MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
STRATEGI IMC DALAM PROSES REBRANDING
FILANTRA UNTUK MEMBENTUK BRAND IMAGE
KONSULTAN CSR
Diajukan oleh :
Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
dalam konteks perkembangan Ilmu Komunikasi, khususnya yang berkaitan
dengan konsentrasi periklanan.
Peneliti
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
1. Prof. Dr. Dr. Dr. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn, selaku Rektor Universitas Prof. Dr.
2. Dr. Prasetya Yoga Santoso, MM, selaku dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
3. Dr. Wahyudi M. Pratopo S.IP., M.Si, selaku ketua program studi Fakultas Ilmu
6. Dr. Sally Astuti Wardhani, M.Si, selaku penguji I yang sudah meluangkan
waktu memberikan masukan dan arahan yang lebih baik dalam skripsi ini.
ii
7. Nasrullah Kusadjibrata, S.Sos, M.Si, selaku penguji II yang sudah
8. Kedua orang tua peneliti yang telah memberikan kasih sayang dan do’a yang
tiada henti serta dukungan baik secara moral dan materil dalam keadaan
apapun.
9. Ibu AI Ratih Rusmayanti selaku Brand Manangement Filantra dan Bapak Bayu
El Jamal selaku Brand Consultant Filantra dari DMID yang telah meluangkan
11. Teman-teman seperjuangan Fidel, Izzat, Ojan, Ilham, Istiqlal Hanif, Randy,
Bagus, Adit dan teman-teman Kang Agus yang tidak bisa disebutkan satu-
iii
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ORISINALITAS SKRIPSI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
ABSTRACT ................................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
iv
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP, & TEORI
2.1 Kajian Pustaka: Penelitan Terdahulu................................................11
2.2 Kajian Pustaka: Kerangka Konsep dan Teori ...................................17
Brand Image............................................................................33
v
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
vi
Perubahan Visualisasi dan Komunikasi Filantra ....................72
4.4.1 Rebranding.............................................................................80
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4.16 ................................................................................................105
x
UNIVERSITAS PROF. DR MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
ABSTRAK
xi
Hasil penelitian ini diketahui proses rebranding yang dilakukan Filantra
terdiri dari tiga tahap yaitu repositioning,redesign, dan relaunch. IMC sebagai
sebuah strategi komunikasi nyatanya termasuk kedalam bagian proses
rebranding pada tahap relaunch dimana Filantra menggunakan IMC sebagai
strategi untuk membentuk brand image konsultan CSR melalui promotional mix
yaitu: advertising, personal selling, publicity/public relation, interactive
media/internet, dan direct marketing. keseluruhan kegiatan komunikasi dilakukan
secara terintegritas sesuai dengan brand personality mereka yang baru dimana
komunikasi mereka bersifat informatif dan edukatif serta relevan dengan CSR
dan SDGs dalam setiap kegiatan komunikasi mereka untuk menunjukkan brand
mereka yang baru.
xii
UNIVERSITY OF PROF. DR MOESTOPO (BERAGAMA)
THE FACULTY OF COMMUNICATION SCIENCE
STUDY OF COMMUNICATION COURSE
ABSTRACT
This research uses IMC theory in the rebranding process by using the
promotional mix model George and Micheal Belch consist of advertising,
publicity/public relation, sales promotion, personal selling, interactive
media//Internet, and Direct Marketing. The research uses the paradigm of
constructivism, with the kind of qualitative descriptive research, as well as the
method used is the case study of researchers conducting studies on the newly
rebranded Filantra company. The purpose of this research is to find out how to
rebranding the Filantra process and to find out how an IMC strategy is in the
rebranding process to form a brand image.
xiii
CSR consultants through promotional mix namely: advertising, personal Selling,
publicity/public relation, interactive media/Internet, and direct marketing. All
communication activities are conducted in an integrity according to their new
brand personality where their communication is informative and educative and
relevant to CSR and SDGs in each of their communication activities to Show their
brand new.
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha dan bisnis terjadi
sangat ketat, baik persaingan dalam industri jasa maupun produk seiring dengan
yang lain. Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan agar tetap unggul dan
menarik untuk diteliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang ekonomi
yang semakin terbuka. Hal ini membuka peluang bagi pengusaha untuk turut
dan keunikan dari masing-masing produk jasa. Hal ini membuat konsumen
mempunyai banyak alternatif pilihan dalam memilih produk jasa yang ditawarkan
oleh adanya kemajuan dan beragamnya inovasi secara tidak langsung menuntut
oleh konsumen.
1
2
teknologi yang semakin maju dan pesat, disertai perubahan perilaku konsumen
di era yang modern ini dan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien
perusahaan sangat penting, karena dapat memberikan kesan baik atau buruknya
perusahaan.
sebuah nyawa bagi perusahaan. Berbicara tentang brand maka berbicara tentang
produk dan jasa yang ditawarkan oleh brand perusahaan agar dapat dipercaya
3
dan dikenal baik sehingga dapat mencapai tingkat kepuasan dan kepercayaan
Tokobagus.com yang pada tahun 2014 lalu mengubah nama menjadi OLX.co.id
menunjukan posisi teratas atau top of mind sebagai situs online classified. Situs
Dari hasil observasi dan studi pustaka yang dilakukan, diperoleh informasi
bahwa salah satu alasan yang dimiliki oleh Tokobagus.com dalam rebranding-
nya yaitu dikarenakan adanya akuisisi dengan OLX. OLX merupakan brand e-
commerce global. OLX saat ini dimiliki oleh Naspers sebagai investor dengan
berpendapat bahwa sejak awal bergabung dengan OLX akan melakukan langkah
Naspers melalui OLX masuk ke Indonesia pada 2010 dan menjadi investor
rebranding yang dilakukan menjadi langkah yang baik dalam menjaga dan
Tabel 1.1
Tabel perusahaan yang telah melakukan rebranding
No Nama Rebranding Alasan rebranding
redesign(logo), dan Meningkatkan dan menjaga citra
1. Bank BNI
relaunch perusahaan.
renaming (dari Lativi), Perubahan Internal (kepemilikan)
2. tvOne redesign,repositioning, dan melakukan repositioning
dan relaunch. strategi dan target market baru.
repositioning, dan
relaunch.
Redesign (perubahan Membentuk image “semangat
5. Pertamina logo) perubahan” dalam menghadapi
persaingan global
Sumber: Data diolah dari berbagai sumber 2019.
Dari beberapa data yang peneliti dapatkan mengganti nama brand adalah
salah satu langkah rebranding yang biasa ditempuh. Rebranding dilakukan ketika
Perubahan ini bisa berupa penggantian nama, logo atau perubahan pada cara
komunikasi brand.
Agar bisa memahami lebih dalam lagi mengenai rebranding, berikut ini
adalah pengertian dari rebrand menurut Muzellec and Lambkin (2006:39-54) yaitu
bahwa kata “rebrand” adalah suatu pembentukan kata baru, yang terdiri dari dua
terminologi yang dirumuskan dengan baik: re dan brand. Re adalah awalan untuk
kata kerja yang bisa berarti “lagi” atau “baru”, menyiratkan bahwa tindakan
dilakukan pada waktu lain. Oleh karena itu, menurut Muzellec and Lambkin
nama yang baru, istilah, simbol, desain atau suatu kombinasi kesemuannya untuk
satu brand yang tidak dapat dipungkiri dengan tujuan dan mengembangkan
pasar baru sama halnya seperti Filantra adalah perusahaan yang bergerak dalam
(Corporate Social Responbility) pada Mei 2017 nama Filantra pun mulai dikenal
rebranding dengan tujuan menjadi Konsultan CSR hal ini sesuai dengan
Filantra sendiri baru saja melakukan rebranding pada 2019 ini, dan rebranding
Dalam hal ini Rebranding adalah lebih dari sekedar mengubah nama atau
desain suatu brand. Rebranding memerlukan banyak penelitian dan biaya, hal ini
sama juga dengan melakukan suatu perjalanan yang panjang dan berat, dimana
7
salah satu tujuan rebranding ialah untuk menghidupkan kembali sebuah brand,
produk, maupun perusahaan yang sedang kritis atau sekarat. Tidak menutup
kemungkinan rebranding jika tidak dilakukan atau tidak melalui proses penelitian
yang maksimal dapat pula mengakibatkan kondisi yang justru berbanding terbalik
image sebelumnya. Maka dari itu peneliti beranggapan bahwa diperlukan pula
sebuah strategi yang tepat agar proses rebranding yang dilakukan dapat
antara mitra dengan Filantra yang baru, dan menurut peneliti sebuah konsep
yang tepat pada saat proses rebranding hal ini dikarenakan kecakupan dari IMC
pemasaran yang mengakui nilai tambah dari satu rencana komprehensif yang
iklan umum, respon langsung, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat dan
proses rebranding suatu perusahaan. Dalam kasus ini sebuah brand memerlukan
landasan pengelolaan pesan yang ingin diberikan oleh brand kepada stakeholder
termasuk konsumen dengan tujuan terciptanya suatu hubungan yang kuat antara
Fokus peneliti dalam penelitian ini adalah seputar strategi IMC dalam proses
Berdasarkan fokus penelitian yang telah dirumuskan maka tujuan dari penelitian
pembahasan yang lebih luas serta untuk memberikan perbandingan antar hasil
merupakan rujukan awal sebagai langkah dalam penelitian ini. Adapun skripsi
(IMC).
11
12
Hasil penelitian dalam penelitian ini, diketahui bahwa Tas Dorai melakukan
Youtube dan melakukan undian berhadiah yang bekerja sama dengan produk
berbagi komisi dengan reseller nya, dan melalui website dan fasilitas chatting di
Filantra.
strategi yang digunakan Hotel the Royal Surakarta Heritage agar efektif untuk
mengenalkan nama barunya pada publik dan menjadi hotel standar bintang lima.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendeketan kualitatif dan
strategi rebranding yang digunakan oleh Hotel the Royal Surakarta Heritage agar
dapat berjalan efektif. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan
bersifat deskriptif. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori atau konsep
rebranding.
rebranding Best Western menjadi The Royal Surakarta Heritage adalah faktor
empat menjadi bintang lima, dan adanya perubahan fasilitas yang memenuhi
The Royal Surakarta Heritage dapat diketahui melalui empat dimensi, yaitu:
sebagai referensi karena memiliki kesamaan yaitu fokus pada konsep rebranding
Social Responbility). Konsep ini dipengaruhi oleh beberapa faktor internal, yaitu:
faktor keunikan atau kelebihan brand, faktor positioning yang tepat, faktor
Tabel: 2.1
Review Penelitian Sejenis Terdahulu
No Nama Peneliti Siti Anisa Yora Mandala Donny
. Istiqomah Putra Chandra
Permana
Hal-hal Universitas Prof.
yang Universitas Dr. Moestopo Universitas
direview (Beragama), 2015 Prof. Dr.
Muhammadiyah
Surakarta, 2014 Moestopo
(Beragama),
2019
1. Judul Penelitian Strategi Strategi Strategi IMC
Rebranding Komunikasi dalam proses
Hotel the Royal Pemasaran rebranding
Surakarta terpadu Produk Filantra untuk
Heritage Tas Merek Dorai membentuk
dalam brand image
Menciptakan konsultan CSR
Brand Awareness
2. Masalah 1. Faktor-faktor Bagaimana 1. Bagaimana
Penelitian apa saja yang strategi proses
mempengaruhi komunikasi rebranding
Hotel the Royal pemasaran Filantra?
Surakarta terpadu Produk 2. Bagaimana
Heritage Tas Merek Dorai proses
memilih konsep dalam strategi IMC
rebranding? menciptakan dalam
2. Bagaimanakah Brand Awareness proses
strategi rebranding
rebranding Filantra
yang dalam
digunakan oleh membentuk
Hotel the Royal brand image
Surakarta konsultan
Heritage agar CSR?
dapat berjalan
efektif?
15
rebranding yang
Best Western dilakukan
menjadi The oleh merek
Royal Dorai terdiri
Surakarta dari
Heritage kegiatan-
adalah faktor kegiatan
internal pada promosi
perusahaan. meliputi
Perubahan komponen-
manajemen, komponen
perubahan komunikasi
jenis hotel pemasaran
bintang empat terpadu
menjadi dengan
bintang lima, menampilka
dan adanya n produk-
perubahan produk di
fasilitas yang media sosial
memenuhi seperti
standar Facebook,
merupakan Youtube
faktor internal. dan
2. Strategi melakukan
rebranding undian
yang berhadiah
digunakan yang
oleh The Royal bekerja
Surakarta sama
Heritage dapat dengan
diketahui produk lain
melalui empat serta
dimensi, yaitu: pemasaran
dimensi langsung
empati, dengan
persuasi, membuat
impact, dan program
komunikasi. reseller
dengan
17
berbagi
komisi
dengan
reseller nya,
dan melalui
website dan
fasilitas
chatting di
media sosial
untuk
membangun
brand
awareness.
2.2.1 Komunikasi
makna.
karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain
mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia
b. Pesan (message)
pesan, melainkan juga dengan tujuan mengubah tingkah laku orang lain.
Ini dapat diartikan bahwa masalah pengaruh pesan itu, merupakan bagian
baik secara verbal maupun non-verbal dengan tujuan untuk merubah sikap
20
dan perilaku. Alasan ini yang membuat ilmu komunikasi begitu penting dan
dapat juga dikaitkan dengan ilmu lain yaitu politik, ekonomi, sosial, budaya
dan lainnya, dalam penelitian ini sendiri ilmu komunikasi yang digunakan
merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara paling sedikit dua
mendapatkan laba.
dikehendaki.
Gambar 2.1
Perubahan sikap ini ditentukan oleh tiga unsur yang disebut sebagai
tricomponent attitude changes yang menunjukkan bahwa tahapan
perubahan sikap ditentukan oleh tiga komponen yaitu Cognition
(pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conation (perilaku). Jika
ketiga komponen ini menunjukkan adanya kecenderungan terhadap
sebuah perubahan (kognitif, affektif, dan konatif) maka memungkinkan
sekali akan terjadi sebuah perubahan sikap.
3) Tahap Perubahan Perilaku
Perubahan Perilaku ditujukan agar konsumen tidak beralih kepada
produklain, dan terbiasa untuk menggunakannya.
yang dikoordinasikan.
24
Gambar: 2.2
Promotional Mix
1) Advertising (iklan)
Kotler dan Keller (2009:538) mendefinisikan iklan adalah setiap
bentuk presentasi berbayar non personal, promosi ide, barang, atau jasa
oleh sponsor yang teridentifikasi. Iklan adalah cara yang efektif untuk
menyebarkan pesan, dan untuk membangun preferensi merek.
27
3. Interactive Marketing
Pemasaran interaktif merupakan suatu program pemasaran yang
dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan langsung atau
tidak langsung meningkatkan kesadaran, meningkatkan citra, atau
menimbulkan penjualan produk dan jasa melalui website atau internet.
Kehadiran internet tidak saja telah mengubah cara-cara perusahaan atau
industri dalam merancang dan melaksanakan stategi bisnis dan
pemasaran namun juga mempengaruhi program komunikasi pemasaran
mereka.
Internet menjadi media iklan yang menarik. Banyak praktisi
pemasaran mengiklankan produk mereka baik di website sendiri maupun
website milik perusahaan atau industri lain. Dapat dikatakan internet
merupakan media yang bahkan dapat digunakan untuk melaksanakan
seluruh elemen bauran promosi. Selain berfungsi sebagai media
promosi, internet juga dipandang sebagai suatu instrumen komunikasi
pemasaran yang bersifat mandiri, karena sifatnya interaktif,internet
menjadi cara efektif untuk berkomunikasi dengan konsumen.
4. Sales promotion
Didefinisikan sebagai usaha perusahaan untuk menaikkan
penjualan melalui insentif dengan menawarkan keuntungan lebih bagi
penjual, distributor, hingga konsumen. Fokus utama pada sales
promotion adalah pada insentif. Jika iklan menawarkan produk dengan
memberikan alasan mengapa konsumen harus membelinya, sales
promotion menjual produk dengan menawarkan insentif menarik bagi
konsumen.
Sales promotion terbagi menjadi dua kategori yaitu consumer
oriented dan trade oriented. Consumer oriented sales promotion
merupakan insentif yang ditargetkan langsung kepada konsumen
dengan tujuan agar konsumen membeli dalam jumlah lebih.Hal tersebut
dilakukan dengan menawarkan kupon, contoh produk, kontes, hingga
undian, agar konsumen tertarik untuk segera melakukan pembelian.
Sedangkan tradeoriented sales promotion merupakan insentif yang
ditujukan kepada penjual dan distributor melalui kesepakatan harga yang
lebih menguntungkan, kontes untuk para penjual, hingga penukaran poin
dengan hadiah atau marchandise agar penjual dan distributor selalu
menyediakan dan mempromosikan produk-produk perusahaan kepada
konsumen.
5. Publicity/Public Relations Publicity (publisitas)
Merupakan komunikasi non personal tentang perusahaan,
produk, jasa, hingga ide yang tidak dibayar secara langsung oleh
perusahaan yang bersangkutan untuk mempromosikan produknya
secara langsung. Sedangkan Menurut Denny Griswold yang dikutip
oleh Nova (2009:33), Hubungan Masyarakat adalah fungsi
29
merek.
2.2.3 Brand
penjual dari barang dan layanan penjual lain (Simamora, 2001:61). Sedangkan
menurut Aaker dalam Rangkuti (2002:36) Merek adalah nama dan simbol yang
bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud
mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok
penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang dan
jasa yang dihasilkan oleh pesaing. Adapun Merek sebenarnya adalah cermin dari
31
janji yang diucapkan oleh produsen terhadap konsumen atas kualitas produk
Menurut Durianto, dkk (2004: 61), merek sangat penting atau berguna karena
dengan maksud mengindentifikasi barang dan jasa dari pesaing atau perusahaan
terhadap baik dan buruknya suatu perusahaan. Selain brand dikenal juga istilah
kesadaran dan memperluas loyalitas pelanggan (Wheeler, 2009: 6). Dengan kata
lain, branding merupakan suatu upaya atau aktifitas untuk menciptakan brand
yang unggul dimana dalam branding meliputi berbagai macam konsep brand.
Brand Identity
lainnya. Brand identity adalah suatu kumpulan dari aspek-aspek yang bertujuan
32
tujuan dan ambisi dari merek itu sendiri (Gelder, 2005: 34).
atau cita-cita dari strategi merek itu sendiri untuk menciptakan atau
Brand Positioning
barang atau jasa menempati nilai yang berbeda dalam benak konsumen (Davis,
Brand Image
Menurut Kotler dan Armstrong (2007: 80) Brand Image adalah himpunan
informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek
suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek,
bahwa brand image yang dibangun dari asosiasi merek biasanya berhubungan
dengan informasi yang ada dalam ingatan dengan sesuatu yang berhubungan
dengan jasa atau produk, jadi brand image yang positif diciptakan oleh suatu
perusahaan yang secara efektif dapat mempengaruhi brand equity yaitu terdiri
dari:
Berdasarkan penjelasan diatas, brand image dapat juga disebut sebagai bentuk
personality sebuah brand guna memicu timbulnya persepsi dari para konsumen
maupun stakeholder sehingga dapat membentuk ikatan yang baik antara brand
Brand Essence
sederhana (Swystun, 2007:15). Definisi lain brand essence menurut Martin Roll
(2006:103) adalah jantung dan jiwa dari sebuah merek yang biasanya dinyatakan
mengambarkan inti merek yang berarti atau mencoba untuk meringkas kekayaan
Brand Personality
personality adalah bahwa baik merek maupun manusia memiliki kepribadian, dan
kecewa dengan produk atau merek. Pengaruh positif brand personality terhadap
bahwa merek-merek dengan brand personality yang kuat memiliki daya tarik yang
kuat pula, daya tarik yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan ikatan
manusia. Brand personality juga dapat dikatakan sebagai cara brand dalam
36
konsep brand. Peneliti dalam penelitian ini lebih memfokuskan konsep brand
image. Konsep brand lainya seperti brand identity, brand positioning, brand
essence, dan brand personalitiy, akan tetap dibahas sebagai new development
brand Filantra pada saat rebranding yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan
namanya dan simbol, yang menambah atau mengurangi nilai produk atau jasa
bagi perusahaan atau bagi pelanggannya. Ekuitas merek (brand equity) adalah
nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin
dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar dan profitabilitas yang diberikan
Tjiptono (2004:38), Ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban merek
yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbolnya, yang menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan
Jadi peneliti menyimpulkan dasar dari brand equity ialah sebuah kekuatan
yang dimiliki brand berupa nilai dari apa yang dibaca, dilihat, didengar, dirasakan
dan dipelajari oleh customer yang berupa pemahaman customer terhadap suatu
terbentuklah suatu ikatan yang kuat antara brand dengan customer-nya, sampai
Menurut Aaker dalam Tjiptono (2005:40) terdapat empat dimensi utama dalam
merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut dihadapi
2.2.5 Rebranding
Rebrand menurut Muzellec dan Lambkin (2006: 39-54), yaitu bahwa kata
“rebrand” adalah suatu pembentukan kata baru, yang terdiri dari dua terminology
yang dirumuskan dengan baik: re dan brand. Re adalah awalan untuk kata
kerja,yang bisa berarti “lagi” atau “baru” menyiratkan bahwa tindakan dilakukan
pada waktu lain oleh karena itu Menurut Muzellec dan Lambkin (2006) dalam
Isyana (2015) pengertian yang tepat dari rebranding yaitu menciptakan suatu
nama yang baru, istilah, simbol, desain, atau suatu kombinasi kesemuanya untuk
satu brand yang tidak dapat dipungkiri dengan tujuan dari mengembangkan
korporasi, tingkat unit bisnis, dan tingkat produk yang paling kritis yang
42
keseluruhan.
rebranding adalah suatu proses menciptakan gambaran baru dan posisi baru di
pikiran konsumen dari suatu brand yang sudah ada, untuk membangun
1. Evolutionary rebranding
2. Revolutionary rebranding
Lee et all (2014) dalam Ariano Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
konsumen terhadap suatu brand itu masih tinggi. Akan tetapi jika tingkat
rebranding lebih efektif terhadap brand perception dari konsumen yang masih
Proses Rebranding
terdiri dari tiga fase: 1) faktor rebranding, 2) tujuan rebranding dan 3) proses
rebranding.
Gambar: 2.3
Model Proses Rebranding
melakukan rebranding, lalu dua tujuan utama dari rebranding berupa membentuk
image baru dan membentuk identitas baru. Sedangkan proses rebranding model
dan pemangku kepentingan eksternal dalam menciptakan image. Model ini telah
rebranding.
Menurut Goi Mei Teh (2012) dalam Indika dan dewi (2018: 126-127) menyatakan
Tabel 2.2
The Four Elements of Rebranding
The Rebranding Mix: “The Four Elements of Rebranding”
Repositioning Renaming
Relaunch
Redesign
1. Repositioning
Merek (brand) pasti seringkali menyusun kembali setiap waktu untuk
menyesuaikan diri dengan trend pasar dan berbagai tekanan persaingan
karena brand positioning adalah sesuatu yang dinamis dan tambahan
proses. Dua tingkatan kunci dari repositioning merujuk pada simbol dan
fungsi sebuah merek. Dua tingkatan dari repositioning mengizinkan
konsumen mengenali perbedaan nyata diantara nama yang lama dan
nama yang baru.
2. Renaming
Strategi yang paling penting dalam melaksanakan rebranding adalah
mengubah nama. Renaming merupakan sebuah proses yang sangat
penting dalam melakasanakan rebranding dan hal tersebut selalu
menjadi yang utama dan aksi yang menarik dari reformasi sebuah brand.
45
Nama merek adalah indikator inti dari sebuah merek, dasar untuk
kesadaran dan komunikasi. Sebuah nama baru merek harus menjadi
kongruen dengan nama merek yang ada dalam kelas produk yang
setara, lalu konsumen akan cenderung menganggap merek baru layak
dalam kelas produk tersebut. Untuk renaming sendiri dapat dibedakan
ke dalam beberapa kategori, yaitu:
a. Descriptive names
b. Georaphic names
c. Patronymic names
d. Acronymic names
e. Associative names
f. Freestanding names
3. Redesigning
Nama, slogan, dan logo merupakan elemen penting dalam mendesain
sebuah merek. Perusahaan butuh menetapkan misi dan nilai dalam
proses rebranding. Pelaksanaan rebranding selalu mengambil
kesempatan untuk mengubah identitas seperti warna, maskot, program,
struktur organisasi, dan budaya. Redesigning adalah membawa keluar
semua elemen dari organisasi, yang mana tampak dari manifestasi
posisi yang diinginkan oleh perusahaan.
4. Relaunching
Ketika perusahaan memutuskan untuk mengubah nama, tidak hanya
mengubah performance perusahaan, tapi juga komunikasi antara
perusahaan dan konsumennya. Rebranding merupakan sebuah
perjalanan, oleh karena itu, semua stakeholders perlu terlibat dalam
keseluruhan proses. Yang terpenting dalam rebranding proses adalah
sistem komunikasi. Rebranding bukan hanya menekan pada perubahan
nama lembaga, tapi juga, internalisasi. Penting dalam proses rebranding
untuk karyawan terlibat di dalamnya sehingga perusahaan harus
berkomunikasi dengan stakeholders.
brand, ingin lebih dikenal di kalangan luas, adanya perubahan segmen dan target
terhadap publik. Oleh karena itu, kegiatan rebranding tidak akan memberikan
image sebelumnya masih melekat yaitu sebagai perusahaan yang ahli dalam
selaku brand management Filantra dan Pak Bayu selaku brand consultant, tidak
ada dilakukan perubahan nama brand pada Filantra. Rebranding yang dilakukan
bertujuan untuk membentuk image baru yaitu sebagai konsultan CSR, Maka dari
1. IMC
2. Rebranding
1. Mengetahui
bagaimana proses
rebranding Filantra
2. Mengetahui
bagaimana peran
IMC dalam proses
rebranding Filantra.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
peristiwa atau realitas tersebut di konstruksi dengan cara apa konstruksi itu
49
50
yang beranggapan bahwa suatu peristiwa yang terjadi merupakan hasil dari
pembentukan realitas yang ada di Filantra dan bagaimana cara Filantra dalam
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
diteliti maka tidak perlu mencari sampling lainya. disini yang lebih ditekankan
(Kriyantono, 2009:51).
yang tak dapat hanya disimpulkan oleh suatu data numerik dan berupa
52
cara sebuah brand dalam membentuk sebuah brand image baru, dimana
gunakan. Peneliti juga dapat mempelajari dan memahami proses seperti apa
Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu
yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh
dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini
Menururt Lincoln dan Guba (Dedy Mulyana, 2004: 201) penggunaan studi
keuntungan, yaitu:
penelitian ini peneliti tidak lupa untuk membuat suatu batasan penelitian agar
tidak terlalu meluas dan tetap fokus pada strategi IMC dalam proses
terpadu.
sasaran penelitian.
yaitu:
55
Tabel 3.1
Narasumber Penelitian
No. Nama Informan Jabatan Keterangan
Pekerjaan
data untuk keperluan penelitian. Oleh karena itu sangatlah mustahil peneliti
(2010:51), “metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
Disini data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
56
1) Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang
atau informasi dengan cara langsung bertatap muka (face to face) dengan
informan.
data dari buku, jurnal penelitian yang berhubungan dengan judul skripsi,
1) Wawancara
Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara mendalam.
Menurut (Moleong, 2005:186) wawancara mendalam merupakan
proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas
dengan masalah dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat
penelitian. Dalam hal ini metode wawancara mendalam yang dilakukan
dengan adanya daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
2) Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung tanpa
mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang
dilakukan oleh objek yang diteliti (Kriyantono, 2006:106)
3) Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
dapat mendukung metode wawancara dan observasi. Menurut
Sugiyono (2015:329), dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.
57
bagian yang sangat penting untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil
dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten
sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan.
data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Hal ini dapat
Gambar 3.1
analisis data. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
Analisis data yang akan dilakukan menggunakan versi Miles dan Huberman,
Mei 2017. Filantra sebelumnya sudah ada dan termasuk dalam bagian
Responbility) pada Mei 2017. Nama Filantra pun mulai dikenal dan
60
61
Gambar 4.1
Logo Filantra
Sumber: filantra.org
rebranding Filantra ingin menjadi perusahaan yang juga ikut serta dalam
CSR yang dimana Filantra ingin namanya dikenal sebagai konsultan yang
ahli dalam CSR. Rebranding Filantra sendiri sudah dilakukan pada 2018
dan Filantra akhirnya launching kembali pada Maret 2019 dengan tampilan
untuk wilayah penerima CSR, juga dengan kebutuhan dan minat mitra.
Visi:
Misi:
PBB.
2030.
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Filantra
Tabel 4.1
Narasumber Penelitian
No. Nama Informan Jabatan Keterangan
Pekerjaan
Filantra yang sudah 10 tahun lebih dalam CSR juga menjadi motif Filantra
dibenak mitra, maka hal inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa
mengapa Filantra perlu rebranding sendiri menurut Pak Bayu selaku brand
consultan ialah:
sebelum berdiri khusus memang masih dalam bagian dari Rumah Zakat
Filantra masih masuk dalam bagian Rumah Zakat sehingga hal inilah yang
mengenai ikatan antar Filantra dengan Rumah Zakat yang terlihat mirip
Gambar 4.3
Perbandingan Visualisai Rumah Zakat dan Filantra
Gambar 4.4
Perbandingan Dokumentasi Filantra dan Rumah Zakat
“Filantra dalam segi visual masih terlihat sama dengan Rumah Zakat
dimana mayoritas penerima manfaat dalam visualisasi dari Filantra
masih mayoritas muslim dan hal ini berpengaruh kedalam core bisnis
CSR yang seharusnya bersifat universal, akhirnya kami pun
memberikan simpulan bahwa proses komunikasi dari Filantra masih
kedalam satu sisi saja tidak bersifat universal, dimana kita bisa saja
membayangkan sebuah perusahaan yang ingin melakukan program
CSR dengan pimpinan yang non-muslim apakah sekiranya mereka
akan mau mempercayakan uangnya untuk dikelola Filantra
bukankah nantinya mereka akan berpikir bahwa dana yang
70
dikeluarkan hanya akan diterima oleh orang muslim saja dan tidak
universal”.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan dan penjelasan mengenai
sebuah brand identity baru dalam hal ini melakukan rebranding agar brand
awalnya yang ingin menciptakan brand image konsultan CSR yang ahli.
akan membuat tujuan Filantra lebih jelas dan hal ini diperjelas oleh Bu
Ai Ratih:
“Nah setelah rebranding kita jauh lebih jelas dan dengan tujuan
yang jelas pula dimana kita pun mulai belajar kembali dengan
banyak membaca literasi-literasi dan keilmuan tentang CSR dan
setelah Filantra rebranding pun mendapat tujuan baru dimana
tujuan yang baru ini pun menjadi tantangan sendiri untuk
Filantra, dimana kurang lebih visi kita berkonstribusi dan menjadi
lembaga rintisan dunia dalam membantu mengurangi angka
kemiskinan dunia, kita setelah rebranding mulai melek akan
yang namanya SDGs (Social Development Goals) dan kurang
lebih visi kita kesana”.
72
SDGs adalah misi Dunia sampai tahun 2030 dan didalamnya terdiri dari
brand Image.
Gambar 4.5
Perubahan Logo Filantra
Sebelum Sesudah
Gambar 4.6
Perubahan Visualisasi Layout Desain
baru. Dimana visualisasi Filantra yang begitu dekat dengan Rumah Zakat
sebelum rebranding kini telah diubah oleh Filantra dengan elemen visual
masing brand itu sendiri yaitu akuntabilitas dan kredibilitas Rumah Zakat
begitu terlihat dalam segi visualisasi. Menurut Pak Bayu dalam komunikasi
pernyataannya:
dan relevan terhadap brand image yang ingin dibangun oleh Filantra yaitu
Gambar 4.7
Perubahan Konten Filantra
sisi humanisnya hal ini seperti yang terlihat pada gambar 4.7 terlihat
terbentuknya brand identity yang baru. Hal ini diperkuat oleh pernyataan
seperti latar belakang merek, prinsip-prinsip merek, tujuan dan ambisi dari
merek itu sendiri. Dibawah ini merupakan new brand develobment Filantra
a) Brand Essence
menjadi solusi bagi masyarakat tapi juga bagi mitra CSR yang mana
b) Brand Personality
dengan brand personality yang kuat memiliki daya tarik yang kuat
hidupnya.
c) Brand Positioning
mana produk barang atau jasa menempati nilai yang berbeda dalam
Bayu yaitu:
gaya komunikasi dan visi misi perusahaan. Dengan rebranding Filantra juga
Pada sub-bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian dengan disertai
akan peneliti bahas sendiri yaitu Teori rebranding dan Teori IMC (integrated
marketing communication) yang akan peneliti kaitkan dengan hasil penelitian dan
4.4.1 Rebranding
pengertian yang tepat dari rebranding yaitu menciptakan suatu nama yang
baru, istilah, simbol, desain, atau suatu kombinasi kesemuanya untuk satu
ahli. Selain itu alasan Filantra rebranding yaitu karena kedekatan Filantra
kredibilitas yang dimiliki Rumah Zakat sehingga brand identity dari Filantra
yang ahli.
83
consultant Filantra:
yang masih terkesan jauh dari image yang ingin dibentuk oleh Filantra
tahun dari tahun 2018 hingga bulan Maret 2019. Bermula dari alasan Filantra
Bayu. Hal pertama yang dilakukan oleh Pak Bayu selaku brand consultant dari
interview dahulu dengan pihak Filantra yaitu Pak Asep Nurdin selaku CEO
saja melainkan juga sebagai konsultan CSR yang ahli hingga tahap
tahu faktor-faktor apa saja yang harus diubah dan harus dilakukan Filantra
analisis industri CSR yang ada di Indonesia dari hasil analisis itu nantinya
akan di bandingkan dengan status Filantra saat ini dan berupa audit.
Hasil audit dari DMID seperti yang peneliti jelaskan pada pembahasan
keahlian dari Filantra jika ingin menjadi konsultan CSR. Sedangkan secara
eksternal mulai dari konten, desain, dan dokumentasi atau visualisasi Filantra
dirasa masih kurang menarik dan interaktif serta kedekatan Filantra dengan
perusahaan dengan core bisnis sejenis. Maka dari itu Filantra dianggap belum
memiliki positioning yang kuat diantara perusahaan sejenis jika ingin menjadi
konsultan CSR. Karena pada dasarnya faktor utama yang harus diubah dalam
(2004), yang terdiri dari tiga fase: 1) faktor rebranding, 2) tujuan rebranding
Gambar: 4.8
Model Proses Rebranding
Tabel 4.2
Model Proses Rebranding
Rebranding Factors Rebranding Goals Rebranding Process
ingin mendukung
mengembangkan efektivitas kinerja
brandnya menjadi personil Filantra, b)
Konsultan CSR. Maka empowering:
Filantra melakukan meningkatkan
perubahan strategi kemampuan personil
yaitu dengan Filantra dengan
menghilangkan mengadakan traning
hubungannya dengan mengenai
Rumah Zakat untuk perencanaan,
memperjelas brand pengembangan, dan
identity Filantra implementasi CSR
dibenak stakeholder. secara online
2. Change in External maupun offline, c)
Enviroment: Jika managing:
sebelumnya Filantra melakukan
terlihat sama seperti pembenahan
Rumah Zakat dan manajemen agar
sering dikaitkan efektivitas kinerja
dengan zakat setelah personil meningkat,
rebranding Filantra d) specializing:
ingin lebih membentuk spesialis
memperjelas bahwa untuk memastikan
mereka adalah kinerja agar lebih
perusahaan konsultan efektif karena
CSR yang menangani karyawan bekerja
program CSR. sesuai dengan
3. Change in Competitive keahlian mereka.
Position: Jika 2. Stakeholder/
sebelumnya Filantra Externalitation:
hanya sebatas Filantra harus dapat
implementator saja. menciptakan
Filantra ingin menjadi persepsi “We are
perusahaan konsultan credible” dengan
CSR yang ahli hingga cara a) structuting:
implementasinya, dan membenahi arsitektur
turut serta berkontribusi brand untuk
dalam perencanaan membangun kesan
SDGs yang di akuntabel bagi
88
Menurut Goi Mei Teh (2012) menyatakan bahwa dalam proses rebranding
Tabel 4.3
Renaming
Repositioning
Relaunch
Redesign
1. Repositioning
perbedaan nyata diantara nama yang lama dan nama yang baru.
berkelanjutan.
2. Redesign
keduanya.
3. Relaunch
hingga implementasinya.
Rebranding adalah lebih dari sekedar mengubah nama atau desain suatu
brand. Rebranding memerlukan banyak penelitian dan biaya, hal ini sama
juga dengan melakukan suatu perjalanan yang panjang dan berat, dimana
brand, produk, maupun perusahaan yang sedang kritis atau sekarat. Tidak
94
tepat agar proses rebranding yang dilakukan dapat dinyatakan sukses dan
pemasaran yang tepat pada saat proses rebranding hal ini dikarenakan
dua elemen dalam promotional mix yaitu direct marketing dan interactive media.
Hal ini dikarenakan perkembangan dan perubahan yang terjadi pada teknologi
cukup berperan dalam IMC. Komponen IMC yang digunakan Filantra sendiri
1) Advertising
berupa media sosial, dan TV streaming yang termasuk TTL (Through the
line) dimana merupakan integrasi antara ATL (above the line) dan BTL
(below the line) Filantra memilih media TTL karena sifatnya yang lebih
yang dimana program tersebut dipandu oleh Pak Asep Nurdin selaku
CEO Filantra sebagi host dan untuk bintang tamunya sendiri adalah
Talks dibawakan secara santai namun serius dalam hal ini peneliti
Careful & Full of Care yaitu dibawakan secara ramah dan berwawasan
Talks:
“CSR Talk Show berupa video dan hostnya sendiri langsung dari
Pak Asnur (Direktur Filantra) dan ditanyangkan setiap Selasa dan
Jumat pukul 19.30 – 20.00 WIB, di TV streaming online yaitu
Inspira TV dimana dalam 1 episodenya sendiri akan ditayangkan
2 kali dalam 1 minggu. Kontennya sendiri dalam CSR Talk Show
berupa sharing dan edukasi mengenai CSR, Filantra juga
memperdayakan para mitranya dalam sesi Talk Show tersebut
yang nantinya mereka akan menceritakan tentang bagaimana
proses program CSR mereka. Filantra sendiri berperan sebagai
host yang akan membahas dan menjelaskan tips serta solusi
seperti apa yang harus dilakukan ketika membuat program CSR
agar dapat berjalan sesuai keinginan bersama. Konten seperti ini
kita buat dengan tujuan sebagai bentuk brand personality Filantra
yang memang dapat dipercaya dalam menangani CSR”.
98
Gambar 4.9
Inspira TV CSR Talks Filantra
Sumber: http://www.inspira.tv/episode/csr-talks-bersama-pt-pelni-part-3-
filantra/891
acara itu mengangkat konten berupa sharing dan tips mengenai CSR
Gambar 4.10
Booth Filantra dalam Indonesia Green Growth and Sustainable
Expo 2019
2) Publicity/Public Relation
dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya ialah Filantra ikut
“Selain itu kita juga mulai aktif menjadi pembawa materi atau
speakers dalam seminar-seminar yang berkaitan dengan CSR dan
SDGs. Beberapa waktu lalu Pak Asep Nurdin menjadi pembawa
materi di Sasana Krida, Univertisas Negeri Malang dalam acara
Indonesia Green Growth and Sustainable Expo 2019 yang
100
sehingga secara langsung ketika Filantra ikut dalam sebuah event atau
Gambar 4.11
Pak Asep Nurdin sebagai pembawa materi dalam Indonesia Green
Growth and Sustainable Expo 2019
3) Personal Selling
pernyataan Bu Ai Ratih:
bersifat personal, mungkin hal ini efektif ketika Filantra masih sebagai
dapat lebih mudah dalam meyakinkan mitra dan calon mitra mereka.
4) Interactive Media/Internet
dikarenakan hanya berisi foto dan caption saja tanpa adanya kejelasan
“Kita mulai aktif lagi di sosial media dan website awalnya kita hanya
mengikuti cara komunikasi dari Rumah Zakat dimana aktif di
Facebook, Twitter dan Instragram. Sekarang kita setelah
rebranding mulai lagi belajar tentang digital marketing yaitu proses
komunikasi kita pun berubah dan mulai memilih sosial media apa
yang kita gunakan dalam menciptakan awareness di benak
stakeholder dan kita memilih sosial media linkenId, twitter, dan
youtube dikarenakan alasannya target yang kita sasar merupakan
CEO,dan Manager CSR yang memang Filantra sendiri lebih
kedalam B to B (Business to Business) dimana mereka biasa
berada di kanal sosial media tersebut dan dalam kontennya kita
buat juga sendiri dan orisinil hasil tulisan kita,tidak lagi copas.
Kontennya sendiri berupa artikel mengenai CSR yang akan
diterbitkan selama 1 bulan sekali, dan pesannya sendiri merupakan
edukasi mengenai CSR”.
Gambar 4.12
LinkedIn sebagai media komunikasi Filantra
Gambar 4.13
Twitter sebagai media komunikasi Filantra
Gambar 4.15
Facebook sebagai media komunikasi Filantra
media sosial memiliki satu kesatuan serta bersifat aktual dimana setiap
pengguna media sosial untuk menuju website yang dimiliki Filantra yaitu
Filantra yaitu salah satunya merupakan digital base. Dalam aktivasi SEO
google.com dengan keyword konsultan CSR atau Filantra. Hal ini menjadi
dalam.
Gambar 4.16
SEO (search engine optimization) Filantra dalam Google
106
Gambar 4.17
Website Filantra
Sumber: www.filantra.ngo
Bu Ai Ratih ialah:
Filantra dapat pula dijadikan sebuah konten yang bersifat interactive yang
terletak pada saat event Indonesia Green Growth and Sustainable Expo
“Kita disana sempat juga buka booth yang dilengkapi poster, banner
dan brosur untuk promosi campaign “Pahlawan Lingkungan”
sebagai bentuk menggalang awareness dari pengunjung Expo
dengan movement "Tukar Sampah dengan Souvenir" dimana para
pengunjung dapat menukarkan sampah plastik yang mereka miliki
dengan souvenir menarik”.
Gambar 4.18
108
Sumber: https://sharinghappiness.org/PahlawanLingkungan
5) Direct Marketing
termasuk mitra mereka. Salah satu inovasi yang dilakukan Filantra setelah
“Secara online kita pun juga mulai menerbitkan CSR News Filantra
selama 1 bulan sekali yang kita kirim ke email stakeholder termasuk
mitra kita dengan tujuan memberikan informasi terbaru mengenai
kegiatan Filantra.”
Berdasarkan pernyataan Bu Ai Ratih. Peneliti menyimpulkan CSR
mengenai Filantra yang dimana hal ini bertujuan memperkuat brand equity
Filantra yaitu agar brand awareness dapat bertahan dan terjaga. Berikut
Gambar 4.19
CSR News
dijalankan oleh Filantra sudah termasuk kedalam strategi IMC hal ini juga
Green Growth & Sustainable Expo 2019 dan juga begitu banyak
ikut andilnya mitra dalam program CSR Talks yang dibawakan Filantra.
2) Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan. Contoh atas ciri ini
memfokuskan iklan ATL (above the line) yang dimana dapat mencakup
yang jauh lebih efektif apabila lebih ditekankan pada sifatnya yang
Ai Ratih:
pernyataan Bu Ai Ratih:
IMC dalam proses rebranding Filantra dapat dikatakan sudah cukup baik
yang terintegrasi dan saling melengkapi satu sama lain. Branding sendiri
Bayu:
stakeholder mereka berada hal ini yang menjadi kekuatan dari IMC dalam
dengan hanya menjual keunggulan produk tidaklah lagi efektif, maka hal
maka akan lebih mudah bagi stakeholder mengenali sebuah brand karena
tersebut.
mereka. Hal ini dikarenakan mulai dari campaign, gaya komunikasi, dan
114
brand personality mereka yakni Careful and Full of Care. Sosok Filantra
humanis mereka dibenak stakeholder dan cara mereka yang aktif sharing
dalam memberikan solusi dan tips tentang program CSR agar tepat
harus konsisten terhadap apa yang mau disampaikan IMC sendiri menurut
sesuatu yang berhubungan dengan jasa atau produk, jadi brand image
yang positif diciptakan oleh suatu asosiasi merek yang kuat, unik dan baik.
SDGs.
juga ikut serta dalam kegiatan atau event yang dibuat oleh lembaga
identity mereka.
mereka gagal. IMC dalam hal ini berperan baik yaitu dengan strategi
kesimpulan proses strategi IMC yang dilakukan oleh Filantra sudah baik
dengan isu SDGs, personal selling, dan aktif berbagi keilmuan tentang
CSR.
pendek, melainkan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai dalam hal
Filantra termasuk brand image, brand awareness, dan brand loyality yang
mengapa Filantra belum merasakan hasil yang signifikan yaitu mulai dari
BAB V
5.1 Kesimpulan
mereka selama 10 tahun dalam CSR menjadi bukti dan alasan sendiri bahwa
teroganisir dan baik dimana visualisasi yang ditampilkan setelah rebranding mulai
komunikasi secara online dan offline. Secara online berupa pembuatan konten
yang bertujuan mempublikasi warna, logo, dan konsep baru Filantra. Sedangkan
120
secara offline dilakukan dengan ikut sertanya Filantra dalam menjadi pembawa
acara Indonesian Green Growht & Suitanable Expo membahas tentang SDGs.
dan membentuk image baru sebagai konsultan CSR. Faktor Filantra melakukan
biasanya karena adanya akuisisi perusahaan atau karena terjadinya krisis pada
proses strategi IMC yang dijalankan Filantra dalam proses rebranding sudah baik.
Menurut peneliti proses strategi IMC Filantra masuk kedalam tahap relaunching
pada proses rebranding. IMC sendiri berperan untuk membentuk brand image
terintegitas lalu bersifat informatif dan edukatif serta memiliki relevansi mengenai
CSR dan SDGs dalam setiap konten maupun kegiatan komunikasi. Proses IMC
pengguna media sosial LinkedIn merupakan manager, CEO, dan pelaku industri
lainnya. Dengan menggunakan email yaitu CSR News, TV streaming yaitu CSR
Talks dan media sosial. Setiap bentuk komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk
kegiatan komunikasi seperti menjadi pembawa materi tentang CSR dan SDGs
dalam sebuah event dan seminar lalu disertai dengan personal selling mereka
5.2 Saran
bisa berguna dan juga bermanfaat untuk peneliti selanjutnya dan juga bagi
Filantra itu sendiri, saran yang dapat peneliti berikan adalah berikut
Saran Akademis
Saran Praktis
isu-isu CSR dan SDGs. Dengan hal ini brand image Filantra
Filantra.
123
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Aaker, David A. 1996. Building Strong Brands. New York: Free Press
Cha Lee Goi, M.T. Goi.2011. Review on Model and Reasons to Rebranding
Durianto, D., Sugiarto, & Sitinjak, T. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Ilmu.
Gelder, Sicco Van 2005. Global Brand Strategy. London: Kogan Page.
Ghalia Indonesia.
124
Johnson, Turtle, Muncy and Standlee. 2002. Consignia plays the re-branding
Erlangga.
Keller, Kevin Lane. 2008. Strategic Brand Management: Building, Measuring and
Kapferer J.N.2008. The New Strategic Brand Management, 4th Edition, Kogan
Page
Kencana Perdana.
Rosdakarya.
Terpadu.Jakarta:Ramdina Prakarsa
Muzellec Laurent, Mary Lambkin.2007. Does Diageo make your Guinness taste
Rosdakarya
Roll, Martin. (2006). Asian Brand Strategy: How Asia Builds Strong Brands.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus
Jakarta
126
Stone, Bob dan Jacobs Ron, 2009. Successful Direct Marketing Method.Eight
Alfabeta.CV
Wheeler, Aina. (2009). Designing Brand Identity: An Essential Guide for The
Entire Branding Team (3rd ed.). United States: John Wiley and Sonc, Inc.
Istiqomah, Siti Anisa. 2014. Strategi Rebranding Hotel the Royal Surakarta
Heritage. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Isyana, Riza Rizki . 2015. Strategi Pemasaran Melalui Rebranding (Studi Kasus
Image Pada Radio Play 99ers. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Informatika.
Putra, Yora Mandala. 2015. Strategi Komunikasi Pemasaran terpadu Produk Tas
Zahid Sundus. Ms. Naintara Sarfaraz Raja. 2014. Effect of Rebranding and
Variable, IOSR Journal of Business and Management, Vol: 16, Issue VIII
Website
https://swa.co.id/swa/listed-articles/data-rebranding-perusahaan,
https://prezi.com/tjy6sc1jvdaa/corporate-branding/
https://bisnis.tempo.co/read/37068/bni-ganti-logo-tahun-depan
128
https://mix.co.id/marcomm/brand-insight/marketing-strategy/cerita-sukses-
dibalik-rebranding-olx-co-id/
https://sharinghappiness.org/PahlawanLingkungan
https://filantra.org/id/beranda/
https://www.instagram.com/filantra_org/
https://www.linkedin.com/company/filantra-ngo/
https://web.facebook.com/filantra.org/?ref=br_rs
https://twitter.com/Filantra1
LAMPIRAN FOTO
strategi, gagasan dan ide. Sehingga Filantra tidak hanya menawarkan jasa
setelah rebranding?
“ya kembali lagi seperti apa perubahan yang ada di Filantra jelas
banyak sekali perubahan yang terjadi di Filantra, bahkan termasuk visi dan
misi sesudah rebranding pun ikut diubah. Jujur kita pada awal sebelum
rebranding dalam hal visi dan misi masih kurang kuat dikarenakan hanya
jelas pula dimana kita pun mulai belajar kembali dengan banyak membaca
pun mendapat tujuan baru dimana tujuan yang baru ini pun menjadi
akan yang namanya SDGs (Social Development Goals) dan kurang lebih
tentang brand maka dari situ kami menggunakan jasa dari brand
masih di Rumah Zakat dimana Rumah Zakat juga pada saat rebranding
menggunakan jasa brand consultant DMID karena dari itu pula yang
dimana kita mulai memberikan informasi dan pesan baru kepada mitra-
CSR dan proses komunikasi sekarang jadi lebih aktif lagi di sosial media
“Kita pun mulai mengenalkan diri kita yaitu warna baru, logo, layout
dan desain kita pun ikut berubah hal ini yang membuat komunikasi kita pun
ikut berubah dari yang sebelumnya datar menjadi lebih interaktif, hal ini
perubahan yang ada di Filantra atau bisa juga disebut brand identity yang
rebranding?
dan online kalau zona nyaman Filantra sendiri sebenarnya ada di offline
Twitter dan Instragram. Sekarang kita setelah rebranding mulai lagi belajar
tentang digital marketing yaitu proses komunkasi kita pun berubah dan
mulai memilih sosial media apa yang kita gunakan dalam menciptakan
kanal sosial media tersebut dan dalam kontennya kita buat juga sendiri
dan orisinil hasil tulisan kita,tidak lagi copas. Kontennya sendiri berupa
selama 1 bulan sekali yang kita kirim ke email stakeholder termasuk mitra
Filantra.”
komunikasi apa saja yang telah dijalankan Filantra setelah rebranding dan
apa alasannya?
Selain aktif di sosial media dan menjajal advertising online, kita juga
selanjutnya punya CSR Talk Show berupa video dan hostnya sendiri
Selasa dan Jumat pukul 19.30 – 20.00 WIB, di TV streaming online yaitu
dalam 1 minggu. Kontennya sendiri dalam CSR Talk Show berupa sharing
dalam sesi Talk Show tersebut yang nantinya mereka akan menceritakan
berperan sebagai host yang akan membahas dan menjelaskan tips serta
solusi seperti apa yang harus dilakukan ketika membuat program CSR
agar dapat berjalan sesuai keinginan bersama. Konten seperti ini kita buat
akhirnya bekerja sama dengan Inspira TV dalam membuat CSR Talk Show
reminder dan lebih memperluas lagi program CSR Talk Show dalam
Filantra mengajak masyarakat untuk ikut serta untuk menjaga dan peduli
stakeholder.
“Selain itu kita juga mulai aktif menjadi pembawa materi atau
Beberapa waktu lalu Pak Asep Nurdin menjadi pembawa materi di Sasana
disana sempat juga buka booth yang dilengkapi poster, banner dan brosur
mitra yaitu dengan adanya digital base, jadi apa yang kita tawarkan
sekarang ialah mitra tidak lagi perlu khawatir mengenai hasil data report
“Untuk promosi-promosi seperti itu kita tidak ada. kita hanya menawarkan
proposal program seperti biasa, paling biasanya ada nego harga RAB dari
mitra”.
terhadap brand Filantra yang baru. Sejauh ini sih positif, hal ini juga
bisa dilihat dari banyaknya mitra yang ingin ikut andil dalam
membagikan kisa succes story program CSR mereka pada program
punya sekitar 3 mitra baru. Mitra yang relatif loyal: TBG, PGN,
interview kepada CEO dari Filantra yaitu Pak Asep Nurdin, dan dari hasil
(business to business).
Indonesia dan sejajar dengan Rumah Zakat, Rumah Wakaf dan Masjid
memilki ikatan dengan Rumah Zakat dan disini kita selaku brand
consultant menilai ikatan yang terlihat tersebut dapat menimbulkan
competitor atau perusahaan CSR sejenis Filantra, kita cari dan kita contek
bagaimana proses komunikasi mereka dan disana kita temukan dua gaya
komunikasi yang berbeda dari industri CSR ini yaitu ada yang bergaya
professional dengan humanis dan mereka berkata “kita juga bisa pak
seperti mereka hanya bahasa kita saja yang masih lapangan” dari hal itu
terbalik dengan tujuannya yang ingin menjadi konsultan CSR yang identik
sisi saja dalam hal ini brand image dari Rumah Zakat yang merupakan
yang seharusnya bersifat universal, Maka dari itu kita pun mengaudit
Filantra dan ikatannya dengan Rumah Zakat jangan sampai terlihat itulah
salah satu hal yang harus kita ubah dari brand indentity Filantra yang
dan warna yang terlihat sama dengan Rumah Zakat pun harus diubah.
proses dokumentasi mereka yang masih sekedar foto dan caption begitu
mereka butuhkan.
benak stakeholder dimana Filantra dalam segi visual masih terlihat sama
visualisasi dari Filantra masih mayoritas muslim dan hal ini berpengaruh
masih kedalam satu sisi saja tidak bersifat universal, dimana kita bisa saja
mereka akan berpikir bahwa dana yang dikelurkan hanya akan diterima
punya bu Maria Trisakti dimana mereka sebagai konsultan CSR begitu full
professional,dan kami juga melihat dari luar yaitu Salterbaxter yang malah
grafis namun mereka jelas sebagai konsultan CSR, tidak seperti yang
humanis lembut dan baik. Kami menyimpulkan bahwa CSR itu punya gaya
ini masih tidak jelas disatu sisi mereka kebawa humanisnya Rumah Zakat
membentuk brand essence dimana hal ini agar Filantra memili gaya
bahasanya sendiri dan pas tidak terlalu humanis namun juga professional.
ahli seseorang dalam suatu bidang maka otomatis mereka akan berbagi
4. Gaya komunikasi seperti apa yang tepat untuk Filantra dalam membentuk
Filantra yang humanis dapat kita manfaatkan dalam membuat pesan yang
bersifat informatif dan edukatif agar tercipta brand image bahwa Filantra
begitu ahli dan professional dalam menangani program CSR namun juga
5. Apa yang harus dilakukan Filantra agar dapat membentuk brand image
baik secara internal maupun secara eksternal. Saya akan membahas dari
dan karyawan atau personil. Hal seperti ini akan mempengaruhi penilaian
mitra terhadap Filantra, sebelum rebranding foto dokumentasi
sehingga jauh dari kesan professional dan kinerja dari personil Filantra dan
portofolio akan menjadi kekuatan yang membuat mitra percaya maka dari
dari Filantra berupa warna, logo, dan layout serta perubahan gaya
tidak hanya sesaat, tapi menjadi solusi yang berkelanjutan agar tercipta
rancangan yang tidak hanya menjadi solusi bagi masyarakat, tapi juga bagi
mitra CSR yang ingin juga berperan penting dalam pembangunan global
yang berkelanjutan (SDG), maka dari itu Filantra harus dapat menunjukkan
perusahaan sepatu Nike yaitu “Winning” hal itu nanti dapat diturunkan dan
“Careful & Full of Care” dimana dalam hal ini Filantra nantinya harus dapat
hati serta mencakup semua sebagai sisi humanis mereka dan Filantra
Filantra harus bisa menjelaskan dirinya kepada mitra dengan jelas dan
implementasi CSR yang tepat dan berkelanjutan” dan pada tahap ini
Care”.
Tahap keempat yaitu brand line dimana dalam brand line Filantra
adalah “Sustainable & Growing” yang berarti Tujuan bersama CSR untuk
Tahap selanjutnya dan terakhir ialah brand action dan brand visual
baru dalam lingkup internal dan eksternal sedangkan brand visual harus
7. Apakah strategi komunikasi yang dilakukan saat ini sudah tepat dan apa
saran anda?
butuhkan selalu kembali ke brand essence dan fokus mungkin itu saja
untuk Filantra.
Transkrip Wawancara
umum untuk mencapai tujuan tersebut, tentu saja yang kita kenal,
untuk membangun apa yang kita maksud. Misalnya, kita ingin menciptakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika tujuan yang ingin dicapai
sehingga IMC lebih cocok digunakan daripada PR. Hal ini karena IMC
bukan hanya terdiri dari PR, tetapi juga terdiri dari periklanan,
sesuatu yang baru sebagai bahan untuk viral lewat digital. IMC juga
banyaknya orang yang tidak percaya pada iklan suatu produk. Banyak
orang sadar bahwa iklan dibayar oleh perusahaan agar produknya ramai
dibeli. Seringkali iklan tidak menceritakan kejelekan dari produk itu, hanya
menceritakan hal-hal baik dari produk tersebut. Namun ada cara untuk
menutupi kekurangan dari IMC yaitu dengan menciptakan relevansi yang
manfaat produk, seperti: beli motor untuk transportasi. Tetapi sekarang beli
motor itu untuk gaya dan untuk investasi. Hal ini pun sama, kita ketika
yang berharap viral belum tentu kalau tidak ada relevansi nya antara
kepentingan itu tidak ketemu maka tidak akan sampai, jadi relevansi harus
Renyah, gurih, empuk itu keunggulan produk tapi mau tidak kita beli
sekarang? Ngga ada kepentingan dan ga ada relevansinya tapi kalau buat
ruang tamu itu penting, jadi kita bikin kacangnya itu cocok untuk ruang
tamu.
brand coca-cola. Ketika kita membeli coca-cola, kita tidak akan mau
menerima apabila penjual memberikan brand lain. Kita akan menolak bila
yang diberikan adalah brand lain, Pepsi misalnya, karena sejak awal yang
kita mau adalah Coca-Cola. Ini menunjukkan, kita loyal pada brand Coca-
Cola. Pada banyak produk lain, kita mengenal merk, namun terkadang
tidak loyal. Seperti, ketika kita membeli Aqua, kita tidak akan masalah
apabila penjual memberikan merek Ades atau Vit sebagai pengganti Aqua.
hingga saat ini belum ada penggantinya. Tetapi, IMC hanya secara
Perkembangan yang lebih baru, namanya AISAS Jadi, IMC tetap masih
dipakai. Memang pola komunikasi untuk iklan masih dengan pola yang
Data Pribadi
Nama : Donny Chandra Permana
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 09 November 1997
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Perum. Panorama Kemang blok E5 No 7, Desa
Tegal, Kemang, Bogor.
Email : donnycp6@gmail.com
Pendidikan Formal
2000 – 2003 : TK Al Ittihadiyah
2003 – 2009 : SD Negeri 05 Cipete Selatan, Jakarta selatan
2009 – 2012 : SMP Negeri 68 Jakarta Selatan
2012 – 2015 : SMK Negeri 6 Jakarta Selatan
2015 – Sekarang : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Surat Keterangan Penelitian