Nasrul Musadir
149
abnormal yang dimulai dari otak dan biasanya tidak menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Tumor otak primer dapat terdiri dari jenis tumor benigna
dan maligna. Tumor benigna biasanya berbatas tegas, dan jarang
menyebar. Meskipun tidak bersifat ganas, tumor jenis ini dapat
mengancam jiwa jika tumbuh di area vital. Sedangkan tumor maligna
tumbuh dan menyebar dengan cepat di bagian otak dan berbatas tidak
tegas. Meskipun bersifat ganas, tumor jenis ini jarang menyebar ke luar
150
Stadium ini menunjukkan adanya penyebaran di sekitar jaringan lunak
meskipun tumor berkembang secara lambat. Pada tahap ini, tumor dapat
1,2
saja berkembang ke gradium yang lebiuh tinggi.
3. Grade III
Akan terlihat perbedaan yang jelas antara sel tumor dengan sel normal
disekitarnya. Tumor berkembang secara cepat dan seringkali menyebar
1,2
ke jaringan lunak yang lain.
4. Grade IV
Pertumbuhan tumor terjadi secara sangat cepat dan agresif, dan sel
tumor terlihat berbeda dengan sel normal. Pada stadium ini, tumor sulit
untuk diterapi.1,2
Gejala Klinis
Berbagai gejala klinis dapat terjadi akibat tumor otak. Gejala awal
dapat berupa nyeri kepala yang dirasakan terus-menerus. Pada tahap
lebih lanjut, akibat pendesakan jaringan otak, pasien dapat mengalami
tanda-tanda peningkatan tekanan tinggi intrakranial. Bisa terjadi
gangguan visus, hemiparesis dan gejala gangguan serebral umum seperti
perubahan perilaku, perubahan kemampuan berfikir, kehilangan nafsu
makan, dan kejang merupakan keadaan yang sering didapati pada
1,2,3,5
penderita tumor otak..
Nyeri kepala
Nyeri kepala bersifat ringan, episodik sampai berat, serta
berdenyut. Umumnya bertambah berat di malam hari dan pagi hari
setelah bangun tidur dimana terjadi peninggian tekana intrakranial. Nyeri
kepala ditemukan 30% pada tumor otak, sedangkan 70% ditemukan pada
gejala lanjut.3,5
151
Muntah
Terdapat pada 30% kasus dan umumnya menyertai nyeri kepala.
Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya
muntah bersifat proyektil dan tidak disertai dengan mual.3,5
Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial
Keluhan nyeri kepala di daerah frontral dan oksipital yang timbul
pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dn penurunan
kesadaran. Jika papil udem ditemukan perlu tindakan segera
3
karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi.
Kejang
Kejang merupakan gejala yang sering terjadi pada penderita
dengan lesi intracranial. Kemungkinan adanya tumor otak perlu
dicurigai bila kejang terjadi pada usia di atas 25s, kemudian pada
penderita yang mengalami post iktal paralisis, dan terjadinya
3
status status epilepsi.
Kejang merupakan onset gejala yang sering didapati pada penderita
tumor otak. Bangkitan epilepsi yang terjadi akibat tumor otak telah
dibahas sejak abad 19; dimana John Hugling Jackson merupakan orang
yang pertama kali melaporkan hubungan langsung antara kejang dan
tumor otak. Kejang dapat saja terjadi sebagai gejala awal dan bisa terus
3
terjadi selama proses pengobatan terhadap tumor otaknya. . Kira-kira
30-50% pasien dengan tumor otak mengalami kejang sebagai gejala awal
dan umumnya pasien dengan tumor otak primer lambat mengalami angka
insiden kejang mencapai 80-90%.. Kejang yang terjadi umunya berupa
kejang fokal dengan generalisasi sekunder dan seringnya sulit diobati
(refractory epileptic). Kejang yang terjadi belakangan biasanya dapat
juga diakibatkan prosedur tindakan bedah saraf atau perkembangan lebih
152
lanjut dari lesi abnormal intrakranial tersebut. Pengobatan terhadap
penderita tumor otak yang disertai dengan epilepsi tersebut umumnya
sangat kompleks dan membutuhkan pendekatan dari berbagai bidang.
Karenanya di samping sebagai penanda diagnosis tumor otak, kejang
juga merupakan patokan penting dalam menilai kualitas hidup
pasien.Berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan antara awal
timbulnya kejang dengan prognosis yang lebih baik. Patofisiologi
Kejang Pada Tumor Otak
Bagaimana hubungan antara tumor dan timbulnya kejang
sebenarnya masih belum dipahami sepenuhnya. Secara pathogenesis
sampai saat ini ada dua pendapat yang menghubungkan antara tumor dan
timbulnya kejang. Pendapat pertama didasarkan pada asal tumor, dimana
tumor mengeluarkan molekul yang dapat menjadikan jaringan tumor
bersifat epileptogenic. Pendapat yang lain berdasarkan pada pemikiran
bahwa tumor menekan jaringan normal di sekitarnya yang kemudian
pada waktunya berubah menjadi “epileptogenic” setelah mengalami
proses iskemia dan hipoksia.
Sementara secara mekanisme, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya kejang pada penderita tumor otak :
1. Histologi
Dari segi histologi kejang biasanya terjadi pada pasien pada tumor
jinak seperti disembriblastik neuroepitelial tumor, ganglioglioma dan
oligodendroglioma. Sementara pada tumor-tumor ganas seperti dan
tumor metastase seperti glioblastoma multiform kejang jarang terjadi.
Penjelasan mengenai hal ini adalah pada tumor jinak terjadi deferensiasi
sel yang baik yang mampu mengeluarkan neurotransmitter dan zat-zat
modulator yang bersifat epileptogenik. Materi-materi tersebut akan
153
merangsang korteks dan subkorteks yang akan memicu transmisi elektrik
sebagai precursor kejang. Selain itu, inflamasi kronis berupa edem
perifokal akan mengubah komposisi elektrolit yang dapat memicu
timbulnya kejang. Sementara, kenyataannya juga tidak semua pasien
dengan lokasi dan histology yang sama akan mengalami kejang. Hal ini
memberikan kemungkinan adanya factor genetic yang berperan dalam
10,11,12
hubungan tumor otak dan terjadinya kejang.
2. Lokasi Tumor
Lokasi sebuah tumor juga sangat menentukan timbulnya kejang.
Tumor yang belokasi di daerah subkorteks sangat jarang menimbulkan
gejala kejang. Beberapa penelitian menyebutkan keberadaan tumor di
korteks serebri terutama di subtansia grisea merupaka lokasi yang sering
menimbulkan kejang. Dari segi pembagian lobus, lobus frontal dan lobus
154
Komunikasi antar sel glia dijembatani oleh protein yang
dinamakan connexins. Sel-sel tumor akan mengeluarkan materi-materi
yang berperan dalam peningkatan reaktivitas protein tersebut, sehingga
koneksi antara sel glia menjadi meningkat. Hipereaktivitas dari
suspensi obat.17
157
6. Van Breemen MS, Wilms EB, Vecht CJ. Epilepsy and Patiens
with Brain tumors: Epidemiology, Mechaanisms, and
management. Lancet Neurol. 2007;6: 421-30
7. Lote K, Stenwig AE, Skullerud K, Hirschberg H. Prevalence and
prognostic Significance of Epilepsy in patients with gliomas. Eur
J cancer 1998;34: 98-102
8. Danfors T, Ribom R, berntsson SG, Smits A. Epileptic Seizure
and Survival During Early disease in grade 2 gliomas. Eur J
Neurol. 2009;16: 823-831
9. Piepmeier J, Christoper S, Spencer D, Byne T, Kim J, knisel JP, et
al. Variations in the natural history and survival of patients with
supratentorial low grade astricytomas. Neurosurgery. 1996;38:
872-878
10. Beaumont A, Whittle IR. The pathogenesis of tumor associated
apilepsy. Acta Neurochir. 2000;142:1-15
11. Rosati A, Tomassini A, Pollo B, Ambrosi C, Schwart A,
Padovani, et al. Epilepsy in cerebral glioma: timing of appearance
and histological correlations. J Neuroncol. 2009; 93: 395-400
12. Wolf HK, Roos D, Blumcke I, Pietsch T, Wiestler OD.
Perilesional neurochemical changes in focal epilepsies. Acta
Neuropathol. 1996;91: 376-84
13. Schaller B, Ruegg SJ. Brain tumor and seizures: pathophysiology
and its implications for treatment revisited. Epilepsia. 2003;44:
1223-32
14. Engel Jr J. Seizures and epilepsy. Philadelphia: FA Davis; 1989.
P. 221-39
15. Chi OZ, Hunter C, Liu X, Tan T, Weiss HR. Effects of VEGF on
the blood brain barrier disruption caused by hyperosmolarity.
Pharmacology. 2008; 82: 187-92
16. Aronica E, Gorter JA, Jansen GH, Leenstra S, Yankaya B, Troost
D, et al. Expression of connexin 43 and connexin 32 gap junction
proteins in epilepsy associated brain tumor and in the perilesional
apileptic cortex. Acta Neuropathol. 2001;101: 449-59
17. Maschio M. Brain tumor related epilepsy. Current
Neurophamacology. 2012;10: 124-133
18. Maschio M, Dinapoli L, Savcriano F, Pompili A, Carapella, Vidiri
A, Jandolo B. Efficacy and tolerability of zonisamide as add on in
brain tumor related epilepsy: preliminary report. Acta Neurol.
2009;120: 210-212
158