Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia telah mengalami polarisasi dari dua kekuatan sistem ekonomi, ditandai dengan
adanya dua negara adidaya sebagai representasi dari dua sistem ekonomi tersebut, Amerika
dan Sekutu Eropa Baratnya merupakan bagian kekuatan dari Sistem Ekonomi Kapitalis,
sedangkan Sistem Ekonomi Sosialis diwakili oleh Uni Soviet dan Eropa Timur serta negara
China dan Indochina seperti Vietnam dan Kamboja. Dua Sistem Ekonomi ini lahir dari dua
muara Ideologi yang berbeda sehingga Persaingan dua Sistem Ekonomi tersebut, hakikatnya
merupakan pertentangan dua ideologi politik dan pembangunan ekonomi. Posisi negara
Muslim setelah berakhirnya Perang Dunia ke-2 menjadi objek tarik menarik dua kekuatan
ideologi tersebut, hal ini disebabkan tidak adanya Visi rekonstruksi pembangunan ekonomi
yang dimiliki para pemimpin negara muslim dari sumber Islami orisinil pasca kemerdekaan
sebagai akibat dari pengaruh penjajahan dan kolonialisme barat.
Dalam perjalanannya dua Sistem Ekonomi tersebut jatuh bangun, Sistem Kapitalis –
yang berorientasi pada pasar – sempat hilang pamornya setelah terjadi Hyper Inflation di
Eropa tahun 1923 dan masa resesi 1929 – 1933 di Amerika Serikat dan negara Eropa lainnya.
Sistem Kapitalis dianggap gagal dalam menciptakn kesejahteraan masyarakat dunia akibat
dampak sistem yang di kembangkannya.
Momentum ini digunakan oleh Keynesian untuk menerapkan Sistem Ekonomi Alternatif –
yang telah berkembang ideologinya- dipelopori oleh Karl mark, sistem ini berupaya
menghilangkan perbedaan pemodal dari kaum baruh dengan Sistem Ekonomi tersentral,
dimana negara memiliki otoritas penuh dalam menjalankan roda perekonomian, tetapi dalam
perjalanannya sistem ini pun tidak dapat mencarikan jalan keluar guna mensejahterakan
masyarakat dunia sehingga pada akhir dasawarsa 1980-an dan awal dekade 1990-an
hancurlah Sistem Ekonomi tersebut ditandai dengan runtuhnya tembok Berlin dan
terpecahnya Negara Uni Soviet menjadi beberapa bagian.

Awal tahun 1990-an dunia seakan hanya memiliki satu Sistem Ekonomi yaitu Ekonomi
Orientasi Pasar dengan perangkat bunga sebagai penopang utama, negara-negara Sosialispun
bergerak searah dengan trend yang ada sehingga muncullah istilah neososialis yang
sesungguhnya adalah modifikasi Sistem Sosialis dan perubahannya kearah sistem
“Mekanisme Pasar”.

Sistem Ekonomi Islam 1


Tetapi walaupun modifikasi Sistem Ekonomi Pasar dan Neososialis yang dijalankan pasca
Perang Dunia ke-2 menuju kearah dualisme Sistem Ekonomi, tetap belum mampu untuk
mencari solusi dari krisis dan problematika ekonomi dunia diantaranya inflasi, krisis moneter
Internasional,Problematika Pangan, Problematika hutang negara berkembang dll. Disaat yang
sama negara-negara dunia ketiga mengalami masalah keterbelakangan dan ketertinggalan
dalam seluruh aspek, penyebab utamanya adalah negara tersebut memakai model
pembangunan negara barat yang tidak selalu sesuai dengan kondisi Ekonomi, Sosial dan
Politik negara dunia ketiga hingga tidak akan pernah dapat menyelesaikan permasalahan
yang ada. Bersama dengan problematik dunia tersebut, adanya suara nyaring untuk
menemukan Sistem Ekonomi dunia baru yang dapat mensejahterakan masyarakat dunia atas
dasar Keadilan,dan persamaan Hak.
Pada dekade 70-an mulailah timbul sosok Ekonomi Islam dan Lembaga Keuangan
Islam dalam tatanan dunia Internasional, kajian Ilmiah tentang Sistem Ekonomi Islam marak
menjadi bahan diskusi kalangan akademisi diberbagai Universitas Islam, hasil kajian tersebut
dalam tataran aplikatif mulai menuai hasilnya dengan didirikan Islamic Development Bank di
Jeddah tahun 1975 yang diikuti dengan berdirinya bank-bank Islam dikawasan Timur
Tengah. Hal ini bahkan banyak menggiring asumsi masyarakat bahwa Sistem Ekonomi Islam
adalah Bank Islam, padahal Sistem Ekonomi Islam mencakup ekonomi makro, mikro,
kebijakan moneter, kebijakan fiskal, Fublic Finance, model pembangunan ekonomi dan
instrumen-instrumennya.

Keraguan banyak pihak tentang eksistensi Sistem Ekonomi Islam sebagai model
alternatif sebuah sistem tak terelakan, pandangan beberapa pakar mengatakan Sistem
Ekonomi Islam hanyalah akomodasi dari Sistem Kapitalis dan Sosialis nyaring disuarakan,
tetapi hal tersebut terbantahkan baik melalui pendekatan historis dan faktual karena dalam
kenyataanya, terlepas dari beberapa kesamaan dengan sistem ekonomi lainnya terdapat
karakteristis khusus bagi Sistem Ekonomi Islam sebagai landasan bagi terbentuknya suatu
sistem yang berorientasi terhadap kesejahteraan masyarakat.

Sistem Ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran Islam secara integral
dan komphensif. Sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu pada saripati ajaran
Islam. Kesesuaian Sistem tersebut dengan Fitrah manusia tidak ditinggalkan, keselarasan
inilah sehingga tidak terjadi benturan-benturan dalam Implementasinya, kebebasan
berekonomi terkendali menjadi ciri dan Prinsip Sistem Ekonomi Islam, kebebasan memiliki

Sistem Ekonomi Islam 2


unsur produksi dalam menjalankan roda perekonomian merupakan bagian penting dengan
tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar, tidak adanya
batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dengan segala
potensi yang dimilikinya, kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan
pribadinya yang tak terbatas di kendalikan dengan adanya kewajiban setiap indivudu trhadap
masyarakatnya, keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif inilah menjadi
pendorong bagi bergeraknya roda perekonomian tanpa merusak Sistem Sosial yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

1. Sejarah Ekonomi islam


2. Pengertian ekonomi islam
3. Perkembangan ekonomi islam di Indonesia

Sistem Ekonomi Islam 3


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Ekonomi islam

Sejarah ekonomi Islam berawal dari di angkatnya Muhammad sebagai utusan Allah pada usia
ke 40. Rasulullah mengeluarkan berbagai kebijakan yang selanjutnya diikuti dan diteruskan
oleh pengganti-penggantinya yaitu Khulafaur Rasyidin. Pemikiran ekonomi Islam didasarkan
atas Al-Qur’an dan al-hadits.

Rasulullah membentuk majelis syura yang sebagian bertugas mencatat wahyu, kemudian
pada 6 H sekretaris telah terbentuk. Demikian juga delegasi ke negara-negara lain. Masalah
kerumahtanggaan diurus oleh Bilal. Orang-orang ini mengerjakan tugas dengan sukarela
tanpa gaji. Tentara formal tidak ada di masa ini, tentara tidak mendapat gaji tetap, Mereka
mendapat ghanimah sebelum turunnya Surat Al-Anfal ayat 41 yang menjelaskan orang-orang
yang berhak mendapat bagian ghanimah.

Pada masa Rasulullah, sistem ekonomi yang diberlakukan adalah sistem ekonomi yang telah
disyariatkan dalam Islam. Sistem ekonomi di zaman rasulullah sangat kompleks dan
sempurna meskipun pada masa setelahnya tetap dilakukan perbaikan. Jenis-jenis kebijakan
baik pendapatan dan pengeluaran keuangan di masa Rasulullah lebih terfokus pada masa
perang dan kesejahteraan rakyat. Tidak seperti saat ini bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi
lebih difokuskan pada pencarian keuntunga. Sejarah ekonomi Islam pada dasarnya bersumber
dari ide dan praktik ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad Saw. dan para Khulafaur
Rasyidin serta pengikut-pengikutnya sepanjang zaman. Diversivikasikan praktik ekonomi
yang dilakukan masyarakat Muslim setelah masa Muhammad Saw., bisa dianggap sebagai
acuan sejarah ekonomi Islam selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Perekonomian di zaman Khulafaur Rasyidin banyak diwarnai dengan perluasan wilayah


kekuasaan dan inovasi-inovasi dalam bidang ekonomi. Seperti pada zaman Khalifa Umar bin
Khattab di mana beliau memfungsikan secara optimal BMT dan membentuk Diwan Islam
yang pertama. Salah seorang ekonom pada periode pertama adalah Abu Yusuf. Kitabnya
yang berjudul Al-Kharaj, banyak membahas ekonomi publik, khususnya tentang perpajakan
dan peran negara dalam pembangunan ekonomi. Kitab ini mencakup berbagai bidang antara
lain: tentang pemerintahan, keuangan negara, pertanahan, perpajakan dan peradilan.

Sistem Ekonomi Islam 4


Pada periode berikutnya, hadir Al-Ghazali dengan kitabnya yang berjudul Ihya ‘Ulum al-Din.
Bahasan ekonomi Al-Ghazali mencakup aspek luas, secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi: pertukaran dan evolusi pasar, produksi, barter dan evolusi uang, serta peranan
negara dan keuangan publik.

Kemudian diikuti dengan lahirnya Mohd Iqbal, dalam karyanya, Puisi dari Timur, ia
menunjukkan tanggapan Islam terhadap kapitalisme Barat dan reaksi ekstrem dari
komunisme. Sedangkan pada periode kontemporer hadirlah ekonom-ekonom, seperti Umer
Chapra, Mannan dan lain-lain.

Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran ekonomi Islam sudah lahir sejak jaman Rasulullah,
dan mempunyai aturan yang baik dan jelas. Banyak pemikiran-pemikiran tersebut yang di
adopsi oleh sistem perekonomian Barat, dan banyak pula yang kemudian seperti terlahir dari
Barat, karena banyak hal yang disemukan.

Pemikiran ekonomi di kalangan pemikir Muslim banyak mengisi khasanah pemikiran


ekonomi dunia pada masa di mana Barat masih dalam masa kegelapan (dark age). Pada
masa tersebut dunia Islam justru mengalami puncak kejayaan dalam berbagai bidang.

Sejarah membuktikan bahwa para pemikir Muslim merupakan penemu, peletak dasar dan
pengembang dalam berbagai bidang ilmu. Nama-nama pemikir Muslim bertebaran di sana-
sini menghiasi arena ilmu-ilmu pengetahuan. Baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial.
Mulai dari filsafat, matematika, astronomi, ilmu optik, biologi, kedokteran, sejarah, sosiologi,
psikologi, pedagogi, sampai sastra. Termasuk juga, tentunya ilmu ekonomi.

2.2 Pengertian ekonomi islam

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

Kata Islam setelah “Ekonomi” dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas
tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena definisinya lebih

Sistem Ekonomi Islam 5


ditentukan oleh perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang digunakan sebagai landasan
nilai.

Sedang ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia, sehingga
manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah
di dunia dan akherat (hereafter). Ekonomi adalah aktifitas yang kolektif.

Berikut ini definisi Ekonomi dalam Islam menurut Para Ahli :


 S.M. Hasanuzzaman, “ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-
ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan
pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan
memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan
masyarakat.”
 M.A. Mannan, “ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan social yang
mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam.”
 Khursid Ahmad, ilmu ekonomi Islam adalah “suatu upaya sistematis untuk mencoba
memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan
permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.”
 M.N. Siddiqi, ilmu ekonomi Islam adalah respon “para pemikir muslim terhadap
tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al
Qur’an dan As Sunnah maupun akal dan pengalaman.”
 M. Akram Khan, “ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia
(falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar
kerjasama dan partisipasi.”
 Louis Cantori, “ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan
ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak
ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik.”

Ciri Ekonomi Islam


Tidak banyak yang dikemukakan dalam Al Qur'an, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar
saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al Qur'an dan Sunnah banyak sekali membahas
tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen, konsumen dan
pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi. Ekonomi dalam Islam harus

Sistem Ekonomi Islam 6


mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu,
ekonomi islam menekankan empat sifat, antara lain:
 Kesatuan (unity)
 Keseimbangan (equilibrium)
 Kebebasan (free will)
 Tanggungjawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik,
karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah
kepercayaannya di bumi. Didalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat
mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti "kelebihan".

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam


Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:
 Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada
manusia.
 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
 Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
 Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja.
 Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
 Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
 Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
 Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Konsep Dasar
Melihat keadaan keuangan modern saat ini yang banyak dipengaruhi oleh konsep kapitalis
yang membolehkan banyak apa yang telah dilarang dalam agama Islam, ummat Islam
akhirnya berusaha mencari suatu alternatif sistem keuangan yang dapat menghindarkan diri
mereka dari berbagai macam kegiatan dan transaksi yang bertentangan dengan hukum yang
mereka fahami dalam agama mereka

Sistem Ekonomi Islam 7


Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk mewujudkan suatu konsep keuangan (dan ekonomi)
alternatif yang dapat menghindarkan ummat Islam dari berbagai transaksi yang bersifat
paradoks tersebut. Seperti bunga (interest) yang sangat diharamkan dalam ajaran Islam dan
sangat bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits dilaksanakan dalam banyak transaksi
perbankan dan pasar keuangan modern. Belum lagi elemen gharar (uncertainty) dan maysir
(gambling) yang terdapat dalam beberapa kontrak asuransi dan beberapa pasar keuangan
derivatif lainnya, yang menyebabkan kegelisahan di hati banyak Ummat Islam.

Dengan konsep dasar merujuk kepada Ayat-ayat dan Hadits-hadits yang menolak banyak
kegiatan transaksi dan kontrak ini, beberapa usaha kaum Muslim telah berhasil membuat
suatu konsep dasar keuangan Islam untuk mewujudkan suatu konsep keuangan alternatif
yang berlandaskan Syari’ah yang mereka dambakan selama ini. Bermula dengan usaha
Ahmed El-Naggar pada tahun 1963 di Mesir dengan mendirikan sebuah bank lokal yang
menghindarkan segala transaksinya dari riba (berlandaskan syar’iah) dan diikuti oleh banyak
usaha akademisi dan praktisi dari kaum Muslim lainnya.

Dan kini, perkembangan keuangan Islam semakin pesat di berbagai belahan dunia Timur dan
Barat, dan semakin diminati oleh banyak orang untuk dipelajari secara lebih mendalam.

2.3 Perkembangan ekonomi islam di Indonesia


Ekonomi islam dalam tiga dasawarsa ini mengalami kemajuan yang pesat, baik dalam kajian
akademis di perguruan tinggi maupun dalam praktek operasional. Dalam bentuk pengajaran,
ekonomi islam telah dikembangkan di beberapa universitas baik di negara-negara muslim,
maupun di negara-negara barat, seperti USA, Inggris, Australia, dan Iain-lain.
Dalam bentuk praktek, ekonomi islam telah berkembang dalam bentuk lembaga perbankan
dan juga lembaga-lembaga islam non bank lainya. Sampai saat ini, lembaga perbankan dan
lembaga keuangan islam lainya telah menyebar ke 75 negara termasuk ke negara barat
(WASPADA online).
Di Indonesia, perkembangan pembelajaran dan pelaksanaan ekonomi islam juga telah
mengalami kemajuan yang pesat. Pembelajaran tentang ekonomi islam telah diajarkan di
beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta. Perkembangan ekonomi islam telah mulai
mendapatkan momentum sejak didirikannya Bank Muamalat pada tahun 1992. Berbagai
Undang-Undangnya yang mendukung tentang sistem ekonomi tersebutpun mulai dibuat,

Sistem Ekonomi Islam 8


seperti UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana yang telah diubah dalam
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia, bahkan mendapat dukungan langsung dari bapak wakil presiden Indonesia,
Jusuf Kalla.
Sejarah Berdirinya Sebenarnya aksi maupun pemikiran tentang ekonomi berdasarkan islam
memiliki sejarah yang amat panjang. Pada sekitar tahun 1911 telah berdiri organisasi Syarikat
Dagang Islam yang beranggotakan tokoh-tokoh atau intelektual muslim saat itu, serta
ekonomi islam ini sesuai dengan pedoman seluruh umat islam di dunia yaitu di dalam Al-
Qur’an yang mengatakan bahwa jika kamu akan bermuamalah, hendaklah kamu
menuliskannya dengan benar, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakannya (apa
yang akan dituliskan itu), dan janganlah orang itu mengurangi sedikit pun dari utangnya. Jika
orang yang mengutang itu lemah akalnya atau lemah keadaanya atau tidak mampu
mengimlakannya, maka hendaklah walinya yang mengimlakannya dengan jujur. Selain itu
juga harus didatangkan dua orang saksi dari orang lelaki. Jika tidak ada maka boleh dengan
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu kehendaki, dan jangalah
saksi itu enggan memberikan memberi keterangan apabila mereka dipanggil, dan janganlah
engkau jemu menulis utang itu baik kecil maupun besar sampai batas waktu pembayaranya.
Kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai kamu, maka tak ada dosa bagi kamu jika kamu
tidak menuliskanya. Dan persaksikanlah apabila kau berjual beli, dan janganlah penulis dan
saksi saling menyulitkan (Q, S Al-Baqarah: 282)
.
Perkembangan ekonomi islam yang semakin marak ini merupakan cerminan dan kerinduan
umat islam di Indonesia ini khususnya seorang pedagang, berinvestasi, bahkan berbisnis yang
secara islami dan diridhoi oleh Allah swt. Dukungan serta komitmen dari Bank Indonesia
dalam keikutsertaanya dalam perkembangan ekonomi islam dalam negeripun merupakan
jawaban atas gairah dan kerinduan dan telah menjadi awalan bergeraknya pemikiran dan
praktek ekonomi islam di dalam negeri, juga sebagai pembaharuan ekonomi dalam negeri
yang masih penuh kerusakan ini, serta awal kebangkitan ekonomi islam di Indonesia maupun
di seluruh dunia, misalnya di Indonesia berdiri Bank Muamalat tahun 1992.
Pada awal tahun 1997, terjadi krisis ekonomi di Indonesia yang berdampak besar terhadap
goncangan lembaga perbankan yang berakhir likuidasi pada sejumlah bank, Bank Islam atau
Bank Syariah malah bertambah semakin pesat. Pada tahun 1998, sistem perbankan islam dan
gerakan ekonomi islam di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Tantangan yang harus dihadapi

Sistem Ekonomi Islam 9


Namun selain itu sesuai dengan perkembangan ekonomi global dan semakin meningkatnya
minat masyarakat dengan ekonomi perbankan secara islami, ekonomi islam mendapat
tantangan yang sangat besar pula. Setidaknya ada tiga tantangan yang harus dihadapi, yaitu:
Pertama, ujian atas kredibilitas sistem ekonomi dan keuanganya. Kedua, bagaimana sistem
ekonomi islam dapat meningkatkan dan menjamin atas kelangsungan hidup dan
kesejahteraan seluruh umat, dapat menghapus kemiskinan dan pengangguran di Indonesia ini
yang semakin marak, serta dapat memajukan ekonomi dalam negeri yang masih terpuruk dan
dinilai rendah oleh negara lain. Dan yang ketiga, mengenai perangkat peraturan; hukum dan
kebijakan baik dalam skala nasional maupun dalam skala internasional. Untuk menjawab
pertanyaan itu, telah dibentuk sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang tersebut yaitu
organisasi IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia).
Organisasi tersebut didirikan dimaksudkan untuk membangun jaringan kerja sama dalam
mengembangkan ekonomi islam di Indonesia baik secara akademis maupun secara praktek.
Dengan berdirinya organisasi tersebut, diharapkan agar para ahli ekonomi islam yang terdiri
dari akademisi dan praktisi dapat bekerja sama untuk menjalankan pendapat dan aksinya
secara bersama-sama, baik dalam penyelenggaraan kajian melalui forum-forum ilmiah
ataupun riset, maupun dalam melaksankan pengenalan tentang sistem ekonomi islam kepada
masyarakat luas. Dengan cara seperti itu, maka InsyaAllah segala ujian yang diberikan dapat
dipikirkan dan ditemukan solusinya secara bersama sehingga pergerakannya bisa lebih efektif
dalam pembangunan ekonomi seluruh umat. Harus diakui bahwa perkembangan ekonomi
islam merupakan bagian penting dari pembangunan ekonomi bangsa dan juga mayoritas
muslim, bukan hanya sebuah gerakan sebagaimana penilaian dan pemikiran oleh sebagian
orang yang sama sekali tidak paham tentang karakteristik ekonomi syari’ah.
Hikmah didirikannya ekonomi islampun sangat banyak, salah satunya praktek ekonomi islam
ini mengajarkan pada kita bahwa perbuatan riba (melebih-lebihkan) itu adalah perbuatan dosa
besar yang sangat dibenci oleh Allah SWT dan mengajarkan pada kita agar menjauhi
perbuatan tersebut. Selain itu ekonomi islam juga sebagai wadah menyimpan dan meminjam
uang secara halal dan diridhoi oleh Allah SWT.

Sistem Ekonomi Islam 10


BAB III
KESIMPULAN
1. Simpulan
Sistem ekonomi Islam tidak sama dengan sistem-sistem ekonomi yang lain. Ia berbeda
dengan sistem ekonomi yang lain. Ia bukan dari hasil ciptaan akal manusia seperti sistem
kapitalis dan komunis. Ia adalah berpandukan wahyu dari Allah SWT.

Sistem ciptaan akal manusia ini hanya mengambil kira perkara-perkara lahiriah semata-mata
tanpa menitikberatkan soal hati, roh dan jiwa manusia. Hasilnya, matlamat lahiriah itu sendiri
tidak tercapai dan manusia menderita dan tersiksa kerananya. Berlaku penindasan, tekanan
dan ketidakadilan. Yang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah miskin. Ekonomi
Islam pula.sangat berbeda.

2. Saran
Sistem Ekonomi Islam merupakan perwujudan dari paradigma Islam. Pengembangan
Sistem Ekonomi Islam bukan untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi
sosialis, tetapi lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai
kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah
ada. Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia guna
mewujudkan ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai
ekonomi tertinggi. Umat di sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi, seluruh umat yang
ada di muka bumi. Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memnuhi kebutuhan hidup
secara limpah ruah di dunia,tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan sebagai bekal di
akhirat nanti.jadi harus ada keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan di dunia maupun di
akhirat nanti.

Sistem Ekonomi Islam 11


PENUTUP

Penyusun mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena


limpahan hidayah dan inayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan karena
keterbatasan waktu, kemampuan dan pengalaman yang ada, tentu makalah ini
masing banyak kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
sarannya. Kami berharap semoga amal perbuatan baik dari semua pihak yang
ikut membantu dalam menyusun makalah ini mendapat pahala dari Allah SWT
dan semoga kliping ini dapat bermanfaat bagi kita semua, aminn.

Sistem Ekonomi Islam 12


DAFTAR PUSTAKA

https://yuesuf.wordpress.com/2013/04/15/makalah-sistim-ekonomi-islam/

http://fahmyzone.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-ekonomi-islam.html?m=1

http://fahmyzone.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-ekonomi-islam.html?m=1

https://vhara.wordpress.com/perkembangan-ekonomi-islam-di-indonesia/

Sistem Ekonomi Islam 13

Anda mungkin juga menyukai