Anda di halaman 1dari 93

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP

AKHLAK SISWA SMA NEGERI 51 JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk


memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :
Zakiya
1810011000051

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M / 1435 H
ABSTRAK

Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa SMA


Negeri 51 Jakarta.

Kata Kunci : Pendidikan Agama Islam, Akhlak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran pendidikan agama


Islam di SMAN 51 Jakarta, dan untuk memperoleh gambaran tentang akhlak
siswa di SMAN 51 Jakarta serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa SMAN 51 Jakarta, penelitian ini
telah dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2014 di SMA Negeri 51 Jakarta.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
sedangkan metode penelitiannya adalah koralesional deskriptif. Tehnik
pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Instrument penelitian yang
digunakan adalah angket. Sedangkan tehnik korelasi yang digunakan adalah
product moment. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa
SMAN 51 Jakarta.

Hasil penelitian bahwa nilai r hitung sebesar 0,364, r tabel 0,250 dan
termasuk kategori yang rendah ( nilai r hitung pada rentang 0,20 - 0,39) dengan
KD sebesar 13,2 % . Karena nilai r hitung > r tabel dengan demikian Ha diterima
dan Ho ditolak, dengan demkian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa
SMAN 51 Jakarta. Dan ini berarti kontribusi yang diberikan hanya sebesar 13,2%

ZAKIYA

i
KATA PENGANTAR

   

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan, kesempatan dan kasih sayang serta taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang-benderang.
Dalam pembuatan skripsi ini terdapat berbagai kesulitan. Alhamdulillah
selama menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat disusun, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dra. Nurlena, MA.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama
Islam.
3. Marhamah Saleh, Lc. MA selaku sekretaris jurusan Pendidikan Agma Islam
4. Dr. Akhmad Sodiq, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis selama
menyusun skripsi ini.
5. Para dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan.
6. Drs. H. Aris Gunandar, M.M selaku kepala sekolah SMA Negeri 51 Jakarta
beserta para guru, staf dan karyawan.
7. Mugi Sembadani,S.Pd. selaku wakil kepala bidang kurikulum
8. Yenny, S.Pd. selaku wakil kepala bidang sarana dan prasarana
9. Drs. Suwondo dan staf TU SMA Negeri 51 Jakarta yang telah membantu
penulis dalam memberikan data yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian.

ii
10. Suami tercinta Wawan Kurniawan,S.Pd.I, atas segala dukungannya serta
kesetiaannya dalam menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Ayahanda H. Muchtar dan Ibunda Hj. Maryam, atas doa serta kasih sayang
mereka yang tak terhingga kepada penulis dari lahir sampai dengan saat ini.
12. Ayah mertua Endang Istohari dan Ibu mertua Ita Rosita, atas doa dan
dorongan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Anak tersayang, Marwah Nur’Afifah yang menjadi sumber kebahagiaan bagi
penulis sehingga penulis menjadi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Kakak-kakakku tersayang, Tarwiyah, Imron, Ida Farida, Ahmad Fauzi, Nurdin
serta Eli Murniasih yang terus memberikan dorongan dan semangat kepada
penulis.
15. Sahabat-sahabatku Irmah Wati, Rima Oktaria yang selalu memberikan saran
dan semangat kepada penulis.
16. Teman-teman DMS PAI kelas B
Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT,
dan menjadi catatan amal baik untuk kita semua.

Jakarta, 10 April 2014

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah .................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ....................................................... 7
D. Perumusan Masalah ........................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................ 7
F. Kegunaan Penelitian........................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI


A. Pendidikan Agama Islam .................................................. 9
1. Pengertian Pendidikan Islam ...................................... 9
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................... 11
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................ 14
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam.................. 15
5. Komponen Pembelajaran ........................................... 17
B. Akhlak ............................................................................. 18
1. Pengertian Akhlak ........................................................ 18
2. Macam-macam Akhlak ................................................. 21
3. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak.. .... 25

iv
4. Cara Pembinaan Akhlak ............................................... 27
C. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................... 29
D. Kerangka Berfikir.............................................................. 30
E. Hipotesis............................................................................ 31

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan waktu Penelitian ............................................ 32
B. Metode Penelitian.............................................................. 32
C. Populasi dan Sampel ......................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 33
E. Teknik Analisi Data .......................................................... 36
F. Hipotesis Statistik ............................................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Objek Penelitian .............................................. 39
1. Sejarah Berdiri SMA Negeri 51 Jakarta ....................... 39
2. Visi dan Misi................................................................. 39
3. Kurikulum dan Prestasi yang dicapai ........................... 40
4. Sarana dan Prasarana .................................................... 41
B. Deskripsi dan Interpretasi Data ......................................... 42
1. Pengolahan Data.......................................................... 42
2. Hasil Uji Koefisien Korelasi ....................................... 58
3. Hasil Uji Hipotesis ...................................................... 62
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................. 63
C. Pembahasan Hasil Penelitian............................................. 63
D. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 64

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 66
B. Saran .................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 68
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Variabel X (Pendidikan Agama Islam)……………………… 33


Tabel 2 Variabel Y (Akhlak)…………………………………………. 34
Tabel 3 Kisi-kisi Instrument Pengumpulan Data Variabel X dan Y…. 34
Tabel 4 Interpretasi Analisa Data Berdasarkan Korelasi Product
Moment………………………………………………………. 36
Tabel 5 Rekapitulasi Keadaan siswa SMAN 51 Jakarta……………… 41
Tabel 6 Penjelasan dari guru mudah dipahami……………………….. 42
Tabel 7 Memperhatikan Ketika guru sedang menyampaikan materi… 43
Tabel 8 Guru masuk kelas tepat waktu………………………………. 43
Tabel 9 Materi-materi yang diberikan guru, menambah keyakinan
Saya tentang agama Islam……………………………………. 44
Tabel 10 Saya menyukai pelajaran agama Islam……………………….. 44
Tabel 11 Guru menggunakan waktu belajar secara efektif…………….. 45
Tabel 12 Metode yang digunakan guru, dapat menambah ketertarikan
Terhadap pembelajaran agama Islam………………………… 46
Tabel 13 Guru menggunakan multi media yang dapat menggugah hati. 46
Tabel 14 Guru tidak hanya menggunakan buku pelajaran sebagai
Sumber belajar……………………………………………….. 47
Tabel 15 Guru bersikap adil terhadap siswa-siswinya…………………. 48
Tabel 16 Saya merasa gelisah ketika meninggalkan shalat……………. 48
Tabel 17 Saya menyesal ketika melakukan dosa……………………… 49
Tabel 18 Ketika saya berbuat dosa, saya segara bertaubat……………. 49
Tabel 19 ketika saya berbuat kesalahan saya mengucap istighfar…….. 50
Tabel 20 Saya selalu berdoa kepada Allah……………………………. 50
Tabel 21 Saya yakin doa saya akan dikabulkan Allah………………... 51
Tabel 22 saya mengharapkan pahala dari Allah………………………. 51
Tabel 23 Saya yakin dengan kebesaran Allah………………………… 52
Tabel 24 Saya mengucap basmalah sebelum melakukan pekerjaan….. 52

vi
Tabel 25 Ketika teman mendapat prestasi, saya mengucapkan selamat
Kepadanya…………………………………………………. .. 53
Tabel 26 Saya termotivasi melihat prestasi orang lain……………….. . 53
Tabel 27 Saya merasa ikhlas dalam bekerja dan belajar……………... . 54
Tabel 28 Saya tidak mempercayai ramalan/ zodiac………………….. . 54
Tabel 29 Jika saya berjanji akan saya tepati…………………………. . 55
Tabel 30 Saya melakukan shalat 5 waktu……………………………. . 55
Tabel 31 Saya patuh terhadap ayah dan ibu…………………………. .. 56
Tabel 32 Saya merasa bahagia bila berada dekat dengan keluarga….... 56
Tabel 33 Saya bersikap lamah lembut terhadap kedua orang tua…… .. 57
Tabel 34 Saya tidak meminum-minuman keras……………………... .. 57
Tabel 35 Saya menjaga amanah orang lain…………………………. .. 58
Tabel 36 Hasil perhitungan Korelasi Product Moment……………….. 59
Tabel 37 Interpretasi Koefisien Korelasi……………………………. .. 62

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya setiap manusia dilahirkan dalam keadaan
fitroh,orang tuanyalah yang menjadikannya Nasrani/Majusi. Seperti pada
hadits Rasulullah SAW:

“Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah


dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau
Majusi (penyembah api dan berhala)”. (HR. Bukhari)1
Dalam surat Al-Rum ayat 30:

             

           

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;


(tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu.tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.2

Ayat diatas menunjukkan bahwa manusia lahir membawa fitrah


(potensi), tetapi fitrah itu dapat berkembang, dan akan berkembang sesuai
dengan usaha manusia itu sendiri. Dalam hal ini perkembangan fitroh
tersebut dapat berkembang melalui pendidikan. Baik itu pendidikan dalam
keluarga, sebagai unsur terkecil dalam masyarakat, maupun pendidikan
formal yaitu melalui pembelajaran disekolah

1
Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadits Terpilih Sinar Ajaran Nabi Muhammad,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1994), Cet. VIII, h.243.
2
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: al-Huda, 2005), h. 408.

1
2

.Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya


mengembangkan pribadi anak.Perawatan orang tua yang penuh kasih
sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun
sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.3
Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak
agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar. Dalam al-Qur’an surat
al-Tahrim ayat 6 Allah berfirman:

          

           

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.4

Ayat ini memberikan isyarat kepada para orangtua bahwa mereka


diwajibkan memelihara diri dan keluarganya dari murka Tuhan.
Satusatunya cara untuk menghindari siksa api neraka atau murka Tuhan
adalah dengan beragama yang benar.5
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan
berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari
pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan
strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi
pendidikan.Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan
hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua
dan anak.Di samping itu pangkal ketenteraman dan kedamaian hidup
terletak dalam keluarga. Mengingat pentingnya hidup keluarga yang
3
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet. IV, h. 37.
4
Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Jakarta: al-Huda, 2005), h. 561.
5
Syamsu Yusuf LN, Op. cit., h. 41.
3

demikian, maka Islam memandang keluarga bukan hanya sebagai


persekutuan hidup terkecil saja, melainkan sebagai lembaga hdup manusia
yang member peluang kepada para anggotanya untuk hidup celaka atau
bahagia dunia dan akhirat.6
Membina akhlak merupakan bagian yang sangat penting dalam
tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-
Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yag
menyatakan bahwa: “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”7
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diatas,
maka mutu pendidikan agama Islam perlu ditingkatkan terutama masalah
pembentukan akhlak, agar pengetahuan tentang agama dapat seimbang
dengan pengetahuan umum yang dimilikinya.Agar siswa dapat bahagia
dan selamat dunia dan akhirat.
Pendidikan merupakan salah satu bidang garapan yang amat
penting dalam pembangunan suatu bangsa, karena pembangunan suatu
bangsa yang tidak dibarengi dan diiringi pembangunan akhlak, moral dan
etika, maka pembangunan itu tidak akan seimbang, jika pendidikan hanya
mementingkan ilmu pengetahuan umum, tanpa diberikan ilmu agama dan
penanaman akhlak, maka akan tumbuh generasi bangsa yang pintar dan
beri lmu tetapi tidak berakhlak. Generasi bangsa yang seperti itu yang
akan membawa kehancuran pada bangsanya. Seperti saat ini, kemerosotan
moral generasi muda sudah mulai terasa.Seperti banyaknya pemuda yang

6
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. III, h.35-
36.
7
Abd.Rozak, Fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang
Pendidikan, (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010), h. 6.
4

mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, tawuran pelajar, merokok dan


mengkonsumsi minuman keras, geng motor dan lain sebagainya.
Remaja Indonesia saat ini tak lagi menjunjung norma-norma
kesopanan dan budi pekerti.Dimasa kini mereka tumbuh dalam pengaruh
budaya asing yang sarat dengan kebebasan dan tanpa memperdulikan arti
pentingnya ajaran agama.Hal ini dibuktikan oleh data kasus-kasus yang
diperoleh beberapa lembaga sosial di Indonesia, kenakalan remaja setiap
tahun menunjukkan peningkatan yang cukup mengejutkan.8
Pada tahun 2003 Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) melakukan survey dilima kota besar, diantaranya Bandung,
Surabaya dan Yogyakarta, dinyatakan 85 persen remaja berusia 13-15
tahun mengaku telah melakuka hubungan seks dengan pacar mereka.
Selanjutnya Annisa Foundation pada tahun 2006, seperti dikutip Warta
Kota. Diberitakan 42,3 persen pelajar SMP dan SMA di Cianjur sudah
melakukan hubungan seksual. Hasil suvei teranyar yang dilakukan
BKKBN pada 2010 menunjukkan sebanyak 51 persen remaja di
Jabodetabek tidak perawan lagi karena telah melakukan hubungan seks
pranikah.9
Beberapa contoh lain tentang kenakalan remaja adalah :
1. Berani atau suka menentang orang tua
2. Berpakaian tidak sopan atau tidak diterima oleh masyarakat
3. Sering malas atau membolos tidak sekolah
4. Berpesta pora semalam suntuk
5. Suka membaca buku-buku cabul dan porno
6. Meminum minuman keras
7. Merokok ditempat umum sebelum batas umur yang pantas
8. Membawa alat-alat yang membahayakan bagi orang lain

8
Muslimah Intelektual, ”Fakta Mengejutkan Remaja Indonesia”, 2012,
(http://www.choirunnheesha.blogspot.com).
9
Ibid.
5

9. Mengebut dijalan umum, dan lain sebagainya10


Masalah pokok yang sangat menonjol dewasa ini, adalah kaburnya
nilai-nilai dimata generasi muda.Mereka dihadapkan kepada berbagai
kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral, yang menyebabkan
mereka bingung untuk memilih mana yang baik untuk mereka.Para remaja
mencoba mengembangkan diri ke arah kehidupan yang disangka maju dan
modern, dimana berkecamuk budaya asing yang masuk seolah-olah tanpa
saringan.Mereka mulai kehilangan pegangan agama dalam hidup
mereka.11
Apabila masalah keadaan itu dibiarkan berjalan dan berkembang,
maka pembangunan bangsa akan terganggu, bahkan mungkin akan gagal.
Karena tujuan pembangunan bangsa Indonesia adalah untuk mencapai
kesejahteraan hidup yang seimbang antara jasmani dan rohani, antara
materil dan spiritual antara kehidupan dunia dan akhirat.12
Untuk mengatasi berbagai macam keburukan akhlak tersebut,
maka diperlukan pendidikan Agama Islam untuk membentuk manusia
Indonesia yang percaya dan takwa kepada Allah SWT, menghayati dan
mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.13
Pendidikan agama disekolah sangat penting untuk pembinaan dan
penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan
agama mempunyai dua aspek terpenting.Aspek pertama dari pendidikan
agama, adalah yang ditujukan kepada jiwaa atau pembentukan

10
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problema Remaja,
(Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet. I, h. 82-83.
11
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), Cet. XVII, h. 153-
154.
12
Ibid, h. 154.
13
Sahilun A. Nasir,Op. cit, h. 51.
6

kepribadian.Anak didik diberi kesadaran kepada adanya Tuhan, lalu


dibiasakan melakukan perintah-perintah Tuhan dan meninggalkan
larangan-laranganNya.Aspek kedua dari pendidikan agama adalah yang
ditujukan kepada pikiran yaitu pengajaran agama itu sendiri, kepercayaan
kepada Tuhan tidak akan sempurna bila isi dari ajaran-ajaran Tuhan itu
tidak diketahui betul-betul.14
Dengan ringkas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama
sangatlah penting dalam pembentukan akhlak siswa.
Dari latar belakang inilah, maka penulis sangat tertarik untuk
mengadakan penelitian secara langsung dan mengangkat judul skripsi
“PengaruhPendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa SMA
NEGERI 51 JAKARTA”
Alasan pemilihan judul tersebut adalah:
1. Krisis moral yang sangat kompleks dan banyak menimbulkan
keresahan dikalangan masyarakat, orang tua dan guru agama pada
khususnya.
2. Pendidikan agama Islam adalah menanamkan akhlak mulia di dalam
jiwa seseorang sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan
jiwa.
3. Akhlak merupakan misi yang dibawa Nabi Muhammad SAW ketika
diutus sebagai Rosulullah.
4. Menyadari akan pentingnya pendidikan agama disamping pendidikan
umum.
5. Kesadaran seorang pelajar agar tidak hanya meiliki ilmu agama saja
tetapi harus memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari.

14
Zakiah Daradjat, “Kesehatan Mental”, (Jakarta:Toko Gunung Agung, 2001), h.124-
125.
7

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyajikan
permasalahan yang muncul sehingga dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Kurangnya kesadaran siswa tentang pentingnya pendidikan agama
Islam
2. Peran dan tugas serta tanggung jawab Pendidikan Agama Islam.
3. Faktor yang menyebabkan krisis moral yang terjadi pada siswa.
4. Langkah-langkah yang ditempuh guru Pendidikan Agama Islam
dalam menanamkan dan mengembangkan akhlakul karimah.

C. Pembatasan Masalah
Agar pemahaman dalam pembahasan ini tidak terlalu luas, maka
penulis perlu membatasi permasalahannya, yaitu:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
2. Pembentukan Akhlak
3. Pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembentukan akhlak
siswa SMA Negeri 51 Jakarta

D. Perumusan Masalah
Dalam perumusan masalah, penulis merumuskannya dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pendidikan Agama Islam di sekolah
2. Bagaimanakah Akhlak siswa SMAN 51 Jakarta
3. Bagaimanakah pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
terhadap akhlak siswa SMAN 51 Jakarta

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pembelajaran pendidikan agama Islam di SMAN
51 Jakarta.
8

2. Untuk memperoleh gambaran tentang akhlak siswa di SMAN 51


Jakarta
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pendidikan Agama Islam
terhadap pembentukan akhlak siswa di SMAN 51 Jakarta.

F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan dalam rangka mencari informasi tentang
pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa
di SMA Negeri 51 Jakarta.
2. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan inspirasi guna
melakukan penelitian pada masalah serupa yang lebih mendalam lagi.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam


1. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan pada umunnya berarti
daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran
(intelek), dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyaratnya.2
Menurut Soegarda poerbakawaca, pendidikan dalam arti umum
mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk
mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta
ketrampilannya kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya
dalam pergaulan bersama sebaik-baiknya.3
Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan
merupakan usaha menanamkan sesuatu kepada peserta didik melalui
berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja, berupa
bimbingan, pimpinan, bantuan, pengajaran, dan latihan yang ditujukan
kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani dan rohaninya
menuju tujuan yang diharapkan.

1
Abd.Rozak, fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang & Peraturan Bidang
Pendidikan, (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010), h. 4
2
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,
(Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2002), Cet. IV, h. 4
3
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. III,
h.10

9
10

Setelah menguraikan tentang pendidikan selanjutnya penulis akan


mengemukakan tentang pengertian pendidikan agama Islam.
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun
2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan pasal 1 ayat 1
pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan
dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik
dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang
kurangnya melalui pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis
pendidikan.4
Menurut Zakiah daradjat pendidikan agama Islam ialah usaha
berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah
selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran
agama Islam serta menjalankan ajaran agama Islam serta
5
menjadikannya sebagai pandangan hidup.
Menurut Sahilun A. Nasir pendidikan agama Islam ialah suatu
usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik
yang beragama Islam dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga
ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian
yang integral dalam pribadinya, dimana ajaran-ajaran Islam itu benar-
benar dipahami, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman
hidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap
mentalnya.6
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan agama Islam
adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak
yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu proses bimbingan dan
bantuan secara sadar dan sengaja terhadap anak didik yang dilandasi
dengan ajaran Islam, dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani

4
Abd.Rozak, fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang & Peraturan Bidang
Pendidikan, (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010), h. 144
5
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. III, h. 86
6
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja,
(Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet. I, h.11-12
11

dan rohaninya menuju kepada terbentuknya kepribadian yang utama


atau dengan kata lian kepribadian muslim.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam


Tujuan pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh tahapan sebagai
berikut:
a. Tujuan pendidikan Islam secara Universal
Rumusan tujuan pendidikan yang bersifat universal dapat
dirujuk pada hasil kongres sedunia tentang pendidikan Islam yag
dirumuskan dari berbagai pendapat para pakar pendidikan seperti
al-Attas, Athiyah, al-Abrasy, Munir, Mursi, Ahmad D. Marimba,
Muhammad Fadhil al-Jamali Mukhtar Yahya, Muhammad Quthb,
dan sebagainya.7 Rumusan tujuan pendidikan tersebut adalah
sebagai berikut:
Pendidikan harus ditujukan untuk menciptakan
keseimbangan pertumbuhan keperibadian manusia secara
menyeluruh, dengan cara melatih jiwa, akal pikiran, perasaan, dan
fisik manusia. Dengan demikian, pendidikan harus mengupayakan
tumbuhnya seluruh potensi manusia, baik yang bersifat spiritual,
intelektual, daya khayal, fisik, ilmu pengetahuan, maupun bahasa,
baik secara perorangan maupun kelompok, dan mendorong
tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kebaikan dan
kesempurnaan. Tujuan akkhir pendidikan terletak pada
terlaksananya pengabdian yang penuh kepada Allah, pada tingkat
perorangan, kelompok maupun kemanusiaan dalam arti yang
seluas-luasnya.8
b. Tujuan Pendidikan Islam secara Nasional
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan Islam nasional
ini adalah tujuan pendidikan Islam yang dirumuskan oleh setiap

7
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. I, h. 61.
8
Ibid, h. 62
12

Negara Islam.Dalam hal ini maka setiap Negara Islam merumuskan


tujuan pendidikannya dalam mengacu kepada tujuan
universal.Tujuan pendidikan Islam secara nasional di Indonesia,
secara eksplisit belum dirumuskan, karena Indonesia bukanlah
negara Islam. Dengan demikian tujuan pendidikan Islam nasional
dirujuk kepada tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam
undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional sebagai berikut:
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.9
c. Tujuan Pendidikan Islam secara Institusional
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan Islam secara
institusional adalah tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh
masing-masing lembaga pendidikan Islam, mulai dari tingkat
taman kanak-kanak, samapi dengan perguruan tinggi.10
Pada tujuan instruksional ini bentuk insan kamil dengan
pola takwa sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana,
pola takwa itu harus kelihatan dalam semua tingkat pendidikan
Islam.Karena itu setiap lembaga pendidikan Islam harus dapat
merumuskan tujuan pendidikan Islam sesuai dengan tingkatan jenis
pendidikannya.11
d. Tujuan Pendidikan Islam pada Tingkat program Studi (kurikulum)
Tujuan pendidikan Islam pada tingkat program studi adalah
tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan program
studi.Rumusan tujuan pendidikan Islam pada tingkat kurikulum ini
mengandung pengertian bahwa proses pendidikan agama Islam

9
Abd.Rozak, Fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang
Pendidikan, (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010), h. 6.
10
Abuddin Nata, Op. cit. h. 64
11
Z akiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. III, h. 32.
13

yang dilalui dan dialami olehh siswa di sekolah, dimulai dari


tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa
terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam,
untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya
proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa,
dalam arti menghayati dan meyakininya.12
e. Tujuan Pendidikan Islam pada Tingkat Mata Pelajaran
Tujuan pendidikan Islam pada tingkat mata pelajaran yaitu
tujuan pendidikan yang didasarkan pada tercapainya pemahaman,
penghayatan, dan pengalaman ajaran Islam yang terdapat pada
bidang studi atau mata pelajaran tertentu.misalnya tujuan mata
pelajaran tafsir yaitu peserta didik dapat memahami, menghayati,
dan mengamalkna ayat-ayat al-Qur’an secara benar, mendalam dan
komprehensif.13
f. Tujuan pendidikan Islam pada Tingkat Pokok Bahasan
Tujuan pendidikan Islam pada tingkat pokok bahasan
adalah tujuan pendidikan yang didasarkan pada tercapainya
kecakapan (kompetensi) utama dan komptensi dasar yang terdapat
pada pokok bahasan tersebut.14
g. Tujuan Pendidikan Islam pada Tingkat Sub Pokok Bahasan
Tujuan pendidikan Islam pada tingkat sub pokok bahasan
adalah tujuan yang didasarkan pada tercapainya kecakapan yang
terlihat pada indikator-indikatornya secara terukur.15
Dari ketujuh tahapan tentang tujuan pendidikan agama Islam dapat
disimpulkan bahwa tujuan utama pendidikan agama Islam adalah
menanamkan nilai-nilai keagamaan agar siswa mempunyai kecakapan

12
Muhaimin, Suti’ah dan Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. V, h. 79.
13
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. I, h. 65
14
Ibid.
15
Ibid, h. 66.
14

dalam bersikap dan bertindak, menjadi manusia yang bertakwa kepada


Allah SWT, berakhlak mulia, serta mengamalkan ajaran agama.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam


Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah
berfungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan fisik maupun lingkungan social dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum,
system dan fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.16

16
Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. I, h.
134-135 .
15

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi


pendidikan agama Islam disekolah dapat membentuk siswa-siswi yang
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, mempunyai pegangan
hidup, mampu menghindari diri dari perbuatan tercela, dan mempunyai
kepercayaan diri dalam mengembangkan potensinya.

4. Ruang Lingkup Pengajaran Agama Islam


a. Pengajaran Keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar
tentang berbagai aspek kepercayaan menurut ajaran Islam. Dalam
hal keimanan inti pembicarannya adalah tentang keesaan Allah.
Karena itu ilmu tentang keimanan ini disebut jugaa “Tauhid”
Ruang lingkup pengajaran keimanan ini meliputi rukun
iman yang enam. Yang perlu digaris bawahi dalam pengajaran
keimanan ini guru tidak boleh melupakan bahwa pengajaran
keimanan banyak berhubungan dengan aspek kejiwaan dan
perasaan. Nilai pembentukan yang diutamakan dalam mengajar
ialah keaktifan fungsi-fungsi jiwa. Yang terpenting adalah anak
diajarkan supaya menjadi orang beriman, bukan ahli pengetahuan
keimanan.17
b. Pengajaran Akhlak
Pengajaran akhlak berarti pengajaran tentang bentuk batin
seseorang yang kelihatan pada tindak-tanduknya (tingkah lakunya).
Dalam pelaksanaannya, pengajaran ini berarti proses kegiatan
belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar
berakhlak baik. Pengajaran akhlak membicarakan nilai sesuatu
perbuatan menurut ajaran agama, membicarakan sifat-sifat terpuji
dan tercela menurut ajaran agama, membicarakan berbagai hal
yang langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat itu pada

17
Zakiah Darajat, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), Cet. V, h. 63-68.
16

diri seseorang secara umum. Ruang lingkup akhlak secara umum


meliputi berbagai macam aspek yang menentukan dan menilai
bentuk batin seseorang.18
c. Pengajaran Ibadat
Hal terpenting dalam pengajaran ibadat adalah pembelajaran ini
merupakan kegiatan yang mendorong supaya yang diajar terampil
membuat pekerjaan ibadat itu, baik dari segi kegiatan anggota
badan, ataupun dari segi bacaan. Dengan kata lain yang diajar itu
dapat melakukan ibadat dengan mudah, dan selanjutnya akan
mendorong ia senang melakukan ibadat tersebut.19
d. Pengajaran Fiqih
Fiqih ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan/ membahas/
memuat hukum-hukum Islam yang bersumber pada al-Qur’an,
Sunnah dan dalil-dalil Syar’I yang lain.20
e. Pengajaran Qiraat Qur’an
Yang terpenting dalam pengajaran ini adalah keterampilan
membaca al-Qur’an yang baik sesuai dengan kaidah yang disusun
dalam ilmu tajwid. Pengajaran al-Qur’an pada tingkat pertama
berisi pengenalan huruf hijaiyah dan kalimah (kata), selanjutnya
diteruskan dengan memperkenalkan tanda-tanda baca. Melatih
membiasakan mengucapkan huruf Arab dengan makhrajnya yang
benar pada tingkat permulaan, akan membantu dan mempermudah
mengajarkan tajwid dan lagu pada tingkat membaca dengan
irama.21
f. Pengajaran Tarikh Islam
Pengajaran tarikh Islam adalah pengajaran sejarah yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan umat Islam.
Tujuan belajar sejarah Islam adalah agar mengetahui dan mengerti

18
Ibid, h. 68-72.
19
Ibid, h. 76.
20
Ibid, h. 78.
21
Ibid, h. 92-93
17

pertumbuhan dan perkembangan umat Islam. Hal ini bertujuan


untuk mengenal dan mencintai Islam sebagai agama dan pegangan
hidup.22
Demikian beberapa ruang lingkup pendidikan agama Islam yang
diajarkan disekolah, baik di madrasah maupun di sekolah umum, jika di
madrasah ruang lingkup tersebut menjadi mata pelajaran yang berdiri
sendiri, sedangkan di sekolah umum semua menjadi satu kesatuan
dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam.

5. Komponen Pembelajaran
a. Anak Didik
Yaitu pihak yang merupakan obyek terpenting dalam pendidikan.
Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan
atau dilaksanakan hanyalah untuk membawa anak didik kepada
tujuan pendidikan Islam yang dicita-citakan.23
b. Pendidik
Yaitu subyek yang melaksanakan Pendidikan Islam. Pendidik ini
mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan.
Baik atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap hasil
pendidikan Islam.24
c. Materi
Yaitu bahan-bahan, atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu
agama Islam yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang
lazim tetapi logis) untuk disajikan atau disampaikan kepada anak
didik.25
d. Metode
Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk
menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak

22
Ibid, h. 110-113.
23
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), h. 14
24
Ibid
25
Ibid
18

didik. Metode disini mengemukakan bagaimana mengolah,


menyusun, dan menyajikan materi pendidikan Islam, agar materi
pendidikan Islam tersebut dapat dengan mudah diterima dan miliki
oleh anak didik.26
e. Evaluasi
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau
penilaian terhadap hasil belajar anak didik.tujuan pendidikan Islam
umumnya tidak dapat dicapai sekaligus, melainkan melalui proses
atau tahapan tertentu. Apabila tujuan pada tahap atau fase ini telah
tercapai maka pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada
tahap berikutnya dan berakhir dengan terbentuknya kepribadian
muslim.27
Demikian telah dijabarkan tentang komponen
pembelajaran, kelima komponen tersebut saling berkaitan dan
mempengaruhi dalam proses pembelajaran, jika ada satu dari
kelima komponen tidak ada atau tidak optimal maka dalam proses
pembelajaranpun tidak akan menghasilkan pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

B. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Pengertian akhalak dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab, yang
berarti perangai, tabiat, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun
agama.Secara linguistic kata akhlak merupakan isim jamid atau isim
ghair mustaq, yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan
kata tersebut memang begitu adanya. Kata akhlak adalah jamak dari

26
Ibid, h. 15
27
Ibid
19

kata khulqun atau khuluq yang artinya sama dengan arti akhlak
sebagaimana telah disebutkan diatas.28
Pemakaian kata akhlak atau khulq kedua-duanya dijumpai baik
dalam al-Qur’an maupun al-Hadits, sebagai berikut:

 

“Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi


pekerti yang agung”.(Q.S. al-Qalam : 4)29


 

“ (agama kami) Ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang


dahulu”. (Q.S. al-Syu’ara: 137)30

“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang


yang sempurna budi pekertinya”. (H.R Turmuzi). 31

“Bahwasahnya akudiutus (Allah) untuk menyempurnakan


keluhuran budi pekerti”. (H.R Ahmad).32

Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, dapat


merujuk kepada para pakar dibidang ini, sebagai berikut:
a. Menurut Ibnu miskawaih akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran atau pertimbangan.

28
Moh. Ardani, Akhlak-Tasawuf Nilai-nilai Akhlak/ Budi Pekerti dalam Ibadat &
Tasawuf, (Jakarta: CV Karya Mulia, 2005), h. 25.
29
Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Jakarta: al-Huda, 2005), h. 565.
30
Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Jakarta: al-Huda, 2005), h. 374.
31
Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadits Terpilih Sinar Ajaran Nabi Muhammad,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1994), Cet. VIII, h.262.
32
Ibid
20

b. Menurut al-Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa


yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
c. Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan
baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.33
Dari beberapa definisi akhlak diatas, dapat disimpulkan bahwa
akhlak adalah suatu perbuatan yang timbul tanpa memerlukan
pemikiran karena sudah tertanam dalam hati atau suatu perbuatan yang
reflek yang sudah terbiasa dilakukan sehingga dalam melaksanakannya
tidak memerlukan memikiran yang panjang karena sudah
terbiasa.Akhalk adalah cerminan dari hati.
Keseluruhan dari definisi akhlak tersebut diatas tampak tidak ada
yang bertentangan, memiliki kemiripan antara satu dengan lainnya.
Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling
melengkapi, dan dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri
perbuatan akhlak adalah sebagai berikut:
1) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam
jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudahdan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat
melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan
tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Pada saat yang
bersangkutan melakukan suatu perbuatan ia tetap sehat akal
pikirannya dan sadar.
3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari kalam diri
dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atu
tekanan dari luar.

33
Ibid, h. 3-4.
21

4) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan


sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.
5) Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya
akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas
semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau
karena ingin mendapatkan sesuatu pujian.34

2. Macam-macam Akhlak
a. Akhlak al-Karimah
Akhlak yang mulia dilihat dari segi hubungan manusia
dengan Tuhan, dan manusia dengan manusia dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
1) Akhlak Baik terhadap Allah
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah.Berikut ini
adalah beberapa alasan mengapa manusia harus berakhlak baik
terhadap Allah SWT.
a) Karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala
keistimewaan dan kesempurnaannya. Sebagai yang
diciptakan sudah sepantasnya manusia berterima kasih
kepada yang menciptakannya.
b) Karena Allah telah memberikan perlengkapan panca indera
hati nurani dan naluri kepada manusia. Semua potensi
jasmani dan rohani ini amat tinggi nilainya, karena dengan
potensi tersebut manusia dapat melakukan berbagai
aktifitas dalam berbagai bidang kehidupan yang membawa
kepada kejayaannya.
c) Karena Allah menyediakan berbagai bahan dan sarana
kehidupa yang terdapat dibumi, seperti tumbuhan, air,

34
Moh. Ardani, Akhlak-Tasawuf Nilai-nilai Akhlak/ Budi Pekerti dalam Ibadat &
Tasawuf, (Jakarta: CV Karya Mulia, 2005), h. 5-7.
22

udara, binatang, dan lain sebagainya. Semua itu tunduk


kepada kemauan manusia, dan siap untuk dimanfaatkan.35
Akhlak baik terhadap Allah , secara garis besar meliputi:
(1) Bertaubat, sikap yang menyesali perbuatan buruk yang
pernah dilakukannya dan berusaha menjauhi serta
melakukan perbuatan baik.
(2) Bersabar, sikap yang betah/ menahan diri pada kesulitan
yang dihadapinya.
(3) Bersyukur, sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh Allah
SWT kepadanya.
(4) Bertawakal, menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT
setelah berbuat semaksimal mungkin.
(5) Ikhlas, sikap yang menjauhkan diri dari riya ketika
mengerjakan amal baik.
(6) Raja’, sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang
disenangi dari Allah SWT
(7) Bersikap takut, sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu
yang tidak disenangi dari Allah SWT.36
Dalam kehidupan sehari-hari manusia harus
bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan
Allah SWT dan berakhlak baik kepada Allah. Begitupun para
remaja agar selalu berprasangka baik kepada Allah dan selalu
mengingat Allah dimanapun mereka berada agar tidak
terpedaya dengan kehidupan dunia.
2) Akhlak Baik terhadap Diri Sendiri
Berakhlak yang baik pada diri sendiri dapat diartikan
menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri
sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu

35
Ibid, h. 49-53
36
Ibid, h. 70
23

sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggung


jawabkan dengan sebaik-baiknya. Untuk menjalankan perintah
Allah dan bimbingan Nabi Muhammad SAW maka setiap umat
Islam harus berakhlak dan bersikap sebagai berikut:
a) Hindarkan minuman beracun/ keras
b) Hindarkan perbuatan yang tidak baik
c) Memelihara kesucian jiwa
d) Pemaaf dan pemohon maaf
e) Sikap sederhana dan jujur
f) Hindarkan perbuatan tercela37
3) Akhlak Baik terhadap Sesama Manusia
Manusia sebagai makhluk sosial yang kelanjutan
eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung
pada orang lain. Untuk itu, ia perlu bekerja sama dan saling
tolong menolong dengan orang lain. Karena itu perlunya
menciptakan suasana yang baik satu sama lain, berakhlak yang
baik dengan sesama manusia diantaranya mengiringi jenazah,
mengabulkan undangan, dan mengunjungi orang sakit.38
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia sebagai makhluk
sosial yang selalu membutuhkan orang lain, untuk itu berbuat
baik terhadap sesama merupakan hal terpenting dalam
kehidupan bermasyarakat, saling berhargai dan saling
menghormati akan menciptakan keharmonisan di dalam
kehidpan bermasyarakat.

b. Akhlak al-Madzmumah
Akhlak madzmumah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
maksiat lahir dan maksiat batin.Maksiat lahir adalah segala sifat
yang tercela yang dikerjakan oleh anggota lahir seperti tangan,

37
Ibid, h. 55-56
38
Ibid, h. 57
24

mulut, mata, telinga dan sebagainya.Sedangkan maksiat batin


adalah segala sifat yang tercela yang diperbuatoleh anggota batin,
yaitu hati.39
1) Maksiat-maksiat Lahir
a) Maksiat Lisan
(1) Berkata yang tidak memberikan manfaat baik untuk
dirinya sendiri maupun untuk orang lain
(2) Berlebih-lebihan dalam percakapan, sekalipun yang
dipercakapkan tersebut berguna
(3) Berbicara hal yang batil
(4) Berdebat dan berbantah yang hanya mencari
menangnya sendiri tanpa menghormati orang lain
(5) Berkata kotor, mencaci maki atau mengungkapkan kata
laknat baik kepada manusia, binatang, maupun benda-
benda lainnya
(6) Menghina, menertawakan atau merendahkan orang lain
(7) Berkata dusta.40
b) Maksiat Telinga
Diantara maksiat telinga adalah mendengarkan
pembicaraan suatu golongan yang mereka itu tidak senang
kalau pembicaraannya didengar oleh orang lain. Juga
mendengarkan bunyi-bunyian yang dapat melalaikan untuk
ibadah kepada Allah SWT, atau suara apapun yang di
haramkan, seperti suara orang yang mengumpat, mengadu
domba, dan lain sebagainya, kecuali mendengarnya itu
karena terpaksa atau tidak sengaja, sedang ia sendiri
membenci kemungkaran-kemungkaran tersebut.41
c) Maksiat Mata

39
Asep Umar Ismail, Wiwi St Sajarah, dan Sururin, Tasawuf, (Jakarta: Pusat Studi
Wanita (PSW) UIN Jakarta, 2005), h. 30.
40
Ibid, h. 31.
41
Ibid
25

Maksiat mata ialah melihat hal-hal yang diharamkan


oleh Allah dan Rasul-Nya seperti seorang laki-laki melihat
aurat perempuan, dan sebaliknya seorang perempuan
melihat aurat laki-laki.42
d) Maksiat Tangan
Maksiat tangan ialah menggunakan tangan untuk
hal-hal yang haram, atau sesuatu yang dilarang oleh agama
Islam, seperti mencuri, merampok, merampas dan lain
sebagainya.43
2) Maksiat Batin
a) Marah
b) Rasa mendongkol
c) Dengki
d) Sombong44
Demikian penjabaran tentang akhlak al-Madzmumah yang perlu
kita hindari dalam kehidupan sehari-hari agar kita menjadi muslim
yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak


Segala tindakan dan perbuatan manusia yang memiliki corak
berbeda antara satu dengan yang lainnya, diakibatkan karena adanya
faktor dari dalam diri (internal) seperti naluri/ insting, dan faktor dari
luar diri (eksternal) seperti adat/ kebiasaan, aspek wirotsah/ keturunan
dan milieu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak adalah:
a. Insting/ naluri, insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa
manusia sejak lahir, para psikolog menjelaskan bahwa insting
berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya
tingkah laku.
42
Ibid
43
Ibid, h. 32.
44
Ibid, h. 58-59
26

b. Adat/ kebiasaan, adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang


yang dilakukan secara terus menerus, dan berilang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
c. Wirotsah/ keturunan, dalam hal ini secara langsung atau tidak
langsung sangat mempengaruhi pembentukan sikap dan tingkah
laku seseorang.
d. Milieu, salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam
terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah milieu,
milieu adalah lingkungan dimana seseorang berada.45
Menurut Abuddin Nata, faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak ada tiga, yaitu:
a. Aliran Nativisme, menurut aliran ini bahwa faktor yang paling
berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor
bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan,
bakat, akal, dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki
pembawaan an kecenderungan kepada yang baik maka dengan
sendirinya orang tersebut menjadi baik.
b. Aliran Empirisme, berpendapat bahwa faktor yang paling
berpengaruh terhadap pembentukan diriseseorang adalah faktor
dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan
pendidikan yang diberikan. Jika pembinaan da pendidikan yang
diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu.
c. Aliran Konvergensi, berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi
oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar
yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau
melalui interaksi dalam lingkungan sosial.46

45
AR. Zahruddin, dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), Cet. I, h. 93-100
46
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), Cet. III, h.
165.
27

Dari ketiga aliran ini, aliran yang ketiga yaitu aliran konvergensi yang
sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari al-Qur’an surat
al-Nahl ayat 78

   


 

    


“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.47

Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa setiap manusia yang


dilahirkan memiliki potensi untuk dididik, yaitu melalui pendengaran,
penglihatan dan juga hati. Anugerah yang sudah diberikan Allah SWT
harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran dan
pendidikan.

4. Cara Pembinaan Akhlak


Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam
Islam.Hal ini dapat dibuktikan dari misi kerasulan Nabi Muhammad
SAW yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Islam memberi perhatian besar terhadap pembinaan akhlak, pembinaan
akhlak tersebut dilakukan dengan menggunakan cara atau system
integrated, yaitu system yang menggunakan berbagai sarana
peribadatan dan lainnya secara stimultan untuk diarahkan pada
pembinaan akhlak.48
Di bawah ini akan dikemukakan berbagai cara yag dilakukan
dalam pembentukan akhlak al-karimah, yaitu sebagai berikut:
a. Melalui pembiasaan, pembentukan akhlak ini dilakukan sejak kecil
dan berlangsung secara kontinyu. Berkenaan dengan hal ini Imam

47
Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Jakarta: al-Huda, 2005), h. 276.
48
Abuddin Nata, Op. cit, h. 162
28

al-Ghazali sebagaimana yang dikutip Abuddin Nata mengatakan


bahwa kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima
segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. Jika manusia
membiasakan dirinya berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang
jahat.
b. Melalui paksaan, dalam tahap-tahap tertentu, khususnya akhlak
lahiriyah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama
kelamaan tidak lagi terasa dipaksa. Seseorang yang ingin menulis
dan mengatakan kata-kata yang bagus misalnya, pada mulanya ia
harus memaksakan tangan dan mulutnya menuliskan atau
mengatakan kata-kata dan huruf yang bagus. Apabila pembiasaan
ini sudah berlangsung lama, maka paksaan tersebut sudah tidak
terasa lagi sebagai paksaan.
c. Melalui keteladanan, akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya
dengan pelajaran, instruksi, dan larangan, sebab tabi’at jiwa untuk
menerima keutamaan itu tidak cukup dengan hanya seorang guru
mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu. Menanamkan
sopan santun memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada
pendekatan yang lestari. Pendidikan itu tidak akan sukses,
melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik
dan nyata.
d. Pembinaan akhlak juga dapat dilakukan dengan cara senantiasa
menganggap diri ini sebagai yang banyak kekurangannya daripada
kelebihannya. Dalam hubungan ini Ibn Sina yang dikutip oleh
Abuddin Natamengatakan bahwa jika seseorang menghendaki
dirinya berakhlak utama, hendaklah ia lebih dahulu mengetahui
kekurangan dan cacat yang ada dalam dirinya, dan membatasi
sejauh mungkin untuk tidak berbuat kesalahan, sehingga
kecacatannya itu tidak terwujud dalam kenyataan.
e. Memperhatikan faktor kejiwaan, menurut hasil penelitian para
psikolog bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda menurut
29

perbedaan tingkat usia. Pada masa kanak-kanak misalnya lebih


menyukai hal-hal yang bersifat rekreatif dan bermain. Untuk itu
ajaran akhlak disajikan dalam benntuk permainan.49
Demikianlah beberapa cara dalam pembinaan akhlakul karimah
siswa menurut beberapa ahli, sehingga dapat disimpulkan bahwa
membina akhlakul karimah seseorang harus dimulai dari pembiasaan
melalui diri sendiri dan lingkungan terkecil, kemudian dilanjutkan lagi
dilingkungan sekolah dan masyarakat. Pembinaan akhlakul karimah
disekolah melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dapat
dilakukan secara integrated dan memberi keteladanan melalui
pembiasaan, saling menasehati, pergaulan dan yang paling utama
adalah memperhatikan faktor kejiwaannya sehingga pembinaan yang
dilakukan cepat diterima dan tepat sasaran.

C. Hasil Penelitian yang Relevan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah diteliti oleh Yusrina,
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006.Dengan judul “Pengaruh
Pendidikan Agama Islam terhadap Pembentukan Akhlak Siswa SMP YPI
Cempaka Putih Bintaro kelas 2”. hasil penelitiannya adalah tidak ada
pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama Islam terhadap
pembentukan akhlak siswa di SMP YPI Cempaka Putih Bintaro, hal ini
dikarenakan siswa SMP YPI Cempaka Putih Bintaro khusunya kelas 2
telah memiliki pengalaman keagamaan dan sikap keagamaan yang mereka
dapatkan dari luar sekolah.
Pada penelitian yang dilakukan okeh Ika Malgi Ulfa, jurusan
pendidikan agama Islam, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul penelitian “Pengaruh Pendidikan
Agama Islam terhadap Pembentukan Akhlak Siswa SD Islam Miftahul
Diniyah Pondok Cabe.” Hasil dari penelitian tersebut adalah tidak ada
49
Ibid, h. 162-164.
30

pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama Islam terhadap


pembentukan akhlak siswa di SD Islam Miftahul Diniyah di kelurahan
Pondok Cabe Udik. Hal ini dikarenakan pembentukan akhlak siswa lebih
dipengaruhi oleh factor intern dan factor ekstern siswa.
Dari kedua penelitian tersebut, penelitian diadakan di SD dan SMP,
sedangkan saya mencoba mengadakan penelitiannya di SMA, mengingat
masa-masa SMA adalah masa remaja, dimana seseorang sedang mencari
jati diri yang sesungguhnya, menurut saya di masa SMA sangat penting
dan perlu memberikan Pendidikan Agama agar para remaja bisa berakhlak
sesuai dengan kaidah agama Islam.

D. Kerangka Berpikir
Di era globalisasi seperti saat ini, di mana sains dan teknologi
sudah semakin berkembang dan maju, sudah barang tentu akanada warna
baru bagi pola kehidupan manusia, terlebih lagi dengan begitu leluasanya
budaya asing yang masuk ke negeri ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat berbahaya khusunya bagi para pelajar remaja bila dalam
penerapannya tidak dilandasi oleh iman yang kuat serta akhlak atau budi
pekerti yang luhur.
Pada masa remaja yaitu antara 13-21 tahun, anak-anak sedang
mengalami kegoncangan jiwa.Dalam fase ini anak remaja tidak mampu
lagi menahan segala macam gejolak dan gelombang kehidupan apalagi
untuk zaman sekarang ini yang menyebabkan mereka menderita dan
kebingungan.
Maka dalam hal ini pendidikan agama Islam menjadi sangat
penting dan dibutuhkan guna mengatasi serta sebagai penyeimbang bagi
perkembangan dua hal di atas tadi yaitu ilmu pengetahuan dan
teknologi.Selain pendidikan agama Islam disekolah factor intern dan
ekstern siswa juga mempengaruhi dalam pembentukan akhlak.Akhlak
sebagai center bagi manusia dalam menjalankan fungsinya sebagai
khalaifah di muka bumi guna mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman
hidup. Sebagai bukti yang konkrit yaitu kesuksesan Nabi Muhammad
31

SAW dalam berdakwah yang tidak lain adalah karena akhlaknya. Oleh
karena itu pendidikan agama Islam dibutuhkan dalam pembentukan akhlak
sejak dini, mengingat remaja adalah generasi penerus bangsa yang
nantinya diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun dan
memajukan bangsa ini.Artinya maju mundurnya suatu bangsa ditentukan
oleh pemudanya.

E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban penelitian terhadap pertanyaan yang
diajukan oleh seorang peneliti.Jawaban ini diberikan sebelum penelitian
itu sendiri dilakukan.Karena itu jawaban yang diberikan ini masih perlu
diuji kebenarannya. Dengan kata lain hipotesis adalah jawaban sementara
dari peneliti terhadap pertanyaan penelitiannya sendiri.50

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan Agama Islam


terhadap pembentukan akhlak siswa SMA Negeri 51 Jakarta.
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan Agama
Islam terhadap pembentukan akhlak siswa SMA Negeri 51 Jakarta.

50
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, (Jakarta: STIA-LAN, 2000), Cet.
I, h. 47.
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 51 Jakarta Timur selama
kurang lebih tiga bulan, dimulai dari bulan Januari dan berakhir pada
bulan Maret 2014. Alasan penulis meneliti di SMA Negeri 51 Jakarta ini
karena letaknya yang dekat dengan rumah, dan juga karena penulis ingin
mengetahui apakah di sekolah tersebut Pendidikan Agama Islamnya
mempunyai pengaruh terhadap pembentukan akhlak siswa atau tidak.

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menerapkan pendekatan kuantitatif.
Metode yang digunakan adalah korelasional deksriptif . Dengan metode
korelasional deskriptif ini dapat diperoleh gambaran sesungguhnya
mengenai variabel-variabel peneliti sehingga dapat diketahui pengaruh
antara dua variabel tersebut, yaitu Pendidikan Agama Islam (X) dan
Pembentukan Akhlak (Y).

C. Populasi dan Sampel


Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Populasi adalah “Keseluruhan subjek
Penelitian”.1 Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMAN 51
Jakarta yang berjumlah 877 siswa, karena kebijakan dari pihak sekolah,
yang menjadi responden dalam penelitian ini hanya siswa kelas XI IPA 1,
dan siswa XI IPA 4 oleh karena itu penelitian ini menggunakan purposive
sampling yang berjumlah 70 siswa.

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), Cet. XII, h. 108.

32
33

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,


penulis mengguakan beberapa metode/ teknik antara lain:

1) Quesioner atau angket yang merupakan daftar pertanyaan kepada


responden berbentuk non tes yang ditujukan untuk siswa.
2) Wawancara yaitu dengan cara melakukan interview atau komunikasi
secara langsung kepada responden, dengan Wakil Kepala Kurikulum
bidang Sarana dan Prasarana.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan instrument angket. Angket tentang pendidikan agama Islam
berjumlah 10 Item, sedangkan angket tentang pembentukan akhlak siswa
sebanyak 20 Item.
Item. Masing-masing Item disediakan empat alternatif jawaban
dengan pemberian skor sebagai berikut:

Tabel. 1
Variabel X
Pendidikan Agama Islam

No Alternatif Jawaban Skor


1. Selalu 4
2. Sering 3
3. Kadang-kadang 2
4. Tidak Pernah 1
34

Tabel. 2
Variabel Y
Akhlak Siswa

No Alternatif Jawaban Skor


1. Selalu 4
2. Sering 3
3. Kadang-kadang 2
4. Tidak Pernah 1
Tabel. 3
Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data Variabel X (Pendidikan Agama Islam) dan
Y (Akhlak)

Variabel Dimensi Variabel Indikator Variabel No. Soal


Pendidikan Kegiatan Belajar Materi 1, 2, 3, 4, 5,
Agama Islam Mengajar 6
(X)
Metode 7

Media 8, 9

Evaluasi 10
35

Akhlak (Y) Taubat dan Raja’ Taubat 11, 12, 13,


14

Raja’ 15, 16, 17,


18

Etika Islam dalam Menghargai hasil 19, 20, 21,


Bekerja dan karya orang lain
berkarya
Ikhlas bekerja 22

Dosa Besar Dosa Besar terhadap 23, 24, 25


Allah (Syirik, Fasiq,
Nifaq)

Dosa Besar dalam 26, 27, 28


Keluarga

Dosa Besar dalam 29


makanan dan
minuman

Dosa Besar dalam 30


kehidupan
bermasyarakat
36

E. Teknik Analisis Data


Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut:
1. Editing, yaitu memeriksa angket yang telah diisi oleh responden
2. Scoring, yaitu pemberian skor sesuai dengan tingkatannya
3. Data yang diperoleh dari pembagian angket tersebut diolah dengan
cara statistic yaitu dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi
relative. Yaitu dengan menggunakan rumus:
P = F × 100 %
N
Keterangan: P = angka persentase
F = frekuensi
N = jumlah frekuensi
4. Mencari angka korelasi dengan menggunakan rumus:
rxy = N ∑xy- (∑x). (∑y)
√{N ∑x²-(∑y²)}. {N ∑y²- (∑y)²}
Keterangan: rxy = angka indeks korelasi “r” product moment
N = number of cases
∑xy = jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑x = jumlah seluruh skor x
∑y = jumlah seluruh skor y

Tabel. 4

Interpretasi analisa data berdasarkan korelasi product moment (rxy)

Besarnya “r” product moment Interpretasi


(rxy)
0,00-0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variabel X dan variabel Y)
37

0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang lemah dan rendah

0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang sedan atau cukupan

0,70-0,90 Antara Variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang kuat atau tinggi

0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi2

Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment.


Dengan terlebih dahulu merumuskan hipotesa kerja/ alternative (Ha) dan
hipotesa Nihil (Ho). Kemudian mencari derajat bebasnya (df atau db)
dengan rumus sebagai berikut:

df = N-nr

Keterangan: df = degress of freedom

N = Number of Causes

nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan3

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa kontribusi


variabel X terhadap variabel Y dipergunakan rumus sebagai berikut:

2
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2000), Cet. X, h. 180.
3
Ibid
38

KD = r² X 100 %

Keterangan: KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x

terhadap variabel y)

r= Koefisien Korelasi antara variabel x dan variabel y

F. Hipotesa penelitian
Hipotesa yang hendak diuji adalah:
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan Agama Islam
terhadap akhlak siswa SMA Negeri 51 Jakarta.
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan Agama
Islam terhadap akhlak siswa SMA Negeri 51 Jakarta.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Objek penelitian


1. Sejarah berdiri SMAN 51 Jakarta
Di areal tanah seluas 10.000 meter persegi, dibangun SMAN 26
filial, kelas jauh SMAN 26 Tebet Barat dengan 7 kelas, 1 ruang Kepala
Sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang dinas, dan 1 kamar mandi. Kemudian
pada tanggal 14 Juli 1981dikeluarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 02/03/1981 dengan isi penugasan SMAN 26 KJ
menjadi SMAN 51 Jakarta.1
2. Visi dan Misi
Visi : Unggul dalam berprestasi dan luhur budi pekerti serta sukses di
era globalisasi
Misi :
1. Membina siswa agar senantiasa mengamalkan ajarannya
2. Melaksanakan proses belajar mengajar dalam suasana
kekeluargaan yang kondusif
3. Melaksanakan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam
menggunakan media belajar baik konvensional maupu media
modern
4. Menjaga kualitas ketertiban dan kedisiplinan untuk mencapai
prestasi akademik yang uggul
5. Senantiasa menumbuh kembangkan semangat keunggulan,
semangat kompetensi dikalangan siswa, guru dan karyawan
6. Menyiapkan siswa untuk dapat ikut berkomunikasi dalam
pergaulan global2

1
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
2
Profil SMAN 51 Jakarta

39
40

3. Kurikulum dan prestasi yang dicapai


Kurikulum yang digunakan di kelas X adalah kurikulum 2013,
sedangkan kurikulum yang digunakan di kelas XI dan XII masih
menggunakan kurikulum KTSP.
Prestasi akademik yang dicapai pada tahun pelajaran 2012/2013
sangat memuaskan. Hal ini dapat dibuktikan dengan:
a. Siswa grade XII IPA-IPS yang berjumlah 282 siswa, telah lulus
100%
b. Peringkat SMAN 51 Jakarta meningkat:
1) Pada tingkat wilayah , program IPA peringkat 22 dari 39
SMA se-Jakarta Timur
2) Pada tingkat provinsi, Program IPA peringkat 37 dari 117
SMA se- DKI Jakarta, program IPS peringkat 36 dari 117
SMA se- DKI Jakarta
c. Klasifikasi nilai UN murni untuk semua pelajaran mendapatkan
kategori A
Prestasi non akademik yang dicapai SMAN 51 Jakarta:
1) JUMBARA (perlombaan) PMR Ke- 7 tahun 2011 tingkat
Nasional di Gorontalo, mewakili kontongen DKI Jakarta atas
nama Andi Reza Zulmi X-3
2) Terpilih sebagai PASKIBRAKA tingkat DKI Jakarta yang
ditugaskan sebagai PASKIBRAKA tingkat Nasional tahun
2011 atas nama Ajeng Tresna Dwi Wijayanti X-1
3) Juara ke- 2 lomba baca puis dalam rangka FLS2N wilayah
Jakarta Timur atas nama Hannan Farhana Tsani XI IPA 1
Kegiatan Ekstra Kurikuler
Di SMAN 51 Jakarta ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler,
diantaranya: voley, basket, futsal, taekwondo, rohani Islam, rohani
Kristen, paskibra, pramuka, PMR dan karya ilmiah remaja.
41

Jumlah siswa-siswi SMAN 51 Jakarta tahun pelajaran 2013/ 2014


Tabel. 5
Rekapitulasi keadaan siswa SMAN 51 Jakarta
Tahun pelajaran 2013/ 2014
Kelas Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah
X 146 124 270
XI 153 161 314
XII 129 151 280
Jumlah 428 436 864

4. Sarana dan Prasarana


Pada tahun 2002 SMAN 51 Jakarta telah mengalami rehab total
dengan bangunan mewah yang terdiri dari 3 lantai, diantaranya
a) Lantai 1 terdiri dari beberapa ruangan yang dipergunakan
untuk berbagai jenis keperluan
b) Lantai 2 dan 3 terdiri dari 27 ruang belajar
Beberapa ruang lainnya terdiri dari:
a) Lab. Biologi
b) Lab. Fisika
c) Lab. Kimia
d) 2 Lapangan Olahraga
e) Kantin dan Koperasi
f) Lab. Bahasa
g) Ruang Audio Visual
h) Lab. Komputer
i) Masjid At-Taqwa
j) Ruang seni music
k) Ruang UKS
l) Ruang OSIS
m) Tempat parkir
42

B. Deskripsi dan Interpretasi Data


Data-data yang diperoleh dalam meneliti pengaruh pendidikan
agama Islam terhadap akhlak siswa di SMAN 51 Jakarta ini diperoleh
melalui observasi, wawancara, dan angket. Wawancara penulis lakukan
dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana dan guru Agama
Islam di SMAN 51 Jakarta, sedangkan angket diberikan kepada siswa
kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4, responden ini diambil atas kebijakan pihak
sekolah.jumalh siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 adalah 70 orang.

1. Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, diberikan sebuah angket yang harus diisi oleh
responden yang jumlah soalnya ada 30 item yang mencakup 10 soal untuk
pertanyaan variabel X dan 20 soal untuk pertanyaan variabel Y.
a) Angket tentang Pendidikan Agama Islam
1) Materi pendidikan agama Islam yang diberikan oleh guru
Tabel.6
Penjelasan dari guru mudah dipahami
No Option F %
1 Selalu 18 25, 7
Sering 24 34, 3
Kadang-kadang 28 40
Tidak Pernah
Jumlah 70 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa 25, 7% responden menyatakan


penjelasan dari guru agama selalu mudah dimengerti, dan 34, 3% lainnya
sering, dan 40% kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa sbagian
besar siswa menyatakan kadang-kadang penjelasan dari guru mudah
dipahami.
43

Tabel. 7
Saya memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi
No Option F %
2. Selalu 25 35, 7
Sering 27 38, 6
Kadang-kadang 18 25,7
Tidak Pernah
Jumlah 70 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa 35, 7% responden menyatakan


selalu memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi, dan 38,
6% menyatakan sering dan 25, 7% menjawab kadang-kadang.Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sering
memperhatikan guru ketika sedang menyampaikan materi.
Tabel. 8
Guru masuk kelas tepat waktu
No Option F %
3. Selalu 8 11, 4
Sering 32 45, 7
Kadang-kadang 30 42, 9
Tidak Pernah
Jumlah 70 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 11, 4% responden menjawab


guru selalu masuk kelas tepat waktu, 45, 7% responden menjawab sering
dan 42, 9% responden menjawab kadang-kadang. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden menyatakan guru Agama sering masuk
kelas tepat waktu.
44

Tabel.9
Materi-materi yang diberikan guru, menambah keyakinan saya tentang agama
Islam
No Option F %
4. Selalu 46 65, 7
Sering 18 25, 7
Kadang-kadang 6 8, 6
Tidak Pernah
Jumlah 70 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa 46% responden menyatakan


materi yang diberikan guru, selalu menambah keyakinan saya tentang
agama Islam, 25, 7% lainnya menyatakan sering, dan 8,6% lainnya
menjawab kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menyatakan bahwa materi-materi yang diberikan guru selalu
menambah keyakinan tentang agama Islam.
Tabel. 10
Saya menyukai pelajaran agama Islam
No Option F %
5. Selalu 43 61, 4
Sering 22 31, 4
Kadang-kadang 5 7, 2
Tidak Pernah
Jumlah 70 100

Tabel di atas menunjukkan 61, 4% responden menyatakan selalu


menyukai pelajaran agama Islam, dan 31, 4% lainnya menjawab sering
dan 7,2% menjawab kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar responden menyatakan selalu menyukai pelajaran agama Islam.
45

Tabel. 11
Guru Menggunakan waktu belajar secara efektif
No Option F %
6. Selalu 26 37, 15
Sering 25 35, 7
Kadang-kadang 19 27, 15
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 37, 15% responden
menyatakan guru agama selalu menggunakan waktu belajar secara efektif,
dan 35, 7% lainnya menjawab sering dan 27, 15% lainnya menjawab
kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan bahwa guru agama selalu menggunakan waktu belajar secara
efektif.
Dari tabel 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 tentang variabel intensitas materi
pendidikan agama Islam yang disampaikan guru dalam proses belajar
mengajar disekolah berjalan dengan baik, hal ini mencakup dari
penyampaian materi yang mudah dipahami mencapai prosentase 34, 3%
responden menjawab sering, perhatian siswa terhadap guru ketika
menjelaskan materi mencapai 38, 6% responden menjawab sering,
kedisiplinan guru dalam masuk kelas mencapai 45, 7% responden
menjawab sering, penyampaian materi dari guru yang dapat menambah
keyakinan tentang agama Islam memiliki prosentase sebanyak 65, 7%
untuk jawaban selalu, menyukai pelajaran agama Islam memiliki
prosentase 61, 4% responden menjawab selalu, dan untuk efektifitas waktu
belajar memilik prosentase 37, 15% menjawab selalu.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran agama
Islam di SMAN 51, mendapatkan tempat dihati para siswa-siswinya,
mereka menyukai pelajaran agama Islam, dan materi yang diberikan dapat
menambah keyakinan mereka tentang agama Islam, penggunaan efektifitas
waktu juga sangat berjalan dengan baik. Hanya saja kedisiplinan guru,
46

penyampaian materi dari guru agar mudah dipahami anak harus lebih
ditingkatkan lagi, agar tujuan dari pembelajaran Agama Islam dapat
tercapai dengan baik.
2) Metode yang digunakan guru
Tabel. 12
Metode yang digunakan guru, dapat menambah ketertarikan saya terhadap
pembelajaran agama Islam
No Option F %
7. Selalu 35 50
Sering 22 31, 4
Kadang-kadang 13 18, 6
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 50% responden menyatakan metode
yang digunakan guru selalu menambah kertetarikan terhadap
pembelajaran agama Islam, 31, 4% lainnya menjawab sering, dan 18, 6
menjawab kadang-kadang.Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media yang dilakukan guru sudah cukup bagus, Hal ini dapat
dibuktikan dengan sebagian besar responden menyatakan bahwa metode
yang digunakan guru selalu menambah ketertarikan terhadap pembelajaran
agama Islam.
3) Media yang digunakan oleh guru
Tabel. 13
Guru menggunakan multi media yang dapat menggugah hati saya
No Option F %
8. Selalu 44 62, 9
Sering 15 21, 4
Kadang-kadang 11 15, 7
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
47

Tabel di atas menunjukan bahwa 62, 9 % responden menjawab


guru selalu menggunakan multi media yang dapat menggugah hati, dan 21,
4% menjawab sering dan 15, 7% menjawab kadang-kadang. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan guru selalu
menggunakan multi media yang dapat menggugah hati.
Tabel. 14
Guru tidak hanya menggunakan buku pelajaran sebagai sumber belajar
No Option F %
9. Selalu 38 54, 3
Sering 30 42, 9
Kadang-kadang 1 1, 4
Tidak Pernah 1 1, 4
Jumlah 70 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 54, 3%


responden menjawab guru selalu tidak hanya menggunakan buku pelajaran
sebagai sumber belajar, 42, 9% sering, 1, 4% kadang-kadang dan 1, 4%
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan guru selalu tidak hanya menggunakan buku pelajaran sebagai
sumber belajar.
Dari tabel 13 dan 14 dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
oleh guru dalam proses belajar mengajar sudah baik, hal ini dapat
dibuktikan dari tabel 8, sebanyak 62, 9% responden menyatakan
penggunaan multi mediayang digunakan selalu menggugah hati, dan dari
tabel 9 sebanyak 37, 15% responden menjawab selalu, yang artinya bahwa
guru tidak hanya menggunakan buku sebagai satu-satunya sumber belajar,
tetapi guru juga menggunakan multi media sebagai sumber belajar dan itu
bsudah berhasil menggugah hati para siswa-siswinya.
48

4) Evaluasi yang dilakukan oleh guru


Tabel. 15
Guru bersikap adil terhadap siswa-siswinya
No Option F %
10. Selalu 33 47, 15
Sering 26 37, 15
Kadang-kadang 11 15, 7
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Tabel di atas menunjukkan 47, 15% responden guru selalu bersikap
adil terhadap siswa-siswinya, 37, 15% sering dan 15, 7% kadang-
kadang.Hal ini menunjukkan bahwa sebian besar responden menyatakan
guru selalu bersikap adil terhadap siswa-siswinya. Dari tabel 10 diatas
menunjukkan bahwa guru agama Islam di SMAN 51 selalu bersikap adil
dan tidak membeda-bedakan antara siswa yang satu dengan siswa yang
lainnya, dan dengan demikian dapat disimpulkan pula, bahwa penilaian
yang dilakukan oleh guru adalah penilaian yang objektif yang sesuai
dengan kompetensi siswa-siswinya.
b) Angket tentang Akhlak Siswa SMAN 51 jakarta
1) Pengamalan taubat dikalangan siswa
Tabel. 16
Saya merasa gelisah ketika meninggalkan sholat
No Option F %
11. Selalu 40 57, 1
Sering 20 28, 6
Kadang-kadang 10 14, 3
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
49

Tabel ini menunjukkan bahwa 57, 1% responden selalu gelisah


ketika meninggalkan sholat, 28, 6% sering, 14, 3% kadang-kadang.Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan selalu gelisah
ketika meninggalkan sholat.
Tabel. 17
Saya menyesal ketika melakukan suatu dosa
No Option F %
12. Selalu 46 65, 7
Sering 20 28, 6
Kadang-kadang 4 5, 7
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa 65, 7% responden menyatakan
selalu menyesal ketika melakukan suatu dosa, 28, 6% sering dan 5, 7%
kadang-kadang.Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
selalu menyesal ketika melakukan suatu dosa.
Tabel. 18
Ketika saya berbuat dosa, saya segera bertaubat
No Option F %
13. Selalu 30 42, 9
Sering 25 35, 7
Kadang-kadang 15 21, 4
Tidak Pernah
Jumlah 70 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa 42, 9% ketika berbuat dosa,


selalu segera bertaubat, 35, 7% sering dan 21, 4% kadang-kadang. Hal ini
menunjukkan sebagian besar responden menyatakan ketika berbuat dosa,
selalu segera bertaubat.Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden selalu bertaubat ketika berbuat dosa.
50

Tabel. 19
Ketika saya berbuat kesalahan saya mengucap istighfar
No Option F %
14. Selalu 30 42, 9
Sering 30 42, 9
Kadang-kadang 10 14, 2
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa 42, 9% responden menyatakan
ketika berbuat kesalahan selalu mengucap istighfar, 42, 9% lainnya sering
dan 14, 2% kadang-kadang.
Dari tabel 16, 17, 18 dan 19 menunjukkan pengamalan taubat pada
siswa-siswi SMAN 51 Jakarta, sudah baik, hal ini dapat dibuktikan dari
jumlah presentase masing-masing tabel, sebagian besar responden
menjawab selalu. Pada tabel 16 sebanyak 57, 1% responden menyatakan
selalu gelisah ketika meninggalkan sholat, pada tabel 17, sebanyak 65, 7%
responden menjawab selalu menyesal ketika melakukan dosa, pada tabel
18 sebanyak 42, 9% responden menyatakan selalu bertaubat ketika berbuat
dosa, dan pada tabel 19, sebanyak 42, 9% responden menjawab selalu dan
sering mengucap istighfar ketika berbuat kesalahan. Hal ini menunjukkan
bahwa pengamalan dari taubat yang telah diajarkan oleh guru agama sudah
tertanam pada diri siswa-siswi SMAN 51 Jakarta.
2) Pengamalan sikap raja’
Tabel. 20
Saya selalu berdoa kepada Allah
No Option F %
15. Selalu 58 82, 9
Sering 12 17, 1
Kadang-kadang
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
51

Tabel di atas bahwa 82, 9% responden menyatakan selalu berdo


kepada Allah, 17, 1% lainnya menyatakan sering.Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden selalu berdoa kepada Allah.
Tabel. 21
Saya yakin doa saya akan dikabulkan oleh Allah
No Option F %
16. Selalu 44 62, 9
Sering 12 17, 1
Kadang-kadang 14 20, 0
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas menunjukan bahwa sebanyak 62, 9% responden
menyatakan selalu yakin doa saya akan dikabulkan, 17, 1% menyatakan
sering, dan 20% menyatakan kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden menyatakan selalu yakin doanya akan
dikabulkan.
Tabel. 22
Saya mengharapkan pahala dari Allah
No Option F %
17. Selalu 60 85, 7
Sering 5 7, 15
Kadang-kadang 5 7, 15
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 85, 7% responden
menyatakan selalu mengharapkan pahala dari Allah, 7, 15% menyatakan
sering, dan 7, 15% lainnya menyatakan kadang-kadang. Hal ini
menunjukkan sebagian besar responden menyatakan selalu mengharapkan
pahala dari Allah.
52

Tabel. 23
Saya yakin dengan kebesaran Allah
No Option F %
18. Selalu 66 94, 3
Sering 4 5, 7
Kadang-kadang
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 94, 3%
menyatakan selalu yakin dengan kebesaran Allah, dan 5, 7% menyatakan
sering.Hal ini menunjukkan segian besar responden menyatakan selalu
yakin dengan kebesaran Allah.
Dari tabel 20, 21, 22, dan 23 tentang pengamalan sikap raja’ pada
siswa-siswi SMAN 51 Jakarta, sudah sangat baik, hal ini ditunjukkan dari
hasil presentase ke empat tabel di atas, pada tabel 20 sebanyak 82, 9%
responden menyatakan selalu berdoa kepada Allah, dari tabel 21 diketahui
bahwa sebanyak 62, 9% responden menyatakan selalu yakin doanya akan
dikabulkan oleh Allah, dan dari tabel 22 dapat diketahui sebanyak 85, 7%
responden menyatakan selalu mengharap pahala kepada Allah, dan dari
tabel 23 sebanyak 94, 3% responden menyatakan selalu yakin dengan
kebesaran Allah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengamalan
sikap raja’ yang telah diajarkan pada siswa-siswi SMAN 51 Jakarta sudah
tertanam dan diamalkan dengan baik pada siswa-siswi SMAN 51 Jakarta.
3) Etika menghargai hasil karya orang lain pada siswa-siswi
Tabel. 24
Saya mengucap basmalah sebelum memulai pekerjaan
No Option F %
19. Selalu 35 50, 0
Sering 22 31, 4
Kadang-kadang 13 18, 6
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
53

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 50% responden


menyatakan selalu mengucap basmallah sebelum memulai pekerjaan,
sebanyak 31, 4% menyatakan sering dan sebanyak 18, 6% menyatakan
kadang-kadang.
Tabel. 25
Ketika teman mendapatkan prestasi, saya mengucapkan selamat kepadanya
No Option F %
20. Selalu 30 42, 9
Sering 31 44, 3
Kadang-kadang 9 12, 8
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 42, 9% responden
menyatakan ketika teman mendapatkan prestasi, saya selalu mengucapkan
selamat kepadanya, sebanyak 44, 3% responden menyatakan sering, dan
12, 8% menyatakan kadang-kadang.
Tabel. 26
Saya termotivasi melihat prestasi orang lain
No Option F %
21. Selalu 39 55, 7
Sering 21 30, 0
Kadang-kadang 10 14, 3
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 55, 7% responden
menyatakan selalu termotivasi melihat prestasi orang lain, dan sebanyak
30% menyatakan sering dan 14, 3% menyatakan kadang-kadang.

Dari tabel 24, 25 dan 26 tentang pengamalan sikap menghargai


hasil karya karya orang lain yang telah diajarkan oleh guru agama sudah
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa-siswi SMAN
51 Jakarta, hal ini dibuktikan dengan hasil presentase dari tabel 24
54

sebanyak 50% responden yang menyatakan selalu mengucap basmalah


sebelum memulai pekerjaan, dari tabel 25 sebanyak 42, 9% responden
menyatakan selalu mengucap selamat ketika teman mendapatkan prestasi,
dan dari tabel 26 sebanyak 55, 7% responden menyatakan selalu
termotivasi melihat prestasi orang lain.
4) Pengamalan Ikhlas bekerja
Tabel. 27
Saya merasa ikhlas dalam bekerja dan belajar
No Option F %
22. Selalu 39 55, 7
Sering 20 28, 6
Kadang-kadang 11 15, 7
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 55, 7% responden
menyatakan selalu ikhlas dalam bekerja dan belajar, sebanyak 28, 6%
responden menyatakan sering dan 15, 7% lainnya menyatakan kadang-
kadang.
Dari tabel 27 dapat ditarik kesimpulan bahwa pengamalan sikap
ikhlas pada siswa-siswi SMAN 51 Jakarta sangat baik, hal ini dapat
dibuktikan dengan pernyataan pada tabel 22, sebagian besar responden
menyatakan selalu, yaitu sebanyak 55, 7% dan 28, 6% lainnya menyatakan
sering dan hanya 15, 7% yang menyatakan kadang-kadang.
5) Menghindari diri dari dosa besar terhadap Allah SWT.
Tabel 28
Saya tidak mempercayai ramalan/ zodiak
No Option F %
23. Selalu 21 30
Sering 14 20
Kadang-kadang 25 35, 7
Tidak Pernah 10 14, 3
Jumlah 70 100
55

Tabel di atas menunjukkan bahwa 30% dari responden menyatakan


selalu tidak mempercayai ramalan/ zodiac, sebanyak 20% dari responden
menyatakan sering, 35, 7% responden menyatakan kadang-kadang, dan
14, 3% menyatakan tidak pernah.
Tabel 29
Jika saya berjanji akan saya tepati
No Option F %
24. Selalu 25 35, 7
Sering 30 42, 9
Kadang-kadang 15 21, 4
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 35, 7% responden
menyatakan selalu menepati janji, sebanyak 42, 9% menyatakan sering
dan 21, 4% lainnya menyatakan kadang-kadang.
Tabel 30
Saya selalu mengerjakan sholat lima waktu
No Option F %
25. Selalu 19 27, 2
Sering 29 41, 4
Kadang-kadang 21 39
Tidak Pernah 1 1, 4
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 27, 2%
responden menyatakan selalu mengerjakan sholat lima waktu, sebanyak
41, 4% responden menyatakan sering, sebanyak 39% menyatakan kadang-
kadang dan hanya 1, 4% responden yang menyatakan tidak pernah.
Dari tabel 28, 29, dan 30 dapat disimpulkan bahwa penanaman
sikap menghindari dosa besar terhadap Allah yaitu sikap syirik, nifaq dan
fasiq sudah cukup baik hal ini dapat dilihat dari tabel 28 tentang
menghindari sikap syirik kepada Allah, sebagian besar responden
56

menyatakan kadang-kadang yaitu sebanyak 35, 7% dan sebanyak 30%


menyatakan selalu dan hanya 14, 3% yang menyatakan tidak pernah.
Sedangkan pada tabel 29 tentang menghindari sikap fasiq dapat diketahui
bahwa sebagian besar menyatakan sering sebanyak 42, 9%. Dari tabel 30
tentang menghindari sikap nifaq sebagian besar responden menyatakan
sering yaitu sebanyak 41, 4%.
6) Sikap menghindari dosa besar dalam keluarga
Tabel 31
Saya patuh terhadap ayah dan ibu
No Option F %
26. Selalu 47 67, 15
Sering 18 25, 7
Kadang-kadang 5 7, 15
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 67, 15%
responden menyatakan selalu patuh terhadap ayah dan ibu, 25, 7% lainnya
menyatakan sering dan 7, 15% menyatakan kadang-kadang.
Tabel 32
Saya merasa bahagia bila berada dekat dengan keluarga
No Option F %
27. Selalu 62 88, 6
Sering 8 11, 4
Kadang-kadang
Tidak Pernah
Jumlah 70 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden


menyatakan selalu merasa bahagia bila berada dekat dengan keluarga yaitu
sebanyak 88, 6%, dan 11, 4% lainnya menyatakan sering.
57

Tabel 33
Saya bersikap lemah lembut terhadap kedua orang tua
No Option F %
28. Selalu 39 55, 7
Sering 25 35, 7
Kadang-kadang 6 8, 6
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 55, 7% responden
menyatakan selalu bersikap lemah lembut terhadap kedua orang tua,
sebanyak 35, 7% menyatakan sering dan 8, 6% menyatakan kadang-
kadang.
Dari tabel 31, 32 dan 33 tentang menghindari dosa besar terhadap
keluarga dapat diketahui bahwa pegamalan sikap tersebut dalam siswa-
siswi SMAN 51 Jakarta sangat baik, hal ini ditunjukkan dari hasil jawaban
dari responden pada tabel 31, sebagian besar responden menyatakan selalu
patuh terhadap ayah dan ibu sebanyak 67, 15%, pada tabel 32 sebanyak
88, 6% responden menyatakan selalu merasa bahagia bila berada didekat
keluarga, dan dari tabel 33 sebanyak 55, 7% responden menytatakan selalu
bersikap lemah lembut terhadap kedua orang tua.
7) Sikap menghindari dosa besar terhadap makanan dan minuman
Tabel 34
Saya tidak meminum-minuman keras
No Option F %
29. Selalu 70 100
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
58

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa-siswi di SMAN 51


Jakarta tidak ada yang meminum-minuman keras, hal ini dapat dilihat dari
jawaban responden yang menytakan selalu tidak meminum-minuman
keras, dengan demikian pembelajaran pendidikan Agama Islam tentang
menghindari dosa besar dalam makanan dan minuman sudah sangat baik
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
8) Sikap menghindari dosa besar dalam kehidupan bermasyarakat
Tabel 35
Saya menjaga amanah orang lain
No Option F %
30. Selalu 45 64, 3
Sering 20 28, 6
Kadang-kadang 5 7, 1
Tidak Pernah
Jumlah 70 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 64, 3%
responden menyatakan selalu menjaga amanah orang lain, 28, 6%
menyatakan sering dan 7, 1% menyatakan kadang-kadang. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sikap menghindari dosa besar
dalam bermasyarakat pada siswa-siswi SMAN 51 Jakarta telah diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari hal ini dapat dilihat dari tabel di atas bahwa
sebagian besar respondemenyatakan selalu menjaga amanah orang lain,
dan hanya 7, 1% yang menyatakan kadang-kadang.

2. Hasil pengujian koefisien korelasi


Hasil perolehan nilai dari variabel pendidikan agama Islam dan variabel
akhlak melalui korelasi product moment adalah sebagai berikut:
59

Tabel 36
Hasil perhitungan korelasi product moment
Responden X Y X² Y² XY
1 31 60 961 3600 1860
2 37 67 1369 4489 2479
3 38 68 1444 4624 2584
4 37 73 1369 5329 2701
5 26 71 676 5041 1846
6 38 71 1441 5041 2698
7 39 79 1521 6251 3081
8 35 70 1225 4900 2450
9 34 74 1156 5476 2516
10 40 68 1600 4624 2720
11 29 72 841 5184 2088
12 35 70 1225 4900 2450
13 32 55 1024 3025 1760
14 32 74 1024 5476 2368
15 35 66 1225 4356 2310
16 31 64 961 4096 1984
17 39 70 1521 4900 2730
18 36 65 1296 4225 2340
19 31 78 961 6084 2418
20 23 62 529 3844 1426
21 30 62 900 3844 1860
22 37 78 1369 6084 2886
23 38 69 1444 4761 2622
24 34 74 1156 5476 2516
25 31 72 961 5184 2332
26 37 74 1369 5476 2738
27 30 69 900 4761 2622
60

28 31 60 961 3600 1860


29 31 87 961 7569 2697
30 32 78 1024 6084 2496
31 24 69 576 4761 1656
32 33 79 1089 6241 2607
33 32 65 1024 4225 2080
34 38 78 1444 6084 2964
35 27 80 729 6400 2160
36 30 60 900 3600 1800
37 22 59 484 3481 1298
38 32 74 1024 5476 2368
39 39 74 1521 5476 2886
40 37 70 1369 4900 2590
41 26 59 676 3481 1534
42 33 65 1089 4225 2145
43 25 65 625 4225 1625
44 36 71 1296 5041 2556
45 32 72 1024 5184 2304
46 32 71 1024 5041 2272
47 39 72 1521 5184 2808
48 24 78 576 6084 1872
49 34 77 1156 5929 2618
50 29 68 841 4624 1972
51 36 70 1296 4900 2520
52 28 73 748 5329 2044
53 27 61 729 3721 1647
54 33 52 1089 2704 1716
55 37 78 1369 6084 2886
56 31 79 961 6241 2449
57 28 61 784 3721 1708
61

58 26 68 676 4624 1768


59 31 74 961 5476 2294
60 35 68 1225 4624 2380
61 34 67 1156 4489 2278
62 30 58 900 3364 1740
63 33 67 1089 4489 2211
64 37 67 1369 4489 2479
65 36 70 1296 4900 2520
66 37 78 1369 6084 2886
67 35 65 1225 4225 2275
68 24 56 576 3136 1344
69 31 65 961 4225 2015
70 30 64 900 4096 1920
∑ 2272 4847 75081 338877 158081
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam terhadap
akhlak siswa, maka penulis menganalisa data dalam bentuk analisis
kuantitatif dengan rumus korelasi product moment:
rxy = N ∑xy- (∑x). (∑y)
√{N ∑x²-(∑y²)}. {N ∑y²- (∑y)²}
= 70 (158081) – (2272). (4847)______________
√{(70. 75081) – (2272)²} {(70. 338877) – (4847)²}
= 11065670 – 11012384_____________
√(5255670 – 5161984) (23721390 – 23493409)
= 53286________
√ (93686) (227981)
= 53286_____
√ 21358627966
= 53286___
146145, 91 = 0, 364
62

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment dapat


diketahui bahwa hubungan antara variabel pendidikan agama Islam (X)
dengan variabel akhlak (Y) sebesar 0,364 dalam arah positif, dengan kata
lain jika pendidikan agama Islam semakin baik maka pengaruhnya
terhadap akhlak siswa semakin baik juga. Koefisien korelasi sebesar 0,364
tersebut jka diinterpretasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi
termasuk dalam kategori rendah.
Tabel 37
Interpretasi koefisien korelasi
Interval Kategori
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,69 Sedang
0,70 – 0,89 Kuat
0,90 – 1,00 Sangat Kuat

3. Hasil Uji Hipotesis


Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama Islam
terhadap akhlak siswa SMAN 51 Jakarta
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan anatara pendidikan agama
Islam terhadap akhlak siswa SMAN 51 Jakarta
Setelah mendapatkan nilai korelasi sebesar 0,364 kemudian nilai
tersebut dikonsultaskan pada nilai r tabel dengan rumus: df = N – nr = 70 –
2 = 68 maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Jumlah sampel : N = 70
Derajat bebas : db = N- nr = 70 – 2 = 68
r hitung = 0,364
r tabel 5% = 0,250
63

karena r hitung > r tabel, maka dapat diambil kesimpulan Ho


ditolak dan Ha diterima. Yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara pedidikan agama Islam terhadap akhlak siswa SMAN 51 Jakarta.
4. Hasil uji koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (r²) merupakan pengkuadratan korelasi secara
simultan (r) anatara veriabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
guna menghitung seberapa jauh hubungan antara keduanya atau
koefisien determin. Hasil perhitungan determinasi adalah sebagai
berikut:
KD = r² x 100%
= (0,364)² x 100%
= 0,132496 x 100%
= 13,2496
= 13,2 %
Berdasarkan hasil perhitungan KD dari 100% dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara variabel X dan variabel Y memiliki pengaruh
yang signifikan. Adapun koefisien penentunya yaitu (r²) yang berarti
pendidikan agama Islam memberikan pengaruh terhadap akhlak siswa
SMAN 51 Jakarta, kontribusi pendidikan agama Islam terhadap akhlak
siswa sebesar 13,2% sedangkan 86,8% lainnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lainnya seperti pengaruh lingkungan, perhatian dan
keteladanan yang diberikan orang tua, dan lain-lain.
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
SMAN 51 Jakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama
Islam terhadap akhlak siswa hanya memberikan kontribusi yang
relative rendah.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Dari hasil penelitian di atas data-data yang penulis peroleh adalah
dari hasil angket yang diberikan kepada responden yaitu siswa-siswi
SMAN 51 Jakarta kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 yang berjumlah 70 orang,
64

menggunakan populasi purposive yang telah ditentukan dari kebijakan


sekolah.
Setelah data-data yang ada diidentifikasi dan dianalisis dapat
diketahui bahwa pembelajaran agama Islam disekolah dapat memberikan
pengaruh terhadap akhlak siswanya yaitu dapat dibuktikan dengan hasil
perhitungan uji statistik dengan menggunkan rumus uji “r” diperoleh nilai
r hitung sebesar 0,364 setelah dikonsultasikan dengan “r” pada taraf
signifikansi sebesar 0,250 dan ternyata diketahui bahwa r hitung lebih
besar dari r tabel, hal ini berarti bahwa hipotesis alternative (Ha) yang
berbunyi “ Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan Agama
Islam terhadap akhlak siswa” diterima, sedangkan hipotesis nihil (Ho)
yang berbunyi “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan
agama Islam terhadap akhlak siswa ditolak.
Dari hasil di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan
agama Islam mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap akhlak siswa,
walaupun pada penelitian ini ditemukan data dalam uji koefisien
determinasi bahwa kontribusi yang diberikan pendidikan agama Islam
terhadap akhlak siswa hanya sebesar 13, 2% hal ini menunjukkan ada
faktor lain yang mempengaruhi pembentukan akhlak yaitu sebesar 86,8%
Seperti yang dikemukakan dalam Bab II,ada empat faktor yang
dapat mempengaruhi pembentukan akhlak yaitu insting, adat/ kebiasaan,
keturunan serta milieu. Keempat faktor inilah yang akan mempengaruhi
akhlak seseorang. Sebagai contoh jika siswa di sekolah diajarkan untuk
shalat berjama’ah tetapi dirumah pembisaan dari keluarga tidak ada, maka
hasil pembelajaran disekolah tersebut tidak optimal.

D. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini masih terdapat berbagai
kelemahan dan kekurangan. Walaupun penulis telah berusaha semaksimal
mungkin dengan berbagai usaha untuk membuat hasil penelitian ini
sempurna. Penulis menyadari bahwa keterbatasan penelitian ini antara
65

lain: pertama, penulis hanya menggunakan angket dan wawancara sebagai


instrument pengumpulan data. Walaupun pada dasarnya akhlak seseorang
itu tidak cukup hanya diukur dengan pernyataan-pernyataan, namun
karena keterbatasan waktu yang peneliti miliki, maka peneliti hanya
mampu menggunakan angket sebagai instrument pengumpulan data.
Kedua, penggunaan sample yang kurang tepat, dalam hal ini peneliti tidak
dapat menggunakan sampel acak, karena kebijakan dari pihak sekolah
yang hanya mengizinkan kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 sebagai responden
yang diteliti. Ketiga sebagai pribadi penulis mempunyai keterbatasan
kemampuan dalam melakukan penelitian, kurangnya pengetahuan penulis
tentang pembuatan karya ilmiah, serta literature yang kurang. Terlepas dari
adanya kekurangan dalam penelitian ini, namun hasil penelitian ini telah
memberikan informasi yang penting dalam dunia pendidikan yaitu
pendidikan Agama Islam mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
akhlak siswa.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 51 Jakarta sudah
berjalan secara efektif dan efisien, metode dan media yang digunakan
dapat menamba ketertarikan siswa dan menambah keyakinan siswa
tentang agama Islam.
2. Akhalk siswa-siswi SMAN 51 Jakarta sudah baik, apa yang telah
diajarkan guru Agama Islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pendidikan agama Islam mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
akhlak siswa SMAN 51 Jakarta. Indikasi ini berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan korelasi product moment didapat
koefisien korelasi atau nilai r hitunganya sebesar 0,364. Jika nilai r hitung
dibandingkan dengan nilai r tabel yang didapat sebesar 5% 0,250 dapat
ditarik kesimpulan bahwa r hitung > r tabel, maka Ha diterima dan Ho
ditolak. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara
pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa SMAN 51 Jakarta.
Dari hasil uji determinasi guna mengetahui seberapa besar hubungan
antara variabel X dan Y. Diketahui bahwa pengaruh pendidikan agama
Islam terhadap akhlak siswa SMAN 51 Jakarta memberikan pengaruh
sebesar 13,2%

66
67

B. Saran
1. Bagi pihak sekolah dan guru khususnya guru agama Islam, hendaklah
terus memperbaiki mutu dan kualitas dalam hal pembelajaran, serta
memberikan keteladanan dan contoh yang baik agar nilai-nilai akhlak
tertanan dalam diri siswa-siswi SMAN 51 Jakarta.
2. Bagi para pelajar/ remaja hendaklah terus mengamalkan ajaran Islam
dan berakhlak mulia agar kelak menjadi insan kamil dan berbudi luhur.
3. Bagi orang tua hendaklah terus memberikan pendidikan agama serta
keteladanan bagi anak-anaknya.
68

DAFTAR PUSTAKA

A.Nasir,Sahilun. Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problema


Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, Cet. I, 1999.
Almath, Muhammad Faiz. 1100 Hadits Terpilih Sinar Ajaran Nabi Muhammad,
Jakarta: Gema Insani Press, Cet. VIII, 1994.
Ardani, Moh. Akhlak-Tasawuf Nilai-nilai Akhlak/ Budi Pekerti dalam Ibadat dan
Tasawuf, Jakarta: CV Karya Mulia, 2005.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, Cet. XII, 2002.
Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi menuju Milenium
Baru, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, Cet. IV, 2002.
Darajat, Zakia. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III, 1991.
--------. Kesehatan Mental, Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001.
--------. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. XVII, 2010.
--------.dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
Cet. V, 2011.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Al-Huda, 2005)
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penenlitian Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, Jakarta:
STIA-LAN, Cet. I, 2000.
Ismail, Asep Umar, dkk. Tasawuf, Jakarta: Pusat Studi Wanita (PSW), 2005
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet. I, 2004.
Muhaimin, dkk. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. V, 2012.
Muslimah Intelektual, “Fakta Mengejutkan Remaja Indonesia”
www.Chairunnheesha.Bolgspot.Com, 25 Desember 2013.
Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, Cet. III,
1997.
--------. Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. III, 2000.
69

--------. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, Cet. I, 2010


Rozak, Abd, dkk. Kompilasi Undang-Undang & Peraturan Bidang Pendidikan,
Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, Cet.X, 2000.
Yusuf LN, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Crt. IV, 2004.
Zahruddin, AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja
Garafindo Persada, Cet. I, 2004.
Angket “Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak siswa

SMAN 51 Jakarta”
Identitas Responden:
Nama :

Kelas :
Umur :
Jenis Kelamin :

Petunjuk Pengisian Angket:


 Berilah tanda (√) pada salah satu alternative jawaban yang anda anggap
paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
 Kejujuran anda dalam mengisi angket ini sangat saya rahasiakan, guna
mendapatkan informasi yang falid
 Selamat mengerjakan dan terima kasih atas partisipasinya
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Selalu Sering Kadang Tidak
-kadang Pernah
1. Penjelasan dari guru mudah
dipahami
2. Saya memperhatikan ketika guru
sedang menyampaikan materi

3. Guru masuk kelas tepat waktu

4. Materi-materi yang diberikan


guru, menambah keyakinan saya
tentang agama Islam.
5. Saya menyukai pelajaran agama
Islam

6. Guru menggunakan waktu belajar


secara efektif
7. Metode yang digunakan guru,
dapat menambah ketertarikan saya
terhadap pembelajaran Agama
Islam
8. Guru menggunakan multi media
yang dapat menggugah hati saya

9. Guru tidak hanya menggunakan


buku pelajaran sebagai sumber
belajar
10. Guru bersikap adil terhadap
siswa-siswinya

11. Saya merasa gelisah ketika


meninggalkan sholat

12. Saya menyesal ketika melakukan


suatu dosa

13. Ketika saya berbuat dosa, saya


segera bertaubat

14. Ketika saya berbuat kesalahan


saya mengucap istighfar

15. Saya selalu berdoa kepada Allah


16. Saya yakin doa saya akan
dikabulkan oleh Allah

17. Saya mengharapkan pahala dari


Allah

18. Saya yakin dengan kebesaran


Allah
19. Saya mengucap basmalah
sebelum memulai pekerjaan

20. Ketika teman mendapatkan


prestasi, saya mengucapkan
selamat kepadanya
21. Saya termotivasi melihat prestasi
orang lain

22. Saya merasa ikhlas dalam bekerja


dan belajar

23. Saya tidak mempercayai ramalan/


zodiac
24. Jika saya berjanji akan saya tepati

25. Saya selalu mengerjakan sholat


lima waktu
26. Saya patuh terhadap ayah dan ibu

27. Saya merasa bahagia bila berada


didekat keluarga
28. Saya bersikap lemah lembut
terhadap kedua orang tua

29. Saya tidak meminum-minuman


keras

30. Saya menjaga amanah orang lain


DAFTAR NAMA GURU DAN KARYAWAN
SMAN NEGERI 51 JAKARTA

NO NAMA JABATAN

1 Drs. H. Aris Gunandar, M.M. Kepala Sekolah


2 Drs. H. Rakhmat KH. Guru Agama Islam
3 Andar Debataraja, M.Th. Guru Agama Kristen
4 Peringatan Sitohang, S.Ag. Guru Agama Katolik
5 Hj. Rahmiati, S.Pd. Guru PKN
6 Dra. Hj. Kusmartinah Guru PKN
7 Lomina Tondang, S.Pd. Guru PKN
8 Normalina Tondang, S.Pd Guru Bhs. Indonesia
9 Minar Ginting, SPd. Guru Bhs. Indonesia
10 Dra. Nuryati Guru Bhs. Indonesia
11 Yenny, S.Pd. Guru Bhs. Indonesia
12 Dra. Roni Hutauruk Guru Bhs. Inggris
13 Nenik Prihartini, S.Pd. Guru Bhs. Inggris
14 Lina Tari Nirrumanti, S.Pd. Guru Bhs. Inggris
15 Drs. Abdul Sinaga, M.Pd. Guru Matematika
16 Dra. Nesty Roza Roesdal Guru Matematika
17 Dra. Riris Silitonga Guru Matematika
18 Drs. Enang Nugerahman Guru Matematika
19 Dra. Evawati Tampubolon Guru Matematika
20 Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd Guru Fisika
21 Eka Natalina E, S.Pd. Guru Fisika
22 Nurhabibi H, S.Pd. Guru Fisika
23 Dra. Zurni Pauli Nawawi Guru Biologi
24 Dra. Rosmita Tarigan Guru Biologi
25 Selfi N Bauti, S.Pd. Guru Biologi
26 Dra. Aida Flora S, MM Guru Kimia
27 Drs. Endang Suherman Guru Kimia
28 Ernawati, S.Pd. Guru Kimia
29 Hj. Ervawani, S.Pd. Guru Ekonomi
30 Sadarni, SPd., MM. Guru Ekonomi
31 Dra. Dumondom, MM. Guru Ekonomi
32 Drs. H. Surono, MM Guru Geografi
33 Dra. Roida Aruan Guru Geografi
34 Drs. Janvictor Pasaribu Guru Geografi
35 Yunelisda, S.Pd. Guru Sosiologi
36 Dra. Rosida Latuconsina Guru Sosiologi
37 Kurniasih, S.Pd Guru Sejarah
38 Wijati Mugi S RD, S.Pd. Guru Seni music
39 Drs. Trengginas Tinoto Guru Penjaskes
40 Dra. Christine Coriwati H. Guru Bhs. Jerman
41 Elly Tuty P, S.Pd. Guru Bhs. Jerman
42 Wismar, S.Pd Guru BK
43 Dra. Urifah Guru BK
44 Drs. Sunaryo Guru BK
45 Ratnasari, S.Pd. Guru Bhs. Indonesia
46 Mintarsih, S.Pd. Guru Sejarah
47 Anny Sauty, S.Pd. Guru Bhs. Inggris
48 Machmud, S.Pd. Guru Penjaskes
49 Fitri Puspita Sari, S.Pd. Guru Matematika
50 Silvia Arianti, S.Pd. Guru Ekonomi
51 Zurnevianti, S.S. Guru Bhs. Inggris
52 Wawan Kurniawan, S.Pd.I Guru Agama Islam
53 Sylvia Siregar, S.Kom. Guru TI
54 Wiwit Prihastuti, S.Kom. Guru TI
55 Asti Fujihartanti, S.Pd. Guru Seni Rupa
56 Royal Tampubolon, S.Pd. Guru Penjaskes
57 Drs. Suwondo Kepala Tata Usaha
58 Euis Tuti Kartika Staf TU
59 Arnold Silaban Staf TU
60 Supardi Staf TU
61 Mardiana Arthalena Silalahi Staf TU
62 Susi Erna Fatmawati, S.Pd. Staf TU
63 Rahmat, ST. Staf TU
64 Joko Triyanto Staf TU
65 Irma Yuliandini, S.Kom. Staf TU
66 Muchamad Sanusi, S.Pd. Staf TU
67 Aris Zainudin, S.Pd. Staf TU
68 Maskun, S.Kom. Staf TU
69 Irvan Wicaksono Puji N, S.Pd. Laboran
70 Rasikun Pembantu Pelaksana
71 Bohir Pembantu Pelaksana
72 Kusmadi Pembantu Pelaksana
73 Yatimin Pembantu Pelaksana
74 Sunarya Pembantu Pelaksana
75 Yamin Pembantu Pelaksana
76 Indu Pratama SATPAM
77 Indra Kusuma SATPAM
78 Juki Penata Taman

Guru PNS : 44 orang


Guru PTT : 1 orang
Guru Honor : 11 orang
TU PNS : 4 orang
TU Honor : 8 orang
Laboran : 1 orang
Caraka : 6 orang
Satpam : 2 orang
Penata Taman : 1 orang

Jumlah : 78 orang

Anda mungkin juga menyukai