Makalah Kesehatan Masyarakat Masalah Pen PDF
Makalah Kesehatan Masyarakat Masalah Pen PDF
Oleh:
KELOMPOK 3
Nama Anggota Kelompok:
i
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masalah Pengawasan Arthropoda.................................... 3
2.1.1 Hubungan Arthropoda dengan Kesehatan Masyarakat.... 3
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 48
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kesehatan
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas
1. Bapak Drs. Lud Waluyo M.Kes, selaku dosen mata kuliah Kesehatan
tugas ini.
2. Rekan – rekan semua yang telah ikut berpartisipasi dalam membantu tugas
Penulis sadar, masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, dan semoga makalah ini
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin ya
Robbal ‘Alamin.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
lingkungan. Contoh dramatis adalah keracunan Methyl Mercury yang terjadi pada
penduduk sekitar Minamata (Jepang) akibat mengkonsumsi ikan yang berasal dari
pantai yang tercemar mercury (air raksa). Dari bencana ini, 41 orang meninggal dan
juga terjadi cacat tubuh dari bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang
kesehatan masyarakat.
of public health that is concerned with assessing, understanding, and controlling the
1
penanggulangan dan pencegahannya. Menurut Suyono (2010), kesehatan
lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum pula.
Salah satu tujuan kesehatan lingkungan yaitu kontrol terhadap arthropoda dan
penyakit pada manusia dapat terjadi melalui perantara vektor penyakit. Sehingga
membawa benih penyakit, pinjal, kutu, bakteri dan parasit. Binatang dari suku
2010).
1.6 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
berdarah dengue (DBD), malaria, dan kaki gajah. Penularan penyakit pada
yaitu saat terjadi proses perkembangbiakan agens penyakit atau parasit dalam
Contoh, pada penyakit kaki gajah atau filariasis, pemutusan rantai penularan
biak dalam tubuh manusia bukan dalam tubuh vektor nyamuk Culex. Oleh
3
karena itu, kader kesehatan masyarakat harus mengumpulkan informasi
tersebut.
1. Cuaca
kehidupan agen penyakit, reservoir, dan vektor. Selain itu, perilaku manusia
penyakit infeksi.
2. Vektor
penting di dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik. Nyamuk
terinfeksi. Agens penyakit ini kemudian diturkan ke reservoir yang lain atau
pada manusia.
4
Ricketsia merupakan parasit intraselular obligat yang mampu hidup diluar
jaringan hewan dan dapat ditularkan antar hewan oleh vektor. Rat fleas, body
lice, dan wood tick adalah arthropoda yang meyebabkan penularan penyakut
3. Reservoir
4. Geografis
kepada tungau anjing dan terbawa sampai ke bagian timur Amerika Serikat.
Penyakit tersebut lebih sering terjadi di Amerika Serikat dan sangat jarang
5
Variasi musim juga mempengaruhi penyebaran penyakit melalui
selama musim penghujan karena musim tersebut merupakan saat terbaik bagi
ini terjadi antara akhir tahun sampai awal tahun depan (September sampai
Maret).
5. Perilaku Manusia
Arthropoda berasal dari kata “arthro” dan “pous”, merupakan suatu filum
kerajaan binatang. Hewan yang termasuk filum ini memiliki organ dengan
lubang eksoskeleton yang bersendi dan keras serta tungkai yang bersatu.
Anggota filum ini antara lain kelas Insekta, kelas Arachnida, serta kelas
Crustacea, yang kebanyakan spesiesnya penting secara medis, baik itu sebagai
parasit maupun sebagai vektor organisme yang dapat menularkan penyakit pada
manusia.
Perbedaan Karakter
6
Tabel 2.1 Perbedaan karakter arthropoda
spesies tersebut.
1. Kelas Insekta
a. Mosquito (nyamuk)
1) Anophelesne
2) Culicines
3) Aedes
b. Flies (lalat)
7
c. Human lice (tuma)
1) Head and body lice (tuma kepala, Pediculus humanus var capitis
d. Fleas (pinjal)
Xenopsylla chepis
Xenopsylla astila
Xenopsylla brazilliensis
2) Human fleas
2. Kelas Arachnida
a. Ticks (sengkenit)
8
b. Mites (Chiggers, famili Trombidiidae)
tungau merah)
3. Kelas Crustacea
melalui beberapa cara, yaitu dari orang ke orang, melalui udara, makanan dan
Arthropodborne Disease
disease terdapat dua periode masa inkubasi yaitu periode pada tubuh vektor
9
Beberapa istilah yang digunakan pada transmisi arthropodborne disease
antara lain:
1. Inokulasi
Inokulasi adalah masuknya agens penyakit atau bibit yang berasal dari
arthropoda ke dalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit
2. Infestasi
intrinsiknya dalam tubuh manusia berkisar antara 12-30 hari bergantung pada
Vektor atau manusia akan disebut definitive host atau intermediate host
bergantung pada apakah dalam tubuh vektor atau manusia tersebut terjadi
berlangsung siklus seksual, vektor atau manuia itu disebut sebagai definitive
10
Anopheles dan menjalani siklus aseksual pada tubuh manusia. Dengan
1. Kontak langsung
satu orang ke orang laiin melalui kontak langsung. Contoh, skabies dan
pedikulus.
penularan penyakit diare, tifoid, keracunan makanan, dan trakoma oleh lalat.
penyakit dari manusia yang berasal dari tinja, darah, ulkus, superfisial, atau
tetapi bisa juga berasal dari agens yang ditelan dan kemudian dimuntahkan
adalah bakteri enterik yang ditularkan oleh lalat rumah. Diantara bakteri
semacam itu, Salmonella typhosa, spesies lain dari salmonella, E. coli, dan
Shigella dysentry merupakan agens penyakit yang paling sering ditemui dan
11
3. Transmisi penyakit biologis
a. Propagative
pinjal tikus.
b. Cyclo-propagative
Anopheles.
c. Cyclo-development
12
2.1.12 Penyakit Penting yang Ditularkan Melalui Nyamuk
secara biologis. Virus tersebut masuk dalam kelompok Arbovirus. Lebih dari
100 jenis virus kelompok ini telah dapat dibedakan. Organisme ini
Virus paling penting adalah virus yang menyebabkan yellow fever, dengue
subtropis.
Mosquito (Nyamuk)
manusia dan hewan yang disebabkan oleh parasit dan virus. Nyamuk dari
genus Psorophora dan Janthinosoma yang terbang dan menggihit pada siang
myasis pada kulit manusia atau pada mamalia lain. Berikut penjelasan
1. Malaria
13
pada burung dapat disebabkan oleh nyamuk Anopheles dan Culex.
2. Filariasis
14
3. Demam Kuning
angka kematian tinggi, telah menyebar dari tempat asalnya Afrika Barat
menggigit atau menghisap darah penderita penyakit ini, dalam tiga hari
hari.
15
5. Ensefalitis Virus
sampai 14 hari, dan lalat dewasa dapat hidup selama kira-kira 1 bulan. Larva
lalat ini terkadang menyebabkan myasis usus, saluran kencing, dan saluran
kelamin.
serta larva cacing. Luasnya penularan penyakit yang disebabkan oleh lalat
16
Sandflies (lalat pasir)
Tsetse flies
manusia dan hewan peliharaan. Paling sedikit terdapat tujuh spesies dari
lalat ini yang menjadi vektor infeksi trypanosoma pada hewan peliharaan.
fever di Eropa fan amerika Latin. Tuma tipe ini akan terinfeksi Rickettsia
tuma dan dikeluarkan bersama tinja. Tuma tetap infektif selama hidupnya.
Infekai pada manusia biasanya terjadi karena adanya kontaminasi tinja atau
badan tuma yang terkoyak pada luka, kulit yang lecet, atau lapisan mukosa.
17
Fleas (Pinjal)
1. Penyakit Sampar
mudah menularkan penyakit dan tetap infektif untuk waktu yang lama
dan tersebar luas. Spesies lain penting hanya untuk daerah tertentu di
Andes, Chili.
2. Tifus Endemik
Organisme ini ditularkan dari tikus ke tikus lain dan dari tikus ke
var typhi dikeluarkan bersama tinja. Infeksi dapat terjadi karena luka
18
rangeli yang ternyata tidak patogen bagi manusia. Kebanyakan reduviid
merupakan vektor yang efektif. Vektor yang paling penting adalah Triatoma
Ticks (Sengkenit)
Sengkenit telah dikenal sebagai vektor penyakit sejak tahun 1893, Smith
penular demam Texas pada lembu. Beberapa spesies sengkenit tidak saja
penyakit spirokaeta.
1. Penyakit Rickettsia
b. Boutonneuse fever
19
c. African tick fever
2. Penyakit Virus
3. Penyakit Bakteri
a. Relapsing fever
dan O. talaje)
b. Tularemia
Mites (Tungau)
remiten, limfadenitis, dan suatu eritema yang merah sekali. Tungau yang
20
menjadi vektor utama penyakit ini adalah Trombicula akamushi dan T.
hospes secara kebetulan karena larva tugau melekatkan diri pada pekerja
di ladang.
Cyclops
b. Bila ada obat ataupun vaksinnya sudah ada, tetapi kerja obat tadi belum
21
e. Penyakit cepat menjalar, karena vektornya dapat bergerak cepat seperti
antara lain:
Pengendalian Lingkungan
Pengendalian Kimia
(Candra,2007).
22
Pengendalian Biologi
2007).
ekologi yang lebih mirip dengan yang terlihat sebelum kedatangan hama.
( Boettner,2000).
terkendali jumlahnya.
23
Paul DeBach, a student of Smith’smade major experimental
their regulatory effect), physical exclusion (i.e., the use of field cages
24
b. Mengurangi fertilitas insekta
Cara kedua ini masih dianggapa terlalu mahal dan efisiensinya masih
perlu dikaji.
Pengendalian Rekayasa
Sebagai contoh adalah niveau air atau membuat pintu air sehingga salinitas
Pengendalian genetik
choromosomal translocation.
25
Pengendalian Arthropoda
masing arthropoda.
Pengendalian nyamuk
digunakan antara lain tindakan anti larva, tindakan terhadap nyamuk dewasa,
dan tindakan terhadap gigitan nyamuk. Untuk tindakan anti larva, metode
1. Pengendalain lingkungan
3. Pengendalian biologi
1. Residual sprays
26
Untuk pengendalian terhadap gigitan nyamuk, dapat dilakukan
1. Pemasangan kelambu
2. Pelaksanaan screening
dichlorvos.
dimethoate.
27
Tabel. Pengendalian lalat rumah dengan insektisida
Lindane 0,5 3
Malathion 2 3
insektisida dan sanitasi lingkungan. DDT 1-2 g/m2 dan Lindane dapat
(Heru,1995).
Pengendalian Tuma
dan Maalthion 0,5 % atau dengan menerapkan personal higiene pada setiap
individu.
Pengendalian Skabies
bahan-bahan kimia antara lain benazyl benzoate 25%, BHC 0,5%, tetmosol 5
28
Pengendalian Pinjal
Pengendalian Cyclops
melalui penyaringan dan pemasakan air (minimak sampai suhu 600 C),
pemeliharaan ikan.
Pemantauan
Pada awalnya orang berpikir tentang pembasmian vektor. Akan tetapi kemudian
tampak bahwa pembasmian itu sulit dicapai dan kurang realistis dilihat dari sisi
ekologis. Oleh karenanya pengendalian vektor saat ini akan ditujukan untuk
mengurangi dan mencegah penyakit bawaan vektor sejauh dapat dicapai dengan
keadaan social-ekonomi yang ada serta keadaan endemic penyakit yang ada. Oleh
penting.
29
Pengendalian secara terpadu direncanakan dan dilaksanakan untuk jangka
berbagai parameter pemantauan dan pedoman tindakan yang perlu diambil apabila
berupa :
(Juli,2009).
30
2.2 Masalah Pengawasan Rodentia
Norwegia. Tikus ini lebih ringan dari pada tikus Norwegia dan
loteng atau roof rat), tikus ini sering menempati atap bangunan dan
31
bangunan dan sangat cekatan dalam memanjat dan mencari pintu
makan padi-padian dan makanan yang dibuat dari beras. Jika tidak ada
dihasilkan tikus tersebut lebih sedikit dari pada yang dihasilkan tikus
Tikus Norwegia atau biasa disebut tikus coklat, berasal dari Cina
Barat dan pertama kali ditemukan di Eropa pada sekitar tahun 1727.
memiliki ekor dan telinga yang pendek serta badan yang pendek
32
gemuk. Hewan ini bersembunyi dan bersarang di bawah tanah juga
pelabuhan. Tikus betina muda akan berkembang biak pada usia 3-4
horiontal.
horionta l, 2 m.
33
6. Dapat melompat dari ketinggian 15 meter tanpa cedera.
7. Jarak terjauh antara lubang atau sarang tikus dan lokasi sasaran
banyak ditemukan.
sampar.
c. Bandicota indica
d. Millardia meltada
e. Millardia gleadowi
f. Mus booduga
Masyarakat
yang ringan berupa rasa tidak enak pada tempat bekas gigitan sampai
keadaan yang serius, seperti typhoid murine fever, dan yang fatal seperti
34
sering menjadi masalah kesehatan dibeberapa daerah perkotaan tempat
dengan tikus atau ekstreta tikus yang infeksius. Tikus dapat berperan
sebagai reservoir pada rickettsial pox dibagian timur laut Amerika dan
5. Penyakit lain
worm (kurap).
35
Berikut beberapa tipe kontak dengan tikus dan contoh penyakit yang
dan leptospirosis.
dan setiap tikus itu dapat mengonsumsi makanan sedikitnya 1 ons per
36
2.2.3 Tekhnik Pengawasan Rodentia
yang rusak. Penentuan yang akurat akan adanya infestasi tikus dapat
berada dalam radius sekitar 100 meter dari lokasi sarangnya, sedangkan
lain:
2. Liang
37
Kotoran itu berukuran panjang sekitar 3/4 inci dan mudah dibedakan
air. Jalan yang masih sering dilaluinya tanlpak terang dan bersih. Alur
Jejak tikus sering terlihat pada lumpur dan pada beberapa produk
6. Tanda-tanda gerogotan
palang kayu. Lemak dan kotoran dari tubuh tikus akan berakumulasi
tanda semacam itu juga dapat dilihat pada pipa atau saluran yang
dilewatinya.
7. Kumpulan tanda
Bau tikus, wama urine, tempat hidup tikus, atau bangkai tikus yang
2007).
38
2.2.4 Metode Umum Pengendalian Rodentia
lain:
2. Sanitasi
3. Perangkap
4. Penggunaan rodentisida
5. Fumigasi
6. Kemosterilan
7. Rat proofing
pemalas dan hanya memakan makanan yang masih baik. Kucing baru
pengerat, tetapi banyak dari burung tersebut yang diburu oleh manusia
(Chandra, 2007).
39
Sanitasi
sangat tergantung pada banyak tidaknya jumlah makanan dan air serta
benar.
Penggunaan Perangkap
mudah. Cara ini dapat mengurangi jumlah tikus komensal tetapi bersifat
40
Tikus yang terperangkap harus dimusnahkan. Pemusnahan ini dapat
binatang yang memiliki naluri curiga dan dapat segera bersifat trap wise
Pemanfaatan Rodentisida
Dosis akut ini sifatnya letal terhadap tikus. Tikus akan mati sesudah
41
Berikut pengelompokan rodentisida akut dari Expert Committee WHO
(19730).
Red Squill
Norbronide
Zinc phosphide
Fluoroacetamide
Strychine
Arsenik trioksida
Phosphorus
Thallium sulfat
ANTU
Gophacide
populasi tikus.
1. Barium karbonat
Zat ini berbentuk bubuk putih. tidak rnemiliki rasa, dan harganya
42
diletakkan di dekat lubang tikus dan di tempat gelap, tempat-tempat yang
terpisah. Tikus yang memakan umpan tersebut akan mati dalam 1-24
2. Zinc phosphide
bau bawang putih dan merupakat repellent bagi manusia dan hewan
merugikan bagi tikus, zat ini digunakan bersama tepung terigu atau
tepung beras dengan perbandingan 1:10. Selain itu, agar tikus lebih
Tikus yang memakan racun ini akan mati dalam waktu kurang lebih 3
sarung tangan karet karena zat tersebut sangat beracun. Untuk mencegah
tinggi, zat ini dianjurkan untuk pemakaian skala besar guna menekan
populasi tikus.
43
yang lambat dalam waktu 4-10 hari. Pemakaian rodentisida antikoagulan
hati-hati.
44
Fumigasi
liang-liang tikus. Zat kimia ini dibuat dalam bentuk bubuk dan
disebut Sianogas Pump. Sekitar 2 ons zat ini dipompakan ke dalam liang-
liang tikus setelah sebelumnya lubang keluar liang itu ditutup dengan
yang terlatih karena zat yang digunakan sangat berbahaya bagi manusia
Komosterilan
sterilitas sementara maupun permanen baik pada satu tikus (baik jantan
45
Rat Proofing
tempat terbuka sama sekali untuk tikus dalam gedung. Material anti-tikus
martir, yang dapat mencegah tikus masuk melalui lubang ukuran ½ inci
atau lebih.
pada bangunan yang sudah ada. Metode ini merupakan suatu kontruksi
Prinsip metode ini adalah menutup dinding luar yang terbuka dengan
46
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
5. Tikus domestik dan binatang pengerat lain, karena distribusinya yang luas
yang penting.
3.4 Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
48