan mampu menekan harga jual atau mendapatkan keuntungan lebih. Selain itu
dapat memberdayakan perekonomian penjual tersebut.
2.3. Ilustrasi Produk Dan Proses Produksi
Usaha di bidang kuliner makin banyak diminati. Beragam kreasi pun dibuat oleh
para pelaku bisnis kuliner. Dan kami membawa konsep kuliner Angkringan Jawa
dengan desain lokasi yang hijau dibagian depan untuk tempat terbuka dan kesan
modern didalamnya dan diatur senyaman mungkin. Dengan begitu tempat
angkringan ini cocok untuk segala suasana dan kebutuhan pelanggannya, mulai
dari tempat nongkrong dengan teman, meeting, kerja, belajar, sampai untuk
beragam event dengan kapasitas tertentu.
Sedangkan untuk proses produksi sebagaimana yang sudah kami singgung
dalam teknik produksi Pembuatan produk ada beberapa yang kami buat dan ada
yang bekerjasama dengan penjual masakan yang harganya terjangkau dan
sebagian menu – menu sampingan seperti gorengan dan sate – satean kami bekerja
sama dengan produk olahan rumah tangga dengan sitem bagi hasil yang dihitung
olahan yang habis atau tidaknya per-harinya.
Pada saat membangun bisnis kuliner yang bisa dikatakan skalanya masih
kecil, belum ada bayangan dibenak kami untuk bisa mengembangkannya menjadi
sebuah usaha skala menengah atau nantinya bisa menjadi usaha dengan skala
besar. Namun dengan proses belajar dan berusaha melakukan proses "ATM"
(amati, tiru dan modifikasi). Angkringan sebagai sebuah bisnis kecil yang dari
konsep awalnya adalah tempat nongkrong, konsepnya diubah menjadi sebuah
bisnis dengan konsep yang bisa menampung warga disekitar kami untuk bisa
bekerjasama dengan bisnis kecil kami.