GIZI KLINIK
Nad: Hepatitis
1. Nab: Arcites
Manda: Dorlan, akumulasi cairan sel di rongga abdomen...
Intan: epusi itu apa? Cairan serosa?
Sal: epusi itu penumpukan cairan, menyebabkan perut membesar
Ayu: Dorland, epusi keluarnya cairan dari ....
Lala: Dorland, serosa adlh memban yg melapisi ....
Fina: Arcites membuat cairan menumpuk ....
Alfa: Epusi itu melapisi serosanya....
Fil: Dorland, sirosis sekelompok penyakit hati yg ditandai peradangan, hilangnya bentuk hati,
fibrosis, ...
Lala: ...
Fina: Ada penyebabnya macam-macam, kecanduan alkohol, retensi empedu dkk (dorland)
Chica: Penyakit hati kronik yg disebabkan perubahan jaringan hati atau sirosisnya ...
3. Ayu: Spironolakton
Nab: hipertensi ensensial dan edema (iso)
Fira: dorland, salah satu senyawa golongan spironolakton yg me... na dan k....
Fil: fungsi utk menurnkan eksresi na dan k, terapi edema
Ayu: Salah satu senyawa yg melawan aktivitas transfer na di ginjal
Intan: Edema yg disebabkan ....
4. Manda: PCV
Hematokrit atau Packed Cell Volume (PVC) adalah besaran volume sel darah merah total
di dalam 100 ml darah. Kadar hematokrit normal sebanding dengan kadar hemoglobin dan
jumlah eritrosit. Kadar hematokrit sangat tergantung pada jumlah eritrosit karena eritrosit
merupakan masa sel terbesar di dalam darah. Penurunan kadar hematokrit dipengaruhi oleh
kekurangan asam amino, sedangkan peningkatan hematokrit dipengaruhi oleh dehidrasi
sehingga perbandingan eritrosit terhadap plasma darah di atas normal (Wientarsih et al.,
2013).
4. Alfa: ranitidine
Alfa: Dorland, dalam bentuk garam hidroklorit utk penyembuhan sekresi lambung....
6. Chica: AMDK
CUES
1. Nad: Ahli gizi diharapkan mampu melakukan asuhan gizi pd Ny. SA sesuai diagnosa pasien,
yaitu sirosis hati
PROBLEM IDENTIFICATION
2pEtiologi
Chica: alkoholik terlalu sering mengonsumsi alkohol, barier krn adanya infeksi
virus
Alfa: bisa juga krn pola makan yg krg baik
Manda: mekanisme alkoholik?
Intan: Alkohol dpt merusak hati, jika terus menerus bisa merusak hati
sehingga menjadi sirosis
Fil: Alkohol tdk ada fungsi pd tubuh, hati akan metabolisme alokohlol,
membuat hati bekerja terlalu keras dan menjadi sirosis
1. Hepatitis Virus
Menurut Longo & Fauci (2013), dari pasien yang terpajan oleh Virus Hepatitis C (HCV), sekitar 80%
akan mengalami Hepatitis C kronik dan dari mereka, sekitar 20-30% akan menderita Sirosis hati dalam
20-30 tahun. Hepatitis C Virus (HCV) adalah suatu virus nonsitopatik dan kerusakan hati mungkin
diperantarai oleh proses imunologik. Perkembangan penyakit hati akibat Hepatitis C kronik ditandai
oleh fibrosis porta disertai bridging fibrosis dan pembentukan nodus-nodus yang akhirnya memuncak
berupa terjadinya Sirosis hati. Pada Sirosis hati akibat Hepatitis C kronik, hati kecil dan menciut dengan
gambaran khas pada biopsi hati berupa Sirosis hati campuran makro dan mikronodular. Temuan
serupa dijumpai juga pada pasien dengan Sirosis hati akibat Hepatitis B kronik. Dari pasien-pasien yang
terpajan oleh Hepatitis B, sekitar 5% mengalami Hepatitis B kronik dan sekitar 20% dari pasien ini akan
berlanjut menjadi Sirosis hati (Longo & Fauci, 2013).
2. Alkohol
Minum alkohol berlebihan dalam jangka waktu yang Panjang dapat menyebabkan berbagai penyakit
hati kronik, termasuk perlemakan hati alkoholik, Hepatitis alkoholik dan Sirosis alkoholik. Selain itu,
pemakaian alcohol yang berlebihan ikut menimbulkan kerusakan hati pada pasien yang sudah
mengidap penyakit hati lain misalnya Hepatitis C, hemakromatosis dan pasien dengan perlemakan
hati akibat obesitas. Konsumsi alkohol kronik dapat menimbulkan fibrosis tanpa disertai peradangan
dan nekrosis. Fibrosis dapat terletak sentrilobulus, periselular, atau periporta (Longo dan Fauci, 2013).
Resiko seseorang yang sering mengkonsumsi alkohol terkena Sirosis hati adalah 20-50%. Diduga
sedikitnya 15% dari pecandu alkohol akan mengidap Sirosis hati.
3. Zat Hepatotoksik
beberapa obat-obatan dan bahan-bahan kimia dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel pada
hati, salah satunya dapat menyebabkan Sirosis hati. Zat hepatotoksik yang dimaksud diantaranya
adalah karbon tetraklorida, parasetamol, obat bius, obat penenang, hormon seksual dan jamu.
Karbon tetraklorida biasanya digunakan sebagai bahan pembersih dan bila terminum dapat merusak
jaringan hati. Parasetamol adalah obat penekan rasa sakit dan dapat dibeli bebas di apotik. Bila
digunakan dengan dosis yang tepat, hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan dan cukup aman.
Tetapi jika parasetamol diminum dengan dosis yang besar dan terus-menerus, dapat berbahaya
karena hati tidak mampu mengolahnya, akibatnya akan terjadi kerusakan pada sel-sel hati. Obat bius
(contohnya halotan) yang sering digunakan pada saat operasi juga dapat menyebabkan peradangan
hati jika sering digunakan. Beberapa obat penenang seperti klorpromazin, dapat menyebabkan
kerusakan hati. Obat ini juga mengganggu aliran empedu sehingga membuat kulit berwarna kuning
dan timbul gatal-gatal. Menggunakan jamu sebagai obat sering dianggap aman, hal ini tidak selalu
benar. Contoh jamu yang berbahaya adalah bush tea, jamu ini dapat menimbulkan kerusakan hebat
pada hati dan menyebabkan darah membeku dalam pembuluh darah di hati.
4. Hemokromatosis
5. Penyakit Wilson
Penyakit Wilson adalah suatu penyakit herediter homeostatis tembaga dengan kegagalan
mengekskresikan kelebihan tembaga yang menyebabkan penumpukan di hati. Penyakit ini relatif
jarang,dapat terjadi pada 1 dari 30.000 orang. Penyakit Wilson biasanya terjadi pada remaja dan
dewasa muda. Biasanya hanya sekitar 4 miligram zat tembaga dari makanan yang kita komsumsi
setiap harinya, dan sekitar setengahnya akan dikeluarkan dan sisanya akan dipakai untuk
menjalankan fungsi tubuh secara normal. Namun, pada penyakit wilson hanya 0,2-0,4 mg zat
tembaga yang dikeluarkan sehingga terlalu banyak zat tembaga yang terakumulasi dalam tubuh dan
akhirnya meracuni jaringan-jaringan tubuh (Longo& Fauci, 2013).
Sal: sirosis hepatis sdh menganggu ginjal, krn sgpt tinggi, tekanan darah tinggi,
Fira: berhubungan konsumsi lemak, kadar lemak tinggi menyebabkan hipertensi yg akan
mengurangi fungsi ginjal
Manda: ada penumpukan cairan dan na, ginjal bekerja keras utk mengeluarkan,
sehingga bak sedikit...
Lala: beda acites dan edema?
Fina: Edema bisa terjadi di seluruh tubuh. Acites khusus di rongga, cairan numpuk di
perut ....
Arsites
Asites adalah penimbunan cairan serosa dalam rongga peritoneum,
juga merupakan manifestasi kardinal Sirosis hati dan bentuk berat lain dari
penyakit hati. Mekanisme primer penginduksi Hipertensi porta adalah
resistensi terhadap aliran darah melalui hati. Hal ini menyebabkan
peningkatan tekanan hidrostatik dalam jaringan pembuluh darah intestinal.
Hipoalbiminemia terjadi karena menurunnya sintesis yang dihasilkan oleh
sel-sel hati yang terganggu. Hipoalbuminemia menyebabkan menurunnya
tekanan osmotik koloid. Kombinasi antara tekanan hidrostatik yang
meningkat dengan tekanan osmotik yang menurun dalam jaringan
pembuluh darah intestinal menyebabkan terjadinya transudasi cairan dari
ruang intravaskular ke ruang interstial sesuai dengan hukum gaya Starling
(ruang peritoneum dalam kasus Asites). Hipertensi porta kemudian
meningkatkan pembentukan limfe hepatik, yang menyeka dari hati ke
dalam rongga peritoneum. Mekanisme ini dapat menyebabkan tingginya
kandungan protein dalam cairan Asites, sehingga meningkatkan tekanan
osmotik koloid dalam cairan peritoneum dan memicu terjadinya transudasi
cairan dari rongga intravaskular ke ruang peritoneum. (Longo & Fauci, 2014)
Edema
Ketika liver kehilangan kemampuannya membuat protein albumin,
air menumpuk pada kaki (edema) dan abdomen (ascites). Faktor utama asites
adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler usus . Edema umumnya
timbul setelah timbulnya asites sebagai akibat dari hipoalbuminemia dan
resistensi garam dan air.
3. Fina: Bagaimana dampak sirosis hati thd metabolisme zat gizi dan status gizi?
Lala: nafsu makan menurun krn rasa tak enak, berdampak ke status gizi
Fil: penurunan fungsi jarigan hati, zat gizi tdk bisa dimetabolisme sempurna, status
gizi krg
Sal: peningkatan kebutuhan protein...
Fina: metabolisme kh terganggu..
Sal: masih dlm kadar normal, memilih bhn makanan ...
Fina: kebutuhan protein tinggi krn glukoneogenesis. Protein akan dipecah....
Antropometri
Nab: LLA ...
Fil: Kemungkinan gizi kurang krn di bawah 30
Manda: standar kemungkinan 30. Kemungkinan status gizi 80% status gizi krg
Fina: krn ada edema, perlu koreksi edema. Jika ada di kaki tangan, dikurangi 1 kg.
Manda: koreksi edema 1 kg atau 10% dr penimbangan bb
Fil: TB estimasi: 153,1 cm; bbi = tb - 100 = 53,1 kg
Biokimia
Fira: Sgpt sgot tinggi, krn kerusaka hati dan infeksi
Chica: Hb, albumin, ...
Nab: gds tinggi krn gangguan metabolisme kh dan albumin rendah krn defisiensi
protein
Fina: aliran darah ke hati tdk bisa dan menetap, akan terus menyaring eritrosit ... juga
menunjukkan anemia
Lala: asupan makanan rendah shg albumin rendah
Ekologi
Nad: tidak pernah olagraga, belum mendapat edukasi gizi, ...
Alfa: belum pernah mendapat edukasi gizi, belum paham makanan yg bisa
menghindari sirosis
Chica: krn keadaan penyait membuat tdk suka olahraga
Farmakologi
Ayu: Iom pd umumnya, tdk dikonsumsi bersama susu dan pisang
Lala: tdk dikonsumsi bersama alkohol
Alfa: tidak bersama kafein
Salva: curcuma utk nafsu makan, a folat utk anemia dan krn ada gangguan...
Nad: tdk diminum bersama grape fruit ...
Nab: spironolakton utk edemanya
Lala: furosemid utk sirosis
Intan: spesifik utk edema
Sal: diuretik utk meningkatkan natrium
Fil: anemia krn gangguan penyerapan, mungkin anemia defisiensi a folat
Prinsip
Ayu: Diet rendah lemak krn adanya sirosis hati
Chica: rendah garam, TETP krn adanya infeksi
Syarat (alasan protein kenapa diberi segitu, kenapa protein diberi di luar hitungan
protein, konsistensi makanan, ada kondisi ensefalopati hati -> cari tahu lagi)
Fira: Energi 40 kkal/BBI = 2120 kkal, protein 20% (106 g), lemak 25% (58 g), kh 55%
(291.5 g)
Fina: tinggi protein 1.2 – 2 g/BBI . Kita pilih 1.5 g krn pasien menderita sirosis dan
adanya infwki
Manda: Pake BbI krn status gizi kurang
Sal: Kh diutamakan kh kompleks yg mengandung tinggi serat, protein dgn cerna tinggi
dan bcaa (telur susu ikan kacang), lemak tdk jenuh (alpukat, kacang almon, minyak
kelapa)
Fil: cairan 1200 ml, serat cukup 25 g
Nab: fe asam folat, zink utk sistem umum
Fira: Vit a c e sesuai akg (antioksidan)
Manda bentuk makan biasa krn tdk ada gangguan makan
Ayu: krn ada gangguaan makan, diberikan dlm suhu ruang
Fira: frekuensi ...
Edukasi
yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyFira: sasaran pasien
dan keluarga. Media dgn leaflet dan food model, materi ttg makanan yg dianjurkan
dan tdk dianjurkan dan kebutuhan gizi pasien. frekuensi saat visite dan keluar rs.
Metode ceramah
Alfa: materi alasan diberikan diet.
Chica: Pengolahan makanan yg baik dan hubungan penyakit
Kolaborasi (RC 1)
Nad: kolaborasi terkait data lab dan obat
Salva: kolaborasi terkait anamnesa dan fisik klinis
7. Bagaimana monev gizi yg tepat utk Ny. SA? (Fira, Fina, Nab, Chica)
Indikator Parameter Frekuensi Metode Target
RH asupan Asupan e, p, l, Setiap hari Rcal 24 jam Asupan > 80%
energi, pro, kh
lemak, kh
Data biokima Hb, sgpt, sgot, Hasil lab Setiap hasil lab Kembali normal
gds, albumim keluar
rendah
Fisik klinis Data gejala Setiap hari Pemeriksaan Tanda gejala
sirosis langsung berkuran
Edukasi Tingkat Pasien pulang Tanya jawab Tingkat
pengetahuan dan visite pengetahuan
meningkat 80%
Komposisi Status gizi lila 1 bulan sekali Pengukuran LILa Status gizi
tubuh normal
DAFTAR PUSTAKA
1. Adriana dkk. 2012. Nutritional Status in Cirrhotic Patients. J Clinical Medicine 7 (4): 284-
298
2. Bruyneel dan Seeste. 2018. Sleep disturbances in patients with liver cirrhosis:
prevalence, impact, and management challenges. 10: 369-375
3. Hardigaloeh dkk. 2018. Kekuatan genggam tangan, skor Child Pugh, dan massa otot pada
pasien dengan sirosis hati. J Gizi klinik Indonesia 14 (3): 122-129.
4. Longo dan Fauci. 2014. Harrison Gastroenterologi dan Hepatologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
5. Nurdjanah S. Sirosis Hati. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM,
Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke 6. Jakarta: Internal Publishing; 2014.
1978-1983.
6. Purnomo, Jlitheng (2007) Asupan energi, Zat Gizi MAkro dan Status Gizi pada Pasien
Sirosis Hepatis di Bangsal Melati RSUD DR. Moewari Surakarta. Diploma thesis,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
7. Wientarsih,Ietje dkk., 2012, Aktivitas Penyembuhan Luka oleh Gel Fraksi Etil Asetat
Rimpang Kunyit pada Mencit Hiperglikemia . Jurnal Veteriner