Periode postnatal / postpartum atau masa nifas adalah interval 6 minggu antara
kelahiran bayi dan kembalinya organ reproduksi ke keadaan normal sebelum hamil. Nifas /
puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-alat
reproduksi yang lamanya kurang lebih sekitar 6 minggu.
Adaptasi Psikologis
Adaptasi ibu terhadap kelahiran bayi dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
a. Fase Taking In
Waktu refleksi bagi ibu. Perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya,
mungkin pasif dan tergantung, berlangsung selama 1-2 hari. Hal ini disebabkan
karena ibu mengalami ketidaknyamanan fisik setelah persalinan seperti nyeri
perineum, hemoroid, afterpain. Pada akhirnya ibu tidak mempunyai keinginan
untuk merawat bayinya. Ibu belum mengirimkan kontak dengan bayinya bukan
berarti tidak memperhatikan. Ibu masih fokus terhadap persalinan dan merasa
kagum dengan bayinya. Apakah benar bayi tersebut adalah anaknya? Apakah
persalinan telah berakhir? Dalam fase ini yang diperlukan ibu adalah informasi
tentang bayinya, bukan cara merawat bayinya. Ibu mengenang pengalaman
melahirkan yang baru dialaminya. Untuk pemulihan diperlukan tidur dan istirahat
cukup.
b. Fase Taking Hold
Setelah melewati fase pasif, ibu memulai fase aktifnya, dimulai dengan memenuhi
kebutuhan sehari dan dapat mengambil keputusan. Ibu berusaha mandiri dan
berinisiatif, perhatian lebih pada kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya, misalnya
kelancaran buang air besar, buang air kecil, melakukan berbagai aktivitas, duduk,
berjalan dan keinginan belajar tentang perawatan dirinya sendiri dan bayinya. Pada
fase ini juga ibu dapat diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan bayi dan
mempraktekkan dengan pengawasan seperti mendukung kepala bayi, menyusui
dengan benar, atau menyendawakan bayi. Timbul rasa kurang percaya diri dalam
perawatan bayinya sehingga reinforcement positif dapat diberikan pada ibu supaya
ibu dapat meningkatkan kemampuannya dalam merawat bayi. Fase ini berlangsung
sekitar 10 hari.
c. Fase Letting Go
Pada fase ketiga ibu mulai mendefinisikan kembali perannya. Ibu mulai melepaskan
perannya yang dahulu dan mempersiapkan kelahiran menjadi ibu yang memiliki
anak. Ibu menerima anak tanpa membandingkan dengan harapan terhadap anak
pada saat menanti kelahiran. Ibu merasakan bahwa bayinya tidak terpisah dari
dirinya, mendapat peran dan tanggung jawab baru. Terjadi peningkatan
kemandirian dan perawatan diri sendiri dan bayinya. Ibu yang berhasil melewati
fase ini akan mudah melakukan peran barunya.
Adaptasi lain yang secara psikologis dialami oleh ibu hamil adalah
1) Abandonment
Adalah perasaan tidak berarti dan dikesampingkan. Sesaat setelah
persalinan, ibu merasa menjadi pusat karena semua orang menanyakan
keadaan dan kesehatannya. Beberapa jam setelah itu, perhatian orang-orang
disekitar mulai ke bayi dan ibu merasa “cemburu” kepada bayi. Saat pulang ke
rumah, ayah akan merasakan hal yang sama dengan ibu, karena istri akan lebih
berfokus pada bayi. Perawat harus membicarakan hal ini kepada ayah dan ibu
secara bersamaan, bagaimanapun juga peran orang tua adalah sama dalam
perawatan bayi. Melakukan perawatan bayi secara bersama akan membantu
orang tua memiliki peran yang sama dalam perawatan bayi.
2) Disappointment
Adalah perasaan orang tua yang merasa kecewa terhadap kondisi bayi
karena tidak sesuai dengan yang diharapkan saat hamil. Orang tua yang
menginginkan bayi yang putih, berambut keriting dan selalu tersenyum
akanmerasa kecewa ketika mendapati bayinya berkulit gelap, berambut tipis
dan menangis terus. Perawat harus membantu orang tua untuk dapat menerima
bayinya, dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan bayi seperti sehat, mata
yang bersinar dan kondisi yang lengkap tanpa cacat.
3) Postpartal Blues
80% wanita postpartum mengalami perasaan sedih yang tidak mengetahui
alasan mengapa sedih. Ibu sering menangis dan lebih sensitif. Postpartal blues
juga dikenal sebagai baby blues. Kejadian ini dapat disebabkan karena
penurunan kadar estrogen dan progesteron. Pada beberapa wanita, dapat
disebabkan karena respon dan ketergantungan pada orang lain akibat
kelelahan, jauh dari rumah dan ketidaknyamanan fisik. Jika hal ini berlanjut
maka ibu perlu dikonsulkan ke psikiatri agar tidak berlanjut ke depresi.
B. Perawatan Poatpartum
1. Early Ambulation (Mobilisasi Dini)
Early Ambulation adalah kebijakan untuk membimbing penderita untuk selekas
mungkin berjalan. Mobilisasi postnatal memiliki variasi tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas, sembuhnya luka.
2. Diet / Nutrisi
Selama nifas, ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bermutu dan bergizi,
cukup kalori dan protein. Hal ini mempengaruhi pembentukan air susu dan
mempercepat proses penyembuhan ibu.
3. Miksi
Hendaknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya 6 jam postpartum. Kadang-
kadang ibu mengalami sulit kencing karena uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme
oleh iritasi. Bila kandung kemih penuh dan ibu sulit kencing sebaiknya dilakukan
kateterisasi.
4. Defekasi
Bila 3-4 hari postpartum klien sulit buang air besar dan terjadi obstipasi, maka dapat
dilakukan klisma air sabun atau gliserin.
5. Perawatan Payudara
Perawatan payudara dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras
dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Anjurkan ibu untuk selalu
membersihkan puting susu dengan air hangat setaip kali sebelum dan sesudah
menyusui.
6. Discharge Planning
Penyuluhan tentang diet, latihan, pembatasan aktivitas, perawatan payudara, aktivitas
seksual dan kontrasepsi, pengobatan dan tanda-tanda komplikasi.