PENDAHULUAN
Agenda habituasi memberikan kesempatan bagi peserta untuk melakukan proses aktualisasi
melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperoleh. Dalam kegiatan aktualisasi,
pada setiap kegiatan harus dipadukan dengan kompetensi yang telah didapatkan oleh CPNS pada
agenda dua dan tiga. Agenda dua yaitu mengenai Nilai-Nilai Dasar PNS yang merupakan nilai-
nilai positif berkaitan dengan akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti-
korupsi (ANEKA). Pada agenda 3 memuat pemahaman mengenai Kedudukan dan Peran PNS
dalam NKRI yang berhubungan dengan konsep Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of
Government. Pada agenda habituasi, peserta melaksanakan proses aktualisasi berdasarkan pada
pengalaman OJT (On Job Training) di unit kerja masing-masing.
Menurut pengamatan penulis saat melaksanakan proses habituasi, salah satu kegiatan yang
sering dilaksanakan oleh pegawai adalah kegiatan beribadah. Lokasi habituasi penulis berada di
lantai 4 Gedung Cipta Karya, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman. Pada lantai ini,
kegiatan beribadah telah difasilitasi dengan ruang beribadah yang berlokasi di dekat pintu masuk
ruangan direktorat. Dengan letak ruang ibadah yang berada di depan pintu direktorat, kerapihan
ruang beribadah berpengaruh terhadap citra ruangan direktorat itu sendiri. Pada kesehariannya
sering ditemui ketidakteraturan peletakan alas kaki pegawai yang beribadah, hal ini menimbulkan
kesan kurang rapi. Ruang ibadah juga telah dilengkapi partisi untuk memberi batas antara
pegawai laki-laki dan perempuan saat melaksanakan ibadah, namun pembatas belum optimal dari
segi penataan dan pemilihan warna. Hal lain yang penulis amati adalah terkait pencahyaan
ruangan dan pemeliharaan ruangan yang masih dapat ditingkatkan untuk mendukung
kenyamanan ruangan.
Sebagai ruangan yang sering digunakan pegawai dalam aktivitas keseharian di lingkungan kantor,
ruang beribadah diharapkan menjadi area yang dapat memberikan efek kesegaran batin bagi
1
pegawai karena berhubungan dengan kegiatan spiritual masing-masing pegawai. Faktor
kenyamanan fasilitas dapat mendukung kegiatan beribadah secara optimal. Saat kegiatan ibadah
dapat dilaksanakan di fasilitas yang nyaman, diharapkan pegawai dapat memperoleh efek
kesegaran batin setelah beribadah dan dapat melanjutkan aktivitas kerja dengan kondisi yang
lebih baik. Untuk itu, perlu adanya identifikasi isu yang berkaitan dengan kenyamanan ruang
ibadah yang kemudian dijadikan sebagai bahan dasar untuk menyusun respon berupa rancangan
desain ruang yang dapat mendukung kenyamanan ruang ibadah lantai 4 Direktorat Jenderal Cipta
Karya.
2
BAB II
DESKRIPSI AKTUALISASI DAN KAJIAN TEORI
Pada ruang beribadah yang telah disediakan, penulis mencoba mengidentifikasikan isu
berdasarkan alur pergerakan manusia dalam melaksanakan kegiatan beribadah. Setelah
melaksanakan wudhu, pergerakan akan langsung mengarah ke pintu depan ruang beribadah. Di
depan pintu ruangan sering ditemui alas kaki pegawai yang melaksanakan ibadah tergeletak tidak
beraturan di depan pintu ruangan, hal ini menimbulkan kesan kurang rapi. Setelah memasuki
fasilitas ibadah, hal yang berkaitan antara pergerakan manusia dan ruangan adalah area sirkulasi
gerak manusia. Ruang ibadah telah dilengkapi partisi untuk memberi batas antara pegawai laki-
laki dan perempuan saat melaksanakan ibadah, namun pembatas ini kurang membentuk batasan
jelas antara area ibadah dengan area sirkulasi gerak manusia sehingga terjadi penumpukan
pegawai yang ingin keluar masuk ruangan. Hal lain yang penulis amati adalah terkait
pencahayaan ruangan yang kurang memperhatikan pemilihan warna sehingga ruangan terkesan
gelap. Permasalahan yang lain adalah pemeliharaan ruangan, hal tersebut terkait dengan masih
sering terjadi kebocoran pipa yang melintas di atas ruangan ruang beribadah.
3
Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
didukung oleh sub bagian tata usaha dan 5 (lima) sub direkotrat, meliputi:
a. Sub Direktorat Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan
b. Sub Direktorat Keterpaduan Pembiayaan
c. Sub Direktorat Keterpaduan Pelaksanaan
d. Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem Informasi
e. Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi
Secara skematik, hubungan kerja antar sub Direktorat di DIt. KIP diperlihatkan pada gambar 2.1.
4
Penerapapan warna dalam ruangan dapat memperhatikan efek suasana yang akan
ditimbulkan. Warna merah cocok digunakan untuk aksen ruangan agar lebih cerah, namun
tidak dianjurkan menjadi warna dominan dalam ruangan. Warna kuning mengesankan hangat
dan gembira. Kuning dapat menciptakan perasaan optimis, percaya diri dan dapat memancing
kreatifitas (Swasty:2010).
3. Teori Pencahayaan Ruang
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada sebuah bidang permukaan.
Menurut sumber cahaya, terdapat dua jenis suber pencahayaan alami dan buatan. Pada tulisan
ini akan membahas sumber cahaya buatan. Sistem pencahayaan buatan terbagi menjadi tiga
jenis yaitu sistem pencahayaan merata, sistem pencahayaan setempat, dan sistem
pencahayaan gabungan. Ruangan yang membutuhkan tingkat pencahayaan tinggi untuk tugas
visual dengan ketelitian tinggi, sistem pencahayaan gabungan cocok untuk diterapkan.
Ruangan yang membutuhkan cahaya yang fokus pada satu area sesuai dengan sistem
pencaayaan setempat. Sedangka untuk sistem pencahayaan merata, ruangan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi dalam melihat cocok untuk diterapkan.
5
2.5 Matriks Kegiatan Aktualisasi
Tabel 2.1. Matriks Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Visi-Misi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Substans Mata Penguatan Nilai Organisasi
Organisasi
Pelatihan
1 Survey lokasi eksisting a. Observasi kondisi eksisting Data ukuran dan foto Komitmen Mutu, Mendukung Misi PUPR yang Profesional, Integritas,
b. Pengolahan Data ruang beribadah Akuntabilitas kelima yaitu meningkatkan tata Orientasi Misi
kelola sumber daya organisasi
bidang pekerjaan umum yang
2 Perencanaan dan a. Melakukan kegiatan Produk rencana Desain Kualitas Mutu meliputi sumber daya manusia, Profesional, Orientasi Misi,
Desain Fasilitas perencanaan Desain Ruang ruang beribadah pengendalian dan pengawasan, Visioner
Neribadah Beribadah kesekertariatan serta penelitian
b. Mencetak Desain Ruang dan pengembangan untuk
Beribadah mendukung fugsi manajemen
3 Konsultasi Desain a. Melakukan konsultasi Masukan dari mentor Etika Publik, Komitmen meliputi perencanaan yang Profesional, Integritas
Awal ke Mentor dengan Mentor mengenai berupa daftar masukan Mutu terpdu, pengorganisasian yang
desain ruang beribadah dan perubahan konsep efektif, pelaksanaan yang tepat,
b. Mengolah data usulan dan pengawasan yang ketat.
4 Revisi Desain atas a. Melakukan revisi desain Desain Ruang Beribadah Komitmen Mutu, Orientasi Misi, Visioner,
Masukan Mentor ruang beribadah Final Akuntablitas Profesional,
b. Mencetak Desain
5 Penyerahan produk a. Membuat draft surat Produk aktualisasi Akuntablitas, Profesional, Orientasi Misi,
aktualisasi ke Sub rekomendasi diserahkan ke Sub Bagian Etika-Akhlakul Karimah
Bagian TU Dit.KIP b. Mengajukan pengesahan TU Dit. KIP
surat rekomendasi
c. Menyerahkan produk
aktualisasi ke Sub Bagian
TU Dit. KIP
6
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Libur Akhir Pekan
Tugas Sub Direktorat
Tabel 2.2. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
7
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI
Gambar 3.1 Foto Dokumentasi Kegiatan 1 dan Hasil Observasi Langsung Berupa Denah
Ruangan Eksisting
8
dimensi membantu penulis untuk menggambarkan elemen ruang secara detail seperti jenis,
bentuk dan warna perabot pelengkap ruang, warna dinding dan elevasi dalam ruangan.
9
Output dari kegiatan ini adalah daftar masukan dari mentor dan perubahan konsep baru
penyusunan desain ruang beribadah.
10
Gambar 3.4 Foto Dokumentasi Kegiatan 4
11
Gambar 3.5 Foto Dokumentasi Kegiatan 5
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan aktualisasi ini, didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Kenyamanan ruang beribadah di lantai 4 Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
berdasarkan hasil observasi masih ditemui kekurangan pada beberapa aspek dan masih dapat
ditingkatkan;
2. Usulan desain ruang beribadah yang telah disusun penulis dapat dijadikan masukan bagi pihak
yang berwenang untuk mewujudkan ruang beribadah yang lebih nyaman.
4.2. Rekomendasi
Rekomendasi dari penulis adalah Usulan desain ruang beribadah yang telah disusun penulis
diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak yang berwenang untuk mewujudkan ruang
beribadah yang lebih nyaman. Dengan ruang beribadah yang lebih nyaman, diharapkan juga
pegawai lantai 4 Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dapat menjalankan ibadah
dengan optimal.
13
DAFTAR PUSTAKA
D. K. Ching, Francis. 2000. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya. ed.ke-2. Terj. Nurrahman Tresani
Harwadi. Jakarta: Erlangga.
Neufert, Ernst, (2002), Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi, PT. Erlangga, Jakarta.
Swasty, Wirania (2010). A-Z Warna Interior Rumah Tinggal. Depok : Penerbit Griya Kreasi
14