Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


DAN
DASAR NEGARA

OLEH
 Amin mukrimun
 Sumadi
 Teguh zulkarnaen
 Nisrin labila

DOSEN
Imroatul munfaridah,M.S.I

SEMESTER/01

INSTITUT AGAMA ISLAM RIYADLOTUL MUJAHIDIN


PONDOK PESANTREN ‘‘WALI SONGO’’
NGABAR SIMAN PONOROGO
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya ”Makalah PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN
DASAR NEGARA” ini dapat kami selesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umatnya yang
senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajarannya.

Tujuan salah satu tugas mata disusunnya makalah penelitian ini selain untuk
memenuhi salah satu tugas, juga untuk memberikan pengetahuan kepada kami untuk lebih
memahami lebih dalam tentang PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR
NEGARA

“ Tak ada Gading yang Tak Retak” begitulah kata pepatah. saran yang membangun
sangat diharapkan, dan kepada Allah lah segala kekurangan makalah ini dikembalikan, dan
mudah-mudahan ini bermanfaat.

DAFTAR ISI

Cover…………………………………..…………………………………………………… 1
Kata pengantar………………….…………………………………………………………... 2

Daftar isi……………………………………………...…………………………………….. 3

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 4
 Apakah pengertrian ideologi itu?
 Apa tujuan bangsa indonesia?
 Mengapa pancasila sebagai ideologi dan dasar negara?
BAB II PEMBAHASAN
 A.pengertian ideologi.....................................................................................................5
 B.konsep dasar ideologi.................................................................................................5
 C.sifat ideologi...............................................................................................................5
 D.pentingnya ideologi bagi suatu bangsa.......................................................................6
 Tujuan bangsa Indonesia....................................................................................6
PERANAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
 A.Perbedaan Antara Bangsa dan Negara..............................................................7
 B.Kedudukan dan Fungsi Pancasila bagi Bangsa Indonesia Sebagai pandangan hidup7
PENGERTIAN DASAR NEGARA................................................................................7
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
 A.Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara................................8
NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DAN DASAR NEGARA
 1. Nilai – nilai Pancasila sebagai Ideologi...........................................................11
 3. Butir butir pancasila......................................................................................12
 3. Nilai – nilai Pancasila sebagai Dasar Negara ....................................................
 4.Sikap Positif Terhadap Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa,
Dan Bernegara..................................................................................................15
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

BAB 1
PENDAHULUAN
A.latar belakang pancasila sebagai dasar negara
Manusia adalah insan yang hidup berkelompok (zoon politicon) yang menampilkan
insan social ( homo politicus) sekaligus aspek insan usaha ( homo economicus), dalam arti
bahwa nalar dan naluri hidup berkelompoknya adalah untuk mencapai kesejahteraan
bersama. Sebagai insan yang berfikir, maka berdasarkan iman, cipta, rasa dan karsanya
seseorang akan memiliki pandangan hidup yang akan menjawab permasalahannya yang
berkaitan dengan hidupnya.
Falsafah hidup suatu bangsa akan menjelmakan suatu tata nilai yang dicita-citakan
bangsa yang bersangkutan, ia akan membentuk keyakinan hidup berkelompok sekaligus
menjadi tolak ukur kesejahteraan hidup berkelompok sesuai yang dicita-citakan bangsa yang
bersangkutan. Sebagai yang dicita-citakan maka ia membentuk ide-ide dasar dari segala hal
aspek kehidupan manusia didalam kelompoknya. Kesatuan yang bulat dan utuh dari ide-ide
dasar yang disebut dasar negara.
Salah satu syarat berdirinya suatu Negara adalah mempunyai dasar Negara. Ketika
Jepang mulai terdesak oleh Sekutu, Jepang kemudian membentuk BPUPKI pada tanggal 1
Maret 1945 dengan tujuan agar bangsa Indonesia yakin bahwa Jepang akan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Adapun tugas BPUPKI adalah mempelajari dan menyusun
rencana-rencana pembenagunan politik / pemerintahan Indonesia. Sepanjang hayatnya,
BPUPKI melakukan dua kali sidang. Sidang pertama berlangsung antara tanggal 29 Mei – 1
Juni 1945. Yang dibahas dalam sidang pertama adalah mengenai dasar Negara. Pada tanggal
1 Juni 1945 Sukarno untuk pertama kalinya memperkenalkan konsepsi dasar negara
pancasila.
Pancasila dijadikan sebagai dasar Negara sesungguhnya secara implicit sejak 1 Juni
1945, walaupun secara yuridis hal tersebut baru disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Negara yang berdasarkan Pancasila itu ingin mencapai masyarakat yang adil dan makmur
dan ikut membangun perdamaian dunia. Pancasila tidak secara statis sebagai dasar Negara
tetapi juga sebagai ideologi bangsa yang selalu diperjuangkan dengan sekuat tenaga.
Pancasila dijadikan sebagai dasar Negara dan sebagai falsafah hidup bangsa karena Pancasila
digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

1.Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Dasar Negara


A.Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani ‘idea’ = buah pikiran dan ‘logos’ = ilmu
pengetahuan. Maka ideologi adalah: Suatu ilmu pengetahuan yang menjadi paham atu cita-
cita.
Ideologi juga bisa diartikan sebagai gagasan.
Ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang
dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Menurut Alfian, Ideologi ada 3 Dimensi :
 Dimensi Realitas
Ideologi itu nilai-nilai dasar yang nyata yang berkembang di masyarakat dan
dipakai bersama-sama oleh masyarakat
 Dimensi Idealitas
Ideologi mengandung nilai-nilai ideal yang ingin dicapai oleh masyarakat dalam
segala aspek kehidupan
 Dimensi Fleksibilitas
Ideologi memiliki sifat fleksibel dan selalu berkembang dan terbuka menerima kritik
dan saran
Kesimpulan ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-
keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan
manusia.
Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu
sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya
merupakan asas kerokhanian yang memiliki ciri:
1.Mempunyai derajat yang tinggi 2.Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan
dunia, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara.
B.Konsep-Konsep Dasar Ideologi
• Prinsip-prinsip dasar kehidupa berbangsa dan bernegara
• Dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
• Menjadi arah dan tujuan yang ingin dicapai
C. Sifat Ideologi
• Ideologi Tertutup
Merupakan ideologi yang tidak dapat menerima pendapat baru , bersifat beku dan
kaku sehingga sifatnya statis dan tidak berubah.
• Ideologi Terbuka
Merupakan ideologi yang bersumber dari pandangan hidup bangsa. Nilai-nilai yang
mejadi ide,gagasan dan cita-cita yang terkandung didalamnya digali dari budaya bangsa dan
penerapannya pun tidak perlu dipaksakan.
D. Pentingnya Ideologi bagi suatu Bangsa
• Membentuk identitas negara
• Menyatukan anggota negara
• Mengatasi konflik yang terjadi
• Membentuk identitas negara
• Mengatasi perbedaan yang terjadi di suatu bangsa
• Menjadi dasar & arah yang ingin dicapai oleh suatu bangsa
Ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan
yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Ideologi dalam artian ini
sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan.
Fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa.
Ideologi memiliki kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari mereka.
Ideologi berfungsi=mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan
agama, agama juga berfungsi mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan
dari berbagai ideologi.
TUJUAN BANGSA INDONESIA
Dapat dipelajari dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4 :
 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tupah darah Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia

PERANAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA


1. Menjadi landasan/pedoman bagi penyelenggara negara untuk menjalankan pemerintahan
2. Menjadi pedoman bagi warga untuk bersikap dalam hidup bernegara sekaligus menjadi
hak-hak dan kewajiban WN
3. Digunakan sebagai landasan berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
A.Perbedaan Antara Bangsa dan Negara
Bangsa: Orang yang bersama-sama tinggal di suatu wilayah negara selama 5 tahun
berturut-turut atau Orang-orang yang bersama tinggal di suatu wilayah negara untuk
memenuhi kehidupan dan penghidupan

Negara: Organisasi yg di dalamnya ada wilayah, rakyat, pemerintah yang berdaulat,


dan peraturan yang sah dan ditaati oleh semua rakyat.

B.Kedudukan dan Fungsi Pancasila bagi Bangsa Indonesia Sebagai pandangan hidup
Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi petunjuk dalm kehidupan
sehari-hari Pandangan hidup: kristalisasi nilai-nilai luhur yang dimiliki dan diyakini
kebenarannya dan bertekad untuk melakukannya
Sebagai dasar negara
– Pancasila menjadi dasar & sumber hukum dalam penyelenggaraan negara
Sebagai jiwa kepribadian bangsa
– Pancasila menjadi ciri khas bagi bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain
Sebagai pemersatu bangsa
– Pancasila menjadikan bangsa Indonesia yang beranekaragam menjadi bersatu dalam
semboyan “Bhineka Tunggal Ika”
Sebagai perjanjian luhur
– Rumusan pancasila yang sah dan benar telah disepakati oleh wakil-wakil bangsa
menjelang dan sesudah proklamasi
Sebagai Ideologi negara
– Pancasila sebagai landasan berfikir, bersikap dan bertindak dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara

PENGERTIAN DASAR NEGARA


Dasar negara adalah landasan kehidupan bernegara. Dasar negara bagi suatu negara
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara tersebut tidak memiliki arah
dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya kekacauan.
Dasar negara sebagai pedoman hidup bernegara mencakup cita-cita negara, tujuan
negara, norma bernegara.
-Dasar negara adalah landasan kehidupan bernegara.
Dasar negara bagi suatu negara merupakan sesuatu yang sangat penting. Negara tanpa
dasar berarti negara tersebut tidak punya pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara, maka akibatnay negara itu tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas, sehingga
mudah kacau. Dasar negara sebagai pedoman hidup bernegara mencakup cita-cita, tujuan
dan norma negara,
2.Pancasila sebagai Ideologi Negara
A.Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara
Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima
sila itu adalah:
1.Ketuhanan yang Maha Esa
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa
Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda.
Sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI terdapat kerajaan-
kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan
Tidore.
Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret.
Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan
oleh Perdana Mentri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus
terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang
kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam
Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer di Jawa dan
Madura) No. 23. Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk
selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaan Indonesia.

Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. BPUPKI mengadakan sidang
pertama pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945. Sidang Kedua pada tanggal 10 – 16 Juli 1945.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengusulkan 5 Dasar Negara secara lisan :
1.Peri Kebangsaan
2.Peri Kemanusiaan
3.Peri Ketuhanan
4.Peri Kerakyatan
5.Kesejahteraan Rakyat
Usulan Muhammad Yamin secara tertulis :
1.Ketuhanan Yang Maha Esa
2.Persatuan Indonesia
3.Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4.Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /
Perwakilan
5.Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Di sidang ini, Prof. Dr. Soepomo mendapat giliran menyampaikan pidatonya tentang
rumusan dasar negara :

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengusulkan 5 dasar negara :


1.Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2.Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3.Mufakat atau Demokrasi
4.Kesejahteraan Sosial
5.Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini diberi nama Pancasila oleh Ir.Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh
sebab itu, setiap tanggal 1 Juni 1945 diperingati hari lahirnya Pancasila.
Selesai sidang pertama, para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah
panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya
serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI.
Selesai sidang pertama,1 Juni 1945, BPUPKI sepakat membentuk panitia kecil terdiri
dari 8 orang yang tugasnya menampung usul-usul ,memeriksanya dan melaporkan kepada
sidang pleno BPUPKI. 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antar panitia kecil dengan para
anggota BPUPKI.Hasil yang dicapai adalah disetujuinya pembentukan panitia kecil baru
dengan sebutan panitia 9 dengan anggota :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Adapun anggota panitia kecil adalah :


1.Ir.Soekarno
2.Ki Bagus Hadikusumo
3.K.H. Wachid Hasyim
4.Mr.Muh. Yamin
5.M.Sutardjo Kartohadikusumo
6.Mr.A.A Maramis
7.R.Otto Iskandar Dinata
8.Drs.Muh.Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil dengan para
anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil dari rapat tersebut adalah dibentuknya
panitia sembilan. Anggota nya adalah :
1.Ir. Soekarno
2.Drs. Muh. Hatta
3.Mr. A.A Maramis
4.K.H. Wachid Hasyim
5.Abdul Kahar Muzakkir
6.Abikusno Tjokrosujoso
7.H. Agus Salim
8.Mr. Ahmad Subardjo
9.Mr. Muh. Yamin
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan
sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar yang lebih dikenal dengan
sebutan “Piagam Jakarta”.
Menurut Ir. Soekarno,kelima sila tersebut diberi nama Pancasila,dan dapat diperas menjadi
Trisila yaitu: Nasionalisme, Sosiodemokrasi dan Ketuhanan

Trisila juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu gotong royong

Gotong Royong: Kerjasama atas dasar kesadaran

Sidang BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 – 16 Juli 1945, hasil yang dicapai adalah
merumuskan Undang-Undang Dasar (UUD). Pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuklah PPKI.
Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Sejak saat itu,
Indonesia kosong dari kekuasaan. Waktu tersebut dimaanfatkan untuk memproklamasikan
kemerdekaan. Tanggal 17 Agustus 1945, diumumkan bahwa Indonesia merdeka.
Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang dengan acara :
1.Mengesahkan Hukum Dasar dengan preambulnya (Pembukaan)
2.Memilih Presiden dan Wakil Presiden

NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DAN DASAR NEGARA


1. Nilai – nilai Pancasila sebagai Ideologi
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai Ketuhanan , Kemanusiaan , Persatuan,
Kerayakyatan dan Keadilan. Nilai ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan ,
kebangsaan dan kemasyarakatan. Nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang didalamnya
terkandung nilai lainnya secara lengkap dan harmonis , baik nilai material, nilai vital, nilai
kebenaran(kenyataan) , nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius. Nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif
Nilai – nilai Pancasila bersifat objektif maksudnya
Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia
Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang
mendasar.

Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila itu
bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia itu sendiri.Hal itu dapat dijelaskan karena
Nilai –nilai Pancasila itu timbul dari bang sa Indonesia
Nilai- nilai Pancasila merupakan oandanga hidup bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung nilai- nilai kerohanian
Nilai – nilai Pancasila didalamnya merupakan nilai yang digali , tumbuh dan
berkembang dari budaya bangsa Indonesia .
`` Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan Undang – Undang dasar mengandung
isi yang mewajibkan pemerintah , penyelenggara negara termasuk pengurus partai dan
golongan fungsional untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dang memegang
cita-cita moral rakyat yang luhur.
Butir-Butir Pancasila
1. Butir Sila ke-1
• Mempercayai adanya tuhan Yang Maha Esa
• Mempercayai bahwa tuhan tunggal (satu)
• Menolak paham ateisme
• Menghormati perbedaan agama
• Menjamin kebebasan beragama dan beribadah
2. Butir Sila ke-2
• Mengakui persamaan derajat antar manusia dan bangsa
• Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
• Mengembangkan sikap tenggang rasa
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban sesama manusia
3. Butir Sila ke-3
• Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan
• Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan golongan atau suku
• Ancaman satu wilayah adalah ancaman bangsa secara umum
• Mengakui keanekaragam bangsa dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika
4. Butir Sila ke-4
• Penyelenggaraan musyawarah atas dasar demokrasi
• Mengutamakan musyawarah mufakat
• Mengembangkan demokrasi Pancasila
 Demokrasi Pancasila: Demokrasi yang dijiwai, diwarnai, dan disemangati oleh
nilai-nilai luhur Pancasila
• Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain
5. Butir Sila ke-5
• Tidak semua cabang produksi dikuasai oleh negara
• Dikembangkannya demokrasi ekonomi
• Kekayaan alam untuk kemakmuran bersama
• Mengutamakan kegotong-royongan
• Pihak yang kuat ikut membantu pihak yang lemah

Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1995


1.Negara kesatuan/ persatuan
(Pasal 1 ayat 1 UUD 1945)
2. Negara Ketuhanan Yang Maha Esa
(Pasal 29 ayat 1 UUD 1945)
3. Negara yang berkedaulatan rakyat
(Pasal 1 ayat 2 UUD 1945)
4. Negara yang hendak mewujudkan keadilan sosial
(Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945)
Keunggulan Ideologi Pancasila dibanding dengan Ideologi lain
• Digali dari nilai-nilai yang benar-benar dihayati oleh bangsa Indonesia
• Dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan
• Adanya keseimabangan antara kepentingan umum denagn kepentingan pribadi

1. Pemberontakan PKI tahun 1948 di Madiun dan G30/PKI tahun di Jakarta (Lubang Buaya)
2. Pemberontakan DI/TII.Gerakan kelompok warga yang menginginkan Ideologi Pancasila
diganti dengan Ideologi agama tertentu
3. Gerakan sosial liberal yang berlebihan menimbulkan anarkisme
4. Sakralisasi Ideologi Pancasila
(tidak boleh mengembangkan nilai-nilai Pancasila)
5. Waspada terhadap setiap gangguan yang merongrong Ideologi Pancasila baik dari
dalam/luar
Dalam : PKI,DI,TII
Luar : Penjajah
6. Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
7. Mengembangkan keteladanan pemimpin bangsa dalam mengamalkan Pancasila
8. Menghindari 4 sikap-sikap negatif seperti egoisme,hidonisme,fanatik dan sukularisme
Egoisme :Sikap memenangkan diri sendiri
Hidonisme :Sikap merendahkan diri terhadap orang lain
Fanatik :Sikap yang membenarkan apa yang kita percayai
Sukularisme :Sikap yang membeda-bedakan keturunan
9. Menempatkan Pancasila sebagai sumber hukum dalam pembentukan hukum
10. Mengembangkan demokrasi Pancasila menurut UUD 1945
Nilai – nilai Pancasila sebagai Dasar Negara
Nilai – nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap tingkah laku dan
pengambilan kepitusan para penyelenggara negara dan pelaksana pemerintah harus selalu
berpedoman pada Pancasila . Pancasila sebagai sumber nilai menunjukan identitas bangsa
Indonesia yang memiliki nilai- nilai kemanusian yang luhur , hal ini menandakan bahwa
dengan Pancasila bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan , penindasan , dan
kekerasan antara satu sama lain.
Nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan bebangsa bagi
seluruh rakyat Indonesia , Pancasila juga sebagai paradigma pembangunan, maksudnya
sebagai kerangka pikir ,sumber nilai , orentiasi dasar , sumber asas serta arah dan tujuan dari
suatu perkembangan perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu . Pancasila sebagai
paradigma pembangunan mempunyai arti bahwa Pancasila sebagai sumber nilai , sebagai
dasar , arah dan Pancasila sebagai sumber nilai, sebagai dari proses pembangunan
Pancasila mengarahkan pembangunan agar selalu dilaksanakan demi kesejahteraan
umat manusia dengan rasa nasionalisme . Pembangunan disegala bindang selalu mendasar
pada nilai – nilai pancasila
Di bidang Politik misalnya , Pancasila menjadi landasan bagi pembangunan politik ,
dan dalam prakteknya menghindarkan praktek – praktek yang bermoral dan tak bermartabat
sebagai bangsa yang memiliki cita- cita moral dan budi pekerti yang luhur
Nilai Pancasila menjadi landasan dalam pembentukan hukum yang aspiratif .
Pancasila menjadi sumber nilai dan sumber norma bagi pembangunan hukum .Dalam
pembaharuan hukum yang berkedudukan sebagai peraturan yang paling mendasar di Negara
Ksatuan Republik Indonesia . Pancasila menjadi sumber dari tata tertib di Indonesia .
Pancasila menentukan isi dan bentuk peraturan perundangan di Indonesia . Pancasila sebagai
sumber hukum dasar nasional . Sebagai sumber hukum dasar , Pancasila juga mewarnai
penegakan hukum di Indonesia
Di bidang Sosial Budaya , Pancasila merupakan sumber normatif dalam
pengembangan aspek sosial budaya yang mendasar pada nilai – nilai kemanusian , nilai
Ketuhanan dan niali keberadaban . Pembangunan di bidang sosial budaya senantiasa
mendasar pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
yang beradab . Pembangunan bidang sosial budaya menghindarkan segala tindakan yang
tidak beradab . Pembangunan bidang sosial budaya menghindarkan segala tindakan yang
tidak beradab , dan tidak manusiawi , sehingga dalam proses pambangunan haruslah selalu
mengangkat nilai- nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri sebagai niali dasra yaitu nilai
Pancasil
Dalam pembangunan sosial budaya perlu ditumbuhkembangkan kembali budaya
malu, dan budaya keteladanan
Di bidang ekonomi , Pancasila juga menjadi landasan nilai dalam pelaksanaan
perkembangan ekonomi . Pembangunan Ekonomi yang berdasarkan atas nilai-nilai Pancasila
selalu mendasar pada nilai kemanusiaan artinya pembangunan ekonomi untuk kesejahteraan
umat manusia , pembangunan ekonomi semata melainkan demi kemanusiaan dan
kesejahteraan seluruh bangsa.

Sikap Positif Terhadap Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, Dan


Bernegara
Sikap positif dapat diartikan sikap yang baik dalam menanggapi sesuatu. Sikap positif
terhadap nilai-nilai Pancasila berarti sikap yang baik dalam menanggapi dan mengamalkan
nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari.

Walaupun kenyataannya melaksanakan nilai-nilai Pancasila tidaklah mudah, bangsa


Indonesia harus tetap berusaha melakukannya. Berikut ini diuraikan secara singkat contoh
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan
silanya masing-masing.

1.Pelaksanaan Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”


Dalam sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” terkandung nilai ketuhanan dan
keagamaan. Maka, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara, harus dijiwai dengan nilai-nilai sila tersebut. Hal-hal yang dapat kita lakukan antara
lain:
a. Mewujudkan kehidupan religious yang sejati
b. Mengusahakan terwujudnya ketakwaan warga negara dan masyarakat kepada Tuhan
Yang Maha Esa;
c. Menjalankan pemerintahan negara dengan prinsip-prinsip etika, kebenaran, dan
keadilan
2. Pelaksanaan Sila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
Sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”mengandung nilai utama kemanusiaan.
Pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, dengan begitu, harus dapat perlakukan wargan
egara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Karena itu, penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara, harus dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai brerikut

a. Menghormati hak-hak asasi manusia

b. Memecahkan berbagai masalah hidup warga negara dengan cara yang adil
c. Membina sikap saling tolong antarwarga
3. Pelaksanaan Sila “Persatuan Indonesia”
Dalam sila “Persatuan Indonesia” terkandung nilai persatuan dan nasionalisme religius.
Yang dimaksud nasionalisme religius adalah semangat kebangsaan yang dilandasi dengan
moral keagamaan dan ketuhanan. Hal-hal yang harus dilakukan dalam kehidupan berbangsan
dan bernegara antara lain:

a.Mengakui keragaman suku sebagai kekayaan bangsa


b.Menciptakan kerukunan hidup antarsuku yang ada di Indonesia
c.Menjaga persatuan bangsa
4.Pelaksanaan Sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikamt Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan”
SIla keempat ini, mengandung nilai kerakyatan dan demokrasi. Rakyat dan demokrasi
saling terkait dan harus diperjuangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegera. Karena itu,
terkait dengan pelaksanaan sila keempat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, hal-hal
yang harus di lakukan sebagai berikut:
a.Memberikan kesempatan rakyat untuk mengajukan kritik dan saran dalam pelaksanaan
pembangunan
b.Mewujudkan adanya lembaga perwakilan rakyat yang aspiratif

5.Pelaksanaan Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”


Dalam sila kelima ini, terkandung nilai keadilan dan pemerataan sosial. Artinya,
keadilan merupakan hal yang akan dan harus di wujudkan dalam kehidupan masyarakat
secara merata dan menyeluruh. Terkait dengan pelaksanaan sila kelima ini, hal-hal yang
harus dilakukan antara lain:
a.Melaksanakan pembangunan yang merata di semua lapisan masyarakat dan wilayah negara
b.Memberikan perlakuan yang sama dan adil kepada warga negara dalam berbagai bidang
dan sektor ke hidupan
Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat
Setiap warga Negara hendaknya senantiasa mengamalkan nilai-nilai yang terdapat
dalam Pancasila. Sebab, dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari diharapkan terwujud suatu kehidupan masyarakat Indonesia yang religius, humanis,
bersatu, demokratis, sejahtera, adil, dan makmur.

Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari merupakan cermin sikap positif
warga Negara terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

1.Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Politik


Mengemukakan Pendapat Secara Bebas dan Bertanggung Jawab
Sebagai Negara yang menganut paham demokrasi Pancasila, kita dapat mengemukakan
pendapat kita dengan bebas. Namun kebebasan tersebut harus kita lakukan dengan penuh
tanggung jawab dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Menyelenggarakan pemilu dengan baik dan penuh tanggung jawab
Penyelenggaraan pemilu merupakan salah satu wujud dari kehidupan dan kegiatan politik
kita. Pemilu bertujuan untuk memilih wakil-wakil kita yang akan duduk di parlemen. Salah
satu peranan wakil-wakil rakyat tersebut adalah aspirasi dan kepentingan kita sebagai
anggota masyarakat.
Menjalankan Kegiatan Pemerintahan dengan Jujur dan Konsekuen
Menjalankan kegiatan pemerintahan harus dilakukan dengan jujur, konsekuen, dan
penuh rasa tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Bila hal ini dilakukan dengan
baik dan benar maka akan tercipta pemerintahan yang jujur, bertanggung jawab, dan lebih
memihak kepada kepentingan masyarakat banyak, bukan kepentingan pribadi ataupun
golongan. Sebaliknya, jika roda pemerintahan tidak dijalankan dengan jujur, konsekuen, dan
bertentangan dengan nilai-nilai pancasila, maka akan tercipta pemerintahan yang korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta tidak berpihak pada kepentingan masyarakat.

2.Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Ekonomi


Memanfaatkan sumber daya alam dengan baik.
Pemanfaatan sumber daya alam itu dapat dapat dilakukan melalui peningkatan sektor
agribisnis, agroindustri, serta upaya-upaya lainnya yang bertujuan pemerataan pendapatan
dan peningkatan kesejahteraan.
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perekonomian dengan menghilangkan berbagai
bentuk distorsi ekonomi.
Pembuatan undang-undang untuk memperkuat fundamental atau dasar ekonomi yang
berkeadilan seperti UU antimonopoli, UU Perlindungan Konsumen.
Menjalankan kegiatan perekonomian dengan jujur, tidak merugikan orang lain, dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dalam Pancasila.
3.Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Sosial
a.Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain:
 Melaksanakan ajaran agama masing-masing dengan baik
 Tekun beribadah
 Saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama
 Tidak memaksakan agama kepada orang lain.
b.Pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain:
Senantiasa menghormati dan menghargai sesama manusia, agama, suku, ras, dan lain-
lain.
Suka membantu dan menolong sesama manusia dalam kebenaran dengan ketulusan dan
kejujuran
Tidak menyakiti orang lain dalam bentuk apapun.
c.Pengamalan sila Persatuan Indonesia, antara lain:
Selalu mengutamakan kebersamaan, kerukunan, persatuan.
Selalu menjalin hubungan dan kerja sama yang baik.
Tidak mempermasalahkan segala perbedaan sesama manusia.

d.Pengamalan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyarawatan/Perwakilan, antara lain:
Mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan bersama
Menghargai perbedaan pendapat dan pandangan antarsesama manusia
Menghargai dan menjunjung tinggi demokrasi

e.Pengamalan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, antara lain:
Bersikap adil
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Tidak mengambil hak orang lain
Memiliki kemauan keras untuk maju dan bersama-sama membangun bangsa dan negara.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang
dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Dasar Negara/Pancasila adalah landasan kehidupan bernegara. Dasar negara bagi
suatu negara merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu
adalah:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Paradigma.Yogyakarta.
2. Budiyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Erlangga. Jakarta.
3. Www.google.com

Anda mungkin juga menyukai