Anda di halaman 1dari 23

I.

JUDUL PERCOBAAN : NATRIUM DAN KALIUM


II. TANGGAL PERCOBAAN : 10 Oktober 2012
III. SELESAI PERCOBAAN : 10 Oktober 2012
IV. TUJUAN :
1. Mengetahui sifat-sifat natrium, kalium dan senyawa.
2. Mengidentifikasi senyawa natrium dan kalium
V. KAJIAN TEORI
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan,
dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa
alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning,beroksidasi dalam
udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena
sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.

Gambar 1. Logam Natrium


Seperti logam alkali lainnya, natrium adalah unsur reaktif yang lunak, ringan,
dan putih keperakan, yang tak pernah berwujud sebagai unsur murni di alam. Natrium
mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika
digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara spontan. Namun,
biasanya ia tidak meledak di udarabersuhu di bawah 388 K. Natrium juga bila dalam
keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan membentuk basa kuat yaitu NaOH.
Unsur Natrium (Na) Sifat fisika unsur Natrium:
1. Berwujud padatan yang berwarna abu-abu mengkilap.
2. Mempunyai titik leleh 97,81oC dan titik didih 903,8oC.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 1


3. Besarnya diameter atom natrium adalah 2,23 A dan kerapatan atom natrium adalah
0,971 g/cm3.
4. Dapat diiris dengan mudah.

Sifat kimia unsur Natrium:


1. Sangat reaktif dengan air sehingga reaksinya dapat menimbulkan ledakan dan nyala
api.
2. Jika dibakar, warnanya kuning kemerah-merahan.

Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih
keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium ditemukan
sebagai senyawa dengan unsur lain dalam air laut atau mineral lainnya.
Kalium teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat reaktif terutama dalam
air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Dalam bahasa Inggris,
kalium disebut potassium.

Gambar 2. Logam Kalium

Sifat fisika unsur Kalium:


1. Berwujud padatan yang berwarna abu-abu mengkilap.
2. Mempunyai titik leleh 63,65oC dan titik didih 774oC.
3. Besarnya diameter atom kalium adalah 2,77 A dan kerapatan atom natrium adalah
0,862 g/cm3.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 2


Sifat kimia unsur Kalium:
1. Reaktif dengan air sehingga reaksinya dapat menimbulkan ledakan dan nyala api.
2. Jika dibakar, warnanya putih kebiruan.
Logam Alkali (Golongan IA) adalah unsur yang sangat elektropositif (kurang
elektronegatif). Umumnya, logam Alkali berupa padatan dalam suhu ruang. Unsur Alkali
terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan
Fransium (Fr). Fransium jarang dipelajari sebagai salah satu anggota unsur Golongan
IA, sebab Fransium adalah unsur radioaktif yang tidak stabil dan cenderung meluruh
membentuk unsur baru lainnya. Dari konfigurasi elektron unsur, masing-masing
memiliki satu elektron valensi . Dengan demikian, unsur Alkali cenderung membentuk
ion positif bermuatan satu (M+).
Dalam satu golongan, dari Litium sampai Sesium, jari-jari unsur akan meningkat.
Letak elektron valensi terhadap inti atom semakin jauh. Oleh sebab itu, kekuatan tarik-
menarik antara inti atom dengan elektron valensi semakin lemah. Dengan demikian,
energi ionisasi akan menurun dari Litium sampai Sesium. Hal yang serupa juga
ditemukan pada sifat keelektronegatifan unsur .
Secara umum, unsur Alkali memiliki titik leleh yang cukup rendah dan lunak,
sehingga logam Alkali dapat diiris dengan pisau. Unsur Alkali sangat reaktif, sebab
mudah melepaskan elektron (teroksidasi) agar mencapai kestabilan (konfigurasi
elektron ion Alkali menyerupai konfigurasi elektron Gas Mulia). Dengan demikian,
unsur Alkali jarang ditemukan bebas di alam. Unsur Alkali sering dijumpai dalam
bentuk senyawanya. Unsur Alkali umumnya bereaksi dengan unsur lain membentuk
senyawa halida, sulfat, karbonat, dan silikat.
Natrium dan Kalium terdapat dalam jumlah yang melimpah di alam. Keduanya
terdapat dalam mineral seperti albite (NaAlSi3O8) danortoklas (KAlSi3O8). Selain itu,
mineral lain yang mengandung Natrium dan Kalium adalah halite (NaCl), Chile
saltpeter (NaNO3), dan silvit (KCl).
Logam Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan NaCl (proses Down).
Titik leleh senyawa NaCl cukup tinggi (801°C), sehingga diperlukan jumlah energi yang
besar untuk melelehkan padatan NaCl. Dengan menambahkan zat aditif CaCl2, titik leleh
dapat diturunkan menjadi sekitar 600°C, sehingga proses elektrolisis dapat berlangsung
lebih efektif tanpa pemborosan energi.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 3


Sebaliknya, logam Kalium tidak dapat diperoleh melalui metode elektrolisis
lelehan KCl. Logam Kalium hanya dapat diperoleh melalui reaksi antara lelehan KCl
dengan uap logan Natrium pada suhu 892°C. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
:
Na(g) + KCl(l) <——> NaCl(l) + K(g)
Natrium dan Kalium adalah unsur logam yang sangat reaktif. Logam Kalium lebih
reaktif dibandingkan logam Natrium. Kedua logam tersebut dapat berekasi dengan air
membentuk hidroksida. Saat direaksikan dengan oksigen dalam jumlah terbatas,
Natrium dapat membentuk oksidanya (Na2O). Namun, dalam jumlah oksigen berlebih,
Natrium dapat membentuk senyawa peroksida (Na2O2).
2 Na(s) + O2(g) ——> Na2O2(s)
Natrium peroksida bereaksi dengan air menghasilkan larutan hidroksida dan hidrogen
peroksida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Na2O2(s) + 2 H2O(l) ——> 2 NaOH(aq) + H2O2(aq)
Sama seperti Natrium, logam Kalium dapat membentuk peroksida saat bereaksi
dengan oksigen berlebih. Selain itu, logam Kalium juga membentuk superoksida saat
dibakar di udara. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
K(s) + O2(g) ——> KO2(s)
Saat Kalium Superoksida dilarutkan dalam air, akan dibentuk gas oksigen. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
2 KO2(s) + 2 H2O(l) ——> 2 KOH(aq) + O2(g) + H2O2(aq)
Unsur Natrium dan Kalium berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan
dalam tubuh. Ion Natrium dan ion Kalium terdapat dalam cairan intraseluler dan
ekstraseluler. Keduanya berperan penting dalam menjaga tekanan osmosis cairan
tubuh serta mempertahankan fungsi enzim dalam mengkatalisis reaksi biokimia dalam
tubuh.
Natrium Karbonat (soda abu) digunakan dalam industri pengolahan air dan
industri pembuatan sabun, detergen, obat-obatan, dan zat aditif makanan. Selain itu,
Natrium Karbonat digunakan juga pada industri gelas. Senyawa ini dibentuk
melalui proses Solvay. Reaksi yang terjadi pada proses Solvay adalah sebagai berikut :
NH3(aq) + NaCl(aq) + H2CO3(aq) ——> NaHCO3(s) + NH4Cl(aq)
2 NaHCO3(s) ——> Na2CO3(s) + CO2(g) + H2O(g)

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 4


Sumber mineral lain yang mengandung senyawa Natrium Karbonat adalah trona,
dengan formula kimia [Na5(CO3)2(HCO3).2H2O]. Mineral ini ditemukan dalam jumlah
besar di Wyoming, Amerika Serikat. Ketika mineral trona dipanaskan, akan terjadi
reaksi penguraian sebagai berikut :
2 Na5(CO3)2(HCO3).2H2O(s) ——> 5 Na2CO3(s) + CO2(g) + 3 H2O(g)
Natrium Hidroksida dan Kalium Hidroksida masing-masing diperoleh melalui
elektrolisis larutan NaCl dan KCl. Kedua hidroksida ini merupakan basa kuat dan mudah
larut dalam air. Larutan NaOH digunakan dalam pembuatan sabun . Sementara itu,
larutan KOH digunakan sebagai larutan elektrolit pada beberapa baterai (terutama
baterai merkuri). Chile saltpeter (Natrium Nitrat) terurai membentuk gas oksigen
pada suhu 500°C. Reaksi penguraian yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 NaNO3(s) ——> 2 NaNO2(s) + O2(g)
Kalium Nitrat (saltpeter) dapat dibuat melalui reaksi berikut :
KCl(aq) + NaNO3(aq) ——> KNO3(aq) + NaCl(aq)

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 5


VI. Prosedur Kerja
ALAT :
1. Tabung reaksi 3 buah
2. Cawan porselin 1 buah
3. Sendok porselin 1 buah
4. Pembakar bunsen 1 buah
5. Penjepit kayu 1 buah
6. Kawat platina 1 buah
7. Kaca arloji 1 buah
8. Gelas kimia 250mL 1 buah
9. Pipet tetes 5 buah

BAHAN :
1. Kristal NaOH, KOH
2. H2SO4 0,1 M
3. Larutan KI 0,1 M
4. Natrium peroksida
5. Logam natrium
6. Garam glauber
7. HCl pekat dan 0,1 M
8. Larutan KCl 1M , 0,1 M
9. Larutan NaCl 1 M
10. Larutan amilum
11. Benang wol
12. Abu kayu
13. Larutan phenolphtalein

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 6


CARA KERJA

1.

Seiris kecil logam


Natrium
Diletakkan pada
kertas saring.
Diapungkan dalam
gelas kimia berisi air
Ditutup dengan kaca
arloji dengan segera

Percikan api dan gas


H2

Sekecil kristal NaOHpotong

Diletakkan diatas
cawan porselin

Lelehan Na2CO3

Dilarutkan dengan
air secukupnya
Dituang sebagian
dalam tabung reaksi
+HCl pekat tetes
demi tetes sampai
timbul gas
Gas CO2 dan panas
3

Seujung sendok kecil Na2O2

Dimasukkan dalam
cawan
+H2SO4 encer
+beberapa tetes KI
+amilum
Larutan berwana merah
muda

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 7


4

Sendok kecil garam gleuber

Dimasukkan dalam
tabung reaksi kering
Dipanaskan pada api
kecil

Serbuk putih mirip detergen

Kawat platina

Dicelupkan HCl
pekat
dipijarkan
Kawat bersih (warna api)

Dicelupkan pada
larutan NaCl
dipojarkan

Warna api jingga

Sepotong kecil KOH

Dilarutkan dalam
beberapa mL air

Gelembung gas H2, panas

Diambil setetes
Digosok pada ujung
jari
Licin

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 8


7

1-2 mL larutan KOH

Dimasukkan dalam
tabung reaksi’
Diencerkan dengan
air
+air brom
Larutan jernih

+H2SO4 Pekat

Larutan kuning

Larutan KOH

Dimasukkan dalam
tabung reaksi
+ benang wol
Dipanaskan

Timbul gas H2

Sedikit abu kayu

Dimasukkan dalam
tabung reaksi
+air
Dikocok , di saring

Filtrat jernih

+pp

Larutan merah muda keunguan

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 9


9

Filtrat abu kayu

Dimasukkan dalam
tabung reaksi
+ HCl

Timbul gas CO2

10

Larutan KCl 0,1 M

+Asam Tartrat pekat


2M

Endapam putih yang


melayang

11

HCl pekat

Dicelupkan pada
kawat nikrom
dipijarkan

Tak ada nyala

Dicelupkan KCl
1M
Dipijarkan
Nyala ungu

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 10


VII. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan
Perlakuan Dugaan/ reaksi Kesimpulan
Sebelum sesudah

Seiris kecil logam Natrium : padatan Logam Na + air : 2 Na(s) +2H2O  Logam Na
1
Natrium abu-abu timbul percikan api reaktif pada
2NaOH(aq) +H2(g)
Diletakkan pada air,
kertas saring. Aquades : jernih tak Gas H2 : asap putih menghasilkam
Diapungkan dalam berwarna saat percikan api larutan NaOH
gelas kimia berisi air disertai
Ditutup dengan kaca Pp : jernih tsk Logam Na + air + dengan gas H2.
arloji dengan segera berwarna pp : merah muda Dan bersifat
keunguan basa
Percikan api dan gas
H2
2
NaOH : Kristal putih NaOH dibiarkan di NaOH(s) + CO2(g)  Senyawa

Sekecil kristal NaOHpotong udara terbuka : Na2CO3(aq) + H2O(l) Na2CO3


Aquades : jernih tak meleleh terbentuk dengan HCl
Diletakkan diatas
cawan porselin berwarna Na2CO3 Na2CO3 + 2HCl(aq) yang ditandai
 2NaCl(aq) + dengan
Lelehan Na2CO3
Dilarutkan dengan air
HCl pekat : jernih Na2CO3 + H2O : H2O(l) + CO2(g) terbentuknya
secukupnya tak berwarna Larutan jernih tak gas CO2
Dituang sebagian
dalam tabung reaksi berwarna
+HCl pekat tetes demi
tetes sampai timbul
gas Na2CO3 + HCl :
Gas CO2 dan panas
Gas CO2 dan panas

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 11


Na2O2 : serbuk Na2O2 +H2SO4 : Na2O2(s) + Terbentuknya
3
Seujung sendok kecil Na2O2 putih jernih tak H2SO4(aq)  senyawaNa
berwarna Na2SO4(aq) + H2O(l) yaitu NaOH
Dimasukkan dalam
cawan Na2SO4 encer :
+H2SO4 encer
jernih tak berwarna Na2O2 +H2SO4 +KI : 2H2O2(aq) 
+beberapa tetes KI
+amilum jernih tak 2H2O(l) +O2(g)
Larutan berwana merah KI : jernih tak berwarna
muda
berwarna Na2SO4(aq) +
Amilum +Na2O2 + 2KI(aq) 
Amilum : jernih tak H2SO4 + KI : ungu K2SO4(aq) +
berwarna muda 2NaOH(aq) + I2(aq)

Garam gleuber : Garam gleuber Na2SO4.10H2O(s)  Senyawa


4
Sendok kecil garam gleuber serbuk puth dipanaskan : Na2SO4 (s)+ anhidrat jika
serbuk putih mirip 10H2O(g) dipanaskan
Dimasukkan dalam
tabung reaksi kering detergen lebih maka seluruh
Dipanaskan pada api
kering dari atau sebagian
kecil
Serbuk putih mirip detergen sebelumnya kristalnya
akan dilepas
atau menguap

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 12


Kawat platina HCl pekat : jernih Kawat nikrom + Uji nyala
5
tak berwarna HCl + dipijarkan : logam natirum
Dicelupkan HCl
warna api tetap menghasilkan
pekat
dipijarkan NaCl : jernih tak warna api
Kawat bersih (warna api) berwarna Kawat nikrom + jingga
NaCl : warna api
Dicelupkan pada
larutan NaCl ningga
dipojarkan

Warna api jingga

KOH : padatan KOH + air : 2KOH(s) + H2O(l)  Kalium sangat


6
Sepotong kecil KOH putih gelembung gas , KOH(aq) +H2(g) reaktif
panas terhadap air
Dilarutkan dalam
beberapa mL air Aquades: jernih tak dan
berwarna Digosokkan pada menghasilkan
Gelembung gas H2, panas
ujung jari : licin senyawa KOH
Diambil setetes bersifat basa
Digosok pada ujung
jari
Licin

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 13


KOH : Jernih tak KOH + H2O + Br2 : 2KOH(aq) + Br2(aq) KOH
7
1-2 mL larutan KOH berwarna larutan tak  KBr(aq) + direaksikan
berwana KOBr(aq) + H2O(l) dengan Br2
Dimasukkan dalam
tabung reaksi’ Air brom : kuning panas akan
Diencerkan dengan jernih KBr(aq) + KOBr(aq) membentuk
air
+air brom KOH + H2O + Br2 + + H2O(l) --> KBr dan pada

Larutan jernih H2SO4 : Jernih tak H2SO4 : larutan +H2SO4(aq)  suasana asam
berwarna berwarna kuning 2KOH + Br2 akan
+H2SO4 Pekat
panas terbentuk
Larutan kuning Benang wol : kembali KOH
benang putih KOH + H2O + Br2 +
H2SO4 + dipanaskan
Larutan KOH
: larutan jernih tak
Dimasukkan dalam berwana
tabung reaksi Ada gelembung gas
+ benang wol
Dipanaskan H2
KOH
Timbul gas H2
dipanaskan
akan
membentuk
gas H2

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 14


Abu kayu : serbuk Filtrat : jernih tak K2CO3(s) + 2 H2O(l) Abu kayu
8
Sedikit abu kayu abu-abu berwarna  2KOH(aq) + mengandung
H2CO3(aq) senyawa
Dimasukkan dalam
tabung reaksi Pp : jernih tak Filtrat + pp : Kalium dan
+air berwarna larutan berwarna H2CO3(aq)  H2O(l) jika
Dikocok , di saring
merah muda + CO2(g) ditambahkan

Filtrat jernih air akan


membentuk
+pp
KOH yang
Larutan merah muda keunguan bersifat basa.

Abu kayu : serbuk Filtrat abu kayu : K2CO3(s) + 2HCl(aq) Abu kayu
9
Filtrat abu kayu abu-abu jernih tak  2KCl(aq) + ditambahkan
berwarna H2CO3(aq) HCl terjadi
Dimasukkan dalam
tabung reaksi HCl : tak berwarna reaksi
+ HCl
Filtrat + HCl : H2CO3(aq)  H2O(l) penggaraman
timbul gas CO2 + CO2(g) KCl yang
Timbul gas CO2 mudah larut
dalam air

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 15


10 KCl : jernih tak KCl + asam tartat : KCl(aq) + Terbentuk
Larutan KCl 0,1 M berwarna terbentuk endapan H2C4O6(aq)  larutan
putih yang KH4C4O6 +HCl(aq) KH4C4O6 tak
+Asam Tartrat pekat
2M Asam tartat : jernih melayang berwarna.
tak berwarna
Endapam putih yang
melayang

11 HCl pekat : jernih Uji nyala api KCl : Logam K


HCl pekat tak berwarna warna ungu memberikan
warna nyala
Dicelupkan pada
kawat nikrom KCl : jernih tak ungu saat diuji
dipijarkan berwarna nyala

Tak ada nyala

Dicelupkan KCl
1M
Dipijarkan
Nyala ungu

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 16


VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan I
Percobaan pertama adalah bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat natrium dan
senyawanya yaitu untuk mengidentifikasi rekasi logam natrium dengan air serta
mengetahui sifat hasil senyawa reaksi tersebut. Tahap-tahap yang dilakukan adalah
meletakkan satu butiran kecil logam natrium (berwujud padatan abu-abu) di kertas
saring, mengapungkan kertas saring di permukaan air pada gelas kimia dan
menutupnya secara cepat dengan kaca arloji. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari
bahaya sekecil mungkin dari reaksi natrium yang sangat rekatif terhadap air, sehingga
menggunakan kertas saring agar natrium tidak langsung tercelup oleh air, dan kaca
arloji digunakan sebagai penutup agar letupan yang terjadi pada saat logam natrium
bereaksi dengan air dapat terkendalikan. Setelah diamati natrium yang bereaksi dengan
air akan larut (larutan tidak berwarna) serta menimbulkan percikan api. Hal ini
disebabkan sifat dari logam natrium yaitu energi ionisasi logam alkali relatif rendah
sehingga sangat mudah bereaksi dengan air, maka dari harus disimpan dalam cairan
senyawa hidrokarbon, seperti minyak tanah. Selain itu juga terbentuk gas hidrogen
yang dibuktikan adanya asap putih pada saat timbul percikan api. Persamaan reaksinya
adalah:
2Na(s) + 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g)
Kemudian, larutan tersebut diuji dengan PP untuk membuktikan sifat senyawa yang
terbentuk dari hasil reaksi di atas. PP berfungsi sebagai indikator untuk mengetahui
sifat keasaman atau kebasaan pada suatu larutan, pp memiliki range pH 8,0 ± 9,6
merupakan indikator yang baik untuk larutan basa dimana indikator ini akan merubah
warna larutan dari jernih tak berwana menjadi merah muda jika larutan bersifat basa.
Hasil pengujian dengan mnggunakan PP menunjukkan bahwa larutan berwarna merah
muda yang berarti larutan hasil reaksi yakni NaOH tersebut bersifat basa.

Percobaan II
Percobaan kedua ini bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi-reaksi yang
terdapat pada senyawa logam natrium. Tahapan yang dilakukan yakni meletakkan
sepotong kecil NaOH (berwujud kristal putih) di dalam cawan porselen dan dibiarkan
saja agar bereaksi dengan udara bebas, yaitu gas CO2. Hasil dari reaksi tersebut adalah

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 17


NaOH akan meleleh dan berubah wujud menjadi cair serta menghasilkan senyawa Alkil
karbonat (Na2CO3). Persamaan reaksinya adalah:
NaOH(s) + CO2(g)  Na2CO3(aq) + H2O(l)
Hal ini menunjukkan bahwa NaOH bersifat higroskopis yaitu Kemampuan NaOH dalam
menyerap air lebih hebat. Padatan NaOH mampu menyerap air sebanyak-banyaknya
hingga air yang diserapnya itu dapat melarutkan NaOH itu sendiri.
Hasil reaksi tersebut tidak sampai sepenuhnya NaOH larut, oleh karena itu untuk
mempercepat pelarutan maka dilarutkan dengan aquades dan ditambahkan dengan HCl
pekat (tidak berwarna) setetes demi setetes dan terbentuk gelembung-gelembung gas
yaitu CO2. Persamaan reaksinya adalah:
Na2CO3(aq) + HCl(aq)  2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Terlihat bahwa dari reaksi tersebut dapat menghasilkan senyawa alkil halida yang
berupa larutan tidak berwarna dan dapat dikatakan bahwa natrium karbonat reaktif
dengan HCl.

Percobaan III
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi-reaksi dari senyawa
logam natrium, yaitu Na2O2 (alkil oksida). Natrium peroksida ini memiliki bilangan
oksidasi -1 pada satu atom O. Langkah yang kami lakukan yaitu meletakkan seujung
sendok kecil Natrium Peroksida (berwujud serbuk putih) di dalam cawan porselen
yang kemudian ditambahkan H2SO4 (tidak berwarna) encer dan ditambahkan pula
beberapa tetes KI (tidak berwarna). Hasil dari reaksi tersebut adalah terbentuknya
larutan jernih tak berwarna dimana kami mengindikasikan larutan tersebut
mengandung senyawa halida (I2). Yang dapat dibuktikan dari Persamaan reaksinya:
Na2O2(s) + H2SO4(aq) + 2KI(aq)  I2(aq) + 2H2O(l) + K2SO4(aq) + Na2SO4(aq)

Pada reaksi tersebut Na2O2 berfungsi sebagai oksidator (zat yang mengalami penurunan
bilangan oksidasi). Untuk lebih memastikan bahwa hasil rekasi tersebut benar-benar
terbentuk senyawa halida (I2), kami meneteskan amilum (tidak berwarna) dan hasil
larutan tersebut berubah menjadi warna ungu muda. Amilum termasuk polisakarida.
Polisakarida memiliki struktur yang spiral (menutup) yang apabila polisakarida ini
(amilum) ditetesi Iod, maka molekul Iod akan terperangkap di dalamnya. Akibatnya

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 18


larutan ini akan berwarna ungu mudah kebiruan. sehingga sesuai teori bahwa larutan
tersebut benar-benar mengandung I2

Percobaan IV
Pada percobaan ini yang dilakukan adalah memanaskan garam glauber (
Na2SO4.10H2O). garam glauber merupakan senyawa hidrat. Pada perlakuan awalnya
yaitu memasukkan seujung sendok kecil garam galuber pada tabung reaksi kecil
kemudian memanaskannya dengan pemanasan api kecil. Reaksi yang terjadi adalah :
Na2SO4.10 H2O(s) Nas 2SO4(s) + 10 H2O(g)
Pada reaksi tersebut membuktikan bahwa senyawa hidrat bila dipanaskan akan
melepas seluruh atau sebagian air kristalnya, sehingga produk yang dihasilkan berupa
endapan Na2SO4 dan air . Hal ini terbukti dengan hasil pemanasan garam glauber yang
lebih kering jika dibandingkan dengan garam galuber sebelum dilakukan pemanasan.

Percobaan V
Pada percobaan 5 dimaksudkan untuk mengetahui warna nyala dari logam
natrium. Natrium yang diuji warna nyala adalah natrium yang terkandung dalam
larutan NaCl. Perlakuan awalnya yaitu membersihkan kawat nikrom yang akan
digunakan untuk uji nyala dengan HCl pekat, hal ini bertujuan agar kawat tersebut benar-
benar bersih. Untuk mengetahui kawat nikrom sudah bersih yaitu dengan memijarkan
kawat nikro tersebut diatas pembakar spirtus,jika warna api pada pembakar spirtus
tetap maka dapat dipastikan bahwa kawat nikrom tersebut bersih dan dapat digunakan
untuk uji nyala larutan NaCl.
Pengujian nyala NaCl dimulai dengan menyelupkan kawat nikrom yang sudah
bersih pada larutan NaCl, kemudian dipijarkan di atas pembakar spirtus. Hasil uji nyala
tersebut yaitu warna api berubah menjadi jingga. Hal ini membuktikan bahwa
“natrium” jika diuji nyala memberikan warna jingga.

Percobaan VI
Pada percobaan ini dilakukan untuk menentukan sifat kebasaan dari KOH.
Perlakuan awalnya yaitu dengan melarutkan padatan KOH dengan akuades. Pada saat
proses pelarutan KOH, reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm, dan timbul
gelembung-gelembung gas H2. reaksi eksoterm ini ditunjukkan pada dinding tabung

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 19


yang terasa panas saat dipegang, Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang
menghasilkan kalor. Pada rekasi ini, terjadi perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan sehingga lingkungan menjadi lebih panas. Persamaan reaksinya adalah :
2KOH(s) + H2O(l) KOH(aq) + H2(g).
Setelah padatan KOH larut sempurna, larutan tersebut diteteskan pada ujung
jari. Pada saat digosokkan pada ujung jari, larutan KOH licin seperti sabun. Rasa licin
seperti sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada hasil reaksi yakni larutan KOH
tersebut. Hal ini membuktikan bahwa larutan yang dihasilkan dari reaksi padatan KOH
dan akuades menghasilkan larutan yang bersifat basa.

Percobaan VII
Pada percobaan ini 2 ml larutan pada percobaan keenam dimasukkan pada tabung
rekasi. Kemudian larutan diencerkan dengan air dan ditambahkan air brom yang
berwarna kuning. Setelah larutan tersebut direaksikan, warna larutan tetap jernih tak
berwarna, karena pada Br ini tejadi reaksi redoks, yakni mengalami reaksi reduksi dari ion
positif dan reaksi oksidasi dari ion negatif. Berikut persamaan reaksinya :

2KOH(aq) + Br2(aq) → KBr(aq) + KOBr(aq) + H2O(l)

Namun setelah penambahan H2SO4 warna larutan berubah menjadi kuning jernih. Hal
ini disebabkan karena pada keadaan asam, larutan Br2 terbentuk kembali. Reaksi yang
terjadi adalah :

KBr(aq) + KOBr(aq) + H2O(l) +H2SO4(aq)  2KOH(aq) + Br2(aq)

Larutan dari percobaan enam yang tersisa dimasukkan pada tabung reaksi lalu
dimasukkan beberapa helai benang wol dan dipanaskan. Pada percobaan ini timbul gas
saat benang wol dimasukkan pada larutan. Pada percobaan ini benang wol berfungsi
sebagai tempat menempelnya gelembung – gelembung gas.

Percobaan VIII
Sedikit abu kayu dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan sedikit
air. Kemudian Abu kayu mengandung K2CO3. Sehingga, ketika ditambahkan air, terjadi
reaksi :

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 20


K2CO3(s) + 2H2O(l) → 2KOH(aq) + H2CO3(aq)
Terjadi pembentukan KOH, padaKOH merupakan senyawa yang bersifat basa.
Sehingga, untuk mengidentifikasi apakah dalam campuran abu kayu dan air
menghasilkan KOH, digunakan indikator phenolftalein. dimana indikator ini akan
merubah warna larutan dari jernih tak berwana menjadi merah muda jika larutan
bersifat basa. Hasil pengujian dengan mnggunakan PP. Dalam percobaan, phenolftalein
berubah menjadi merah muda ketika dimasukkan ke dalam filtrat campuran abu kayu
dan air. Hal ini menandakan terdapat KOH di dalam campuran yang bersifat basa.

Percobaan IX
Asam klorida bila dicampur dengan abu kayu akan membentuk reaksi :
K2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2KCl(aq) + H2CO3(aq)
Terjadi pembentukan garam KCl yang mudah larut dalam air. Karena garam ini mudah
larut, maka tidak tampak endapan pada dasar tabung. Untuk mengidentifikasi apakah
telah terjadi reaksi, maka dapat diamati timbulnya gelembung gas CO 2 yang merupakan
hasil penguraian dari H2CO3 .
H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2↑
Gelembung gas CO2 yang sedikti timbul pada dinding tabung reaksi menunjukkan
bahwa telah terbentuknya H2CO3 dan KCl pada campuran abu kayu dan HCl.

Percobaan X
Ketika KCl direaksikan dengan asam tartat pekat (2M), maka akan timbul reaksi
KCl(aq) + H2C4O6(aq) → KHC4H4O6↓ + HCl(aq)
Dalam reaksi ini timbul endapan putih KHC4H4O6. Namun, karena garam ini bersifat
sangat larut dalam air, maka garam ini menjadi larut dan terbentuk sebagai untaian-
untaian putih yang melayang-melayang di dalam larutan. Garam kalium ini
mengandung ion monovalen K+ yang membentuk larutan tidak berwarna.

Percobaan XI
Ketika KCl diuji dengan uji nyala dengan menggunakan kawat nikrom yang dibakar
dalam nyala api, maka akan terbentuk flame/nyala api berwarna lembayung atau merah
muda keunguan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa spektra atau nyala api dari unsur
Kalium adalah lembayung atau merah muda.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 21


IX. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum mengenai “Natrium dan Kalium”, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Sifat Logam Natrium yaitu :Logam Na reaktif pada air, menghasilkam larutan
NaOH disertai dengan gas H2. Dan bersifat basa Senyawa Na2CO3 dengan HCl
yang ditandai dengan terbentuknya gas CO2, Senyawa anhidrat jika dipanaskan
maka seluruh atau sebagian kristalnya akan dilepas atau menguap.
Sifat Logam Kalium : Kalium sangat reaktif terhadap air dan menghasilkan
senyawa KOH bersifat basa dan licin seperti sabun. KOH dipanaskan akan
membentuk gas H2, Abu kayu mengandung senyawa Kalium dan jika
ditambahkan air akan membentuk KOH yang bersifat basa, Abu kayu
ditambahkan HCl terjadi reaksi penggaraman KCl yang mudah larut dalam air,
Terbentuk larutan KH4C4O6 tak berwarna.
2. Logam Natrium dan kalium dapat diidentifikasi dengan uji nyala api, dimana
logam natrium menghasilkan api berwarna jingga sedangkan logam kalium
menghasilkan nyala ungu/lembayung. Sifat basa senyawa NaOH dan KOH dapat
diidentifikasi dengan indikator PP yang menhasilkan warna merah muda.

X. DAFTAR PUSTAKA

Lee, J. D. 1994. Concice Inorganic Chemistry Fourth Edition. Fong and Song Printers Pte.
Ltd.
Suehla, G. 1990, vogel Bagian I. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
Suehla, G. 1990, vogel Bagian II. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka
Tim Dosen Kimia Anorganik II. 2012. Penuntun praktikum Kimia Anorganik ii. Surabaya
: Unesa Press.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 22


XI. JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan sifat natrium peroksida!
Jawab :
Sifat natrium peroksida :
- oksidator yang kuat
- mudah mengurai membentuk air dan gas oksigen.
2. Terangkan sifat, pembuatan dan kegunaan natrium!
Jawab :
Unsur Natrium (Na) Sifat fisika unsur Natrium:
a. Berwujud padatan yang berwarna abu-abu mengkilap.
b. Mempunyai titik leleh 97,81oC dan titik didih 903,8oC.
c. Besarnya diameter atom natrium adalah 2,23 A dan kerapatan atom
natrium adalah 0,971 g/cm3.
d. Dapat diiris dengan mudah.
Sifat kimia unsur Natrium:
a. Sangat reaktif dengan air sehingga reaksinya dapat menimbulkan ledakan
dan nyala api.
b. Jika dibakar, warnanya kuning kemerah-merahan.
Pembuatan :
Logam Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan NaCl (proses
Down). Titik leleh senyawa NaCl cukup tinggi (801°C), sehingga diperlukan
jumlah energi yang besar untuk melelehkan padatan NaCl. Dengan
menambahkan zat aditif CaCl2, titik leleh dapat diturunkan menjadi sekitar
600°C, sehingga proses elektrolisis dapat berlangsung lebih efektif tanpa
pemborosan energi.
Kegunaan :
- Untuk garam dapur.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM – KELOMPOK 9 23

Anda mungkin juga menyukai