PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan kegiatan yang selalu ada yaitu selama
24 jam di rumah sakit, sehingga baik buruknya sebuah rumah sakit sangat
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan keperawatan. Untuk mempertahankan
eksistensinya dalam persaingan bebas ini adalah dengan cara meningkatkan
kepuasan pelanggan (pasien dan keluarga). Kepuasan pasien tersebut bisa dicapai
diantaranya dengan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan (Pratiwi,
2008).
Kualitas pelayanan keperawatan diantaranya ditentukan oleh manajemen
asuhan keperawatan yaitu suatu pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
keperawatan. Dalam menjalankan kegiatan keperawatan dapat digunakan metoda
proses keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien. Dengan demikian
dalam pengelolaan asuhan keperawatan ini terdapat hubungan antara perawat dan
pasien baik langsung ataupun tidak langsung.
Tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era global akan terus
berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga terus
mengalami perubahan. Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan
yang dihadapi masyarakat terus-menerus mengalami perubahan. Dengan
berbagai
berkembangnya masyarakat dan bentuk pelayanan profesional serta
kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan, maka
mungkin saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Nursalam, 2011).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan merupakan
suatu fenomena yang direspon oleh perawat. Respon yang muncul antara lain
dengan banyak belajar mengenal konsep pengelolaan keperawatan dan langkah-
langkah konkrit dalam pelaksanaannya secara kondusif. Langkah-langkah konkrit
dapat berupa penataan sistem model asuhan keperawatan profesional (MAKP),
2
mulai dari ketenagaan/ pasien, penetapan sistem MAKP, sampai dengan perbaikan
dokumentasi keperawatan, serta efektif dan efisien.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta menciptakan sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya (G.R. Terry dalam Amirullah & Budiyono, 2004). Pada umumnya, sistem
manajemen keperawatan sama halnya dengan sistem manajemen lainnya yang
terdiri dari input, proses dan output. Input meliputi man, money, materials,
methodes dan machines. Pelaksanaan proses manajemen keperawatan sejalan
dengan proses keperawatan sehingga diharapkan keduanya dapat saling
menopang. Proses keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan output yang dapat menghasilkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas dan terjangkau.
Fungsi manajemen diantaranya adalah perencanaan yang terdiri dari
perencanaan ketenagaan dan perencanaan asuhan keperawatan. Pengorganisasian
yang meliputi metode pengorganisasian keperawatan/pembagian tugas.
Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan alat komunikasi yang penting
bagi perawat untuk mengetahui kondisi dan perkembangan klien. Pengarahan
meliputi pemberian motivasi serta melakukan pengarahan/supervisi. Pengendalian
seperti mengukur mutu asuhan keperawatan yang diberikan, mengukur kinerja
perawat dan melakukan perbaikan jika terdapat penyimpangan dari standar yang
ditetapkan.
Suatu rumah sakit perlu menerapkan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP) atau Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan/keperawatan yang optimal dan berstandar
internasional. Rumah Sakit adalah suatu institusi perawatan kesehatan profesional
yang pelayanannya diberikan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya. Rumah Sakit Arifin Achmad merupakan Rumah Sakit umum Provinsi
Riau yang mempunyai visi menjadi Rumah Sakit pendidikan mandiri dengan
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik profesi keperawatan di Ruang PICU RSUD
Arifin Achmad kelompok mampu menganalisa masalah pengelolaan
ruangan khususnya ruangan PICU serta mencari pemecahan masalah
tersebut.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen diharapkan
kelompok mampu:
a. Melakukan pengkajian karakteristik ruangan PICU.
4
BAB II
ISI
A. Karakteristik Ruangan
1. Ruang Lingkup Ruangan
PICU merupakan ruangan perawatan intensif untuk bayi usia 29 hari
hingga usia 18 tahun. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
telah dilakukan di PICU RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, ruangan ini
memiliki 1 orang karu, 1 orang katim, dan 20 orang perawat pelaksanan.
Dimana ruangan ini memiliki total bed sebanyak 11 bed. Saat ini hanya
bisa dipakai 5 bed dikarenakan tenaga perawat yang belum mencukupi.
2. Visi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Sebagai Rumah Sakit Pendidikan Mandiri dengan Pelayanan
Paripurna yang Berstandar Internasional.
3. Misi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
a. Menyelenggarakan fungsi pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar internasional dan menjadi pusat rujukan bagi rumah sakit
lainnya di Provinsi Riau.
b. Melaksanakan fungsi sebagai rumah sakit pendidikan kedokteran
dan pendidikan kesehatan lainnya.
c. Melaksanakan fungsi administrasi secara profesional.
4. Moto RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
“Kepuasan anda adalah kebahagian kami”
5. Janji Pelayanan
Memberikan pelayanan yang bermutu
Empati terhadap kebutuhan kesehatan
Nyaman dengan lingkungan bersih dan indah
Amanah menjaga keselamatan pasien
Waktu yang cepat dan tepat dalam tindakan
Adil dan tidak memihak
Niat yang tulus dan ikhlas
6
B. Struktur Organisasi
Ruangan PICU mempunyai koordinator keperawatan dan dipimpin oleh
kepala ruangan dibantu oleh 1 ketua tim, 20 perawat pelaksana, 1 pegawai
administrasi dan 1 pekarya. Untuk saat ini ruangan PICU belum memiliki
strutur kerja ruangan PICU, tetapi memiliki struktur rumah sakit untuk
ruangan PICU.
C. Pengumpulan Data
1. M1 (Manusia/Ketenagaan)
a. Ketenagaan medis
Ruangn PICU memiliki dokter tetap yaitu dokter spesialis anak yang
berjumlah sebanyak 5 orang, namun meskipun hanya memiliki 5 orang
dokter tetap, ruangan PICU juga memiliki dokter spesialis konsultan
yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
b. Tenaga Keperawatan
1) S.1 Keperawatan + Ns : 9 orang
2) D III Keperawatan : 13 orang +
Jumlah : 22 orang
c. Tenaga lainnya
1) Pekarya : 1 orang
2) Tenaga Administrasi : 1 orang
suatu pelatihan yang dibutuhkan untuk ruangan PICU, maka karu yang
akan menyeleksi perawat yang belum mengikuti pelatihan yang akan
diikuti dan mengusulkan namanya ke bidang untuk diikut sertakan
dalam pelatihan. Kesempatan untuk mengikuti pelatihan tidak hanya
untuk yang sudah PNS saja, tetapi pegawai kontrak juga memiliki
kesempatan.
h. Tingkat ketergantungan pasien (data tanggal 4 Juli 2018)
Pasien yang dirawat di ruangan Pediatric Intensive Care Unit (PICU)
merupakan pasien yang dirawat dengan kebutuhan total. Pada tanggal 4
juli 2018 terdapat 5 orang pasien total care.
itu juga, ruangan PICU juga menerima pasien pediatrik post. Operasi
yang memerlukan pemantauan ketat dan sesuai dengan SOP masuk
ruangan PICU.
l. Komunikasi yang dilaksanakan oleh perawat ke pasien sebagian
memiliki hubungan sosial, struktural, dan profesional (Perawat
menjelaskan setiap tindakan yang dilakukan dan tujuannya). Namun,
belum terlaksana pada seluruh tenaga keperawatan. Perawat sudah
melakukan komunikasi setiap akan melakukan tindakan kepada pasien,
tapi kurang optimal dan perlu ditingkatkan sesuai dengan kriteria
komunikasi terapeutik sesungguhnya
10
Nurse
R. R. R.
Station
Dokter Penyim Staff
panan R. Lift J R.
barang steril
A Dapur
J R.
L
A Spullho U WC WC
ck
L
R Pria Wanita
U R. R. R.
I
E
N
V
T
A
U
K
U Ket
M
A : Bed Pasien
A
S
S
I
U
K
11
Lt. 1 ICU
J
L.
Lt. 1
PICU
12
Ket :
2) Fasilitas
Fasilitas ntuk petugas kesehatan terdiri atas ruang perawat, satu
kamar mandi perawat/WC dan kamar jaga perawat yang terdapat di
ruang perawat, nurse station di depan bed pasien, pantry di dalam
ruangan picu, spole holk di luar pintu masuk samping kiri ruangan
picu.
3) Administrsi Penunjang
a) Buku observasi
b) Buku pembagia tugas
c) Buku laporan
d) Buku laporan DC Shock
e) Buku inventaris alat
f) Buku ekspedisi
g) Buku Kas PPNI
h) Buku jenazah
b. Perencanaan pulang
Pasien yang dirawat di ruangan PICU sebelum pulang, dipindahkan
terlebih dahulu ke ruang rawatan. Pasien yang dibolehkan pindah ke
ruang rawatan harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Ruangan PICU memiliki discard planning dan diisi saat pasien masuk.
c. Overan
1) Selama mengikuti dan mengobservasi kegiatan overan dari tanggal 2
Juli 2018 hingga 5 Juli 2018, overan dilakukan dengan fokus pada
masalah medis, dan untuk masalah keperawatan hanya sebagian
perawat menyampaikan diagnosa keperawatan saja tanpa
merencanakan tindakan yang dapat mengatasi masalah keperawatan
setiap pasien. Pada saat overan ke pasien masih kurangnya
pengenalan nama perawat yang dinas pada saat itu kepada pasien
maupun keluarga. Sebaiknya interaksi dengan pasien ada saat overan
ke pasien, minimalnya menayakan keluhan pasien saat ini pada
pasien kesadaran penuh.
2) Supervisi
Hasil wawancara dengan kepala ruangan terkait kegiatan supervisi
sudah dilakukan pada tenaga keperawatan. Memang tidak terjadwal,
namun setiap sekali dalam dua atau tiga hari diusahakan untuk
melakukan supervisi. Supervisi dilakukan secara observasi dan jika
ada yang kurang tepat maka langsung diberitahukan yang benarnya.
Tapi jika ada salah satu perawat yang dilihat mampu dan benar
melakukan tindakan, reward yang diberikan dalam bentuk
15
4. M4 (Money / Keuangan)
Berdasarkan hasil wawancara, ruangan PICU memiliki uang kas bulanan
untuk iuran rutin bulanan perawat misalkan untuk dana sumbangan berupa
acara dan bentuk sosial ataupun nantinya pembelian benda yang digunakan
untuk ruangan seperti buku tulis, printer, dll yang dikelola oleh perawat
ruangan PICU itu sendiri. Dan PICU juga mengadakan sumbangan wajib
setiap bulan terhadap PPNI. Dari segi keuangan dalam pembayaran sebagian
besar pasien menggunakan BPJS kesehatan ataupun JAMKESDA.
5. M5 (Marketing / Pemasaran dan Mutu)
a. BOR (Bed of rate) pasien
Data BOR 2 Juli 2018
16
3
𝐵𝑂𝑅 = x 100% = 60%
5 x 1 hari
3
𝐵𝑂𝑅 = x 100% = 40%
5 x 1 hari
5
𝐵𝑂𝑅 = x 100% = 100%
5 X 1 hari
5
𝐵𝑂𝑅 = x 100% = 100%
5 X 1 hari
D. Hasil Kuesioner
TIDAK PERNAH
JARANG
53% 40%
SERING
SELALU
7% 7%
TIDAK PERNAH
JARANG
33%
53% SERING
SELALU
orang (7%), sering sebanyak 5 orang (33%) dan jarang 8 orang (53%) dari
15 responden.
73% SERING
SELALU
TIDAK PERNAH
27%
JARANG
SERING
67% SELALU
7% 0%
TIDAK PERNAH
46% JARANG
47% SERING
SELALU
pendokumentasian askep
0%
13%
TIDAK PERNAH
47% JARANG
SERING
40%
SELALU
TIDAK PERNAH
27% 27%
JARANG
SERING
SELALU
46%
7% 13%
TIDAK PERNAH
JARANG
SERING
47% 33%
SELALU
penyelesaian masalah
7%
TIDAK PERNAH
JARANG
40% SERING
46%
SELALU
mengharapkan insentif
13%
ronde keperawatan
6%
TIDAK PERNAH
27%
27% JARANG
SERING
40% SELALU
24
memberi penkes
7% 13%
TIDAK PERNAH
JARANG
SERING
80% SELALU
Dari diagram diatas perawat yang memberi penkes yaitu jarang 2 orang
(13%) dan sering 12 orang (80%), selalu 1 orang (7%) dari 15 responden.
motivasi karu
7% 0%
TIDAK PERNAH
40% JARANG
SERING
53%
SELALU
25
Dari diagram diatas motivasi dari karu yaitu jarang sebanyak 6 orang
(40%), sering 8 orang (53%) dan sangat sering 1 orang (7%) dari 15
responden.
Dari diagram diatas umpan balik penilaian penampilan kerja yaitu tidak
pernah 2 orang (14%) jarang sebanyak 2 orang (14%), sering 9 orang
(65%) dan sangat sering 1 orang (7%) dari 15 responden.
6. Dari hasil observasi ditemukan tempat pembuangan jarum suntik dan ampul
yang sudah dipakai disatukan dan dibuang di safetybox yang sudah ada
disetiap tempat tidur pasien.
26
E. Analisa SWOT
Ket STRENGHT WEAKNES OPORTUNITY THREATENED
M kepala ruangan Kurangnya perawat merasa Ada tuntutan
A dikepalai oleh KARU tenaga perawat mendapatkan tinggi dari
N dengan pengalaman mengaharuskan peluang masyarakat
kerja 19 tahun. ruangan hanya pengembangan untuk pelayanan
Pendidikan kepala mengoperasikan karir di RSUD yang lebih
ruangan Ners + S1 5 bed dari 11 bed Arifin Achmad professional.
Keperawaa dan telah yang tersedia. Rumah sakit telah Makin tingginya
mendapatkan Pemberian memberikan kesadaran
pelatihan ruangan informasi dan kebijakan perawat masyarakat akan
PICU, PPI dan komunikasi yang memiliki pentingnya
Patient Safety. kepada pasien kinerja yang baik kesehatan
Ruangan PICU oleh perawat untuk Di Ruangan
merupakan ruangan kurang optimal. mendapatkan PICU merupakan
intensif khusus anak- reward/ ruangan total
anak mualai dari usia penghargaan, care dimana
28 hari sampai 18 kesempatan untuk perlunya
tahun. Dengan 5 kuliah, mengikuti peningkatan ilmu
dokter sepesialis seminar dan dan keterampilan
anak. pelatihan yang diperoleh
Jumlah seluruh tenaga keperawatan. dari jenjang
keperawatan pendidikan yang
berjumlah 22 orang lebih tinggi atau
dengan latar belakang pelatihan
pendidikan S1+Ners pelatihan
berjumlah 9 orang terfokus.
dan D3 keperawatan
berjumlah 13 orang.
Perawat diruangan
PICU adalah perawat
dengan pengalaman
kerja 3 sampa 19
tahun.
Jumlah kapasitas
tempat tidur
berjumlah 11 bed.
Adanya kesempatan
bagi mahasiswa untuk
berpraktik di ruangan
PICU yang dapat
diberdayakan sehinga
asuhan keperawatan
dapat terlaksana.
M Terdapatnya dana Isi materi overan Visi rumah sakit Biaya
27
penunjang
Tersedianya Nurse
Station
M Adanya pedoman Masih kurangnya Terbukanya Persaingan
O SOP dan SAK kesadaran dalam kesempatan untuk dengan
D diruangan mempertahankan melanjutkan masuknya
E Adanya prosedur tindakan sesuai pendidikan yang perawat dengan
L tetap tindakan dengan SOP. lebih tinggi latarbelakang
Sarana dan RSUD Arifin pendidikan yang
A prasarana Achmad lebih tinggi
S penunjang merupakan lahan Tuntutan yang
K keperawatan pendidikan untuk lebih tinggi dari
E kurang lengkap. sekolah masyarakat
P kesehatan. untuk
Adanya PPNI mendapatkan
yang menangani pelayanan yang
profesi professional
keperawatan
F. Analisa data
NO DATA MASALAH
1 Data Obsevasi : Kurang optimalnya
- Orientasi pasien baru atau ke keluarga komunikasi dan pemberian
pasien Tidak adanya sosialisasi tentang informasi terhadap
gelang pasien (tujuan, kapan boleh perawatan pasien atau
dilepas, dan siapa yang boleh keluarga pasien di ruang
melepaskan). PICU RSUD Arifin
- Pada tanggal 3 & 4 Juli 2018 pukul Achmad.
11.00 terlihat pengunjung datang lebih
dari 2 orang pengunjung setiap pasien
- Sebagian besar perawat tidak
memperkenalkan diri kepada pasien
ketika operan pergantian dinas.
- Ditemukan pasien mengatakan
“perawat yang tadi, perawat yang baju
biru, perawat perempuan atau laki-
laki” jika ditanyakan tentang siapa
yang memberikan informasi atau
tindakan.
- Perawat sudah melakukan komunikasi
setiap akan melakukan tindakan
kepada pasien, tapi kurang optimal dan
perlu ditingkatkan sesuai dengan
kriteria komunikasi terapeutik
sesungguhnya.
30
Data Wawancara
- Keluarga pasien sebanyak 3 orang dari
5 orang pasien mengatakan tidak tahu
nama perawat yang bertugas.